Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MAKALAH

“MENELUSURI KONSEP DAN FUNGSI MASJID DALAM MEMBANGUN


BUDAYA ISLAM”

Disusun untuk memenuhi tugas

mata kuliah Agama Islam

DOSEN PEMBIMBING :

Disusun Oleh :

Aditya Pratama 2234031056

Fakultas Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Kelas P2K SSK.J1 RUANG.204

UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA

2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wrahmatullah Wabarakatuh.

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa ta’ala yang telah memberikan
kekuatan dan keteguhan hati kepada saya untuk menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam semoga senantiasa
terlimpahkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam yang menjadi suri tauladan bagi umat manusia
yang merindukan keindahan surga.
Saya menulis makalah ini bertujuan untuk “Mempelajari dan mengetahui ilmu tentang konsep dan
fungsi masjid kampus dalam membangun budaya islam”. Dalam Penyelesaian makalah ini, saya mengalami banyak
kesulitan, terutama disebabkan kurangnya ilmu pengetahuan. Namun, berkat kesungguhan dalam menyelesaikan
makalah ini, akhirnya dapat di selesaikan dengan baik.
Saya menyadari, sebagai seorang Mahasiswa yang pengetahuannya tidak seberapa yang masih
perlu belajar dalam penulisan makalah, bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saya
sangat mengharapkan kritik dan saran yang positif demi terciptanya makalah yang lebih baik lagi, serta berdayaguna di
masa yang akan datang. Besar harapan saya, mudah-mudahan makalah yang sesederhana ini dapat bermanfaat dan
maslahat bagi semua orang.

Wassalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

Bekasi, 28 September 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………………

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………..

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG …...............................................................................................


1.2 RUMUSAN MASALAH ……………………………………………………………………...
1.3 TUJUAN ………………………………………………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Masjid merupakan suatu bangunan yang didirikan untuk tempat beribadah kepada
Allah SWT, khususnya untuk mengerjakan salat lima waktu, salat Jum‟at, dan ibadah
lainnya, juga digunakan untuk kegiatan syiar Islam, pendidikan agama, pelatihan dan
kegiatan yang bersifat sosial. Masjid merupakan sarana yang sangat penting dan strategis
untuk membangun kualitas umat. Karena pentingnya, maka Nabi Muhammad SAW dan para
khalifah sesudahnya, setiap menempati tempat yang baru untuk menetap, sarana yang
pertama dibangun adalah masjid.
Masjid merupakan pusat tempat ibadah kaum muslim. Masjid sejak awal
memang berfungsi sebagai tempat ibadah. Ibadah shalat sangat dianjurkan secara berjamaah.
Oleh karena itu, keberadaan masjid besar di lingkungan kampus sangat memudahkan dan
memfasilitasi masyarakat kampus untuk beribadah. Namun demikian, sebagaimana ibadah
shalat yang tidak hanya berdimensi hubungan kepada Allah (hablu minallah), tapi juga
berhubungan kepada manusia (hablu minannas). Maka masjid di kampus juga demikian.
Pelaksanaan shalat berjamaah di masjid kampus akan meningkatkan interaksi dan silaturahim
dengan masyarakat kampus. Intensnya interaksi sosial ini akan mendatangkan kebaikan
berupa hubungan yang harmonis antara dosen dengan dosen, dosen dengan mahasiswa,
mahasiswa dengan mahasiswa, dan bahkan dengan seluruh masyarakat kampus.
Masjid juga bisa menjadi tempat untuk menuntut ilmu. Sejarah perkembangan
Islam diwarnai dengan pengembangan ilmu pengetahuan melalui masjid. Bahkan berbagai
kampus ternama dan tertua dunia yang dimiliki kaum muslim berada di lingkungan masjid.
Kondisi ini memang adalah sebuah hal yang normal. Fungsi masjid berikutnya yang tidak
kalah penting ialah sebagai tempat musyawarah. Dalam perkembangan umat muslim saat ini,
kita tahu banyak masjid yang telah digunakan umat muslim untuk membahas berbagai
persoalan ke-umat-an. Misalnya di Palestina, di mana masjid berfungsi sebagai tempat
perjuangan pembebasan dan tempat merumuskan gerakan. Di Indonesia sendiri, beberapa
masjid juga telah difungsikan sebagai ruang terbuka untuk membahas persoalan kehidupan
sehari-hari. Masjid hadir sebagai jembatan yang menghubungkan antara umat manusia
dengan Allah dan manusia dengan manusia. Sebab sejak masa Rasulullah SAW dan para
sahabat, masjid menjadi tempat utama untuk bermusyawarah dan bertanya kepada Rasulullah
SAW. Masjid kampus pada masa sekarang juga tidak boleh lepas sebagai tempat menuntut
ilmu. Berbagai ilmu-ilmu keislaman, seperti bahasa Arab, pengajaran AlQuran, tajwid dan
lain sebagainya banyak dilakukan di masjid. Di masjid-masjid kampus negeri yang biasanya
pengajaran agama tidak sebanyak di kampus-kampus agama, keberadaan masjid kampus
sebagai tempat pembinaan dan penyebaran ilmu pengetahuan Islam sangatlah penting.
Selain sebagai pusat musyawarah, fungsi masjid yang kerap digunakan oleh umat
muslim berikutnya ialah sebagai tempat nikah (Akad Nikah). Seperti yang sudah kita ketahui
bersama, banyak masjid yang dipilih oleh pasangan untuk melaksanakan akad nikah.
Tentunya hal ini karena masjid merupakan salah satu tempat yang dijaga kesuciannya.
Penting juga sebagai pusat dakwah dan penyebaran kebudayaan islam. Dakwah
merupakan kewajiban umat Islam. Dakwah juga merupakan sarana untuk menyebarkan
pemahaman Islam. Melalui keberadaan masjid di kampus, maka akan menjadi sarana yang
paling efektif untuk berdakwah. Dakwah itu berisi ajakan kepada kebaikan dan anjuran untuk
meninggalkan keburukan. Dakwah ini selain, mengajak kepada perbaikan individu per
individu juga mengajak kepada perbaikan kepada khalayak umum. Melalui gerakan
perbaikan secara kolektif ini, maka akan menjadi cara yang sangat baik dalam menyebarkan
budaya Islam.
Fungsi masjid lainnya yaitu sebagai tempat berlindung. Ketika terjadi bencana
atau musibah, masjid menjadi salah satu tempat yang paling banyak digunakan sebagai
tempat perlindungan. Pasalnya, setiap muslim akan merasa aman dan tentram ketika berada
di dalam masjid. Di samping itu, Allah SWT juga akan memberikan petunjuk bagi setiap
muslim yang mau memakmurkan masjid. Sebagaimana dalam salah satu surah Alquran
berikut ini, Allah berfirman yang artinya: "Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah
ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir, serta tetap mendirikan shalat,
menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, Maka merekalah
orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk."
(QS Al-Taubah: 18).
Selain itu masjid juga sangat penting sebagai sarana pembinaan karakter Islam
bagi Mahasiswa. Mahasiswa adalah kaum muda dan intelek yang menjadi harapan bangsa.
Di tangan mahasiswalah amanah untuk memimpin bangsa di masa yang akan datang. Melalui
pembinaan karakter mahasiswa yang sejalan dengan Islam, akan menjadi modal besar yang
akan mendatangkan kebaikan. Karakter Islam adalah kumpulan sifat-sifat terpuji. Sifat
terpuji itu bisa berupa sifat amanah, jujur, integritas, disiplin, dan lain sebagainya. Kesemua
sifat-sifat terpuji tersebut sangat berguna dan saling menyokong antara kemampuan
intelektual mahasiswa yang didapatkan dari pengajaran dosen-dosen di kampus. Oleh karena
itu, untuk mendukung peran dan fungsi masjid kampus pada masa sekarang yang begitu
besar, maka perhatian terhadap masjid di kampus menjadi tanggung jawab bersama. Masjid
harus dirancang sedemikian rupa agar nyaman untuk aktivitas mahasiswa.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan analisis uraian dalam latar belakang di atas, maka dapat


dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana konsep masjid dalam budaya islam?


2. Apa fungsi masjid kampus bagi mahasiswa?
3. Bagaimana membangun argumen tentang konsep masjid dan fungsi masjid kampus
dalam membangun budaya islam?
1.3 TUJUAN
Secara mikro peran Masjid dalam kehidupan umat Islam adalah sebagai tempat
beribadah. Sesuai dengan namanya Masjid adalah tempat sujud, berdzikir, ber’itikaf dan
ibadah sunnat lainnya, maka fungsi utamanya adalah sebagai tempat ibadah shalat dan
beribadah baik khusus maupun umum sesuai dengan ajaran islam.
Masjid kampus, selain berfungsi sebagai tempat ibadah, juga dapat dijadikan
sebagai pusat aktivitas untuk berdiskusi dan mengembangkan keilmuwan. Bisa juga Masjid
kampus dijadikan sebagai pengembangan karakter mahasiswa, salah satunya dalam hal
kedisiplinan.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Menggali Sumber Historis dan Sosiologis tentang Konsep Masjid dan
Fungsi Masjid Kampus dalam Membangun Budaya Islam

 Masjid

Berasal dari bahasa Arab yang berarti tempat sujud. Masjid merupakan suatu bangunan
gedung atau lingkungan yang berpagar sekeliling, yang didirikan secara khusus sebagai tempat
beribadah kepada Allah SWT, khususnya untuk mengerjakan shalat. Istilah masjid berasal dari
kata sajada-yasjudu yang berarti bersujud atau menyembah.masjid adalah Baitullah (rumah
Allah), maka orang yang memasukinya disunahkan mengerjakan salat Tahiyyatul Masjid
(menghormati masjid dua rakaat). Nabi Muhammad SAW bersabda, ''Jika salah seorang kamu
memasuki masjid, jangan dulu duduk sebelum mengerjakan salat dua rakaat.'' (HR Abu Dawud).
Kata masjid merupakan bentuk mufrad (tunggal). Sedangkan jama' (banyak) masaajid
banyak terdapat dalam Alquran, antara lain dalam ayat berikut ini: ''Hai Anak Adam pakailah
pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid...'' (QS Al-A'raaf [7]: 31).Dalam ayat
lainnya, Allah SWT berfirman yang artinya, ''Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah
ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari Kemudian, serta tetap mendirikan salat,
menunaikan zakat, dan tidak takut (kepada siapa pun) selain kepada Allah...'' (QS At-Taubah [9]:
18).
Sejarah perkembangan bangunan masjid erat kaitannya dengan perluasan wilayah Islam
dan pembangunan kota-kota baru. Ini lantas menjadi ciri khas dari suatu negeri atau kota
Islam.Perwujudan bangunan masjid juga merupakan lambang dan cermin kecintaan umat Islam
kepada Tuhannya dan menjadi bukti tingkat perkembangan kebudayaan Islam. Bangunan-
bangunan masjid yang menakjubkan keindahannya di bumi Spanyol, Suriah, Kairo, Baghdad dan
sejumlah tempat di Afrika, menjadi bukti peninggalan monumental umat Islam yang pernah
mengalami kejayaan di bidang teknologi konstruksi, seni dan ekonomi.
Masjid memiliki sejumlah komponen yaitu kubah, menara, mihrab dan mimbar. Adapun
komponen masjid yang khas terdapat di Indonesia adalah beduk. Selain digunakan untuk tempat
melaksanakan salat lima waktu, salat Jumat, salat Tarawih dan ibadah-ibadah lainnya, masjid
juga digunakan untuk kegiatan syiar Islam, pendidikan agama, pengajian dan kegiatan lainnya
yang bersifat sosial.
Fungsi masjid yang sesungguhnya dapat dirujuk pada sejarah masjid paling awal, yaitu
penggunaan masjid pada masa-masa al-khulafaa-ar Rasyidun dan seterusnya. Pada masa-masa
itu masjid paling tidak mempunyai dua fungsi, yaitu fungsi keagamaan dan fungsi sosial. Fungsi
masjid bukan hanya tempat salat, tapi juga lembaga untuk mempererat hubungan dan ikatan
jamaah Islam yang baru tumbuh.
Rasulullah mempergunakan masjid sebagai tempat untuk menjelaskan wahyu yang
diterimanya, memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan para sahabat tentang berbagai
masalah, memberi fatwa, mengajarkan agama Islam, membudayakan musyawarah,
menyelesaikan perkara-perkara dan perselisihan-perselisihan, tempat mengatur dan membuat
strategi militer dan tempat menerima perutusan-perutusan dari Semenanjung Arabia.

 Masjid Quba
Masjid pertama yang dibangun oleh Rasulullah saw. pada tahun 1 Hijriyah atau 622
Masehi di Quba, sekitar 5 km di sebelah tenggara kota Madinah. Dalam Al Qur'an disebutkan
bahwa masjid Quba adalah masjid yang dibangun atas dasar takwa (Surat At Taubah:108). Allah
s.w.t memuji masjid ini dan orang yang mendirikan sembahyang di dalamnya dari kalangan
penduduk Quba' dengan Firman-Nya:
Sesungguhnya masjid itu yang didirikan atas dasar takwa (Masjid Quba) sejak hari pertama
adalah lebih patut bagimu (Hai Muhammad) bersembahyang di dalamnya. Di dalamnya
terdapat orang-orang yang ingin membersihkan diri.......(At Taubah, 108).
Masjid ini telah beberapa kali mengalami renovasi. Khalifah Umar bin Abdul Aziz adalah
orang pertama yang membangun menara masjid ini. Sakarang renovasi masjid ini ditangani oleh
keluarga Saud. Mengutip buku berjudul Sejarah Madinah Munawarah yang ditulis Dr Muhamad
Ilyas Abdul Ghani, masjid Quba ini telah direnovasi dan diperluas pada masa Raja Fahd ibn
Abdul Aziz pada 1986. Renovasi dan peluasan ini menelan biaya sebesar 90 juta riyal yang
membuat masjid ini memiliki daya tampung hingga 20 ribu jamaah. Meskipun sangat sederhana,
masjid Quba boleh dianggap sebagai contoh bentuk daripada masjid-masjid yang didirikan orang
di kemudian hari. Bangunan yang sangat bersahaja itu sudah memenuhi syarat-syarat yang perlu
untuk pendirian masjid. Ia sudah mempunyai suatu ruang yang persegi empat dan berdinding di
sekelilingnya. Di sebelah utara dibuat serambi untuk tempat sembahyang yang bertiang pohon
korma, beratap datar dari pelepah dan daun korma, bercampurkan tanah liat. Di tengah-tengah
ruang terbuka dalam masjid yang kemudian biasa disebut sahn, terdapat sebuah sumur tempat
wudhu, mengambil air sembahyang. Kebersihan terjaga, cahaya matahari dan udara dapat masuk
dengan leluasa.
Masjid ini memiliki 19 pintu. Dari 19 pintu itu terdapat tiga pintu utama dan 16 pintu.
Tiga pintu utama berdaun pintu besar dan ini menjadi tempat masuk para jamaah ke dalam
masjid. Dua pintu diperuntukkan untuk masuk para jamaah laki-laki sedangkan satu pintu
lainnya sebagai pintu masuk jamaah perempuan. Diseberang ruang utama masjid, terdapat
ruangan yang dijadikan tempat belajar mengajar.

 Masjid Dhiror
Ketika Rasulullah SAW berhijrah ke Madinah, beliau merasakan pentingnya membangun rumah
ibadah yang dapat digunakan umat Islam bersama-sama. Oleh sebab itu, ditemani para sahabat,
Rasulullah membangun masjid pertama dalam sejarah Islam yang kemudian dikenal dengan
nama masjid Quba’
Sebagaimana digambarkan oleh para sejarawan, Masjid Quba’ memiliki arsitektur yang sangat
sederhana. Dindingnya terbuat dari tanah liat, tiang dan atap dari pohon dan pelepah kurma serta
hanya berlantaikan tanah. Ketika kaum Muhajirin berniat memugar masjid tersebut Rasulullah
menolaknya. Walaupun secara lahiriah masjid Quba’ sangat sederhana namun Allah menyebut
masjid ini sebagai masjid yang dibangun atas dasar ketakwaan sejak awal berdirinya. Sementara
orang-orang yang berada di dalamnya adalah orang-orang yang selalu membersihkan diri mereka
(QS. Attaubah [9]: 108). Setelah masjid Quba’ berdiri dan menjadi pusat kegiatan umat Islam
mulailah orang-orang munafik merasa tidak tenang atas persaudaraan yang erat di kalangan umat
Islam. Mereka lantas membangun masjid Dhirar yang bagus di Madinah untuk memecah belah
persaudaraan dan melemahkan persatuan umat Islam.Allah melukiskan motivasi dibalik
didirikannya masjid Dhirar tersebut dalam firman-Nya: “Dan (di antara orang-orang munafik
itu) ada orang-orang yang mendirikan masjid untuk menimbulkan kemudharatan (pada orang
Mukmin) dan karena kekafiran-(nya), dan untuk memecah belah antara orang-orang Mukmin,
serta menunggu/mengamat-amati kedatangan orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-
Nya sejak dahulu.” (QS. At-Taubah [9]: 107).
Mengetahui siasat buruk orang-orang munafik, Rasulullah memerintahkan para sahabat untuk
meruntuhkan masjid tersebut. Kemudian Lokasi bangunan masjid Dhirar dijadikan tempat
pembuangan sampah dan bangkai binatang.
Demikian akhir dari masjid yang didirikan atas dasar kemunafikan dan niat yang tidak baik, niat
untuk memecah belah umat Islam, melakukan propaganda-propaganda yang memicu
permusuhan di antara sesama muslim. (A. Khoiru Anam).

2.2. Menggali Sumber Teologis tentang Konsep Masjid dan Fungsi Masjid Kampus
dalam Membangun Budaya Islam
 Sumber teologis utama masjid adalah QS. At-Taubah/9: 107-108. Berdasarkan
ayat tersebut terdapat dua tipe masjid yang kita perlu mengenali lebih baik, makna
takwa dan munafik. Tujuannya adalah agar kita dapat meningkatkan ketakwaan kepada
Allah SWT serta dapat menghindari kekafiran dan kemunafikan.

2.3. Peran Masjid Kampus Magi Mahasiswa


Masjid kampus memiliki peran strategis dalam membangun dan membentuk karakter
mahasiswa untuk peradaban Indonesia yang unggul. Dengan adanya masjid kampus diharapkan
mahasiswa dapat memanfaatkannya sebagai sarana untuk pengembangan kompetensi diri,
memupuk dan memperkuat karakter diri melalui kajian-kajian keagamaan islam, peribadatan
maupun sebagai pusat syiar islam kepada masyarakat luas.
Mohammad Nuh, sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
pernah menjelaskan tentang peran penting masjid dalam sebuah perguruan tinggi. Sedikitnya
ada tiga diantaranya:
 Peran pertama, adalah pencipta atmosfir kesejukan. Kalau atmosfir sejuk tanaman akan tumbuh
dengan baik. Benih-benih kemuliaan akan tumbuh subur.
 Peran kedua, adalah masjid kampus harus ikut terlibat dalam proses menanam dan menyemai
benih-benih kemuliaan. Masjid kampus dapat berperan serta mulai dari hal-hal seherhana seperti
membantu proses pendaftaran mahasiswa baru, memberi informasi tempat kos, membantu
mencari informasi keringanan biaya kuliah, bimbingan awal akademik, terlibat dalam pendidikan
keagamaan dan hal lainnya.
 Peran ketiga, yang tidak kalah pentingnya adalah ikut mencari benih kebaikan. Mendikbud
mengungkapkan bahwa masjid kampus bisa memberikan layanan bagi anak-anak sekolah, mulai
dari sekolah dasar hingga sekolah menengah sebab mereka adalah benih-benih yang luar biasa.
Mendikbud berpesan agar masjid kampus juga dapat memberikan manfaat untuk semua warga
kampus, tidak hanya bagi yang satu akidah. Masjid kampus jangan sampai hanya bisa dirasakan
satu spektrum, siapaun hendaknya bisa merasakan manfaat Masjid Kampus. (BY, Reporter
Birohmah News)
Secara harfiah masjid merupakan rumah tempat ibadah umat Islam atau Muslim. Selain
digunakan sebagai tempat ibadah, masjid juga merupakan pusat kehidupan komunitas
muslim. Kegiatan-kegiatan perayaan hari besar, diskusi, kajian agama, ceramah dan belajar Al
Qur'an sering dilaksanakan di Masjid. Bahkan dalam sejarah Islam, masjid turut memegang
peranan dalam aktivitas sosial kemasyarakatan hingga kemiliteran.
Di zaman Rasulullah, masjid dijadikan sebagai sentra utama seluruh aktivitas keummatan.
Baik untuk kegiatan pendidikan yakni tempat pembinaan dan pembentukan karakter sahabat
maupun aspek-aspek lainnya termasuk politik, strategi perang hingga pada bidang ekonomi,
hukum, sosial dan budaya. Pendek kata, masjid difungsikan selain sebagai pusat kegiatan ibadah
spritual juga dijadikan tempat untuk melaksanakan ibadah muamalah yang bersifat sosial.
Peran dan fungsi masjid yang begitu besar bagi umat muslim menjadikan perkembangan
masjid terus meningkat. Berdasarkan data yang diperoleh dari
website http://simas.kemenag.go.id/ tercatat jumlah masjid sampai dengan bulan April 2018
mencapai 235.182 yang tersebar di seluruh wilayah di Indonesia. Dengan semakin meningkatnya
perkembangan jumlah masjid, diharapkan mampu pengembangan mental secara islami bagi
masyarakat muslim di Indonesia.
Karena masjid menjadi sarana untuk mengembangkan pribadi baik secara spiritual dan
emosional secara islami. Dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang agama
islam ditengah berkembangnya dua pemahaman ekstrim yaitu liberalisme dan radikalisme.
Seperti pada hakikatnya islam adalah agama yang rahmatan lil 'alamin. Artinya Islam
merupakan agama yang membawa rahmat dan kesejahteraan bagi seluruh alam semesta,
termasuk hewan, tumbuhan dan jin, apalagi sesama manusia. Allah tegaskan hal tersebut dalam
firman-Nya, "Dan tidaklah engkau (Muhammad) diutus ke muka bumi ini kecuali sebagai rahmat
bagi seluruh alam." (QS. al-Anbiya: 107).
Perguruan tinggi memiliki peranan dan tanggung jawab moral dalam. pembentukan dan
pengembangan akademik mahasiswa. Selain secara akademik, perguruan tinggi juga memiliki
peran untuk mengembangkan pribadi secara spiritual dan emosional. Hal ini sangat penting
mengingat perkembangan zaman yang semakin kuat menuju era digital dan kebebasan dunia.
Kemajemukan Indonesia juga dapat menjadi pemicu perpecahan apabila tidak diimbangi
dengan kesadaran kemajemukan dan sikap toleransi untuk hidup bersama sebagai warga Negara.
Dalam hal ini, Masjid Kampus memiliki kedudukan dan peran strategis dalam mengembangkan
pemahaman keagamaan mahasiswa dengan wawasan Islam rahmatan lil 'alamin.
Masjid kampus merupakan bagian kecil dari sebuah kampus. Meskipun begitu, peran masjid
kampus dalam membentuk mahasiswa berintegritas sangat besar. Masjid kampus tidak saja
menjadi tempat shalat, saat ini masjid menjelma menjadi pusat kegiatan mahasiswa yang
memiliki segudang lembaga dan kegiatan. Lembaga-lembaga dan kegiatan yang berada dibawah
naungan masjid akan lebih maksimal jika dioptimalkan untuk membentuk mahasiswa yang
berintegritas. Dalam perannya membentuk mahasiswa berintegritas, masjid kampus sekurang-
kurangnya bisa memanfaatkan dua hal yaitu fungsi spiritual masjid dan lembaga-lembaga yang
berada di dalamnya. Masjid kampus memiliki peran strategis dalam membangun dan membentuk
karakter mahasiswa untuk peradaban Indonesia yang unggul. Di kampus lah semua idealisme,
intelektualitas, semangat, mimpi, aksi, dan kontribusi bernaung.
Tak ada tempat di muka bumi ini yang seunik kampus dengan segala aktivitas di dalamnya.
Bukankah tak sedikit peradaban besar dunia lahir dan berkembang dari aktivitas kampus. Inilah
yang harus dimanfaatkan oleh Universitas dimana masjid kampus sebagai pembentukan
integritas mahasiswa yang lebih baik untuk masa depan.
2.5 Peran dan Pengaruh Aktivitas Masjid Kampus terhadap Gerakan Dakwah Islam
Masjid sebagai pusat pembinaan potensi umat” adalah warisan tak ternilai yang diterima
umat Islam dari Rasulullah SAW. [9] Masjid bukan semata-mata tempat shalat.[10] Masjid
adalah untuk menegakkan ibadah dan menyusun umat. Islam tidak dapat tegak tanpa
jamaah.Ajaran-ajaran Islam adalah jalinan ibadah dan muamalah. Yang satu “mu’amalah dengan
Khaliq (hablum min Allah)”, yang lainnya “mu’amalah dengan makhluk (hablum min an-naas)”.
Ini kaji, yang sudah terang perintah wajibnya.
Masyarakat Islam memikul kewajiban membina masyarakat (jamaah) karena beban
langsung dari agamanya.Masjid warisan Risalah Islam berfungsi sebagai pangkalan Umat tempat
membina jamaah, menambah pengertian dan wawasan, mempertinggi kecerdasan, menanamkan
akhlaq, memelihara budi pekerti, mendinamika jiwa, memberikan pegangan hidup bagi para
anggota masyarakat (jamaahnya), guna menghadapi masalah pokok dalam persoalan
hidup.Masjid dan Langgar (surau) yang hidup dan dinamis, berperan sebagai pusat bimbingan
untuk menaikkan jiwa umat (mendinamisirnya) untuk mencapai taraf kemakmuran hidup lebih
baik.[11] Masjid yang hidup sebagai pusat pembinaan umat, akan meng- hidupkan jiwa
jamaahnya supaya terpelihara “Izzah”, kepribadian umat yang sedang berkecimpung dalam
masyarakat ramai dari berbagai corak,, ibarat ikan ditengah air laut yang hidup, tetap dapat
memelihara dagingnya tetap segar dan tawar walaupun terus menerus berendam dalam air asin.
Jamaah umat Islam dapat saling berlomba dengan masyarakat lainnya dalam menegakkan
kebenaran dan keadilan secara bersama-sama guna menyuburkan kebajikan untuk masyarakat
umum. Begitulah fungsi Masjid secara hakiki.
Kewajiban Umat “Membina Jamaah melalui Masjid” ini tidak boleh dilalaikan (di kucawaikan)
dalam keadaan bagaimanapun. Hidupkan Masjid kembali. Dari masjid yang hidup akan
terpancar jiwa yang memancarkan cahaya hidup kepada umat disekelilingnya. Inilah program
umatisasi.
Masjid adalah sumber kekuatan umat Islam masa lalu, sekarang dan di masa depan.[12]
Alangkah meruginya Umat Islam, bila mereka tidak kunjung mengenal dan mempergunakan
modal kekayaan tak ternilai jumlahnya yang dapat dijadikan sumber kekuatannya.Kepada Umat
Muhammad SAW, di amanatkan, Masjid yang hidup berfungsi untuk “mencetak” manusia yang
hidup yang tidak kenal gentar selain hanya kepada Allah.. Apakah kita sudah lupa bahwa, hanya
yang akan memakmurkan masjid-masjid Allah :“Hanya yang memakmurkan masjid-masjid
Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari kemudian, serta tetap mendirikan
shalat, emnunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka
merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat
petunjuk.” (QS..9,at-Taubah:18).Ini tuntutan yang mesti di terima Umat Islam dari Syariat Islam
yang tidak dapat disangkal wajib berlakunya atas pemeluknya di negeri ini.
2.4 Mendeskripsikan Serta Membangun Argumen Tentang Konsep Masjid dan

Fungsi Masjid Kampus dalam Membangun Budaya Islam.

Program utama masjid harus diarahkan agar orang orang mukmin


dapartmeningkat menjadi orang orang yang bertakwa. Adapun menurut QS.Al- Baqarah/2: 2-5
ciri ciri orang bertakwa adalah:

• Selalu beriman kepada Allah SWT

• Selalu mendirikan shalat lima waktu

• Selalu membayar zakat

• Selalu beriman kepada kitab yang diturunkan kepada Nabi Muhammaddan beriman
kepada kitab kitab yang diturunkan sebelum Nabi Muhammad

• Selalu yakin dengan hari akhir

Tipe masjid yang perlu dikembangkan adalah masjid Quba’ karena masjid ini didirikan
dan dimakmurkan atas dasar ketakwaan. Seiring dengan perkembangan zaman dan
suasana akademik kampus perguruan tinggi, masjid kampus harus menyusun beragam program
kerja. Ciri kecendikiaan masjid kampus harus menonjol, tentunya harus berbasis dengan
ketakwaan. Masjid kampus perlu mengembangkan program pengkajian keagamaan yang
fundamental (lebih mengutamakankajian dasar dasar agama) secara kritis, luas, terbuka,
mendalam dan membangun ukhuwah islamiah.

Anda mungkin juga menyukai