Anda di halaman 1dari 16

Jurnal Pusaka, Vol. 3, No.

1, 2015

Implementasi Pembinaan Ri’ayah Masjid Raya Bandung

Implementation of Building and Facility Cultivation of Raya Bandung Mosque

Muhammad Sadli Mustafa


Balai Litbang Agama Makassar. Jl. A.P. Pettarani No. 72 Makassar.
Email:muhammadsadlimustafa@gmail.com
Info
Abstract
Artikel
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan mendeskripsikan tentang kondisi
fisik dan perkembangan Masjid Raya Bandung dan pembinaan ri’ayah masjid
Diterima tersebut. Data dikumpulkan dengan melakukan observasi, wawancara dan studi
29 dokumentasi menggunakan pendekatan kualitatif yang dianalisis dan disajikan
dalam bentuk naratif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bangunan fisik Masjid
Januari Raya Bandung yang megah dan luas bercorak Timur Tengah dengan sedikit
2015 perpaduan budaya khas Sunda dan Jepara dengan sejumlah fasilitas yang masih
terpelihara. Meski secara historis Masjid ini sudah berumur lebih dari dua abad,
namun fisik masjid seluruhnya merupakan bangunan baru, tidak dapat ditemukan
Revisi I lagi bangunan kuno disebabkan dari masa ke masa telah mengalami renovasi beru-
2 langkali dengan berbagai sebab baik karena kebutuhan jama’ah, terkena musibah
maupun peningkatan kualitas bangunan.
Maret
2015 Kata Kunci: Pembinaan Ri’ayah, Masjid Raya Bandung

Revisi II This study was conducted to know and describe the physical conditions, develop-
ment, and facility (Ri’ayah) cultivation of Raya Bandung Mosque. Data was col-
1 lected by conducting observation, interview and documentary study using a quali-
April tative approach which are analyzed and presented in a narrative form. The results
2015 of research showed that the physical building of luxurious and large Raya Bandung
Mosque had the design of Middle East and was combined with a little unification
of the characteristic culture of Sunda and Jepara by a number of cultivated facili-
Disetujui ties. Although historically this mosque had been outstanding for more than two
centuries, but the physical mosque was entirely new buildings, could not be found
22 any more ancient buildings because from time to time had been renovated repeat-
April edly for various reasons such as the needs of the congregation , calamity, as well as
2015 improvement of quality building.

Keywords: Building and Facility (Ri'ayah) Cultivation, Raya Bandung Mosque

67
Implementasi Pembinaan Ri’ayah Masjid Raya Bandung–Muhammad Sadli Mustafa

Pendahuluan dah dan dakwah (pembinaan imarah)


saja. Aspek pembinaan ri’ayah
Masjid sebagaimana dipa-
cenderung masih kurang maksimal,
hami dari akar katanya merupakan
padahal jika pembinaan ri’ayah itu
tempat sujud atau tempat melakukan
berjalan dengan baik bisa menunjang
kegiatan ritual. Akan tetapi, fungsi
kualitas fungsi masjid itu sendiri
masjid sesungguhnya bukan hanya
bahkan bisa juga mendukung ken-
dalam aspek ritual. Masjid juga dapat
yamanan dan kekhusyu’an beriba-
menjembatani kehidupan sosial
dah.
masyarakat. Perpaduan fungsi masjid
Sebagian pula ada yang di-
itu sudah terjadi sejak awal sejarah
perhatikan pada aspek pengem-
Islam(Esposito, t.th.: 353). Di jaman
bangan bangunan fisik Masjid se-
nabi masjid tidak hanya berfungsi
mata tetapi terkendala dalam pemeli-
sebagai tempat melakukan kegiatan
haraannya baik karena kekurangan
ritual, tetapi juga berfungsi sebagai
tenaga/sumber daya manusia, atau-
tempat melakukan transformasi
pun kurang diperhatikannya kese-
pengetahuan (edukatif), dan bahkan
jahteraan pemeliharanya se-
sosial politik (Gazalba, 1983: 126 –
hinggameski masjid itu besar tetapi
138, dan Mustafa [ed.], 2007: 111).
kurang terawat dengan baik. Ken-
Dari al-Qur’an diketahui bahwa
yataan seperti ini biasanya terjadi
fungsi masjid itu selain sebagai tem-
pada masjid-masjid di daerah
pat melakukan kegiatan ritual juga
pedesaan, namun tidak jarang pula
menjadi tempat pertemuan orang-
terjadi pada daerah perkotaan. Oleh
orang(QS. Al-Baqarah/2: 125).
karena itu, penelitian terkait fisik
Bahkan dikatakan dalam al-Qur’an
masjid dan pola pembinaan
bahwa Masjidilharam di Makkah al-
ri’ayahnya khususnya yang berada di
Mukarramah adalah rumah yang per-
perkotaan, dalam hal ini, Masjid
tama kali dibangun untuk manu-
Raya Bandung perlu dilakukan
sia(QS. Ali Imran/3: 96).
dengan maksud untuk mengetahui
Idealnya, untuk memaksimal-
dan mendeskripsikan tentang kondisi
kan fungsi suatu masjid maka perlu
fisik dan perkembangannya, dan
suatu pembinaan kegiatan yang baik.
pembinaan ri’ayah masjid tersebut.
Ada tiga hal yang termasuk dalam
Dengan harapan bahwa hasil
pembinaan kemasjidan, yaitu pem-
penelitian ini dapat berguna sebagai
binaan idarah (manajemen), pem-
acuan atau bahan pertimbangan bagi
binaan imarah (pelayanan kegiatan
Pemerintah dalam hal ini Kementeri-
keagamaan/pemakmuran masjid),
an Agama dan segenap jajarannya
dan pembinaan ri’ayah atau fisik
atau Pemerintah setempat dalam
masjid termasuk dalam hal ini arsi-
penyusunan program dan kebijakan
tektur masjid, lingkungan, pemeli-
dalam pembinaan keagamaan
haraan, dan keamanannya (Departe-
masyarakat terkhusus pembinaan
men Agama Republik Indonesia,
kegiatan kemasjidan dalam rangka
1999/2000: 8, 38 – 42).
meningkatkan kualitas kehidupan
Fenomena umum dalam
beragama masyarakat. Selain itu, di-
konteks pembinaan kemasjidan di
harapkan pula dapat memberikan
Indonesia, pembinaan kemasjidan
kontribusi terhadap pengembangan
cenderung berpusat pada aspek iba-

68
Jurnal Pusaka, Vol. 3, No.1, 2015

ilmu pengetahuan masyarakat ten- mengkaji tentang makna prag-


tang pembinaan kegiatan kemas- matis, sintaksis dan simbolik
jidan. dari Masjid Agung Bandung
Metode Penelitian pasca renovasi tahun 2002 dari
Obyek penelitian ini adalah sudut pandang masyarakat
pembinaan ri’ayah Masjid Raya penggunanya(Mardianti,
Bandung. Oleh karena itu metode t.th.).Karya Mardiyanti ini, mes-
yang digunakan adalah metode studi ki juga menyasar Masjid yang
kasus dengan pertimbangan bahwa sama, tetapi berbeda secara sub-
obyek penelitian ini bersifat mikro di stantifdengan penelitian-
mana lokus penelitian ini adalah yangpenulis lakukan karena sub-
Masjid Raya Bandung dengan ber- stansi penelitianini lebih khusus
fokus pada aspek pembinaan ri’ayah pada aspek pembinaan ri’ayah
masjid. Sedangkan pendekatan yang Masjid Raya Bandung.
digunakan adalah pendekatan kuali- b. Manajemen Masjid Raya Baitus
tatif. Salam Kompleks Billy Moon
Pengumpulan data dilakukan Jakarta Timur. Penelitian ini
dengan teknik observasi, wawancara, merupakan skripsi karya Khoirul
studi dokumentasi dan kepustakaan. Efendi, Mahasiswa jurusan Ma-
Observasi dilakukan untuk menga- najemen Dakwah Fakultas
mati dari dekat kondisi ba- Dakwah dan Komunikasi UIN
ngunan/arsitektur masjid dan ling- Syarif Hidayatullah Jakarta.
kungan sekitarnya. Wawancara dil- Substansi penelitian ini memba-
akukan dengan Pengurus Masjid has tentang pengelolaan dan
Raya Bandung. Tehnik dokumentasi metode dakwah yang dilakukan
digunakan untuk melihat doku- Masjid Raya Baitussalam dari
mentasi yang terkait dengan Masjid segi perencanaan, pengorgan-
Raya Bandung. Studi kepustakaan isasian, penggerakan dan
digunakan untuk mencari data yang pengawasannya (Efendi, 2009:
relevan dengan substansi penelitian t.h.). Penelitian ini, selain lo-
ini.Analisa data terhadap data yang kasinya berbeda dengan lokasi
telah dikumpulkan bersifat deskriptif penelitian yang akan dilakukan
kualitatif, yang akan disajikan dalam juga berbeda dari sisi substansi
bentuk naratif. penelitian penulis yang lebih
menekankan pada aspek pem-
Kajian Pustaka dan Konsep Teori- binaan ri’ayah Masjid Raya
tis Bandung.
1. Kajian Pustaka c. Masjid Agung Nurul Yaqin
Terdapat beberapa hasil penelitian Waisai Kabupaten Raja Ampat
terdahulu atau tulisan terkait dengan (Potret Pengelolaan Masjid
Masjid antara lain: Agung di Daerah Pemekaran).
a. Makna Mesjid Agung Bandung Tulisan karya Idham tersebut
Menurut Sudut Pandang Penga- membahas secara global
mat Bertolak pada Kondisi Pas- mengenai sistem pengelolaan
ca Renovasi Tahun 2002 karya atau manajemen masjid terse-
Rinti Mardianti.Tulisan ini but(Idham, 2013: 23–34). Selain

69
Implementasi Pembinaan Ri’ayah Masjid Raya Bandung–Muhammad Sadli Mustafa

belum ditemukan penelitian memfungsikan masjid secara maksi-


yang sama di lokasi penelitian mal maka tentu perlu pembinaan atau
(Bandung), substansi penelitian pengelolaan yang baik.
ini lebih fokus pada aspek pem- Pembinaan kemasjidan yang
binaan ri’ayah Masjid Raya dimaksud adalah manajemen yang
Bandung. diterapkan dalam proses kegiatan
baik yang berfungsi pembinaan
2. Konsep Teoritis maupun unsur dan teknik pembinaan
Masjid dalam arti harfiah yakni yang ada. Pembinaan kemasjidan
sebagai tempat untuk bersujud. Da- meliputi tiga hal yaitu pembinaan
lam pengertian khusus masjid adalah idarah, pembinaan imarah dan pem-
bangunan yang didirikan untuk binaan ri’ayah (Departemen Agama
melaksanakan ibadah seperti shalat Republik Indonesia, 1999/2000: 5 –
fardhu maupun shalat sunnah. Dalam 42).
arti luas masjid adalah multi fungsi, Pembinaan idarah meliputi
tidak hanya sebagai tempat ibadah pembinaan kegiatan meliputi admi-
akan tetapi juga sebagai tempat nistrasi, manajemen dan organisasi
kegiatan pendidikan dan sosial ke- masjid dengan tujuan agar masjid
masyarakatan(al-Qardhawi, 2000: 8- lebih mampu mengembangkan
10). kegiatan sehingga lebih berdaya
Berkaitan dengan fungsi mas- guna dan berhasil guna dalam melak-
jid sebagai tempat ibadah maka ide- sanakan pembinaan jama’ah dalam
alnya pada setiap masjid tersedia arti seluas-luasnya(Departemen
tempat dan suasana yang kondusif Agama Republik Indonesia,
untuk melaksanakan shalat baik 1999/2000: 5).
secara individu maupun secara ber- Pembinaan imarah adalah sua-
jama’ah seperti shalat rawatib, shalat tu usaha untuk memakmurkan masjid
jum’at, shalat tarawih dan witir, sha- sebagai tempat ibadah, pembinaan
lat hari raya dan seterusnya. Sedang umat dan peningkatan kesejahteraan
berkaitan dengan fungsi masjid da- jama’ah yang berpengaruh positif
lam arti yang lebih luas maka masjid dalam rangka peningkatan kualitas
sebagai sarana pembinaan muamalah hidup masyarakat dan Negara. Pem-
(hubungan dengan sesama manusia). binaan imarah meliputi pembinaan
Masjid berfungsi sebagai tempat ibadah (shalat fardhu, shalat sunnah
pembinaan pengetahuan agama baik dan sebagainya), pembinaan petugas
melalui majlis taklim yang terorgan- ibadah (imam, khatib, muadzdzin
isasi, media khutbah jum’at, ataupun dan seterusnya), pembinaan jama’ah,
melalui kegiatan pengajian lainnya majlis taklim, remaja masjid,
sebagai upaya menyadarkan jama’ah TKA/TPA, madrasah diniyah, pem-
senantiasa memperbaiki hubungan binaan perpustakaan masjid, pem-
dengan Allah dan hubungan dengan binaan ibadah sosial, peringatan hari
sesama manusia, memotivasi untuk raya, hari besar Islam/Nasional,
usaha sosial ekonomi dan se- pembinaan wanita, pembinaan
bagainya. (Departemen Agama Re- koperasi (ekonomi), dan kesehatan
publik Indonesia, 1999/2000: 3 – 4, (Departemen Agama Republik In-
dan al-Qardhawi, 2000: 8-10). Untuk donesia, 1999/2000: 17 – 38).

70
Jurnal Pusaka, Vol. 3, No.1, 2015

Sedangkan pembinaan ri’ayah lingkungan, penentuan arah kiblat,


adalah memelihara masjid dari segi permohonan ijin dan pembangunan
bangunan, keindahan dan kebersihan. tempat ibadah(Departemen Agama
Pembinaan ri’ayah meliputi antara Republik Indonesia, 1999/2000: 39 –
lain arsitektur masjid, peralatan dan 42).
fasilitas, pemeliharaan halaman dan

Kerangka Pikir
Implementasi Pembinaan Ri’ayah

SDM Pemeliharaan dan pengembangan Kepedulian

Kondisi fisik/ arsitektur Peralatan dan Fasil- Lingkungan


itas

Kualitas fungsi masjid : tempat ibadah, pendidikan dan kegiatan


sosial, ekonomi, serta budaya (cagar budaya)

Diagram tersebut menunjuk- tekturnya sejak awal pendirian.


kan bahwa: Peralatan dan fasilitas dalam hal ini
adalah kelengkapan dan sarana pra
Pertama, pembinaan ri’ayah sarana yang menunjang kelancaran
meliputi pemeliharaan dan pengem- kegiatan ibadah dan fungsi masjid
bangan fisik arsitektur masjid, fasili- lainnya. Lingkungan dalam hal ini
tas dan lingkungan. Pemeliharaan termasuk lingkungan masjid dalam
yang dimaksud di sini adalah arti halaman masjid, tata letaknya,
kegiatan berupa perawatan keber- keamanan, dan lingkungan sosial bu-
sihan, keindahan, kelengkapan sara- daya yang mengitarinya.
na penunjang fungsi masjid, terma- Kedua, implementasi
suk keamanan dan ketertiban. (pelaksanaan) pembinaan ri’ayah
Pengembangan yang dimaksud di yang baik perlu didukung dengan
sini adalah terkait dengan pemba- Sumber Daya Manusia (SDM) yang
ngunan atau pengembangan fisik baik. SDM yang dimaksud di sini
masjid dan hal teknis terkait adalah pengurus masjid dalam hal ini
dengannya. Kondisi fisik/bangunan ketua pengurus, dan jajarannya ter-
dan arsitektur masjid dalam hal ini masuk pengurus bidang ri’ayah.
terkait dengan keadaan bangunan Pengetahuan, pengalaman dan skil
dari segi kelayakan penggunaannya, yang baik akan mendukung pengel-
kapasitas daya tampungnya, bentuk olaan pembinaan ri’ayah menjadi
bangunan, corak arsitektur, termasuk lebih baik. Selain itu, kepedulian dari
perkembangan fisik masjid dan arsi- berbagai pihak sangat dibutuhkan

71
Implementasi Pembinaan Ri’ayah Masjid Raya Bandung–Muhammad Sadli Mustafa

untuk terwujudnya pembinaan Bagian timur terdapat alun-alun Kota


kegiatan kemasjidan secara maksi- Bandung. Sedang bagian barat ter-
mal. Kepedulian yang dimaksud ada- dapat makam pendiri Kota Bandung,
lah adanya perhatian dari berbagai Wiranata Kusuma, yang berdempet-
pihak baik pemerintah, pengusaha, an dengan pertokoan. Sehingga dapat
dan pihak lainnya termasuk dikatakan bahwa masjid ini di
masyarakat. Kepedulian dapat beru- kelilingi oleh pertokoan, perkantoran
pa dukungan moril maupun materil. dan hotel. Itulah sebabnya masjid ini
Dukungan moril dapat berupa apre- tidak mempunyai jama’ah tetap ka-
siasi terhadap kegiatan-kegiatan atau rena rumah-rumah warga cukup jauh
program yang dicanangkan oleh dari lokasi masjid. Setiap hari, di
pengurus dalam pembinaan kemas- sekitar masjid ini ramai oleh para
jidan dalam aspek idarah, imarah, pedagang kaki lima dan orang-orang
dan ri’ayah. Dukungan materil dapat yang bersantai di sekitar alun-alun
berupa bantuan-bantuan dalam ben- Bandung tepat di depan gerbang
tuk dana ataupun sarana dan prasara- Masjid Raya Bandung. (Wawancara,
na. Muh. Ali Murtadho, 17 Oktober
Ketiga,pembinaan ri’ayah 2013).
yang didukung oleh SDM yang baik Pembinaan Ri’ayah Masjid Raya
serta kepedulian dari berbagai pihak Bandung
akan menunjang kualitas fungsi mas- Jika dilihat dari sejak
jid secara maksimal sebagai tempat berdirinya masjid ini maka
ibadah, pendidikan dan kegiatan so- sebenarnya masjid ini termasuk mas-
sial, ekonomi serta budaya. jid tua. Akan tetapi bangunan masjid
Pembahasan agung kuno tidak tampak lagi, yang
ada sekarang merupakan bangunan
Gambaran Umum Masjid Raya
masjid yang baru. Karena masjid ini
Bandung
sudah mengalami beberapa kali ren-
Masjid Raya Bandung, dulu
ovasi atau perombakan. Pada abad
dikenal dengan nama Masjid Agung
XIX masjid ini delapan kali dirom-
Bandung. Masjid ini berstatus
bak. Pada abad XX masjid ini men-
sebagai Masjid Provinsi Jawa Barat.
galami lima kali perombakan. (DKM
Masjid ini, sejak pertama dibangun
Masjid Raya Bandung, t. th.: 2).
di abad XIX hingga abad XXI, telah
Terkait tahun pendirian Mas-
mengalami lebih dari sepuluh kali
jid ini terdapat dua pendapat, per-
renovasi (DKM Masjid Raya
tama, sebagian ahli sejarah menya-
Bandung, t. th.: 1 – 11, dan
takan bahwa masjid ini didirikan pa-
http://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_
da tahun 1812 M.,kedua, Masjid ini
Raya_Bandung, diunduh 8 Oktober
didirikan pada tanggal 25 september
2013).
1810 M. bersamaan dengan pem-
Masjid Raya Bandung ter-
bangunan pendopo Kabupaten Ban-
letak di pusat kota Bandung. Bagian
dung di Selatan alun-alun. Pendapat
utara masjid dibatasi oleh jalan Asia-
kedua ini dianggap oleh pihak pen-
Afrika merupakan perkantoran. Ba-
gurus Masjid Raya cukup berdasar,
gian Selatan dibatasi oleh jalan Da-
sebab selain alun-alun dan pendopo
lem Kaum merupakan pertokoan.
kabupaten, masjid ini merupakan sa-

72
Jurnal Pusaka, Vol. 3, No.1, 2015

lah satu elemen pusat kota tradisional dilengkapi pintu gerbang dan hala-
pada masa Hindia Belanda. Masjid man yang luas(DKM Masjid Raya
sebagai simbol religiusitas Bandung, t. th.: 3).
pemerintahan dan masyarakat serta Pada tahun 1900 Masjid
sebagai pusat keagamaan ko- Agung dilengkapi dengan mihrab,
ta(Wawancara, H. Aos Sutisna, 17 pawestren (bangunan di kiri kanan
Oktober 2013). masjid yang tersekat dengan ba-
Bentuk bangunan Masjid pa- ngunan utama, biasanya diper-
da awal didirikan masih berbentuk untukkan untuk wanita), bedug, ken-
panggung tradisional yang seder- tongan dan kolam. Masjid ini baru
hana, dengan tiang kayu dan dilengkapi dengan menara pada ta-
berdinding anyaman bambu serta hun 1930 dengan model sepasang
beratap rumbia. Pada saat itu masjid menara pendek beratap tumpang
ini dilengkapi dengan sebuah kolam susun di kiri dan kanan Masjid. Saat
besar sebagai tempat mengambil air itu, masjid juga dilengkapi dengan
wudhu. Ketika terjadi kebakaran di serambidepan. Menara dan serambi
alun-alun Bandung pada tahun 1825, tersebut merupakan hasil rancangan
air kolam ini dijadikan sebagai sum- seorang arsitek bernama Maclaine
ber air untuk memadamkan api. Atap Pont (DKM Masjid Raya Bandung, t.
masjid pada waktu itu berbentuk lan- th.: 2).
cip seperti gunungan yang dalam ba- Duapuluh lima tahun
hasa daerah setempat disebut kemudian (1955), Masjid Agung
nyungcung. Sehingga Masjid Agung Bandung dirombak total. Atap
Bandung lebih dikenal masyarakat tumpang susun tiga -yang menjadi
sebagai “bale nyungcung”(DKM ciri khas sejak tahun 1850- diubah
Masjid Raya Bandung, t. th.: 2). menjadi kubah model atap bawang
Pada tahun 1826, konstruksi bergaya Timur Tengah yang
bangunan Masjid Agung secara ber- kemudian diperbaiki lagi sepuluh
tahap diganti dengan bangunan ber- tahun kemudiankarena mengalami
konstruksi kayu. Pada tahun 1850, kerusakan akibat tiupan angin ken-
dengan alasan untuk meningkatkan cang. Sepasang menara pendeknya
kualitas fisik masjid maka bangunan pun dibongkar, lalu diganti dengan
masjid Agung yang dulunya ber- menara tunggal yang didirikan di
konstruksi kayu diganti dengan halaman depan masjid sebelah se-
bangunan tembok batu bata dan atap latan. Serambi masjid juga diperluas,
genteng yang diprakarsai oleh Bupati sedang pawestren disatukan dengan
R.A. Wiranatakoesoemah IV atau bangunan induk. (DKM Masjid Raya
Dalem Bintang (1846-1874). Saat Bandung, t. th.: 4).
itu, Masjid Agung dilengkapi pula Pada tahun 1967, untuk
dengan pagar tembok di sekeliling meningkatkan fungsi masjid, sarana
Masjid setinggi kurang lebih dua me- masjid ditambah dengan dibangun
ter dengan gaya ornamen khas Pri- sebuah ruangan pada serambi kanan
angan yaitu motif sisik ikan. Bebera- masjid. Sebab, pada saat itu, di Mas-
pa waktu kemudian atap masjid diu- jid Agung didirikan sebuah Madras-
bah lagi menjadi atap tumpang ber- ah Diniyah, Taman Kanak-kanak dan
susun tiga seperti bale nyungcung Poliklinik “YAPMA”. Pada tahun ini

73
Implementasi Pembinaan Ri’ayah Masjid Raya Bandung–Muhammad Sadli Mustafa

pula, pihak Masjid Agung memfasili- tai dua berfungsi sebagai meza-
tasi syi’ar Islam melalui ce- ninuntuk tempat shalat yang berhub-
ramah/pengajian bekerjasama ungan langsung dengan serambi luar.
dengan “Radio Megaria” pada ge- Serambi luar dihubungkan dengan
lombang 91,3 FM sehingga dapat jembatan beton ke tepi alun-alun ba-
didengarkan oleh masyarakat yang gian barat. Namun demikian, tern-
tidak sempat hadir di Masjid Agung yata jembatan tersebut “mengurangi”
(DKM Masjid Raya Bandung, t. th.: keindahan tampilan masjid karena
4-5). hampir sepenuhnyamenutupi tampi-
Pada tahun 1969, atas inisiatif lan bagian muka masjid. Sedang
R.H.A. Satori, Kepala Perwakilan tampilan kedua sisi masjid sudah ter-
Departemen Agama Propinsi Jawa tutup oleh bangunan. Adapun tempat
Barat, perubahan dan perbaikan mu- pengambilan air wudhu dipindahkan
lai dirintis hingga pembaharuan me- ke bawah permukaan tanah (base-
nyeluruh direncanakan dan dibuatkan ment). Menara lama turut dibongkar
maket atau miniatur Masjid Agung. dan dibangun baru dengan bentuk
Selanjutnya, rencana itu di- menara tunggal yang tinggi di tepi
matangkan dan diselesaikan lang- masjid bagian selatan. Menara terse-
sung oleh Solihin GP, Gubernur Ja- but dilengkapi ornamen selubung
wa Barat waktu itu, dengan mener- (shading) dari bahan logam. Lalu
bitkan SK Gubernur tertanggal 1 Mei atap kubah yang sebelumnya ber-
1972 Tentang Pembangunan dan model bawang khas Timur Tengah,
Pengangkatan Personalia Pem- juga dibangun baru dengan model
bangunan Masjid Agung Ban- joglo. Selain itu, masjid ini juga
dung(DKM Masjid Raya Bandung, t. difasilitasi dengan perpustakaan
th.: 6). (DKM Masjid Raya Bandung, t. th.:
Pembangunan Masjid Agung 6-7).
baru dimulai hampir setahun Pembangunan Masjid Agung
kemudian yakni pada tanggal 3 April baru tersebut selesai pada tanggal 1
1971 dengan terlebih dahulu dibuat Oktober 1973. Bangunan baru Mas-
menara dan jembatan yang meng- jid Agung tersebut dapat menam-
hubungkan masjid dengan alun-alun pung total ± 7000 jama’ah dengan
hingga rampung tanggal 4 januari rincian ± 5000 jama’ah di lantai satu
1972. Setelah itu, bangunan masjid dan ± 2000 jama’ah di lantai
yang lama dibongkar dan dibangun dua(DKM Masjid Raya Bandung, t.
bangunan baru yang peletakan batu th.: 6-7).
pertamanya dilakukan oleh Gubernur Masjid Agung yang baru saat
Jawa Barat bersama Pangdam VI itu dibangun di atas tanah wakaf dan
Siliwangi pada tanggal 19 Juni 1972. tanah sumbangan Pemerintah Kota-
Material dari bongkaran masjid lama madya Bandung seluas ± 2.464 m².
diwakafkan ke masjid-masjid yang Cukup banyak donatur yang turut
ada di Kota Bandung. Bangunan ba- andil dalam pembangunan masjid
ru masjid dibuat lebih luas dan ber- tersebut selain Pemerintah setempat
lantai dua. Lantai satu sebagai ru- (Pemerintah Propinsi Jawa Barat dan
angan utama berfungsi untuk tempat Pemerintah Kotamadya Bandung), di
shalat dan ruang kantor. Sedang lan- antaranya Presiden Republik Indo-

74
Jurnal Pusaka, Vol. 3, No.1, 2015

nesia dan Menteri Dalam Negeri. mulai marak dibangun pertokoan,


Bahkan, ada juga sumbangan dana restoran dan termasuk perkantoran.
nikah, talak, rujuk dari Departemen Sehingga tampilan masjid Agung
Agama, simpanan calon jama’ah menjadi terkesan “tertutup”. Apalagi
haji, dan sumbangan pada saat itu dibangun pula tembok
perencana(DKM Masjid Raya Ban- tinggi di depan dinding muka masjid.
dung, t. th.: 6-7). Tembok tersebut diberi ornamen dari
Arah kiblat masjid Agung batu granit dan pintu gerbang besi
adalah 25 derajat kearah utara dan sehingga nyaris menutupi seluruh
khatulistiwa berdasarkan hasil tampilan masjid. Puncak menara pa-
musyawarah para ulama dan peng- da saat itu juga diganti menjadi mod-
hulu dari Kotamadya Bandung yang el kubah mirip bola dunia yang ter-
dipimpin oleh K.H.R. Totoh Abdul buat dari rangka besi yang dililit
Fatah serta dibantu staf ahli dari Ja- dengan rangkaian lampu-lampu kecil
watan Pekerjaan Umum Propinsi Ja- dan dinyalakan di saat malam. Meski
wa Barat yang dipimpin oleh Ir. lampu-lampu tersebut memberi
Wahyu. Musyawarah tersebut dil- kesan indah saat malam, namun di
aksanakan pada tanggal 5 April saat siang, tampilan masjid tetap ter-
1971. Arah kiblat Masjid Agung lihat dan terkesan terisolasi di antara
Bandung kembali diverifikasi oleh hiruk pikuknya lingkungan seki-
tim pelaksana penentuan arah kiblat tarnya. Keadaan ini terus bertahan
bersama ulama pada tanggal 30 Mei hingga lebih dari duapuluh tahun
1972. Hasil verifikasi tersebut mem- (DKM Masjid Raya Bandung, t. th.:
buktikan bahwa hasil musyawarah 10).
ulama terkait penentuan arah kiblat Memasuki millennium baru,
Masjid Agung Bandung ± setahun tahun 2001, pemerintah setempat da-
sebelumnya memang tepat, yakni 25 lam hal ini Pemerintah Kotamadya
derajat dari arah barat (DKM Masjid Bandung berkeinginan mengembali-
Raya Bandung, t. th.: 8-9). kan citra Masjid Agung sebagai ke-
Atas inisiatif Gubernur Jawa banggaan masyarakat Bandung dan
Barat, Solihin GP., Masjid Agung Jawa Barat. Oleh karena itu diben-
terus dilengkapi dan disempurnakan. tuklah panitia pembangunan Masjid
Untuk maksud tersebut Gubernur Agung Bandung berdasarkan SK
Jawa Barat menyediakan anggaran Walikota Bandung tertanggal 11
serta mengajak masyarakat untuk Januari 2001. Berdasarkan rancangan
berpartisipasi dalam penyempurnaan beberapa orang arsitek yakni Prof. Ir.
pembangunan Masjid Agung Ban- Slamet Wirasonjaya MLA., IAI., dan
dung hingga akhirnya diresmikan Ir. H. Loekman IAI., serta Ir. Ko-
pada tahun 1974(DKM Masjid Raya elman IAI. Masjid Agung Bandung
Bandung, t. th.: 6-7). kembali mengalami perubahan yang
Pada tahun 1980-an, seiring cukup signifikan. Pada pembangunan
dengan perkembangan zaman dan kali ini, jalan umum di depan masjid
Kota Bandung juga semakin yang membatasi dengan alun-alun
berkembang. Sekitar masjid Agung serta setengah luas alun-alun
menjadi bagian dari pusat digunakan untuk perluasan bangunan
perdagangan. Di kiri kanan masjid masjid. Bangunan baru masjid di atas

75
Implementasi Pembinaan Ri’ayah Masjid Raya Bandung–Muhammad Sadli Mustafa

lahan alun-alun ini dihiasi dengan sedemikian rupa dengan tujuan


dua kubah beton berdiameter 25 m. bukan saja untuk kepentingan masjid
Sedang atap model joglo pada bagian dan jama’ah, tetapi lebih dari itu juga
utama masjid diganti menjadi kubah terkait dengan aspek penataan Kota
beton berdiameter 30 m. Proyek ren- Bandung. Penataan kawasan alun-
ovasi ini juga dilengkapi dengan alun itu meliputi pembuatan base-
rancangan pembangunan menara ment dua lantai di bawah taman alun-
kembar setinggi masing-masing 99 alun. Tinggi masing-masing lantai
meter. Sebagai simbol 99 asmaul empat meter. Lantai seluas 9255 m²
husna. Namun, karena pertimbangan yang berfungsi untuk parkir saja be-
keamanan lalu lintas udara akhirnya rada paling bawah. Sedang basement
diizinkan hanya 81 meter. Meski satu seluas 8374 m² difungsikan un-
demikian, menurut Site Manager, Ir. tuk parkir, menampung pedagang
Gilang Nugroho, ketinggian menara kaki lima (PKL),sarana kantor dan
kembar tersebut sesungguhnya tetap WC umum (DKM Masjid Raya Ban-
99 meter jika dihitung dari pondasi dung, t. th.: 10). Meski demikian,
sedalam 18 meter dari permukaan pada saat penelitian ini dilakukan,
tanah(Wawancara, Ir. Gi- PKL justru banyak yang berada di
langNugroho, 18 Oktober 2013). dalam pagar alun-alun di bagian sisi
Gubernur Jawa Barat, H.R. utara alun-alun bukan di basement,
Nuriana, pada saat itu, tertarik banyak juga yang berada di jalan Da-
dengan renovasi besar-besaran terse- lem Kaum sisi selatan Masjid. Se-
but. Sehingga ia mengundang panitia dang pada malam hari ada beberapa
pembangunannya untuk mengadakan PKL yang berdagang tepat di depan
pertemuan. Dari hasil pertemuan itu, Masjid Raya Bandung sisi timur atau
terwujudlah perubahan nama dan berada di kawasan alun-alun Ban-
status Masjid Agung Bandung men- dung.
jadi Masjid Raya propinsi Jawa Bar- Penataan kawasan alun-alun
at. Gagasan perubahan nama dan sta- itu dimulai sejak terbitnya SK Wali-
tus itu dilontarkan oleh Drs. H. Tjetje kota Bandung Nomor
Soebrata dengan alasan bahwa pro- 451.2/Kep.118-Huk/2004 tentang
pinsi Jawa Barat belum memiliki personalia kepanitiaan penataan ka-
Masjid Raya. Gagasan tersebut dis- wasan alun-alun Kota Bandung.
ambut baik oleh Walikota Bandung, Setelah selesai, kawasan alun-alun
H. Aa Tarmana, dan akhirnya disetu- hasil renovasi tersebut diresmikan
jui lalu diresmikan oleh Gubernur penggunaannya pada tanggal 11 Jan-
Jawa Barat pada tanggal 4 Juni 2003 uari 2007 oleh Gubernur Jawa Barat,
(DKM Masjid Raya Bandung, t. th.: Drs. H. Danny Setiawan, M.Si., dan
10). Bangunan masjid yang telah dir- Walikota Bandung, H. Dada Rosada,
esmikan inilah yang bertahan dan M.Si. (DKM Masjid Raya Bandung,
digunakan hingga sekarang. t. th.: 10).
Setelah pembangunan Masjid
Raya selesai, dalam upaya mem- 3. Arsitektur Masjid Raya Ban-
berikan lahan parkir bagi jama’ah dung
dan menjaga keindahan masjid maka Arsitektur Masjid Raya Ban-
kawasan alun-alun kemudian ditata dung initerlihat indah sekaligus

76
Jurnal Pusaka, Vol. 3, No.1, 2015

cukup rumit. Bangunan masjid ini bar dari bahan kayu dengan ornamen
menggunakan tiang yang cukup ban- khas Jepara berukir bunga dan ayat
yak. Tiang yang digunakan untuk al-Qur’an yang diletakkan di bagian
menopang kubah, menopang lantai mihrab.Di sisi atas mihrab terdapat
dua, dan menopang bagian atap atau ornamen berupa pahatan ayat al-
atas masjid, di luar maupun di dalam Qur’an dan dua kalimat syahadat.
jumlahnya secara keseluruhan ± 182 Sejumlah pahatan bertuliskan
tiang. Tiang tersebut ada yang ber- al-Qur’an bergaya kufi juga terdapat
bentuk bundar dan ada yang ber- di sisi kanan dan kiri dinding masjid
bentuk segi empat. Hampir di setiap bagian depan (bangunan induk).
bagian tiang (antara satu tiang dan Di bagian dalam masjid ini
tiang lainnya) terdapat fasilitas terdapat empat buah tangga. Masing-
soundsystem (pengeras suara) dan masing dua buah tangga di bangunan
lampu. Dilihat dari banyaknya tiang induk masjid yang menghubungkan
tersebut mengesankan kokohnya dengan lantai dua dengan 19 anak
bangunan masjid ini sekaligus se- tangga. Dua buah tangga di kiri dan
bagai pertanda bahwa memang mas- kanan serambi depan yang
jid ini selalu mengalami renovasi menghubungkan dengan lantai dua
dari masa ke masa. serambi masjid dan ruang per-
Bangunan Masjid bergaya pustakaan. Ruang perpustakaan ter-
Timur Tengah ini dipadu dengan letak di lantai dua yang dibangun di
aksen budaya daerah. Aksen budaya antara bangunan induk dan serambi
daerah Jawa Barat, berupa gaya sisik masjid. Meski ruang perpustakaan ini
ikan, dapat dilihat pada ornamen cukup luas, dan dilengkapi fasilitas
yang menghiasi sejumlah kaca jen- sejumlah rak buku, meja dan kursi,
dela di bagian utama mas- namun belum difungsikan sebab be-
jid/bangunan induk, sejumlah kaca lum dilengkapi dengan buku-buku.
jendela di dinding depan serambi Di sisi kiri masjid, antara
masjid yang berada di atas lahan bangunan induk dan serambi, ter-
alun-alun (bangunan tambahan), dapat ruangan VIP berlantai dua
sejumlah kaca di bagian bawah yang digunakan sebagai Kantor De-
sepasang kubah berdiameter 25 m, wan Kemakmuran Masjid (DKM)
dan di kubah besar berdiameter 30 m Masjid Raya Bandung. Sedang di sisi
serta kaca pintu utama pada kanannya yang diantarai oleh ruang
bangunan induk masjid. Sedang ba- penghubung terdapat ruang
gian pintu gerbang masjid yang ber- soundsystem dan Kantor Badan
hadapan langsung dengan alun-alun Pengelola (BP).
yang menggunakan bahan dari kayu Masjid ini dilengkapi fasilitas
jati dihiasi ornamen khas Jepa- toilet dan tempat berwudhu yang ter-
radengan ukiran bunga dan ayat suci letak di basement masjid di sisi
al-Qur’an. kanan dan kiri masjid. Masing-
Bagian atap menara kembar masing dua ruang toilet dan tempat
Masjid Raya mengadopsi budaya berwudhu untuk pria dan dua ruang
daerah Jawa Barat yakni dengan atap toilet dan tempat berwudhu untuk
nyungcung tumpang tiga. Masjid ini wanita. Ruang Toilet dan tempat
juga dilengkapi dengan sebuah mim- berwudhu tersebut dapat diakses dari

77
Implementasi Pembinaan Ri’ayah Masjid Raya Bandung–Muhammad Sadli Mustafa

dalam ruang serambi masjid di sisi dung. Akan tetapi, menjadi


kanan dan kiri dan dapat pula diakses tanggungjawab Pemerintah Kota
dari halaman masjid di sisi utara dan Bandung.
selatan Masjid. Tepat di samping Di samping kanan (sisi utara)
tempat penitipan sepatu/sandal ter- bagian induk masjid terdapat sebuah
dapat tangga turun ke basement bangunan yang difungsikan sebagai
menuju toilet. pos polisi dan kantor informasi turis.
Luas lahan Masjid Raya Sedang di samping kiri masjid (sisi
Bandung secara keseluruhan adalah selatan) terdapat kantor Satpol PP.
23.448 m², sedang luas bangunan Sebagaimana telah dijelaskan
seluruhnya adalah 8.575 m² (DKM sebelumnya bahwa bangunan Masjid
Masjid Raya Bandung, t. th.: 11). Raya Bandung saat ini merupakan
Lantai masjid ini terbuat dari bahan bangunan modern bercorak Timur
marmer. Dihitung dari depan mihrab Tengah. Hasil renovasi beberapa kali
hingga shaf terakhir di bagian dengan berbagai sebab. Baik karena
serambi Masjid, ada± 80 shaf. Di kebutuhan, peningkatan kualitas
bagian depan (bangunan induk mas- bangunan, maupun karena musibah.
jid) terdapat sajadah berupa karpet Meski masih mengakomodir budaya
panjang yang digelar hanya di tiga daerah, akan tetapi secara kese-
shaf tepat di depan mihrab. Pada se- luruhan bangunan kuno dalam hal ini
tiap shalat jama’ah lima waktu, me- bangunan Masjid Agung abad XIX
mang jumlah jama’ah yang ikut sha- yang bercorak tradisional sudah tidak
lat di masjid ini hanya sekitar tiga ada lagi sedang bangunan/fisik baru
shaf saja. Padahal, menurut H. Aos masjid ini juga belum berumur 50
Sutisna, masjid ini dapat menampung tahun. Sehingga dari sisi fisik masjid,
± 14.000-an jama’ah. Ini disebabkan bangunan masjid ini tidak dapat
karena memang Masjid Raya Ban- dikatakan sebagai masjid tua se-
dung ini tidak memiliki jama’ah bagaimana masjid tua lainnya seperti
tetap. Hanya hari jum’at dan hari Masjid Kaitetu di Maluku Tengah,
raya saja shaf masjid ini dipenuhi atau Masjid Katangka di Gowa, dan
jama’ah yang melakukan shalat ber- Masjid Jami’ di Kota Palopo (Ali
jama’ah. Demikian pula jika ada Saputra, 2013: 1-12), Sulawesi Se-
tabligh akbar(Wawancara, H. Aos latan, yang masih dipertahankan fisik
Sutisna, 17 Oktober 2013). masjidnya yang masih orisinil.
Di sekeliling halaman yang
mengitari Masjid Raya Bandung ter- 4. Organisasi Masjid
dapat pagar beton yang dipadu Terkait dengan kepengurusan
dengan jari-jari besi. Pagar ini tidak Masjid Raya Bandung, disamping
hanya membatasi wilayah masjid mengadopsi unsur-unsur dari pola
tetapi juga menjadi batas wilayah pembinaan masjid versi Kementerian
alun-alun atau dengan kata lain mas- Agama, juga mempunyai sistem
jid dan alun-alun berada dalam satu kepengurusan tersendiri yang sedikit
kawasan pagar. Meski dalam satu berbeda dari pola tersebut. Untuk
pagar, tetapi kawasan alun-alun Ban- lebih jelasnya, dapat dilihat dalam
dung tidak menjadi bagian tanggung- bagan struktur organisasi berikut:
jawab pengurus Masjid Raya Ban-

78
Jurnal Pusaka, Vol. 3, No.1, 2015

Struktur Organisasi Dewan Kemakmuran Masjid Raya Bandung


Pelindung

Badan Pengelola ------------- Ketua Umum Penasehat


-------------- Dewan Pakar

Bendahara dan Wakil Sekretaris dan Wakil

Ketua II (Bidang Ketua I (Bidang Ketua III (Bidang


Idarah) Ri’ayah) Imarah)

S. Pengkajian & Lit- S. Pemeliharaan S. Pel. Ibadah Rutin


bang

S. Organisasi, Dal, S. Perlengkapan S. Pel. Sos. Keumatan


Was

S. Kominfo S. Kebersihan & S. dik, dakwah &


Keindahan PHBI

S. Kepemudaan &
S. Keamanan &
Remaja Masjid
Ketertiban

Keterangan :
-------------- : Garis Koordinasi
_________ : Garis Komando
S. : Seksi
Dal, Was : Pengendalian dan Pengawasan
Pel. : Pelayanan
Sos. : Sosial
Dik. : Pendidikan (DKM Masjid Raya Bandung, t.th.: 10).

Jika dibandingkan dengan tidak terdapat unsur Badan Pengel-


struktur kepengurusan versi Kemen- ola(Departemen Agama Republik
terian Agama maka, terdapat perbe- Indonesia, 1999/2000: 8). Sebab,
daan. Dalam struktur kepengurusan Ketua Umum dan jajarannya ke
Masjid versi Kementerian Agama bawah sudah merupakan pengelola.

79
Implementasi Pembinaan Ri’ayah Masjid Raya Bandung–Muhammad Sadli Mustafa

Dalam struktur kepengurusan versi pola pembinaan kegiatan kemasjidan


Kepengurusan Masjid Raya Bandung versi kementerian agama,
sebagaimana terlihat dalam bagan sesungguhnya memiliki fungsi tidak
tersebut terdapat unsur Badan hanya sebagai pemelihara bangunan
Pengelola (BP). Ketua Umum serta fisik dan lingkungan masjid semata,
jajarannya ke bawah disebut juga akan tetapi termasuk juga memiliki
sebagai Dewan Kemakmuran Masjid tanggungjawab dalam hal pem-
(DKM) yang mengurusi seluruh bangunan fisik masjid dan hal-hal
kegiatan kemasjidan. Sedang BP teknis terkait dengannya(Departemen
mengurusi fisik masjid dalam arti Agama Republik Indonesia,
hal-hal teknis terkait dengan pem- 1999/2000: 39). Namun, di Masjid
bangunan dan perkembangan fisik Raya Bandung pola seperti ini tidak
masjid menjadi tanggungjawab BP. sepenuhnya diikuti. Pengurus mem-
Sedangkan Bidang Ri’ayah Masjid iliki pandangan tersendiri dalam
hanya mengurusi pemeliharaan atau mengaplikasikan pola tersebut se-
perawatannya saja yang terdiri atas bagaimana telah dijelaskan sebe-
beberapa seksi seperti perlengkapan, lumnya. Meskipun masing-masing
pemeliharaan, kebersihan dan unsur (BP dan Bidang Ri’ayah) yang
keindahan, keamanan dan ketertiban. terlibat dalam mengelola fisik mas-
Ini disebabkan karena BP pada awal- jid, fungsinya tetap dapat berjalan di
nya, sebelum terbentuk DKM, meru- mana satu bertanggungjawab pada
pakan unsur panitia pembangunan pembangunan dan pengembangan
masjid yang mengurusi pem- fisiknya semata sedang yang lain
bangunan masjid dan hal-hal teknis bertanggungjawab pada pemeli-
terkait dengan fisik masjid. Ketika haraannya. Namun demikian, tentu
terbentuk DKM, Bidang Ri’ayah – akan lebih baik lagi bila pembinaan
berdasarkan bentuk kepengurusan kemasjidan itu mengacu atau mengi-
Masjid versi Kementerian Agama- kuti sepenuhnya petunjuk Kemen-
yang semestinya mengurusi fisik terian Agama. Oleh karena itu,
masjid secara total termasuk pem- mengacu pada pola pembinaan
bangunan dan hal-hal teknis terkait kegiatan kemasjidan versi Kemen-
dengannya, hanya bertanggungjawab terian Agama, seharusnya dua unsur
pada pemeliharaan saja(Wawancara, ini (BP dan Bidang Ri’ayah) dilebur
Tatang Zarkasyi, 16 Oktober 2013). menjadi satu saja dan berada di
Sehingga secara praktis dapat bawah satu komando, tidak hanya
dikatakan bahwa ketua umum DKM sekedar koordinasi sebagaimana
dan jajarannya ke bawah lebih ban- yang ditunjukkan dalam bagan
yak berfungsi dalam kegiatan yang struktur kepengurusan DKM Masjid
bersifat ibadah atau pemakmuran Raya Bandung. Sebab penyatuan
masjid yang sesungguhnya menjadi kepengurusan fisik masjid dan
bagian tugas dari bidang imarah. Da- pemeliharaannya tentu akan lebih
lam hal fisik masjid, diurusi oleh dua memudahkan koordinasi dan
unsur yaitu BP dan Bidang Ri’ayah kegiatan kemasjidan dapat berjalan
DKM. jauh lebih efektif. Sebagai contoh,
Bidang Ri’ayah Masjid, da- dahulu pada tahun 1967, ketika Mas-
lam struktur organisasi berdasarkan jid Raya belum semegah sekarang,

80
Jurnal Pusaka, Vol. 3, No.1, 2015

terdapat Madrasah Diniyah, Taman Pola pembinaan ri’ayah Mas-


Kanak-kanak, pelayanan masyarakat jid Raya Bandung memiliki pola
dalam hal konsultasi kehidupan be- tersendiri, tidak sepenuhnya
rumahtangga, dan bahkan Poliklinik mengacu pada pola pembinaan
“Yapma” yang dikelola dalam sistem kegiatan kemasjidan yang dikeluar-
kepengurusan yang utuh dan menya- kan oleh pihak kementerian agama di
tu(DKM Masjid Raya Bandung, t. mana hal-hal yang terkait dengan
th.: 4-5). Namun, saat ini, Madrasah fisik masjid dan pengembangannya
Diniyah, Taman kanak-kanak, dan dikelola oleh suatu badan tersendiri
poliklinik tersebut sudah tidak ada yang disebut Badan Pengelola se-
lagi. Kegiatan pemakmuran masjid dang kegiatan pemeliharaan dikelola
terutama pada kegiatan shalat, ce- oleh bidang ri’ayah Dewan Ke-
ramah/khutbah, pengajian al-Qur’an makmuran Masjid.
(untuk orang dewasa), pengajian Kepada pihak BP dan DKM
majlis taklim dan bimbingan ibadah Masjid Raya Bandung, serta pihak
haji. Bahkan fasilitas berupa per- pemerintah Kota Bandung dan Pihak
pustakaan masjid belum diisi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat di-
buku-buku sehingga perpustakaan harapkan hendaknya, tidak hanya
yang seharusnya bisa diakses oleh memperhatikan pada aspek pemeli-
jama’ah untuk mencerdaskan umat haraan dan pengembangan fisik mas-
belum berfungsi sebagaimana mesti- jid serta fungsi masjid sebagai tem-
nya. Meskipunbanyak faktor yang pat kegiatan ibadah dan dakwah saja
bisa menyebabkan hal tersebut ter- akan tetapi fungsi masjid sebagai
jadi, tetapi paling tidak, apa yang tempat kegiatan pendidikan utaman-
terjadi di masa lalu bisa menjadi ib- ya untuk generasi muda, sosial, pem-
rah(pelajaran) di masa sekarang un- berdayaan ekonomi dan budaya perlu
tuk membuat kegiatan kemasjidan lebih ditingkatkan.
semakin semarak, tidak hanya dalam Kepada pihak BP dan DKM
konteks ibadah tetapi juga dalam Masjid Raya Bandung serta pihak
konteks pendidikan (untuk anak- yang punya otoritas, sebaiknya
anak/generasi muda dan orang de- menyatukan pengelolaan fisik masjid
wasa), bahkan juga dalam konteks baik pembangunan, pengembangan,
sosial, ekonomi dan budaya. maupun pemeliharaannya dalam satu
bidang kepengurusan saja yakni bi-
Penutup
dang ri’ayah.
Masjid Raya Bandung terma-
suk masjid yang megah dan luas ber- Daftar Pustaka
corak Timur Tengahdipadu dengan Departemen AgamaRepublik Indo-
sedikit sentuhan budaya khas Sunda nesia, Dirjen Bimas Islam dan
dan Jepara yang dilengkapi berbagai Urusan Haji, proyek pening-
fasilitas dan tetap terpelihara dengan katan sarana keagamaan Islam
baik. Meski dibangun sejak abad zakat dan wakaf. Pola pem-
XIX, fisik Masjid Raya Bandung binaan kegiatan kemasjidan,
saat ini seluruhnya adalah bangunan mushalla dan langgar. Jakarta:
baru yang telah mengalami peru- Departemen Agama, 1999/2000.
bahan dan perkembangan pesat dari
masa ke masa.

81
Implementasi Pembinaan Ri’ayah Masjid Raya Bandung–Muhammad Sadli Mustafa

DKM Masjid Raya Bandung. Masjid Pandang Pengamat Bertolak


Raya Bandung dari Masa ke pada Kondisi Pasca Renovasi
Masa. Dokumen Masjid Raya Tahun 2002. Makalah, tidak
Bandung, t. th. diterbitkan.
Efendi, Khoirul. Manajemen Masjid Mustafa, Mustari (ed.).Ulama, Mas-
Raya Baitus Salam Kompleks jid, Pesantren Sistem Pendidi-
Billy Moon Jakarta Timur. kan dan Kerukunan Antar Umat
Skripsi. Jakarta: Fakultas Beragama. Cet. I; Makassar:
Dakwah dan Komunikasi UIN Sarwah Press, 2007.
Syarif Hidayatullah, 2009. al-Qardhawi, Yusuf.Al-Dhawabith
Esposito, John L. Ensiklopedi Ox- al-Syar’iyyah li Bina’i al-
ford, jilid 4. T.tp.: Mizan, t.th. Masajid diterjemahkan oleh Ab-
dul Hayyie al-Kattani dengan
Gazalba, Sidi. Masjid, Pusat Ibadat
judulTuntunan Membangun
dan Kebudayaan Islam. Cet. IV;
Masjid. Cet. I; Jakarta: Gema In-
Jakarta: Pustaka Antara, 1983.
sani, 2000.
Idham. Masjid Agung Nurul Yaqin
Saputra, Muhammad Ali.Masjid Ja-
Waisai Kabupaten Raja Ampat
mi’ Tua Palopo dalam Jurnal
(Potret Pengelolaan Masjid
Pusaka Vol. 1, No. 1, Juni 2013.
Agung di Daerah Pemekaran)
dalam Jurnal Pusaka Vol. 1, No. http://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_
1, Juni 2013. Raya_Bandung.Diunduh, 8 Ok-
tober 2013.
Mardianti, Rinti. Makna Mesjid
Agung Bandung Menurut Sudut

82

Anda mungkin juga menyukai