Atika Zalina2
ABSTRAK
Masjid Gang Bengkok dan Masjid Al Osmani merupakan dua buah bangunan masjid tua di Kota
Medan. Nilai sejarah yang dimiliki kedua bangunan masjid ini sangat besar sehingga kedua bangunan masjid
ini dikatakan sebagai ikon bangunan masjid di Kota Medan. Selain dari nilai sejarah dari kedua bangunan
masjid tersebut, arsitektur bangunan Masjid Gang Bengkok dan Masjid Al Osmani yang memiliki akulturasi
budaya antara budaya setempat yakni Melayu dan budaya asing juga menjadi pusat perhatian yang menarik
untuk dikemukakan. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian kualitatif yang dilakukan
dengan cara mengidentifikasi secara deskriptif bagaimana bentuk bagian bagian bangunan masjid dan
ornamen yang terdapat pada kedua bangunan masjid. Data yang diperlukan didapatkan melalui observasi dan
studi dokumentasi. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi budaya apa saja yang terdapat pada
bangunan masjid dan bagaimana bentuk dari akulturasi budaya tersebut. Hal ini dapat diketahui melalui
bentuk bangunan dan ornamen ornamen dekoratif yang terdapat pada bangunan masjid. Dari hasil
karakteristik bentuk dan struktur dari masing masing bangunan masjid selanjutnya dilakukan perbandingan
yang mengidentifikasi perbedaan bentuk bangunan yang dilihat dari segi elemen pembentuk bangunan masjid.
Kata kunci : Masjid, Akulturasi budaya, Masjid Al Osmani, Masjid Gang Bengkok
ABSTRACT
Masjid Gang Bengkok and Masjid Al Osmani are the two old mosque in Medan. They have a
significant history. With its history, they are known as the icon of the mosque in Medan. Adding from the
history, architecture of Masjid Gang Bengkok and Masjid Al Osmani have an acculturation between the local
Malay culture and foreign culture that is very interesting for exploration. For exploration the information, this
research used qualitative research by identifying data descriptively how the part of the building and ornaments
were found on the building of the mosque. The necessary data were obtained through observation and
documentation study. The aim of this study is identifying any culture contained in the mosque and how the shape
of acculturation. It can be seen through the building form and ornaments on the mosque building. From the
results of the characteristics of the shape and structure of each mosque, the next step is comparing and
identifying the differences of the building in terms of constituent elements of the building of the mosque.
1
Tulisan ini merupakan bagian akhir dari Tugas Mata Kuliah Studi Perencanaan Lingkungan Binaan II di
Program Studi Teknik Arsitektur FakultasTenik USU Medan dengan Bimbingan Dr.Wahyu Utami ST, MT
2
Mahasiswa Semester VIII Program Studi Teknik Arsitektur Fakultas Teknik USU Jl. Perpustakaan Gedung D
Kampus USU Padang Bulan, Medan. Email atika.zalina@ymail.com
Akulturasi Budaya pada Bangunan Masjid di Kota Medan Atika Zalina
(Studi Kasus : Masjid Gang Bengkok dan Masjid Al Osmani)
manusia dalam kehidupan bermasyarakat, yang Jumlah anak tangga pada bangunan Melayu
dijadikan miliknya dengan belajar. umumnya tidak dalam jumlah genap melainkan
dalam jumlah ganjil (Wahid & Alamsyah,
Menurut Koentjaraningrat (2005) akulturasi 2013)
adalah proses sosial yang terjadi apabila e. Tiang
kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu Tiang pada bangunan Melayu terbuat dari
dihadapkan pada kebudayaan asing yang bahan kayu. Penampang tiang berbentuk bulat
berbeda, sehingga unsur kebudayaan asing itu dan segi empat. (Wahid & Alamsyah, 2013)
lambat laun diterima dan diolah di dalam f. Warna
kebudayaan daerah tanpa menyebabkan Pada bangunan arsitektur Melayu, warna yang
hilangnya kepribadian kebudayaan daerah itu digunakan terdiri dari 3 warna pokok yakni
sendiri, yang tidak menyebabkan hilangnya kuning, hijau, dan putih.
kepribadian masing masing budaya.
Ornamen
Arsitektur Melayu Menurut Kartini (2014) adapun jenis-jenis
Kebudayaan lokal yang terdapat di Kota Medan ornamen Melayu berdasarkan bentuknya dibagi
yaitu kebudayaan Melayu. Kebudayaan Melayu atas : motif floral (tumbuh-tumbuhan), motif
memiliki karakteristik dari segi struktur fauna (hewan), Motif Alam, Motif Kaligrafi,
bangunan dan ornamen berupa : dan Motif Beraneka Ragam.
Floral Fauna Kaligrafi
Struktur Bangunan
a. Atap
Menurut Julaihi Wahid & Alamsyah (2013) Alam Beraneka Ragam
bangunan Melayu umumnya memiliki atap
dengan bentuk kajang, layar, lontik, dan limas.
b. Bubungan
Bangunan Melayu memiliki bubungan yang
curam tinggi dan berabung panjang sederhana Gambar 1. Ornamen Arsitektur Melayu
dan tinggi. Bentuk bubung dengan bentuk (Sumber : Ayu Kartini, 2014)
curam agar memudahkan air hujan mengalir ke
bumi (Wahid & Alamsyah, 2013). Arsitektur Cina
Karakteristik Arsitektur Cina dapat dilihat dari
c. Dinding dan Lantai
segi struktur bangunan dan Ornamen.
Dinding bangunan Melayu umumnya terbuat
dari papan yang dipasang miring, vertikal, Struktur Bangunan
maupun bersilang dipenuhi hiasan ukiran a. Atap
sebagai ornamen (Wahid & Alamsyah, 2013). Menurut Widayati (2004) pada bangunan
Lantai rumah Melayu memiliki ketinggian level Arsitektur Cina terdapat 5 jenis atap yang
yang bertingkat-tingkat.Tingkat paling tinggi sering digunakan antara lain : Atap Pelana
umumnya adalah berfungsi sebagai ruang induk dengan Overhanging gable roof , Atap pelana
dikarenakan ruang yang memiliki level dengan Flush gable roof , Atap perisai,
tertinggi adalah ruang yang paling di anggap Gabungan atap pelana dan perisai, Atap
sakral atau penting. Lantai biasanya terbuat dari pyramid.
kayu papan yang halus dengan sambungan b. Bubungan
papan dan alur (Wahid & Alamsyah, 2013) Pada bubungan terdapat unsur tambahan
d. Pintu, Jendela, dan Tangga dekorasi dengan ukiran atau lukisan binatang
Pintu dan tangga pada bangunan Melayu atau bunga.
biasanya terletak di depan. Pintu pada rumah c. Dinding
dihadapkan ke arah matahari terbit dan Bahan pembuatan dinding berupa batu, bata,
matahari terbenam (Wahid & Alamsyah, 2013). kayu, papan, ataupun bambu.
Jendela pada bangunan melayu biasanya d. Kolom
terletak pada bagian dinding terbuka layar dan Menurut Qinghua (2002) pada bangunan
selalu memiliki bukaan ke arah luar. Bentuknya arsitektur Cina terdapat tiga jenis kolom, yaitu
selalu memanjang ke atas dengan tinggi sampai kolom kayu dengan penampang berbentuk
6 kaki dan lebar 1 kaki (Wahid & Alamsyah, bujur sangkar yang ujung-ujungnya
2013). ditumpulkan, kedua adalah kolom dengan
Akulturasi Budaya pada Bangunan Masjid di Kota Medan Atika Zalina
(Studi Kasus : Masjid Gang Bengkok dan Masjid Al Osmani)
ukuran besar berbentuk cembung dan yang bagian interior bangunan tidak mudah terlihat
ketiga adalah kolom tergantung, yaitu sebuah dari luar.
kolom berukuran pendek pada konstruksi atap e. Warna
kayu berfungsi sebagai ornament. Warna pada bangunan dengan arsitektur Arab
e. Pintu dan Jendela banyak menggunakan warna cerah namun
Pintu pada bangunan Arsitektur Cina umumnya natural. Warna warna tersebut seperti merah,
memiliki dua daun dengan ukuran 2.1m x 2.1 m terakota, ungu, dan juga biru yang
hingga 7.2m x 7.2 m. dikombinasikan warna netral putih dan warna
Jendela pada bangunan Cina harus berbentuk pasir.
biasa dengan bukaan yang lebar ke arah luar.
f. Lantai Ornamen
Lantai pada bangunan Arsitektur Cina Ornamen yang terdapat pada arsitektur Arab
umumnya terbuat dari bahan keramik dan ubin. meliputi : geometris, kaligrafi, tumbuhan, dan
muqarnas.
Ornamen Geometris Kaligrafi
Ornamen yang terdapat pada Arsitektur Cina
terdiri dari motif fauna (hewan), motif floral,
fenomena alam, legenda, dan geometris.
Fauna Floral Geometris Floral Muqarnas