DOSEN PEMBIMBING :
Disusun Oleh :
Fakultas Ekonomi
UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa ta’ala yang telah memberikan
kekuatan dan keteguhan hati kepada saya untuk menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam semoga senantiasa
terlimpahkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam yang menjadi suri tauladan bagi umat manusia
yang merindukan keindahan surga.
Saya menulis makalah ini bertujuan untuk “Mempelajari dan mengetahui ilmu tentang konsep dan
fungsi masjid kampus dalam membangun budaya islam”. Dalam Penyelesaian makalah ini, saya mengalami banyak
kesulitan, terutama disebabkan kurangnya ilmu pengetahuan. Namun, berkat kesungguhan dalam menyelesaikan
makalah ini, akhirnya dapat di selesaikan dengan baik.
Saya menyadari, sebagai seorang Mahasiswa yang pengetahuannya tidak seberapa yang masih
perlu belajar dalam penulisan makalah, bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saya
sangat mengharapkan kritik dan saran yang positif demi terciptanya makalah yang lebih baik lagi, serta berdayaguna di
masa yang akan datang. Besar harapan saya, mudah-mudahan makalah yang sesederhana ini dapat bermanfaat dan
maslahat bagi semua orang.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
BAB 1
PENDAHULUAN
Masjid merupakan suatu bangunan yang didirikan untuk tempat beribadah kepada
Allah SWT, khususnya untuk mengerjakan salat lima waktu, salat Jum‟at, dan ibadah
lainnya, juga digunakan untuk kegiatan syiar Islam, pendidikan agama, pelatihan dan
kegiatan yang bersifat sosial. Masjid merupakan sarana yang sangat penting dan strategis
untuk membangun kualitas umat. Karena pentingnya, maka Nabi Muhammad SAW dan para
khalifah sesudahnya, setiap menempati tempat yang baru untuk menetap, sarana yang
pertama dibangun adalah masjid.
Masjid merupakan pusat tempat ibadah kaum muslim. Masjid sejak awal
memang berfungsi sebagai tempat ibadah. Ibadah shalat sangat dianjurkan secara berjamaah.
Oleh karena itu, keberadaan masjid besar di lingkungan kampus sangat memudahkan dan
memfasilitasi masyarakat kampus untuk beribadah. Namun demikian, sebagaimana ibadah
shalat yang tidak hanya berdimensi hubungan kepada Allah (hablu minallah), tapi juga
berhubungan kepada manusia (hablu minannas). Maka masjid di kampus juga demikian.
Pelaksanaan shalat berjamaah di masjid kampus akan meningkatkan interaksi dan silaturahim
dengan masyarakat kampus. Intensnya interaksi sosial ini akan mendatangkan kebaikan
berupa hubungan yang harmonis antara dosen dengan dosen, dosen dengan mahasiswa,
mahasiswa dengan mahasiswa, dan bahkan dengan seluruh masyarakat kampus.
Masjid juga bisa menjadi tempat untuk menuntut ilmu. Sejarah perkembangan
Islam diwarnai dengan pengembangan ilmu pengetahuan melalui masjid. Bahkan berbagai
kampus ternama dan tertua dunia yang dimiliki kaum muslim berada di lingkungan masjid.
Kondisi ini memang adalah sebuah hal yang normal. Fungsi masjid berikutnya yang tidak
kalah penting ialah sebagai tempat musyawarah. Dalam perkembangan umat muslim saat ini,
kita tahu banyak masjid yang telah digunakan umat muslim untuk membahas berbagai
persoalan ke-umat-an. Misalnya di Palestina, di mana masjid berfungsi sebagai tempat
perjuangan pembebasan dan tempat merumuskan gerakan. Di Indonesia sendiri, beberapa
masjid juga telah difungsikan sebagai ruang terbuka untuk membahas persoalan kehidupan
sehari-hari. Masjid hadir sebagai jembatan yang menghubungkan antara umat manusia
dengan Allah dan manusia dengan manusia. Sebab sejak masa Rasulullah SAW dan para
sahabat, masjid menjadi tempat utama untuk bermusyawarah dan bertanya kepada Rasulullah
SAW. Masjid kampus pada masa sekarang juga tidak boleh lepas sebagai tempat menuntut
ilmu. Berbagai ilmu-ilmu keislaman, seperti bahasa Arab, pengajaran AlQuran, tajwid dan
lain sebagainya banyak dilakukan di masjid. Di masjid-masjid kampus negeri yang biasanya
pengajaran agama tidak sebanyak di kampus-kampus agama, keberadaan masjid kampus
sebagai tempat pembinaan dan penyebaran ilmu pengetahuan Islam sangatlah penting.
Selain sebagai pusat musyawarah, fungsi masjid yang kerap digunakan oleh umat
muslim berikutnya ialah sebagai tempat nikah (Akad Nikah). Seperti yang sudah kita ketahui
bersama, banyak masjid yang dipilih oleh pasangan untuk melaksanakan akad nikah.
Tentunya hal ini karena masjid merupakan salah satu tempat yang dijaga kesuciannya.
Penting juga sebagai pusat dakwah dan penyebaran kebudayaan islam. Dakwah
merupakan kewajiban umat Islam. Dakwah juga merupakan sarana untuk menyebarkan
pemahaman Islam. Melalui keberadaan masjid di kampus, maka akan menjadi sarana yang
paling efektif untuk berdakwah. Dakwah itu berisi ajakan kepada kebaikan dan anjuran untuk
meninggalkan keburukan. Dakwah ini selain, mengajak kepada perbaikan individu per
individu juga mengajak kepada perbaikan kepada khalayak umum. Melalui gerakan
perbaikan secara kolektif ini, maka akan menjadi cara yang sangat baik dalam menyebarkan
budaya Islam.
Fungsi masjid lainnya yaitu sebagai tempat berlindung. Ketika terjadi bencana
atau musibah, masjid menjadi salah satu tempat yang paling banyak digunakan sebagai
tempat perlindungan. Pasalnya, setiap muslim akan merasa aman dan tentram ketika berada
di dalam masjid. Di samping itu, Allah SWT juga akan memberikan petunjuk bagi setiap
muslim yang mau memakmurkan masjid. Sebagaimana dalam salah satu surah Alquran
berikut ini, Allah berfirman yang artinya: "Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah
ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir, serta tetap mendirikan shalat,
menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, Maka merekalah
orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk."
(QS Al-Taubah: 18).
Selain itu masjid juga sangat penting sebagai sarana pembinaan karakter Islam
bagi Mahasiswa. Mahasiswa adalah kaum muda dan intelek yang menjadi harapan bangsa.
Di tangan mahasiswalah amanah untuk memimpin bangsa di masa yang akan datang. Melalui
pembinaan karakter mahasiswa yang sejalan dengan Islam, akan menjadi modal besar yang
akan mendatangkan kebaikan. Karakter Islam adalah kumpulan sifat-sifat terpuji. Sifat
terpuji itu bisa berupa sifat amanah, jujur, integritas, disiplin, dan lain sebagainya. Kesemua
sifat-sifat terpuji tersebut sangat berguna dan saling menyokong antara kemampuan
intelektual mahasiswa yang didapatkan dari pengajaran dosen-dosen di kampus. Oleh karena
itu, untuk mendukung peran dan fungsi masjid kampus pada masa sekarang yang begitu
besar, maka perhatian terhadap masjid di kampus menjadi tanggung jawab bersama. Masjid
harus dirancang sedemikian rupa agar nyaman untuk aktivitas mahasiswa.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Menggali Sumber Historis dan Sosiologis tentang Konsep Masjid dan
Fungsi Masjid Kampus dalam Membangun Budaya Islam
Masjid
Berasal dari bahasa Arab yang berarti tempat sujud. Masjid merupakan suatu bangunan
gedung atau lingkungan yang berpagar sekeliling, yang didirikan secara khusus sebagai tempat
beribadah kepada Allah SWT, khususnya untuk mengerjakan shalat. Istilah masjid berasal dari
kata sajada-yasjudu yang berarti bersujud atau menyembah.masjid adalah Baitullah (rumah
Allah), maka orang yang memasukinya disunahkan mengerjakan salat Tahiyyatul Masjid
(menghormati masjid dua rakaat). Nabi Muhammad SAW bersabda, ''Jika salah seorang kamu
memasuki masjid, jangan dulu duduk sebelum mengerjakan salat dua rakaat.'' (HR Abu Dawud).
Kata masjid merupakan bentuk mufrad (tunggal). Sedangkan jama' (banyak) masaajid
banyak terdapat dalam Alquran, antara lain dalam ayat berikut ini: ''Hai Anak Adam pakailah
pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid...'' (QS Al-A'raaf [7]: 31).Dalam ayat
lainnya, Allah SWT berfirman yang artinya, ''Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah
ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari Kemudian, serta tetap mendirikan salat,
menunaikan zakat, dan tidak takut (kepada siapa pun) selain kepada Allah...'' (QS At-Taubah [9]:
18).
Sejarah perkembangan bangunan masjid erat kaitannya dengan perluasan wilayah Islam
dan pembangunan kota-kota baru. Ini lantas menjadi ciri khas dari suatu negeri atau kota
Islam.Perwujudan bangunan masjid juga merupakan lambang dan cermin kecintaan umat Islam
kepada Tuhannya dan menjadi bukti tingkat perkembangan kebudayaan Islam. Bangunan-
bangunan masjid yang menakjubkan keindahannya di bumi Spanyol, Suriah, Kairo, Baghdad dan
sejumlah tempat di Afrika, menjadi bukti peninggalan monumental umat Islam yang pernah
mengalami kejayaan di bidang teknologi konstruksi, seni dan ekonomi.
Masjid memiliki sejumlah komponen yaitu kubah, menara, mihrab dan mimbar. Adapun
komponen masjid yang khas terdapat di Indonesia adalah beduk. Selain digunakan untuk tempat
melaksanakan salat lima waktu, salat Jumat, salat Tarawih dan ibadah-ibadah lainnya, masjid
juga digunakan untuk kegiatan syiar Islam, pendidikan agama, pengajian dan kegiatan lainnya
yang bersifat sosial.
Fungsi masjid yang sesungguhnya dapat dirujuk pada sejarah masjid paling awal, yaitu
penggunaan masjid pada masa-masa al-khulafaa-ar Rasyidun dan seterusnya. Pada masa-masa
itu masjid paling tidak mempunyai dua fungsi, yaitu fungsi keagamaan dan fungsi sosial. Fungsi
masjid bukan hanya tempat salat, tapi juga lembaga untuk mempererat hubungan dan ikatan
jamaah Islam yang baru tumbuh.
Rasulullah mempergunakan masjid sebagai tempat untuk menjelaskan wahyu yang
diterimanya, memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan para sahabat tentang berbagai
masalah, memberi fatwa, mengajarkan agama Islam, membudayakan musyawarah,
menyelesaikan perkara-perkara dan perselisihan-perselisihan, tempat mengatur dan membuat
strategi militer dan tempat menerima perutusan-perutusan dari Semenanjung Arabia.
Masjid Quba
Masjid pertama yang dibangun oleh Rasulullah saw. pada tahun 1 Hijriyah atau 622
Masehi di Quba, sekitar 5 km di sebelah tenggara kota Madinah. Dalam Al Qur'an disebutkan
bahwa masjid Quba adalah masjid yang dibangun atas dasar takwa (Surat At Taubah:108). Allah
s.w.t memuji masjid ini dan orang yang mendirikan sembahyang di dalamnya dari kalangan
penduduk Quba' dengan Firman-Nya:
Sesungguhnya masjid itu yang didirikan atas dasar takwa (Masjid Quba) sejak hari pertama
adalah lebih patut bagimu (Hai Muhammad) bersembahyang di dalamnya. Di dalamnya
terdapat orang-orang yang ingin membersihkan diri.......(At Taubah, 108).
Masjid ini telah beberapa kali mengalami renovasi. Khalifah Umar bin Abdul Aziz adalah
orang pertama yang membangun menara masjid ini. Sakarang renovasi masjid ini ditangani oleh
keluarga Saud. Mengutip buku berjudul Sejarah Madinah Munawarah yang ditulis Dr Muhamad
Ilyas Abdul Ghani, masjid Quba ini telah direnovasi dan diperluas pada masa Raja Fahd ibn
Abdul Aziz pada 1986. Renovasi dan peluasan ini menelan biaya sebesar 90 juta riyal yang
membuat masjid ini memiliki daya tampung hingga 20 ribu jamaah. Meskipun sangat sederhana,
masjid Quba boleh dianggap sebagai contoh bentuk daripada masjid-masjid yang didirikan orang
di kemudian hari. Bangunan yang sangat bersahaja itu sudah memenuhi syarat-syarat yang perlu
untuk pendirian masjid. Ia sudah mempunyai suatu ruang yang persegi empat dan berdinding di
sekelilingnya. Di sebelah utara dibuat serambi untuk tempat sembahyang yang bertiang pohon
korma, beratap datar dari pelepah dan daun korma, bercampurkan tanah liat. Di tengah-tengah
ruang terbuka dalam masjid yang kemudian biasa disebut sahn, terdapat sebuah sumur tempat
wudhu, mengambil air sembahyang. Kebersihan terjaga, cahaya matahari dan udara dapat masuk
dengan leluasa.
Masjid ini memiliki 19 pintu. Dari 19 pintu itu terdapat tiga pintu utama dan 16 pintu.
Tiga pintu utama berdaun pintu besar dan ini menjadi tempat masuk para jamaah ke dalam
masjid. Dua pintu diperuntukkan untuk masuk para jamaah laki-laki sedangkan satu pintu
lainnya sebagai pintu masuk jamaah perempuan. Diseberang ruang utama masjid, terdapat
ruangan yang dijadikan tempat belajar mengajar.
Masjid Dhiror
Ketika Rasulullah SAW berhijrah ke Madinah, beliau merasakan pentingnya membangun rumah
ibadah yang dapat digunakan umat Islam bersama-sama. Oleh sebab itu, ditemani para sahabat,
Rasulullah membangun masjid pertama dalam sejarah Islam yang kemudian dikenal dengan
nama masjid Quba’
Sebagaimana digambarkan oleh para sejarawan, Masjid Quba’ memiliki arsitektur yang sangat
sederhana. Dindingnya terbuat dari tanah liat, tiang dan atap dari pohon dan pelepah kurma serta
hanya berlantaikan tanah. Ketika kaum Muhajirin berniat memugar masjid tersebut Rasulullah
menolaknya. Walaupun secara lahiriah masjid Quba’ sangat sederhana namun Allah menyebut
masjid ini sebagai masjid yang dibangun atas dasar ketakwaan sejak awal berdirinya. Sementara
orang-orang yang berada di dalamnya adalah orang-orang yang selalu membersihkan diri mereka
(QS. Attaubah [9]: 108). Setelah masjid Quba’ berdiri dan menjadi pusat kegiatan umat Islam
mulailah orang-orang munafik merasa tidak tenang atas persaudaraan yang erat di kalangan umat
Islam. Mereka lantas membangun masjid Dhirar yang bagus di Madinah untuk memecah belah
persaudaraan dan melemahkan persatuan umat Islam.Allah melukiskan motivasi dibalik
didirikannya masjid Dhirar tersebut dalam firman-Nya: “Dan (di antara orang-orang munafik
itu) ada orang-orang yang mendirikan masjid untuk menimbulkan kemudharatan (pada orang
Mukmin) dan karena kekafiran-(nya), dan untuk memecah belah antara orang-orang Mukmin,
serta menunggu/mengamat-amati kedatangan orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-
Nya sejak dahulu.” (QS. At-Taubah [9]: 107).
Mengetahui siasat buruk orang-orang munafik, Rasulullah memerintahkan para sahabat untuk
meruntuhkan masjid tersebut. Kemudian Lokasi bangunan masjid Dhirar dijadikan tempat
pembuangan sampah dan bangkai binatang.
Demikian akhir dari masjid yang didirikan atas dasar kemunafikan dan niat yang tidak baik, niat
untuk memecah belah umat Islam, melakukan propaganda-propaganda yang memicu
permusuhan di antara sesama muslim. (A. Khoiru Anam).
2.2. Menggali Sumber Teologis tentang Konsep Masjid dan Fungsi Masjid Kampus
dalam Membangun Budaya Islam
Sumber teologis utama masjid adalah QS. At-Taubah/9: 107-108. Berdasarkan
ayat tersebut terdapat dua tipe masjid yang kita perlu mengenali lebih baik, makna
takwa dan munafik. Tujuannya adalah agar kita dapat meningkatkan ketakwaan kepada
Allah SWT serta dapat menghindari kekafiran dan kemunafikan.
• Selalu beriman kepada kitab yang diturunkan kepada Nabi Muhammaddan beriman
kepada kitab kitab yang diturunkan sebelum Nabi Muhammad
Tipe masjid yang perlu dikembangkan adalah masjid Quba’ karena masjid ini didirikan
dan dimakmurkan atas dasar ketakwaan. Seiring dengan perkembangan zaman dan
suasana akademik kampus perguruan tinggi, masjid kampus harus menyusun beragam program
kerja. Ciri kecendikiaan masjid kampus harus menonjol, tentunya harus berbasis dengan
ketakwaan. Masjid kampus perlu mengembangkan program pengkajian keagamaan yang
fundamental (lebih mengutamakankajian dasar dasar agama) secara kritis, luas, terbuka,
mendalam dan membangun ukhuwah islamiah.