Anda di halaman 1dari 21

KAJIAN TIPOLOGI FUNGSI DAN

GEOMETRI PADA BANGUNAN MASJID


AL-IRSYAD PARAHYANGAN, BANDUNG

NAMA : TIGIN GUMAWANG


NPM : 26310895
JURUSAN : TEKNIK ARSITEKTUR
PEMBIMBING : LILIK SETIAWAN HERY PURNAMA
PENDAHULUAN
Masjid adalah tempat umat muslim berkumpul, bertemu untuk melakukan shalat berjamaah,
dan juga melakukan berbagai aktivitas bermasyarakat,sosial, dan budaya. Kata „masjid‟
berasal dari kata arab yang berarti „tempat bersujud‟, di mana lima kali sehari umat muslim
menundukan kepala, memasrahkan diri kepada allah dalam shalat yang di wajibkan islam.

PERUMUSAN MASALAH
Terdapat beberapa pemasalahan utama yang harus diselesaikan dalam penelitian ini,
yaitu:
-Kajian yang meliputi Fungsi pada Bangunan masjid Al-Irsyad?
-Kajian yang meliputi Geometri pada Bangunan masjid Al-Irsyad?

BATASAN MASALAH
Batasan masalah yang di kaji, yaitu:
Masjid Al-Irsyad dari segi fungsi, dan geometri

MANFAAT DAN TUJUAN PENELITIAN


Dengan diadakannya penelitian ini, diharapkan penulis dapat:
-Mengetaui fungsi dari bangunan masjid Al-Irsyad.
-Mengetahui geometri dari bangunan masjid Al-Irsyad.
-Serta dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi masyarakat mengenai masjid Al-
Irsyad.
TIPOLOGI
Rangkuman Umum Defini tipologi
Secara arsitektural, Tipologi adalah suatu kegiatan untuk mempelajari tipe dari obyek-
obyek arsitektural. Dan mengelompokkannya (menempatkan obyek-obyek tersebut) dalam
suatu klasifikasi tipe berdasarkan kesamaan/keserupaan dalam hal-hal tertentu yang
dimiliki obyek arsitektural tersebut. Kesamaan tersebut dapat berupa:
-Kesamaan bentuk dasar/sifat-sifat dasar seturut dengan bentuk dasar obyek tersebut, dan
inilah yang kita sebut dengan TIPOLOGI GEOMETRI.
-Kesamaan fungsi obyek-obyek tersebut, disebut juga TIPOLOGI FUNGSI BANGUNAN.
-Kesamaan asal-usul/perkembangan dan latar belakang social masyarakat obyek tersebut
berada, disebut juga TIPOLOGI LANGGAM.
TIPOLOGI FUNGSI
PENGENALAN TIPOLOGI FUNGSI BANGUNAN
Di Indoneisa dikenal 11 tipologi fungsi bangunan yang sesuai dengan “ Time Saver
Standarts For Building Types “.
PENGELOMPOKAN UTAMA TIPOLOGI FUNGSI BANGUNAN
1. Residential = sarana perumahan & pemukiman
2. Educational = sarana pendidikan
3. Cultural = sarana kesenian dan kebudayaan
4. Health = sarana kesehatan dan kesejahteraan
5. Religious = sarana keagamaan dan peribadatan
6. Govermental & public buildings = sarana pemerintahan
7. Commercial = sarana bisnis dan komersial
8. Transportations = sarana transportasi
9. Industrial = sarana industri
10. Recreation & entertainment = sarana hiburan dan rekreasi
11. misscellaneous = sarana olahraga dan kebugaran
TIPOLOGI GEOMETRI
“Space” dan “ Form “
SPACE : sela, celah, rongga, ruang, ruangan, kamar
- Space dengan pembatas nampak (merupakan unsur yang kasat mata dan tak teraba
oleh sentuhan ) disebut ruangan.
- Space tanpa pembatas yang nampak ( unsura yg. Tidak kasat mata & tak teraba
oleh sentuhan) disebut : rongga, volume, ruang.

FORM : bangun, bentuk, wujud, wajah, penampilan


- Form dapat dilihat (kasat mata)dan dapat diraba disebut sungkup.

• Ruangan  tempat yang lega, kamar, bilik.


• Rongga  lubang, ruang (sela-sela) – volume.
• Ruang  sela-sela antara dua tiang / empat tiang.
 rongga berbatas/terlingkup oleh bidang
 rongga yang tak terbatas tempat segala yang ada
• Sungkup, selungkup
 barang/material apa yang dipakai untuk menutup
TINJAUAN MASJID
Masjid adalah tempat sujud, menurut ajaran islam semua bumi adalah masjidnya umat
islam. Setiap muslim boleh melakukan sholat disetiap tempat, kecuali kuburan dan
tempat najis. Islam memerintahkan agar dalam radius tertentu dalam komunitas islam
hendaknya dibangun masjid, bahkan dirumah tempat tinggal juga dianjurkan untuk
dibangun masjid. Rarulullah SAW bersabda “tempat-tempat yang dicintai Allah ialah
Masjid”, karena sebagaimana termaktub dalam Al-quran “didalamnya terdapat orang-
orang yang mensucikan diri dan Allah menyukai orang-orang yang bersih” (Q.S.At-
Taubah : 108). Secara etimologi istilah masjid istilah masjid berasal dari lafads „Sajada
Yasjudu‟ yang berarti tempat sujud / tempat menyembah Allah. Menurut Rasulullah
SAW bersabda “seluruh permukaan bumi adalah masjid” (H.R.Muslim).
SEJARAH MASJID
Tempat solat pertama kali ialah ka'bah pada zaman nabi Ibrohim sebagaimana firman
ALLAH SWT dalam QS. AL-Imron ayat 96 “Sesungguhnya rumah yang mula-mula
dibangun untuk tmpat beribadat manusia ialah baitullah di bakkah (mekkah) yang
diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia” yaitu bangunan kubus yang
berukuran kurang lebuh 12m² (kiblat seluruh umat islam). Sampai kepada kerasullan
muhammad SAW ktika hijrah masjid yang pertama kali Rosul dan Abu Bakar RA buat
adlah masjid Quba, sebuah masjid sederhana diatas tanah wakaf dari Kultum bin Hadam
terletak pada jarak antara Makkah dan Madinnah, dibuat ketika perjalanan menuju
madinah bersama penduduk desa Quba. Yaitu tanggal 12 rabiul awal tahun pertama
hijriah. Nabi SAW menyelenggarakan sholat berjamaah dan sholat jum‟at pertama kali di
mesjid ini. Awalnya masjid Quba dibangun dari pelepah kurma , berbentuk persegi empat
dengan enam serambi bertiang. Dewasa ini masjid kuba berdiri diatas lahan seluas 3.500
m² dengan 4 buah menara dan 56 kubah berarsitektur modern.
Klasifikasi Masjid

1. Masjid Jami’
Masjid jami’ atau masjid di pedesaan mencerminkan kehidupan masyarakat pedesaan yang homogen. Secara harfiah, jami’ artinya
berkumpul, maka dari makna ini merujuk kepada keadaan masyarakat desa yang masih menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan dan
keagamaan. Masjid jami’ ini, selain bercirikan dari karakter masyarakat yang demikian, juga dilihat dari kepengurusannya yang belum
baik, serta pendanaan yang relatif tidak stabil.
2. Masjid Wisata
Masjid wisata adalah masjid yang dengan sengaja dibangun untuk kepentingan itu, atau dibangun di daerah wisata. Keduanya berbeda.
Jika dari awal masjid tersebut diproyeksikan untuk menjadi pusat kunjungan wisata, maka keberadaanya menjadi pioner dalam
pengembangan pola jemaah yang dibinanya. Contoh model masjid wisata ini ialah masjid At Ta’awun di Puncak Bogor.
Ciri umum masjid dengan konsep ini ialah kondisi jemaah yang heterogen dan tidak terukur, namun dari aspek pembiayaan kegiatan
relatif stabil dan mudah diperoleh, kemudian dari kepengurusan masjid relatif stabil dan teratur karena tentu dikelola dengan baik.
3. Masjid Instansi
Masjid instansi adalah masjid yang ada di lokasi perkantoran, ide awal pembangunan masjid model ini ialah untuk memfasilitasi para
karyawan dalam melaksanakan ibadah formal. Ciri lainnya adalah dari aspek kepengurusan relatif stabil, namun masih diwarnai perilaku
birokrasi. Dari aspek pendanaan relatif mudah diperoleh.
4. Masjid Pusat Kota
Masjid di pusat kota (kaum) merupakan masjid utama dalam penyangga aspek-aspek spiritual dan sosial masyarakat yang ada di
sekitarnya. Konsep masjid kaum ini, jika melihat pada perjalanan sejarah Islam lokal, juga merupakan simbol pemerintahan dan
keberagamaan. Masjid model ini biasanya dibangun berdekatan dengan pusat pemerintahan, contoh kongkritnya ialah masjid besar atau
masjid raya.
5. Masjid Kampus
Sebagaimana halnya masjid instansi, demikian pula dengan masjid kampus. Didirikan untuk memfasilitasi kepentingan para
siswa/mahasiswa muslim dalam melaksanakan kegiatan ibadah formalnya.
fungsi masjid pada umumnya meliputi:
1. Fungsi Ibadah
Fungsi ini merupakan fungsi dasar masjid. Sebab sebagaimana yang diamanatkan dalam kutipan ayat sebelumnya
(Q.S. an Nuur: 36-37) masjid tempat mengingat Allah. Fungsi dasar ini menjadikan masjid sebagai tempat untuk
melakukan ritual formal keagamaan, seperti shalat lima waktu, shalat jumat, termasuk melaksanakan shalat tarawih
dan ied.
2. Fungsi Sosial
Bermula dari pelaksanaan shalat berjamaah, penunaian zakat, maka disitulah benih pembentukan komunitas
Islam yang kuat terbentuk. Dan, salah satu hikmah dari berjamaah memang untuk menghubungkan antar pribadi
muslim dengan lainnya sehingga tertanam rasa keterikatan yang kuat berdasarkan prinsip tawhid, bukan atas nama
simbol golongan atau lainnya.
Dengan demikian maka berarti pula bahwa masjid menjadi basis pembentukan umatan wahidah dalam
konteks tawhid (Islam). Konsep fungsi masjid yang demikian telah dicontohkan oleh rasulullah dalam membentuk
masyarakat muslim Madinah. Rasul memulainya dari Nabawi dan menjadikannya sebagai pusat kunjungan umat
Islam saat itu, apalagi rasul tinggal di salahsatu kamar yang ada di Nabawi.
Suatu harapan baru, di tengah-tengah kondisi masyarakat yang semakin kompetitif dan plural, untuk membangun
masyarakat yang ideal dengan berbasis kemasjidan. Dan itu berarti merupakan tantangan ulang untuk
merekonstruksi fungsi sosial kemasyarakatannya ini agar lebih akrab dalam wawasan jemaah.
3. Fungsi Ekonomi
Masyarakat tanpa aktivitas adalah masyarakat yang mati. Salah satu aktifitas terpentingnya ialah dalam
tataran muamalah (ekonomi). Ketika masjid menjadi basis pembentukan umat yang tumbuh dan berkembang
dengan konsep tawhid, maka setiap aktifitas menjadi bagian integral dalam wacana rekonstruksi peran dan fungsi
masjid ini. Termasuk di dalamnya ialah menjadikan masjid sebagai pusat pembinaan perekonomian masyarakat.
Namun demikian, terdapat tantangan mitos, bahwa masjid semata-mata untuk melakukani badah ritual formal, dan
itu berarti menutup kemungkinan konsep bentuk ibadah secara makro (ghayr mahdloh). Namun demikian, sebagai
promoter perubahan masyarakat menuju konsep masyarakat yang bertawhid, apakah akan mematikan konsep
tersebut dengan mitos belaka? Bahwa kemungkinan yang terjadi adalah kekeliruan dalam memahami dan
menafsirkan teks-teks yang telah dianggap mapan dan tidak boleh diubah atau berubah. Kekeliruan ini niscaya
menjauhkan identitas muslim dari pranata pemersatunya. Dan akhirnya menjadikan mereka terkotak-kotak pada
golongan atau kepentingan tertentu. Maka menempatkan kembali masjid sebagai basis pertumbuhan budaya dan
aktifitas sosial yang bertawhid adalah mutlak.
4. Fungsi Pendidikan
Fungsi pendidikan dari masjid setidaknya dapat dipetakan ke dalam dua tipe. Pertama melalui
pembiasaan. Pembiasaan dari aktifitas ritual formal yang dilakukan secara berjamaah dan
konsisten dengan ketentuan-ketentuannya baik dari aspek waktu maupun ketentuan
hukumnya, itulah pendidikan dasar yang ditanamkan dalam pembentukan umat yang
bertawhid. Kedua, sejatinya masjid memang dapat dijadikan sebagai sarana untuk
menyampaikan ajaran Islam dari para ulama.
Fakta sejarah menunjukan bahwa di masa keemasan Islam, pusat-pusat pendidikan adalah
masjid, seperti Bait Al Hikmah di masa al Mamun, atau bahkan universitas Islam tertua yang
masih eksis hingga sekarang semenjak bani Fatimiyah yaitu al Azhar, mulanya adalah sebuah
masjid.
5. Fungsi Dakwah
Fungsi dakwah bagi masjid memiliki relevansi dengan fungsi pendidikan. Namun demikian
fungsi dakwah ini lebih luas lagi meliputi segenap aktifitas keberagamaan baik melalui
transmisi, transformasi dan internalisasi ajaran untuk membentuk masyarakat yang
bersendikan ajaran Islam.Pemahaman ini berangkat dari penegrtian dakwah itu sendiri yang
secara filosofis berarti segenap upaya (bi ahsani qawl dan bi ahsani amal—ucapan dan
tindakan) untuk memanusiakan manusia seutuhnya sesuai dengan prinsip-prinsip keIslaman.
Dalam sejarah Islam, nabi menjadikan Quba sebagai basis dakwahnya. Dari situ sementara
terus melakukan pembinaan internal umat beliau juga mulai mengutus shabatnya untuk
menyebarkan risalah Islam ke seluruh pelosok bumi.
3.2 TINJAUAN LOKASI

Gambar 3.1 logo Kota Baru Parahyangan


Kota Baru Parahyangan merupakan proyek berskala kota yang sangat strategis dengan aksesibilitas Tol Purbaleunyi (ke Bandung) &
Tol Cipularang (ke Jakarta) serta berbatasan langsung dengan danau Saguling.

Gambar 3.2 logo Al-Irsyad Satya Kota Baru Parahyangan


Yayasan Parahyangan Satya adalah yayasan non-profit yang mengelola beberapa unit pendidikan di Kota Baru Parahyangan. Saat ini
Yayasan Parahyangan Satya mengelola Puspa Iptek Sundial, Bale Seni Barli, Al-Irsyad Satya Islamic School dan Masjid Al-Irsyad Satya.
Sebelum Al-Irsyad Satya Islamic School berdiri, Yayasan Parahyangan Satya telah bekerja sama dengan Yayasan Pendidikan Syifa Budi
untuk mendirikan Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan.
Sejarah Bangunan Masjid Al-Irsyad

Gambar 3.3 Masjid AL-Irsyad


Architects: PT. Urbane Indonesia
Location: Kota Baru Parahyangan, Padalarang, Jawa Barat, Indonesia
Principal Architect: M. Ridwan Kamil
Project Team: Fahry Adhitya
Client: PT. Belaputera Intiland
Site Area: 8,000 sqm
Project Area: 970 sqm
Project Year: 2010
Photographs: Emilio Photoimagination

Hal pertama yang mungkin menarik perhatian seseorang tentang masjid ini di Kota Baru Parahyangan (KBP) adalah tidak adanya
kubah, yang hampir selalu merupakan karakteristik klasik masjid. Namun, arsitek telah diberitahu bahwa kubah bukanlah identitas
budaya / agama, maka bukan merupakan suatu keharusan ketika datang untuk merancang sebuah tempat ibadah Islam.
Ridwan Kamil, arsitek mesjid Al-Irsyad ini, bentuk mesjid berupa kubus sederhana tersebut terinspirasi oleh Ka'bah yang ada di
Masjidil Haram. Fasad Masjid ini merupakan susunan concrete block yang membentuk kaligrafi kalimat As-Syahadah.
•Main entrance

Gambar 3.5 Site Plan


Site Plan Masjid Al-Irsyad Menyatu dengan Sekolah Al-Irsyad Satya Islamic School Singapore. Masjid ini adalah salah satu fasilitas
yang di sediakan oleh sekolah Al-Irsyad Satya Kota Baru Parahyagan dan studi religi untuk siswa/siswi sekolah al-irsyad satya.
Gambar 3.7 Ka’bah

Gambar umat muslim melakukan tawaf mengelilingi ka’bah saat melaksanakan ibadah haji di mekah Saudi arabia. Yang di jadikan
konsep utama masjid, kabah sebagai masjid dan tawaf sebagai konsep landskap

Gambar 3.8 Tampak Depan dan samping

Bentuk bangunan masjid Al-Irsyad pada bagian tampak depan dan samping memiliki bentuk sama dengan ukuran 28m x 30m yang
berbentuk kubus mengadopsi bentuk Ka’bah yang berbentuk persegi, dengan material dinding batu kerawang yang memiliki ukuran dan
warna yang berbeda dan membentuk ornament berlafadz al syahadah dengan huruf arab khufi, dari kejauhan sangat terlihat jelas al
syahadah. memiliki satu minaret dengan tinggi 24 m yang memiliki bentuk persegi menyesuaikan konsep bangunan utama masjid.
Gambar 3.9 Potongan A-A dan B-B
Pada potongan terlihat jelas bentuk atap pada masjid Al-Irsyad yang berbentuk atap landai pelana . Atap pada masjid
menggunakan struktur rangka baja. Dan konsep dinding tinggi yang menutupi atap. Tidak pada umumnya atap masjid yang menggunakan
struktur kubah.

Gambar 3.13 Dwimatra dan Trimata Masjid Al-Irsyad


Dari gambar dwimatra (denah) dari bangunan masjid Al-Irsyad ini, menggunakan bentuk Persegi, dengan bentuk tampak dari
bangunan ini (Trimatra) juga Persegi (Kubus). Di setiap Bidang memiliki Bentuk dan Desain yang sama.
Zona merah adalah zona fungsi
masjid sebagai tempat ibadah kaum
pria untuk ibadah sholat fardu 5
waktu, dan zona biru untuk fungsi
ibadah kaum wanita untuk ibadah
sholat fardu. Zona pria lebih besar di
bandingkan zona wanita, karna
aktifitas pria di luar lebih banyak

Gambar di atas adalah pembagian


zona secara umum, zona tersebut terdiri
dari public, semi public, servis, dan privat.
•Pada zona hijau adalah zona publik, zona
ini terletak pada bagian koridor masjid dan
terjadi aktifitas sosial dan ekonomi bagi
pengunjung. Zona fungsi masjid sebagai
•Pada zona merah adalah zona semi publik, ibadah pada waktu sholat tarawih
di sini seluruh umat muslim melakukan terbagi dua zona, zona merah untuk
aktifitas ibadah sholat, dan di lakukan pria dan zona biru untuk wanita.
untuk seluruh masyrakat muslim. Pembagian zona terbagi rata antara
•Pada zona kuning adalah zona servis, zona pria dan wanita karan pada sholat
servis yang terdiri dari tempat wudhu, tarawih yang di lakukan 1 tahun
toilet, gudang, ruang marbot, dan minaret hijriah sekali.
•Pada zona biru adalah zona privat, zona
ini hanya untuk pengelola masjid, dan tidak
semua warga di perizinkan masuk.
Untuk ibadah sholat jumat, hanya tersatu zona
yang di sediakan, zona di sediakan untuk kaum pria, dan
sholat jumat sangat di wajibkan untuk pria sholat di
masjid.

Pada zoning ibadah sholat ied terbagi menjadi 2 bagian,


bagian utama melingkupi seluruh bangunan masjid sebagai
zona pria, dan di luar masjid untuk wanita, pembagian zoning
sangat besar karna sholat ied hanya ada pada hari besar umat
muslim, sehingga seluruh warga muslim pria dan wanita
melakukan sholat di masjid
Penggunaan fungsi masjid sebagai
sarana pendidikan. Fungsi masjid untuk
sarana pendidikan terletak pada bagian
belakang yang di bedakan menjadi 2 zona,
di mana zona merah untuk kaum pria dan
biru untuk kaum wanita.
Untuk sarana pendidikan biasanya
dilakukan oleh para siswa dan siswi
sekolah al-irsyad satya untuk pendidikan
religius di luar sekolah

Gambar 4.9 zoning fungsi


masjid sebagai ekonomi
Pada zoning merah yang terletak
pada bagian koridor yang di gunakan
sebagai aktifitas perekonomian. Pada
bagian koridor masjid pada event tertentu
di lakukan bazar kecil yang di tempatkan
pada bagian koriodr masjid
Gambar 4.10 zoning fungsi masjid
sebagai sosial 1 Gambar 4.11 zoning fungsi
Pada zona merah yang terletak pada masjid sebagai sosial 2
bagian kiri belakang di gunakan sebagai Pada zona merah yang terletak pada
musyawarah masyarakat sekitar masjid al bagian koridor sebgai zona sosial
irsyad. Zona sosial ini bersifat formal dan hanya pengunjung, zona ini hanya bersifat non
warga sekitar masjid yang melakukan sosial formal.
formal tersebut.
4.1.2. Tipe Geometri pada Bangunan Masjid Al-Irsyad

Gambar 4.13 Potongan Masjid Al-Irsyad

Bentuk atap menggunakan struktur bentang lebar dengan atap pelana, dan dinding tinggi
yang menutupi atap. Tidak pada umumnya atap masjid yang menggunakan struktur kubah.
Gambar potongan tersebut memberikan informasi bahwa, walaupun tampilan luarnya berbentuk
persegi, atap menggunakan bentuk pelana. Hanya dinding tinggi yang menutupi bangunan tersebut.
Gambar 3.13 Dwimatra dan Trimata Masjid Al-Irsyad
Dari gambar dwimatra (denah) dari bangunan masjid Al-Irsyad ini, menggunakan bentuk Persegi,
dengan bentuk tampak dari bangunan ini (Trimatra) juga Persegi (Kubus). Di setiap Bidang memiliki
Bentuk dan Desain yang sama.

5.1. Kesimpulan
Tipe Fungsi Masjid Al-Irsyad, kita bisa lihat fungsi fungsi dari masjid al-irsyad yang meliputi
fungsi ibadah, ekonomi, sosial, dan pendidikan, fungsi tersebut di wadahi dalam satu bangunan dan
menjadi kesatuan fungsi dalam satu ruang.
Dari segi Tipe Geometri Masjid Al-Irsyad berbentuk sederhana persegi. Konsep persegi yang
terinspirasi dengan bentuk Ka’bah di mekah yang di aplikasikan ke bentuk Masjid Al-Irsyad
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai