Anda di halaman 1dari 14

KAJIAN FASAD & BENTUK MASJID AL-AZHAR

SUMMARECON BEKASI

Tuntun Rahayu
Staff pengajar prodi Arsitektur FT. UNKRIS.

ABSTRAK

Masjid Al-Azhar merupakan tempat yang tidak hanya menfasilitasi umat sebagai wadah aktifitas
hablumminallah, namun juga sebagai wadah untuk mensejahterakan umat dan lingkungan sekitar
tempat masjid itu dibangun. Pada era modern, khususnya Kota Bekasi, Masjid Al-Azhar menjadi
ikonik sebuah Masjid yang di dalamnya terdapat Komplek dan sekolah islam sebagai bangunan
utama dan bangunan-bangunan lain yang berfungsi sebagai perwujudan ajaran Islam yang bersifat
kemasyarakatan. Kota Summarecon Bekasi yang merupakan kota mayoritas kependudukan
beragama Islam. Namun dengan adanya Masjid Al-Azhar masyarakat dengan nyaman beribadah
dan menikmati keunikan, keindahan bangunan masjid tersebut. Untuk itu pembuatan konsep desain
dilakukan melalui cara yang modern dengan tidak melupakan unsur tradisional dan spiritualitas.

Kata Kunci : Islam, Youth, Modern, Summarecon Bekasi

tersebut merupakan faktor yang cukup


kuat dalam mempengaruhi penampilan
1. PENDAHULUAN
fisik bangunan masjid. Faktor
Masjid atau tempat untuk bersujud kebudayaan setempat juga menjadi
yang biasa dikenal dengan surau atau unsur terpenting karena sebagai dasar
langgar ini memilki fungsi utama yaitu terbentuk masjid dengan ciri khas dari
untuk meneggakan shalat. Selain itu kebudayaan setempat.
masjid juga berfungsi sebagai pusat Berdasarkan sejarah
sosial, pusat pengembangan perkembangannya, bentuk/fasade
kebudayaan Islam dan juga sebagai bangunan pada masjid semakin
tempat syi’ar Islam. berkembang dari masa ke masa dengan
Masuknya Islam ke Indonesia menampilkan simbol-simbol Ketuhanan
membawa pengaruh terhadap pola yang penuh arti untuk mengingatkan
pikir individu pada bidang spiritual setiap individu akan kebutuhan
dan juga pada bidang seni arsitektur. rohaninya.
Bangunan mesjid itu sendiri Fasad adalah istilah arsitektur yang
berkembang semakin pesat dengan berarti tampak depan bangunan yang
keberagaman bentuk fisik, ornamen- umumnya menghadap ke arah jalan
ornamen, maupun corak masjid dari lingkungan. Fasad itu sendiri
masa ke masa. mencerminkan citra dan ekspresi dari
Bangunan masjid di Indonesia seluruh bagian bangunan, bahkan bisa
dipengaruhi oleh lingkungan kehidupan menjadi jiwa bangunan. Dalam
sekitar seperti adat istiadat, keadaan arsitektur, fasad bangunan dianggap
geografis, yang tampil dalam sebagai suatu hal yang paling penting
dari sudut pandang desain, karena ia
bentuk-bentik tradisional sebagai memberikan suasana bagi bagian-
tempat perkembangannya. Hal bagian bangunan lainnya. Fasad dapat

22 Jurnal ilmiah ARJOUNA, Vol. 03, No.01Oktober 2018


diartikan sebagai sisi luar (eksterior) Masjid berarti tempat ibadah. Akar
sebuah bangunan, umumnya yang kata dari masjid adalah sajada dimana
dimaksud adalah bagian depan sajada berarti sujud atau tunduk. Kata
bangunan, tetapi kadang-kadang juga masjid sendiri berakar dari bahasa
bagian samping dan belakang Aram. Kata masgid (m-s-g-d)
bangunan. ditemukan dalam sebuah inskripsi dari
Secara etimologis, kata fasad atau abad ke-5 sebelum masehi. Kata
facade (bahasa Inggris) memiliki akar masgid (m-s-g-d) ini berarti “tiang
kata yang cukup panjang. Fasad berasal suci” atau “tempat sembahan”.
dari bahasa prancis, yaitu facade atau
Arsitektur Sebagai Lambang
faccia. facciata sendiri berasal dari
bahasa italia, sedangkaan faccia dalam Jejak peradaban masyarakat
bahasa latin yang diambil dari kata meninggalkan beberapa pertanda.
faccies dan pada perkembangannya Karya sastra, kesenian, dan arsitektur
menjadi face dalam bahasa Inggris. adalah beberapa diantara petanda
Penulisan ini akan membahas tersebut. Menara Eiffle Paris semula
bagaimana desain pada bangunan dibangun sebagai pusat internasional
Masjid Al-Azhar Summarecon Bekasi. yang diselenggarakan tahun 1889,
Dalam sebuah desain bangunan yang sekaligus menandai perkembangn
tidak memiliki atap kubah, sangat lah industri dan teknologi membangun
berbeda desain pada bangunan masjid yang dicapai di abad ke-19. Sekarang
pada umumnya mengkaji tentang menara ini telah menjadi ikon kota
Desain Masjid Al- Azhar Summarecon Paris. Gedung-gedung pencakar langit
Bekasi. Masjid Al-Azhar ini memiliki dari kota di London, New York, Berlin
bentuk bangunan yang menarik, di lihat dan Tokyo sampai ke Moskow dan
secara fisik bangunan serta penataan Brazilia, merupakan prestasi
pada setiap ruanganya. kebanggaan peradaban masyarakat
modern di abad ke-21. Bentuk suatu
bangunan sering melambangkan
2. METODE PENELITIAN gagasan tentang alam yang hidup di
Definisi Masjid masyarakat.
Arsitektur Islam
Masjid atau mesjid adalah rumah
tempat ibadah umat muslim. Masjid
Ketika kebudayaan Islam mulai
artinya tempat sujud, dan mesjid
menjadikan lambang sebagai komponen
berukuran kecil juga disebut musholla,
penjunjang sebuah masjid dan seirama
langgar atau surau. Selain tempat
dengan bentuk masid baik diambil dari
ibadah mesjid juga merupakan
bentuk pinjaman maupun orisinil.
Pusat kehidupan komunitas muslim. Bentuk kubah berasal dari Persia dan
Kegiatan-kegiatan perayaan hari besar, Byzantium, mihrab yang berasal dari
diskusi, kajian agama, ceramah dan tradisi Koptik, minaret menyatu dengan
belajar Al-Quran sering dilaksanakan di dekorasi floral , geometri, kaligrafi, dan
Masjid. Bahkan dalam sejarah Islam, muqarnas yang orisinil menciptakan
masjid turut memegang peran dalam ciri khas bagi arsitektur masjid istana,
aktivitas sosial kemasyarakatan hingga kubah maupun tempat- tempat umum
kemiliteran. dalam skala ruang kota.
Menurut Arkoun atribut sekunder

Jurnal ilmiah ARJOUNA, Vol. 03, No.01Oktober 2018 23


kebudayaan Islam inilah momentum konfigurasi dalam arsitektur, bentuk
sejarah dalam konteks sosiokultural selalu dihubungkan dengan wujud yaitu
telah diubah secara fisik menjadi unsur sisi luar karakteristik atau konfigurasi
yang sangat dominan posisinya dalam permukaan suatu bentuk tertentu.
memberi kesan kesatuan wilayah Wujud juga merupakan aspek utama
budaya Islam. dimana bentuk-bentuk dapat
diidentifikasikan dan dikategorikan
Arsitektur Belahan Barat
Bentuk Dalam Arsitektur
Kebudayaan Islam berkembang
intensif dimulai ketika kebijakan Beberapa pengertian bentuk dalam
Khalifah Umawiyah memindahkan arsitektur:
pusat kekuasannya dari Madinah ke a. Suatu perwujudan dari organisasi
Damaskus di athun 661 M hingga 750 ruang yang merupakan hasil dari suatu
M.Penguasaan wilayah diseputar Laut proses pemikiran. Proses ini
Mediterania mempekaya ekspresi didasarkan atas pertimbangan fungsi
budaya Islam. Pergaulan lintas budaya dan usaha pernyataan diri/ekspresi
membangkitkan ciri Aristokratik para (Hugo Haring).
Khalifah. Perpindahan pusat kekusaan b. Wujud dari penyelesaian akhir dari
Islam dari Madinah ke Damaskus konstruksi yang pengertiannya sama
membawa tradisi baru yakni dengan (Mies van der Rohe).
diperkenalkannya penguasa Mulsim c. Suatu keseluruhan dari fungsi-
tinggal diistana sebagai pusat kekuasaan fungsi yang bekerja secara bersamaan,
dan menjadikan masjid hanya sebagai yang hasilnya merupakan susunan
pusat peribadatan. Arsitektur Belahan benda(Benyamin Handler).
Timur d. Hasil dipenuhinya syarat-syarat
Unsur arsitektur Persiani dan kokoh, guna, dan indah (Vitruvius).
Hindustani mendominasi arsitektur dari
Ciri-ciri visual bentuk menurut Ching
belahan timur. Arsitektur Persiani
(1996:50,51) adalah :
berawal dari karakter Sassanian yang
banyak menggunakan material bata 1. Bentuk dasar yaitu cirri-ciri pokok
bakar. yang menunjukkan bentuk yang
Ketika khalifah Umar bin Al-Khattab merupakan hasil konfigurasi
berhasil menundukkan kekaisaran tertentu dari permukaan- permukaan
Persia, kebijakan mengembangkan dan sisi-sisi suatu bentuk.
Islam di wilayah tersebut dengan
membangun pusat kegiatan di Kufah
dan Basra membuat kamu Muslimin
bergaul dengan buday Persia.
Bentuk
2. Ukuran yaitu panjang, lebar, dan
Definisi Bentuk
tinggi. Dimensi-dimensi ini
Bentuk adalah Penampilan luar yang menentukan proporsinya,
dapat dilihat, Gambar struktur formal, sedangkan skala ditentukan oleh
tata susun, komposisi yang perbandingan ukuran relatifnya
menghasilkan gambaran nyata- Massa 3 terhadap bentuk-bentuk lain
dimensi, wujud, penampilan, disekelilingnya.

24 Jurnal ilmiah ARJOUNA, Vol. 03, No.01Oktober 2018


Semua ciri-ciri visual bentuk diatas
3. Warna yaitu corak, intensitas dan pada kenyataannya dipengaruhi oleh
nada pada permukaan suatu bentuk, keadaan bagaimana kita
merupakan atribut yang paling memandangnya seperti perspektif/
menyolok yang membedakan sudut pandang kita, jarak kita
suatu bentuk terhadap terhadap bentuk tersebut,keadaan
lingkungannya. Warna juga pencahayaan, lingkungan visual
mempengaruhi bobot visual suatu yang mengelilingi benda tersebut.
bentuk. Transformasi Bentuk
A. Transformasi Dimensional

4. Tekstur yaitu karakter permukaan


suatu bentuk,tekstur mempengaruhi Suatu bentuk dapat, ditransformasikan
baik perasaan kita pada waktu dengan cara merubah satu atau lebih
menyentuh maupun kualitas dimensi- dimensinya dan tetap
pemantulan cahaya menimpa mempertahankan identitasnya sebagai
permukaan bentuk tersebut. Posisi anggota sebuah keluarga bentuk.
yaitu letak relative suatu bentuk Sebuah kubus, misalnya, dapat
terhadap suatu lingkungan atau ditransformasikan ke bentuk prismatis
medan visual. yang serupa melalui perubahan-
perubahan terpisah pada tinggi, lebar,
atau panjangnya. la dapat,
dlmampaatkan menjadi sebuah bentuk
bidang (planar) alau diregangkan
menjadi sebuah bentuk linier.
5. Orientasi yaitu posisi relative suatu B. Transformasi Subtraktif
bentuk terhadap bidang dasar, arah (Pengurangan)
mata angin, atau terhadap pandangan Suatu bentuk dapat ditransformasikan
seseorang yang melihatnya. dengan cara mengurangi sebagian
volumenya. Dengan tergantung pada
tingkat proses subtraktifnya, bentuk
dapat mempertahankan identitas
asalnya atau ditransformasikan ke
6. Inersia visual yaitu derajat dalam sebuah bentuk dari keluarga
konsentrasi dan stabilitas suatu
lain. Misalnya, sebuah kubus dapat
bentuk, inersia suatu bentuk
mempertahankan identitasnya sebagai
tergantung pada geometrid an
sebuah kubus meskipun sebagian
orientasi relatifnya terhadap bidang
darinya dicopot, atau
dasar dan garis pandangan kita.
ditransformasikan ke dalam
serangkaian polihedron teratur yang

Jurnal ilmiah ARJOUNA, Vol. 03, No.01Oktober 2018 25


hampir menyerupai sebuah bola. Fasade sebagai bagian terluar dari
arsitektur bangunan, tampak eksterior
akan menjadi bagian terdahulu yang
paling kritis serta rentan terhadap
perubahan cuaca yang ekstrem dan
cepat.
C. Transformasi Aditif
(Penambahan)
Fasad Sebagai Unsur Visual Yang
Harus Pertama Diamati
Suatu bentuk dapat ditransformasikan
dengan penambahan elemen- elemen Sebagai media untuk menciptakan
pada volumenya. Sifat dari proses aditif kesan pertama dan terdepan bagi
ini serta jumlah dan ukuran relative sebuah karya arsitektur, Fasade
elemen-elemen yang ditempelkan akan merupakan media fisik yang pertama
menentukan apakah identitas bentuk kali dilihat oleh pengamat atau publik
awalnya dirubah atau dipertahankan. dari bangunan. Oleh karena itu dari
Fasade tersebut akan banyak
menimbulkan berbagai persepsi
terhadap Fasade yang diamati. Fasade
merupakan elemen estetis dari sebuah
bangunan yang sekaligus juga sebagai
Fasad identitas karya arsitektur yang dijadikan
sebagai point of interest dan dapat
Definisi Fasad
merepresentasikan karakteristik estetika
Fasade serta
Fasad adalah istilah arsitektur yang
keunikan gaya arsitektur. Sebagai
berarti tampak depan bangunan yang
elemen pertama bangunan yang dapat
umumnya menghadap ke arah jalan
kita tangkap secara visual, Fasade juga
lingkungan. Fasad merupakan wajah
bisa digunakan sebagai patokan /
yang mencerminkan citra dan ekspresi
penanda untuk memberi gambaran pada
dari
orang lain jika suatu ketika kita ditanya
orang tentang letak suatu bangunan
tertentu. Misalnya kita dapat
seluruh bagian bangunan, bahkan bisa menggambarkan bentuk, keunikan atau
menjadi jiwa bangunan. kondisi Fasade bangunan yang
dimaksud atau Fasade bangunan yang
Fasad menjadi salah satu kata serapan berada dekat bangunan yang
yang memperkaya perbendaharaan dituju/dicari.
bahasa indonesia. Lebih dari itu, Fasad
sendiri memiliki esensi yang sangat
mendalam. Fasad adalah alat perekam
Fasad Sebagai Cermin Tata Ruang
sejarah peradaban manusia.dengan
Dalam
mencermati desain Fasad dari waktu ke
waktu, dapat dipelajari kondisi sosial Dalam proses perancangan, desain
budaya, kehidupan spiritual, bahkan Fasade menduduki posisi yang utama (
keadaan ekonomi dan politik yang sangat penting ), karena nantinya
berlaku pada saat itu. sebuah bangunan akan diapresiasi oleh

26 Jurnal ilmiah ARJOUNA, Vol. 03, No.01Oktober 2018


publik melalui Fasadenya. Oleh karena yang menjadi datum dari gubahan. Di
itu desain Fasade sebaiknya merupakan sini dapat diamati apakah
upaya kompromi antara konsep desain keseimbangan yang terjadi merupakan
dan organisasi ruang yang ada simetri mutlak atau seimbang secara
didalamnya. Hal – hal yang perlu geometri saja.
diperhatikan dalam mendesain elemen B. Zona Lantai Dasar
Fasade adalah gunakan standarisasi Zona lantai dasar merupakan elemen
yang berhubungan dengan kesehatan, urban terpenting dari Fasade. Alas
keselamatan, keamanan dan dari sebuah bangunan, yaitu lantai
kenyamanan pengguna. Agar fungsi dasarnya, merupakan elemen
bangunan berjalan maksimal, sesuaikan perkotaan terpenting dari suatu
ukuran masing – masing elemen Fasade. Karena berkaitan dengan
Fasade terhadap standar yang meskipun transisi ke tanah, sehingga pemakaian
kita tetap harus mengupayakan agar material untuk zona ini harus lebih
tampak Fasade tetap lebih estetis. tahan lama dibandingkan dengan zona
lainnya. Lantai dasar memiliki suatu
Komponen Fasad Bangunan makna tertentu dalam kehidupan
perkotaan. Karena daerah ini
Fasade adalah representasi atau merupakan bagian yang paling
ekspresi dari berbagai aspek yang langsung diterima oleh manusia,
muncul dan dapat diamati secara visual. seringkali lantai dasar menjadi
Dalam konteks arsitektur kota, Fasade akomodasi pertokoan dan perusahaan-
bangunan tidak hanya bersifat dua perusahaan komersil lainnya.
dimensi saja akan tetapi bersifat tiga C. Jendela dan pintu masuk ke
dimensi yang dapat merepresentasikan bangunan
masing-masing bangunan tersebut dalam Jendela dan pintu dilihat sebagai unit
kepentingan publik (kota) atau spasial yang bebas. Elemen ini
sebaliknya. Untuk itu komponen Fasade memungkinkan pemandangan
bangunan yang diamati meliputi: kehidupan urban yang lebih baik,
A. Gerbang dan Pintu Masuk yaitu adanya bukaan dari dalam
(Entrance) bangunan ke luar bangunan. Fungsi
Saat memasuki sebuah bangunan dari jendela sebagai sumber cahaya bagi
arah jalan, seseorang melewati ruang interior, yaitu efek penetrasi
berbagai gradasi dari sesuatu yang cahaya pada ruang interior. Jendela
disebut “publik”. Posisi jalan masuk juga merupakan bukaan bangunan
dan makna arsitektonis yang yang memungkinkan pemandangan
dimilikinya menunjukan peran dan dari dan ke luar bangunan. Selain
fungsi bangunan tersebut. Pintu memenuhi kebutuhan fungsionalnya,
masuk menjadi tanda transisi dari
jendela juga dapat menjadi elemen
bagian publik (eksterior) ke bagian
dekoratif pada bidang dinding. Pintu
privat (interior). Pintu masuk adalah
memainkan peran yang menentukan
elemen pernyataan diri dari penghuni
dalam konteks bangunan, karena pintu
bangunan. Terkadang posisi entrance
mempersiapkan tamu sebelum
memberi peran dan fungsi
memasuki ruang, karena itu makna
demonstratif terhadap bangunan.
pintu harus dipertimbangkan dari
Lintasan dari gerbang ke arah
berbagai sudut pandang
bangunan membentuk garis maya

Jurnal ilmiah ARJOUNA, Vol. 03, No.01Oktober 2018 27


Kegiatan memasuki ruang pada 3. HASIL PENELITIAN &
sebuah bangunan pada dasarnya adalah ANALISA Sejarah Masjid Raya
suatu penembusan dinding vertikal4, Al-Azhar
dapat dibuat dengan berbagai desain
dari yang paling sederhana seperti Tanda-tanda (signs) adalah segala
membuat sebuah lubang pada bidang sesuatu yang dipasang oleh pemilik
dinding sampai ke bentuk pintu gerbang toko, perusahaan, kantor, bank,
yang tegas dan rumit. Posisi pintu pada restoutan dan lain-lain pada tampak
sebuah bangunan sangat penting untuk muka bangunannya, dapat berupa
lebih mempertegas fungsi pintu sebagai bersamaan dengan Sekolah Islam Al-
bidang5 antara ruang luar dan ruang Azhar Summarecon Bekasi dan Shuttle
dalam bangunan. Karena letak atau Bus Kawasan Summarecon Bekasi ini,
posisi sebuah pintu sangat erat dihadiri oleh Walikota Bekasi, Rahmat
hubungannya dengan bentuk ruang Effendi didampingi jajaran komisaris
yang dimasuki, dimana akan dan direksi PT Summarecon Agung
menentukan konfigurasi jalur dan pola Tbk, Yayasan Syiar Bangsa dan
aktivitas di dalam ruang. Yayasan Pesantren Islam (YPI) Al
Tanda-tanda (Signs) dan Ornamen pada Azhar, Masjid yang dibangun diatas
Fasade Tanda-tanda (signs) adalah segala lahan seluas 2000 m2, dengan total
sesuatu yang dipasang oleh pemilik toko, luas bangunan 1.320 m2 dan dapat
perusahaan, kantor, bank, restoutan dan menampung jamaah dengan total 1.200
lain-lain pada tampak muka jiwa. Masjid ini memiliki lantai semi
bangunannya, dapat berupa papan basement yang dapat dipergunakan
informasi, iklan dan reklame. Tanda sebagai ruang serba guna dengan
tanda ini dapat dibuat menyatu dengan fasilitas aula seluas kurang lebih 260
bangunan, dapat juga dibuat terpisah m2, serta dilengkapi pula dengan 3
dari bangunan. Tanda pada bangunan buah ruang pre- function.
berupa papan informasi, iklan atau Masjid ini berbentuk kotak seperti
reklame merupakan hal yang penting
Ka’bah namun berwarna coklat, dengan
untuk semua jenis bangunan fungsi
menara masjid berbentuk balok yang
komersial.
berada di kiri masjid. Selain itu, masjid
Karena tanda-tanda tersebut ini memiliki aula, semi basement dan
merupakan bentuk komunikasi visual ruang serbaguna di dalamnya. Seperti
perusahaan kepada masyarakat Masjid Al-Azhar
(publik) yang menginformasikan Jakapermai, Masjid Al-Azhar
maksud-maksud yang ingin Summarecon Bekasi berdampingan
disampaikan oleh perusahaan dengan Sekolah Islam Al-Azhar dan
komersial. Sedangkan ornamen
dimanfaatkan juga sebagai ruang
merupakan kelengkapan visual pendidikan agama serta laboratorium
sebagai unsur estetika pada Fasade akhlak bagi para pelajarnya.
bangunan. Ornamentasi pada Fasade Masjid berdesain modern yang
bangunan fungsi komersial, selain
menjadi salah satu landmark Kota
sebagai unsur dekoratif bangunan juga Summarecon Bekasi ini juga memiliki
meruapakan daya tarik atau iklan yang beberapa kegiatan keagamaan seperti
ditujukan untuk menarik perhatian
kuliah dhuha setiap hari Minggu,
orang.
Pengajian Anak- anak setiap hari Senin
dan Rabu, dan beberapa kegiatan yang

28 Jurnal ilmiah ARJOUNA, Vol. 03, No.01Oktober 2018


berpusat di Aula Masjid.

Gambaran Umum

J AL A N R A Y A B O U L E V A R D

J AL A N R A Y A B O U L E V A R D
Area Mimbar Masjid Raya Al-Azhar
Summarecon,Bekasi

J AL A N R A Y A B O U L E V A R D

J AL A N R A Y A B O U L E V A R D
Plaza Shalat / Selasar

Lokasi Masjid Raya Al-Azhar


Summarecon,Bekasi

Area Minaret

Area Belakang Masjid Raya Al-Azhar


Summarecon,Bekasi

Area taman

Lokasi Masjid Raya Al-Azhar


Summarecon,Bekasi

Interior Plafond Masjid


Area Taman Masjid Raya Al-Azhar
Summarecon,Bekasi

Area Pintu Masuk

Interior Dalam Masjid Raya Al-Azhar


Summarecon,Bekasi
Area Pintu Masuk Masjid Raya Al-Azhar
Summarecon,Bekasi
Area Kiblat Masjid
Program Kegiatan
Masjid Raya Al-Azhar Summarecon
Bekasi mempunyai kegiatan-kegiatan
untuk mendukung pembangunan

Jurnal ilmiah ARJOUNA, Vol. 03, No.01Oktober 2018 29


masyarakat Islam, dan sebagai sarana B. Ukuran / Dimensi
Sekolah Al-Azhar. Ada berbagai
kegiatan dan fasilitas pada Masjid Al-
Azhar Summarecon Bekasi.
Kegiatan Masjid :

a. Shalat Jumat
b. Peringatan Hari Besar Islam
(PHBI)
c. Pengajian Anak-Anak Ukuran dari bangunan Masjid Raya
d. Kuliah Dhuha Al-Azhar ini cukup besar dengan
ketinggian bangunan mencapai 25
Konsep Umum Arsitektur Dan Filosofi meter sampai atap masjid ini terdiri dari
Masjid Al-Azhar 3 lantai yang selaras dengan bangunan
Fungsi Bangunan di sekelilingnya yang memiliki
ketinggian 3 lantai 20M 15M
Fungsi dari bangunan masjid Al-
Ketinggian Bangunan Masjid Al-Azhar
Azhar adalah sarana ibadah yang
Summarecon,Bekasi
berfungsi juga sebagai pusat studi
islam, wisata rohani, yang berupa C. Warna
pendidikan dan dakwah Masjid ini memiliki rona warna
natural pada materialnya berupa
dinding bata, dinding bercat

coklat merah bata, karpet berwarna


coklat serta di dominasi oleh elemen
batu. Pada sisi yang menghadap kiblat,
tempat dimana mimbar untuk imam
Lokasi Masjid Raya Al-Azhar berada, terdapat bukaan yang berbentuk
Summarecon,Bekasi mengerucut keluar seolah membingkai
pemandangan hijau di luar dengan cara
Estetika pandang perspektif. Elemen berupa
A. Bentuk Bangunan kolam terletak pada sisi masjid,
Sepintas bentuk bangunan Masjid Al- menjadi elemen transisi antara dinding
Azhar tak menyerupai sebuah bangunan dan lantai. Ukuran kolam ini membesar
masjid pada umumnya yang “ selalu “ pada sisi kiblat masjid, tidak lagi
memiliki kubah. Bentuknya kotak atau menjadi elemen transisi antara dinding
kubus dengan warna dasar coklat ke dan lantai, namun menjadi mediator
merah bata. Namun setelah masuk antara ruang dalam dan ruang luar, atau
kedalam masjid, kesejukan begitu bisa diartikan sebagai mediator antara
terasa sama halnya dengan yang tempat bersujud dan alam.
ditemui dimasjid masjid biasanya.
Ornamen didalam masjid nya
sederhana, tapi bisa dikatakan luar
biasa. Dikatakan luar biasa karena
arsitektur nya relatif sederhana. Tapi
justru disitulah keunikannya

30 Jurnal ilmiah ARJOUNA, Vol. 03, No.01Oktober 2018


D. Texture KIBLAT
Ditinjau dari pengaruh ekspresi ruang
luar dan ruang dalam bangunan Masjid Karena desain yang unik, Masjid Al-
Al-Azhar terhadap faktor ekologi, Azhar semakin populer dikalangan
ekonomi, dan sosial, Masjid Al-Azhar masyarakat sehingga kawasan tersebut
yang menerapkan konsep bangunan menjadi Orientasi destinasi utama bagi
yang hemat energi teraplikasi pada para promotor untuk menggelar acara-
penggunaan material lokal bata acara besar yang berkaitan dengan
cisangkan yang mampu mencapai religi pada khususnya maupun kegiatan
kenyamanan thermal tanpa sosial pada umumnya.
mengunakan teknologi bantuan seperti Lantai utama menggunakan material
AC dan lampu pada siang hari. granit tile yang dilapisi karpet sesuai
Material tersebut sangat dekat lokasi dengan shaf untuk sholad.
pembuatannya dari bangunan yang Bangunan Masjid Raya Al-Azhar
memudahkan dalam proses Summarecon,Bekasi
pendistribusian
F. Inersia Visual
Inersia visual yang di dapat
berdasarkan sudut pandang terhadap
Masjid Raya Al- Azhar apabila titik
pandang berada di akses jalan memberi
kesan lebih

Texture Fasad Masjid Raya Al-Azhar


Summarecon,Bekasi

E. Orientasi
Orientasi Masjid Al-Azhar
Summarecon, Bekasi ini yaitu
menghadap kiblat dapat di lihat pada
gambar berikut :

Jurnal ilmiah ARJOUNA, Vol. 03, No.01Oktober 2018 31


dari bangunan (halaman depan)
digunakan sebagai area parkir seluruh
lebar kavling bangunan yang dapat
mempermudah pencapaian ke dalam
bangunan.

kendaraan bagi pengunjung. Bukaan


Entrance meliputiPada fasade
bangunan ini menggunakan jendela
Inersia Visual Bangunan Masjid Raya Al- yang cukup besar. Jendela yang besar
Azhar Summarecon,Bekasi ini berfungsi sebagai pemisah antara
mencolok dan modern dapat di lihat ruang luar dan ruang dalam dari
pada gambar berikut : bangunan. Jendela yang besar lebar
pada bagian bawah dan mengecil ke
Transformasi Bentuk
atas memberikan kesan berserah diri
A. Dimensional ( Ukuran )
Pada bangunan Masjid Al-Azhar ini
terdapat perubahan bentuk secara
dimensional.
B. Subtraktif ( Pengurangan )
Dapat dilihat juga bahwa bangunan
Masjid Al-Azhar ini terdapat
perubahan bentuk secara subtraktif.
C. Aditif ( Penambahan )
Dalam desain bangunan Masjid Raya
Al-Azhar ini terdapat pula
penambahan bentuk.

Fasad
Unsur Pertama Yang Diamati

Fasad merupakan unsur pertama yang


diamati masyarakat apalagi fasad yang
unik akan mudah di ingat oleh Entrance Bangunan Masjid Raya Al-Azhar
masyarakat, begitu pula dengan fasad Summarecon,Bekasi
Masjid Raya Al-Azhar Summarecon,
B. Zona Lantai Dasar
Bekasi ini yang memiliki keunikan
tersendiri dengan bagian dinding di
selimuti lafal Allah.
Komponen Fasad
A. Gerbang Masuk ( Entrance )
Gerbang masuk pada bangunan
Masjid Raya Al-Azhar tidak
menggunakan pembatas/pagar hanya
di tempatkan pos jaga. Bagian depan

32 Jurnal ilmiah ARJOUNA, Vol. 03, No.01Oktober 2018


Main entrance (teras) mengalami D Tanda-tanda (Signs) dan Ornamen
peninggian level lantai yang berfungsi pada Fasade
sebagai ruang transisi ke dalam
bangunan. Pembagian zona dapat Tanda-tanda (signage) dibuat terpisah
dilihat pada penggunaan jenis material dari bangunan yang terletak pada
yang berbeda pada bagian main bagian kiri dari bangunan dipinggir
entrance dan zona lantai dasar yang jalan. Signage yang dibuat merupakan
digunakan sebagai tempat parkir menara masjid. Ornament terletak pada
selimut fasad bangunan berupa kaligrafi
yaitu 99 nama ALLAH dibuat timbul di
dinding fasad dengan bentuk persegi
panjang.

ORNAMEN

Zona Lantai Dasar Masjid Raya Al-Azhar


Summarecon,Bekasi

C. Pintu dan Jendela


Pada fasade bangunan ini menggunakan
jendela yang cukup besar. Jendela yang
SIGNS
besar ini berfungsi sebagai pemisah
antara ruang luar dan ruang dalam dari
bangunan. Jendela yang besar lebar pada
bagian bawah dan mengecil ke atas
memberikan kesan berserah diri kepada
tuhan. Menunjukan bahwa manusia
hanya bisa berusaha dan segala Sign Dan Ornament Masjid Raya Al-Azhar
Summarecon,Bekasi
sesuatunya kembali kepada tuhan yang
kuasa. Komposisi Fasad
Pintu masuk pada Masjid Raya ini
menjorok ke depan dan tidak memiliki A. Kesatuan
daun pintu bersifat terbuka yang Prinsip kesatuan berkenaan dengan
memberi kesan menyambut para komposisi visual pada bentuk bangunan
jamaah yang mau beribadah dengan Masjid Raya Al- Azhar
terbuka Summarecon,Bekasi. Secara keseluruhan
komposisi bentuk Masjid Raya Al-
Azhar

sudah mencapai kesatuan dengan


tidak adanya keanekaragaman yang
dapat menimbulkan kekacauan
komposisi. Komposisi dalam
pengertian ini diwujudkan oleh elemen-
elemen visual berupa tekstur, warna,
pengarahan, padat dan rongga, serta
Pintu Masjid Raya Al-Azhar
bentuk atau wujud.
Summarecon,Bekas

Jurnal ilmiah ARJOUNA, Vol. 03, No.01Oktober 2018 33


• Masjid Al-Azhar tidak memiliki
kubah seperti pada umumnya masjid
lain.

Masjid Al-Azhar Dalam Karya


Arsitektur Indonesia
Perkembangan bangunan masjid Al-
Azhar yang terjadi diluar arsitektur
Indonesia serta pengenalan terhadap
berbagai segi yang mempengaruhi
perkembangannya.
Corak merupakan rangakaian gerak
kearah semakin bertambahnya
Komposisi Masjid Raya Al-Azhar kelengkapan sehingga membentuk
Summarecon,Bekasi masjid yang serba besar baik dalam
B. Proporsi ukuran maupun fungsinya dalam
kaitannya dengan sejarah perkembangan
Perhubungan geometris dari dimensi Islam.
bentuk kubus pada badan bangunan,
menunjukkan perbandingan yang Pada umumnya baik bangunan induk
proporsional. Begitu pula dimensi maupun bagian yang merupakan
bentuk jendela, proporsinya jika penampilan bentuk yang serupa dengan
dibandingkan dengan dimensi masjid-masjid diluar Indonesia, hanya
badanbangunan secara pelaksanaan yang berbeda. Karena
keseluruhan tidak terlalu besar, tidak faktor penunjangnya yang juga berbeda.
ada jendela yang secara visual Misalnya, penunjang yang terdiri dari
berkesan kebesaran dibandingkan bahan bangunan, cara pembuatan,
tempatnya (bangunan). lingkungan sekitar yang berbeda dan
tentunya latar belakang kehidupan
masyarakatnya.
Islam yang terutama berkembangnya
karena mengandung pesan keagamaan
tentunya tidak sepenuhnya harus
menitik-beratkan pada penampilan fisik
masjid yang harus sama dengan masjid
Proporsi Bangunan Masjid Raya Al-Azhar -masjid yang masih ada di tempat asal
Summarecon,Bekasi perkembangannya. Sehingga pada
prinspinya tidak ada tuntutan keharusan
Model Dasar Arsitektur Masjid Al-
yang berdasarkan konsep fisik
Azhar Summarecon Bekasi
bangunan secara terperinci.
• Masjid Al-Azhar, memiliki konsep
seperti bangunan masjid di Makkah Dalam perkembangan selanjutnya,
yaitu Ka’bah yang menjadi titik faktor-faktor pengaruh sebagai input
orientasi bisa bergerak dari segala dari luar terutama diterapkan karena
arah dan berbentuk persegi. unsur penggunaanya yang sama seperti
• Masjid Al-Azhar adalah sebuah dibutuhkannya ruang untuk tempat
bangunan dengan titik orientasi yang berkumpul kaum muslimin, menara
mengarah utara – selatan. untuk penyampaian adzan, atau karena

34 Jurnal ilmiah ARJOUNA, Vol. 03, No.01Oktober 2018


faktor bentuk yang memang diambil Daftar Pustaka
sebagai pola yang ditiru dan diterapkan
Rochym, Abdul. Drs, 2009 Masjid
pada bangunan masjid di Indonesia.
Dalam Karya Arsitektur Indonesia
Tapi disamping itu ada pula hal-hal
Penerbit Angkasa, Bandung
yang memang secara langsung menerap
Sumalyo, Yulianto , 2000, Arsitektur
karena harus sesuai dengan ketentuan
Masjid dan Monumen Sejarah
pelaksanaan agama, misalnya dinding
Muslim, Penerbit Gadjah Mada
yang menghadap kearah kiblat.
University Press, Yogjakarta
Banyak penyebab yang menjadi faktor
penentu terhadap kenyataan egelaran Daniati, Moh Miftahul Huda, 2016,
masjid di Indonesia, baik yang Estetika Bentuk Masjid Penerbit
menyangkut masalah sejarahnya, latar Unkris, Jakarta
belakang kebudayaan setempat, faktor www.urbane.co.id/project/Al- Azhar
lingkungan , serta adat kebiasaan yang Summarecon Bekasi diakses Pada
senantiasa tak dapat terlepaskan dari 13 November 2017
penampilan masjid ini. Terutama faktor www.arsitekturbicara.wordpress.c
tradisional daerah yang memang om/sense-of-place-masjid-istiqlal- dan-
mempunyai ciri khas. masjid-al-azhar E-book “Kajian
Ekspresi Ruang Luar Dan Dalam Pada
4. Kesimpulan Masjid Fakultas Teknik Arsitektur
Universitas Indonesia Oleh Annisa
Dalam bangunan Masjid Al-Azhar
Nitya Diakses Pada Tanggal 03
Summarecon, Bekasi terhadap faktor
Desember 2017
ekologi, ekonomi, dan sosial, Masjid
Al-Azhar Summarecon yang
menerapkan konsep bangunan yang

hemat energi teraplikasi pada


penggunaan material lokal batu dan
bata cisangkan yang mampu mencapai
kenyamanan thermal tanpa
menggunakan teknologi bantuan seperti
AC dan lampu pada siang hari. Material
tersebut sangat dekat lokasi
pembuatannya dari bangunan yang
memudahkan dalam proses
pendistribusian material.
Hal yang pertama menarik perhatian
seseorang tentang masjid ini adalah
tidak adanya kubah, yang hampir selalu
merupakan karakteristik klasik masjid,
Namun arsitek memberikan sentuhan
yang berbeda bahwa kubah bukan
merupakan identitas / agama, maka
bukan merupakan suatu keharusan
ketika suatu masjid tidak memiliki
kubah yang konvensional seperti
masjid-masjid pada umumnya.

Jurnal ilmiah ARJOUNA, Vol. 03, No.01Oktober 2018 35

Anda mungkin juga menyukai