ARSITEKTUR KELOMPOK 4
Periode I (1900-1929) Mulai tahun 1890- Periode III (1949-1966) Pada periode III ini,
an sampai dengan 1930-an, terjadi perancangan tidak hanya mempertimbangkan
sejumlah pertentangan dalam dunia bagian dalamnya saja, tetapi juga
arsitektur yang ditunjukkan melalui hubungannya dengan keadaan lingkungan
munculnya berbagai eksperimen yang bangunan tersebut akan berdiri, misalnya
dilakukan oleh perorangan maupun iklim. Bangunan yang tercipta mencerminkan
kelompok. hubungan yang erat dengan teknologi.
ARSITEKTUR NEO-BRUTALISME
Tidak semua bangunan brutalis dibuat dari beton, Namun bangunan dapat mencapai mutu dan ciri brutalis dengan
menggunakan bahan yang keras pada fasad dan material struktur bangunan, seperti kaca, baja, batu kasar dll.
Desain brutalis pada awalnya mendapatkan banyak kritik sebagai gaya yang merusak pemandangan “seperti barang
rongsokan”, karena gaya ini identik dengan beton.meskipun demikian pada perkembanganya, bangunan brutalisme
menjadi lebih dihargai oleh masyarakat karena keunikan tampilan bangunannya yang menyolok dan menarik.
BANGUNAN BRUTALISME
ROBART LIBRARY – UNIVERSITY OF TORONTO
Bangunan ini terdir dari 3 bagian. Bagian tengah menghadap Barat, dan dua bagian sisinya masing
masing menghadap Timur Laut dan Tenggara. Bingkai jendela pada bangunan ini menggunakan material
baja, sedang bagian fasad yang masive menggunakan beton.
Bagian tengah banguan berbentuk segita sama sisi.
Bentuk geometri ini tanpa ornamen namun penggunaan
dan penematan model jendela yang kotak menonjol
memberikan kesan ringan dan menghilangkan
kemonotonan.
Kisho Kurokawa
Noboru Kawazoe
Pasca Perang Dunia II, dunia menghadapi masalah ledakan
penduduk. Metabolisme adalah usulan urbanisme yang baru. Penerapan
gerakan metabolisme pada arsitektur adalah pada fleksibilitas bangunan
terhadap penambahan atau pengurangan volume, baik secara vertikal
maupun horizontal. Ada banyak karya-karya baik yang berupa rencana
maupun bangunan realnya. Nakagin Capsule Tower adalah karya Kisho
Kurokawa yang juga merupakan bangunan pertama di dunia yang
menggambarkan konsep metabolisme
Nakagin Capsule Tower
Menara Kapsul Nakagin berada di Distrik Ginza,
Tokyo. Bangunan yang dirancang oleh Kisho
Kurokawa, seorang pelopor arsitektur
“metabolisme”, kabarnya ditujukan untuk dapat
digunakan secara dinamis, dan mudah disesuaikan
berdasarkan pemandangan atau tata letak kota.
Struktur bangunan ini pun dinilai dapat mewakili
visi Jepang untuk bergerak maju menuju tempat
hunian masa depan.
Arsitektur neo vernakular termasuk ke dalam salah satu aliran yang berkembang pada era
Post-modern, dimana (Budi A. Sukada, 1988) aliran yang berkembang pada era Post-modern
memiliki ciri arsitektur sebagai berikut:
• 1. Mengandung unsur komunikatif yang bersifat lokal/populer.
• 2. Membangkitkan kenangan historik.
• 3. Berkonteks urban.
• 4. Menerapkan kembali teknik ornamentasi.
• 5. Bersifat mewakili keseluruhan.
• 6. Berwujud metaforik (wujud lain).
• 7. Dihasilkan dari partisipasi.
• 8. Mencerminkan aspirasi umum.
• 9. Bersifat plural.
• 10. Bersifat ekletik.
Kriteria Arsitektur Neo Vernakular Arsitektur
• Vernakular yang berada pada posisi arsitektur modern awal yang selanjutnya
berkembang menjadi neo vernakular pada masa modern akhir setelah adanya
kritikan terhadap arsitektur modern (Zikri, 2012), maka muncul kriteria yang
mempengaruhi arsitektur neo vernakular yaitu sebagai berikut:
• 1. Bentuk-bentuk yang menerapkan unsur budaya dan lingkungan, termasuk iklim
setempat, yang diungkapkan dalam bentuk fisik arsitektural (tata letak denah,
detail, struktur dan ornamen)
• 2. Tidak hanya elemen fisik yang diterapkan dalam bentuk modern, tetapi juga
elemen nonfisik seperti budaya pola pikir, kepercayaan, tata letak yang mengacu
pada makro kosmos dan lainnya.
• 3. Produk pada bangunan ini tidak murni menerapkan prinsip-prinsip bangunan
vernakular melainkan menghasilkan karya yang baru (mengutamakan penampilan
visualnya).
Konsep Arsitektur Neo Vernakular
• Pada umumnya konsep arsitektur neo vernakular (Zikri, 2012) yang diterapkan pada bangunan
ialah:
• 1. Selalu menggunakan atap bubungan. Atap bubungan menutupi tingkat bagian tembok sampai
hampir ke tanah sehingga lebih banyak atap yang di ibaratkan sebagai elemen pelidung dan
penyambut dari pada tembok yang digambarkan sebagai elemen pertahanan yang menyimbolkan
permusuhan.
• 2. Batu bata (dalam hal ini merupakan elemen konstruksi lokal). Bangunan didominasi
penggunaan batu bata abad 19 yaitu gaya Victorian yang merupakan budaya dari arsitektur barat.
3. Mengembalikan bentuk-bentuk tradisional yang ramah lingkungan dengan proporsi yang lebih
vertikal.
• 4. Kesatuan antara interior yang terbuka melalui elemen yang modern dengan ruang terbuka di
luar bangunan.
• 5. Warna-warna yang kuat dan kontras.
Bandara soekarno Hatta
• Pengertian
• Post-modernisme (Post-modern) adalah gerakan abad akhir ke-20 dalam seni, arsitektur, dan
kritik itu adalah keberangkatan dari modernisme. Postmodernisme termasuk interpretasi skeptis
terhadap budaya, sastra, seni, filsafat, sejarah, ekonomi, arsitektur, fiksi, dan kritik sastra. Hal ini
sering dikaitkan dengan dekonstruksi dan pasca-strukturalisme karena penggunaannya sebagai
istilah mendapatkan popularitas yang signifikan pada waktu yang sama sebagai abad kedua
puluh dalam pemikiran post-struktural.
• Post-modernisme adalah faham yang berkembang setelah era modern dengan modernisme-
nya. Postmodernisme bukanlah faham tunggal sebuah teori, namun justru menghargai teori-teori
yang bertebaran dan sulit dicari titik temu yang tunggal. Banyak tokoh-tokoh yang memberikan
arti post-modernisme sebagai kelanjutan dari modernisme. Namun kelanjutan itu menjadi sangat
beragam. Bagi Lyotard dan Geldner, post-modernism adalah pemutusan secara total dari
modernism. Bagi Derrida, Foucault dan Baudrillard, bentuk radikal dari kemodernan yang
akhirnya bunuh diri karena sulit menyeragamkan teori-teori. Sehingga David Graffin
berpendapat, Post-modernisme adalah koreksi beberapa aspek dari modernisme. Menurut
Giddens, Post- modernisme adalah bentuk modernisme yang sudah sadar diri dan menjadi
bijak. Sedangkan menurut Habermas, Post-modernisme merupakan satu tahap dari
modernisme yang belum selesai.
Arsitektur Post Modern
Sejarah Arsitektur Post Modern
Perubahan mendasar dalam sejarah dunia arsitektur adalah saat hadirnya arsitektur modern.
Arsitektur sampai abad ke-19 dianggap sebagai seni bangunan. Reformasi pemikiran Arsitektur
Modern ini mulai muncul pada abad ke-18, dimana yang dimaksud Arsitektur Modern bukan karya
arsitektur, melainkan ide, gagasan, pikiran atau pengetahuan dasar tentang arsitektur. Pemikiran
tersebut baru dapat direalisasikan pada pertengahan abad ke-19 dikarenakan pendidikan Arsitektur
yang dibagi menjadi dua, sebagai kesenian dan sebagai ilmu teknik sipil, dan munculnya industri
bahan bangunan. Antara tahun 1890-1930 muncul berbagai macam pergerakan, antara lain : Art and
Craft, Art Noveau, Ekspresionisme, Bauhaus, Amsterdam School, Rotterdam School, dll. Periode
tersebut merupakan puncak sekaligus titik awal dari arsitektur modern.
2. STRAIGHT REVIVALISME Pembangkitan kembali neo- klasik ke dalam bangunan yang bersifat
monumental dengan irama komposisi berulang dan simetris.
Tokoh: Aldo Rossi, Monta Mozuna, Ricardo Bofill, Mario Botta
Contoh : San Cataldo Cemetery Konstruksi Tahun 1978
Arsitek : Aldo Rossi
Arsitektur Post Modern
3. NEO VERNACULARISM Menghidupkan kembali elemen tradisional yang membuat bentuk dan
bangunan lokal.
Tokoh: Darbourne and Darke, Joseph Isherick, Aldo Van Eyck.
Contoh : Estec Noordwijk –NL
Arsitek : Aldo Van Eyck & Hannie Van Eyck
5. METAPHOR & METAPHISICAL Mengekspresikan secara bentuk- bentuk suatu hal yang
ditampilkan ke dalam konsep atau desain bangunan. Terdapat tiga metaphor, yakni metaphor lugu
(bentuk bangunan sama persis dengan bentuk benda yang menjadi konsep), Metaphor kompleks
(terdapat beberapa bentuk benda yang digabung sehingga menimbulkan bentuk bangunan yang
kompleks)
Tokoh: Stinley Tigerman, Antonio Gaudi, Mimoru Takeyama.
Contoh : La Sagrada Familia – Barcelona, Spanyol
Arsitek : Antoni Gaudi
Konsep
Konsep Dekonstruksi Konsep dekonstruksi yang identik dengan pemikiran Derrida, yakni differance,
jejak-jejak, dan iterabilitas. Derrida menunjukkan kelemahan dari ucapan untuk mengungungkapkan
makna dengan menggunakan kata différance.Differance berasal dari kata differenceyang mencakup
tiga pengertian, yaitu:
Menurut Derrida yang bisa kita temukan dan ketahui adalah jejak-jejak dari kebenaran itu sendiri, dan
bukan kebenarna pada dirinya sendiri. Inilah yang dimaksud dengan konsep jejak (trace) di dalam
pemikiran Derrida.
Arsitektur Dekontruksi
Dekontruksi dalam arsitektur
Aliran dekonstruksi mulanya berkembang di kalangan arsitek Perancis dan Inggris. Munculnya
asitektur dekonstruksi sekitar tahun 1988 dalam sebuah diskusi Academy Forum di Tate Gallery,
London. Kemudian disusul oleh pameran di Museum of Art, New York dengan tema
“Deconstructivist Archiecture” yang diorganisir oleh Philip Johnson dan Mark Wigley tanggal 23
Juni – 30 Agustus 1988 mencetuskan ‘dekonstruktivisme’ yang lebih berkonotasi pragmatis dan
formal serta berkembang di Amerika.
Arsitektur dekonstruksi juga telah menggariskan beberapa prinsip penting mengenai arsitektur:
1. Tidak ada yang absolut dalam arsitektur, sehingga tidak ada satu langgam yang dianggap
terbaik sehingga semuanya memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang.
2. Tidak ada pen’dewa’an tokoh dalam arsitektur sehingga tidak timbul kecenderungan
pengulangan ciri antara arsitek satu dan yang lain hanya karena arsitek yang satu dianggap dewa
yang segala macam karyanya harus ditiru.
3. Dominasi pandangan dan nilai absolut dalam arsitektur harus diakhiri, sehingga
perkembangan arsitektur selanjutnya harus mengarah kepada keragaman pandangan dan tata
nilai.
4. Pengutamaan indera penglihatan sebagai tolak ukur keberhasilan suatu karya dalam arsitektur
harus diakhiri. Potensi indera lain harus dapat dimanfaatkan pula secara seimbang.
Arsitektur Dekontruksi
Tokoh Arsitektur Dekontruksi
Terdapat tujuh arsitek yang menampilkan karya-karyanya, yaitu; Peter Esienman, Bernard
Tschumi, Daneil Libeskind, Frank Gerhy, Zaha Hadid, Rem Koolhaas, dan Coop
Himmelblau. Gejala “Dekon” dalam arsitektur telah menjadi tema perdebatan yang hangat
dengan karya-karyanya yang mendobrak aturan-aturan yang berlaku.
Arsitektur Dekontruksi
Bangunan Arsitektur dekontruksi
Parc de la Villette Florida University Architecture VILA OLIMPICA HOTEL ARTS
Arsitek : Bernard Tschumi Arsitek : Bernard Tschumi Arsitek : Frank O. Gehry
Tahun : 1980 Tahun : 1980-1990
Tahun :1987 Lokasi : Barcelona, Spanyol
Lokasi : Miami, Florida , U.S
Lokasi : Paris , Prancis
TERIMAKASIH