Anda di halaman 1dari 11

Jurnal AGORA ISSN 1411-9722 (Print)

Vol. 17 No. 1 Juli 2020: 53-63 ISSN 2622-500X (Online)


DOI: http://dx.doi.org/1025105/agora.v17i1.7521

PERAN MASJID SEBAGAI PEMBENTUK IDENTITAS TEMPAT

THE ROLE OF MOSQUE AS PLACE IDENTITY FORMATION

Aisyah Presipitari Harahap *1, Ady Rizalsyah Thahir2, Sri Handjajanti3


1,2,3
Jurusan Arsitektur, Universitas Trisakti, Jakarta
*e-mail: aisyah052001600007@std.trisakti.ac.id, 2adythahir@trisakti.ac.id, 3sri.h@trisakti.ac.id
1

ABSTRAK
Pengaruh Islam yang besar di Indonesia menjadikan masjid sebagai salah satu ikon suatu
daerah. Penulis ingin mengimplikasikan bagaimana masjid bisa menjadi peran suatu kawasan
melalui fungsinya. Penulis menggunakan tiga subjek: Masjid Atta’awun di Puncak Bogor,
Masjid Dian Al-Mahri di Depok dan Masjid At-Tiin di Jakarta Timur. Dengan menggunakan
metode deskriptis komparatif dan survei berdasarkan penelusuran dari sumber literatur dan
mesin pencari internet, dimana penelitian dititikberatkan kepada studi perbandingan. Hasil
menunjukkan bahwa ketiga masjid menonjolkan peran identitas dari fungsi yang berbeda.
Peran identitas masjid dapat diperoleh melalui latar belakang dan proses pembangunan
masjid, langgam yang dipakai, maupun kondisi geografis daerah.

Kata kunci : masjid, identitas tempat, fungsi

ABSTRACT
The great influence of Islam in Indonesia could made mosques become one of the icons of a
region. The author wants to imply how a mosque can become the role of an area through its
function. The author uses three subjects: Atta'awun Mosque in Puncak Bogor, Dian Al-Mahri
Mosque in Depok and At-Tiin Mosque in East Jakarta. By using comparative descriptive
methods and surveys based on searches from literary sources and internet search engines,
where research is focused on comparative studies. The results show that the three mosques
highlight the role of identity of different functions. The role of the mosque's identity can be
obtained through the background and the process of building a mosque, the style used, and
the geographical conditions of the area.

Keywords : mosque, place identity, function

A. PENDAHULUAN untuk mendatangi tempat ibadah terbilang


mudah. Hal itu sudah tersedia di area
Masjid merupakan salah satu sentra dalam
perkantoran, area pendidikan, tempat
perkembangan dakwah Islam. Masjid sudah
pelayanan umum, maupun tempat wisata (Ali,
menjadi ruang publik untuk mengadakan
2012). Pengaruh Islam yang besar di
perkumpulan dalam persoalan agama, politik,
Indonesia, menjadikan masjid menjadi salah
sosial, maupun budaya. Pertumbuhan masjid
satu identitas pada suatu kawasan. Peran
di Indonesia di kehidupan modern saat ini
karakteristik arsitektur dari tempat-tempat
sangat pesat, ditunjukkan dengan beberapa
keagamaan, sebagai komponen yang memberi
kota telah dibangun masjid-masjid raya dan
mereka makna masih belum dieksplorasi
islamic center, termasuk masjid-masjid di
secara memadai (Najafi dan Shariff, 2014).
institusi pendidikan berbasis agama
Sementara itu, identitas muncul karena
(pesantren, sekolah Islam) yang menyebar di
adanya kekhususan ciri lokalitas yang
berbagai pelosok Indonesia. Akses umat Islam

53
AGORA, Jurnal Arsitektur, Volume 17, Nomor 1, Juli 2019

kemudian dilafalkan menjadi regionalisme dimana faktor yang sama pentingnya dalam
dengan tampilan keunikan tempat beridentitas membentuk keterikatan tempat. Fungsi
(Harisdani dan Lindarto, 2019:94). Identitas bangunan merupakan titik awal dasar bagi
tempat menjadi hal yang penting untuk semua ekspresi dan karakter arsitektur (Krier,
melindungi warisan budaya yang signifikan 2001). Oleh karena itu, penulis lebih
akan dampak globalisasi (Ernawati, 2011). menitikberatkan fungsi masjid sebagai subjek
Namun populasi dan pertumbuhan perkotaan tulisan ini. Tujuan penulisan ini adalah untuk
bersama dengan adopsi mekanisme urbanisasi menguraikan fungsi-fungsi apa saja yang
dan permukiman barat dapat menyebabkan paling berperan dalam menjadikan suatu
kota kehilangan identitasnya sendiri. Oleh bangunan masjid sebagai identitas suatu
karena itu, identitas merupakan pondasi dari tempat.
place attachment dan rasa kepemilikan (Aly,
2011). B. STUDI PUSTAKA
Studi pustaka membahas ketiga subjek utama
Place attachment sendiri merupakan ikatan pada tulisan ini, yaitu masjid sebagai subjek
emosional dan pengaruh yang terjalin antara tulisan yang dikaitkan sebagai peran identitas
orang dan tempat (Tuan, 1980). Koneksi ini tempat, dimana salah satu peran pembentuk
dapat dikembangkan ke tempat-tempat yang identitas tempat adalah fungsi.
berbeda dimensi dan fungsinya, seperti
ruangan, rumah, lingkungan, kota, pengaturan B.1 Masjid
rekreasi, komunitas, tempat-tempat Quraish Shihab (2000) telah menguraikan
keagamaan, dll. Hal ini sangat terkait dengan bahwa kata “Masjid” telah muncul sejumlah
lamanya keterlibatan antara manusia dengan 28 kali di al-Qur’an. Dari segi bahasa, kata
tempatnya. Selain itu faktor penting lainnya tersebut berasal dari “sajada – sujud”, yang
berupa fungsi dan bentuk bangunan. bermakna patuh, taat, atau tunduk dengan rasa
hormat dan takzim.
Beberapa penelitian menyelidiki faktor-faktor
Menurut arti umum, Masjid merupakan
yang memengaruhi yang dapat membentuk
tempat untuk sujud. Sedangkan menurut
ikatan emosional dengan tempat-tempat suci. istilah, masjid diartikan sebagai bangunan
Mereka mengungkapkan bahwa dampak yang dibangun oleh umat Islam untuk
signifikan dari fitur-fitur arsitektur (misalnya menjalankan ibadah. Di dalam Al-Quran telah
bahan konstruksi, geometri, penggunaan disebutkan, masjid dibangun harus
cahaya, warna, estetika arsitektur, dll) dalam berlandaskan pada taqwa (Q.S. at-Taubah [9]
ayat 108), contohnya adalah Masjid Quba’
mempresentasikan makna yang dirasakan
maupun Masjid Nabawi di Madinah. Setiap
oleh orang-orang di ruang arsitektur tempat
masjid yang dibangun seharusnya memiliki
suci. dasar dan fungsi tersebut.
“Telah dijadikan untukku (dan untuk umatku)
Dalam budaya Islam, tentu saja masjid bumi sebagai masjid dan sarana penyucian
dianggap sebagai tempat suci yang paling diri” (HR Bukhari dan Muslim melalui Jabir
krusial. Masjid sebagai pusat kegiatan bin Abdullah).
keagamaan dengan karakteristik arsitektur Banyak masjid yang hanya menjalankan salah
satu fungsinya saja, yaitu sebagai tempat
yang spesifik termasuk fasilitas fungsional
peribadatan (Darodjat dan Wahyudiana,

54
Aisyah Presipitari Harahap: Peran Masjid Sebagai Pembentuk Identitas Tempat (53-63)

2014). Seharusnya masjid tidak hanya terbatas B.2 Identitas Tempat


menjadi sarana ibadah atau sarana untuk Lynch (1980) menjelaskan tentang identitas
menyucikan diri saja Kata “masjid” juga tidak yaitu suatu kondisi ketika seseorang mampu
hanya berperan sebagai bangunan untuk mengenal atau memanggil ingatan akan suatu
melaksanakan shalat, atau bersuci (wudhu tempat yang berbeda dengan tempat lainnya
dan tayamum). Kata masjid dapat dimaknai karena terdapat karakter maupun keunikan.
pula sebagai tempat untuk melaksanakan Selain itu, environmental identity juga
berbagai macam aktivitas manusia yang menekankan bahwa place attachment sangat
mencerminkan ketaatan kepada Allah SWT. bergantung kepada aspek fisik dan sosial
Masih pendapat Quraish Shihab (2000), suatu tempat (Clayton, dikutip dalam
dijelaskan bahwa masjid pada masa lampau Ernawati, 2011). Ernawati (2014) juga
memiliki peran yang begitu luas, hal ini menyebutkan tentang place identity
mengingat bahwa: merupakan salah satu konsep penting dalam
1. Keadaan masyarakat yang berpegang berbagai lingkup ilmu terapan seperti
teguh akan nilai, norma, maupun jiwa geografi, perancangan dan perencanaan kota,
keagamaan. landscape architecture dan lainnya.
2. Kemampuan para pembina masjid untuk Keterikatan terhadap tempat dapat
menyatukan kebutuhan masyarakat dengan diwujudkan karena adanya “distinctiveness’’
kegiatan-kegiatan masjid. antar tempat atau adanya kekhasan tatanan
penampilan tempat tersebut (Twigger-Ross &
Fungsi masjid secara idealnya yaitu Uzzell, dikutip dari Harisdani dan Lindarto,
menjadikan pusat kegiatan masyarakat demi 2019). Ujang (2008) menyebutkan bahwa
mewujudkan tatanan sosial yang lebih baik keterikatan tempat sangat terkait dengan
(Ali, 2012). Masjid dibangun sebagai sarana keakraban dan lamanya keterlibatan akan
untuk melakukan penyiaran (dakwah) dan tempat tersebut. Oleh karena itu, identitas
mengembangkan sumber daya ekonomi umat membutuhkan keunikan, dapat melibatkan
Islam. Orientasi jamaah dalam membangun interaksi dengan orang-orang dan objek dan
masjid adalah dengan melakukan penyiaran fenomena yang terus berkembang dan dinamis
(dakwah) juga memberdayakan ekonomi sehingga menciptakan ingatan yang akrab di
masyarakat yang ada di sekitar masjid masyarakat.
(Dalmeri, 2014).
Identitas tempat berfokus pada interaksi fisik,
Pada dasarnya, masjid dibangun untuk sarana pengalaman sosial, perasaan kepuasan
ibadah kepada Allah SWT terbatas untuk salat penduduk dan warisan sejarah. Aspek-aspek
dan bersuci (wudhu). Namun seiringnya ini menjadikan identitas lokal dan
waktu, fungsi itu meluas tidak hanya untuk menekankan bagaimana orang-orang
beribadah namun untuk mengayomi umat dari ”merasakan” tentang area lokal, dan dapat
segi sosial dan ekonomi yang berlandaskan dipengaruhi oleh aspek sensorik dan
akan taqwa kepada Allah SWT. Dasar itulah memorik. Kegiatan keagamaan dan
yang menjadikan bagaimana fungsi Masjid karakteristik arsitektur termasuk fasilitas
yang mampu berdampingan dengan fungsional adalah faktor yang sama
kehidupan masyarakat salah satunya dari segi pentingnya dalam membentuk keterikatan
arsitektural. tempat (Najafi dan Shariff, 2014).
Oleh karena itu, bangunan masjid sebagai
identitas suatu tempat haruslah dapat
memberikan kesan yang akan terus diingat

55
AGORA, Jurnal Arsitektur, Volume 17, Nomor 1, Juli 2019

orang baik secara sensorik maupun memorik, disesuaikan dengan asas-asas dan teori dari
dengan kriteria-kriteria identitas yang telah order visual dan lain-lain.
disebutkan di atas.
Menurut Christian Noberg Schultz (dalam
Surasetja, 2007) fungsi merupakan pekerjaan
B.3 Fungsi yang harus dijalani oleh sebuah lingkungan.
Pengertian fungsi secara harfiahnya adalah Beliau menjabarkan ada 4 fungsi dalam
beberapa aktivitas yang digolongkan arsitektur: (1) Physical Control (Pengendali
berdasarkan kesamaan sesuai dengan jenis Faktor Alam). Pengertian ini menjelaskan
sifat maupun pelaksanaannya bahwa bangunan mengendalikan faktor alam,
(Wikipedia.org). Para modernis menjelaskan melindungi manusia dari terpaan pergantian
bahwa fungsi dapat dikategorikan sebagai cuaca, bencana, dan lain sebagainya. (2)
penentu akan bentuk maupun panduan menuju Functional frame (kerangka fungsi).
bentuk, karena fungsi merupakan gambaran Arsitektur dapat menciptakan kerangka
akan kegiatan yang membutuhkan ruang fungsi. (3) Social milieu (lingkungan sosial):
untuk keberlangsungannya. (Surasetja, 2007). Bangunan dapat membuat lingkungan sosial,
Fungsi merupakan dasar dan titik awal dari dan (4). Cultural symbolization (simbol
segala ekspresi arsitektur (Suharjanto, 2013). kebudayaan): Bangunan dijadikan simbol
budaya masyarakat setempat di lingkungan
Dalam kaitannya dengan arsitektur, Laksmi sekitar bangunan tersebut.
(2010) menyebutkan bahwa elemen ruang
harus mendukung fungsi ruang sehingga lebih Sementara itu, Larry L. Ligo dalam bukunya
mudah untuk mengenal suatu ruang. Selain The Concept of Function of the Twentieth
itu, fungsi harus memuat ekspresi akan suatu Century Architecture (1984), memahami
personal, sosial (mempengaruhi perilaku fungsi sebagai efek yang ditimbulkan oleh
orang banyak) dan fisik sebagai ruang hunian arsitektur. Ia menjabarkannya menjadi lima
yang efisien dari segi penampilan maupun jenis: (1) Structural articulation (artikulasi
tuntutan kegiatan. Ketiganya berfungsi untuk struktural). Hal ini menjelaskan pengupasan,
mengoptimalkan kebutuhan manusia. akan desain, material , struktur dan metode
Geoffrey Broadbent (dalam Surasetja, 2007) sebuah bangunan dengan variasi kegiatan
menjabarkan bahwa enam fungsi yang yang terkandung didalamnya. (2) Physical
ditampilkan oleh arsitektur lewat panca function (fungsi fisik). Merupakan kontrol
indera. Keenam fungsi tersebut adalah: (1) akan faktor lingkungan (environmental
Environmental Filter (Modifier of the factors) terhadap aspek-aspek fisik dari tujuan
Physical Climate = Bangunan bisa yang diinginkan. (3) Psychological function
mengontrol iklim): Bangunan berperan (fungsi psikologi). Mengarah dimana
menjadi saringan antara lingkungan luar bangunan-bangunan itu menyatu dengan
dengan kegiatan yang dilakukan. (2) pengamat, penghuni/pemakai dan
Container of Activities: Bangunan sebagai pengkritiknya, termasuk mengenai penyakit-
penampung kegiatan-kegiatan yang penyakit psikologis. (4) Social function
ditempatkan sebagai tempat khusus. (3) (fungsi sosial). Hal ini menunjukkan akan
Capital Investment (changer of land value): konkretisasi yang asalnya dari institusi sosial
Bangunan memberi nilai lebih pada tapak dan atau budaya maupun massa tertentu, dan (5)
dapat dijadikan sumber investasi. (4) Cultural/Existential function (fungsi
Symbolic Function (Cultural implication): budaya/keberadaan). Hal ini mengarah kepada
Menjelaskan bahwa bangunan memberikan nilai-nilai universal dan orientasi psikologis
nilai-nilai simbolik baik symbol akan yang berhubungan kepada esensi
keagamaan maupun kebudayaan (5) Behavior kemanusiaan daripada hidup manusia dalam
Modifier. Fungsi ini menjelaskan bangunan kurun waktu dan tempat tertentu.
mampu mengubah kebiasaan penggunanya,
sesuai dengan suasana dan kondisi ruang, dan Jan Mukarowsky (dalam Surasetja, 2007),
(6) Aesthetic Function (=pursuit of delight): berpendapat bahwa fungsi adalah segenap
Bangunan dibuat menarik dan indah, lalu potensi arsitektur untuk memberikan makna
terhadap lingkungan. Hal itu dijabarkan

56
Aisyah Presipitari Harahap: Peran Masjid Sebagai Pembentuk Identitas Tempat (53-63)

menjadi sebagai berikut: (1) Referential material, struktur, dan metode pada suatu
function (fungsi referensi). Fungsi referensi bangunan. Fungsi ekonomi dan investasi ialah
mengarah kepada sentuhan-sentuhan suatu fungsi yang berdampak meningkatkan
tradisional, dimana variasi kebiasaan yang
nilai pada tapak sebagai sumber investasi.
berbeda antara bangunan yang satu dengan
yang lain dengan komposisi-komposisinya. Fungsi budaya dan simbolik yaitu salah satu
(2) Aesthetic function (fungsi estetika). Fungsi bentuk penekanan atau manifestasi terhadap
estetika yaitu fungsi yang ditonjolkan dari berbagai aspek identitas, sejarah dan seni yang
suatu tipe bangunan dan tidak terdapat batas memberikan nilai-nilai simbolik dalam bentuk
yang tegas antara struktur dan fungsi yang arsitektur. Fungsi sosial dan perilaku
dominan. (3) Allusory function (fungsi merupakan fungsi yang mengacu dari
perumpamaan). Fungsi perumpamaan
ekspresi, peranan atau perilaku dan kebiasaan
berdasar kepada referensi sejarah, dengan
cara menonjolkan beberapa bagian bangunan hidup penggunanya yang bernilai budaya.
bersejarah ke dalam bentuk bangunan yang Fungsi estetika ialah fungsi yang sesuai
akan dibangun pada masa sekarang. (4) dengan asas-asas estetika, geometri dan
Territorial function (fungsi teritorial). Hal ini kesesuaian pengaturan komposisi dari order
digunakan untuk membedakan fungsi ruang visual dan lingkungannya untuk memberi
yang ada pada suatu bangunan dapat kesan yang menyenangkan dan indah pada
dilakukan dengan beberapa metode, seperti
bangunan. Lalu fungsi psikologis yaitu
menggunakan alat-alat tertentu atau alat-alat
grafis, dan (5) Expressive function (fungsi kondisi bangunan yang berbaur dengaan
ekspresif). Fungsi ekspresif merupakan pengguna, pemakai, dan pengkritiknya atas
bentuk penekanan pada bermacam-macam aspek psikologi, kenyamanan fisik dan emosi.
aspek identitas, dengan isyarat maupun
penanda pada bangunannya. Fungsi pada suatu bangunan seharusnya
mampu mencerminkan bagaimana interpretasi
Dari pendapat dari keempat tokoh di atas, hal ekspresi penggunanya baik secara personal,
yang akan diangkat pada tulisan ini
sosial dan fisik demi tercapainya ruang yang
disimpulkan berdasarkan pendapat keempat
tokoh melalui tabel berikut. efisien baik dari segi penampilan maupun
segi pemenuhan akan kegiatan. Terutama hal-
Tabel 1. Tabel Kesimpulan Kriteria Fungsi hal tersebut cukup penting untuk diterapkan
pada bangunan suci seperti masjid.

C. METODE PENELITIAN
Metode penelitian menggunakan metode
deskriptis komparatif dan survey berdasarkan
penelusuran dari sumber-sumber literatur
maupun melalui mesin pencari internet.
Penelitian komparatif merupakan penelitian
yang membandingkan satu variabel atau lebih
kepada sampel yang berbeda, maupun waktu
yang berbeda (Sugiyono, 2006). Wilayah
Fungsi fisik dan lingkungan yaitu fungsi yang studi mencakup tiga masjid yang berada di
meliputi kontrol akan iklim dan lingkungan. Jabodetabek, yaitu 3 (tiga) subjek yaitu masjid
Fungsi aktivitas dan struktur merupakan Atta’awun di Puncak, Masjid Dian Al-Mahri
fungsi yang memberi wadah pada kegiatan- (Kubah Mas) di Depok dan Masjid At-Tin di
kegiatan yang ditempatkan pada tempat yang Jakarta Timur. Pemilihan ketiga masjid
khusus dan tertentu dengan membahas desain, berdasarkan ketiganya merupakan masjid

57
AGORA, Jurnal Arsitektur, Volume 17, Nomor 1, Juli 2019

yang identik dengan lokasi wisata, sehingga Tabel 2. Tabel Kriteria Fungsi Fisik &
sudah cukup terkenal di ingatan masyarakat. Lingkungan

Gambar 1.
Ilustrasi masjid subjek tulisan M.At- Masjid At- M. Kubah
Tiin ta’awun Mas
Orientasi Bangunan Fasad
Studi yang dipakai menggunakan indikator bangunan berada di bangunan
fungsi yang sudah dirangkum oleh keempat menghadap ketinggian tidak terlihat
tokoh pada Tabel 1, yakni sebagai berikut: (a) Jalan 2.000 m di di jalan
Taman atas permukaan utama dan
Fungsi fisik dan lingkungan, (b) Fungsi Mini I dan laut di tengah berada di
aktivitas dan struktur, (c) Fungsi ekonomi, (d) Jalan Tol. Gunung Mas. dalam
Fungsi budaya dan simbolik, (e) Fungsi sosial komplek
dan perilaku, dan (f) Fungsi estetika dan Dian Al-
Mahri.
psikologi.
Dapat disimpulkan bahwa fungsi bangunan
Data kasus yang telah didapatkan akan
masjid ketiganya berorientasi ke kiblat (Sang
dideskripsikan sesuai dengan elemen-elemen
yang dikelompokan dengan data-data Pencipta) yang porosnya berpusat di Ka’bah,
pendukungnya yang diperoleh dari sumber Mekkah. Komposisi massa tidak harus selalu
literatur dan data fisik (peta dan foto) di simetris, karena dipengaruhi oleh kondisi
jabarkan menggunakan tabel sesuai dengan geografis tapak, seperti yang ditunjukkan
elemen-elemen yang dikelompokan. pada Masjid At-Taawun. Tetapi dapat
disimpulkan bahwa masjid selalu menjadi
D. PEMBAHASAN sumbu bangunan utamanya.
Hasil studi membahas secara lengkap
berdasarkan indikator yang telah dirangkum D.2 FUNGSI AKTIVITAS DAN
dari pendapat keempat tokoh mengenai
STRUKTUR
fungsi. Indikator terdiri dari 7 fungsi yang
Berdasarkan pendapat keempat tokoh di atas,
akan diulas secara lengkap sebagai berikut.
fungsi aktivitas dan struktur merupakan fungsi
D.1 FUNGSI FISIK DAN LINGKUNGAN yang mewadahi kegiatan-kegiatan yang
Berdasarkan pendapat keempat tokoh di atas, ditempatkan pada tempat khusus dengan
fungsi fisik dan lingkungan dapat membahas desain, material struktur, dan
diimplikasikan sebagai fungsi yang meliputi metode bangunan dengan mengamati tingkah
kontrol akan iklim dan lingkungan, menjadi
laku manusia dan variasi kegiatan yang ada di
pembeda fungsi ruang yang ada pada suatu
bangunan yang berkaitan dengan hubungan dalamnya.
antara bangunan dan lingkungannya demi
terciptanya kenyamanan antara bangunan dan
lingkungan.

58
Aisyah Presipitari Harahap: Peran Masjid Sebagai Pembentuk Identitas Tempat (53-63)

Tabel 3. Tabel Kriteria Fungsi Aktivitas & D.3 FUNGSI EKONOMI DAN
Struktur INVESTASI
M.At- Tiin Masjid At- M. Kubah
ta’awun Mas Tabel 4. Tabel Kriteria Fungsi Ekonomi dan
Kelengkapan Kelengkapan Kelengkapan Investasi
masjid: aula, masjid: kantor masjid: M.At- Masjid At- M. Kubah
madrasah, sekretariat, gedung
Tiin ta’awun Mas
bangunan perpustakaan, serbaguna,
Terletak Terletak di Bangunan tdk
ibadah. tempat kantin
di pertengahan terlihat dari
Struktur penitipan dengan
kawasan puncak Gunung jalan utama
rigid dan barang, toilet, struktur
TMII Mas, sehingga namun
dome. pusat oleh- konstruksi
sehingga menjadi salah identitas
oleh. masjid besar.
dianggap satu spot rest “emas”nya,
satu- area. membuat
Pada saat ini, masjid tidak hanya sebagai kesatuan masjid ini
tempat ibadah saja, namun fungsinya dapat dengan kerap ramai
TMII. dikunjungi.
terus bertambah sesuai dengan kebutuhan
yang ada di daerah tersebut. Fungsi seperti Fungsi ekonomi dan investasi ialah suatu
ruang kumpul (aula), madrasah atau ruang fungsi yang berdampak meningkatkan nilai
sekretariat umum ditambahkan. Pada kasus pada tapak sebagai sumber investasi. Fungsi
Masjid Atta’awun yang terletak di destinasi ekonomi didapatkan dari bagaimana daya
wisata perkebunan teh yang ada di Puncak, tarik bangunan Masjid itu sendiri. Pada kasus
Bogor. Hal itu menyebabkan masjid Masjid Atta’awun dan Masjid At-Tiin, daya
dilengkapi sebagai fungsi istirahat atau rest tarik didapatkan karena letak geografisnya
area. yang bersamaan dengan lokasi wisata.
Sedangkan Masjid Dian Al-Mahri (Kubah
Mas) mendapatkan daya tariknya dari
ornamen dan langgam bangunan itu sendiri.

D.4 FUNGSI BUDAYA DAN SIMBOLIK


Gambar 2.
Fungsi budaya dan simbolik yaitu salah satu
Struktur Rigid & Kubah pada Masjid At-Tiin
(Sumber: Ayub Muktiono, 2018) bentuk penekanan atau manifestasi terhadap
berbagai aspek yang meliputi identitas,
Masjid At-Tiin menggunakan struktur rigid sejarah dan seni yang mampu memberi nilai-
dengan ketinggian lantai memberi kesan nilai simbolik seperti yang bersifat keagamaan
agung, selain itu adanya struktur dome pada atau budaya dalam bentuk arsitektur.
kubah bertujuan untuk meniadakan kolom
yang menghalangi saf salat.

59
AGORA, Jurnal Arsitektur, Volume 17, Nomor 1, Juli 2019

Tabel 5. Tabel Kriteria Fungsi Budaya dan Tabel 6. Tabel Kriteria Fungsi Sosial dan
Simbolik Perilaku
M.At- Masjid At- M. Kubah
Tiin ta’awun Mas
Dibangun Dibangun atas Dibangun
untuk dasar gotong- karena
mengenang royong dan adanya
Alm. Ibu menghapus kebutuhan
M.At- Tiin Masjid At- M. Kubah Tien stigma negatif masyarakat
ta’awun Mas Soeharto. daerah Puncak. sekitar.
Motif flora Masjid 5 kubah
arabesque persimbolan melambangk Berdasarkan tabel di atas, fungsi sosial dan
merupakan dari gotong an rukun
bentuk royong, setia Islam, perilaku didapat berdasarkan latar belakang
syukur, kawan dalam menara sejarah bangunannya. Secara umum, masjid
ornamen kebaikan dan segienam
anak panah ketakwaan bermakna tentunya merupakan ruang sakral bagi umat
melambangk masyarakat rukun iman, Muslim. Namun tujuan pembangunannya
an karunia sekitar. ornamen
tentu berbeda, seperti pembangunan Masjid
Tuhan. (Heibogor.co Turki
m, 2018) Usmaniyyah At-Tiin diadakan untuk menghormati
(Nirmala, almarhumah Ibu Tien Soeharto, sehingga
2019)
relief dan ornamen pada masjid ditentukan
Berdasarkan tabel di atas, fungsi simbolik oleh apa yang disukai beliau. Masjid
didapatkan dari ornamen dan langgam yang Atta’awun pun dibangun bertujuan untuk
digunakan. Ornamen arabesque dan gaya menghapus stigma negatif daerah itu sendiri.
arsitektur Timur Tengah sangat
mempengaruhi gaya arsitektur masjid D.6 FUNGSI ESTETIKA
tersebut, terlihat dari adanya bentuk kubah Fungsi estetika ialah fungsi yang berpotensi
dan menara. Sementara Masjid Atta’awun untuk ditonjolkan dari bangunan sesuai
sendiri merupakan perwujudan simbol dari dengan asas-asas estetika, geometri dan
sejarah pembangunannya yang merupakan kesesuaian pengaturan komposisi dari order
hasil saweran, bangunan tersebut memiliki visual dan lingkungannya untuk memberi
makna akan gotong royong. Selain itu motif kesan yang menyenangkan dan indah pada
flora pada Masjid At-Tiin selain bentuk bangunan.
syukur juga dikaitkan dengan Alm. Ibu Tien Tabel 7. Tabel Kriteria Fungsi Estetika
yang menyukai bunga dan tumbuhan.

D.5 FUNGSI SOSIAL DAN PERILAKU


Fungsi sosial dan perilaku merupakan fungsi
yang mengacu dari ekspresi, peranan atau
perilaku dan kebiasaan hidup penggunanya
M.At- Masjid At- M. Kubah
yang bernilai budaya, sebagai konkritisasi dari Tiin ta’awun Mas
institusi sosial yang dapat merepresentasikan Ornamen Bentuk atap Ornamen
anak seperti jamur geometri,
sistem sosial menjadi kesatuan bangunan. panah, kombinasi kaligrafi,
bintang arsitektur obselik dan
delapan, Sunda dan arabesque.

60
Aisyah Presipitari Harahap: Peran Masjid Sebagai Pembentuk Identitas Tempat (53-63)

flora dan Modern. Selain itu ada syukur, sedangkan bangunan Masjid Kubah
motif Banyak ukiran Mas lebih menekankan rasa keagungan dan
arabesque. ornamen kaca berbentuk
patri dan sulur. kemegahan akan yang Kuasa.
interior coklat
kayu. D. KESIMPULAN

Estetika masjid didapatkan dari kebudayaan Dalam pembentukan identitas tempat, fungsi
adalah salah satu faktor dapat mempengaruhi
yang tercermin pada masjid tersebut, dimana
masjid untuk menjadi identitas suatu tempat.
Masjid masih berpengaruh dengan langgam
Dari ketujuh elemen fungsi di atas, identitas
arabesque dan gaya arsitektur timur. Namun tempat berfokus pada interaksi fisik,
Masjid Atta’awun membuktikan bahwa pengalaman sosial, perasaan kepuasan
masjid tidak harus selalu mengikuti gaya penduduk dan warisan sejarah. Aspek-aspek
Timur Tengah, terlihat dari desainnya yang ini memengaruhi identitas kawasan dan
berbentuk jamur, dimana merupakan menekankan bagaimana orang-orang
perpaduan arsitektur modern dan tradisional merasakan karakter yang merupakan peran
masjid tersebut.
Sunda.
Ketiga masjid memiliki identitas yang
menonjol pada masing masing aspek. Masjid
D.7 FUNGSI PSIKOLOGI At-Tin terkenal akan identitas sosialnya
dimana tujuan pembangunannya untuk
Tabel 8. Tabel Kriteria Fungsi Psikologi menghormati almarhumah Ibu Tien Soeharto.
Masjid Atta’awun terkenal karena identitas
lingkungan dan estetikanya, dimana lokasi
geografisnya yang berada di pertengahan
kebun teh juga langgamnya yang merupakan
perpaduan arsitektur modern dan arsitektur
M.At- Masjid At- M. Kubah Sunda. Sedangkan Masjid Dian Al-Mahri
Tiin ta’awun Mas (Kubah Mas) dikenal akan identitas
Adanya Adanya elemen Warna emas simboliknya karena langgam yang dipakai
elemen air, plaza dan memperkuat adalah langgam emas yang menyebabkan
air dan rumput hijau makna
masjid tersebut terkesan lebih agung dan
plaza sebagai efek “agung” dan
tenang dan rasa megah. mewah.
syukur. Dari ketiga masjid yang sudah dijabarkan,
identitas masjid dapat diperoleh melalui latar
Fungsi psikologis merupakan kondisi belakang dan proses pembangunan masjid,
bangunan yang berbaur dengaan pengguna, langgam yang dipakai, maupun faktor
pemakai, dan pengkritiknya atas aspek geografis lokasi tapak. Saat ini langgam
psikologi, kenyamanan fisik dan emosi. arabesque dan gaya arsitektur timur tengah
Fungsi psikologi didapatkan dari perasaan mempengaruhi fungsi estetik dan simbolik
pengguna terhadap bangunan tersebut. akan masjid-masjid yang lumrah di Indonesia,
Berdasarkan analisa di atas, penambahan namun tidak memungkinkan langgam modern
ornamen dan landscape dapat menciptakan dan tradisional setempat juga ikut serta
psikologi yang berbeda. Bangunan pada memberi identitas akan masjid di Indonesia,
Masjid At-Tiin dan At-Taqwa lebih seperti yang diterapkan pada masjid
ditekankan pada landscape-nya yang Atta’awun.
menciptakan rasa tenang dan menambah rasa

61
AGORA, Jurnal Arsitektur, Volume 17, Nomor 1, Juli 2019

Dalam fungsi sosial dan perilaku, masjid Harisdani, D.D. dan Lindarto, D., “Geriten Karo
mampu mengubah kesan dari daerah tersebut, Sebagai Pembentuk Identitas Tempat”, Temu
seperti Masjid Atta’awun yang dibangun Ilmiah Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan
untuk menghapus stigma negatif atau Indonesia (IPLBI) 7, 2019,
https://doi.org/10.32315 /ti.7.h094
kemaksiatan yang ada di daerah tersebut.
Selain itu, alangkah baiknya suatu Masjid
Krier, R., Komposisi Arsitektur, Erlangga, Jakarta,
memiliki karakter sendiri yang cukup kuat, 2011
seperti Masjid Kubah Mas dengan ciri khas
kubah berwarna emasnya. Oleh karena itu, Muktiono, A., “Kajian Semiotika Arsitektur
para arsitek-arsitek masjid haruslah lebih Masjid At-Tin”, Jurnal Ilmiah ARJOUNA, Vol 2,
banyak berinovasi dalam mempresentasikan No 2, 2018
identitas baru di ruang arsitektur, terutama di
bangunan suci seperti masjid. Nirmala, A. P. H., Violaningtyas, O. A., &
Damayanti, R. A. Ornamen Islam Pada Bangunan
Arsitektur Masjid Dian Al Mahri Kubah Emas
DAFTAR RUJUKAN Depok. Jurnal Dimensi Seni Rupa dan Desain,
Ali, Z.M., “Masjid Sebagai Pusat Pembinaan 16(1), 29-42, 2019,
Umat”, TOLERANSI: Media Ilmiah Komunikasi
Umat Beragama, Vol 4, No. 1, 59–67, 2012, Najafi, M. and Shariff, M.K.B. M., “Public
https://doi.org/10.24014/trs.v4i1.1033 Attachment to Religious Places: A Study of Place
Attachment to Mosques in Malaysia”, International
Aly, S.S.A., “Modernization and regionalism: Journal of Social, Management, Economics and
Approaches for sustainable revival of local urban Business Engineering, Vol 8, No. 1, 2014,
identity”, Procedia Engineering, Vol 21, 2011, https://doi.org /10.5281/zenodo.1090719
https://doi.org/10.1016/j.proeng.2011.11.2044
Nurwarsih, W. N., “Korelasi Kebutuhan Fungsi
Barkat, I., Ayad, H. and Elcherif, I., “Detecting Terhadap Proses dan Program Perancangan
the physical aspects of local identity using a hybrid Arsitektur”, Jurnal UNDAGI, Vol 5, No. 2, 2017,
qualitative and quantitative approach: The case of https://doi.org/https://doi.org/10.22225/undagi.5.2
Souk Al-Khawajat district”, Alexandria .409.19-26
Engineering Journal, Vol. 58, No. 4, 2019,
https://doi.org/10.1016/j.aej.2019.11.005 Shihab, Q., “Wawasan Al-Qur’an: Masjid”, 2000,
Diambil 21 April 2020, dari
Darodjat, D. dan Wahyudhiana, W., https://media.isnet.org/kmi/islam/Quraish/Wawas
“Menfungsikan Masjid Sebagai Pusat Pendidikan an/Masjid.html
Untuk Membentuk Peradaban Islam”, Jurnal
ISLAMADINA, Vol. XIII, No. 2, 2014, Suharjanto, G., “Keterkaitan Tipologi dengan
https://doi.org/10.30595/islamadina.v0i0.1675 Fungsi dan Bentuk: Studi Kasus Bangunan
Masjid”, ComTech: Computer, Mathematics and
Ernawati, J., “Faktor-Faktor Pembentuk Identitas Engineering Applications, Vol 4, No. 2, 2013,
Suatu Tempat”, Local Wisdom-Jurnal Ilmiah https://doi.org/10.21512/comtech.v4i2.2539
Online, Vol. III, No. 2, 2011,
https://doi.org/10.26905/lw.v3i2.1391 Surasetja, R. I., “Fungsi, Ruang, Bentuk, dan
Ekspresi Dalam Arsitektur”, 2007,
Ernawati, J, “Hubungan Aspek Residensial http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._
Dengan Place Identity Dalam Skala Urban”. TEKNIK_ARSITEKTUR/196002051987031-
Journal of Environmental Engineering & R._IRAWAN_SURASETJA/Hand_Out/FUNGSI
Sustainable Technology, Vol I, No. 1, 2014, _RUANG_BENTUK_DAN_EKSPRESI.pdf
http://dx.doi.org/10.21776/ub.jeest.2014.001.01.4
Ujang, N, “Place Attachment, Familiarity and
Sustainability of Urban Place Identity”,

62
Aisyah Presipitari Harahap: Peran Masjid Sebagai Pembentuk Identitas Tempat (53-63)

Proceedings from EAROPH’ 21: The 21st


EAROPH World Congress and Mayors’ Caucus,
January 2008, 2008

Zaman, S., “Pemaknaan Ruang Pada Masjid


Kubah Emas: Kajian Semiotik Ruang”,
Paradigma, Jurnal Kajian Budaya, Vol 7, No. 2,
2018,
https://doi.org/10.17510/paradigma.v7i2.171

63

Anda mungkin juga menyukai