Anda di halaman 1dari 2

Nama : Aqillah Jahro.

D
Kelas : MD 4 A
NIM : 1184030019
Dosen pengampu : H. Amin Hamdani. S. Ag., M. Ag.
Sumber resume :
1. MENINGKATKAN FUNGSI MASJID MELALUI REFORMASI ADMINISTRASI
(Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No.2, Hal. 305-311)
2. MANAJEMEN PENGELOLAAN MASJID (Jumal Aplikasi llmu-ilmu Agama, Vol.
V, No. 2, Desember 2004:105-114)
Kata masjid berasal dari bahasa arab sajada yang berarti tempat sujud atau tempat
menyembah Allah. Maka dari itu umat Islam sebenarnya boleh malakukan shalat ditempat
manapun di bumi ini; kecuali di atas kuburan, tempat najis dan tempat-tempat lain yang
menurut syariat Islam tidak boleh dijadikan tempat shalat. Itulah sebabnya mengapa
bangunan yang dikhususkan untuk melaksanakan shalat dinamakan masjid, yang artinya
“tempat bersujud” (Mustofa, 2007, h.16-17). Dalam perkembangan selanjutnya masjid hanya
dimaknai sebagai tempat shalat saja tidak dimaknai sebagai tempat menyembah Allah secara
luas.
Idealnya masjid sebenarnya harus difungsikan untuk berbagai hal selama masih dalam
konteks beribadah kepada Allah. Terkait fungsi masjid yang ternyata begitu luas, Allah
menegaskan dalam Al-Qur’an, yang artinya:
“Bertasbihlah kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan
disebut nama-Nya di dalamnya pada waktu pagi dan petang, orang-orang yang tidak
dilalaikan oleh perniagaan, dan tidak pula oleh jual-beli, atau aktivitas apa pun dan
mengingat Allah, dan (dari) mendirikan shalat, membayar zakat, mereka takut kepada suatu
hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi guncang.” Qur’an 24: 36-37.
Tasbih yang dimaksud dalam ayat tersebut bukan hanya berarti mengucapkan
subhanallah, melainkan lebih luas lagi, sesuai dengan makna yang dicakup oleh kata tersebut
beserta konteksnya. Sedangkan arti dan konteks-konteks tersebut dapat disimpulkan dengan
kata takwa.
Sidi Gazalba juga menjelaskan dan merinci tugas-tugas masjid yang telah ditanamkan
oleh Rasulullah saw. Tugas-tugas tersebut, antara lain: sebagai tempat sujud (tempat shalat
lima waktu yang bernilai wajib dan shalat yang bernilai sunah), tempat memberi dan
menerima pengajaran baik ilmu agama ataupun ilmu dunia, tempat mengumumkan hal-hal
penting yang menyangkut hidup masyarakat Islam, tempat baitul mal (kas negara atau kas
umat Islam), tempat sidang soal hukum dan peradilan, tempat menyelesaikan persoalan
masyarakat dan negara, tempat menyusun strategi dan taktik perang, tempat penghulu
memimpin upacara pernikahan dan sekaligus tempat peradilan perselisihan rumah tangga,
tempat menyalatkan jenazah, tempat sosial yaitu sebagai tempat tinggal bagi musafir yang
dalam perjalanan, tempat membaca Al-Qur’an. Singkatnya, tugas masjid adalah sebagai pusat
ibadah dan kebudayaan Islam, yang tidak boleh dilakukan di dalam masjid adalah
menyangkut kepentingan pribadi dan halhal yang dilarang dalam Islam.
Meskipun manajemen pada awalnya tumbuh dan berkembang di kalangan dunia
bisnis, industri dan militer, akan tetapi dalam perkembangan selanjutnya ternyata sangat
bermanfaat dan amat dibutuhkan dalam berbagai usaha dan kegiatan, termasuk didalamnya
organisasi pengelolaan masjid. Masjid mempunyai fungsi dan peranan yang sangat besar bagi
kaum muslimin, dan mempunyai arti yang sangat luas dalam berbagai aspek kehidupan.
Masjid merupakan barometer kegiatan kaum muslimin. Dalam mengendalikan usaha
pengelolaan masjid yang efektif dan efesien tidak terlepas dari adanya rencana yang
sistematis, penentuan kegiatan, pelaksanaan untuk mencapai suatu tujuan. Perencanaan dalam
arti seluas-luasnya tidak lain adalah suatu proses mempersiapkan secara sistematis kegiatan-
kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai sesuatu tujuan tertentu.
Pengelolaan masjid dewasa ini, yang ditandai dengan era globalisasi, pasti
menghadapi berbagai tantangan dan permasalahan yang sangat kornpleks. Karenanya
gelombang budaya asing yang bersifat destruktif mendorong para pengelola masjid untuk
mempersiapkan manajemen yang baik dan berkualitas.
Manajemen masjid yang kita siapkan tidak lepas dari tuntunan al-Qur'an dan al-
Sunnah, dari kedua sumber ajaran Islam itulah kita mengembangkan suatu manajemen
pengelolaan masjid yang sesuai dengan bimbingan Rasulullah SAW. Sebagai suatu aktivitas
yang sangat terpuji, pengelolaan masjid harus dilaksanakan secara profesional dan menuju
pada sistem manajemen modern, sehingga dapat mengantisipasi perkembangan yang terus
berubah dalam kehidupan masyarakat yang maju dan berkualitas.
Masjid merupakan suatu organisasi yang menjadi pusat ibadah, dakwah dan
peradaban Islam, untuk pengelolaannya agar lebih efisien dan efektif perlu menggunakan
ilmu manajemen. Manajemen yang akan dikembangkan dalam hal ini tidak terlepas dari
bingkai ajaran Islam.
Pengelolaan atau idarah masjid, disebut juga Manajemen Masjid, pada garis besarnya dibagi
menjadi dua bagian yaitu :
(1) Manajemen Pembinaan Fisik Masjid (Physical Management)
(2) Pembinaan Fungsi Masjid (Functional Management).
Manajemen Pembinaan Fisik Masjid meliputi kepengumsan, pembangunan dan
pemeliharaan fisik masjid, pemeliharaan kebersihan dan keanggunan masjid pengelolaan
taman dan f asilitas-f asilitas yang tersedia. Pembinaan fungsi masjid adalah pendayagunaan
peran masjid sebagai pusat ibadah, dakwah dan peradaban Islam sebagaimana masjid yang
dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
Kegiatan dan pengelolaan masjid memerlukan dana yang besar, karena itu tidak
cukup bila hanya mengandalkan hasil dari tromol yang diadakan setiap Jum'at dan setiap
pengajian. Masjid haru memiliki sumber dana tetap dan bergengsi, misalnya mengembangkan
usaha-usaha tertentu dengan memanfaatkan pangsa pasar. Hal itu bisa dilakukan misalnya
dengan penyewaan gedung untuk resepsi pernikahan, seminar, pelaksanaan kursuskursus
yang dibutuhkan di kalangan masyarakat, dan melakukan kegiatan bisnis lainnya. Termasuk
dalam rangka mengumpulkan dana untuk kegiatan masjid adalah pembentukan BMT
lembaga haji dan umrah membuka mini market dan sebagainya.
Organisasi masjid dengan berbagai kebijaksanaannya termasuk masalah keuangan
yang harus dikelola secara transparan, sehingga para jama'ah dapat mengikuti perkembangan
masjidnya secara baik. Masjid yang dirasakan sebagai milik bersama dan dirasakan
manfaatnya secara maksimal oleh para jama'ah akan mendapat dukungan yang kuat, baik dari
segi pembangunan maupun dana.

Anda mungkin juga menyukai