PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri Prof. K.H Saifuddin
Zuhri Purwokerto Sebagai Syarat Guna Menulis Skripsi
Oleh
2017103023
FAKULTAS DAKWAH
PURWOKERTO
2023
A. Latar Belakang
1
Takmir masjid atau biasa yang disebut dengan pengurus masjid adalah mereka
yang menerima amanah jamaah untuk memimpin dan mengelola masjid
dengan baik, memakmurkan masjid . Pengurus dipilih dari orang-orang yang
memiliki kelebihan dan kemampuan dan berakhlak mulia, hingga jamaah
menghormati nya secara wajar dan bersedia membantu dan bekerja sama dalam
memajukan dan memakmurkan masjid. Kemakmuran masjid selain dari takmir
juga ada penerus masjid yaitu remaja masjid yang sangat berpengaruh pada
pengelolaan masjid.
Dalam Islam usia remaja adalah usia yang paling dibanggakan, bukan
hanya memperhatikan pertumbuhan, perkembangan serta perubahan biologis
remaja saja, namun yang lebih penting mempersiapkan remaja menjadi
generasi yang paham dalam mengintegrasikan nilai-nilai akhlak, iman, dan
pengetahuan. Remaja dianjurkan dekat dengan Allah dalam melaksanakan
rutinitas keagamaan seperti shalat berjamaah, mengaji, berkumpul dengan
teman sebaya (peer group) dalam hal-hal positif mengembangkan kreatifitas
dan keterampilan yang mereka miliki, menumbuhkan sikap peduli dan empathy
kepada orang lain. Remaja harus selalu dalam kontrol dan bimbingan dari
orang tua mereka, karena masih sangat labil dan cepat terpengaruh dengan hal-
hal yang belum mereka pahami dan kenali.2
Pada saat ini masalah yang terjadi pada setiap masjid adalah kalangan
remaja sangat sulit untuk ke masjid bahkan tidak peduli terhadap masjid. Sifat
remaja yang masih labil menjadi salah satu fator remaja sulit ke masjid.
Mereka belum bisa membedakan yang baik dan buruk sehingga perkara masjid
di sepelekan seperti lebih memilih sholat di rumah, tidak ikut kajian di masjid,
tidak ada kontribusi pada masjid dan malas ke masjid. Ada juga rasa malu pada
diri mereka sendiri karena jarang ke masjid sehingga enggan ke masjid. Faktor
orang tua juga mempengaruhi sifat remaja jika orang tua rajin ke masjid pasti
mereka akan mengikuti begitupun sebaliknya. Mereka juga menganggap
bahwa masjid dominan dengan orang tua yang menyebabkan mereka tidak
2
Miftahul Jannah, “Remaja Dan Tugas-Tugas Perkembangannya Dalam Islam,”
Psikoislamedia : Jurnal Psikologi 1, no. 1 (2017): 243–256.
peduli terhadap masjid, karena usia remaja mereka lebih nyaman ketika dengan
teman sebayanya.
3
Rahmat Mujiono, “SEJARAH MASJID AGUNG BAITUSSALAM PURWOKERTO A.,” no. 4
(2017): 18–26.
Yayasan masjid adalah badan hukum yang menaungi takmir sebagai lembaga
legislatif. Takmir masjid adalah yang mengelola kegiatan masjid sebagai
eksekutif masjid.
Masjid Agung yang tentunya harus menjadi contoh lainnya dalam hal
remaja juga sangat di perhatikan. Karena logikanya jika ingin negara maju
maka generasi penerus bangsa harus peduli begitupun masjid jika ingin maju
maka generasi penerus masjid harus peduli terhadap masjid. Takmir Masjid
Agung Baitussalam Purwokerto tidak hanya memperhatikan faktor internal
masjid melainkan eksternal harus di perhatikan seperti menarik remaja untuk
cinta masjid. Kondisi demikian, tentunya, membutuhkan partisipasi dari
berbagai pihak, termasuk organisasi masjid atau ta’mir masjid. Oleh karenanya,
setiap masjid memiliki wadah untuk membina generasi muda. Melalui wadah
tersebut diharapkan pemuda dapat melakukan proses peningkatan kecerdasan
intelektual, emosional, sosial, dan spiritualnya. Di masjid, remaja dapat secara
intensif mengasah kemampuan intelektualnya dalam berbagai forum kajian,
training, dan aplikasi skill yang dimiliki. Demikian pula di masjid, remaja
dapat mengasah kecerdasan emosional dan sosial melalui aktivitas-aktivitas
filantropi, advokasi, kerjasama kelompok, dan sebagainya.
B. Penegasan Istilah
Dari judul tentu perlu adanya penjelasan istilah yang menjadi fokus
topik pembahasan penelitian penulis. Adapun penegasan istilah tersebut
meliputi:
1. Strategi
Secara harfiah, kata “strategi” dapat diartikan sebagai seni (art)
melaksanakan strategi yaitu siasat atau rencana, sedangkan menurut Reber,
mendefinisikan strategi sebagai rencana tindakan yang terdiri atas
seperangkat langkah untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah, strategi merupakan sebuah cara atau
sebuah metode, sedangkan secara umum strategi memiliki pengertian
suatu garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran
yang telah ditentukan. Secara umum strategi mempunyai pengertian
sebagai suatu garis besar haluan dalam bertindak untuk mencapai sasaran
yang telah ditentukan5. Menurut Stephanie K. Marrus yang menyatakan
bahwa “strategi adalah proses penentuan rencana para pemimpin puncak
yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan
suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai”.6
2. Takmir Masjid
5
Junaidah, “Strategi Pembelajaran Dalam Perspektif Islam,” Jurnal Pendidikan Islam 6
(2015): 127.
6
Fandy Tjiptono, “Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran , (Yogyakarta: ANDI, 2008), h. 3.
19” (n.d.): 19–39.
7
Ramdanil Mubarak, “Peran Takmir Masjid Dalam Pelaksanaan Pendidikan Islam Di
Masjid Darus Sakinah Sangatta Utara Ramdanil,” pendidikan Islam 18 (2020): 233–248,
https://ejurnal.iainpare.ac.id/index.php/alislah/article/view/1576/864.
3. Antusias
Antusiasme adalah kegairahan, gelora semangat, minat besar
terhadap sesuatu. Asal kata antusiasme dari bahasa Yunani yaitu entheos
yang berarti “Tuhan di dalam” atau berarti “diilhami dari Tuhan”.
Antusiasme adalah sebuah perasaan dan kepercayaan, sebuah kesadaran
akan sebuah hubungan antara diri seseorang dan sumber kekuatan untuk
mencapai tujuan. Antusiasme adalah sebuah harmoni, kepercayaan.
Antusiasme adalah sebuah perasaan dan kepercayaan, sebuah kesadaran
akan sebuah hubungan antara diri seseorang dan sumber kekuatan untuk
mencapai tujuan, berbicara dengan antusias dan sikap positif, bertindak
dengan percaya diri. Energi antusiasme dapat ditularkan atau menular
dengan sendirinya ke orang-orang di sekitar kita. Antusiasme akan
mendorong seseorang maju dan memenangkan perjuangannya (Mujahid,
2012). Antusiasme adalah pilihan dari perasaan yang muncul, dipilih dan
terus diperkuat, karena itu antusiasme dapat dibangkitkan dari dalam diri
sendiri atau oleh keadaan di luar diri, yang paling kuat adalah pilihan dari
diri sendiri, karena ketika Anda telah memutuskan untuk memilih menjadi
antusias, maka bawah sadar kita akan menjalankan program antusiasme di
dalam pikiran dan langsung membangkitkan energi antusiasme tersebut.8
4. Remaja
Remaja adalah seseorang individu yang baru beranjak selangkah
dewasa dan baru mengenal mana yang benar dan mana yang salah,
mengenal lawan jenis, memahami peran dalam dunia sosial, menerima jati
diri apa yang telah dianugerahkan Allah Subhanahu wa Ta’ala pada
dirinya, dan mampu mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam diri
individu. Remaja saat ini dituntut harus siap dan mampu dalam
menghadapi tantangan kehidupan dan pergaulan. Usia remaja adalah usia
yang paling kritis dalam kehidupan seseorang, rentang usia peralihan dari
8
Donald Samuel Slamet Santosa, “Peningkatan Antusiasme Dan Kedalaman Kajian
Belajar Mahasiswa Melalui Peningkatan Antusiasme Dan Kedalaman Kajian Belajar Mahasiswa
Melalui Pembelajaran Berbasis Silabus Individual,” Universitas Negeri Jakarta 53, no. 9 (2018): 1–
9.
masa kanak-kanak menuju remaja dan akan menentukan kematangan usia
dewasa. Pada usia remaja terjadi perubahan hormon, fisik, dan psikis yang
berlangsung secara berangsur-angsur. Tahapan perkembangan remaja
(adolescent) dibagi dalam 3 tahap yaitu early (awal), middle (madya), dan
late (akhir). Masing-masing tahapan memiliki karakteristik dan tugastugas
perkembangan yang harus dilalui oleh setiap individu agar perkembangan
fisik dan psikis tumbuh dan berkembang secara matang, jika tugas
perkembangan tidak dilewati dengan baik maka akan terjadi hambatan dan
kegagalan dalam menjalani fase kehidupan selanjutnya yakni fase dewasa.
Kematangan fisik dan psikis remaja sangat dipengaruhi oleh lingkungan
keluarga yang sehat dan lingkungan masyarakat yang mendukung tumbuh
kembang remaja ke arah yang positif.9
5. Cinta
Menurut Al-Ghazali, cinta adalah inti keberagamaan yang menjadi
awal dan akhir dari perjalanan manusia. Maqam-maqam sebelum cinta
merupakan pengantar ke arah cinta, sedangkan maqam-maqam setelahnya
adalah akibat dari cinta. Cinta merupakan sumber kebahagiaan yang harus
dipelihara dan dipupuk dengan salat dan ibadah lainnya untuk melatih hati
agar bersih, karena cinta kepada Tuhan melingkupi hati, membimbingnya,
dan merambah ke segala arah.
Kahlil Gibran berpendapat bahwa cinta adalah keindahan sejati
yang terletak pada keserasian spiritual. Cinta merupakan satusatunya
kebebasan di dunia ini karena ia begitu tinggi mengangkat jiwa, di mana
hukum kemanusiaan dan kenyataan alam tidak mampu menemukan
jejaknya.
Cinta merupakan rasa fitrah yang berasal dari Tuhan. Ia
merupakan perasaan yang mulia dan murni dengan tujuan yang sangat
9
Jannah, “Remaja Dan Tugas-Tugas Perkembangannya Dalam Islam.”
agung. Cinta dianugerahkan Tuhan kepada makhlukNya agar dapat
menemukan jalan cahaya, makna dan roh kehidupan.10
6. Masjid
Memahami masjid secara universal berarti juga memahami masjid
sebagai instrument sosial masyarakat, yang tidak dapat dipisahkan oleh
umat islam itu sendiri. Melalui masjid dapat membangun system masyarakat
yang ideal, melalui masjid pula dapat dilakukan kaderisasi generasi melalui
proses penddidikan bersifat berkelanjutan. Masjid dapat dijadikan sarana
aktifitas dakwah. Sebab dakwah sangat penting dari ajaran umat islam untuk
amar ma’ruf nahi mungkar.
C. Rumusan Masalah
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan permasalahan, penulis mempunyai tujuan
dalam penelitian yaitu:
a. Menjelaskan strategi takmir Masjid Agung Baitussalam
Purwokerto dalam menarik antusias remaja agar cinta terhadap
masjid melalui program-program dari takmir.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat teoristis
E. Telaah Pustaka
Kedua, skripsi yang ditulis oleh Allya Putri Kana Fadilla program studi
Bimbingan dan Konseling Islam Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam
Fakultas Ushuluddin dan Dakwah UIN Raden Mas Said Surakarta Tahun 2023
yang berjudul “Upaya Takmir Masjid Dalam Meningkatkan Religiusitas
Remaja di Masjid WS Nurhidayah Sawahan Kecamatan Ngemplak kabupaten
Boyolali”. Hasil penelitian ssebelumnya yaitu aspek ketaatan beragama atau
religi yang menjadi permasalahan. Adanya permasalahan tentang religiusitas
remaja itu takmir masjid WS Nurhidayah Sawahan Nglempak Boyolali
membuat program-program upaya peningkatan religiusitas untuk remaja.
Dibandingkan dengan penelitian yang akan penulis susun yaitu strategi atau
rancangan takmir Masjid Agung Baitussalam Purwokerto dengan program-
program takmir masjid untuk meningkatkan antusias remaja agar cinta
terhadap masjid. Kesamaan dari penelitian adalah sama-sama membahas
remaja sebagai objek.
F. Kerangka Teori
a) Strategi
1) Definisi Strategi
Menurut Marrus strategi didefinisikan sebagai suatu proses
penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan
jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya
bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. Strategi adalah suatu
bentuk atau rencana yang mengintegrasikan tujuan-tujuan utama,
kebijakan-kebijakan dan rangkaian tindakan dalam suatu organisasi
menjadi suatu kesatuan yang utuh. Strategi diformulasikan dengan
baik akan membantu penyusunan dan pengalokasian sumber daya
yang dimiliki organisasi menjadi suatu bentuk yang unik dan dapat
bertahan. Strategi yang baik disusun berdasarkan kemampuan internal
dan kelemahan organisasi, serta antisipasi perubahan dalam
lingkungan.
Secara sederhana strategi adalah kemampuan
memanfaatkan segala potensi yang ada dengan metode yang paling
cocok untuk berinteraksi mewujudkan target-target yang di harapkan.
Secara bahasa strategi bisa diartikan sebagai siasat, kiat, trik, atau
cara. Sedangkan secara umum strategi ialah, suatu garis besar haluan
dalam bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dan
juga strategi bisa di artikan rencana yang cermat untuk mencapai
sasaran khusus.11
2) Tujuan Strategi
Tujuan strategi dalam sebuah penjabaran dari pernyataan misi,
yang dikembangkan dengan spesifisitas yang lebih besar mengenai
bagaimana perusahaan akan melakukan misinya. Tujuan bersifat
kebijakan, program, atau manajerial, dan dinyatakan dengan cara yang
memungkinkan penilaian atas pencapaian sasaran di masa depan.
Menurut Priharto Sugi, ada tujuh tujuan strategi seperti berikut ini.
a. Memberikan arah jangka panjang perusahaan yang bakal dicapai.
b. Membantu perusahaan beradaptasi pada setiap perusahaan.
11
JUPRI, “STRATEGI PEMBINAAN UNTUK MEMBENTUK RELIGIUSITAS REMAJA DI MASJID
AL-HIDAYAH PUCANGAN KARTASURA,” STRATEGI PEMBINAAN UNTUK MEMBENTUK
RELIGIUSITAS REMAJA DI MASJID AL-HIDAYAH PUCANGAN KARTASURA 4, no. 1 (2023): 88–100.
c. Membuat kinerja perusahaan menjadi lebih efektif.
d. Mengaplikasikan dan mengevaluasi strategi yang disepakati
dengan efektif dan efisien.
e. Membuat strategi baru untuk menyesuikan dengan perkembangan
lingkungan eksternal.
f. Meninjau ulang kelebihan dan kelemahan serta mencermati peluang
dan ancaman bisnis perusahaan.
g. Berinovasi pada produk dan layanan sehingga selalu disukai oleh
konsumen.
3) Strategi Dakwah
b) Takmir Masjid
12
Nurhidayat. 2021. STRATEGI DAKWAH REMAJA MASJID ALHIDAYAH DALAM
MENINGKATKAN PEMAHAMAN KEAGAMAAN DI DESA BONTOBIRAENG SELATAN KECAMATAN
BONTONOMPO KABUPATEN GOWA. (Skripsi, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Alaudin
Makassar)
2) Tugas-Tugas Takmir Masjid
c) Antusias
1. Definisi Antusias
13
Salsabila Assyifa Putri and Mukh Nursikin, “Peran Takmir Masjid Suciati Dalam
Menguatkan Karakter Remaja Masjid Melalui Pendidikan Agama Islam” 8, no. 2 (2023).
seseorang dalam menerima/menyambut suatu hal dengan suka cita
tanpa adanya kekhawatiran dalam diri terhadap apa yang
disampaikan oleh orang lain.
2. Faktor Antusias
d) Remaja
1. Definisi Remaja
e) Cinta
14
Latifah et al., “Konsep Dasar Pengembangan Kreativitas Anak Dan Remaja Serta
Pengukurannya Dalam Psikologi Perkembangan,” Educurio Yayasan Pendidikan Tanggui
Baimbaian 1, no. 2 (2023): 426–439, http://qjurnal.my.id/index.php/educurio/article/view/275.
tentang cinta yaitu cinta Allah Swt kepada hambanya adalah
kehendaknya untuk melimpahkan Rahmat secara khusus kepada
hambanya, sebagaimana kasih sayangnya bagi hamba adalah
kehendak pelimpahan nikmatnya. Jadi, maksud cinta disini adalah
lebih khusus dari pada rahmat. Kehendak Allah dimaksudkan untuk
menyampaikan pahala dan nikmat kepada hambanya. Ini yang
disebut rahmat. Sedangkan kehendaknya untuk mengkhususkan pada
hamba, suatu kedekatan dan ihwal ruhani yang luhur disebut sebagai
mahabbah.15
f) Masjid
1. Definisi Masjid
2. Fungsi Masjid
17
Nurhidayat. 2021. STRATEGI DAKWAH REMAJA MASJID ALHIDAYAH DALAM
MENINGKATKAN PEMAHAMAN KEAGAMAAN DI DESA BONTOBIRAENG SELATAN KECAMATAN
BONTONOMPO KABUPATEN GOWA. (Skripsi, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Alaudin
Makassar)
luas 3073 m2. Dimana masyarakat muslim diberikan tanah wakaf
oleh Bapak R. Mochamad Dirdjo (Landrad penghulu) suami dari
RA. Soemartini Putri dari KPA Mertadiredja III dari garwo Mas
Adjeng Taloeki Soemarsih. Masjid Agung Baitussalam Purwokerto
merupakan masjid besar dan terletak di tengah kota tepatnya di Jl.
Masjid No.1, Purwokerto, Sokanegara, Kec. Purwokerto Tim.,
Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah 53115. Masjid ini punya
program rutinan harian, mingguan dan tahunan untuk memakmurkan
masjid. Program-program tersebut dihadiri sampai sekitar 100
jama’ah setiap programnya bahkan ribuan untuk program
tahunannya yaitu Banyumas mengaji.
G. Metode Penelitian
a) Pendekatan Penelitian
b) Jenis Penelitian
2. Lokasi Penelitian
3. Waktu Penelitian
a) Subyek Penelitian
b) Obyek Penelitian
a) Data Primer
b) Data Sekunder
a) Observasi
b) Wawancara
c) Dokumentasi
a) Reduksi Data
c) Penarikan Kesimpulan
H. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini, penulis memaparkan hasil data yang diperoleh pada bagian ini,
meliputi: gambaran umum lokasi, pemaparan pokok bahasan secara global,
penyajian data, analisis data dan kajian.
BAB V : PENUTUP
Bab ini akan disajikan poin penting dari hasil penelitian berupa
kesimpulan dan saran. Selain itu, mencakup daftar Pustaka dan lampiran-
lampiran.
I. DAFTAR PUSTAKA
Latifah, Rika Vira Zwagery, Esty Aryani Safithry, and Ngalimun. “Konsep
Dasar Pengembangan Kreativitas Anak Dan Remaja Serta Pengukurannya
Dalam Psikologi Perkembangan.” Educurio Yayasan Pendidikan Tanggui
Baimbaian 1, no. 2 (2023): 426–439.
http://qjurnal.my.id/index.php/educurio/article/view/275.
Loka, Melati Puspita, and Erba Rozalina Yulianti. “KONSEP CINTA (STUDI
BANDING PEMIKIRAN IBNU QAYYIM AL-JAUZIYYAH DAN ERICH
FROMM) Melati Puspita Loka Erba Rozalina Yulianti.” Syifa Al-Qulub 3, 1,
no. Januari (2019): 72–84. https://scholar.google.com/citations?
view_op=view_citation&hl=id&user=IMwRodQAAAAJ&citation_for_view=I
MwRodQAAAAJ:zYLM7Y9cAGgC.
Putri, Salsabila Assyifa, and Mukh Nursikin. “Peran Takmir Masjid Suciati
Dalam Menguatkan Karakter Remaja Masjid Melalui Pendidikan Agama
Islam” 8, no. 2 (2023).