Anda di halaman 1dari 11

TUGAS 1 TEKNIK PERENCANAAN DAKWAH

Dosen Pengampu : Andri Hendrawan. M. Ag.

Oleh :
AQILLAH JAHRO DARIAH
MD 5 A
1184030019

MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
TEORI-TEORI PERENCANAAN DI ERA REVOLUSI INDUSTRI

Industri
 Menurut Undang-Undang No 5 Tahun 1984 Tentang Perindustrian
Industri merupakan kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku,
barang setengah jadi dan/atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih
tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan
industri.
 Menurut Tim Grasindo
Industri merupakan segala macam pekerjaan yang menghasilkan uang.
 Menurut Kartasapoetra
Industri merupakan kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku,
barang setengah jadi dan atau barang jadi, menjadi barang dengan nilai yang lebih
tinggi lagi penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun industri dan
perekayasaan industri.
Revolusi Industri
Revolusi Industri yaitu perubahan yang cepat di bidang ekonomi yaitu dari kegiatan
ekonomi agraris ke ekonomi industri yang menggunakan mesin dalam mengolah bahan
mentah menjadi bahan siap pakai. Revolusi Industri telah mengubah cara kerja manusia dari
penggunaan tangan menjadi menggunakan mesin. Istilah “Revolusi Industri” diperkenalkan
oleh Friedrich Engels dan Louis-Auguste Blanqui di pertengahan abad ke-19.
1. Reformasi Politik
reformasi adalah proses pembentukan atau perubahan sistem yang telah ada pada suatu masa
diganti dengan yang baru. Perubahan dan perbaikan tersebut utamanya dilakukan pada bidang
politik, ekonomi, sosial, hukum, dan pendidikan.
 Teori pengambilan keputusan
Keputusan dapat dijelaskan sebagai hasil pemecahan masalah, selain itu juga harus
didasari atas logika dan pertimbangan, penetapan alternatif terbaik, serta harus
mendekati tujuan yang telah ditetapkan.
Seorang pengambil keputusan haruslah memperhatikan hal-hal seperti; logika, realita,
rasional, dan pragmatis.
Secara umum pengertian teori pengembilan keputusan adalah, teknik
pendekatan yang digunakan dalam proses pengambilan keputusan atau proses
memilih tindakan sebagai cara pemecahan masalah.
a) Teori Rasional Komprehensif
Barangkali teori pengambilan keputusan yang biasa digunakan dan
diterima oleh banyak kalangan adalah teori rasional komprehensif
b) Teori Inkremental
Teori ini dalam mengambil keputusan dengan cara menghindari
banyak masalah yang harus dipertimbangkan dan merupakan madel yang
sering ditempuh oleh pejabat-pejabat pemerintah dalam mengambail
keputusan.
c) Teori Pengamatan Terpadu (Mixed Scaning Theory)
Pengamatan terpadu (Mixid Scaning) sebagai suatu pendektan untuk
mengambil keputusan baik yang bersifat fundamental maupun inkremental.
Keputusan-keputusan inkremental memberikan arahan dasar dan melapangkan
jalan bagi keputusan-keputusan fundamental sesudah keputusan-keputusan itu
tercapai.
Model pengamatan terpadu menurut Etzioni akan memungkinkan para
pembuat keputusan menggunakan teori rasional komprehensif dan teori
inkremental pada situasi yang berbeda-beda.
Model pengamatan terpadu ini pada hakikatnya merupakan pendekatan
kompromi yang menggabungkan pemanfaatan model rasional komprehensif
dan model inkremental dalam proses pengambilan keputusan.
 Teori pembagian kekuasaan
Dalam sebuah praktek ketatanegaraan tidak jarang terjadi pemusatan kekuasaan pada
satu tangan, sehingga terjadi pengelolaan sistem pemerintahan yang dilakukan secara
absolut atau otoriter, sebut saja misalnya seperti dalam bentuk monarki dimana
kekuasaan berada ditangan seorang raja. Maka untuk menghindari hal tersebut perlu
adanya pembagian/pemisahan kekuasaan, sehingga terjadi kontrol dan keseimbangan
diantara lembaga pemegang kekuasaan.
 Political Economy
Ekonomi politik muncul pada abad 18 didorong oleh perubahan dramatik dalam
sistem pemenuhan kebutuhan, baik dalam hal sifat dan jenis kebutuhan maupun dalam
hal cara produksi dan distribusi barang dan jasa untuk memenuhinya. Perubahan
tersebut ditandai oleh pergeseran istilah dari “economy” menjadi “political economy”.
Karena itu, pengertian ekonomi politik dapat ditelusuri dari sisi ekonomi maupun dari
sisi politik.
Istilah EKONOMI menunjuk pada manajemen rumah tangga. Istilah ini relevan untuk
masa di mana kebutuhan muncul dan hal-hal untuk memenuhinya diproduksi di
rumah tangga. Ekonomi Politik menunjuk pada manajemen urusan ekonomi suatu
negara.
Istilah POLITIK menunjuk pada dua kualitas sistem pemenuhan kebutuhan yang
saling terkait. Pertama, sistem yang menghubungkan orang-orang yang saling
independen (saling tidak mengenal). Dalam situasi ini, usaha pemenuhan kebutuhan
kita tergantung pada orang lain, bukan pada keluarga. Kedua, batas-batas pemenuhan
kebutuhan kini bersifat politis; tanggung jawab pemenuhan kebutuhan jatuh ke
otoritas publik, kepada kepala negara bukan kepala rumah tangga.
 Sosialisme Ekstreem
Istilah sosialisme pertama kali dipakai di Prancis pada tahun 1831 dalam sebuah
artikel tanpa judul oleh Alexander Vinet.Pada masa ini istilah sosialisme digunakan
untuk pembedaan dengan indvidualisme, terutama oleh pengikut-pengikut Saint-
Simon, bapak pendiri sosialisme Prancis.Saint-Simon lah yang menganjurkan
pembaruan pemerintahan yang bermaksud mengembalikan harmoni pada masyarakat.
Sosialisme adalah serangkaian sistem ekonomi dan sosial yang ditandai dengan
kepemilikan sosial atas alat-alat produksi dan manajemen mandiri pekerja, serta teori-
teori dan gerakan politik yang terkait dengannya. Kepemilikan sosial dapat berupa
kepemilikan negara, kolektif, koperasi, atau kepemilikan sosial atas ekuitas. Ada
banyak varian sosialisme dan tidak ada definisi tunggal yang merangkum semuanya,
dengan kepemilikan sosial menjadi elemen umum yang dimiliki berbagai variannya.
Ekstrem menurut Kamus besar bahasa Indonesia kata ini berarti yang paling keras,
paling ujung, paling teguh.
Sosialisme ekstreem yaitu serangkaian sistem ekonomi dan sosial yang paling keras.
 Development Machine
Perkembangan (Development) merupakan suatu proses yang pasti di alami oleh setiap
individu, perkembangan ini adalah proses yang bersifat kualitatif dan berhubungan
dengan kematangan seorang individu yang ditinjau dari perubahan yang bersifat
progresif serta sistematis di dalam diri manusia.
Mesin (machine) adalah alat mekanik atau elektrik yang mengirim atau mengubah
energi untuk melakukan atau alat membantu mempermudah pekerjaan manusia.
Biasanya membutuhkan sebuah masukan sebagai pemicu, mengirim energi yang telah
diubah menjadi sebuah keluaran, yang melakukan tugas yang telah disetel.
 Sosialisme
Sosialisme berasal dari kata socius yang artinya masyarakat. Sosialisme adalah paham
yang bertujuan untuk membentuk kemakmuran kolektif yang produktif dan
membatasi milik perseorangan. Hal ini membedakan sosialisme dan kapitalisme yang
menekankan kemakmuran dari usaha individu. Ciri utama sosialisme adalah
pemerataan kemakmuran dan penghapusan kemiskinan. Oleh karena itu, sosialisme
menentang adanya ketimpangan sosial, baik karena adanya system feodalisme
maupun yang tercipta akibat adanya persaingan bebas.
Sosialisme atau sosialis adalah sistem sosial dan ekonomi yang ditandai dengan
kepemilikan sosial dari alat-alat produksi dan manajemen koperasi ekonomi, serta
teori politik dan gerakan yang mengarah pada pembentukan sistem tersebut.
"Kepemilikan sosial" bisa merujuk ke koperasi, kepemilikan umum, kepemilikan
negara, kepemilikan warga ekuitas, atau kombinasi dari semuanya. Ada banyak jenis
sosialisme dan tidak ada definisi tunggal secara enskapitulasi dari mereka semua.
Mereka berbeda dalam jenis kepemilikan sosial yang mereka ajukan, sejauh mana
mereka bergantung pada pasar atau perencanaan, bagaimana manajemen harus
diselenggarakan dalam lembaga-lembaga yang produktif, dan peran negara dalam
membangun sosialisme.
 Partisipasi
Menurut Rauf, Nasution dalam Sri Yuliyati, Partisipasi koperasi adalah manifestasi
dari perilaku seseorang atau sekelompok orang dalam sikap pertunjukan dan
mengakui peran koperasi dalam rangka meningkatkan keamanan ekonomi.
Menurut (Sastropoetro:1995,11), Partisipasi adalah keterlibatan, partisipasi atau
keterlibatan yang berkaitan dengan keadaan eksternal.
Partisipasi adalah kontribusi sukarela dari masyarakat dalam suatu proyek
(pembangunan), tetapi tanpa mereka ikut terlibat dalam proses pengambilan
keputusan.
Partisipasi adalah proses membuat masyarakat menjadi lebih peka dalam rangka
menerima dan merespons berbagai proyek pembangunan.
2. Reformasi Sosial
Reformasi sosial bertujuan menata kembali struktur sosial masyarakat Indonesia
melalui kajian ulang. Jika perlu, melakukan perubahan sistematis dan strategis terhadap
kebijaksanaan sosio-ekonomis, dari evaluasi produk legislasi dan peraturan lainnya, yang
membawa dampak pada bentukan struktur sosial, hingga penataan peran kelompok sosial
yang dominan. Produk legislasi dikaji dan direvisi agar lebih cocok dengan tingkat
kedewasaan bangsa dan era global. Dengan demikian, struktur sosial masyarakat yang
dihasilkan dapat lebih kompetitif.
 Teori Komunikasi
Perkembangan sejarah teori komunikasi massa dimulai pada pertengahan abad ke-19,
di mana teorinya mulai mempelajari media. Pada saat ini, industri mulai berkembang,
menciptakan banyak pabrik perkotaan yang menarik minat penduduk desa untuk
berduyun-duyun ke kota untuk mendapatkan pekerjaan. Sejalan dengan teknologi ini
di bidang percetakan juga mulai tumbuh, sehingga media massa didirikan sebagai
Surat Kabar yang ditujukan untuk pekerja yang mulai meningkatkan populasinya di
daerah perkotaan.
Teorinya dibagi menjadi dua pendapat, beberapa di antaranya melihatnya optimis dan
ada yang pesimis. Keberadaan industrialisasi, ekspansi perkotaan, serta
perkembangan media massa, khususnya media cetak akan membawa banyak manfaat
dan harapan untuk masa depan yang lebih baik.
Tapi ada juga seorang ahli teori yang terlihat pesimis karena melihat efek buruk yang
ditimbulkan, seperti penghancuran masyarakat pedesaan karena banyaknya penduduk
desa yang pindah ke kota, tingkat kejahatan yang tinggi di kota, politik yang tidak
stabil dan masalah potensial karena dampak dari budaya yang berbeda.Pandangan dan
pendapat yang berlawanan ini merupakan asal mula munculnya teori komunikasi
massa pada saat itu.
Teori komunikasi adalah satu pandangan dan strategi yang akan membentuk alat dan
rangka kerja untuk sesuatu perkara yang hendak dilaksanakan Dalam proses
komunikasi teori akan membina bentuk dan kaidah komunikasi yang hendak dibuat.
Melalui penulisan ini pejelasan tentang beberapa teori komunikasi akan dibuat.
 Advokasi
Kata advokasi sering dikaitkan pada lembaga bantuan hukum yang di dalamnya
melibatkan advokat. Sedangkan advokat adalah ahli hukum yang berwenang untuk
melakukan advokasi tersebut atau yang biasa disebut sebagai pengacara.
Dari pengertian advokasi tersebut, dapat dikatakan bahwa advokasi merupakan aksi
yang strategis dan terpadu yang dilakukan oleh perorangan atau kelompok untuk
memasukkan suatu masalah ke dalam agenda kebijakan. Pada akhirnya advokasi
bertujuan untuk mengupayakan solusi bagi suatu masalah melalui penegakan dan
penerapan kebijakan publik untuk mengatasi masalah tersebut.
 Teori Kesepakatan
yang dimaksud dengan kesepakatan maka perlu dilihat apa itu perjanjian, dapat dilihat
pasal 1313 KUHPerdata. Menurut ketentuan pasal ini, perjanjian adalah suatu
perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu
orang lain atau lebih”.
Sebab Kesepakatan atau kata sepakat merupakan bentukkan atau merupakan unsur
dari suatu perjanjian (Overeenkomst) yang bertujuan untuk menciptakan suatu
keadaan dimana pihak-pihak yang mengadakan suatu perjanjian mencapai suatu
kesepakatan atau tercapainya suatu kehendak.
Kata sepakat sendiri bertujuan untuk menciptakan suatu keadaan dimana pihak-pihak
yang mengadakan suatu perjanjian mencapai suatu kehendak.
Menurut Van Dunne, yang diartikan dengan perjanjian, adalah : “suatu hubungan
hukum antara dua pihak atau lebih berdasarkan kata sepakat untuk menimbulkan
akibat hukum.”
Menurut Riduan Syahrani bahwa : “Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya
mengandung bahwa para pihak yang membuat perjanjian telah sepakat atau ada
persetujuan kemauan atau menyetujui kehendak masing-masing yang dilakukan para
pihak dengan tiada paksaan, kekeliruan dan penipuan”.
Jadi yang dimaksud dengan kesepakatan adalah persesuaian pernyataan kehendak
antara satu orang atau lebih dengan pihak lainnya. Tentang kapan terjadinya
persesuaian pernyataan, ada empat teori, yakni :
a. Teori Pernyataan (uitingsheorie), kesepakatan (toesteming) terjadi pada saat
pihak yang menerima penawaran itu menyatakan bahwa ia menerima
penawaran itu.
b. Teori Pengiriman (verzendtheorie), kesepakatan terjadi apabila pihak yang
menerima penawaran mengirimkan telegram.
c. Teori Pengetahuan (vernemingstheorie), kesepakatan terjadi apabila pihak
yang menawarkan itu mengetahui adanya acceptatie, tetapi penerimaan itu
belum diterimanya (tidak diketahui secara langsung).
d. Teori Penerimaan (ontvangstheorie), kesepakatan terjadi saat pihak yang
menawarkan menerima langsung jawaban dari pihak lawan.
Azas Consensualitas mempunyai pengertian yaitu pada dasarnya perjanjian terjadi
sejak detik tercapainya kesepakatan, dimana perjanjian tersebut harus memenuhi
persyaratan yang ada, yaitu yang tertuang dalam Pasal 1320 KUHPerdata.
Perjanjian seharusnya adanya kata sepakat secara suka rela dari pihak untuk sahnya
suatu perjanjian, sesuai dengan ketentuan Pasal 1321 KUHPerdata yang mengatakan
bahwa : Tiada sepakat yang sah apabila sepakat itu diberikan karena kekhilafan atau
diperolehnya dengan paksaan atau tipuan.
Dengan demikian jika suatu perjanjian tidak memenuhi syarat-syarat subyektif, maka
perjanjian tersebut dapat dibatalkan, sedangkan jika suatu perjanjian yang dibuat oleh
kedua pihak tidak memenuhi syarat objektif, maka perjanjian itu adalah batal demi
hukum.
 Historisisme
Historisisme adalah gagasan menyandangkan signifikansi bermakna terhadap ruang
dan waktu, seperti periode sejarah, lokasi geografis, dan budaya lokal. Historisisme
cenderung untuk bersifat hermeneutis, karena menilai interpretasi yang hati-hati,
ketat, dan terkontekstualisasi; atau relativis, karena menolak gagasan universal,
fundamental dan yang tidak terubahkan. Pendekatan ini bervariasi dari teori
pengetahuan individualis seperti empirisme dan rasionalisme, yang mengabaikan
peran tradisi.
3. Reformasi Lingkungan
Secara khusus di dalam UUD 1945 yang menyangkut langsung hak atas lingkungan terdapat
di dalam Pasal 28 G ayat 1: ”setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat
tinggal dan mendapat lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan.”Kemudian dalam Pasal 33 ayat 2: ”Cabang – cabang produksi yang
penting bagi negara dan yang mengusai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara”.
Serta pada ayat 3. ” Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai
oleh negara.” Serta ayat 4: “Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi
ekonomi dengan prinsip kebersamaan, effesiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan
lingkungan , kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan
nasional”.
Reformasi lingkungan hidup harus mengacu kepada upaya penguatan ketahanan dan
keberlanjutan fisik dan sosial. Jadi selain berkaitan dengan ketahanan dan keberlanjutan fisik,
reformasi lingkungan hidup mencakup pula upaya-upaya untuk memajukan ketahanan dan
keberlanjutan sosial artinya menyangkut pula pemajuan hak – hak asasi yang menyangkut
bidang politik, ekonomi dan budaya. Sehingga pemajuan terhadap hak-hak atas lingkungan
hidup mencakup pula prasyarat pemenuhan hak-hak politik, ekonomi dan budya. Dengan
demikian hak atas lingkungan hidup menegaskan pentingnya memandang upaya-upaya
pemajuan hak asasi manusia sebagai upaya-upaya yang sistematis, integral dn komprehensif.
Jadi hak-hak sipil-politik, hak-hak ekonomi-sosial-budaya, serta hak-hak generasi ketiga
tidak bisa dilihat sebagai hirarki, yang satu lebih penting dari yang lain.
 New Urbanism
Pada awal abad ke-19, perkembangan kota-kota Amerika sering mengambil bentuk
yang kompak, mixed-use, mengingatkan bahwa ditemukan di tempat-tempat seperti
kota tua Alexandria, Virginia. Dengan perkembangan trem dan terjangkau transit
cepat, bagaimanapun, kota mulai menyebar dan membuat pinggiran kota trem.
Kemudian penemuan mobil lebih meningkat desentralisasi ini dari pusat kota yang
kemudian menyebabkan dipisahkan penggunaan lahan dan urban sprawl.
New urbanism adalah reaksi terhadap penyebaran dari kota. Ide- ide kemudian mulai
menyebar di akhir 1970-an dan awal 1980-an, sebagai perkotaan perencana dan
arsitek mulai datang dengan rencana untuk model kota Amerika Serikat setelah Eropa.
Pada tahun 1991, new urbanism dikembangkan lebih kuat ketika komisi, pemerintah
lokal, sebuah kelompok nirlaba di Sacramento, California, mengundang beberapa
arsitek, termasuk Peter Calthorpe, Michael Corbett, Andres Duany dan Elizabeth
Plater-Zyberk antara lain ke Taman Nasional Yosemite untuk mengembangkan
mengatur prinsip untuk perencanaan penggunaan lahan yang berfokus pada
masyarakat dan survei-nya.
The prinsip , dinamai Yosemite Ahwahnee Hotel di mana konferensi diadakan,
disebut Prinsip Ahwahnee. Dalam ini, ada 15 prinsip-prinsip masyarakat, empat
prinsip regional dan empat prinsip pelaksanaan. Masing-masing, namun, berkaitan
dengan ide-ide baik masa lalu dan sekarang untuk membuat kota bersih, walkable dan
layak huni mungkin. Prinsip-prinsip ini kemudian disajikan kepada pejabat
pemerintah di akhir 1991 pada Konferensi Yosemite untuk Pejabat Terpilih lokal.
Tak lama kemudian, beberapa arsitek yang terlibat dalam menciptakan Prinsip
Ahwahnee dibentuk Kongres untuk New Urbanism (CNU) pada tahun 1993. Hari ini,
CNU adalah promotor terkemuka Ide-ide baru Urbanis dan telah berkembang lebih
dari 3.000 anggota. Hal ini juga menyelenggarakan konferensi tahunan di kota-kota di
seluruh AS untuk lebih mempromosikan prinsip-prinsip desain New Urbanism.
 Regionalisme
Istilah “region” dan “regionalism” masih belum mempunyai definisi yang baku.
Perdebatan masalah definisi tersebut muncul pada akhir tahun 60-an dan awal 70-an.
Regionalisme sering diartikan sebagai derajat kepaduan sosial (etnik, bahasa, agama,
budaya, sejarah), ekonomi (perdagangan), politik (tipe rezim, ideologi), dan
organisasional (institusi regional formal). Seperti yang dikatakan John Ravenhill
dalam artikelnya “Regionalism”, Hurrell juga mengatakan bahwa tidak ada
regionalisme yang terjadi secara alami. Semua kawasan merupakan sebuah konstruksi
sosial sehingga tidak mudah untuk mendefinisikannya. Definisi setiap kawasan bisa
berbeda tergantung konteks masalah dan pembentukannya.
 Teori Pertumbuhan Kota
Menurut Spiro Kostof (1991), Kota adalah Leburan Dari bangunan dan penduduk,
sedangkan bentuk kota pada awalnya adalah netral tetapi kemudian berubah sampai
hal ini dipengaruhi dengan budaya yang tertentu. Bentuk kota ada dua macam yaitu
geometri dan organik. Berikut dua macam pertumbuhan kota secara geometri yakni:
a. Bentuk Planned (terencana) dapat dijumpai pada kota-kota eropa abad
pertengahan dengan pengaturan kota yang selalu regular dan rancangan bentuk
geometrik.
b. Bentuk Unplanned (tidak terencana) banyak terjadi pada kota-kota
metropolitan, dimana satu segmen kota berkembang secara sepontan dengan
bermacam-macam kepentingan yang saling mengisi, sehingga akhirnya kota
akan memiliki bentuk semaunya yang kemudian disebut dengan organik
pattern, bentuk kota organik tersebut secara spontan, tidak terencana dan
memiliki pola yang tidak teratur dan nongeometrik.
Terdapat beberapa pandangan yang berkaitan dengan perubahan suatu kawasan dan
sekitarnya sebagai bagian dari suatu kawasan perkotaan yang lebih luas, menurut
Gallion dalam buku ¡¨The Urban Pattern¡¨ disebutkan bahwa perubahan suatu
kawasan dan sebagian kota dipengaruhi letak geografis suatu kota. Hal ini sangat
berpengaruh terhadap perubahan akibat pertumbuhan daerah di kota tersebut, apabila
terletak di daerah pantai yang landai, pada jaringan transportasi dan jaringan
hubungan antar kota, maka kota akan cepat tumbuh sehingga beberapa elemen
kawasan kota akan cepat berubah.

Dalam proses perubahan yang menimbulkan distorsi (mengingat skala perubahan


cukup besar) dalam lingkungan termasuk didalamnya perubahan penggunaan lahan
secara organik, terdapat beberapa hal yang bisa diamati yaitu :
a. Pertumbuhan terjadi satu demi satu, sedikit demi sedikit atau terus menerus.
b. Pertumbuhan yang terjadi tidak dapat diduga dan tidak dapat diketahui kapan
dimulai dan kapan akan berakhir, hal ini tergantung dari kekuatan-kekuatan
yang melatar belakanginya.
c. Proses perubahan lahan yang terjadi bukan merupakan proses segmental yang
berlangsung tahap demi tahap, tetapi merupakan proses yang komprehensif
dan berkesinambungan.
d. Perubahan yang terjadi mempunyai kaitan erat dengan emosional (sistem
nilai) yang ada dalam populasi pendukung.
e. Faktor-faktor penyebab perubahan lainya adalah vision (kesan), optimalnya
kawasan, penataan yang maksimal pada kawasan dengn fungsi-fungsi yang
mendukung, penggunaan struktur yang sesuai pada bangunan serta komposisi
tapak pada kawasan. (Cristoper Alexander, A New Theory Of Urban Design,
1987, 14:32-99).
Sampai saat ini pertumbuhan kota-kota di dunia telah mengalami pertumbuhan yang
pesat seiring majunya pertumbuhan globalisasi yang memungkinkan manusia
melakukan perancangan-perancangan bangunan yang modern, serta perancangan tata
ruang. Seperti kita ketahui perencanaan tata ruang merupakan metode-metode yang
digunakan oleh sektor publik untuk mengatur penyebaran penduduk dan aktivitas
dalam ruang yang skalanya bervariasi.
Di Indonesia konsep perencanaan tata ruang mempunyai kaitan erat dengan konsep
pengembangan wilayah. Konsep pengembangan wilayah telah dikembangkan antara
lain oleh Sutami pada era 1970-an, dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur
yang intensif akan mampu mempercepat terjadinya pengembangan wilayah, juga
Poernomosidhi (era transisi) memberikan kontribusi lahirnya konsep hirarki kota-kota
yang hirarki prasarana jalan melalui Orde Kota. Selain konsep perancangan tata
ruang, pada tahun 1980-an Ruslan Diwiryo memperkenalkan kepada publik konsep
pola dan strukur ruang yang kemudian menjadi inspirasi lahirnya lahirnya UU
No.24/1992 tentang Penataan Ruang. Sehingga konsep perkembangan wilayah mulai
diarahkan sekitar tahun 90-an.
 Teori Lokasi
Teori lokasi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang menyelidiki tata ruang (spatial
order) kegiatan ekonomi. Atau dapat juga diartikan sebagai ilmu tentang alokasi
secara geografis dari sumber daya yang langka, serta hubungannya atau pengaruhnya
terhadap lokasi berbagai macam usaha atau kegiatan lain (activity). Secara umum,
pemilihan lokasi oleh suatu unit aktivitas ditentukan oleh beberapa faktor seperti:
bahan baku lokal (local input); permintaan lokal (local demand); bahan baku yang
dapat dipindahkan (transferred input); dan permintaan luar (outside demand). (Hoover
dan Giarratani, 2007).
Teori Lokasi dari August Losch melihat persoalan dari sisi permintaan (pasar),
berbeda dengan Weber yang melihat persoalan dari sisi penawaran (produksi). Losch
mengatakan bahwa lokasi penjual sangat berpengaruh terhadap jumlah konsumen
yang dapat digarapnya. Makin jauh dari tempat penjual, konsumen makin enggan
membeli karena biaya transportasi untuk mendatangi tempat penjual semakin mahal.
Losch cenderung menyarankan agar lokasi produksi berada di pasar atau di dekat
pasar.
 Perkembangan Pusat Kota
Teori ini dikemukakan oleh E.W. Burgess (Yunus, 1999), atas dasar tudy kasusnya
mengenai morfologi kota Chicago, menurutnya sesuat kota yang besar mempunyai
kecenderungan berkembang ke arah luar di semua bagian-bagiannya. Masing-masing
zona tumbuh sedikit demi sedikit ke arah luar. Oleh karena semua bagian-bagiannya
berkembang ke segala arah, maka pola keruangan yang dihasilkan akan berbentuk
seperti lingkaran yang berlapis-lapis, dengan daerah pusat kegiatan sebagai intinya.

Secara berurutan, tata ruang kota yang ada pada suatu kota yang mengikuti suatu pola
konsentris ini adalah sebagai berikut:
a. Daerah Pusat atau Kawasan Pusat Bisnis (KPB).
Daerah pusat kegiatan ini sering disebut sebagai pusat kota. Dalam daerah ini
terdapat bangunan-bangunan utama untuk melakukan kegiatan baik sosial,
ekonomi, poitik dan budaya. Contohnya : Daerah pertokoan, perkantoran,
gedung kesenian, bank dan lainnya.
b. Daerah Peralihan.
Daerah ini kebanyakan di huni oleh golongan penduduk kurang mampu dalam
kehidupan sosial-ekonominya. Penduduk ini sebagian besar terdiri dari
pendatang-pendatang yang tidak stabil (musiman), terutama ditinjau dari
tempat tinggalnya. Di beberapa tempat pada daerah ini terdapat kegiatan
industri ringan, sebagai perluasan dari KPB.
c. Daerah Pabrik dan Perumahan Pekerja.
Daerah ini di huni oleh pekerja-pekerja pabrik yang ada di daerah ini. Kondisi
perumahannya sedikit lebih buruk daripada daerah peralihan, hal ini
disebabkan karena kebanyakan pekerja-pekerja yang tinggal di sini adalah dari
golongan pekerja kelas rendah.
d. Daerah Perumahan yang Lebih Baik Kondisinya.
Daerah ini dihuni oleh penduduk yang lebih stabil keadaannya dibanding
dengan penduduk yang menghuni daerah yang disebut sebelumnya, baik
ditinjau dari pemukimannya maupun dari perekonomiannya.
e. Daerah Penglaju.
Daerah ini mempunyai tipe kehidupan yang dipengaruhi oleh pola hidup
daerah pedesaan disekitarnya. Sebagian menunjukkan ciri-ciri kehidupan
perkotaan dan sebagian yang lain menunjukkan ciri-ciri kehidupan pedesaan,
Kebanyakan penduduknya mempunyai lapangan pekerjaan nonagraris dan
merupakan pekerja-pekerja penglaju yang bekerja di dalam kota, sebagian
penduduk yang lain adalah penduduk yang bekerja di bidang pertanian.
 Neighborhood Unit
Konsep neighborhood unit yang dipopulerkan oleh Clarence Arthur Perry pada tahun
1929 telah menjadi perencanaan pemukiman yang populer di Amerika. Secara umum,
konsep neighborhood unit terdiri dari prinsip-prinsip penataan yang memiliki tujuan
untuk membentuk interaksi sosial antara penghuni suatu lingkungan. Perkembangan
dari neighborhood unit membawa konsep ini mampu menyesuaikan dengan konteks
lokal dimana konsep ini diterapkan. Pada penelitian ini berusaha mengidentifikasikan
neighborhood unit yang sesuai dengan konteks lokal ditinjau dari kesesuaian
pengertian, tujuan, dan pedoman teknis penataan lingkungan perumahan. Penelitian
ini menggunakan metode campuran untuk mendapatkan pandangan yang lebih
lengkap dari metode kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif didapatkan dari hasil
wawancara, observasi dan pengumpulan data dari berbagai sumber dengan
pendekatan deskriptif analitis dan evaluatif untuk menemukan kebijakan yang sesuai
dengan konteks lokal sementara data kuantitatif didapatkan dari hasil survei kuesioner
untuk dianalisis secara statistik deskriptif. Hasil akhir dari penelitian ini akan
dianalisis melalui metode triangulasi untuk mendapatkan konsep perencanaan.
Konsep perencanaan berguna untuk penerapan prinsip-prinsip neighborhood unit yang
telah disesuaikan dengan konteks lokal sehingga menghasilkan rumusan konsep yang
berisi penataan lingkungan fisik yang sesuai dengan kebutuhan penduduk di lokasi
studi. Hasilnya berguna untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai
bagaimana penerapan konsep neighborhood unit yang menunjang interaksi sosial
dapat di terapkan dalam konteks lokal khususnya di lokasi studi.
 Modernisme
Modernisme adalah konsep yang digunakan dalam bidang seni. Ini adalah kasih
sayang untuk hal-hal modern, saat ini dan kontemporer, yang meremehkan yang lama
dan tradisional dan dengan mengorbankan semua ini.
Istilah modernisme diterapkan mengacu pada berbagai gerakan (termasuk dalam
literatur), terutama arus pembaruan artistik yang terjadi antara akhir abad ke-19 dan
awal abad ke-20 di Eropa dan Amerika Latin. Gerakan ini disebut modernisme,
meskipun beberapa juga menyebutnya seni nouveau. Dari satu negara ke negara lain,
modernisme memiliki karakteristiknya sendiri.
Dasar dari modernisme adalah niat untuk memutuskan gaya yang berlaku saat itu.
Pencarian estetika baru, yang terinspirasi oleh alam dan dengan unsur-unsur revolusi
industri, menandai pergeseran paradigma.
Modernisme bertujuan untuk membawa keindahan artistik lebih dekat ke objek
sehari-hari, sehingga seni dapat diakses oleh semua kelas sosial. Namun, ia tidak
menggunakan teknik produksi massal.
Karakteristik modernisme lainnya adalah penggunaan garis lengkung, asimetri,
penggunaan pola dan motif eksotis dan kecenderungan sensualitas dan kesenangan
indra.
Di bidang agama, modernisme adalah gerakan teologis dari akhir abad ke-19 yang
mencoba mendamaikan doktrin Kristen dengan sains dan filsafat pada masa itu.
Dalam hal ini, ia berdedikasi untuk menafsirkan konten agama dengan cara subjektif
dan historis, menganggapnya sebagai produk manusia dalam konteks sejarah.

Anda mungkin juga menyukai