BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
RUSMAN (60100113025)
disebut juga Masjid Agung Syeh Yusuf merupakan mesjid pertama dan
tertua di Pulau Sulawesi dan di wilayah waktu Indonesia bagian tengah,
sekaligus masjid tertua ke sembilan di Indonesia.
Masjid Katangka dibangun di atas areal seluas 610 m, luas
bangunannya 212,7 m. Masjid menghadap timur dan memiliki halaman
depan. Bangunan masjid mempunyai serambi dan ruang utama. Serambi
masjid terdapat di depan. Dinding serambi luar berkerawang dari tembok.
Pintu masuk ke serambi ada dua buah masing-masing berdaun pintu dua.
Di serambi utara (di luar) terdapat tempat wudhu. Dinding pembatas
antara serambi dan ruang utama terbuat dari tembok tertutup. Pintunya tiga
buah untuk menuju ke ruang utama. Dinding di sebelah utara, selatan, dan
barat berjendela masing-masing dua buah terdapat tulisan Arab berbahasa
Makassar. Ruangan utama masjid terdapat tiang dan mihrab serta mimbar.
Mihrab terdapat di dinding sebelah barat, berbentuk ceruk sehingga
dinding mihrab menjorok keluar terbuat dari tembok. Mimbar dalam
masjid ini terbagi menjadi tiga bagian yaitu bagian muka, tengah, dan
bawah. Atap masjid bertingkat 2 dari bahan genteng. Antara atap masjid
tingkat satu dan dua (teratas) terdapat pemisah berupa ruangan berdinding
tembok. Di puncak masjid terdapat mustaka.
1.2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka permasalahan yang akan dirumuskan
dan dipecahkan dalam penelitian ini antara lain:
1. Bagaimana Sejarah Masjid Al-hilal katangka, Gowa ?
2. Bagaimana sistem Struktur pada Masjid Al-hilal katangka, Gowa?
RUSMAN (60100113025)
1.3.
Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian terhadap Masjid Tradisional
Al-Hilal katangka, Gowa, antara lain untuk:
1. Mengetahui sejarah terbentuknya Masjid Al-hilal Katangka, Gowa.
2. Mengetahui sistem struktur pada Masjid Al-hilal Katangka, Gowa.
1.4.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini bagi kepentingan
pendidikan antara lain:
1. Memperkaya pustaka akan studi masjid tradisional di nusantara,
khususnya dalam hal sejarah dan sistem struktur.
2. Memperkaya studi tentang tektonika arsitektur masjid tradisional
sehingga dapat dieksplorasi lebih lanjut.
3. Memberikan hasil studi yang dapat dimanfaatkan untuk tujuan
perancangan dalam pendidikan melalui studio atau perkuliahan yang
berdasarkan pada arsitektur tradisional.
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini bagi masyarakat umum
antara lain:
1. Memberikan hasil studi yang merupakan rekaman tentang sejarah dan
sistem struktur dari masjid tradisional Al-hilal katangka , Gowa,
sebagai dokumentasi bagi generasi selanjutnya.
RUSMAN (60100113025)
RUSMAN (60100113025)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
2.2.
Fungsi Masjid
Masjid di zaman Rasulullah SAW mempunyai banyak fungsi. Itulah
sebabnya Rasulullah SAW membangun Masjid terlebih dahulu. Masjid
menjadi simbol persatuan umat Islam. Selama sekitar 700 tahun sejak Nabi
mendirikan Masjid pertama, fungsi Masjid masih kokoh dan original sebagai
pusat peribadatan dan peradaban yang mencerdaskan dan mensejahterakan
umat manusia. (Supardi dkk: 2001:1)
RUSMAN (60100113025)
RUSMAN (60100113025)
RUSMAN (60100113025)
RUSMAN (60100113025)
RUSMAN (60100113025)
sebagai kuda-kuda di bagian atap masjid hingga saat ini, yang lainnya
sudah ada yang mengalami perubahan saat renovasi masjid dilakukan.
Masjid Al-Hilal Katangka disebut juga Masjid Agung Syekh
Yusuf merupakan masjid tertua di Gowa dan dibangun pada masa
pemerintahan raja Gowa XIV ( Sultan Alaudin I) tahun 1603. Penamaan
masjid ini diambil dari nama seorang syufi yang kharismatik yang dipuja
masyarakat Sulawesi Selatan. Syufi tersebut adalah Syekh Yusuf alMakassari yang merupakan kerabat raja Gowa.
Pemerintah Indonesia menetapkan Syekh Jusuf sebagai pahlawan
nasional dan di Afrika Selatan, ia mendapat tempat yang sangat istimewa
di hati rakyat sebagai pahlawan pembebasan kaum tertindas dan juga
dianugerahi gelar pahlawan nasional di negara itu.
2.3.2. Lokasi, Topografi, iklim Wilayah Masjid Al-hilal katangka, Gowa
Masjid Al-Hilal Katangka berlokasi di jalan Syekh Yusuf,
Kelurahan Katangka, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa,
RUSMAN (60100113025)
10
berkerawang dari tembok. Pintu masuk ke serambi ada dua buah masingmasing berdaun pintu dua. Di serambi utara (di luar) terdapat tempat
wudhu. Dinding pembatas antara serambi dan ruang utama terbuat dari
tembok tertutup. Pintunya tiga buah untuk menuju ke ruang utama.
Dinding di sebelah utara, selatan, dan barat berjendela masing-masing
dua buah terdapat tulisan Arab berbahasa Makassar. Ruangan utama
masjid terdapat tiang dan mihrab serta mimbar.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian
RUSMAN (60100113025)
11
Gowa
Diskusi Umum dengan Juru kunci dan Imam Masjid Al-Hilal Katangka,
Gowa tentang Sejarah dan Sistem Struktur Masjid Al-Hilal Katangka,
Gowa.
3.2.4. Wawancara dengan Juru kunci dan Imam Masjid Al-Hilal Katangka,
Gowa tentang Sejarah dan Sistem Struktur Masjid Al-Hilal Katangka,
Gowa.
3.3. Objek Penelitian
Arsitektur Masjid Al-Hilal Katangka, Gowa, Sulawesi Selatan
3.4. Alat Pengumpulan Data
3.4.1. Komputer (laptop)
3.4.2. Kamera
3.4.3. Buku tulis
3.4.4. Pulpen
3.4.5. Literature
RUSMAN (60100113025)
12
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. SEJARAH MASJID AL-HILAL KATANGKA, GOWA
Masjid Al-Hilal Katangka disebut juga Masjid Agung Syekh Yusuf
merupakan masjid tertua di Gowa dan dibangun pada masa pemerintahan raja
Gowa XIV ( Sultan Alaudin I) tahun 1603. Penamaan masjid ini diambil dari
nama seorang syufi yang kharismatik yang dipuja masyarakat Sulawesi
RUSMAN (60100113025)
13
RUSMAN (60100113025)
14
bahwa barang siapa yang mampu menggigit ujung naskah khotbah yang
terbuat dari gulungan daun lontara, maka orang itu akan menjadi sakti dan
kebal terhadap ujung senjata tajam jenis apapun
Meski kebiasaan ini kini telah ditinggalkan, namun dikedua sisi
mimbar masih dipancang tombak bermata tiga. Dua tombak besi yang
dipancang dikedua sisi mimbar tersebut bermakna 2 kalimat syahadat. Dan
masing-masing pada tombak tersebut tergantung bendera, yakni di samping
kanan bendera Putih yang bertuliskan 2 kalimat syahadat, yang mana warna
putih melambangkan Kesucian. Sedang disamping kiri mimbar, tergantung
bendera warna Hijau yang bertuliskan 2 kalimat Syahadat, yang mana warna
hijau merupakan warna kesukaan Rasulullah SAW.
Dua tahun setelah didirikan, yakni tahun 1605, Sultan Alauddin
menetapkannya sebagai pusat kegiatan dakwah Kesultanan Gowa dan
menjadikan sebagai pusat kegiatan pemerintahan karena Gowa telah
menjadikan Islam sebagai dasar pemerintahan. Dengan langkah pasti,
Kesultanan Gowa menyebarkan Islam ke seluruh daerah di Sulawesi Selatan
dan menempatkan Masjid Katangka sebagai pusat dakwah dan penyebaran
Islam. Dengan demikian fungsi masjid bukan hanya sekadar tempat
beribadah, tetapi juga menjadi tempat pertemuan pembesar Kesultanan dan
menyampaikan berbagai pengumuman kepada rakyat. Masjid Katangka
sebagai pusat Kesultanan Gowa. Sultan (Raja) shalat berjamah di masjid
karena dekat dengan Ballalompoa (istana) yang waktu itu Istana berada di
Katangka. Sultan (Raja) memerintahkan anak kandungnya (Sultan Idris)
menjadi pengurus masjid, Bendahara Kerajaan dan Bate Salapang (Dewan
Kerajaan) memakmurkan Masjid. Dari Masjid dipahami ilmu keislaman,
Kesultanan Gowa mengajak raja-raja di Soppeng, Bone dan Wajo
Dulunya, Masjid tua Al Hilal Katangka ini merupakan Masjid dari
Kerajaan Gowa. Khusus diperuntukkan bagi raja dan keluarga beserta
kerabatnya. Berada pada sebelah utara dari kompleks makam Sultan
Hasanuddin, yang mana lokasi makam juga diyakini sebagai tempat
berdirinya Istana Tamalate, Istana Raja Gowa.Masjid ini telah mengalami
enam kali renovasi tanpa mengubah pondasi awal serta arsitektur yang ada;
RUSMAN (60100113025)
15
1. tahun 1816 pada masa Raja Gowa XXX Sultan Abdul Rauf,
Renovasi ini meliputi penguatan dinding.
2. tahun 1884 yang dilakukan oleh Raja Gowa XXXII Sultan Abdul
Kadir, Renovasi meliputi pengubahan posisi pintu dari arah
selatan ke timur. Jendela juga di ubah modelnya dari bentuk kubah
memanjang ke bentuk segi empat sepeti sekarang ini. Genteng
yang didatangkan dari Belanda juga di pasang. Prasasti yang
menceritakan mengenai renovasi yang kedua ini terdapat pada
utara, prasasti itu berisi tentang tanggal renovasi pada hari senin 8
Rajab tahun Dal, bertepatan dengan tanggal 12 April 1884.
3. tahun 1963 oleh Gubernur Sulawesi Selatan, Renovasi ini berupa
Pemugaran oleh Pemerintah.
4. tahun 1971 oleh Kantor Wilayah Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Sulawesi Selatan,
5. tahun 1980 oleh Swaka Sejarah dan Purbakala Sulawesi Selatan
serta pada
6. tahun 2007 yang merupakan renovasi terakhir dan dilakukan atas
swadaya pengurus masjid serta bantuan dari masyarakat hingga
mendapati bangunan yang sekarang ini
Sejak berdiri, Masjid Katangka menjadi pintu utama penyebaran Islam
di seluruh pelosok Sulawesi Selatan. Sederet ulama besar pernah punya andil
menghidupkan syiar Islam di Masjid Katangka. Satu di antaranya ialah Syekh
Yusuf Taj al-Khalawati, ulama sekaligus pejuang, yang lebih dikenal dengan
nama Tuanta Salamaka.
Ketika Kesultanan Gowa Tallo secara resmi menjadikan Islam sebagai
sistem pemerintahan maka penyebaran Islam melalui futuhat (pembebasan)
di wilayah Sulawesi dilakukan melalui kekuatan militer yang pada saat itu
sangat terkenal kebesarannya. Menurut H. Abd. Qahar, jumlah pasukan yang
dikirim ke Bone saja mencapai 20.000 personil sehingga tidak membutuhkan
waktu yang lama untuk melakukan proses islamisasi. Kerajaan Sidenreng
Rappang dan Soppeng tunduk pada tahun 1609, menyusul Kerajaan Wajo
RUSMAN (60100113025)
16
tahun 1610, dan terakhir adalah Kerajaan Bone pada tahun 1611
M. Kerajaan-kerajaan tersebut merupakan kerajaan utama yang memiliki
kekuatan besar. Adapun kerajaan kecil maka masuknya Islam lebih mudah.
Islamisasi secara struktural adalah menjadikan syariah sebagai dasar
negara.
Sebelumnya
telah
ada
ADE
(Undang-undang),
RAPANG
RUSMAN (60100113025)
17
samping dan belakang Masjid masjid ini dijadikan areal perkuburan hanya
bagi kalangan keluarga Raja Gowa saja.
Mesjid Katangka berbentuk denah bujur sangkar dengan dinding yang
terbuat dari batu bata dengan ketebalan 120 cm. Dengan ruang utama tempat
shalat berukuran 12 m x 12 m. Mesjid memiliki ruang peralihan sebelum
masuk ke dalam ruang utama mesjid yang menyatu dengan atap mesjid,
ruangan ini digunakan masyarakat sebagai tempat untuk meminta sedekah
kepada bangsawan pada masa kerajaan, sedangkan sekarang ruangan ini
digunakan ulama untuk beristirahat setelah melaksanakan ibadah.
4.2. SISTEM STRUKTUR MASJID AL-HILAL KATANGKA, GOWA
4.2.1. SUB STRUKTUR
1. Pondasi
Pondasi yang di gunakan pada Masjid Al-Hilal Katangka, Gowa
yaitu Pondasi Rollag Bata dengan penyusunan bata yang semakin
kebawah semakin lebar. Material bata merah yang digunakan tidak sama
dengan batu bata yang sekarang, yakni ukurannya lebih besar dan
panjang. Pondasi tidak menggunakan Beton (baja ataupun besi) yakni
hanya Batu Bata.
2. Lantai
Pada lantai Masjid Al-Hilal Katangka, Gowa, tidak menggunakan beton,
yakni hanya bata merah yang ukurannya lebih lebar dari sekarang,
dengan dimensi 30 cm X 30 cm X 3 cm.Pada lantai masjid ini juga
sudah menggunakan tegel keramik yang berasal dari China dengan
ukuran sekitar 60 cm X 60 cm, yang kabarnya di bawa langsung oleh
salah satu Arsiteknya yang berasal dari Tiongkok, China.
RUSMAN (60100113025)
18
RUSMAN (60100113025)
19
RUSMAN (60100113025)
20
Van Echt, dengan tahun pembuatan 1884. Genteng yang secara khusus
didatangkan dari Belanda itu merupakan pesanan Raja Gowa I Kumala
Daeng Parani Karaeng Lembang Parang, Sultan Abdul Kadir
Muhammad Aididdin Tumenanga ri Kakuasanna.
Pintu pada masjid ini terdiri atas 5 buah, yang berarti 5 rukun
islam, yakni ;
a.
b.
c.
d.
e.
RUSMAN (60100113025)
21
2. JENDELA
Masjid ini juga sekarang sudah dipasangkan kipas Angin,
bahkan terdapat enam buah mesin pendingin udara (Air
Conditioner/ AC) yang menggantikan fungsi jendela sebagai
sirkulasi udara.
RUSMAN (60100113025)
22
3. DINDING
Masjid Tua Katangka didirikan di dalam Benteng
Kalegowa yang berarti masih dalam kawasan Istana Tamalatea.
Benteng Kalegowa merupakan benteng terkuat yang dimiliki
kerajaan Gowa pada masa itu. Rumah-rumah raja dan
bangsawan di bangun dalam benteng ini. Dinding Masjid Tua
Katangka dibangun dengan bahan yang sama dengan dinding
Benteng Kalegowa.
Dinding Pada Masjid Al-Hilal Katangka, Gowa sangat
kokoh dan tebal, yakni dengan ketebalan 120cm, dengan
material penyusun yaitu batu bata yang ukurannya lebih besar
daripada sekarang. Menurut catatan sejarah, dinding Benteng
kalegowa dibuat dari susunan bata dengan posisi miring, tidak
direbahkan sebagaimana posisi pemasangan batu bata di zaman
sekarang. Konon, untuk merekatkan bata tersebut hanya
menggunakan telur dan kapur.
Dinding pada masjid ini di buat tebal dengan pertimbangan
bahwa masjid ini dahulu tidak hanya sebagai tempat beribadah,
tetapi juga sebagai benteng pertahanan kerajaan Gowa, yakni
Istana
Tamalate.
dan
juga
masjid
ini
sebagai
RUSMAN (60100113025)
tempat
23
perlindungan utama pada saat perang, serta penyimpanan alatalat perang. Dinding masjid memang sangat kokoh, dan telah
dibuktikan sejak peluncuran meriam oleh Belanda di sekitar
Istana Tamalate, hanya masjid ini yang tidak mengalami
kerusakan oleh meriam.
Fungsi Masjid sebagai Benteng pertahanan juga di perkuat
dengan ditemukannya meriam dan pelurunya saat dilakukan
penggalian di bagian halaman masjid. Meriam tersebut
kemudian dipindahkan ke komplek makam Sultan Hasanuddin
di Pallantikang.
4. PLAFON
Plafon Masjid Al-hilal Katangka terbuat dari seng plat
bergelombang yang juga berasal dari Belanda. Pada plafon itu
terdapat lampu lampion yang digantung dengan gantungan besi.
Tetapi sekarang lampu lampion itu tidak pernah lagi di
nyalakan. Masjid ini juga merespon masa, yang mana pada
lampu lampion sekarang digantikan oleh lampu listrik akan
tetapi lampu lampion tetap masih digantung.
RUSMAN (60100113025)
24
sebelum digantikan oleh pengeras suara. Bedug pada Masjid AlHilal Katangka sekarang tidak terlalu di gunakan karena adanya
pengeras suara yang menggantikan fungsinya. Bedug ini dibuat
RUSMAN (60100113025)
25
7. SUMUR
Sebelum sampai di Masjid, akan di jumpai dengan Sumur yang
begitu besar yang usianya jauh lebih tua daripada Masjid AlHilal. Sumur tersebut bernama Bungung Lompo, Sebuah sumur
yang tak pernah kering meskipun musim kemarau melanda.
Sumur Bungung ini dipakai oleh para prajurit Kerajaan Gowa
mensucikan diri sebelum berangkat ke medan perang. Dan
setelah Masjid ini berdiri, Sumur ini kemudian menjadi tempat
berwudhu para jamaah sebelum menunaikan sholat.
Selain Bungung Lompo, di dinding utara masjid juga
terdapat satu sumur lagi, yang umurnya sama tuanya dengan
RUSMAN (60100113025)
26
Masjid Al- Hilal katangka ini. Air dari sumur ini diyakini
bertuah, bisa membuat awet muda bagi yang orang-orang yang
berwudhu atau hanya sekedar membasuh muka.
8. MAKAM
Di areal masjid, terdapat pemakaman. Makam yang ada di
areal masjid terdiri atas Makam Keluarga Keturunan Raja
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
RUSMAN (60100113025)
27
5.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
http://www.makassarguide.com/2014/08/masjid-katangka.html
http://hellomakassar.com/masjid-tua-al-hilal-katangka/
http://www.hizbut-tahrir.or.id/2012/12/06/masjid-tua-al-hilal-katangka-bentengislam-di-sulawesi-selatan/
http://melayuonline.com/ind/history/dig/299/masjid-al-hilal-makasar
http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/1393/masjid-tua-katangka-gowa
http://www.gurupendidikan.com/20-definisi-sejarah-menurut-para-ahli/
http://www.asmaul-husna.com/2015/06/rukun-islam-dan-penjelasannya.html
http://www.tabloidlintas.com/2014/11/masjid-tua-katangka-dan-makam-rajagowa.html
https://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&ved=0ahUKEwiPwcez_bTJAhXK
C44KHaWfClwQFggnMAI&url=http%3A%2F%2Frepository.usu.ac.id
%2Fbitstream%2F123456789%2F41585%2F4%2FChapter
%2520II.pdf&usg=AFQjCNFVaYYyPM5qn5nQ4Qh8Pl3SK1twRw&sig2=uneHWL29ea6Hm7WMtx1ww
LAMPIRAN
RUSMAN (60100113025)
28