PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
aspek kehidupan manusia, baik yang bersifat duniawi maupun ukhrowi. Salah
satu caramensosialisasikan ajaran Islam bagi penganutnya dan umat manusia pada
Sebagaimana Firman allah SWT dalam Q.S at-Taubah (9) ayat 18):
menjalankan sholat, membayarkan zakat, dan tidak takut kepada siapapun selain
kepada Allah SWT, yang bisa memakmurkan masjid. Ini merupakan sifat, akidah,
masjid. Allah memperayai masjid kepada orang-orang yang beriman agar dikelola
Secara terminologi Menurut Shihab, kata Masjid terdapat dua puluh delapan kali
kata terambil dari kata “sajada”-“yasjudu”, yang berarti patuh, taat, serta tunduk
Masjid tidak hanya tempat untuk melaksanakan sholat lima waktu saja,
fungsi masjid pada masa Rasulullah menurut Faridah dalam Nana Rukmana
(2002) ialah:
yang sejalan dengan program pembangunan. Umat islam bersyukur bahwa dalam
dekade akhir-akhir ini masjid semakin tumbuh dan berkembang, baik dari segi
kehidupan beragama.
diperlukan orang yang beriman yang kuat, beramal saleh, memiliki kepribadian
masjid, menghormati dan menjaganya agar bersih dan suci, serta mengisi dan
2
Hhtp://Masjidbunut1.blogspot.co.id/2013/02/materi-kemasjidan.html?m=1
memakmurkan masjid.3
Fungsi masjid yang semaam itu perlu terus dikembangkan dengan pengelolaan
yang baik dan teratur, sehingga dari masjid lahir insan-insan muslim yang
berkualitas dan masyarakat yang sejahtera. Dari masjid diharapkan pula tumbuh
kehidupan khaira ummatin, predikat yang mulia diberikan Allah kepada umat
islam.4
sungguh dalam membimbing dan membina umat agar terus meningkat iman dan
adalah mereka yang memadukan keimanan kepada Allah menurut apa yang telah
betawakal kepada-Nya, dengan keimanan pada hari akhir, yang Allah akan
setiap diri.5
Allah dan hari kemudian, serta orang-orang yang tetap menjaga sholat, dan takut
3
Abdul Rahmat, M.Arief Effendi, Seni memakmurkan masjid, (Gorontalo:Ideas
fublishing,2014),h.8
4
Moh. E. Ayub, Manajemen Masjid, (Jakarta : Gema Insani Press, 1996), h. 7
5
Ahmad Mustafa Al-Maragi. (Semarang: PT. Karya Toha Putra).h.121
kepada Allah SWT. Hal ini menjadi acuan bagi siapapun yang ingin
beriman dan takut kepada Allah agar dapat dikelola dengan baik, agar masjid
tidak hanya tempat beribadah, melainkan tempat bermuamalah dan kegiatan sosial
lainya.
yang tidak terlalu lama.Masjid yang indah dengan arsitektur yang baik disertai
dengan sarana prasarana kemudian masjid yang didirikan dengan desain yang
masjid dewasa ini.Semangat mendirikan masjid yang tinggi saja dari seluruh
Alangkah baik apabila masjid yang didirikan juga di iringi dengan aktivitas untuk
memakmurkan masjid.
Masjid yang makmur adalah masjid yang berhasil tumbuh menjadi sentral
masjid tak lain bertujuan untuk mewujudkan fungsi masjid secara komprehensif,
sehingga konsep masjid yang makmur masjid yang mampu memberi kemakmuran
Islam dan pembinaan umat. Hal ini terlihat dari berbagai fungsi-fungsi Masjid
dari zaman Rasulullah. Pada saat sekarang banyak dilihat orang-orang berlomba-
lomba membangun masjid atau merenovasi masjid yang lama sehingga berdirilah
masjid-masjid yang megah. Ada juga masjid-masjid yang tak kunjung selesai
Dimana-mana dijumpai masjid yang berfungsi seminggu sekali yakni untuk shalat
Juma’at.7
ilmu dan teknologi. Artinya, masjid tidak hanya berperan sebagai tempat ibadah
sholat, tetapi juga sebagai wadah beraneka kegiatan jama’ah/ umat islam. Sebab,
masjid merupakan integritas dan identitas umat islam yang menerminkan tata nilai
pola aktiitas yang bersifat akhirat, tetapi memperpadukan antara aktifitas ukhrawi
penyempurnaan, corak penyesuian dengan tuntutan zaman yang terjadi itu tidak
arsitektur yang beraneka ragam. Terutama dikota-kota besar, banyak masjid yang berdiri
bangunan masjid itu berperan sebagai rumah ibadah dan pusat kegiatan jamaah/umat.
kegiatan umat, tujuan pendirianya pun harus ditetapkan seara awal. Karena itu,
7
Moh. E. Ayub, Op,Cit, h. 15
keberadaan sebuah masjid tidak mubair. Kita harus benar-benar khawatir .(jika
sampai) tergolong kedalam kaum .(zaman) yang disebut dalam peringatan Nabi
Dari hadist di atas dapat dijelaskan bahwa masjid dahulu tidak megah
pada saat ini dan tidak sepi dari kegiatan-kegiatan, dahulu masjid difungsikan
untuk pusat ibadah, sebagai pusat mu’amalah, tempat pengajaran dan pendidikan
Islam, kemudian masjid pada saat ini masjid dibangun dengan megah tapi jauh
dari fungsi-fungsinya.
dua tujuan;
a. Masjid dibangun atas dasar taqwa dengan melibatkan masjid sebagai pusat
Versi yang kedua ini khas motif orang-orang munafik, yakni mendirikan
masjid untuk maksud memecah belahkan umat islam. Maka, masjid tersebut
kegiatan berdimensi sosial ini berjalan pada saat tertentu, misalnya bulan
‘’menghidupkan’’poteni masjid.
pendanaan.
Adapun beberapa fungsi masjid yaitu; tempat sujud kepada Allah SWT,
tempat sholat dan tempat beribadah kepadaanya, sebagai bagian dari lafaz yang
berkaitan dengan pengagungan asma Allah. Selain itu fungsi masjid adalah
sebagai berikut;
umat.
hanya tempat ibadah, akan tetapi Masjid juga menjadi pangkal tempat muslim
para korban perang, tempat perdamaian dan peradilan sengketa, aula sebagai
tempat menerima tamu, tempat menawan tahanan perang , pusat penerangan dan
pembelaan agama.10
Fungsi masjid sebagai pusat ibadah dan muamalah tidak akan berjalan
dengan baik tampa manajemen bekerja secara sistematis. Mengukur orang untuk
sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan masjid atau merealisasikan fungsi
Masjid yang didambakan atau masjid yang dicita-citakan itu adalah masjid
yang berfungsi sebagai pusat ibadah, pusat pengembangan umat atau masyarakat,
aspek idarah, imarah dan riayah fungsi tersebut secara umum adalah
masjid, menghormati dan menjaganya agar bersih dan suci, serta mengisi dan m
enghidupkannya dengan berbagai ibadah dan ketaatan kepada Allah SWT. Setiap
10
Shihab M Quraish, wawasan Al-quran. (Bandung: Mizan, 2007), h. 460
11
Jusmawati, Op.Cit, h. 27
12
Hhtp://Masjidbunut1.blogspot.co.id/2013/02/materi-kemasjidan.html?m=1
bentuk ketaatan kepada Allah bisa digolongkan sebagai usaha memakmurkan
masjid.13
seperti peribadatan, pendidikan, kegiatan sosial dan peringan hari besar islam.
Nomor DJ. II/802 Tahun 2014 Tentang Standar Pembinaan Manajemen Masjid,
yaitu;
kiblat.14
dakwah umat islam. Mengelola masjid pada sekarang ini memerlukan ilmu dan
model ealuasi yang digunakan dalam manajemen modern merupakan alat bantu
13
Abdul Rahmat, M.Arief Effendi, Seni memakmurkan masjid, (Gorontalo:Ideas
fublishing,2014),h.8
14
Keputusan Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Islam Nomor DJ. II/ 802 Tahun 2014
Tentang Standar Pembinaan Manajemen Masjid.
15
Moh. E. Ayub, Op.Cit, h.29
membahas tentang keempat fungsi manajemen masjid tersebut, yaitu sebagai
berikut;
1. Perencanaan
yang akan dicapai dan tindakan apa yang dilakukan dalam mencapai tujuan
pemakmuran masjid.
2. Pengorganisasian
satu kesatuan.
dan mentalnya.
c. Memberikan wewenang tanggung jawab yang penuh dari pimpinan
3. Penggerakan
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya itu. Karena itu pimpinan pengurus
dengan baik.
pelaksanaan ini. Karena itu pemimpin harus melibatkan seluruh pengurus dalam
sesama pengurus baik melalui rapat, briefing, membuat nota, menelpon dan
4. Pengawasan
Pengawasan atau control baik dari pimpinan stafnya, maupun dari staf
kepada pimpinan dan sesama staf kepengurusan masjid, merupakan sesuatu yang
penting. Terlaksnanya fungsi ini akan membuat pengurus menjadi tahu adanya
kegagalan.16
yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien oleh masjid tersebut.
Fungsi masjid di atas merupakan sebuah sistem yang saling berkaitan satu
dalam menjalankan aktivitas masjid agar dapat berjalan sesuai tujuan. Artinya
adalah metode yang mendorong semua anggota kelompok agar mau bekerjasama
dan mau bekerja secara ikhlas serta bergairah untuk mencapai tujuan sesuai
tertentuan, 3. Salah satu dari factor-faktor produksi yang mencakup organisasi dan
16
Ahmad Yani, Panduan Memakmurkan Masjid, (Jakarta; Al Qalam, 2009 ), hlm.145-151
17
Geoge R Terry, Prinsip-Prinsip Manajemen, (Jakarta: Bumi Aksara, 1993), h. 67
18
Komaruddin, Ensiklopedia Manajemen, Bumi Aksara, (Jakarta:1994), h:511
Jadi dilihat dari asal katanya, manajemen berarti ilmu yang mempelajari
a. Menurut G.R Terry dalam buku Dasrizal Dahlan dan Jusmawati yang
b. Menurut Robert Krettener dalam buku Dasrizal Dahlan dan Jusmawati yang
‘’proses kerja dengan melalui orang lain untuk mencapai tujuan organisasi
d. Melayu S.P Hasibuan manajemen adalah ‘’ilmu dan seni mengatur proses
tujuan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainya.22
19
Dasrizal Dahlan dan Jusmawati, Administrasi dan Manajemen Perspektif Islam, ( Jakarta: The
Minangkabau Faundation, 2006), h.23
20
Ibid, h;24
21
H.B Siswanto, Pengantar Manajemen Dakwah, , (Jakarta: 2015),h.2
22
Rahima Zakia, Dasar- Dasar Manajemen Dakwah, (Jakarta: The Minang Faundation, 2006), h.
9
Manajemen masjid disebut juga dengan idarah masjid adalah pengaturan
fisik masjid dan fungsi masjid secara sistematis untuk merealisasikan fungsi
sebagai pusat ibadah dan peminaan umat. Usaha merealisasikan fungsi masjid
haruslah dilakukan secara balance antara aspek imarah dan aspek ri’ayah, aspek
ri’ayah adalah pengaturan yang terkait fisik yang meliputi pembangunan fisik
Idarah masjid disebut juga dengan manajemen masjid pada garis besarnya
menyangkut
masyarakat
23
Rahima Zakia dkk, Model Manajemen Masjid dalam Meningkatkan Pembinaan Umat di Kota
Padang (Padang: Pusat Penelitian dan Penerbitan IAIN Imam Bonjol Padang, 2014) h. 16
Dari pendapat tersebut jelaslah bahwa untuk terlaksananya fungsi masjid
perlu ada pemberian motivasi, komunikasi dan pengaruh dari fungsi keseluruhan
Padang merupakan salah satu Masjid yang terletak di kota padang sudah berdiri
sejak tahun 1955. Berawal dari surau yang terbuat dari kayu kemudian
Kecamatan Padang Selatan Kota Padang untuk membangun secara permanen pada
tahun 1975. Pada waktu itu dipimpin oleh Dr. H Wiswar mantan anggota DPRD
Prov. Sumatra Barat beliau sangat antusias untuk membangun masjid secara
permanen dan didukung oleh pengurus masjid dalam menjalankan idarah, imarah,
riayah, program TPQ-TQA berdiri tahun 1965 dipimpin oleh ibuk Zanibar, dan
antaranya
dan sosial menuju masyarakat madani dan islami yang kaffah dalam
14
Dokumen, Profil Masjid Al-Munawwarah, 8 Maret 2020
Sesuai dengan keilmuan yang di dalami maka penulis
yaitu :
Tabel 1
7. Akad pernikahan
TQA
TPQ- TQA
5. Pengumpulan dana
Munawwarah
6. Pengumpulan dana
Quds
kongsi kematian
3. Rebbana Tidak
24
Dari tabel di 1 di atas dapat dipahami bahwa dalam pelaksanaan
hari hafal 1 juz bersertifikat resmi dibina oleh H. Jhony Efendi. Lc, MA.
Selanjutnya dilihat dari luar masjid ini mempunyai fisik yang sederhana,
dipandang, nyaman tidak panas karena adanya kipas dan supaya tidak
menimbulkan hiruk pikuk dari luar masjid dibuatlah kedap suara, sehingga
jamaah yang melaksanakan ibadah ke Masjid ini cukup ramai dan untuk
parkir dan jika dilihat dari tempat berwudhu’nya juga bersih jika masjid
24
Sumber : Dokumen Masjid Al Munawwarah, Tanggal 20-12-2020
Pengurus masjid al munawwarah telah melaksanakan program
diwaktu subuh pada hari sabtu, olahraga tenis meja, donatur tetap TPQ/
dikarenak ambulan rusak, maka dari itu pengurus masjid sangat kesulitan
masjid.
memenuhi program kerja dalam aspek idarah, imarah dan ri’ayah. Namun
November 2020 dengan salah satu garin masjid. Dari ketiga aspek terlihat
program bidang imarah kurang berjalan efektif, hal ini menjadi salah satu
permasalahan yang masih dicari solusinya di masjid Al-Munawwarah
Kota Padang”
B. Rumusan Masalah
C. Batasan Masalah
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat praktis
terhadap masyarakat.
F. Penjelasan judul
sebagai berikut:
umat.
Imarah : Imarah adalah pengaturan tentang
G. Sistematika Penulisan
penulisan.
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Manajemen
25
Malayu S.P Hasibuan.Manajemen Dasar-dasar, Pengertian dan Masalah.
(Bumi Aksara: Jakarta. 2008) 1
26
Muhammad Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah (Jakarta : Kencana, 2006),
Cet Ke 2, Hlm. 1
Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses
b. Andrew F. Sikula
c. G. R. Terry
yang nyata.29
d. Sondang P. Siagian
27
Malayu S.P Hasibuan, Manajemen, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2015), ed. revisi, cet. 11,
Hal. 2
28
ibid
29
G.R. Terry dan Leslie W. Rue. Penerjemah G.A.Ticoalu, Dasar-dasar Manajemen,
(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2015), ed. revisi, cet. 11, h. 2
30
Sondang P. Siagian, Fungsi-fungsi Manajerial, Ed. Revisi, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2007), Hal. 1
e. Siswanto
manusia dan sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan yang telah
B. Pengertian Masjid
saja, asal tidak ada larangan, sebagaimana sabda Rasulullah SAW: “….
31
Siswanto, Pengantar Manajemen,(Jakarta: PT Bumi Aksara 2005), Hal. 14
Jadikan bagiku seluruh bumi tempat sujud (masjid) dan tanahnya dapat
32
Aziz Muslim, “aplikasi ilmu Agama”. vol v. No 2, Desember 2004. Hal 107
33
Yusuf al- Qaradhawi, Tuntunanan Membangun Masjid (Jakarta Gema Insert Press,
2007).Hal 7
34
Hayu Prabowo, Ecomasjid Dari Masjid Makmurkan Bumi( lembaga pemulian
linkungan hidup SDM MUI) Hal 1
pembinaan umat untuk mewujudkan sumber daya manusia (SDM) yang
Islam, yaitu masjid tidak semata-semata tempat shalat dan mengaji, tetapi
ada dan sejak awal sejarahnya masjid merupakan pusat segala kegiatan
development.35
bangunan tempat beribadah umat Islam yang digunakan oleh umat Islam
beribadah bagi umat Islam selain itu Masjid juga menjadi pusat
35
Sofan Syafri Harahap, Manajemen Masjid, (Yogyakarta :PT. Dana Bhakti Prima Yasa,
1993),Hal 6
36
Syofysn Syafri Harahap, op. Cit Hal. 36
37
Moh. E. Ayub, dkk, Manajemen Masjid, (Jakarta : Gema insani Press, 2001). Hal 2
38
Harun Nasution, Ensiklopedi Hukum Islam, (Jakarta: PT Ikhtiar Baru Vaoera, 1995),
Hal. 1120
Muamalah bagi umat Islam. Masjid juga menjadi sarana prasarana
a. Fungsi Masjid
secara keseluruhan.39
kepribadian.
2006), Hal 15
4) Masjid adalah tempat kaum muslimin
kesejahteraan bersama.
muslimin.
supervisi social.40
semakin tumbuh dan berkembang, baik dari segi jumlah maupun kualitas
C. Manajemen Masjid
Bumi yang kita tempati ini adalah masjid bagi kaum muslimin/
yang menurut ukuran syariat Islam tidak sesuai untuk dijadikan tempat
Muh. E. Ayub dkk, Manajemen Masjid, Petunjuk Praktis Bagi Para Pengurus, (Jakarta
42
lain.43
manusia dan sumber daya lainya untuk mencapai tujuan masjid atau
Islam.44
tercapai tujuan masjid secara efketif dan efesien sesuai dengan tujuan
masjid.
43
Muh. E. Ayyub ibid, Hal. 32
44
Jusmawati dkk, Manajemen Masjid dan aplikasinya, ( Jakarta, The Minangkabau
Foundation, 2006 ), Hal. 27
45
Muh. E. Ayyub. Op.cit Hal. 133
pemeliharaan tata tertib dan ketentraman masjid,
masyarakat.
tentukan tersebut.
dipenuhi diantaranya:
4). Harus ada kerja sama antara pengurus dan pengurus dengan
yang dipimpin
5). Harus ada sistem atau pola dalam melaksanakan fungsi
manajemen.46
keseluruahanya.
ditetapkan up tu date
dalam siraman rahmat Allah SWT. Dalam Al-Qur’an hal ini disebut
baik agar tujuan dari masjid tersebut dapat tercapai dengan baik.
47
Malayu S.P Hasibuan, Op.cit. Hal. 20
48
Sofyan Syafri Harahap. Op.cit. Hal. 28
diarahkan pada pencapaian tujuan organisasi masjid sebagai pusat
a) Perencanaan (Planning)
1. G.R. Terry
2. Sondang. P. Siagian
49
Jusmawati dkk, Op.cit.Hal. 27
50
Malayu S.P Hasibuan, Op.cit. Hal 91
51
G.R. Terry dan L.W. Rue, Op.cit.Hal. 43-44
52
Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, (Jakarta Timur: PT
Bumi Aksara, 2011), Hal. 65-66
Perencanaanyaitu sebuah proses yang dimulai dari
oleh suatu pengurus untuk mencapai tujuan masjid secara efektif dan
efesien.
b) Pengorganisasian (Organizing)
Ernie Tisnawati Sule & Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen, (Jakarta: Prenada
53
baik maka organisasi pun akan baik dan tujuan pun relative mudah dicapai.
aktivitas yang hendak dilakukan oleh manajer atau pengurus pada seluruh
hirarki organisasi.55
103)
c) Penggerakan (actuating)
adalah ibarat kunci starter mobil, artinya mobil baru dapat berjalan jika
kunci starternya telah melaksanakan fungsinya.Demikian juga proses
semua karyawan agar mau bekerja sama dan bekerja efektif dalam
57
Malayu S.P. Haibuan Op.cit. Hal. 183
58
Ibid Hal. 184
59
Ahmad Yani, loc.cit. Hal. 149
Artinya: sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan siksaan
yang sangat pedih dari sisi Allah dan memberi berita gembira
Al-Kahf ayat 2)
pengurus yang lain agar mau bekerja sama dalam mencapai tujuan masjid
d) Pengawasan (actuating)
mengisi, karena:
1) G.R. Terry
menjadi serius.61
2) Manalung
3) Sondang P. Siagian
ditentukan sebelumnya.63
60
Malayu S.P. Haibuan Op.citHal. 241
61
G.R.Terry dan Leslie W. Rue, Op.Cit.,Hal. 232
62
Dasrizal Dahlan dan Jusmawati, Administrasi dan Manajemen Perspektif Islam,
(Jakarta: The Minangkabau Foundation, 2006), Hal.76
63
Sondang P. Siagian,op. cit., Hal. 125
Dalam Al-Qur’an juga sudah dijelaskan untuk selalu
ayat 18:
(Q.S Al-Hasyr:18)
sehingga tujuan masjid tersebut dapat terlaksana secara efektif dan efesien.
a. Pengertian Imarah
6423
Hhtp://Masjidbunut1.blogspot.co.id/2013/02/materi-kemasjidan.html?m=1
memelihara masjid, menghormati dan menjaganya agar bersih dan suci,
ketaatan kepada Allah SWT. Setiap bentuk ketaatan kepada Allah bisa
besar islam.
25
Departemen agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung,
PT. Sygma Examedia Arkanleema, 2007) Hlm.189
26 Abdul Rahmat, M.Arief Effendi Ibid,h.80
Salah satu kelemahan umat Islam adalah kurang
1) Shalat berjama’ah.
4) Pengajian remaja.
5) Tadarus dan bimbingan membaca Al Qur`an.
6) Lembar Informasi.
7) Ceramah, dialog dan seminar.
8) Kunjungan (ziarah)27
a. Management Pendidikan dan Pelatihan
formal TK, SD, SLTP dan SLTA dapat dikelola oleh yayasan
1) Perpustakaan Masjid.
4) Pelatihan Kepemimpinan.
5) Pelatihan Jurnalistik.
shadaqah.
Kegiatan tersebut harus dilaksanakan secara transparan
adalah:
1) Sumbangan ekonomi.
4) Bakti sosial.
5) Rekreasi.
masjid. Dan pengurus masjid tak berdaya, padahal masjid yang tidak
setengah setengah.
bangunan yang bagus dan indah itu tidak ada artinya apabila
b. Memperbanyak kegiatan
masjid. Dan disini pengurus dapat menjalin hubungan dan kerja sama
E. Penelitian Relevan
Penelitian yang dilakukan oleh Sonya Desfa Fira Nim 131203009 Jurusan
Manajemen Dakwah, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, tahun 2019, dengan
judul skripsi Pengelolaan Imarah Masjid Agung Nurul Iman Kota Padang
menggunakan wawancara, studi dokumnetasi, dan obserasi. Teknik analisis data ialah
sama-sama membahas tentang objek masjid. Penelitian ini juga menggunakan metode
kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data adalah wawancara, studi
dokumnetasi, dan obserasi. Teknik analisis data ialah reduksi data, penyajian data, kesimpulan
dan verifikasi.
66
Drs. Moh.E.Ayub, Manajemen Masjid, (Jakarta: Gema insani, 2001), h.74
54
Namun terdapat perbedaannya yaitu pada objek tempat atau lokasi pnelitian. Peneliti
sebelunya melakukan penelitian terhadap Masjid Agung Nurul Iman Kota Padang, sedangkan
Jurusan Manajemen Dakwah, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, tahun 2019,
dengan judul skripsi Pengelolaan Masjid Nurul Iman Korong Kalawi Kecamatan
wawancara, studi dokumnetasi, dan obserasi. Teknik analisis data ialah reduksi data,
ini sama-sama membahas tentang objek masjid. Penelitian ini juga menggunakan
wawancara, studi dokumnetasi, dan obserasi. Teknik analisis data ialah reduksi data,
perbedaan yaitu peneliti sebelumnya yang menitik beratkan pada fungsi penggerakan
dalam aspek imarah dan aspek riayah Masjid Nurul Iman Korong Kalawi Kecamatan
masih belum dilakukan pencatatan (administrasi), yang lengkap, namun masjid ini
selalu ramai dan tidak sepi dari kegiatan-kegiatan ibadah dan sosial masyarakat.
Sementara peneliti sekarang lebih menitik beratkan pada Manajemen Imarah Masjid
Al-Munawwarah Tarandam Kota Padang dalam Penggerakan fungi masjid, baik itu
55
Penelitian yang dilakukian oleh Rahmi, Nim, 1312030061,
dokumnetasi, dan obserasi. Teknik analisis data ialah reduksi data, kesimpulan dan
verifikasi.
sama-sama membahas tentang objek masjid. Penelitian ini juga menggunakan metode
kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data adalah wawancara, studi
dokumnetasi, dan obserasi. Teknik analisis data ialah reduksi data, penyajian data,
yaitu peneliti sebelumnya yang menitik beratkan pada fungsi penggerakan dalam aspek
imarah dan aspek riayah pada Masjid Taqwa Muhammadiyah Sumatera Barat. Pada aspek
imarah ada beberapa bagian yaitu seksi dakwah atau ta’mirul masjid, pendidikan dan
perpustakaan, sosial, pengembangan usaha Riayah juga ada beberapa bagian yaitu seksi
Maanajemen Dakwah, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi tahun 2017, dengan judul
skripsi Manajemen Masjid An-Nur Sungai Sapih Kecamatan Kuranji Kota Kota
Padang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik
Adapun persamaan dalam peneliti sebelumnya dengan peneliti sekarang ini sama-
sama membahas tentang objek masjid Penelitian ini juga menggunakan metode kualitatif
56
Perbedaan peneliti sebelumnya dengan peneliti sekarang ini terdapat perbedaan yaitu
peneliti sebelumnya yang menitik beratkan pada pengelolaan Masjid An-Nur Sungai Sapih
Kecamatan Kuranji Kota Padang. Meskipun dalam pengelolaanya masih belum dilakukan
pencatatan (administrasi), yang lengkap, namun masjid ini selalu ramai dan tidak sepi dari
kegiatan-kegiatan ibadah dan sosial masyarakat. Sementara peneliti sekarang lebih menitik
beratkan pada Manajemen Imarah Masjid Al-Munawwarah Tarandam Kota Padang dalam
Penggerakan fungi masjid, baik itu dari segi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan,
dan pengawasannya. Selain itu juga dilihat bagaimana upaya pengurus dalam meningkatkan
fungsi masjid.
Manajemen Dakwah, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, dengan judul Skripsi
Pengeloaan Imarah Masjid Agung Nurul Falah Lubuk Basung Kabupaten Agam,
Dalam pembahasan tersebut peneliti sebelumnya dengan peneliti sekarang ini sama-
sama membahas tentang Manajemen Imarah Masjid baik dari segi perencanaan,
metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data adalah wawancara,
Namun terdapat perbedaannya yaitu pada objek tempat atau lokasi pnelitian. Peneliti
sebelunya melakukan penelitian terhadap Masjid Agung Nurul Fallah Lubuk Basung
Manajemen Dakwah, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, dengan judul Skripsi Upaya
57
Perbedaan peneliti sebelumnya dengan peneliti sekarang ini yaitu yang menitik
beratkan pada pengelolaan fisik masjid (idarah Benail Maady) dan pengelolaan masjid
secara fungsional (idarah Binail Ruhiy). Serta factor pendukung dan penghambat dalam
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Ire Septia Eliza, Nim 1312030107, jurusan Manajemen
Dakwah, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, tahun 2017, dengan judul skripsi
sebelumnya dengan peneliti sekarang ini sama-sama membahas tentang objek Masjid.
Penelitian ini juga menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik
pengumpulan data adalah wawacara, studi dokumentasi, dan obserasi. Teknik analisis data
menitikberatkan pada upaya pengurus dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas jama’ah
dalam bidang ibadah dan bidang dakwah. Serta factor pendukung dan penghambat dalam
Imarah Masjid Al-Munawwarah Tarandam Kota Padang dalam Penggerakan Fungsi Masjid.
Manajemen Dakwah, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi dengan judul Skripsi Upaya
Pengaruh Dalam Memkmurkan Masjid Raya Nagari Ujung Gading Keamatan Lembah
Malintang Kabupaten Pasaman Barat. Penelitian ini juga menggunakan metode kualitatif
58
Adapun persamaan dalam penelitian sebelumnya dengan peneliti sekarang ini sama-
sama membahas tentang objek Masjid. Penelitian ini juga menggunakan metode kualitatif
dokumentasi, dan obserasi. Teknik analisis data ialah reduksi data, penyajian data,
Perbedaan peneliti sebelumnya dengan peneliti sekarang yaitu pada Masjid Raya
Nagari Ujung Gading peneliti sebelumnya yang menitikberatkan pada upaya pengurus dalam
meningkatkan kualitas dan kuantitas jama’ah dalam bidang ibadah dan bidang dakwah. Serta
factor pendukung dan penghambat dalam memakmurkan masjid. Sedangkan peneliti sekarang
Manajemen Dakwah, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, dengan judul skripsi
Pengelolaan Imarah Masjid Al-Ikhwan Bukit Kali Koto Baru Kabupaten Solok
menggunakan wawancara, studi dokumnetasi, dan obserasi. Teknik analisis data ialah
sama-sama membahas tentang objek masjid. Penelitian ini juga menggunakan metode
kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data adalah wawancara, studi
dokumnetasi, dan obserasi. Teknik analisis data ialah reduksi data, penyajian data,
Al-Ikhwan Bukit Kali Koto Baru Kabupaten Solok, sebelumnya yang menitikberatkan
pada upaya pengurus dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas jama’ah dalam
bidang ibadah dan bidang dakwah. Serta factor pendukung dan penghambat dalam
59
Manajemen Imarah Masjid Al-Munawwarah Tarandam Kota Padang dalam
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan judul skripsi Manajemen Masjid
Raya Baitus Salam Komplek Billy Moon Jakarta Timur. Penelitian ini
ini sama-sama membahas tentang objek masjid. Penelitian ini juga menggunakan
wawancara, studi dokumentasi, dan obserasi. Teknik analisis data ialah reduksi data,
satunya dilakukan oleh pengurus masjid dalam menarik jamaah untuk datang ke
masjid yaitu melakukan bazar salah satunya bazar pakaian dan lain-lain. Sedangkan
peneliti sekarang lebih menitik beratkan pada Manajemen Imarah Masjid Al-
Dakwah, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, dengan judul skripsi Manajemen
Masjid Asasi Kota Padang Panjang, . Penelitian ini menggunakan metode kualitatif
60
dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data adalah wawancara, studi
ini sama-sama membahas tentang objek masjid. Penelitian ini juga menggunakan
wawancara, studi dokumentasi, dan obserasi. Teknik analisis data ialah reduksi data,
perbedaan yaitu peneliti sebelumnya yang menitik beratkan pada Manajemen Masjid
Asasi Kota Padang Panjang. Meskipun dalam pengelolaanya masih belum dilakukan
pencatatan (administrasi), yang lengkap, namun masjid ini selalu ramai dan tidak sepi
Kota Padang dalam Penggerakan fungi masjid, baik itu dari segi perencanaan,
fungsi dan peran masjid secara ideal sebagai pusat kegiatan dakwah seperti yang telah
bahwa potensi masjid baik dalam segi kuantitas (jumlah dan keadaan secara fisik
personil yang peduli kepada agama dan umatnya, tempat berkumpul berbagai elemen
2. Tulisan ini mengkaji tema mengembalikan fungsi masjid sebagai basis manajemen
61
dakwah. Aktualisasinya melalui tiga level perbaikan dan pengembangan manajemen
masjid dalam level mikro (penataan manajemen tiap masjid), level messo (bagaimana
dan level mikro (bagaimana membuat networking atau kerjasama antar masjid).
sama-sama membahas tentang objek masjid. Jika masjid dilihat dari segi perbedaan
penelitianya yaitu peneliti sebelumnya mengkaji tentang fungsi dan peran masjid
secara ideal sebagai pusat kegiatan dakwah, seperti telah dituntunkan Al-Qur’an dan
dalam segi penngerakan fungsi masjid. Dalam peneliti sekarang ini lebih
memfokuskan pada apa yang akan dilakukan dalam memakmurkan masjid, sehingga
Masjid Dalam Optimalisasi Peran dan Fungsi Masjid. Dalam penelitian ini dapat
meliputi planning, Organizing, Actuating dan Controling telah berjalan dengan baik.
Hal ini dapat dikatakan bahwa masjid Jabalurohman sudah mengaplikasiakan fungsi
manajemen dengan baik, 2. Factor penghambat atau kendala yang dijumpai oleh
masjid Jabalurohman Cirendeu ada dua bagian yaitu factor internal dan eksternal
bangunan masjid yang indah, bersih dan nyaman sebagai pusat kegiatan keagamaan,
Dewan Kemakmuran Masjid. Dari hasil penelitian Nampak bahwa usaha para
62
pengurus masjid Jabalurohman yang dilakukan dari waktu kewaktu telah memberi
sama-sama membahas tentang objek Masjid. Jika dilihat dari segi perbedaan
Controling, 2. Factor penghambat atau kendala yang dialami, dilihat dari factor
Dari peneliti sekarang ini lebih memfokuskan pada bagaimana manajemen yang baik
dapat diterapkan dalam setiap kegiatan masjid, sehingga tujuan manajemen imarah
63
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah salah satu cara bertindak menurut sistem aturan atau
tatanan yang bertujuan agar kegiatan praktis terlaksana secara rasional dan terarah
sehingga dapat mencapai hasil yang maksimal dan optimal. Penelitian adalah suatu
upaya dalam bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta
atau prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati dan sistematis dalam mewujudkan
kebenaran.67
Metode penelitian adalah salah satu cara bertindak menurut sistem aturan atau
tatanan yang bertujuan agar kegiatan praktis terlaksana secara rasional dan terarah
sehingga dapat mencapai hasil yang maksimal dan optimal. Dalam penelitian ini
digunakan metode kualitatif. Metode kualitatif yaitu dengan menggunakan
wawancara terbuka untuk menelaah dan memahami sikap, pandangan, perasaan dan
perilaku individu dan kelompok.69
B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian lapangan (field research)
dengan menggunakan metode kualitatif dan pendekatan deskriptif kualitatif yang
merupakan suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-
kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang diteliti. Penelitian dilakukan pada objek
ilmiah adalah objek yang berkembang apa adanya, tidak ada unsur manipulasi oleh
peneliti.70
67
Mardalis, Metode Penelitian (Suatu Pendekatan Proposal), Jakarta: PT Bumi Aksara,1999, h.24
68
Lexi J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Edisi Refisi), (Bandung; Remaja Rosdakarya, 2009), h.4
69
Ibid., h. 5
70
Suryabrata Sumadi, Metodologi Penelitian, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada,2002.h.18
64
Adapun pendektan yang digunakan adalah pendekatan penelitian deskriptif
yakni menuturkan dan menafsirkan yang berkenaan dengan keadaan, variabel, dan
fenomena yang terjadi disaat penelitian berlangsung serta menyajikan apa
adanya.71Dengan melakukan penelitian dengan metode kualitatif akan membantu
penulis dalam menyelesaikan dan merangkum semua data-data yang dibutuhkan
dalam menyusun skripsi ini.
Deskriptif adalah yang bermaksud untuk membuat deskriptif mengenai situasi-
situasi atau kejadian-kejadian. Data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan
bukan angka-angka. Hal ini disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif.
Selain itu semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa
yang sudah diteliti.72
Secara garis besar jenis-jenis penelitian dapat dilihat berdasarkan jenis data,
menurut bentuk/tempat penelitian dan data menurut sumber mendapatkan data, dapat
dibedakan berdasarkan beberapa aspek yaitu penelitian relevan berdasarkan aspek
tujuan penelitian terbagi dua yaitu pertama, penelitian murni (pure research), yaitu
penelitian ini diselenggarakan dalam rangka memperluas dan memperdalam ilmu
pengetahuan secara teoritis. Oleh karena itu disebut juga sebagai penelitian teoritis
dan kedua, penelitian terapan (applaid research), yaitu penelitian ini diselenggarakan
dalam rangka mengatasi masalah nyata dalam kehidupan, berupa usaha menemukan
dasar-dasar dan langkah-langkah perbaikan bagi suatu aspek kehidupan yang
dipandang perlu diperbaiki.
Berdasarkan aspek tujuan penelitian ini penulis menggunakan aspek penelitian
murni (pure research), karena penelitian ini diselenggarakan dalam rangka
memperluas dan memperdalam pengeahuan secara teoritis. Oleh karena itu disebut
juga sebagai penelitian teoritis.
Penelitian berdasarkan aspeek pendekatan terbagi menjadi delapan, yaitu
pertama pendekatan eksperimen adalah penelitian yang memanipulasi variabel
independen (terikat/ tetap), mengukur pengaruh variabel independen terhadap variabel
independen (terikat/ tetap), dengan menganggap beberapa variabel lain konstan.
Kedua, penelitian ex post facto adalah penelitian setelah faktanya terjadi. Penelitian
tidak mempunyai control langsung terhadap variabel independen karena sudah terjadi
atau karena memang tidak ada perlakuan, perkiraan mengenai hubungan antar
71
Hadari Nawawi, et al, Penelitian Terapan, (Yogyakarta: Uniersitas Gajah Mada, 1996),h.7
72
Lexy J Maleong, Op. Cit,,h.11
65
variabel dibuat tanpa ada interevensi penelitian. Ketiga, penelitian survey, adalah
penelitian yang sangat fokus pada sikap tertentu yang bertujuan untuk dekriptif atau
penjelasan. Keempat, penelitian sejarah (history reearch), adalah penelitian yang
berusaha menemukan fakta masa lalu dan penjelasan mengenai fakta tersebut.
Kelima, Penelitian naturalistik, Penelitian ini awalnya kualitatif yang menjadi
instrumen adalah penelitan itu sendiri. Keenam, Penelitian kebijakan (policy
research), yaitu Penelitian yang berkaitan dengan suatu kebijaksanaan, misalnya hal
ini dimulai karena ada masalah pada pengambilan suatu keputusan di organisasi
yanghasilnya berupa kebijakan.Ketujuh, Penelitian exsionr esarch, yaitu Penelitian
yang ditandai dengan siklus penelitian lanjutan dan umumnya tidak dapat dilakukan
hanya satu kali.Kedelapan, Penelitian evaluasi, Penelitian yang mencoba mencari
jawaban sampai sebebrapa jauh tujuan yang digariskan pada awal program tercapai
atau mempunyai tanda-tanda akan tercapai.
Berdasarkan aspek pendekatan penulis menggunakan penelitian survei yang
menjelaskan penelitian yang sangat fokus pada sikap tertentu yang bertujuan untuk
deskripsi dan penjelasan. Penelitian berdasarkan aspek eksplanasi (keterangan yang
dihasilakan) terbagi menjadi tiga, yaituPertama, Penelitian deskriptif (menjelaskan/
memaparkan apa adanya), Adalah penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan
informasi sekarang (saat meneliti) suatu fenomena.
Penelitian ini tidak bermaksud menguji hipotesis, melainkan mendapat
informasi untuk membuat keputusan. Ada beberapa penelitian yang termasuk
penelitian deskripsif, seperti; studi kasis, studi perkembangan, analisis dokumentasi,
analisis kecendrungan (trand), studi tindak lanjut, studi kolerasi dan survei.Kedua,
Penelitian komperatif (melihat perbandingan) adalah penelitian yang bertujuan untuk
menjelaskan dan membandingkan antara suatu objek/variabel dengan objek/variabel
lainnya.Ketiga, Penelitian asosiatif (mencari hubungan), Adalah penelitian yang
bertujuan untuk melihat/mencari hubungan atau pengaruh suatu objek/variabel
lainnya.
Bersadarkan aspek tingkat ekspansi (ketetapan yang dihasilkan) penulis
menggunakan penelitian deskriptif, karena penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan
dan memaparkan apa adanya yang terjadi dilapangan.
Penelitian berdasarkan aspek jenis data terbagi menjadi tiga, yaituPertama,
Penelitian kuantitatif, adalah penelitian yang banyak menuntut angka, mulai dari
pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, dan lain sebagainya. Kedua,
66
Penelitian kualitatif, adalah penelitian yang lebih menekankan pada aspek pemahaman
secara mendalam terhadap suatu masalah.Ketiga, Gabungan antara keduanya.
Berdasarkan aspek jenis data yang penulis gunakan jenis data kualitatif, karena
data yang penulis kumpulkan berupa data-data yang penulis dapat dari hasil observasi.
Penelitian berdasarkan aspek menurut sumber mendapatkan data terbagi
menjadi dua, yaitu Pertama, Data intern, adalah data yang dikumpulkan oleh suatu
lembaga mengenai kegiatan lembaga tersebut dan hasilnya digunakan untuk keperluan
lembaga itu sendiri.Kedua, Data ekternal, adalah data dari luar lembaga yang
menggambarkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil kerja organisasi.
Berdasarkan aspek menurut sumber mendapatkan data penulis menggunakan
data ekstern, karena sumber data yang penulis gunakan dalam penelitan ini yaitu data
yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di lapangan dan data yang penulis
gunakan juga menggunakan sumber-sumber yang telah ada, yaitu diperoleh dari
brosur, arsip-arsip dan laporan tahunan perkembangan jumlah nasabah dalam bentuk
file yang mendukung penelitian ini.
Penelitian berdasarkan aspek bentuk/tempat pelakasaan penelitian terbagi
menjadi tiga, yaitu Pertama, Penelitian kepustakaan (library research), adalah
penelitian yang di gunakan dengan menggunakan/ mencari literatur atau buku-buku
kepustakaan, lewat brosur, jurnal, koran dan informasi tertulis lainnya, maupun dari
laporan hasil penelitian dari peneliti terdahulu. Kedua, Penelitian lapangan (field
research), adalah penelitian yang dilaksanakan dengan menghimpun data dari
informan atau informasi yang langsung yang di dapat/ di lakukan dari lapangan.
Ketiga, Penelitian laboratorium (laboratory research), adalah penelitian yang di
laksanakan pada ruang/ tempat tertentu yang sudah di sediakan dengan alat-alat
pendukungnya.
Berdasarkan aspek bentuk/ tempat pelaksanaan penelitian penulis
menggunakan penelitian lapangan (field research), karena penulis melaksanakan
dengan menghimpun data dari informan atau informasi yang langsung yang didapat/
dilakukan di lapangan.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif,
yang mana penelitian deskriptif kualitatif ini merupakan penelitian yang tujuannya
untuk menggambarkan serta mendeskripsikan peristiwa ataupun kejadian yang terjadi
dilapangan dan data disajikan secara sistematis, sesuai dengan fakta, dan akurat
mengenai fenomena-fenomena yang terjadi dilapangan.
67
Penelitian deskriptif kualitatif bertujuan guna menggambarkan, menerangkan,
menjelaskan serta menjawab secara lebih merinci permasalahan yang akan diteliti
dengan mempelajari dengan maksimal seseorang atau individu maupun kelompok
dalam suatu peristiwa tertentu. Dalam penelitian kualitatif ini manusia merupakan
sebagai instrumen dalam penelitian adapun hasilnya akan berupa suatu pernyataan dan
kata-kata yang sesuai dengan kenyataan dilapangan.
Berdasarkan pemaparan diatas penulis melakukan penelitian lapangan karena
penulis melakukan dengan mengumpulkan dan menghimpun data-data dari informan
yang didapatkan secara langsung dilapangan.
C. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat ddimana unit analisis penelitian berada.
Apabila penelitian dilakukan di wilayah tertentu, secara jelas nama wilayah tersebut
harus diantumkan dalam judul penelitian. Lokasi penelitian merupakan hal yang
penting dalam melakukan penelitian.
Adapun penelitian ini akan dilakukan di Masid Al-Munawwarah Tarandam,
Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang yang beralamat di jl. Proklamasi, Tarandam,
Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang, Provinsi Sumatra Barat.
68
Adapun yang akan menjadi informan ataupun sampel penelitian yaitu Bapak
H. Gufran SS selaku ketua pengurus masjid baru, dan Bapak Irnaldi SH,MH selaku
ketua bidang pendidikan dan dakwah di masjid serta bapak Muhammad Rif’at selaku
sekretaris II masjid. Serta anggota organisasi, donator dan masyarakat yang dijadikan
sasaran kegiatan-kegiatan penggerakan Imarah, Masjid.
E. Sumber Data
Sumber data merupakan salah satu komponen riset, artinya tanpa data tidak
akan ada riset. Data yang akan dipakai dalam riset haruslah data yang benar, karena
data yang salah akan menghasilkan informasi yang salah.74
1. Data Primer
Data primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari sumber
asli (tidak melalui media perantara). Data primer dapat berupa opini subjek
(orang) secara individual atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda
(fisik), kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian. Metode yang digunakan untuk
mendapatkan data primer yaitu : metode wawancara dan metode observasi. Data
primer atau data pokok yang diperoleh dari Masjid Al-Munawwarah Tarandam,
Kecamatan Padang Selatan Kota Padang, dalam hal ini adalah pengurus masjid.
Dalam hal ini datanya dalam bentuk hasil wawancara dan tingkah laku serta
aktifitas para pengurus
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti
secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak
lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang
telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak
dipublikasikan. Data sekunder yang penulis peroleh dari Masjid Al-Munawwarah
Tarandam, Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang adalah arsip-arsip, dan
dokumentasi.
F. Instrumen Penelitian
74
Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis,Jakarta, PT Raja Grafindo
Persada,2007.h.49
69
Dalam peneltian kualitatif, yang menjadi instumen atau alat penelitian adalah
peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai instrumen juga harus divalidasi
seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian dan selanjutnya terjun ke
lapangan.45 Peneliti sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus
penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data,
menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas
temuannya.Adapun yang menjadi instrumen utama dalam penelitian ini adalah
peneliti sendiri, namun selanjutya setelah fokus penelitian menjadi jelas, maka
kemungkinan akan dikembangkan instrumen penelitian sederhana, yang daharapkan
dapat melengkapi data dan membandingkan dengan data yang telah ditemukan
melalui observasi dan wawancara.
75
Hadeli, Metode Penelitian, (Jakarta: Quantum Teaching, 2000)
76
Husaini Usman dan Purnomo Akbar, Metode Penelitian Sosial, Jakarta: Bumi Aksara, 2003
70
3. Dokumentasi adalah hal-hal atau variabel berupa catatan, buku-buku, transkip
mengenai hal-hal yang diselidiki, atau memperoleh informasi melalui data yang
tertulis sebagai bahan dalam penelitian. Data diperoleh melalui dokumentasi,
seperti arsip-arsip, program kerja, surat-surat serta dokumen lainnya yang terkait
dengan penelitian ini.77 Dalam hal ini penulis akan mendapatkan informasi tentang
Masjid Al-Munawwarah Tarandam, Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang
dalam bentuk tertulis seperti surat keputusan, program kerja, agenda kerja dan lain
sebagainya
Dalam penelitian kualitatif, teknik analisis data yang digunakan sudah jelas, yaitu
diarahlan untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah
dirumuskan dalam proposal. Analisis data kualitatif bersifat induktif, yaitu suatu
analisis berdasarkan data yang diperoleh selanjutnya dikembangkan menjadi
hipotesis. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan sejak sebelum memasuki
lapangan, seama diapangan, dan setelah selesai dilapangan. Teknik analisis data yang
digunakan dalam ppenelitian ini adalah analisis data dengan mode interaktif, dimana
dengan model analisis ini memungkinkan analisis data kualitatif yang dilakukan
secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas sehingga
datanya jenuh.Proses pelaksanaan analisis data dilaksanakan melalui beberapa tahap.
dengan tahapan sebagai berikut:
1. Pengumpulan Data
Hal ini merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk menghimpun informasi
yang berhubungan dengan penelitian. Data dari hasil observasi, wawancara, dan
dokumentasi yang diperoleh dari sumber data penelitian dikumpulkan.
2. Reduksi Data
Reduksi data dalam analisis data penelitian kualitatif, menurut Miles dan
Huberman sebagaimana ditulis Malik diartikan sebaga proses pemilihan, pemusatan
perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data ―kasar‖ yang
77
Maleong, Laxi J. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosda Karya,
2006.h. 287
71
muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data berlangsung terus
menerus selama proyek yang berorientasi penelitian kualitatif berlangsung.78
3. Penyajian Data
4. Analisis Data
Berdasarkan pada jenis penelitian yang penulis lakukan ini yang bersifat
kualitatif. Analisis data dalam penelitian kualitatif ini dilakukan sejak sebelum
memasuki lapangan, selama dilapangan, dan juga setelah selesai dilapangan.
5. Penarikan Kesimpulan
72
Adapun metode analisis data yang penulis gunakan adalah metode data
deskriptif kualitatif. Dalam pengujian data seperti ini akan dianalisis data bersifat
deskriptif analisis, yaitu menguraikan seluruh konsep yang ada hubungannya dengan
pembahasan penelitian. Oleh karena itu data-data yang bersifat dokumen, hasil
wawancara, dan observasi akan dianalisis sehingga dapat dilakukan dengan lancar
guna mengetahui Manajemen Imarah Masjid dalam Penggerakan Fungsi Masjid Al-
Munawwarah Tarandam Kota Padang.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
BUKU
73
Ayub, Moh. E, 1996, Manajemen Masjid Petunjuk Praktis bagi Para Pengurus.
Jakarta: Gema Insani Pres.
Maleong, Laxi J. 2006. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosda Karya.
74
Mardalis, 1999. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Roslaini, et al. 2005. Manajemen dalam Pesrpektif Islam. Padang: IAIN Imam
Bonjol Padang.
Zakia, Rahima dkk. 2006. Manajemen Masjid dan Aplikasinya, Jakarta: The
Minangkabau Foundation
Internet
75
https://www.slideshare.net/dickindisav/ Manajemen Masjid 2, Diakses pada
tanggal 8 Novemer 2020
Tim Google. 2014, manajemen riayah masjid. Diakses pada tanggal 6 oktober
2020 dari online, http://kumpulan makalah 2012.blogspot.co.id
Jurnal
76