1, 2015
Revisi II This study was conducted to know and describe the physical conditions, develop-
ment, and facility (Ri’ayah) cultivation of Raya Bandung Mosque. Data was col-
1 lected by conducting observation, interview and documentary study using a quali-
April tative approach which are analyzed and presented in a narrative form. The results
2015 of research showed that the physical building of luxurious and large Raya Bandung
Mosque had the design of Middle East and was combined with a little unification
of the characteristic culture of Sunda and Jepara by a number of cultivated facili-
Disetujui ties. Although historically this mosque had been outstanding for more than two
centuries, but the physical mosque was entirely new buildings, could not be found
22 any more ancient buildings because from time to time had been renovated repeat-
April edly for various reasons such as the needs of the congregation , calamity, as well as
2015 improvement of quality building.
67
Implementasi Pembinaan Ri’ayah Masjid Raya Bandung–Muhammad Sadli Mustafa
68
Jurnal Pusaka, Vol. 3, No.1, 2015
69
Implementasi Pembinaan Ri’ayah Masjid Raya Bandung–Muhammad Sadli Mustafa
70
Jurnal Pusaka, Vol. 3, No.1, 2015
Kerangka Pikir
Implementasi Pembinaan Ri’ayah
71
Implementasi Pembinaan Ri’ayah Masjid Raya Bandung–Muhammad Sadli Mustafa
72
Jurnal Pusaka, Vol. 3, No.1, 2015
lah satu elemen pusat kota tradisional dilengkapi pintu gerbang dan hala-
pada masa Hindia Belanda. Masjid man yang luas(DKM Masjid Raya
sebagai simbol religiusitas Bandung, t. th.: 3).
pemerintahan dan masyarakat serta Pada tahun 1900 Masjid
sebagai pusat keagamaan ko- Agung dilengkapi dengan mihrab,
ta(Wawancara, H. Aos Sutisna, 17 pawestren (bangunan di kiri kanan
Oktober 2013). masjid yang tersekat dengan ba-
Bentuk bangunan Masjid pa- ngunan utama, biasanya diper-
da awal didirikan masih berbentuk untukkan untuk wanita), bedug, ken-
panggung tradisional yang seder- tongan dan kolam. Masjid ini baru
hana, dengan tiang kayu dan dilengkapi dengan menara pada ta-
berdinding anyaman bambu serta hun 1930 dengan model sepasang
beratap rumbia. Pada saat itu masjid menara pendek beratap tumpang
ini dilengkapi dengan sebuah kolam susun di kiri dan kanan Masjid. Saat
besar sebagai tempat mengambil air itu, masjid juga dilengkapi dengan
wudhu. Ketika terjadi kebakaran di serambidepan. Menara dan serambi
alun-alun Bandung pada tahun 1825, tersebut merupakan hasil rancangan
air kolam ini dijadikan sebagai sum- seorang arsitek bernama Maclaine
ber air untuk memadamkan api. Atap Pont (DKM Masjid Raya Bandung, t.
masjid pada waktu itu berbentuk lan- th.: 2).
cip seperti gunungan yang dalam ba- Duapuluh lima tahun
hasa daerah setempat disebut kemudian (1955), Masjid Agung
nyungcung. Sehingga Masjid Agung Bandung dirombak total. Atap
Bandung lebih dikenal masyarakat tumpang susun tiga -yang menjadi
sebagai “bale nyungcung”(DKM ciri khas sejak tahun 1850- diubah
Masjid Raya Bandung, t. th.: 2). menjadi kubah model atap bawang
Pada tahun 1826, konstruksi bergaya Timur Tengah yang
bangunan Masjid Agung secara ber- kemudian diperbaiki lagi sepuluh
tahap diganti dengan bangunan ber- tahun kemudiankarena mengalami
konstruksi kayu. Pada tahun 1850, kerusakan akibat tiupan angin ken-
dengan alasan untuk meningkatkan cang. Sepasang menara pendeknya
kualitas fisik masjid maka bangunan pun dibongkar, lalu diganti dengan
masjid Agung yang dulunya ber- menara tunggal yang didirikan di
konstruksi kayu diganti dengan halaman depan masjid sebelah se-
bangunan tembok batu bata dan atap latan. Serambi masjid juga diperluas,
genteng yang diprakarsai oleh Bupati sedang pawestren disatukan dengan
R.A. Wiranatakoesoemah IV atau bangunan induk. (DKM Masjid Raya
Dalem Bintang (1846-1874). Saat Bandung, t. th.: 4).
itu, Masjid Agung dilengkapi pula Pada tahun 1967, untuk
dengan pagar tembok di sekeliling meningkatkan fungsi masjid, sarana
Masjid setinggi kurang lebih dua me- masjid ditambah dengan dibangun
ter dengan gaya ornamen khas Pri- sebuah ruangan pada serambi kanan
angan yaitu motif sisik ikan. Bebera- masjid. Sebab, pada saat itu, di Mas-
pa waktu kemudian atap masjid diu- jid Agung didirikan sebuah Madras-
bah lagi menjadi atap tumpang ber- ah Diniyah, Taman Kanak-kanak dan
susun tiga seperti bale nyungcung Poliklinik “YAPMA”. Pada tahun ini
73
Implementasi Pembinaan Ri’ayah Masjid Raya Bandung–Muhammad Sadli Mustafa
pula, pihak Masjid Agung memfasili- tai dua berfungsi sebagai meza-
tasi syi’ar Islam melalui ce- ninuntuk tempat shalat yang berhub-
ramah/pengajian bekerjasama ungan langsung dengan serambi luar.
dengan “Radio Megaria” pada ge- Serambi luar dihubungkan dengan
lombang 91,3 FM sehingga dapat jembatan beton ke tepi alun-alun ba-
didengarkan oleh masyarakat yang gian barat. Namun demikian, tern-
tidak sempat hadir di Masjid Agung yata jembatan tersebut “mengurangi”
(DKM Masjid Raya Bandung, t. th.: keindahan tampilan masjid karena
4-5). hampir sepenuhnyamenutupi tampi-
Pada tahun 1969, atas inisiatif lan bagian muka masjid. Sedang
R.H.A. Satori, Kepala Perwakilan tampilan kedua sisi masjid sudah ter-
Departemen Agama Propinsi Jawa tutup oleh bangunan. Adapun tempat
Barat, perubahan dan perbaikan mu- pengambilan air wudhu dipindahkan
lai dirintis hingga pembaharuan me- ke bawah permukaan tanah (base-
nyeluruh direncanakan dan dibuatkan ment). Menara lama turut dibongkar
maket atau miniatur Masjid Agung. dan dibangun baru dengan bentuk
Selanjutnya, rencana itu di- menara tunggal yang tinggi di tepi
matangkan dan diselesaikan lang- masjid bagian selatan. Menara terse-
sung oleh Solihin GP, Gubernur Ja- but dilengkapi ornamen selubung
wa Barat waktu itu, dengan mener- (shading) dari bahan logam. Lalu
bitkan SK Gubernur tertanggal 1 Mei atap kubah yang sebelumnya ber-
1972 Tentang Pembangunan dan model bawang khas Timur Tengah,
Pengangkatan Personalia Pem- juga dibangun baru dengan model
bangunan Masjid Agung Ban- joglo. Selain itu, masjid ini juga
dung(DKM Masjid Raya Bandung, t. difasilitasi dengan perpustakaan
th.: 6). (DKM Masjid Raya Bandung, t. th.:
Pembangunan Masjid Agung 6-7).
baru dimulai hampir setahun Pembangunan Masjid Agung
kemudian yakni pada tanggal 3 April baru tersebut selesai pada tanggal 1
1971 dengan terlebih dahulu dibuat Oktober 1973. Bangunan baru Mas-
menara dan jembatan yang meng- jid Agung tersebut dapat menam-
hubungkan masjid dengan alun-alun pung total ± 7000 jama’ah dengan
hingga rampung tanggal 4 januari rincian ± 5000 jama’ah di lantai satu
1972. Setelah itu, bangunan masjid dan ± 2000 jama’ah di lantai
yang lama dibongkar dan dibangun dua(DKM Masjid Raya Bandung, t.
bangunan baru yang peletakan batu th.: 6-7).
pertamanya dilakukan oleh Gubernur Masjid Agung yang baru saat
Jawa Barat bersama Pangdam VI itu dibangun di atas tanah wakaf dan
Siliwangi pada tanggal 19 Juni 1972. tanah sumbangan Pemerintah Kota-
Material dari bongkaran masjid lama madya Bandung seluas ± 2.464 m².
diwakafkan ke masjid-masjid yang Cukup banyak donatur yang turut
ada di Kota Bandung. Bangunan ba- andil dalam pembangunan masjid
ru masjid dibuat lebih luas dan ber- tersebut selain Pemerintah setempat
lantai dua. Lantai satu sebagai ru- (Pemerintah Propinsi Jawa Barat dan
angan utama berfungsi untuk tempat Pemerintah Kotamadya Bandung), di
shalat dan ruang kantor. Sedang lan- antaranya Presiden Republik Indo-
74
Jurnal Pusaka, Vol. 3, No.1, 2015
75
Implementasi Pembinaan Ri’ayah Masjid Raya Bandung–Muhammad Sadli Mustafa
76
Jurnal Pusaka, Vol. 3, No.1, 2015
cukup rumit. Bangunan masjid ini bar dari bahan kayu dengan ornamen
menggunakan tiang yang cukup ban- khas Jepara berukir bunga dan ayat
yak. Tiang yang digunakan untuk al-Qur’an yang diletakkan di bagian
menopang kubah, menopang lantai mihrab.Di sisi atas mihrab terdapat
dua, dan menopang bagian atap atau ornamen berupa pahatan ayat al-
atas masjid, di luar maupun di dalam Qur’an dan dua kalimat syahadat.
jumlahnya secara keseluruhan ± 182 Sejumlah pahatan bertuliskan
tiang. Tiang tersebut ada yang ber- al-Qur’an bergaya kufi juga terdapat
bentuk bundar dan ada yang ber- di sisi kanan dan kiri dinding masjid
bentuk segi empat. Hampir di setiap bagian depan (bangunan induk).
bagian tiang (antara satu tiang dan Di bagian dalam masjid ini
tiang lainnya) terdapat fasilitas terdapat empat buah tangga. Masing-
soundsystem (pengeras suara) dan masing dua buah tangga di bangunan
lampu. Dilihat dari banyaknya tiang induk masjid yang menghubungkan
tersebut mengesankan kokohnya dengan lantai dua dengan 19 anak
bangunan masjid ini sekaligus se- tangga. Dua buah tangga di kiri dan
bagai pertanda bahwa memang mas- kanan serambi depan yang
jid ini selalu mengalami renovasi menghubungkan dengan lantai dua
dari masa ke masa. serambi masjid dan ruang per-
Bangunan Masjid bergaya pustakaan. Ruang perpustakaan ter-
Timur Tengah ini dipadu dengan letak di lantai dua yang dibangun di
aksen budaya daerah. Aksen budaya antara bangunan induk dan serambi
daerah Jawa Barat, berupa gaya sisik masjid. Meski ruang perpustakaan ini
ikan, dapat dilihat pada ornamen cukup luas, dan dilengkapi fasilitas
yang menghiasi sejumlah kaca jen- sejumlah rak buku, meja dan kursi,
dela di bagian utama mas- namun belum difungsikan sebab be-
jid/bangunan induk, sejumlah kaca lum dilengkapi dengan buku-buku.
jendela di dinding depan serambi Di sisi kiri masjid, antara
masjid yang berada di atas lahan bangunan induk dan serambi, ter-
alun-alun (bangunan tambahan), dapat ruangan VIP berlantai dua
sejumlah kaca di bagian bawah yang digunakan sebagai Kantor De-
sepasang kubah berdiameter 25 m, wan Kemakmuran Masjid (DKM)
dan di kubah besar berdiameter 30 m Masjid Raya Bandung. Sedang di sisi
serta kaca pintu utama pada kanannya yang diantarai oleh ruang
bangunan induk masjid. Sedang ba- penghubung terdapat ruang
gian pintu gerbang masjid yang ber- soundsystem dan Kantor Badan
hadapan langsung dengan alun-alun Pengelola (BP).
yang menggunakan bahan dari kayu Masjid ini dilengkapi fasilitas
jati dihiasi ornamen khas Jepa- toilet dan tempat berwudhu yang ter-
radengan ukiran bunga dan ayat suci letak di basement masjid di sisi
al-Qur’an. kanan dan kiri masjid. Masing-
Bagian atap menara kembar masing dua ruang toilet dan tempat
Masjid Raya mengadopsi budaya berwudhu untuk pria dan dua ruang
daerah Jawa Barat yakni dengan atap toilet dan tempat berwudhu untuk
nyungcung tumpang tiga. Masjid ini wanita. Ruang Toilet dan tempat
juga dilengkapi dengan sebuah mim- berwudhu tersebut dapat diakses dari
77
Implementasi Pembinaan Ri’ayah Masjid Raya Bandung–Muhammad Sadli Mustafa
78
Jurnal Pusaka, Vol. 3, No.1, 2015
S. Kepemudaan &
S. Keamanan &
Remaja Masjid
Ketertiban
Keterangan :
-------------- : Garis Koordinasi
_________ : Garis Komando
S. : Seksi
Dal, Was : Pengendalian dan Pengawasan
Pel. : Pelayanan
Sos. : Sosial
Dik. : Pendidikan (DKM Masjid Raya Bandung, t.th.: 10).
79
Implementasi Pembinaan Ri’ayah Masjid Raya Bandung–Muhammad Sadli Mustafa
80
Jurnal Pusaka, Vol. 3, No.1, 2015
81
Implementasi Pembinaan Ri’ayah Masjid Raya Bandung–Muhammad Sadli Mustafa
82