Anda di halaman 1dari 7

Seminar Nasional Cendekiawan ke 4 Tahun 2018 ISSN (P) : 2460 - 8696

Buku 1: ”Teknik, Kedokteran Hewan, Kesehatan, Lingkungan dan Lanskap“ ISSN (E) : 2540 - 7589

MASJID JAKARTA ISLAMIC CENTER DALAM PERSPEKTIF ARSITEKTUR


ISLAM

Fathur Rizky Edward1), Etty R. Kridarso2), Sri Handjajanti3)


1)
Mahasiswa Jurusan Arsitek – FTSP, Universitas Trisakti
2,3)
Dosen Jurusan Arsitektur – FTSP, Universitas Trisakti
E-mail: fathuredward@gmail.com; etty.k@trisakti.ac.id; c_handjajanti@yahoo.com

Abstrak
Masjid pada awal peradaban Islam tidak hanya berfungsi sebagai tempat untuk beribadah
saja, tetapi juga mewadahi aktifitas yang berhubungan dengan interaksi sesama manusia.
Seiring perkembangan zaman, fungsi masjid berubah menjadi Islamic Center. Jakarta
Islamic Center muncul sebagai wadah kegiatan umat Islam khususnya di Jakarta. Masjid
merupakan bangunan inti dari Jakarta Islamic Center, memiliki sudut pandang arsitektur
Islam dalam perancangannya, sang arsitek memadukan elemen-elemen arsitektur Islam
pada bangunan masjid. Masjid Jakarta Islamic Center memiliki desain bentuk dan tatanan
ruang yang memunculkan persepsi tersendiri dalam konsep Islam. Penelitian
menggunakan metode kualitatif, data diperoleh melalui studi literatur dan observasi
lapangan, selanjutnya dilakukan analisa dengan menguraikan dan menjelaskan data
literatur dengan data observasi lapangan. Dari hasil Analisa dapat disimpulkan bahwa
masjid Jakarta Islamic Center merupakan bangunan masjid yang dalam perencangannya
mempertimbangkan nilai-nilai Islam demi menciptakan citra Islam yang baik.

Kata kunci: masjid, jakarta islamic center, arsitektur Islam

A. PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Dewasa ini banyak konsep dan pendekatan dalam dunia arsitektur. Berbagai
macam konsep dan pendekatan dilahirkan dari waktu ke waktu untuk mewujudkan desain
yang inovatif dan tidak jarang terkesan agak berlebihan. Salah satu dari konsep dan
pendekatan yang ada, arsitektur Islam muncul sebagai salah satu yang sampai saat ini
masih digunakan. Arsitektur Islam merupakan wujud perpaduan antara kebudayaan
manusia dan proses penghambaan diri seorang manusia kepada Allah SWT, yang berada
dalam keselarasan hubungan antara manusia, lingkungan dan Penciptanya. Pemilihan
Jakarta Islamic Center menjadi objek studi karena Jakarta Islamic Center menjadi sebuah
simbol dari kegiatan syiar Islam di Jakarta. Masjid Jakarta Islamic Center merupakan
karya dari arsitek Ahmad Noe’man yang berada di Kawasan kramat jaya, Jakarta utara.

PERMASALAHAN
Bagaimana penerapan konsep arsitektur islam pada bangunan masjid Jakarta
Islamic Center ditinjau dari segi bentuk, ruang luar maupun ruang dalamnya.

TUJUAN
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui dan memahami konsep
Arsitektur Islam pada masjid Jakarta Islamic Center ditinjau dari bentuk bangunan,
pengolahan ruang luar dan pengolahan ruang dalam.

KAJIAN TEORI / ACUAN


Masjid
Secara harfiah, masjid merupakan tempat ibadah. Kata masjid berasal dari
Bahasa arab. Kata pokoknya sujudan, fi’il madinya sajada. Fi’il sajada diberi awalan ma,
sehingga terjadilah isim makan (tempat). Isim makan menyebabkan perubahan bentuk
sajada menjadi masjid. Dalam Al-quran kata masjid disebut sebanyak 28 kali, 15
diantaranya menyebutkan tentang masjidil haram yang mengindikasikan adanya standar

303
Seminar Nasional Cendekiawan ke 4 Tahun 2018 ISSN (P) : 2460 - 8696
Buku 1: ”Teknik, Kedokteran Hewan, Kesehatan, Lingkungan dan Lanskap“ ISSN (E) : 2540 - 7589

masjid yang merujuk kepada norma yang berlaku di masjidil haram. Sebagai wadah
kegiatan umat muslim, Masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tapi juga
sebagai pusat syiar Islam, wadah kegiatan sosial dan pendidikan. Asas pembangunan
masjid bersumber dari Al-Quran dan hadits. Namun kedua sumber ini tidak
mencantumkan aturan-aturan mengenai bangunan secara rinci. Semua ini diserahkan
kepada umat untuk mendesain sendiri masjid yang sesuai dengan kondisi masyarakat
setempat, hal ini sesuai dengan hadist nabi Muhammad SAW yang berbunyi “jika ada
urusan agamamu, serahkanlah kepadaku. Dan jika ada urusan keduniaanmu, maka kamu
lebih tau akan urusan duniamu itu” hanya satu yang tidak berubah bahwa semua masjid
harus menghadap ke arah Qiblat. Gaya dan seni bangunan masjid sepenuhnya
diserahkan kepada selera umat.

Cetak Dasar Arsitektur Masjid

Gambar 1. Denah awal masjid nabawi, sebagai rujukan bentuk masjid sampai sekarang.
Sumber (skyscrapercity.com)

Menurut Robert Hillenbrand, unsur pokok membangun masjid adalah penyediaan


ruang terbuka berorientasi ke kiblat dengan dikelilingi pembatas. Adapun isi dalamnya
dapat berbeda antara satu dengan yang lainnya. Namun, kunci utamanya adalah adanya
elemen batas paling luar masjid, yang menjadi penegas batas daerah haram (suci)
dengan diluarnya. Inti dari pendirian masjid adalah bagaimana sebuah tempat ibadah
disiapkan. masjid tidak cukup dilihat dari wujudnya saja, tapi keyakinan keagamaan yang
mendorong lahirnya karya tersebut. kekokohan dan keteraturan yang mendominasi citra
arsitektur masjid, dipadukan dengan keindahan suasana ruang dalamnya mencerminkan
sikap lahir dan batin yang harus dimiliki oleh setiap muslim. Wujud masjid generasi
pertama merujuk pada masjid nabawi sebagai acuan, terdiri atas beranda utama persegi
terbuka, beranda keliling, dan ruang terbuka ditengah. Tradisi dengan membangun
dengan cara-cara generasi awal masjid ini, disebut tradisi Madinah yang contohnya
adalah Masjid Nabawi (gambar 1).

Arsitektur Islam
Arsitektur Islam adalah pemikiran dan karya arsitektur yang sesuai dengan
pandangan Islam yang tidak terbatas hanya pada masjid. Karya arsitektur Islam intinya
bukan terletak pada bentuk, melainkan nilai-nilai dan makna yang disampaikannya.
Konsep arsitektur Islam merujuk pada Al-Qur’an dan hadist. Arsitektur Islam adalah
olahan yang bersifat tidak merusak alam dan sesuai dengan kebutuhan. Dalam arsitektur
Islam terdapat nilai-nilai Islam yang bisa diterapkan tanpa mengesampingkan
pemanfaatan teknologi bangunan sebagai media mengekspresikan nilai-nilai tersebut.
arsitektur Islam lebih mengusung kepada nilai-nilai universal yang dimuat ajaran Islam.
Dengan melihat prinsip Islam melalui sumber agamanya yang dipadukan ke dalam
arsitektur sebagai suatu kesatuan yang saling mendukung, dengan tidak
mengesampingkan tujuan utama dari arsitektur itu sendiri, serta tetap berpegang pada
tujuan proses berarsitektur yaitu sebagai bagian dari ibadah kepada Allah SWT.

Elemen Arsitektur Islam


Umumnya arsitektur Islam diidentikkan dengan bangunan masjid. Bangunan
masjid umumnya terdiri dari beberapa elemen-elemen penting pada bangunnnya. Dari hal
itu Arsitektur Islam dapat diidentifikasikan berdasarkan elemen-elemen yang diwarisi dari

304
Seminar Nasional Cendekiawan ke 4 Tahun 2018 ISSN (P) : 2460 - 8696
Buku 1: ”Teknik, Kedokteran Hewan, Kesehatan, Lingkungan dan Lanskap“ ISSN (E) : 2540 - 7589

bangunan masjid yang dibangun oleh nabi Muhammad SAW di Madinah, serta elemen-
elemen penyertanya yang datang dari masa pra-Islam, yang kemudian diadaptasi menjadi
salah satu elemen arsitektur Islam yang sampai saat ini masih banyak dipakai.

Gambar 2. elemen arsitektur islam. Sumber (arabicmagazine.com; taj-mahal.net;


discoverIslamicart.org; Islamiclandmarks.com; vecteezy.com)

 Courtyard (gambar 2.a)besar yang kadang menyatu dengan ruang sembahyang


utama pada bangunan.
 Minaret (gambar 2.b), awal mula munculnya minaret ketika rasul memerintahkan
bilal bin rabbah untuk naik ketempat yang tinggi untuk mengumandangkan azan.
karena azan adalah seruan, ketinggian diperlukan untuk mengumandangkannya.
Karena semakin tinggi (tempat azan dikumandangkan), maka semakin sedikit hal-
hal yang dapat menghalangi aliran suara yang dikumandangkan.
 Mihrab (gambar 2.e), merupakan relung di dinding dalam yang mengindikasikan
arah ke kiblat. Mihrab juga bisa membantu menghemat satu baris shaf jamaah,
karna jika imam shalat di dalam mihrab, barisan jamaah dimulai dari belakang
tubuhnya. dalam mihrab sedapat mungkin jangan sampai berlebihan dalam
memberi hiasan, sehingga tidak memecah konsentrasi shalat imam dan jamaah.
 Kubah (gambar 2.d), elemen kubah dipengaruhi oleh budaya bizantium di
konstantinopel, terdapat beberapa pandangan mengenai kubah sebagai elemen
arsitektur Islam.
 Pola geometri, penggunaan corak manusia dan hewan tidak diperbolehkan dalam
ajaran Islam, oleh karna itu muslim pada masa dahulu menciptakan perpaduan
bentuk geometric (gambar 2.c) sebagai dekorasi pada bangunan Islam, yang
kemudia pola tersebut berkembang dan disebut sebagai arabesque.

B. METODE PENELITIAN
Metode pembahasan dilakukan dengan metode kualitatif, yaitu menguraikan dan
menjelaskan data ilteratur dan hasil observasi lapangan yang kemudian dianalisa untuk
memperoleh kesimpulan.

Pengumpulan Data
Mengumpulkan seluruh data untuk kemudian dapat dianalisis. Data yang diambil
diperoleh dari:
a) Studi Literatur
Melakukan Studi Literatur dan Pustaka baik melalui media Teknologi dan
Informasi melalui internet dan media tulis sepert surat kabar, tentang Islamic
Centre dan pendekatan Arsitektural yang di pakai.
b) Survey Lokasi
Melakukan survey terhadap objek tinjauan yaitu masjid Jakarta Islamic Center,
baik secara Fisik maupun Non Fisik serta kebutuhan ruang didalamnya.

Analisis Data
Menganalisis data yang diperoleh dan mengaplikasikan data lapangan ke Studi Literatur.
Kemudian analisis tersebut menjadi acuan untuk menemukan hasil dan kesimpulan
mengenai pembahasan.

305
Seminar Nasional Cendekiawan ke 4 Tahun 2018 ISSN (P) : 2460 - 8696
Buku 1: ”Teknik, Kedokteran Hewan, Kesehatan, Lingkungan dan Lanskap“ ISSN (E) : 2540 - 7589

C. HASIL DAN PEMBAHASAN


Tinjauan Bangunan Masjid Jakarta Islamic Center
Deskripsi

Gambar 3. Masjid Jakarta Islamic Center. Sumber (wartakota.tribunnews.com)

Jakarta Islamic Center berdiri dilahan seluas 10,9 hektar dengan kondisi lahan
datar, berlokasi di Kramat Jaya Jakarta Utara. Berawal dari gagasan Gubernur Jakarta
Sutiyoso yang berencana merubah area lokalisasi Kramat Tunggak menjadi Islamic
Center. Jakarta Islamic Center diarsiteki oleh Ahmad Noe’man, arsitek yang dikenal akan
dedikasinya dalam membangun masjid. Ciri desain masjid Jakarta Islamic Center
(gambar 3) karya ahmad noeman meminimkan pemakaian tiang agar tidak menganggu
shaf salat. Jakarta Islamic Center memenuhi empat kebutuhan: fasilitas peribadatan,
fasilitas sosial-budaya, fasilitas penunjang serta fasilitas pendukung. Dari fungsi-fungsi
yang dilayani oleh Islamic Center, peribadatan merupakan kegiatan utama, yang oleh
karna itu menjadikan masjid sebagai landmark dari Jakarta Islamic Center.

Ruang Luar Masjid Jakarta Islamic Center

Gambar 4. Ruang luar Jakarta Islamic Center ,a.oientasi kiblat, b. plaza sumber (a.google
maps, b. )

Orientasi
Awalnya orientasi kiblat menghadap ke masjidil aqsa di yerussalem. Seiring
dengan berjalannya waktu, arah kiblat dipindah ke ka’bah oleh Allah SWT. begitu pula
yang terjadi pada masjid Jakarta Islamic Center. Hal ini menunjukkan bahwa adanya
kesesuaian perancangan masjid Jakarta Islamic Center dengan salah satu aturan atau ciri
dari konsep arsitektur Islam, yang mengharuskan bangunan peribadatan (masjid)
menghadap kearah kiblat utama yaitu ka’bah.

Plaza shalat
Berupa pelataran halaman utama masjid, letaknya lebih tinggi dari jalan masuk.
Plaza digunakan sebagai perluasan dari ruang shalat ketika terjadi luapan jamaah. Agar
memudahkan jamaah yang akan shalat dibuat garis-garis shaf yang menghadap kiblat
dengan bahan penutup grassblock. Pengadaan plaza shalat selain sebagai wadah untuk
menampung luapan jamaah, juga sebagai area berkumpulnya jamaah dengan kegiatan
yang beragam, hal ini merupakan salah satu pengamalan dari nilai hablumminannas
bahwa ukhuwah merupakan hal penting yang menjadi pondasi dalam membangun
peradaban umat.

306
Seminar Nasional Cendekiawan ke 4 Tahun 2018 ISSN (P) : 2460 - 8696
Buku 1: ”Teknik, Kedokteran Hewan, Kesehatan, Lingkungan dan Lanskap“ ISSN (E) : 2540 - 7589

Bentuk Masjid Jakarta Islamic Center


Filosofi Bentuk

Gambar 4. Menara Masjid JIC Setinggi 114m Mencerminkan Jumlah Surat dalam Al-
Qur’an

Perlambangan angka pada masjid Jakarta Islamic Center, seperti tinggi Menara
masjid (gambar 4) 114 meter yang melambangkan jumlah surat dalam Al-Qur’an dan
bentangan ruang utama 66 x 66 meter menyiratkan jumlah ayat dalam Al-Qur’an.
Penggunaan numerologi menunjukkan bahwa masjid Jakarta Islamic Center berusaha
menyampaikan makna tersirat yang bersumber dari Al-Qur’an yang ditunjukkan melalui
media bangunan. Dengan ruang tanpa tiang memberikan kesan lapang, sang arsitek
terinspirasi hadits nabi agar jamaah shalat hendaknya merapatkan shaf dan lurus.
Bangunan yang ada sekarang dimaksudkan dapat memberikan kesan sifat-sifat Allah.
Implementasi nilai-nilai yang terdapat pada Al-Qur’an dan hadist terhadap bangunan
masjid Jakarta Islamic Center menunjukkan bangunan masjid berpedoman kepada
sumber ajaran Islam yang sahih.

Konsep Bentuk
Bentuk dasar dari masjid ini berkomposisikan modifikasi dari bentuk-bentuk dasar
seperti kubus, balok, piramida dan bola yang dimana bentuk akhirnya merupakan bentuk
membumi yang terdiri dari unsur badan dan kepala bangunan.

Badan bangunan

Gambar 5. Badan bangunan masjid Jakarta Islamic Center. Sumber (anakkos.net)

Dimulai dari garis singgung dengan permukaan hingga bagian atap datar yang
tutup oleh amplop bangunan. Pengolahan fasad bangunan (gambar 5) merupakan
komposisi bidang massif, bukaan dan transparan. Pengolahan fasad pada masjid Jakarta
Islamic Center menggunakan pola ragam hias geometri sebagai hiasan, hal ini karena
dalam Islam pengadaan unsur makhluk hidup sebagai hiasan merupakan hal yang
dilarang,seperti dalam hadist berikut “Sesungguhnya rumah yang di dalamnya terdapat
gambar/lukisan (bernyawa) tidak akan di masuki oleh para malaikat” (HR Bukhari &
Muslim). oleh karna itu penggunaaan pola ragam geometri pada masjid selain memiliki
nilai estetika yang tinggi juga mengacu kepada ajaran Islam yang sahih.

307
Seminar Nasional Cendekiawan ke 4 Tahun 2018 ISSN (P) : 2460 - 8696
Buku 1: ”Teknik, Kedokteran Hewan, Kesehatan, Lingkungan dan Lanskap“ ISSN (E) : 2540 - 7589

Kepala bangunan

Gambar 6. kepala bangunan masjid Jakarta Islamic Center a.leher bangunan,b.kubah.


Sumber (wikimapia.org; Islamic-center.or.id)

 Bagian leher/transisi
Kubah sebagai elemen puncak tidak diletakkan langsung pada badan bangunan,
tapi pada bagian leher bangunan (gambar 6.a). Hal ini agar proporsi dan skala
masjid menjadi monumental, bentuk bagian leher ini merupakan gabungan dari
bentuk limas dan kubus yang pada bagian tertentunya dipasang bukaan bukan
transparan kaca patri.
 Bagian kubah
Secara visual kubah masjid Jakarta Islamic Center (gambar 6.b) merupakan
klimaks bangunan masjid, bidang kubah dimodifikasi sedemikian rupa dengan
diberi bukaan dengan kaca patri unutk menambah nilai estetis baik interior
maupun eksterior masjid.

Ruang Dalam

Gambar 7. ruang dalam masjid Jakarta Islamic center, a. interior masjid, b. mihrab masjid.
Sumber (abnonjakut.blogspot.co.id; ahmadsa18.blogspot.co.id)

Interior
Pada lantai atas (gambar 7.a), suasana interior dibagi dua zona, dibawah
mezzanine dan ruang besar berkubah. Diruang bawah mezanin dirancang agar
memberikan efek psikologis menekan, hal ini dapat mempengaruhi keleluasaan
konsentrasi, sehingga tujuan shalat khusyuk dapat tercapai. Sedangkan pada ruang
berkubah terjadi pengaruh psikologis yang menimbulkan perasaan kecil, karna manusia
berada diruang dengan skala monumental, hal ini diharapkan menimbulkan rasa selalu
rendah hati manusia terhadap Allah SWT.

Mihrab & Mimbar


Terdiri dari dua lantai, lantai atas difungsikan sebagai mimbar untuk khotib dan
lantai bawah sebagai tempat imam memimpin ibadah shalat. Mihrab (gambar 7.b) sendiri
sejatinya berfungsi sebagai orientasi arah kiblat pada masjid, untuk menunjukkan arah
kiblat kepada jamaah. mihrab juga bisa membantu menghemat tempat satu baris jamaah,
karna jika imam shalat di dalam mihrab, barisan jamaah dimulai dari belakang tubuhnya.

308
Seminar Nasional Cendekiawan ke 4 Tahun 2018 ISSN (P) : 2460 - 8696
Buku 1: ”Teknik, Kedokteran Hewan, Kesehatan, Lingkungan dan Lanskap“ ISSN (E) : 2540 - 7589

Struktur Atap

Gambar 8. Detail struktur atap masjid Jakarta Islamic Center. sumber (Islamic-
center.or.id)

Dasar pemikiran perancangan masjid ini adalah shaf yang lurus rapat dan tidak
terputus. Untumerealisasikan hal tersebut ruang shalat utama dibuat bebas kolom. Hal ini
karna masjid Jakarta Islamic Center menggunakan struktur bentang lebar (gambar 8)
yang memungkinkan tidak adanya kolom yang memutus shaf jamaah. Bentangan ruang
utamanya selebar 66 meter tanpa tiang penyangga. Penggunaan struktur yang
menunjang salah satu syarat kesempurnaan sholat yaitu shaff yang lurus dan tidak
terputus seperti hadist nabi yang berbunyi “Luruskan shaf-shaf kalian karena
sesungguhnya kalian itu bershaf seperti shafnya para malaikat. Luruskan di antara bahu-
bahu kalian, isi (shaf-shaf) yang kosong,--” (HR.Ahmad, Abu Dawud, An-Nasa’iy)
menandakan dalam perencanaannya masjid Jakarta Islamic Center berpegang pada
sumber ajaran Islam yang sahih.

D. KESIMPULAN
Masjid Jakarta Islamic Center pada pengolahan ruang, serta bentukan massanya,
merupakan rancangan yang bernilai tinggi terhadap nilai–nilai agama Islam,mulai dari
pengadaan ruang shalat tanpa kolom yang mendukung syarat kesempurnaan shalat,
elemen estetika berupa geometri yang mampu memberikan keindahan selain ragam hias
makhluk hidup yang dilarang dalam islam hingga pengadan ruang terbuka (plaza) sebagai
ruang utama kegiatan ukhuwah, tak lupa pula pengolahan ruang dalam yang mampu
menciptakan suasana khusyuk dan rendah hati kepada sang pencipta ketika sedang
beribadah didalam masjid, hal ini membuktikan bahwa dalam perancangannya masjid
Jakarta Islamic Center memperhatikan aspek ajaran islam yang dapat dipadukan dengan
arsitektur agar citra bangunan islam yang ingin disampaikan dapat diterima dan dipahami
oleh masyarakat, sehingga kegiatan–kegiatan yang berhubungan dengan Islam bisa
ditampung dan dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan.

Daftar Pustaka
Fanani, Achmad. 2009. Arsitektur Masjid. Bandung : Bentang
Gazalba, Sidi. 1975. Mesjid Pusat Ibadah & Kebudayaan Islam. Jakarta : Pustaka Al-
Husna.
Hillenbrand, Robert. 1994. Islamic Architecture: Form, Function, and Meaning. Columbia:
Columbia University Press.
Masthura, Soraya. 2017. Persepsi elemen arsitektural masjid terhadap konsep arsitektur
Islami. Jurnal temu ilmiah IPLBI 2017.
Raco. 2010. “Metode Penelitian Kualitatif”. Jakarta: PT Grasindo.
Tjokrosaputro, Teddy. 2011, 100 Masjid Terindah di Indonesia, Jakarta, PT andalan
Media.
Utaberta, Nangkula. 2008. Arsitektur Islam. Yogykarta: Gadjah Mada University Press
Utaberta, Nangkula. 2005. Pencarian Bentuk Arsitektur Islam Yang Berbasiskan Nilai.
Paksi jurnal. Universitas teknologi Malaysia.
Utami. 2013. Penerapan konsep Islam pada perancangan masjid salman ITB Bandung,
jurnal Institut Tekonologi Nasional.

309

Anda mungkin juga menyukai