1
Dhia Rafiqah Isnaini, 2Hasan Assegaff, 3Siti Naurah Zulfa, 4Yoga Putra Pradana
Abstrak
Arsitektur Islam muncul sebagai wujud kebudayaan manusia sebagai tempat bernaung yang berdasarkan
Al-Quran dan Hadits. Namun dalam perkembangannya saat ini Arsitektur Islam mengalami penyempitan
makna sebagai tempat ibadah, dan penerapan seni dalam arsitektur islam hanya terbatas sebagai ornamen
semata. Sedangkan dalam dakwah islam, seni merupakan media yang berperan penting karena seni
memiliki daya tarik tersendiri yang dapat mengesankan hati bagi pendengar maupun penontonnya. Namun,
seni budaya Islam sulit berkembang dikarenakan faktor fasilitas yang kurang memadai. Karena itu, perlu
adanya metode pendekatan desain yang dapat menjembatani kesenian sebagai objek pendekatan desain
dan arsitektur, yaitu metafora. Metafora dapat memudahkan pemindahan makna ke dalam bangunan,
sehingga penerapan seni dalam arsitektur Islam yang tadinya hanya sebagai ornamen dapat pula
membentuk ruang-ruangnya. Untuk mendapatkan pemahan bentuk lebih lanjut, terdapat konsep
pembacaan tanda atau semiotika, sehingga makna yang hendak dicapai ditransformasikan ke dalam unsur
dan prinsip desain terlebih dahulu. Hasil pembacaan tanda tersebut diterapkan ke dalam desain yang dapat
menjembatani keterkaitan antara seni dengan arsitektur islam menggunakan pendekatan metafora.
Kata Kunci: Metafora, Masjid, Masjid Raya Sumatera Barat, Masjid Mahligai
TINJAUAN PUSTAKA
Atap bagonjong sendiri sangat mencirikan Dilihat dari bentukan bangunannya yang unik.
bentuk tanduk kerbau. Asal usul bentukan Bentukan atap Masjid Raya Sumater Barat ini
tanduk kerbau berasal dari cerita jaman dahulu juga berkaitan dengan salah satu peristiwa
yaitu cerita “Tambo Alam Minangkabau”, yang penting pada sejarah Islam. Peristiwa ini
menceritakan mengenai kemenangan orang terjadi saat dilakukannya renovasi Ka’bah
Minang dalam peristiwa adu kerbau melawan akibat banjir yang menenggelamkan Kota
orang Jawa. Makkah. Kejadian ini menyatukan orang
orang Quraisy untuk saling bahu membahu
Pada cerita lainnya, bentukan atap bagonjong merenovasi Ka’bah.
juga dikaitkan dengan nenek moyang
Minangkabau yang sering merantau. Sehingga Ketika sudah saatnya untuk meletakkan batu
bentukan atap rumah adat Minangkabau hajar aswad, terjadi perselisihan antara
berkaitan dengan bentuk “lancang”. Lancang pemimpin pemimpin kelompok yang ada pada
merupakan istilah untuk perahu yang umat Quraisy. Sehingga Nabi Muhammmad
digunakan oleh nenek moyang dari memutuskan yang berhak meletakkan batu
Minangkabau utuk berlayar dan merantau. Hajar Aswad ialah seseorang yang datang
pertama kali keesokan harinya. Nyatanya,
Selain dari bentukan atap, bentuk bangunan keesokan harinya Nabi Muhammad-lah yang
Masjid Raya Sumatera Barat juga diambil dari pertama kali datang, karena ingin bersikap adil
bentukan rumah gadang. Dimana bangunan Nabi Muhammad kemudian membentangkan
Masjid Raya Sumatera Barat ini dibuat seperti sorbannya dan menaruh batu hajar aswad di
rumah panggung. Hal ini dikarenakan wilayah tengah tengah sorban tersebut. Sehingga,
Minangkabau yang rawan gempa, karena sorban tersebut dapat dipegang oleh masing
berada di pegunungan Bukit Barisan. masing pemimpin kaum Quraisy, dan mereka
dapat meletakkan batu hajar aswad bersama
sama. KESIMPULAN
Peristiwa inilah yang menjadi dasar dari Arsitektur pada bangunan Masjid Raya
bentukan atap dari Masjid Raya Sumatera Sumatera Barat menghadirkan bentuk bentuk
Barat. Peristiwa tersebut berkaitan erat dengan tradisional rumah gadang yang sudah
peersatuan umat Islam. Masjid Raya Sumatera mengalami perpaduan dengan gaya modern
Barat ini berusaha menyatukan bermacam sehingga tidak lagi menjadi bentukan yang
macam aliran pada Islam ke dalam satu masjid. murni tradisional. Sedangkan pada bagian
Sehingga tidak terdapat masing masing masjid interior bangunan sebagian besar
untuk masing masing aliran pada umat Islam menggunakan bentukan bentukan modern yang
itu sendiri. fungsionalis. Unsur unsur ini menunjukkan
penggunaan penggabungan konsep tradisional
4.4 Pertemuan Budaya dalam Metafora dan modern, yang dikenal sebagai gaya
arsitektur Neo-Vernakular.
Masjid Raya Sumatera Barat merupakan
salah satu contoh masjid yang Tema dan konsep yang digunakan dalam
menggabungkan adat Indonesia dengan pembangunan masjid ini mengangkat filosofi
sejarah Islam. Metafora yang digunakan masyarakat Minangkabau tentang
masjid ini memiliki makna yang lebih dari “musyawarah dan mufakat”. Filosofi tersebut
satu yang merupakan sebuah keuntungan dari mendukung terciptanya konsep penggabungan
penggunaan metafora. dari beberapa gaya dalam desain bangunan
Masjid Raya Sumatera Barat. Di satu sisi,
Penggunaan metafora dalam masjid ini dapat masyarakat sudah melalui perkembangan
mempertemukan 2 hal yang berbeda yaitu zaman, namun di sisi lain masyarakat tetap
adat Minangkabau dan sejarah Islam. 2 hal menjujung dan menghargai adat adat dan ciri
berbeda ini ternyata memiliki sebuah khas kebudayaannya yang berada di sekitar
persamaan yang dapat dimunculkan dalam mereka.
bentukan dari masjid ini.
Selain itu, adanya masjid ini juga untuk
Jika diperhatikan lebih lanjut, kepandaian mewujudkan misi perdamaian di Sumatera
sang arsitek juga dapat terlihat dalam Barat. Dengan desain yang megah dan luas
permainan ukiran kaluak palu dalam masjid diharapkan dapat memancing umat Islam untuk
datang ke masjid dan kemudian menjalin
ini. Kaluak palu yang merupakan ukiran asli
silaturahmi antar sesama umat muslim. Terkait
Minangkabau memiliki makna-makna yang
juga dengan adanya hadist mengenai adanya
sejalan dengan ajaran Islam. Hal ini
bermacam macam aliran dalam Islam, namun
merupakan sebuah upaya mempertemukan hanya akan ada satu aliran yang diterima oleh
budaya Indonesia dengan budaya Islam. Allah SWT. Sehingga dapat membuka pikiran
masyarakat bahwa mengapa kita harus dipisah
Metafora adalah salah satu jalan dalam pisahkan jika dengan bersatu akan menjadi
arsitektur untuk mencapai sebuah bentukan lebih harmonis.
yang sangat menarik dengan mengambil
makna-makna dari beberapa hal yang sangat
berbeda, dan dalam hal ini, Masjid Raya
Sumatera Barat merupakan contoh yang
paling tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Classe, Oliver (Ed.). Encyclopedia of Literary
Ilyas, Yafi. 2017. Tipologi Langgam Masjid Translation into English. (Vol.2). (London:
Raya Mahligai Minang Padang Sumatera Fitzroy Dearborn Publishers, 2000).
Barat. Diakses dari:
https://www.academia.edu/16462382/Tipologi KBBI, 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia
_Langgam_Masjid_Mahligai_Minang (KBBI). [Online] Available at:
http://kbbi.web.id/metafora [diakses 20 April
Alimin, Nurhayatu Nufut. 2016. Masjid Raya 2018]
Sumatera Barat sebagai Simbol Persatuan
Muslim di Sumatera Barat. Yogyakarta: Rochym, abdul. 1995. Mesjid Dalam Karya
Invensi. Arsitektur Nasional Indonesia. Bandung:
Offset Angkasa.
Rifki, M dkk. 2014. Masjid Raya Sumbar:
Impian yang Jadi Nyata. Padang: CV. Situmorang, Oloan. 1988. Seni Rupa Islam:
Sejahtera. Pertumbuhan dan Perkembangannya.
Bandung: Angkasa.