Anda di halaman 1dari 19

MASJID AL IRSYAD

PARAHYANGAN
KARYA RIDWAN KAMIL
SEBAGAI PRESEDEN MASJID WONOGIRI

AHMAD DHIRA PRAMODA


17/413434/TK/45874
Sekilas tentang Masjid
Masjid Al Irsyad Parahyangan merupakan sebuah masjid yang
terletak di Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat,
Indonesia. Masjid ini dibangun pada tahun 2009 dan selesai pada
tahun 2010.
Bentuk masjid sekilas hanya seperti kubus besar laiknya bentuk
bangunan Kubah di Arab Saudi. Dengan konsep ini, dari luar
terlihat garis-garis hitam di sekujur dinding masjid.
Masjid Al-Irsyad diresmikan pada 17 Ramadan 1431 Hijriah
tepatnya 27 Agustus 2010 silam. Bangunannya unik, megah, dan
kokoh. Beberapa bulan setelah dibangun, masjid yang memiliki
arsitektur memukau ini langsung menyabet penghargaan
bergengsi tingkat dunia.
Meskipun bangunan masjid ini memiliki bentuk yang sederhana, namun banyak nilai-nilai filosofis di dalamnya yang
membuat masjid ini memiliki nilai plus dibandingkan masjid pada umumnya.
Berbentuk Kubus Sederhana
Bentuk bangunan masjid pada bagian
tampak depan dan samping memiliki
bentuk sama dengan ukuran 28m x
30m yang berbentuk kubus
mengadopsi bentuk Ka’bah yang
berbentuk persegi, dengan material
batu kerawang yang memiliki ukuran
dan warna yang berbeda dan
membentuk ornament berlafadz al-
syahadah dengan huruf arab kuhfi.
Bangunan masjid yang berbentuk
kubus ini menggunakan struktur
rangka atap baja, yang mana bentuk
kubus ini sebenarnya jarang diterapkan
pada masjid pada umumnya.
Mengatasi Bentuk Atap
Bentuk atap menggunakan strukur
bentang lebar dengan atap pelana,
dan dinding tinggi yang menutupi
atap. Tidak pada umumnya atap
masjid yang menggunakan
struktur kubah. Gambar potongan
tersebut memberikan informasi
bahwa, walaupun tampilan
luarnya berbentuk persegi, atap
menggunakan pelana. Hanya
dinding tinggi yang menutupi
bagian atap tersebut sehingga
memberikan kesan bahwa
bangunan tersebut berbentuk
kubus sempurna.
Motif pada Facade
Facade utama masjid dibuat
dengan efek tektonik yang
merupakan susunan tumpukan
batu concrete block dan
membentuk kaligrafi kalimat As-
Syahadah sebagai elemen grafis
dan do'a pengingat.
Penggunaan bata kerawang
tersebut juga sekaligus membantu
menerapkan konsep cross-
ventilation, sehingga di dalam
masjid udara tetap dapat bergerak
tanpa bantuan kipas angin
Permainan Psikologis pada Entrance
Entrance ditampilkan dalam
konsep lorong berbentuk
permainan garis-garis minimalis
yang menjadi kesan kuat
petunjuk/pengarah kita untuk
masuk ke dalam masjid.
Hal ini memberikan kesan
bahwa ketika memasuki masjid
ini, kita hanya memiliki satu
tujuan, dan kita juga harus
meluruskan tujuan, yaitu
beribadah kepada Allah SWT
Nilai-nilai Implisit
Kesan minimalis sangat terasa pada
desain interior lampu masjid.
Pemakaian elemen bentuk persegi
sangat selaras dengan konsep utama
masjid yang berbentuk kubus.
Jumlah lampu pun disesuaikan
dengan jumlah nama-nama Allah
(Asmaul Husna).
Hal ini sekaligus memberi arti bahwa
di dunia ini, hanya Allah lah yang
dapat memberi penerangan
(petunjuk).
Bentuk fasade Mihrab / kiblat tidak
Pemanfaatan View jauh beda dari unsur utama masjid
yang minimalis, yaitu kubus &
persegi. Hanya saja uniknya, tidak
ada penutup/pembatas dinding
melainkan langsung bisa melihat
keluar pemandangan alam, namun
ada batu bertuliskan Allah yang
dihadapkan didepan imam. Unsur
persegi dari mihrab yang langsung
mengarah ke pemandangan luar
memberi kesan frame.
Hal ini memberikan kesan bahwa
segala keindahan yang ada di dunia,
pasti adalah campur tangan dari
Allah SWT
Sirkulasi
Zonasi Masjid
• Pada zona hijau adalah zona public. Zona ini
terletak pada bagian koridor masjid dan terjadi
aktifitas social dan ekonomi bagi pengunjung.
• Pada zona merah adalah zona semi public, di sini
seluruh umat muslim melakukan aktifitas ibadah
sholat, dan dilakukan untuk seluruh masyarakat
muslim.
• Pada zona kuning (orange) adalah zona service.
Zona service terdiri dari tempat wudhu, toilet,
gudang, ruang marbot, dan minaret.
• Pada zona biru adalah zona private. Zona ini
hanya untuk pengelola masjid dan tidak semua
warga diperizinkan masuk.
Zonasi Ibadah

Zona merah adalah fungsi masjid Zona fungsi masjid sebagai ibadah pada
sebagai tempat ibadah ikhwan (pria) waktu tarawih terbagi dua zona, zona
untuk beribadah sholat fardu 5 waktu. merah untuk ikhwan (pria) dan zona biru
Zona biru adalah fungsi masjid sebagai untuk akhwat (wanita). Pembagian zona
tempat ibadah akhwat (wanita) untuk terbagi rata antara ikhwan dan akhwat
beribadah sholat fardu 5 waktu. Zona pada sholat tarawih yang dilakukan 1
ikhwan lebih besar karena aktifitas pria tahun hijriah sekali.
di luar lebih banyak.
Zonasi Ibadah

Untuk ibadah sholat jum’at, hanya tersatu Pada zoning ibadah sholat ied terbagi
zona yang disediakan. Zona disediakan untuk menjadi 2 bagian. Bagian utama melingkupi
seluruh bangunan masjid sebagai zona
kaum ikhwan (pria), dan sholat jum’at sangat ikhwan (pria), dan di luar masjid untuk
diwajibkan untuk dilakukan di masjid. akhwat (wanita). Pembagian zoning sangat
besar karena sholat ied hanya berlangsung
pada hari besar umat muslim, sehingga
seluruh warga muslim ikhwan dan akhwat
melakukan sholatnya di masjid.
Zonasi Non-Ibadah

Penggunaan masjid sebagai sarana Pada zoning merah yang terletak pada
pendidikan. Fungsi masjid untuk sarana bagian koridor yang digunakan sebagai
pendidikan terletak pada bagian belakang aktifitas perekonomian. Pada bagian koridor
yang dibedakan menjadi 2 zona, dimana masjid pada event tertentu dilakukan bazar
zona merah untuk kaum ikhwan (pria) dan
biru untuk kaum akhwat (wanita). Untuk kecil yang ditempatkan pada bagian koridor
sarana pendidikan biasanya dilakukan oleh masjid
siswa-siswi Sekolah Al-Irsyad Satya.
Zonasi Non-Ibadah

Pada zona merah yang terletak pada bagian Pada zona merah yang terletak pada bagian
kiri belakang, digunakan sebagai tempat koridor sebagai zona social pengunjung.
bermusyawarah masyarakat di sekitar masjid Zona ini hanya bersifat non-formal.
Al Irsyad. Zona social ini bersifat formal dan
hanya warga sekitar masjid yang melakukan
social formal tersebut.
Kesimpulan (Poin penting)
• Berdasarkan poin-poin yang telah dijabarkan diatas dapat diambil kesimpulan
bahwa arsitektur dari masjid Al Irsyad Parahyangan memiliki kesinambungan
antara bentuk luar masjid dengan bentuk ruang yang tercipta di dalamnya yaitu
bentuk kubus dan persegi.
• Bentuk luar terdiri dari bentukan-bentukan kubus yang dipadukan dengan
ornamen-ornamen kaligrafi minimalis bernuansa islami sebagai penegasan fungsi
utamanya bahwa gedung ini adalah sebuah masjid.
• Begitu juga dengan ruang dalam tetap dipengaruhi oleh bentuk ruang luar yang
berbentuk kubus dengan olahan bentuk yang menjadikan ruang dalam tampak
mencitrakan ruang dengan sisi persegi panjang serta kesan frame yang berbentuk
persegi panjang pada tempat imam/mihrab.
• Tipe fungsi masjid Al Irsyad, selain meliputi fungsi ibadah juga meliputi fungsi
ekonomi, social dan pendidikan. Fungsi tersebut diwadahi dalam satu bangunan
dan menjadi kesatuan fungsi dalam satu ruang.
Ide Desain
• Mengolah lahan agar menjadi ruang yang efektif
• Memanfaatkan site/lingkungan sekitar apabila memungkinkan untuk
dimanfaatkan
• Memasukan nilai-nilai kebesaran Allah SWT
• Membuat ruang ibadah senyaman mungkin (jika memungkinkan
tanpa kolom agar shaf tidak terputus)
• Membuat zonasi yang baik antara aktifitas ibadah dan servis
• Membuat masjid yang dapat mewadahi berbagai macam aktifitas
ibadah diluar sholat berjama’ah
ُ ‫ّلِل َف َ ال ت َ ْد‬
ِ َّ ‫عوا َم َع‬
‫ ﴾ سورة الجن‬18 ﴿ ‫َّللا َأ َحدًا‬ َ ‫أن ْال َم‬
ِ َّ ِ ‫سا ِ ج َد‬ َّ ََ ‫َو‬
“Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah
seseorangpun di dalamnya di samping (menyembah) Allah.” (QS.72:18).

ِ ‫ع ََل ْي‬ ْ ََ َ‫سونَهُ بَ ْينَ ُه ْم ِإالَّ نَز‬


َ ‫لت‬ ُ ‫ار‬ َ ‫َّللا َويَت َ َد‬
ِ َّ ‫اب‬ ْ َ‫َّللا ي‬
َ َ ‫ت َُلو َ ن ِكت‬ ِ َّ ‫ت‬ ِ ‫ت ِم ْن بُيُو‬ ٍ ‫اجت َ َم َع قَ ْو ٌم فِي بَ ْي‬
ْ ‫َما‬
‫ه ْم‬
.ُُ‫َّللاُ فِي َم ْن ِع ْن َد‬
َّ ‫كر ُه ْم‬ َ َ َ ‫الئ َ كةُ َو‬ ِ َ ‫الر ْح َمةُ َو َحفَّتْ ُه ْم ْال َم‬
َّ ‫س ِكينَةُ َو َ غ ِشيَتْ ُه ْم‬ َّ ‫ال‬
“Tidaklah berkumpul sekelompok orang di salah satu rumah-rumah Allah (masjid). Mereka
membaca al-Qur`an dan saling mempelajarinya (bersama-sama) di antara mereka, melainkan (akan)
turun ketenangan atas mereka, mereka akan diliputi rahmat, dan para
Malaikat (hadir) mengelilingi mereka, serta Allah menyebutkan (nama-nama) mereka di hadapan
(para Malaikat) yang berada di sisi-Nya.”
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai