PENDAHULUAN
Kata Masjid berasal dari bahasa Arab, secara etimologis masjid berarti tempat
ibadah dalam makna luas. Dengan demikian, masjid merupakan bangunan yang
sengaja didirikan umat Islam untuk melaksanakan shalat berjamaah dan berbagai
Pada masa nabi dan khulafatur rasyidin, masjid berfungsi sebagai tempat
tentang hak dan kewajiban kepada tuhan dan negara. Bermula dari masjid pula,
mereka menyebarkan akhlak Islami dan memberantas kebodohan. Oleh karena itu,
masjid merupakan tempat paling baik bagi kegiatan pendidikan dan pembentukan
moral keagamaan, masjid merupakan tempat yang cukup strategis untuk menjadi
titik pijak penggerak kemajuan umat Islam dan titik temu dari perbedaan simbol-
simbol material dan strata sosial yang sering melekat pada kehidupan masyarakat.
1
Bila ditinjau dari sisi pertumbuhannya, jumlah masjid di Indonesia sangat
demikian, secara jujur harus diakui, bahwa pemanfaatannya belum optimal. Oleh
Bila mencermati perkembangan masjid dewasa ini, fungsi masjid dalam makna
luas cenderung mulai berkurang, hal ini terjadi karena masjid hanya dipahami
kecenderungan secara umum bahwa masjid lebih difungsikan dari aspek yang
dan fungsi sosial justru kurang mendapat prioritas. Kondisi inilah yang diprediksi
menjadi salah satu faktor penyebab terhambatnya kemajuan umat Islam dan
rapuhnya kesatuan umat Islam. Selain itu, barangkali pula hal ini yang menjadi
salah satu faktor penyebab mundurnya peradaban umat Islam. Hal yang paling
ironi adalah masjid pada saat ini lebih memperhatikan kemegahan bangunannya
dari pada isi atau bagaimana cara mengisi serta memakmurkan masjidnya.
Kita saat ini merasa prihatin menyaksikan banyak masjid yang sepi dalam
melakukan kegiatan keIslaman. Pada umumnya, rumah ibadah selalu dikunci dan
hanya dibuka pada waktu-waktu shalat saja. Karenanya, menjadi tanggung jawab
fungsinya semula, yaitu sebagai pusat segala kegiatan kaum muslimin. Akan
2
waktu dari para pengelola masjid. Tentunya harus ada pembenahan internal dari
jamaah masjid itu sendiri. Setidaknya, ada beberapa hal yang harus diperhatikan,
Ibadah shalat merupakan salah satu sendi ajaran Islam yang sering disebut
dalam Al-Qur’an dan Hadis, shalat merupakan bagian tertinggi dalam agama
Islam setelah tauhid. Selain itu, shalat juga merupakan sebuah kewajiban yang
Islam lainnya.. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya arti shalat, yaitu
untuk mewujudkan hubungan yang selaras antara manusia dengan Allah serta
manusia dengan sesama manusia. Sebagaimana firman Allah SWT yang artinya:
Disamping sepinya masjid dari kegiatan keIslaman, masjid juga mulai terlihat sepi
tahu bahwa salah satu syiar Islam yang agung adalah shalat berjamaah di masjid.
merupakan salah satu ketaatan yang sangat dianjurkan dan ibadah yang
“Shalat berjamah lebih utama daripada shalat sendirian dengan tujuh puluh
3
Sholat berjamaah di masjid memiliki kedudukan yang sangat penting bagi
umat Islam karena dapat membentuk pribadi masyarakat Islami. Masjid yang
menunjukkan kualitas iman dan rasa tanggung jawab umat disekitarnya sudah
kondisi yang sangat ironis; bahwa 89,9% dari total masjid di Indonesia sepi
Beberapa fakta yang kerap kali disaksikan tentang masjid dewasa ini adalah :
a. Masjid yang berukuran besar dan jumlahnya banyak, namun sepi akan
menerima tongkat estafet perjuangan, dan yang ada adalah generasi yang
Gerakan mari shalat berjamaah untuk saat ini sepertinya belum muncul di
4
semua terutama rendahnya tingkat partisipasi kaum remaja dalam memakmurkan
masjid karena kaum remaja adalah generasi muda Islami yang akan
penerus Islam tidak melaksanakan dan tidak mencintai syiar Islam berupa shalat
keimanan jamaahnya.
B. Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka
Yogyakarta mengenai:
Jogokariyan?
pengamatan, maka penulis melakukan studi banding ini dengan tujuan sebagai
berikut:
beribadah
5
3. Mengetahui contoh kegiatan yang di laksanakan di Masjid Jogokariyan untuk
masa kini.
masyarakat pada umumnya tentang management masjid yang baik dan benar.
Mantrijeron, Yogyakarta.
6
II. HASIL AMATAN
atas tanah wakaf seluas 770 m2 dan sekarang sudah menjadi 1118 m2). Lokasi
masjid ini cukup mudah untuk dijumpai. Masjid Jogokariyan memiliki tiga lantai,
serta satu buah serambi. Kemudian di samping serambi terdapat sebuah bangunan
tiga lantai yang sering di sebut sebagai plaza Masjid Jogokariyan. Sedangkan total
daya tampung jamaah masjid adalah sekitar 1200 orang. Adapun tempat wudhu
yang disediakan berjumlah 8 lokal yang semuanya berada di luar masjid. Hal ini
sesuai dengan ambisi pengurus masjid untuk menjadikan masjid yang benar-benar
melayani masyarakat.
buang air, misalnya kalo ada orang yang kebelet, terus buang air di jalan karena
toilet di masjid ada di dalam dan dikunci, kira-kira itu salah siapa ?” demikian
7
Selain itu masjid juga didesain ramah bagi para lansia dan penyandang cacat,
disediakannya kursi untuk melaksakanan sholat sambil duduk bagi jamaah yang
tidak mampu untuk melaksanakan sholat berdiri, selain itu lantai di depan pintu
masuk dibuat landai dengan besi pegangan di kanan dan kirinya untuk
memudahkan jika ada jamaah yang menggunakan kursi roda, diharapkan seluruh
Masjid Jogokariyan ini juga menyediakan 3 buah dapur masjid. Dapur ini akan
menyediakan air teh atau kopi hangat setiap paginya bagi para tamu atau para
jamaah umumnya. Adanya dapur ini juga membantu bagi para jamaah tertentu
yang mungkin datang dari jauh atau jamaah yang beribadah dengan menginap di
Kondisi jamaah dalam setiap lima waktunya di masjid ini cenderung stabil “ya
seperti itu lah bisa dilihat sendiri, jamaahnya cenderung stabil setiap lima
waktunya, ini juga tidak di rekayasa, misalnya, karena ada tamu dari Lampung
terus masyarakat suruh datang ke masjid, ya nggak juga, kondisi waktu subuh,
magrib dan isya akan lebih banyak lagi” kata pak Tejo.
Ketika bulan Ramadhan, jamaah yang ikut shalat tarawih di masjid ini tidak hanya
masyarakat setempat, tetapi ada juga yang dating dari luar kota, sehingga jamaah
sholat sampai di luar masjid. Selain jamaah yang cukup antusias untuk shalat,
jamaah yang hadir juga sangat antusias dalam mendengarkan kajian siraman
8
Di Masjid Jogokariyan ini kita juga akan menjumpai kotak berukuran sekitar 50 x
50 cm dengan tinggi sekitar 1 meter bertuliskan kotak shodaqoh beras. Inilah yang
Berawal dari sebuah langgar kecil di pojok kampung, yang didirikan oleh warga
pembangunan masjid ini dilakukan pada tahun 1966 yang kemudian diresmikan
pada tanggal 20 Agustus 1967. Dengan bangunan awal seluas 9 x 9 m satu lantai,
Jogokariyan awalnya adalah sebuah daerah yang jauh dari situasi keagamaan.
Pada mulanya Jogokariyan adalah daerah yang menjadi basis PKI (Partai
Komunis Indonesia). Sesuai dengan nama daerahnya, masjid tersebut diberi nama
Rasulullah membangun masjid yang diberi nama sesuai dengan daerah masjid itu
Sampai sekarang, kondisi Masjid Jogokariyan yang sudah masuk pada usia
setengah abad lamanya terlihat semakin membaik dengan beberapa fasilitas yang
masjid yang ramah terhadap kaum lansia dan penyandang disabilitas, serambi
9
Dengan strategic planning yang diterapkan pengurus masjid masjid, kuantitas
jamaah dapat semakin meningkat, dan untuk periode tahun ini yakni 2018,
Takmir Masjid Jogokariyan diperiode ini, yang pas dengan momentum setengah
peningkatan kualitas jamaah. Dua hal ini cukup menjadi perhatian kami yang
yang terdiri dari pengurus inti dan biro-biro atau divisi, adapun kepengurusan
tersebut meliputi:
10
Biro-Biro
11
9. Biro Perawatan Jenazah
1. Wahyu Wijayanto, A.Md, 4. Ibu Warto,
2. Anjang Nurrohman, 5. Hj. Wasto,
3. Sri Harjono HP 6. Ibu Dar,
12
18. Biro Koordinator Jamaah
1. Kusnadi, SH, 3. Supradiyana,
2. Gunawan, 4. Drs. Mulyadi
13
27. Biro Bimbingan Alqur’an
1. Baihaqi, SQ,
2. H. Wajid Mugiono,
3. Abdullah Kahfi
munculnya visi dan misi Masjid Jogokariyan dilatarbelakangi oleh dua sebab,
yaitu merindukan masjid seperti zaman Rasulullah dan melihat kenyataan saat ini
menjauhnya generasi muda Islam dari masjid, maka muncullah visi dan misi
Masjid Jogokariyan
14
Misi Masjid Jogokariyan:
dalam niat
kesejahteraan jamaah
11. Menggali sumber dana yang optimal tanpa harus memberi beban kepada
jama’ah.
15
F. Kegiatan di Masjid Jogokariyan
berikut;
a. Kegiatan Rutin.
16
Kampung Ramadhan Jogokariyan adalah sebuah rangkaian acara tahunan
dari masjid dan kampung Jogokariyan setiap ramadhan, beberapa acara yang
disusun adalah seperti; 1200 porsi buka puasa setiap hari, Pasar Sore
Ramadhan, I’tikaf 10 Hari Full, Tarawih Ala Madinah serta Tarawih Ala
Gaza.
17
III. STRATEGI MEMAKMURKAN MASJID
Selain sebagai sarana beribadah, masjid juga menjadi tempat lahirnya generasi-
kaderisasi masjid. Oleh karena itu, memakmurkan masjid adalah hal yang sangat
Masjid juga akan menjadi pusat kegiatan masyarakat, seperti halnya visi dan misi
masjid. Wilayah dakwah adalah hal yang sangat penting, dengan teritorial yang
jamaah masjid, hal ini terkait penyusunan program kerja, agar program yang
18
Ketiga, merencanakan kegiatan masjid. Keempat, mensosialisasikan kegiatan
jamaah masjid. Dengan kegiatan yang menarik, akan lebih memberikan semangat
Masjid Jogokariyan memiliki obsesi yang tinggi dimana setiap ada tamu yang
datang akan dilayani dengan obsesi sabar, ikhlas dan istiqomah agar masjid
kampung lebih makmur. Yang menjadi poin penting adalah nama masjid yang
jelas. Dengan teritorial dakwah yang jelas, objek dakwah dalam hal ini adalah
yang jelas, segala kebutuhan dan keluhan masyarakat mendapat solusi yang tepat.
tempat shalat berjamaah, misalnya dengan memilih imam yang bacaannya bagus
akan memberikan kenyamanan jamaah di masjid. Selain itu strategi yang diambil
19
pengurus dengan memisahkan jamaah anak-anak dari orang dewasa cukup
rangkaian acara orang dewasa. Salah satu hal yang juga cukup menarik di Masjid
Jogokariyan adalah penggantian sandal jamaah yang hilang di masjid. Hal ini
peristiwa hilangnya sandal di masjid adalah hal yang sangat sering terjadi di
masjid manapun, banyak masjid memberikan solusi, dan solusi yang diambil oleh
yang hilang. Dengan hal ini secara tidak langsung juga memberikan tarbiah atau
pelajaran kepada masyarakat untuk bersabar dan tidak berbuat zalim kepada orang
lain.
Beberapa kebijakan yang dibuat oleh pengurus serti yang tersebut di atas adalah
salah satu strategi dalam meningkatkan kuantitas serta kualitas jamaah. Pada
masyarakat untuk beribadah di masjid, selain itu juga dilaksanakan kaderisasi dari
berbagai kalangan masyarakat mulai dari anak-anak sampai orang tua, yang
dengan hal ini juga akan membangun masyarakat sebagai implikasi dari
memakmurkan masjid.
Jogokariyan, bahwa Indonesia merupakan salah satu negara besar dengan jumlah
20
penduduk Islam yang banyak. Namun terdapat keprihatinan karena ada penurunan
persentase jumlah umat muslim. Sehingga menjadi tugas kita agar Islam semakin
diterima, semakin dicintai, dan semakin mewarnai, bukan hanya menjadi yang
mayoritas tapi yang bisa berperan secara optimal untuk membangun Indonesia.
Aktivitas masjid yang produktif dalam dakwah akan menjadi titik awal kemajuan
berkumpul dalam tali silaturahmi, selain itu dengan pengelolaan masjid secara
D. 10 Fungsi Masjid
Ada beberapa point penting dari penjelasan salah satu takmir masjid saat
fasilitas akan kebutuhan fisik dan non fisiknya seperti: kamar mandi yang
takmir masjid.
kebutuhan ekonomi, klinik dan warung di seputar masjid. Bahkan ada biro
21
yang khusus mengelola remaja, dengan menyediakan beasiswa belajar dan
memberikan link peluang usaha. Pertanyaan dari salah satu peserta, Ust.
masjid tapi tidak mau berjamaH dimasjid?” “Ajak dan terus berusaha,
selami dunianya dan jangan pernah putus asa, karena kesadaran itu dari
Allah datangnya. Bukankah beberapa Nabi kita juga mempunyai orang tua
3. Pengurus atau takmir masjid jangan jadi penguasa karena pada hakikatnya
Allah, maka Allah SWT pasti tidak akan tinggal diam dengan memberi
kebutuhan, infak yang diberikan oleh jamaah adalah ikhlas karena Allah
catatan keuangan harus rapi dan laporan keuangan tidak menampilkan saldo
6. Sering ditanyakan oleh para tamu sebuah statement bahwa saldo kas harus 0
akan tetapi dengan maksud agar takmir masjid tidak menahan keuangan dari
22
jamaah, tidak mengendapkan saldo ditangan maupun bank dengan jangka
jamaah yang hadir dari berbagai macam golongan fiqh selama aqidahnya
sama.
masjid. Terutama dalam hal jama’ah, jangan mau menang sendiri dan
merasa paling benar sendiri karena hidayah datangnya dari Allah bukan dari
kita.
9. Bidik dan masuk dalam komunitas masyarakat yang ada, jangan antipati
dengan perkembangan zaman. Karena itu effek dari dunia global, ambil sisi
biasa kreatif maka jangan patahkan kreatifitas mereka. Fasilitasi kalau perlu
10. ”Kelolalah masjid berbasis pelayanan bukan pendanaan, maka jama’ah akan
23
IV. PENUTUP
A. Simpulan
Beberapa catatan yang dapat diambil dari studi banding di masjid Jogokariyan
antara lain:
tidur di dalam masjid”. Terkadang kita hanya dapat mengakses ruang serambi
Kita kemudian kecewa, bergumam dan gundah gulana. Mengapa? karena kita
lelah dan shalat di masjid tersebut. Namun demikian, pengalaman itu tidak
akan kita temui jika kita mencoba singgah di masjid Jogokariyan, Yogyakarta
yang 24 jam selalu terbuka untuk ummat. Bahkan di masjid ini disediakan
kamar, kasur dan ruang masak sendiri jika ada tamu yang kebetulan singgah
Masjid dibangun bukan hanya untuk sholat berjamaah, namun lebih luas dari
24
terselesaikan, dimasjidlah pusat-pusat ilmu itu menebar dan masih banyak
zakat, infaq dan shodaqoh, tempat mengatur kegiatan masyarakat Islam, pusat
pekanan dibagi lagi dengan kapasitas Masjid, ketemu biaya perjamaah. lalu
berinfak sebesar itu, maka dia Jamaah Mandiri. Jika lebih, maka dia Jamaah
Jogokariyan hingga 400%, ternyata orang malu jika ibadah saja disubsidi.
(Infak Rp. 1000 pun kita tahu ke mana alirannya). Tanpa dimintapun Jamaah
25
4. Gerakan Shubuh Berjamaah (Shubuhan Seperti Jumatan)
Data jamaah digunakan untuk Gerakan Shubuh Berjama’ah. Pada 2004 dibuat
yang berat ini sampai diimingi oleh Allah melalui sabda Rasulullah bahwa
Sholat 2 rakaat sebelum shubuh lebih utama dari dunia dan seisinya.
5. Sistem Keuangan
Masjid Jogokariyan juga berbeda dari yang lain. Jika ada Masjid
harus sama dengan NOL! Infak itu ditunggu pahalanya untuk jadi amal shalih
sangat menyakitkan jika tetangga Masjid ada yang tak bisa ke Rumah Sakit
sebab tak punya biaya berobat atau tidak bisa sekolah. Dengan pengumuman
hartanya.
6. Kegiatan Pengajian
selama ini sering bersinggungan dengan suasana beragam adat istiadat yang
26
kajian tauhid, sirah sampai kajian meluruskan tradisi. Selain itu
Jogokariyan. Program ini sudah berjalan cukup lama sekitar 5 tahun dan
Ramadhan dengan berbagai variasi acara dan kegiatan yang bersifat religus,
9. Manajemen Masjid
27
B. Saran
Manajemen masjid atau pengelolaan masjid adalah hal yang sangat penting untuk
kontribusi dalam dakwah, karenanya strategi membangun umat yang paling tepat
adalah pembinaan dari masjid dengan pengelolaan yang matang dari berbagai
aspek.
28
DAFTAR PUSTAKA
29
LAMPIRAN
30
Sarapan pagi untuk jamaah sholat subuh
di Masjid Jogokariyan Yogjakarta
31
Penulis bersama Ketua FKTM Kecamatan Panjang
Di depan Logo Masjid Jogokariyan
32
Anggota FKTM Kecamatan Panjang sebagai Peserta Studi Banding
Di depan Logo Masjid Jogokariyan
33
Anggota FKTM Kecamatan Panjang
Bergaya di depan Logo Masjid Jogokariyan
34
Suasana diskusi yang penuh kehangatan saat menentukan rencana
audiensi ke ta’mir Masjid Jogokariyan
35
Peserta Studi Banding singgah sejenak di “Teras Dakwah”
Ketua FKTM Kecamatan Panjang memberikan sepatah dua patah kata perkenalan
saat berkunjung ke Teras Dakwah Yogyakarta
36
Bergaya sesaat sebelum meninggalkan “Teras Dakwah”
37