36 Anik Farida
Abstract Abstrak
This paper discusses part of the findings of Tulisan ini merupakan bagian dari temuan
a larger study entitled “The Effectiveness of sebuah penelitian berjudul “Efektivitas
Manajemen Masjid dalam Pemberdayaan
Mosque Management in the Empowerment Umat”yang salah satu sasarannya adalah
of People.” It specifically looks at the case masjid Salman ITB di Bandung. Penelitian
of the Salman Mosque of ITB in Bandung. ini menemukan varian fungsi masjid
This research finds that the Salman Mosque di masjid Salman, yaitu sebagai wadah
pemberdayaan keilmuan dengan cara
is a place of knowledge empowerment in
mendekatkan sains teknologi dengan
the area of Islamic Science and Technology, doktrin Islam, lebih fokus lagi pada
looking at science and technology from an saintifikasi ajaran Islam dan Islamisasi sain
Islamic perspective. The teachings of its dan teknologi.
mosque has led to changes in the mindsets, Standar efektivitas pemberdayaan umat
perspectives, worldviews and paradigms of pada masjid Salman ukurannya adalah
the target audience, students. Ultimately, pada perubahan mindset, cara pandang,
this religious empowerment model has led world view dan paradigma sasaran
penerima pemberdayaan, yaitu mahasiswa.
students—the countrys future scientists and
Pada akhirnya pemberdayaan model ini
technocrats—to value nature. It has taught akan menghasilkan ilmuan dan teknokrat
them not to exploit nature, as practiced in yang tidak mengekploitasi alam seperti
secular science and technology, but to be pada sains dan teknologi yang sekuler,
khalifah fil-ardhi, protectors of nature. tetapi mereka akan menjadi teknokrat yang
mempertimbangkan fungsi khalifah fil-ardhi
Keywords: management, empowerment, sebagai pemelihara alam semesta.
Islamization science, scientification Kata Kunci: Manajemen, Pemberdayaan,
Islamisasi sains, Saintifikasi
(Sumodiningrat, Gunawan, 2002): masjid. Kata masjid berasal dari kosa kata
Pertama, upaya itu harus terarah. Hal bahasa Arab sajada yang bermakna tempat
ini yang populer disebut pemihakan. sujud. Sementara kata manajemen, berasal
Upaya pemihakan ini ditujukan dari kata to manage yang berarti mengurus,
langsung kepada yang memerlukan, membimbing, mengawasi, mengelola
dengan program yang dirancang untuk atau mengatur. Dalam pengertian umum,
mengatasi masalahnya yang sesuai manajemen adalah proses perencanaan,
dengan kebutuhannya. Kedua, program pengorganisasian, pengarahan, dan
ini harus langsung mengikutsertakan pengawasan usaha-usaha para anggota
atau bahkan dilaksanakan oleh organisasi dan penggunaan sumber daya-
masyarakat yang menjadi sasaran. sumber daya organisasi lainnya agar
Mengikutsertakan masyarakat yang akan mencapai tujuan organisasi yang telah
dibantu mempunyai beberapa tujuan, ditetapkan. Apabila dua kata tersebut
yakni agar bantuan tersebut efektif dipadukan, maka dapat disimpulkan
karena sesuai dengan kehendak dan bahwa manajemen masjid merupakan
mengenali kemampuan serta kebutuhan proses/usaha mencapai kemakmuran
mereka. Selain itu, untuk meningkatkan masjid yang ideal yang dilakukan oleh
kemampuan masyarakat dalam pemimpin/pengurus masjid bersama staf
merancang, melaksanakan, mengelola, dan jamaahnya melalui berbagai aktifitas
dan mempertanggungjawabkan upaya
yang positif.
peningkatan diri dan ekonominya. Ketiga,
menggunakan pendekatan kelompok, Manajemen masjid juga merupakan
mengingat jika dilakukan secara sendiri- upaya memanfaatkan faktor-faktor
sendiri masyarakat miskin kesulitan manajemen dalam menciptakan kegiatan
dalam memecahkan masalah masalah masjid yang lebih terarah dan diperlukan
yang dihadapinya. Selain itu, lingkup pendekatan sistem manajemen, yaitu
bantuan menjadi terlalu luas apabila planning, organizing, actuating, dan
penanganannya dilakukan secara controlling.
individual. Pendekatan kelompok ini
paling efektif dan dilihat dari penggunaan
sumber daya juga lebih efisien.
3. Islamisasi Sains
Aspek penting dalam suatu
program pemberdayaan masyarakat Kerangka revolusi sains (ilmu
adalah program yang disusun sendiri oleh pengetahuan) menurut Thomas Kuhn
masyarakat, menjawab kebutuhan dasar merupakan perkembangan sains dimulai
masyarakat, mendukung keterlibatan dari krisis paradigma ilmu normal,
kaum miskin, perempuan, buta huruf dan diikuti oleh pengajuan paradigma baru
kelompok terabaikan lainnya. Di samping dan periode pengembangan sains normal
itu, program pemberdayaan harus berbasis paradigma baru, kemudian
dibangun dari sumberdaya lokal, sensitif diikuti oleh krisis lagi dan seterusnya.
terhadap nilai-nilai budaya setempat, (Thomas S Khun, 1970). Kerangka krisis
memerhatikan dampak lingkungan, tidak paradigma sebagai perangkat revolusi
menciptakan ketergantungan, berbagai atau pembaruan ilmu ini juga harus
pihak terkait terlibat, serta berkelanjutan. diberlakukan atas ilmu-ilmu agama yang
diklaim telah diturunkan dari Quran
dan Hadits. Upaya-upaya membangun
2. Manajemen Masjid kembali sains telah dicoba dimulai
melalui upaya-upaya “islamisasi sains”
Secara bahasa, istilah manajemen oleh Sir Naquib Alatas pada awal 1970-an,
masjid berasal dari kata manajemen dan dan diwujudkan dalam sebuah institusi
Mata’ didirikan pada tahun 19 November tema selesai. Untuk saat ini, pengerjaan
1994. Mata’ bergerak dalam segmen buku kumpulan tafsir ilmiah juz 30
dakwah yang bertujuan sebagaimana sedang dalam tahap pengerjaan.
terlihat pada visi keorganisasian Mata’
yaitu “Terbentuknya pemahaman keislaman Kontributor pada Kajian Tafsir
yang shahih berlandaskan nilai-nilai al- Ilmiah ini sendiri merupakan orang-orang
Quran untuk mahasiswa khususnya dan umat yang dapat mengaitkan ayat al-Quran
Islam umumnya. Sedangkan misi Mata’, dengan sudut pandang disiplin ilmu
yaitu: (1) Meningkatkan kualitas program yang dimilikinya. Beberapa kontributor
kema’hadan dan kajian tsaqofah islamiyyah, yang pernah diundang di antaranya:
(2) Mengoptimalkan pembinaan anggota dosen-dosen ITB dari berbagai jurusan;
sebagai bagian dari fungsi kaderisasi, dan (3) dosen-dosen universitas lainnya dan para
Meningkatkan pelayanan terhadap jamaah. praktisi seperti dokter.
Penyebaran fikroh Islam yang Kajian Tafsir Ilmiah Salman bersifat
dilakukan oleh Mata’ bukan hanya terbuka untuk umum dan berlangsung
menyampaikan Islam saja, melainkan setiap Senin pukul 09.30 di Front Office
berusaha menekankan pada pembinaan Rumah Alumni Salman. Untuk tahun
dan nashrul fikrah dengan orientasi 2013, kajian perdana dimulai pada
pemahaman dasar Islam dalam tanggal 28 Januari 2013. Progam kajian
melaksanakan kegiatan dakwahnya. tersebut berawal dari keprihatinan
Keempat, Kajian Tafsir Ilmiah. para aktifis Masjid Salman terhadap
Program ini pada awalnya dimulai adanya dikotomi antara agama dan sains
dengan membahas tafsir ilmiah dari surat- (ilmu pengetahuan) sebagaimana yang
surat yang ada dalam Juz Amma (Juz 30), berkembang di masyarakat Barat serta
terutama ayat-ayat yang terkait dengan fenomena di masyarakat yang hanya
fenomena alam. Pembahasan tentang menghubungkan Islam dengan masalah
tafsir ini berlangsung dari awal Oktober ritual ibadah saja. Akibatnya persoalan
2010 dan selesai pada Desember 2011. yang bersifat keilmuan dinomor-duakan,
Setelah itu, Kajian Tafsir Ilmiah Salman bahkan ditiadakan. Konsekuensinya,
berlanjut dengan pembahasan tafsir yang keduanya semakin terpisah menjadi
bersifat tematik, yang disesuaikan dengan sekularisme, agama ya agama, sains ya
kesepakatan tema yang ingin diangkat sains, sendiri-sendiri. Kekecewaan inilah
dalam setiap kajian yang akan diadakan. yang akhirnya membuat munculnya
Hingga Desember 2012, pembahasan kajian-kajian keilmuan tentang Islam
tafsir yang diangkat adalah penafsiran yang mengaitkan al-Quran dengan sains,
hari kiamat dari berbagai perspektif. tidak terkecuali Kajian Tafsir Ilmiah di
Tujuan akhir dilakukannya Masjid Salman ITB.
Kajian Tafsir Ilmiah Salman adalah Kajian Tafsir Ilmiah bermula dari
mempublikasikan kajian mereka kepada ketidakpuasan jamaah Masjid Salman
khayalak umum agar mereka dapat
ITB, baik para dosen pengurus, pembina,
membaca dan mengetahui bagaimana
dan orang-orang terdekat lainnya,
penafsiran tentang ayat-ayat keilmuan
terhadap tafsir yang beredar di khayalak
menurut persfektif Masjid Salman ITB.
umum sekarang. Tafsir-tafsir dahulu,
Produk yang dikeluarkan oleh kajian
menurut mereka, belumlah cukup untuk
ini ada yang berupa buletin Misykat
yang terbit setiap Jumat dan juga buku menjelaskan ilmu-ilmu pengetahuan
yang rencananya akan terbit setelah yang semakin berkembang pada zaman
pembahasan tentang kumpulan suatu sekarang.
Daftar Pustaka