Anda di halaman 1dari 14

PENERAPAN ARSITEKTUR ISLAM

PADA PERANCANGAN RENOVASI ULANG


MASJID RAYA BAITTURAHMAN SEMARANG

Rahma Aulia Pulung Kahartan


Prodi Pendidikan Teknik Bangunan Fakultas Teknik,
Universitas Negeri Semarang
Email : Rauliapk367@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini berjudul “Penerapan Aritektur Islam Pada Perancangan Renovasi Ulang
Masjid Raya Baitturahman Semarang”. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalaisis
penerapan dan hilangnya nilai nilai islam pada perancangan sebuah masjid. Saat ini di zaman
modern banyak masjid yang dibangun dengan megah mengikti gaya arsitektur timur tengah.
Hal seperti ini dapat menimbulkan kemubadziran karena belum tentu sesuai dengan bangunan
di wilayah nusantara serta perancangan bangunan yang cenderung tidak efisien. Masjid Raya
Bitturahman Semarang adalah salah satu masjid yang menjadi center di kota Semara ng yang
seharusnya dirancang sesuai dengan nilai nilai serta menerapkan prinsip arsitektur islam
didalamnya. Metode yang dipakai pada penelitian kali ini dengan pendekatan penelitian
kualitatif deskriptive. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan menggali ide
awal serta pengumpulan data. Penelitian ini menganalisis unsur unsur Arsitektur islam yang
nantinya akan disimpulkan dan dapat diterapkan pada pembangunan ulang atau renovasi ulang
Masjid Raya Baitturahman Semarang. Penerapan konsep arsitektur dalam sebuah bangunan harus
memiliki 3 point penting, yaitu: efisiensi, kesederhanaan dan adaptif serta harus menomor satukan
fungsi utama masjid yaitu untuk melaksanakan ibadah shalat.

Kata kunci: bentuk masjid, arsitektur islam, Masjid Raya Baitturahman, tampilan bangunan

BAB l
PENDAHULUAN

Masjid adalah pusat kegiatan ibadah komunitas ummat Islam yang


hadir dari segenap kemampuan yang dimiliki masyarakatnya, (Iskandar,
2004). Bangunan masjid merupakan bangunan salah satu arsip virtual.
Masjid juga sering disebut sebagai aspek kultural yang melengkapi
perwujudan dari segala kegiatan manusia yang telah mengisi perkembangan,
sosial, agama dan budaya pada masa itu. Kata "masjid" menurut istilah lidah
dan dialek Indonesia sering disebut dengan "mesjid". Di beberapa daerah,
sebutan itu pun beraneka ragam sesuai dengan bahasa dan dialektika daerah
tersebut (Ensiklopedia Indonesia, 1990).
Di zaman Rasulullah, masjid menjadi tempat menyambut utusan. Salah
satunya ketika Rasulullah menyambut utusan dari Nasrani Najran. Ketika itu,
jumlah rombongan 60 orang dengan 14 pembesar Nasrani di dalamnya. Mereka
dipersilakan masuk ke dalam masjid dengan menggunakan jubah kenasranian
mereka dan berdialog dengan Rasul mengenai Nabi Isa.
Masjid yang dibangun Rasulullah SAW pada masa awal Islam memiliki
banyak fungsi sehingga masyarakat Muslim dapat berkembang. Almarhum Imam
Masjid Istiqlal Ali Mustafa Yaqub menyebutkan lima fungsi masjid di zaman
Rasulullah SAW, yakni sebagai tempat ibadah dan pembelajaran. Selain itu,
masjid juga berfungsi sebagai tempat musyawarah, merawat orang sakit, dan
asrama.
Pada masa sekarang fungsi masjid telah banyak berubah fungsi sebagai
tempat merawat orang sakit dan asrama dirasa sudah tidak cocok diterapkan dan
perlahan fungsi masjid tersebut mulai hilang.Pengurangan fungsi masjid salah
satunya dipicu dengan oleh pemahaman yang keliru tentang memakmurkan
masjid, Sebagian besar masyarakat salah mengartikan bahwa memakmurkan
masjid dengan merancang lebih besar dan megah. Akibatnya banyak masyarakat
yang berlomba lomba untuk mendesign atau merenovasi ulang masjid yang
cenderung mengikuti gaya arsitektur Timur Tengah. Pemahaman yang keliru
seperti ini menimbulkan kemubadziran, hal seperti ini dikarenakan pernacangan
masjid cenderung tidak efisien dan juga belum tenti sesuai seperti bangunan
diwilayah nusantara.
Masjid Raya Baiturrahman menjadi salah satu solusi di tengah
permasalahan yang terjadi di zama modern. Masjid Raya Baiturrahman Semarang
menjadi representasi dari fungsi masjid pada zaman Nabi Muhammad sebagai
pusat kegiatan dakwah islam. Masjid ini juga menjadi sentral kegiatan kaum
muslimin di berbagai bidang, seperti bidang politik, sosial, dan ekonomi.
Secara geografis masjid baiturrahman terletak di pusat kota semarang
tepatnya masjid ini berada di kawasan Simpang Lima. Masjid Raya Baitturahman
Semarang dikelilingi oleh gedung gedung yang menjulang tinggi di kanan dan
kirinya, diblakang masjid ini dihuni oleh kawasan pertokoan, perkantoran,
perhotelan serta tempat wisata makanan yang banyak ditemukan didaerah
tersebut. Karena letaknya yang sangat strategi ini masjid ini dijadikan sentral
kegiatan peribadatan kaum muslimkn selain di 2 masjid terbesar di semarang
lainnya.
Kendati dengan letak Masjid Raya Baitturahman Semarang yang berada
pada central kota semarang tepatnya pada kawasan Simpang Lima yang
dikelilingi oleh area perhotelan, perkantoran serta pertokoan besar yang dimana
kawasan tersebut dikelilingi oleh gedung gedung tinggi disekitarnya yang
menjadikan masjid ini tenggelam oleh gedung gedung yang berada disekitarnya
dan masjid ini juga menjadi salah satu central peribadatan kaum muslimin maka
memerlukan fasilitas yang lengkap dan bagus yang ada didalamnya. Oleh karena
itu masjid ini akan diperbaiki dengan melakukan renovasi serta memperbaiki
interior serta fasilitas yang ada didalamnya.
Arsitektur Islam merupakan wujud perpaduan antara kebudayaan manusia
dan proses penghambaan diri seorang manusia kepada Tuhannya, yang berada
dalam keselarasan hubungan antara manusia, lingkungan dan Penciptanya.
Arsitektur Islam mengungkapkan hubungan geometris yang kompleks, hirarki
bentuk dan ornamen, serta makna simbolis yang sangat dalam. Arsitektur Islam
merupakan salah satu jawaban yang dapat membawa pada perbaikan peradaban.
Di dalam Arsitektur Islam terdapat esensi dan nilai-nilai Islam yang dapat
diterapkan tanpa menghalangi pemanfaatan teknologi bangunan modern sebagai
alat dalam mengekspresikan esensi tersebut.

METODE PENELITIAN

Untuk menerapkan teori arsitektur islam pada renovasi ulang msjid Raya
Baitturahman semarang, maka dilakukan analisis terhadap prinsip prinsip
arsitektur islam. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian masjid
ini melalui pendekatan kualitatif (qualitative research). Yaitu penelitian yang
cenderung menggunakan analisis dan bersifat deskriptif. Pada penelitian ini
proses dan makna yang lebih ditonjolkan. Landasan teori dimanfaatkan
sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta yang ada
dilapangan. Penelitian ini menganalisis unsur unsur Arsitektur islam yang
nantinya akan disimpulkan dan dapat diterapkan pada pembangunan ulang
atau renovasi ulang Masjid Raya Baitturahman Semarang.

BAB ll
TINJAUAN UMUM MASJID, ARSITEKTUR ISLAM
A. Masjid
1. Pengertian Masjid
Secara bahasa, kata masjid (ٌ‫ ) َمس ِْجد‬adalah tempat yang dipakai
untuk bersujud. Kemudian maknanya meluas menjadi bangunan
khusus yang dijadikan orang-orang untuk tempat berkumpul
menunaikan shalat berjama’ah. Az-Zarkasyi berkata, “Manakala
sujud adalah perbuatan yang paling mulia dalam shalat, disebabkan
kedekatan hamba Allah kepada-Nya di dalam sujud, maka tempat
melaksanakan shalat diambil dari kata sujud (yakni masjad =
tempat sujud) Mereka tidak menyebutnya ٌ‫( َم رْ كَع‬tempat ruku’) atau
yang lainnya. Kemudian perkembangan berikutnya lafazh masjad
berubah menjadi masjid, yang secara istilah berarti bengunan
khusus yang disediakan untuk shalat lima waktu. Berbeda dengan
tempat yang digunakan untuk shalat ‘Id atau sejenisnya (seperti
َ ‫( اَ ْل ُم‬mushallaa = lapangan
shalat Istisqa’) yang dinamakan ‫صلَّى‬
terbuka yang digunakan untuk shalat ‘Id atau sejenisnya). Hukum-
hukum bagi masjid tidak dapat diterapkan pada mushola
Dari pengertian diatas maka penulis dapat menyimlpulkan
bahwa pengertian dari masjid sendiri itu adalah tempat untuk
bersujud, menenangkan pikiran, menumpahkan rasa emosional,
beribadah dan berserah kepada Allah SWT
2. Fungsi Masjid
Masjid sebagai Baitullah atau rumah Allah, memiliki fungsi dan
peranan penting bagi umat muslim di dunia. Fungsi masjid yang
paling utama ialah sebagai tempat bersujud atau beribadah kepada
Allah. Hal ini sebagaimana dalam salah satu surah Alquran, Allah
SWT berfirman yang artinya:
"Bertasbihlah kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan
untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya pada waktu
pagi dan petang, orang-orang yang tidak dilalaikan oleh perniagaan,
dan tidak (pula) oleh jual-beli, atau aktivitas apapun dan mengingat
Allah, dan (dari) mendirikan shalat, membayarkan zakat, mereka
takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan
menjadi guncang." (QS An-Nur: 36-37)
Masjid itu memiliki beberapa fungsi dan peran yang dominan
dalam kehidupan umat islam, beberapa fungsi diantaranya adalah
a) Sebagai tempat ibadah
Fungsi masjid yang paling utama ialah sebagai tempat
ibadah, khususnya shalat. Masjid difungsikan sebagai sarana bagi
umat muslim untuk melaksanakan shalat, baik shalat fardhu
maupun shalat
b) Sebagai pusat pendidikan
Selain sebagai tempat untuk shalat, masjid juga berfungsi
sebagai tempat kegiatan proses belajar mengajar dalam
memperdalam ilmu agama Islam. Di mana setiap muslim berhak
untuk memberikan atau mendapatkan ilmu melalui kajian-kajian
agama yang diadakan di masjid.
Sebagai masyarakat majemuk, sudah seharusnya masjid juga
senantiasa digunakan untuk menyebarkan dakwah yang
menyejukkan dalam praktik kehidupan sehari-hari.
c) Tempat Musyawarah
Fungsi masjid berikutnya yang tidak kalah penting ialah
sebagai tempat musyawarah. Dalam perkembangan umat muslim
saat ini, kita tahu banyak masjid yang telah digunakan umat
muslim untuk membahas berbagai persoalan ke-umat-an.
Misalnya di Palestina, di mana masjid berfungsi sebagai tempat
perjuangan pembebasan dan tempat merumuskan gerakan.
Di Indonesia sendiri, beberapa masjid juga telah difungsikan
sebagai ruang terbuka untuk membahas persoalan kehidupan
sehari-hari. Masjid hadir sebagai jembatan yang menghubungkan
antara umat manusia dengan Allah dan manusia dengan manusia.
d) Tempat Akad Nikah
Selain sebagai pusat musyawarah, fungsi masjid yang kerap
digunakan oleh umat muslim berikutnya ialah sebagai tempat
nikah.Seperti yang sudah kita ketahui bersama, banyak masjid
yang dipilih oleh pasangan untuk melaksanakan akad nikah.
Tentunya hal ini karena masjid merupakan salah satu tempat
yang dijaga kesuciannya
e) Tempat Perlindungan
Fungsi masjid lainnya yaitu sebagai tempat berlindung. Ketika
terjadi bencana atau musibah, masjid menjadi salah satu tempat
yang paling banyak digunakan sebagai tempat perlindungan.
Pasalnya, setiap muslim akan merasa aman dan tentram ketika
berada di dalam masjid.
B. Arsitektur Islam
1. Pengertian Arsitektur Islam
Arsitektur islam adalah suatu arsitektur atau hasil usaha
manusia yang memiliki wujud kongkrit sebagai pemenuh atas
kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani. Perkembangan arsitektur
islam sangatlah luas meliputi bangunan tempat tinggal dan
bangunan keagamaan. Di antaranya istana, benteng, masjid,
kuburan, bak pemandian umum, air mancur, dan lain-lain.
Konsep pemikiran arsitektur islam bersumber dari Al Quran,
Hadits, Keluarga Nabi, Khalifah, Ulama, dan Cendikiawan Muslim.
Dalam pembangunannya, arsitektur ini memegang faktor fisik dan
faktor metafisik. Maksud faktor fisik yaitu wujud fisik arsitektur
harus sesuai dengan ajaran agama islam. Sedangkan, faktor metafisik
berarti arsitektur mampu membuat penghuninya untuk bertakwa
kepada Allah SWT, menjamin penghuninya merasa aman dan
nyaman, serta mendorong pemiliknya untuk senantiasa bersyukur.
2. Teori Arsitektur Islam
Adapun teori terkait dengan arsitektur Islam adalah menurut
Aulia Yahya (2010) dan menurut Utaberta (2006). Menurut Aulia
Yahya tahun 2010 menganggap bahwa arsitektur dapat dijadikan
sebagai bidang keilmuan.
Bidang keilmuan tersebut juga harus berpijak dengan nilai-nilai
Islam yang berasal dari Al-Qur’an. Hal tersebut dikarenakan Al-
Qur’an dijadikan dasar dalam pengembangan bidang keilmuan.
Lain halnya dengan menurut Utaberta tahun 2006 yang
menyatakan bahwa dalam melakukan pendekatan arsitektur harus
melihat sistem nilai.
Sistem nilai yang dimaksud adalah sistem nilai yang ada dalam
Islam dan nantinya akan diterapkan dalam perancangan bangunan.
Maka dapat disimpulkan dari pengertian Utaberta dalam
membentuk kerangka teori arsitektur Islam harus disertai
pemahaman nilai.
3. Prinsip prinsip Arsitektur Islam
Adapun beberapa prinsip dari arsitektur Islam yang dapat
diterapkan pada saat pembangunan.
a) Prinsip pengingatan kepada Tuhan yang memiliki makna
bahwa umat Islam senantiasa mengingat Allah.
b) Prinsip pada ibadah dan juga perjuangan. Dimana prinsip
ini memiliki makna bahwa kehidupan umat bukan hanya
masalah ibadah saja namun disertai juga dengan aspek
perjuangan.
c) Prinsip terhadap pengingatan pada kehidupan setelah
kematian, dimana prinsip ini sangat penting.
d) Prinsip peringatan akan kerendahan hati yang lebih
mengutamakan akhlak terpuji.
e) Prinsip pengingatan terhadap wakaf dan juga kesejahteraan
publik. Dimana Islam selalu mengajar umatnya untuk
berinteraksi dan tidak lupa saling tolong menolong.

BAB lll
PEMBAHASAN
Arsitektur Islam sebagai salah satu bagian dari kebudayaan Islam adalah
hasil usaha manusia yang berwujud konkret dalam upayanya untuk memenuhi
kebutuhan jasmani dan rohani. Jasmani karena arsitektur Islam merupakan tempat
yang berupa bangunan-bangunan untuk menampung kegiatan manusia, rohani
karena memang telah menjadi kenyataan di mana Islam berpengaruh teramat
mendalam terhadap kehidupan kejiwaan manusia sejak nabi Muhammad SAW
mengemban perintah dari Allah SWT untuk melaksanakan ajaran melalui agama
Islam.
Secara historis, perkembangan masjid ke arah yang semarak dan mewah
kiranya tidak dapat dielakkan, seperti yang telah menjadi kenyataan dalam sejarah
Arsitektur Islam. Perwujudan masjid ini dari zaman ke zaman sebagai sarana
keagamaan mengalami perubahan-perubahan sebagai akibat dari perkembangan
itu.
Pada masa modern seperti sekarang ini permasalah seperti hilangnya nilai
nilai islam pada sebuah bangunan contohnya seperti masjid ini sering terjadi,
untuk permasalahan ini prinsip prinsip arsitektur islami dapat dijadikan solusi
atas permasalahan tersebut. Keberadaan masjid di zaman modern seperti
sekarang ini yang banyak dibangun secara megah megahan dan cenderung
mengikuti gaya arsitektur timur tengah. Hal seperti ini dapat menimbulkan
kemubadziran karena belum tentu sesuai dengan bangunan di wilayah
nusantara serta perancangan bangunan yang cenderung tidak efisien. Masjid
Raya Bitturahman Semarang adalah salah satu masjid yang menjadi center di
kota Semarang yang seharusnya dirancang sesuai dengan nilai nilai serta
menerapkan prinsip arsitektur islam didalamnya.
Masjid Raya Baitturahman merupakan salah satu masjid besar yang berada di
kota Semarang. Pembangunan Masjid Raya Baiturahman dimulai pada 10 Agustus
1968 dengan ditandai pemasangan tiang pancang untuk pondasi masjid sebanyak
137 buah. Masjid diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 15 Desember 1974 .
Keberadaan masjid ini sampai sekarang menjadi kebanggaan warga Semarang, lagi
pula lokasinya terletak di Simpang Lima yang merupakan pusat kota Semarang.
Kontruksi masjid ada bangun limasan dan berdiri di atas lahan seluas 11.765 m2.
Saat ini Masjid Raya Baiturrahman tak hanya berfungsi sbg tempat ibadah dan
wadah bersama-sama menjadi satu kumpulannya umat, melainkan juga pusat
dakwah Islam. Di kompleks tersebut juga mengembang pesat lembaga pendidikan
TK-SD H Isriati.
Kendati dengan fungsi yang beragam dan letaknya yang sangat strategis ini
masjid ini akan direnovasi ulang. Selain itu renovasi ulang ini juga bertujuan
untuk mengembalikan kepada bentuk aslinya sebagai bangunan cagar budaya,
Penataan Bangunan Kawasan Pusaka Masjid Raya Baiturahman juga dilakukan
untuk meningkatkan kenyamanan pengunjung serta untuk memastikan bangunan
masjid tidak menimbulkan permasalahan transportasi yang sering terjadi di
kawasan Simpang Lima Semarang.
Penggunaan konsep arsitektur islam pada renovasi ulang Masjid Raya
Baitturahman Semarang harus sesuai dengan prinsip prinsip arsitektur
islam.Seperti pada gambar tampak Masjid Raya Baitturahman Semarang ini yang
menggunakan prinsip prinsip arsitektur islami yaitu Prinsip pengingatan kepada
Tuhan yang memiliki makna bahwa umat Islam senantiasa mengingat Allah dan
yang kedua Prinsip pengingatan terhadap wakaf dan juga kesejahteraan publik.
Dimana Islam selalu mengajar umatnya untuk berinteraksi dan tidak lupa saling
tolong menolong.Lokasi masjid yang berada di pusat keramaian kota, hal ini
menjadikan masjid ini dapat diakses oleh masyarakat luas dan menjadi syiar islam
bagi masyarakat luas.
tampak masjid Raya Baitturahman semarang dari atas
Sesuai dengan prinsip yang sesuai pada arsitektur islam pada prinsip
pertama yaitu prinsip pengingat kepada tuhan sesuai dengan lokasi masjid raya
baitturahman sendiri yang terletak dipusat kota hal inj bertujuan untuk dapat
mempengaruhi penggunanya yang ada dilingkungan sekitar masjid tersebut untuk
senantiasa mengingat Allah SWT.
Penataan Bangunan Kawasan Pusaka Masjid Raya Baiturahman ini selain
untuk mengembalikan kepada bentuk aslinya, karena termasuk bangunan cagar
budaya, juga untuk meningkatkan kenyamanan dan untuk memastikan bangunan
masjid ini tidak menimbulkan permasalahan transportasi yang sering terjadi di
kawasan Simpang Lima Semarang.
Bukan hanya itu, renovasi kali ini juga akan menambah area parkir
berkapasitas 229 motor dan 54 mobil, taman lengkap dengan air mancur dan
kolam serta pengamanan. Sehingga nantinya, pengunjung maupun jemaah selain
nyaman dalam beribadah, juga merasa aman. Keberadaan Masjid Raya
Baiturrahman, papar dia, akan lebih menyatu dengan Simpanglima. Sebab, pintu
gerbang dan pagarnya dibuat lebih terbuka dan indah.

Rehabilitasi masjid meliputi bagian interior dan ekterior. Bagian interior


tidak akan mengalami banyak perubahan karena itu yang merupakan cagar
budaya. Tapi untuk menghilangkan kesan gelap, bagian dalam masjid akan
ditambah pencahayaan yang menyorot ke arah plafon berwarna coklat. Bagian
dinding juga akan ada sedikit perbaikan dengan mempertahankan herritage-nya.
Sementara untuk bagian eksterior akan ada penambahan plasa yang
menggunakan rumput asli bukan sintetis. Plasa itu berada di pintu masuk area
masjid dan ditujukan untuk mendukung Lanskap Simpanglima. Lalu ada
penggantian pagar besi dengan pagar bunga. Begitu juga dengan menara masjid
yang akan diperbaiki total tanpa mengubah struktur asli.
Bangunan penunjang 5 sampai 6 lantai akan ditambahkan di samping masjid.
Bangunan itu akan digunakan sebagai perkantoran termasuk kantor MUI Jawa
Tengah dan sekolah. Juga ditambah dua basemen untuk tempat parkir.

Konsep bangunan yang seperti ini sesuai dengan prinsip pengingat terhadap
toleransi kultular.Prinsip ini mengedepankan bagaimana memberikan
kenyamanan berkegiatan di setiap fungsi bangunan. Penataan bangunan ini
menjadi sangat penting karena mengingat banyaknya kegiatan yang dilakukan
didalam Masjid Raya Baitturahman Semarang.

KESIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas untuk merencanakan renovasi ulang dalam
sebuah bangunan harus memperhatikan point point penting seperti kelima prinsip
prinsip Arsitektur islami. Arsitektur islam lebih mengedapankan efisiensi dalam
perancangan sebuah bangunan sehingga tidak menimbulkan kemubaziran dalam
membangun sebuah bangunan contoh seperti masjid. Kedua Arsitektur islam juga
mengedapankan kesederhanan dalam suatu bangunan sehingga suatu bangunan
tidak terkesan mencolok dan sombong, kesederhanaan ini juga
mempertimbangkan kenyamanan berkegiatan disetiap fungsi bangunan. Ketiga
Arsitektur islam mengedepankan kondisi lingkungan sekitar dan lokasi yang tepat
sehingga sebuah bangunan dapat dimaksimalkan oleh penggunanya yaitu bagi
masyarakat luas disekitarnya. Karya arsitektur islam tidak dibatasi oleh sebuah
wilayah, sehingga memiliki kebaragaman bentuk yang memikiki ciri khas sendiri.
Bagaimanaoun bentuknya sebuah bangunan harus kembali ke fungsi awal.
Arsitektur islam akan terus dipakai pada masa ke masa untuk menjadi sebuah
pedoman dalam membangun sebuah bangunan. Maka dari itu proses
pengembangan arsitektur islam harus diperlukan kajian yang lebih mendalam lagi
dengan merujuk berbagia pedoman ajaran islam seperti Hadist, ijtihad, serta Al
Quran.

DAFTAR PUSTAKA

Ensiklopedia Indonesia. (1990). Jakarta: Cipta Adi Pustaka.

Facebook. (2010). Sejarah Jalan Tambora dan Mesjid Tambora di Jakarta. Diakses
dari
http://www.facebook.com/note.php?note_id=295152892546.

Gunawan, Hendra. (2011). Masjid Agung Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta. Rindu
Masjid. Diakses dari
http://bujangmasjid.blogspot.com/2011/04/masjid-agung-sunda-kelapa-
menteng.html.

Gunawan, Hendra. (2011). Masjid Luar Batang, Penjaringan, Jakarta. Rindu Masjid.
Diakses dari
http://bujangmasjid.blogspot.com/2011/05/masjid-luar-batang-
penjaringan-jakarta.html.

Kaskus. (2011). Jawa Bag 2. Diakses dari


http://www.kaskus.co.id/showpost.php?p=368473592&postcount=21.

Mesjid Jami Kebon Jeruk. (2009). Artikel Masjid Kebon Jeruk. Diakses dari
http://mesjidjamikebonjeruk.blogspot.com/

Michell, George. (1995). Architecture of the Islamic World: Its History and Social
Meaning. London:
Thames & Hudson.

Prihamdani, Dion Shaza. (2011). Cagar Budaya Golongan B. Diakses dari


http://dions-arsitektur.blogspot.com/2011/04/cagar-budaya-golongan-
b.html

Sacred Destinations. (2009). Blue Mosque, Istanbul. Diakses dari


http://www.sacred-destinations.com/turkey/istanbul-blue-mosque

Tarekat Qodiriyah. (2011). Masjid Al’Mukaromah Kampung Bandan. Diakses dari


http://tarekatqodiriyah.wordpress.com/2011/01/02/masjidalmukaromah
-kampung-bandan/
Wisata Melayu. (2012). Masjid An-Nawier di Pekojan. Diakses dari
http://www.wisatamelayu.com/id/tour/594-Masjid-An-Nawier-di-
Pekojan/navgeo

Anda mungkin juga menyukai