Anda di halaman 1dari 9

Pemanfaatan Ruang Masjid Suatu Kajian Aktivitas Keagamaan Untuk

Mengoptimalkan Peran dan Fungsi Masjid

Muh Alfian Hayadi1, Muh Nasrun2, Muh Arqam Harbi3


Universitas Muhammadiyah Makassar

ABSTRAK
Masjid adalah salah satu lembaga penting dalam Agama Islam dan memiliki peran
utama dalam kehidupan umat islam. Selain sebagai tempat ibadah, masjid juga
memiliki berbagai peran sosial dan budaya yang mewarnai kehidupan masyarakat.
Pemanfaatan ruang masjid, khususnya yang berkaitan dengan kegiatan
keagamaan, berperan penting dalam menjaga nilai-nilai agama, pendidikan dan
solidaritas sosial di kalangan umat Islam. Dalam beberapa dekade terakhir, peran
dan fungsi masjid telah mengalami perubahan yang signifikan. Dengan
mempelajari kegiatan keagamaan yang berlangsung di masjid, kita dapat lebih
memahami bagaimana cara mengoptimalkan pemanfaatan ruang masjid agar
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi umat Islam dan
masyarakat sekitar. Pemahaman yang lebih mendalam mengenai peran masjid
dalam konteks sosial dan keagamaan akan memberikan panduan berharga bagi
pengembangan dan pemeliharaan masjid sebagai pusat spiritual dan sosial
masyarakat. Ruang masjid dapat dimanfaatkan dengan berbagai cara untuk
mengoptimalkan peran dan fungsi masjid sebagai tempat ibadah dan pusat
kegiatan keagamaan.

PENDAHULUAN

Masjid adalah salah satu lembaga penting dalam Agama Islam dan
memiliki peran utama dalam kehidupan umat islam. Selain sebagai tempat ibadah,
masjid juga memiliki berbagai peran sosial dan budaya yang mewarnai kehidupan
masyarakat.Pemanfaatan ruang masjid, khususnya yang berkaitan dengan kegiatan
keagamaan, berperan penting dalam menjaga nilai-nilai agama, pendidikan dan
solidaritas sosial di kalangan umat Islam.
Dalam beberapa dekade terakhir, peran dan fungsi masjid telah mengalami
perubahan yang signifikan. Untuk memahami pentingnya peran masjid dalam
masyarakat saat ini, maka perlu dikaji secara mendalam pemanfaatan ruang
masjid dalam pelaksanaan kegiatan keagamaan. Kajian ini berupaya mengungkap
potensi peran dan fungsi masjid dalam melakukan kegiatan keagamaan. Dengan
mempelajari kegiatan keagamaan yang berlangsung di masjid, kita dapat lebih
memahami bagaimana cara mengoptimalkan pemanfaatan ruang masjid agar
dapat memberikan kemaslahatan sebesar-besarnya bagi umat Islam dan
masyarakat sekitar. Pemahaman yang lebih mendalam tentang peran masjid dalam
konteks sosial dan keagamaan memberikan panduan berharga bagi pengembangan
dan pemeliharaan masjid sebagai pusat spiritual dan sosial masyarakat.
Pemanfaatan ruang masjid dapat dilakukan dengan berbagai cara untuk
mengoptimalkan peran dan fungsi masjid sebagai tempat ibadah dan pusat
kegiatan keagamaan. Beberapa kajian aktivitas keagamaan yang dapat dilakukan
di masjid antara lain:
1. Kajian kitab kuning: Kajian kitab kuning dapat dilakukan di masjid untuk
memperdalam pemahaman tentang ajaran agama Islam. Kajian ini
biasanya dilakukan oleh para ulama atau ustadz yang ahli dibidangnya.
2. Kajian tafsir Al-Qur’an: Kajian tafsir Qur’an dapat dilakukan di masjid
untuk memperdalam pemahaman tentang ayat-ayat suci Al-Qur’an. Kajian
ini biasanya dilakukan oleh para ulama atau ustadz dibidangnnya.
3. Kajian hadist: Kajian hadist dapat dilakukan di masjid untuk
memperdalam pemahaman tentang hadist-hadist Nabi Muhammad SAW.
Kajian ini biasanya dibawakan oleh ulama atau ustadz yang ahli dibidang
ini.
Dengan memanfaatkan ruang masjid untuk kajian-kajian keagamaan tersebut,
diharapkanmasjid dapat berfungsi sebagai pusat kegiatan keagamaan yang
bermanfaat bagi umat Islam. Selain itu, kegiatan-kegiatan tersebut juga dapat
meningkatkan pengetahuan dan pemahaman umat islam tentang ajaran agama
Islam. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui bagaimana masjid difungsikan
pada masa sekarang ini agar dapat mengoptimalkan peran dan fungsi masjid
tersebut.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian dalam artikel ini disebut “penelitian lapangan”


(Mukhtazar, 2020), yang melibatkan penggunaan data dari lapangan untuk
melakukan observasi umum.Sedangkan metodologi penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metodologi penelitian kualitatif dengan tujuan
memberikan gambaran rinci mengenai fenomena tersebut.Pengetahuan hukum
dasar diperoleh dari wawancara, laporan, dan ringkasan.Studi kasus yang
dilakukan di Masjid Nur Ichsan Kantor Pertanahan Kab.Gowa.Di tujukan kepada
pengurus Masjid Nur Ichsan Kantor Pertanahan Kab.Gowa. Bahan sekunder
terdiri dari jurnal dan karya ilmiah yang membahas bagaimana menjalankan
manajemen masjid dapat membantu kegiatan keagamaan islam. Menurut Santosa
(2019), pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan observasi, yaitu
tinjauan lokasi penelitian.
Pada tahap analisis data, peneliti ingin mencoba teknik analisis kasus
untuk menghubungkan keuntungan dan kekurangan masyarakat yang belum dikaji
secara menyeluruh.Artikel ini akan membahas perumusan masalah, tujuan, dan
diskusi setelah menganalisis data. Penelitian ini bersifat kualitatif (Nasrudin,
2019), jadi mungkin untuk memberikan gambaran luas tentang cara manajemen
masjid membantu meningkatkan kegiatan keagamaan islam dengan melakukan
analisis teknik deskriptif. Setelah mendapatkan informasi, metode induksi dari
umum ke khusus digunakan untuk menuangkan dan menganalisis temuan
penelitian dalam bentuk deskripsi dan menarik kesimpulan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dari penelitian ini mengungkapkan berbagai temuan yang berkaitan


dengan pemanfaatan ruang mesjid dalam konteks aktivitas keagamaan dan peran
mesjid dalam masyarakat. Beberapa temuan utama termasuk:

1. Ruang Mesjid Sebagai Tempat Ibadah Utama: Ditemukan bahwa mesjid tetap
menjadi tempat utama bagi umat Muslim untuk menjalankan ibadah rutin
seperti sholat lima waktu dan ibadah Jum'at.
2. Peran Sosial Mesjid: Mesjid juga memainkan peran penting dalam kegiatan
sosial masyarakat Muslim, seperti acara-acara pernikahan, pertemuan
komunitas, kegiatan amal (pembagian makan siang setiap hari jum’at), sholat
jenazah.
3. Pendidikan dan Kajian Agama: Masjid Nur Ichsan Kantor Pertanahan Kab.
Gowa menawarkan program pendidikan berupa TKA/TPA dan kajian agama
yang rutin dilaksanakan setiap hari kamis setelah sholat dzuhur, yang
memungkinkan individu untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang
agama Islam.

Pembahasan dalam jurnal ini menekankan pentingnya pemanfaatan ruang


mesjid yang efektif untuk mengoptimalkan peran dan fungsi mesjid dalam
masyarakat. Beberapa poin yang harus diperhatikan dalam pembahasan antara
lain:
1. Peran Sentral Mesjid dalam Islam
Masjid bukanlah sekedar tempat pelaksanaan shalat berjamaah seperti fungsi
dasar melainkan lebih dari itu bahwa masjid memiliki peran penting sebagai
sentral lokasi urun rembuk dan peningkatan kesejahteraan ummat termasuk dalam
aspek ekonomi, Pendidikan dan sosial sekaligus sebagai mediasi peningkatan
ibadah kepada Allah SWT. (hablumminallah) maupun menjalin interaksi sosial
yang baik (hablumminannas). Keberadaan masjid sangat penting dalam menjalin
kehidupan sosial yang religius termasuk di dalamnya perencanaan dan
pelaksanaan agenda besar umat Islam yaitu dakwah islamiah.
Urgensi masjid sangat dijaga dan diperhatikan sebagaimana komponen
kehidupan yang utama.Membangun masjid harus didasari dengan keimanan dan
ketakwaan sebagai sarana ibadah dan penanaman nilai-nilai Islam.Perkembangan
Islam dari zaman ke zaman tentu mengalami fase kemajuan dan
kemunduran.Karena masjid sebagai manifestasi iman dan takwa, maka secara
fungsional, masjid seharusnya mampu menjadi tempat ibadah sekaligus kegiatan-
kegiatan amaliyah lainnya sebagai bentuk pendekatan diri kepada Allah SWT.
2. Peran Pengurus Masjid dalam Mengoptimalkan Pemanfaatan Ruang Mesjid
Peran pengurus masjid dalam mengoptimalkan pemanfaatan ruang masjid
sangat penting. Beberapa tindakan yang dapat diambil oleh pengurus masjid
meliputi:
a. Penjadwalan kegiatan: Mengatur jadwal kegiatan seperti sholat berjamaah,
kajian agama, pelatihan, dan acara sosial untuk memastikan ruang masjid
digunakan secara efisien.
b. Perawatan dan pemeliharaan: Merawat dan menjaga kebersihan ruang
masjid agar selalu siap digunakan, termasuk perbaikan dan perawatan
fasilitas.
c. Kolaborasi dengan kantor pertanahan Kab. Gowa: Mengajak karyawan
untuk berpartisipasi dalam kegiatan di masjid, seperti program amal,
sehingga ruang masjid dapat dimanfaatkan oleh lebih banyak orang.
d. Penyediaan fasilitas yang sesuai: Memastikan ruang masjid dilengkapi
dengan fasilitas yang sesuai, seperti ruang wudhu yang nyaman,
perpustakaan, dan ruang pertemuan, lemari peralatan sholat.
e. Promosi kegiatan: Mengkomunikasikan kegiatan masjid kepada kantor
pertanahan Kab. Gowa dan masyarakat luas untuk meningkatkan
partisipasi.Dengan peran yang kuat dari pengurus masjid, ruang masjid
dapat menjadi pusat aktivitas keagamaan dan sosial yang bermanfaat
bagi masyarakat.
3. Pengelolaan dan Kebijakan Mesjid
Pengelolaan dan kebijakan masjid adalah aspek penting dalam
menjalankan masjid dengan efektif dan berkelanjutan. Berikut adalah beberapa
prinsip dan praktik penting dalam pengelolaan masjid:
a. Kepemimpinan yang baik: Memiliki pengurus masjid yang
berkompeten dan memiliki visi yang jelas untuk memandu masjid.
b. Kebijakan Keuangan: Menyusun anggaran yang sesuai dan transparan,
serta mengelola dana masjid dengan cermat. Hal ini mencakup
pendapatan, pengeluaran, dan pelaporan keuangan.
c. Kegiatan yang Berkelanjutan: Menyusun program kegiatan yang
relevan dan berkesinambungan, seperti sholat berjamaah, kajian
agama, pelatihan, dan acara sosial.
d. Hubungan dengan masyarakat terutama kantor pertanahan kab. Gowa:
Membangun hubungan yang baik dengan kantor pertanahan kab.
Gowadan bekerjasama dengan masyarakat setempat untuk
menciptakan dampak positif dalam masyarakat.
e. Kebijakan Keselamatan: Memastikan keselamatan dan kenyamanan
jamaah dengan mengimplementasikan kebijakan keamanan dan
kesehatan.
f. Transparansi: Mengadopsi praktik transparansi dalam pengambilan
keputusan dan pelaporan kepada jamaah mengenai aktivitas masjid dan
keuangan.
g. Pengelolaan Sumber Daya Manusia: Merekrut, melatih, dan menjaga
staf serta sukarelawan yang diperlukan untuk menjalankan masjid.
h. Pemeliharaan dan Perbaikan: Merawat dan memperbarui fasilitas
masjid secara berkala agar tetap dalam kondisi yang baik.
i. Kebijakan Kepemilikan Tanah: Jika masjid memiliki tanah atau
properti, mengelola kepemilikan ini sesuai dengan hukum dan
peraturan yang berlaku.
j. Pelayanan Kepada Jamaah: Memberikan layanan dan dukungan
kepada jamaah dalam berbagai aspek kehidupan mereka, baik spiritual
maupun sosial.
Kebijakan masjid sebaiknya didokumentasikan dengan baik dan diperbarui
sesuai kebutuhan. Dengan pengelolaan dan kebijakan yang kuat, masjid dapat
berfungsi sebagai pusat kegiatan keagamaan dan sosial yang
positif bagi masyarakat setempat terutama kantor pertanahan kab. Gowa itu
sendiri.
Pembahasan ini memberikan konteks lebih lanjut dan implikasi dari hasil
penelitian serta menggaris bawahi pentingnya peran mesjid dalam masyarakat
Muslim serta bagaimana pemanfaatan ruang mesjid yang optimal dapat
meningkatkan peran dan fungsi mereka.
4. Sejarah fungsi masjid
Fungsi masjid paling utama adalah sebagai tempat melaksanakan ibadah
shalat berjama’ah. Shalat berjama’ah adalah merupakan salah satu ajaran Islam
yang pokok, sunnah Nabi Muhammad SAW dalam pengertian muhaditsin, bukan
fuqaha, yang bermakna perbuatan yang selalu dikerjakan Nabi Muhammad SAW.
Ajaran Rasullah SAW tentang sholat berjam’ah merupakan perintah yang benar-
benar ditekankan kepada kaum muslimin (Sumalyo,2019). Fungsi masjid tidak
terlepas dari makna masjid itu sendiri sebagai tempat sujud atau tempat sholat,
namun fungsi masjid juga berhubungan dengan sejarah tradisi dan dinamika
budaya Islam di suatu tempat. Secara prinsip masjid adalah tempat membinaan
umat Islam, yang dilengkapi dengan fasilitas sesuai dengan keperluan pada
zamannya, siapa yang mendirikan dan siapa yang membangun (Fanani,
Achmad,2021).
Fungsi masjid akan semakin terlihat pada bulan Ramadhan. Pada bulan
Ramadhan berbagai kegiatan ibadah dilakukan di masjid. Kegiatan tersebut ada
yang bersifat vertical yaitu menekankan hubungan kepada Allah SWT dan ada
juga yang bersifat horizontal yaitu dengan bertemu untuk memeratkan tali
silaturahmi (Fanani, Achmad,2021). Fungsi masjid di Indonesia tidak berbeda
dengan fungsi masjid lain di Dunia, namun karena karakteristik lingkungan sosial
dan budaya tempat masjid berada. Masjid di Indonesia memiliki fungsi yang agak
berbeda dengan masjid pada umumnya terutama masjid-masjid yang dibangun
dari masa awal berkembangnya Islam di Indonesia. Masjid-masjid bersejarah
(masyad) dan masjid-masjid tua di Indonesia secara khusus mendapat perhatian
dari masyarakat. Hampir semua masjid tersebut perhatiannya berbau unik dan
dianggap tidak sesuai dengan Al-Qur’an dan sunnah Nabi Muhammad SAW.
Wujud yang diperhatikan oleh sebagian masyarakat antara lain mereka melakukan
ziarah dan menginap untuk beberapa lama di masjid tua dengan harapan akan
memperoleh barokah, sebenarnya perilaku masyarakat dengan memfungsikan
masjid seperti itu. Dalam babad tanah Jawi diberitakan bahwa Wali Songo
memfungsikan Masjid Agung Demak dan Masjid Cirebon sebagai tempat
penyelenggaraan musyawarah mengenai sosial-sosial keagamaan (Juliandi,2007).
Bahwa Allah telah menetapkan tentang beberapa hak masjid, diantaranya
masjid berhak untuk dimuliakan, diagungkan, dan dihormati kesuciannya karena
masjid merupakan rumah Allah SWT yang digunakan untuk beribadah.
Keagungan masjid mampu melimpahkan berbagai kebaikan kepada orang yang
senantiasa mengunjunginya.
Fungsi utama masjid adalah tempat sujud kepada Allah SWT, tempat
shalat dan beribadah kepada-Nya. Lima kali dalam sehari semalam umat Islam
dianjurkan mengunjungi masjid guna melaksanakan shalat berjamaah. Masjid juga
merupakan tempat yang paling banyak menyebut nama Allah SWT melalui adzan,
qamat, tasbih, tahlil, dan ucapan lain yang dibaca di masjid sebagai bagian dari
lapazd yang berkaitan dengan pengagungan asma Allah SWT. Peran dan fungsi
masjid dapat ditelusuri dalam pengertian yang dikandung masjid itu sendiri.
Diberbagai tempat di seluruh dunia, utamanyua dimana penduduknya berbagama
Islam ataupun terdapat penghuni yang memeluk islam, dapat kita saksikan dalam
bangunan masjid. Meskipun corak menunjukan perbedaan, atau keanekaragaman
bentuk arsitekturnya, tetapi peran dan fungsinya tetap sama untuk tempat
pelaksanaan ibadah kaum Muslimin. Masjid berfungsi sebagai syiar agama Islam.
Salah satu bentuk kegiatan dalam masjid tempat untuk menampung segala
kegiatan kaum muslimin melaksanakan ibadahnya, pengertian fungsi yang harus
diterima dalam kaitannya yang luas, tentunya mencakup segala aspek kegiatan
kaum muslimin yang berkaitan dengan pelaksanaan sejarah Islam. Termasuk
dimana manusia sebagai umat tentu akan berhubungan dengan umat lain. Itu pula
sebabnya maka keluasan pengertian fungsi masjid makin lama makin
berkembang.
Masjid sebagai komponen fasilitas sosial, merupakan salah satu fasilitas
bangunan tempat berkumpul bagi umat Islam untuk melakukan ibadah dan
sebagai kebutuhan spiritual yang diperlukan oleh umat manusia. Dengan demikian
agar kesejahteraan material dan spiritual dapat dicapai melalui beribadah di dalam
masjid, maka fasilitas harus tersedia secara memadai didalam suatu lingkungan.
Masjid sebagai salah satu pemenuh kebutuhan spiritual sebenarnya bukan hanya
berfungsi sebagai tempat shalat saja, tetapi juga merupakan sebagai kegiatan
sosial kemasyarakatan. Oleh karena itu, masjid tempat shalat pada dasarnya
hanyalah salah satu fungsi dari gedung masjid. Dalam kaitannnya masjid
memegang peranan penting dalam penyelenggaraan pendidikan Islam, oleh karena
itu masjid merupakan sarana yang pokok dan mutlak bagi perkembangan
masyarakat Islam. Masjid mempunyai peranan dan fungsi yang sangat penting
tidak hanya sebagai tempat beribadah. Tetapi, sekarang berbagai kegiatan lain
dalam rangka memfungsikan masjid sebagai Islamic Center, telah diupayakan dan
dilaksanakan.
Melalui upaya dalam hal mengenai masjid akan lebih epektif bila
didalamnya disediakan fasilitas-fasilitas sehingga tercapainya proses belajar-
mengajar diantaranya:
Perpustakaan yang menyediakan berbagai buku bacaan dengan berbagai disiplin
keilmuan.
a. Ruang diskusi yang digunakan untuk berdiskusi segala persoalan seperti
masalah pendidikan, sosial ekonomi, politik , budaya.
b. Ruang kuliah baik digunakan untuk remaja masjid, atau juga untuk
Madrasah Diniyah dengan sebutan sekolah masjid.
c. Masjid sebagai pusat dakwah
Dari berbagai bentuk fasilitas yang disediakan di dalam masjid adapun
masjid dan dakwah Islamiyah merupakan dua faktor yang sangat erat
hubungannya satu sama lain, saling mengisi diantara keduanya. Dengan demikian
masjid yang didirikan di dalam suatu lokasi tertentu harus berperan sebagai
tempat media dakwah Islamiyah. Dakwah ini pada dasarnya meliputi berbagai
aspek kegiatan, termasuk didalamnya masalah sosial, budaya dan pendidikan.
Oleh karenanya dakwah ini dipandang penting sebagai suatu kegiatan-kegiatan
melalui masjid tercakup pula dalam rangka pembinaan umat. Realisasi dari
dakwah itu pada prinsipnya akan menuntut perhatian dari masyarakat Islam dalam
masalah sikap dan perbuatan yang nyata yang sesuai dengan ketentuan agama
agar dapat ditiru dan dicontoh oleh orang lain. Dalam segi sosial dapat
meringankan serta mengurangi kefakiran dan kemiskinan, menyantuni anak
yatim, menolong dan memelihara kesehatan. Selain dakwah dalam masjid juga
diisi dengan pengajian Al-Qur’an. Pengajian dipandang sebagai amal shaleh, dan
telah ada semenjak perkembangan Islam. Masjid Mesir, dan Masjid Damsyik,
dengan membentuk sebuah lingkaran dalam menderes Qur’an. Zikir yang
terutama dikembangkan oleh kalangan kaum sufi dilakukan di masjid. Di masjid-
masjid biasanya ada orang yang ditugaskan untuk mengaji Qur’an. selain itu itikaf
juga dilakukan semenjak masa Nabi Muhammad SAW biasanya melakukannya di
masjid. Dalam pertumbuhan dan perkembangan sejalan dengan agama dan politik
menyatakan diri pada masjid yang menjadi pusat kehidmatan dari keduanya.
Dalam individu yang satu terhimpun imam dalam agama serta penguasa dalam
politik. Hubungan tersebut terwujud karena masjid di tempatkan di tengah-tengah
markas atau tentara, sedangkan kediaman panglima besar juga penguasa politik
dibangun langsung berdasarkan dengan markas penguasa politik. Fungsi masjid
pun sebagai tempat balai tentara pada masa khalifah Ababasiyah dimulai dengan
pembangunan Bagdad.
(Sidi Gajalba,2020) Dimasa Rasulullah SAW masjid benar-benar menjadi
pusat kaum muslimin dalam membina hubungan antara umatnya dengan sang
pencipta-Nya, fungsi masjid di antaranya:
a. Tempat musyawarah
Masjid dijadikan sebagai tempat musyawarah oleh nabi
Muhammad SAW bersama para sahabatnya dalam rangka
mengatur dan mengelola urusan agama dan kehidupan dunia
mereka. Masjid merupakan tempat yang paling utama untuk
melakukan musyawarah, karena di dalamnya seorang muslim jauh
dari hawa nafsu dan godaan-godaan syaitan.
b. Pusat Pendidikan dan tempat memberi Fatwa
Masjid juga dijadikan sebagai tempat memberi fatwa oleh Nabi
Muhammad SAW dan para alim ulama kepada kaum muslimin
untuk berbagai masalah mereka, baik yang berkaitan dengan
urusan agama maupun dengan persoalan keduniaan mereka.
c. Sebagai tempat Pengadilan
Bila terjadi perselisihan pertengkaran permusuhan diantara kaum
muslimin, maka harus didamaikan, diadili dan diberi keputusan
hukum dengan adil yang pelaksanaanya di dalam masjid. Upaya-
upaya tersebut dilakukan agar kaum muslimin mendapatkan
kedamaian jiwa dan menemukan kenyamanan.
d. Sebagai tempat penyambutan utusan
Nabi Muhammad SAW pernah menyambut utusan dari Nasrani
Najran di dalam masjid. Rombongan tersebut berjumlah sekitar 60
ribu orang. Mereka disambut di masjid oleh Nabi Muhammad
SAW. Nabi Muhammad SAW juga mengutus Abu Ubaidilah bin
Jarrah agar menyelesaikan masalah dan mendamaikan mereka
dalam perselisihan.
e. Sebagai tempat akad nikah
Pemilihan tempat pernikahan di masjid, tidak diragukan lagi bahwa
tempat yang paling suci untuk mengikat janji pernikahan itu
dilaksanakan di dalam masjid. Hal ini agar masyarakat muslim
yang datang untuk menghadiri acara perrnikahan itu dapat
ditampung di ruangan masjid. Perkembangan peranan dan fungsi
masjid telah melahirkan perwujudan masjid yang mempunyai tugas
khusus sebagai bentuk pelayanan yang meliputi pendidikan sosial
yang merupakan kepentingan pelaksanaan agama Islam. Di atas
telah diuraikan beberapa fungsi masjid, namun tidak mencakup
luas dalam dalam uraian mengenai fungsi masjid, akan tetapi
masjid dibangun untuk kepentingan Ibadah umat muslim dan
berbagai kegiatan yang berkaitan dengan perkembangan agama
Islam.
f. Fungsi zikir
Masjid berarti “tempat sujud”. Dalam syariat Islam ditegaskan
bahwa seluruh permukaan bumi, pada hakikatnya, adalah masjid,
yakni tempat untuk bersujud. Sebagai tempat bersujud, masjid juga
berfungsi sebagai tempat berzikir untuk menyucikan hati,
menentramkan jiwa, dan mengkhusyukan kalbu, sehingga
seseorang bisa bersikap santun dan rendah hati. Dengan metode
zikir, kesombongan dan keangkuhan seseorang diharapkan bisa
luruh. Seseorangpun lalu bisa berintropeksi terhadap kesalahan dan
dosa diri sendiri tanpa harus mencari-cari kesalahan orang lain,
atau berusaha mencari kambing hitam. Masyarakat bisa
mendekatkan diri mereka dengan melakukan berzikir di masjid.

KESIMPULAN
Setelah melakukan penelitian tentang aktivitas keagamaan yang dilakukan
dalam pemanfaatan ruang masjid, beberapa kesimpulan penting dapat dibuat
mengenai cara terbaik untuk memaksimalkan peran dan fungsi masjid:
1. Pusat Kegiatan Keagamaan: Masjid berfungsi sebagai pusat untuk berbagai
kegiatan keagamaan, termasuk shalat, tadarus, pengajian, ceramah, dan
pelatihan keagamaan. Dengan menggunakan ruang masjid untuk kegiatan ini,
masjid menjadi tempat yang aktif dan bermanfaat bagi umat.
2. Pendidikan Agama: Masjid dapat menjadi tempat yang efektif untuk
pendidikan agama. Mereka tidak hanya dapat mengadakan pengajian, tetapi
juga dapat menjadi tempat untuk belajar agama islam tertutama belajar
membaca Al-qur’an dengan membuat program pendidikan berupa TKA/TPA.
Hal ini membantu orang belajar lebih banyak tentang agama dan mendukung
pertumbuhan akhlak dan moral yang baik.
3. Pusat Kesejahteraan Sosial: Masjid juga berfungsi sebagai pusat kegiatan
sosial seperti menyediakan makanan bagi yang membutuhkan, memberikan
bantuan kepada kaum dhuafa, dan program kesejahteraan sosial lainnya.
Dengan demikian, masjid tidak hanya menjadi tempat ibadah tetapi juga
tempat yang peduli terhadap kebutuhan sosial umat.
Kegiatan-kegitan tersebut sudah di terapkan di beberapa masjid terkhusus
masjid Nur Ichsan Kantor Pertanahan Kab. Gowa dengan mendirikan Program
TKA/TPA, Pengajian rutin yang dilaksanankan setiap hari kamis, dan kegiatan
sosial berupa memberikan makanan setiap hari jum’at.

Anda mungkin juga menyukai