Anda di halaman 1dari 22

Makalah Penelitian

TENTANG

“MASJID RAYA KUBANG PUTIH SEBAGAI MASJID TERTUA DI


KENAGARIAN KUBANG PUTIAH KECAMATAN BANUHAMPU
KABUPATEN AGAM PROVINSI SUMATERA BARAT”

Ulfa Afwa Hasanah 1223009

Kayla Meiviana Putri 1223016

Siti Aminah Nasution 1223021

Nova Rahmawati 1223031

Salwa Dwi Eliza Nst 1223036

Muhammad zakhwan 1223039

HUKUM EKONOMI SYARI’AH


FAKULTAS SYARI’AH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SJECH
M.DJAMIL DJAMBEK BUKITTINGGI
TA 2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur tim penulis panjatkan kehadirat Allah


SWT. Atas limpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah penelitian ini
dapat kami selesaikan dengan baik. Begitu pula atas limpahan kesehatan dan
kesempatan yang Allah SWT karuniai kepada kami sehingga makalah ini dapat
kami susun melalui beberapa sumber yakni melalui kajian pustaka, lapangan dan
melaluimedia internet.

Makalah penelitian ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah
Peradaban Islam. Selain itu, makalah penelitian ini bertujuan menambah wawasan
dan keilmuan mengenai sejarah masjid tertua di kenagarian Kubang Putiah.

Kepada kedua orang tua kami yang telah memberikan banyak kontribusi
bagi kami, dosen pembimbing kami, Ibu Nurfitria Dewi, S.Hum., MA dan juga
kepada teman-teman seperjuangan yang membantu kami dalam berbagai hal.
Harapan kami, informasi dan materi yang terdapat dalam makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang sempurna di dunia, melainkan Allah SWT.
Tuhan Yang Maha Sempurna, karena itu kami memohon kritik dan saran yang
membangun bagi perbaikan kami selanjutnya.

Demikian makalah penelitian ini kami buat, apabila terdapat kesalahan


dalam penulisan, atau pun adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada
makalah ini, kami mohon maaf. Tim penulis menerima kritik dan saran seluas-
luasnya dari pembaca agar bisa membuat karya yang lebih baik pada kesempatan
berikutnya.

Bukittinggi, 15 November 2023

Penulis

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................... I
DAFTAR ISI...................................................................................................................... II
BAB I............................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 5
C. Tujuan Penulisan ................................................................................................ 5
BAB II.............................................................................................................................. 6
PEMBAHASAN ................................................................................................................ 6
A. Daerah Yang Diteliti .......................................................................................... 6
B. Masjid Pada Masa Rasulullah SAW ................................................................... 8
B. Mesjid yang diteliti ............................................................................................... 14
1. Sejarah berdirinya masjid raya kubang putih ....................................................... 14
BAB III……………………………………………………………………………………………………………………….18

KESIMPULAN…………………………………………………………………………………………………………….18SA
RAN………………………………………………………………………………………………………………………19

DAFTAR PUSTAKA

II
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Secara linguistik, masjid berasal dari bahasa arab berarti tempat bersujud atau
tempat menyembah Allah SWT. Kata masjid ini diulang sebanyak dua puluh
delapan kali di dalam Al-Quran. Kata tersebut terambil dari akar kata sajada-
sujud, yang berarti patuh, taat, serta tunduk dengan penuh hormat dan takzim.
Meletakkan dahi, kedua tangan, lutut, dan kaki ke bumi. Kemudian yang dinamai
sujud oleh syariat, adalah bentuk lahiriah yang paling nyata dari makna-makna di
atas. Itulah sebabnya mengapa bangunan yang dikhususkan untuk melaksanakan
shalat dinamakan masjid, yang artinya "tempat bersujud." (M. Quraish Shihab,
2002)

Sedangkan terminologi masjid memiliki beberapa pengertian yang saling


melengkapi, pertama, masjid merupakan tempat untuk melaksanakan segala
aktivitas umat Islam yang mencerminkan ketaatan kepada Allah Swt. Kedua,
masjid merupakan tempat untuk memotivasi dan membangkitkan kekuatan
sipiritual (ruhaniyah) dan keimanan seorang muslim.(Abubakar, 2007). Dan
ketiga masjid dimaknai sebagai tempat berkumpul umat Islam guna meningkatkan
solidaritas dan silaturrahim, untuk mendiskusikan tentang solusi permasalahan
umat terkini.(Mohammad E. Ayub, 1996).

Dari beberapa pendapat di atas, dapat lah dipahami secara sederhana bahwa
masjid merupakan tempat untuk melaksanakan segala bentuk aktifitas umat Islam
yang mencerminkan penghambaan diri kepada Allah SWT, baik berupa ibadah
rabbaniyah, maupun ibadah sosial.

Di Indonesia, pengertian masjid ini dikenal sebagai tempat atau bangunan


yang dikhususkan untuk menjalankan ibadah, terutama salat berjamaah.Di
Indonesia, sebagian besar umat Islam menganggap masjid hanya sebagai tempat

1
ibadah (mahdah), akibatnya seluruh aktivitas yang dilakukan di dalam masjid pun
terbatas pada nuansa spiritualistik yang bersifat ukhrowi. Padahal jika menoleh
sejarah masa Rasulullah, masjid tidak hanya berfungsi di area ritual saja, tetapi
lebih pada fungsi masjid sebagai lembaga masyarakat yang mampu menjadi pusat
kegiatan yang berdimensi sosial (Social Dimension Activities).

Masjid memiliki fungsi dan peran dalam pembinaan umat Islam secara
holistik. Masjid bukan hanya digunakan untuk melaksanakan kegiatan ibadah
ritual saja seperti shalat berjamaah, dzikir, membaca al-Quran, dan berdoa, tetapi
dapat juga digunakan untukJmelaksanakan kegiatan-kegiatan sosial keagamaan
dalam upaya mengembangkan masyarakat Islam. Masjid merupakan lembaga atau
organisasi pertama dan utama dalam Islam. Masjid sebagai pusat peradaban,
memiliki peran yang signifikan dalam mengembangkan kegiatan sosial
kemasyarakatan, membangun kapabilitas intelektual umat, meningkatkan
perekonomian, dan menjadi ruang diskusi untuk mencari solusi permasalahan
umat terkini.

Perjalanan panjang sejarah peradaban Islam adalah dimulai ketika Rasulullah


SAW memilih membangun masjid. Ketika Rasulullah Saw. berhijrah ke Madinah,
langkah pertama yang beliau lakukan adalah membangun masjid. Dari sana lah
beliau membangun masjid yang besar, yang dilanjutkan dengan penataaan dunia
ini, sehingga kota tempat beliau membangun itu benar-benar menjadi madani,
yakni Negara Kota Madinah, masjid pertama yang dibangun adalah Masjid Quba
sekitar 10 km dari Kota Madinah. Yang dalam arti harfiahnya adalah "tempat
peradaban", atau paling tidak, dari tempat tersebut lahir benih peradaban baru
umat manusia.

Di Indonesia kata masjid dilafalkan berbeda-beda, seperti mesigit (Jawa


Tengah), masigit (Jawa Barat), meuseugit (Aceh), dan mesigi (Sulawesi Selatan).
Tidak hanya itu, ada penamaan tersendiri untuk bangunan masjid atau bangunan
tempat salat yang ukurannya tidak terlalu besar dan tidak dipakai untuk salat
Jumat, yaitu musala dengan berbagai nama atau sebutan, seperti meunasah

2
(Aceh), surau (Minang), langgar (Jawa), tajug (Sunda), bale (Banten), langgara
(Sulawesi), suro atau mandersa (Batak), dan santren (Lombok).

Di Indonesia sendiri diijelaskan dalam laman Jakarta Islamic Centre, masjid


tertua di Indonesia masjid Saka Tunggal Baitussalam yang terletak di Desa
Cikakak, Kecamatan Wangon, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah.
Masjid ini disebut sebagai Masjid Saka Tunggal karena memang masjid ini hanya
mempunyai saka tunggal (tiang penyangga tunggal atau satu) yang berada di
tengah bangunan utama masjid. Masjid Saka Tunggal adalah satu satunya masjid
di pulau Jawa yang dibangun jauh sebelum era Wali Sembilan (Wali Songo) yang
hidup sekitar abad 15-16 M. Masjid ini didirikan tahun 1288 M yakni sekitar dua
abad sebelum Wali Songo.

Di negara Indonesia saat ini, telah banyak berdiri masjid-masjid di berbagai


pelosok daerah, bahkan masih terdapat masjid-masjid yang berdiri kokoh sejak
datangnya Islam ke Indonesia. Dengan berdirinya masjid di berbagai daerah,
membuktikan bahwa Indonesia kaya akan kebudayaan Islami. Namun sangat
disayangkan hingga saat ini masjid hanya difungsikan sebagai sarana ibadah
semata.

Masyarakat saat ini belum mengetahui sepenuhnya fungsi masjid yang


sesungguhnya. Hal ini diakibatkan minimnya akan paradigma-paradigma
masyarakat khususnya di Indonesia mengenai pemahaman akan fungsi masjid
secara luas. Maka tidak heran banyak sekali fenomena yang kita dapati bahwa
fungsi masjid hanya sebagai tempat shalat lima waktu, mengaji, ceramah dan
acara religi lainnya, bahkan setelah berakhirnya bulan sebagaimana yang mereka
lakukan pada bulan suci tersebut. Ini membuktikan bahwa masjid jarang
difungsikan sebagai lokasi sarana dakwah kontemporer, padahal tidak hanya
pengembangan dan peningkatan spiritual saja yang dapat kita lakukan melainkan
berbagai aktivitas yang dapat dikembangkan sebagai sarana pengembangan serta
pemberdayaan umat Islam seperti apa yang telah Rasulullah SAW contohkan
secara beliau hijrah dari Makkah ke Madinah.

3
Kenyataanya masjid memiliki potensi yang sangat besar dalam melakukan
serta mengupayakan untuk tidak hanya sckcdar berbicara seputar ibadah saja,
melainkan juga sebagai pusat pengembangan daya bagi umat Islam, Namun
potensi tersebut sulit untuk dikembangkan, hal ini disebebkan dengan banyaknya
masjid yang tidak berpengurus ataupun hanya diurus oleh beberapa warga yang
kurang cakap dalam mengelola masjid. Sebagian masjid jawab menjaga serta
mengatur fasilitas masjid, sehingga fungsi masjid tidak dapat dioptimalkan
seutuhnya. kepengurusan dengan manajemen khusus dalam mengelola, mengatur
serta mampu menjalankan program demi tercapainya tujuan dakwah. Rasulullah
SAW memang tidak mencontohkan secara langsung bagaimana bentuk baik
dalam mengelola masjid. Meskipun demikian, Rasulullah SAW tetap pusat
peradaban umat Islam.

Bukan hanya sekedar ibadah, masjid juga dapat membangun sebuah


manajemen yang pelakunya adalah masyarakat sekitar ataupun jama'ah masjid
yang setiap harinya meramaikan masjid, yaitu dengan cara membangun sebuah
kepengurusan agar dapat menciptakan sebuah manajemen yang melahirkan
berbagai kegiatan-kegiatan serta menjalankan program-program dengan tujuan
untuk dapat memberdayakan jama'ah dan masyarakat sekitar. Dengan berdirinya
masjid, masyarakat mampu bekerjasama demi mewujudkan kemajuan dan
perkembangan warga sekitar masjid dengan harapan dapat membentuk suatu
koloni masyarakat yang madani dan Islami yang memiliki kemajuan baik.

Maka berdasarkan uraian di atas, maka penulis ingin meneliti lebih lanjut
tentang sejarah surau tuo atau masjid tertua sebagai pusat pemberdayaan umat
potensi yang dimiliki oleh Masjid Raya Kubang Putiah yang dalam sedang
dijalankan dengan tema ataupun judul yang diangkat penulis mengenai sejarah
surau tuo atau masjid tertua sehingga menjadikan masjid tersebut sebagai
lapangan penelitian. Maka dalam hal ini penulis mengangkat satu tema penelitian
yang berjudul “MASJID RAYA KUBANG PUTIAH SEBAGAI MASJID
TERTUA DI KENAGARIAN KUBANG PUTIAH KECAMATAN
BANUHAMPU KABUPATEN AGAM PROVINSI SUMATRA BARAT”.

4
B. Rumusan Masalah
a. Daerah mana yang diteliti ?
b. Bagaimana masjid pada masa Rasulullah SAW?
c. Majid mana yang diteliti?
d. Bagaimana eksistensi dari masjid Raya Kubang Putiah?

C. Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui daerah yang diteliti
b. Untuk mengetahui masjid pada masa Raulullah SAW
c. Untuk mengetahui masjid yang diteliti
d. Untuk mengetahui eksistensi dari masjid Raya Kubang Putia

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Daerah Yang Diteliti


1. Segi Geografis
Kubang Putiah merupakan salah satu nagari yang terdapat dalam
kecamatan Banuhampu, kabupaten Agam, provinsi Sumatera Barat,
Indonesia. Kubang Putiah merupakan tempat kelahiran salah seorang politisi
dan pejuang kemerdekaan Indonesia yaitu Mr Assaat,yang merupakan
pemangku jabatan Presiden Republik Indonesia pada masa pemerintahan
Republik Indonesia di Yogyakarta.
Secara administratif pemerintahan Indonesia, Nagari Kubang Putiah
merupakan bagian dari Luhak Agam. Kubang Putiah adalah salah satu dari 7
nagari yang terdapat di Kecamatan Banuhampu yaitu Pakan Sinayan, Padang
Lua, Cingkariang, Ladang Laweh, Taluak IV Suku, Sungai Tanang dan
Kubang Putiah. Kubang Putiah mempunyai luas wilayah 6,39 km² dari luas
keseluruhan wilayah Kecamatan Banuhampu.
Nagari Kubang Putiah berbatasan di sebelah utara dengan Kota
Bukittinggi, sebelah selatan berbatasan dengan Nagari Sungai Pua, sebelah
barat berbatasan dengan Nagari Ladang Laweh, dan sebelah timur berbatasan
dengan Nagari Bukik Batabuah. Secara geografis, Nagari Kubang Putiah
terletak di dataran tinggi Agam, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat.
Nagari Kubang Putiah sendiri memiliki 14 Jorong yang terdiri dari:1

 Jorong Bulaan Kamba


 Jorong Koto Baru
 Jorong Kuruak Pakan Ahad
 Jorong Mato Jariang
 Jorong Lukok
 Jorong Kalumpang

1
stekom.ac.id. ensiklopedia

6
 Jorong Pincuran Landai
 Jorong Kampuang Nan Limo
 Jorong Kubu Katapiang
 Jorong Gurun Aua
 Jorong Aia Kaciak
 Jorong Balai Bagamba
 Jorong Kampuang Pili
 Jorong Lurah Surau Baranjuang
Posisinya berada di kaki Gunung Marapi dengan ketinggian antara 1000-
1050 meter di atas permukaan laut, sehingga memiliki hawa yang sejuk dan
cenderung dingin dengan kemiringan 0-15° (agak landai). Temperatur udara
sekitar 15,3-24,4 °C,sedangkan kelembaban udaranya sekitar 81,6-90,6% dan
curah hujan 1600mm/tahun.

Batas wilayah Nagari Kubang Putiah:

Utara : Tigo Baleh ABTB Bukittinggi


Selatan : Nagari
: Sungai Puar
Timur : Nagari
: Bukik Batubuah
Barat : Nagari
: Ladak Laweh
Kondisi Sumber Daya Alam:

1) Luas Wilayah : 594,5 Ha


2) Luas Lahan Pertanian : 291,6 Ha
3) Luas Sawah Irigasi : 90 Ha
4) Luas Pemukiman : 70,3 Ha
5) Ketinggian diatas : 900-1200 m Di Permukaan Laut (DPL)
6) Suhu : 18-28 C
7)Curah Hujan : 2000 mm/th

2. Agama Kepercayaan
Masyarakat Kubang Putiah adalah masyarakat yang sangat menjunjung
tinggi ajaran islam. Agama yang dianut mayoritas adalah agama islam. Suku

7
Minang cukup terkenal dengan ketaatannya pada ajaran agama dan
kehidupan masyarakatpun sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai islam. Bahkan
jika ada orang suku Minang yang keluar dari islam (murtad) maka ia sudah
tidak dihargai bahkan tidak dianggap sebagai bagian dari suku Minang
sesuai dengan data Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Menengah (RPJM) terdapat 4,117 yang beragama islam dan beberapa agama
lain.

B. Masjid Pada Masa Rasulullah SAW


Masjid pertama yang didirikan oleh Nabi Muhammad SAW sewaktu
hijrah dari Mekkah ke Madinah adalah Masjid Quba, lalu kemudian Masjid
Nabawi. Ciri dari kedua masjid ini hampir sama dengan masjid-masjid
Madinah lainnya mengikutinya kemudian, yaitu sangat sederhana. Bentuknya
empat persegi panjang, berpagar dinding batu gurun yang cukup tinggi. Tiang
tiangnya dibuat dari batang pohon kurma, atapnya terbuat dari pelepah daun
kurma yang dicampur dengan tanah liat. Mimbarnya juga dibuat dari
potongan batang pohon kurma, memiliki mihrab, serambi dan sebuah sumur.
Pola ini mengarah pada bentuk fungsional sesuai dengan kebutuhan yang
diajarkan Nabi. Biasanya masjid pada waktu itu memiliki halaman dalam
yang disebut “Shaan', dan tempat shalat berupa bangunan yang disebut
“Liwan”. Beberapa waktu kemudian, pada masa khalifah yang dikenal
dengan sebutan Khulafaur Rasyidin pola masjid bertambah dengan adanya
“Riwags” atau serambi/selasar. Ini terlihat pada masjid Kuffah. Masjid yang
dibangun pada tahun 637 M ini tidak lagi dibatasi oleh dinding batu atau
tanah liat yang tinggi sebagaimana layaknya masjid masjid terdahulu,
melainkan dibatasi dengan kolam air. Masjid ini terdiri dan tanah lapang
sebagai Shaan dan bangunan untuk shalat (liwan) yang sederhana namun
terasa suasana keakraban dan suasana demokratis (ukhuwah Islamiah).Islam
masuk ke Indonesia melalui pedagang-pedagang Gujarat, yang
mengembangkan Islam ke Timur pada masa Khalifah bani
Ummaiyah/Muawiyah dimana pusat pemerintahannya tidak lagi di Mekkah

8
atau Madinah melainkan sudah dipindahkan ke Damsyik/Damaskus di Syria.
Daerah yang mula-mula mendapat tebaran agama Islam antara lain Perlak,
Samudra Pasai (Aceh) dan Palembang, pantai utara Jawa yaitu Jepara dan
Tuban serta Indonesia Timur seperti Ternate, Ambon dan lainlain, yaitu
sekitar tahun 1500 M.2

Sejak zaman Rasulullah SAW, masjid merupakan bangunan yang


dibangun scbagai pusat peradaban umat Islam. Selain itu, bangunan ini
memiliki fungsi utama sebagai tempat peribadatan. Di sinilah seluruh umat
mencapai tingkat kcimanan yang kuat serta bersujud di hadapan sang Maha
Pencipta.

Ketika Nabi Muhammad saw tiba di Madinah, dia memutuskan untuk


membangun sebuah masjid, yang sekarang dikenal dengan nama Masjid
Nabawi, yang berarti Masjid Nabi. Masjid Nabawi terletak di pusat Madinah.
Masjid Nabawi dibangun di sebuah lapangan yang luas. Di Masjid Nabawi,
juga terdapat mimbar yang sering dipakai oleh Nabi Muhammad saw.Masjid
Nabawi menjadi jantung kota Madinah saat itu. Masjid ini digunakan untuk
kegiatan politik, perencanaan kota, menentukan strategi militer, dan untuk
mengadakan perjanjian. Bahkan, di area sekitar masjid digunakan sebagai
tempat tinggal sementara oleh orang-orang fakir miskin.Saat ini, Masjidil
Haram, Masjid Nabawi dan Masjid al- Aqsa adalah tiga masjid tersuci di
dunia.

Sejarah menunjukkan masjid yang pertama sekali dibangun adalah


masjid al-Haram di Makkah. Masjid ini dibangun untuk yang pertama
kalinya oleh nabi Ibrahim As seperti yang terlihat di dalam surah al-
Bagarah/2:127. Selanjutnya masjid yang pertama dibangun oleh nabi
Muhammad adalah masjid Quba yang didirikannya bersama Abu Bakar as-
Shiddig pada tahun 622. seperti yang dijelaskan di dalam kitab-kitab sejarah,
sebelum sampai di Madinah, Rasul terlebih dahulu singgah di Ouba lebih

2
Nashar,Moh.Mashur Abadi.WAJAH WAJAH MASJID DI MADURA.(Bangkes Kadur:Duta Media
Publishing.2018).h.21

9
kurang 5 Km dari kota Madinah dan mendirikanmasjid Quba. Selanjutnya
ketika sampai di Madinah, Rasul mendirikan masjid Nabawi.”3
Masjid sudah ada sejak masa Rasulullah saw pada waktu hijrah dari
Makkah ke Madinah dengan ditemani sahabat Abu Bakar, Rasulullah saw
melewati daerah yang disebut dengan Quba, dan akhirnya di sana Beliau
mendirikan masjid pertama sejak masa kenabiannya, yaitu masjid Quba.
Sebagaimana disebutkan dalam Q.S. At-Taubah ayat 108 sebagai berikut:

M.Quraish Shihab menjelaskan Masjid Nabawi yang dibangun Rasul


setidaknya memiliki sepuluh peran:4
a. Tempat ibadah (sholat dan zikir)
b. Tempat komunikasi dan konsultasi (masalah sosial ekonomi-
budaya)
c. Tempat pendidikan.
d. Tempat santunan sosial.
e. Tempat latihan militer dan alat-alatnya.
f. Tempat pengobatan para korban perang.
g. Tempat perdamaian dan pengadilan sengketa.
h. Aula dan tempat menerima tamu.
i. Tempat menawan tahanan.
j. Pusat penerangan dan pembelaan agama.

1. Pengertian Mesjid

Kata masjid terulang sebanyak dua puluh delapan kali didalam al-
Quran.5 Kata masjid berasal dari bahasa arab,sajada (fi’il madi) yusjudu (
mudari) sajdan (masdar), dan seterusnya sehingga ke wazan masjid, yang
berarti “sujud” atau “tempat sujud”.6

Kata masjid berasal dari bahasa Arab sajada-yasjudu-sujuudan, yang


berarti sujud menundukkan kepala sampai ke tanah. Dari kata sajada
kemudian terbentuk kata masjid (jamak: masaajid) yang artinya tempat

3
Abdul Aziz Dahlan,op.cit.h.1120
4
M.Quraish Shihab.Wawasan Al-Quran.(Bandung:Mizan.2005).h.462
5
M.Quraish Shihab.Wawasan Al-Quran.(Bandung:Mizan.2005).h.459
6
Samsul Nizar.Sejarah Pendidikan Islam.Menelusuri Jejak Sejarah Pendidikan Era Rasulullah
Sampai Sampai Indonesia.(Jakarta:Kencana.2009).h.116

10
sujud. Pengertian tempat sujud di sini tidak mengacu pada bangunannya-
beratap atau tidak, berbatas atau tidak- yang pokok adalah tempat sujud.
Ada juga yang menghubungkan kata sajada itu dengan tunduk atau patuh
sehingga masjid pada hakikatnya adalah tempat untuk melakukan segala
aktivitas yang berkaitan dengan kepatuhan kepada Allah semata.7

Awalnya masjid adalah tempat salat sederhana bagi umat Islam, dan
mungkin merupakan ruang terbuka daripada bangunan. Pada tahap pertama
arsitektur Islam, 650-750, masjid terdiri dari ruang terbuka dan tertutup
yang dikelilingi oleh dinding, seringkali dengan menara tempat azan
dikeluarkan. Bangunan masjid biasanya berisi mihrab dipasang di dinding
yang menunjukkan arah Kiblat ke Makkah, dan fasilitas wudu. Mimbar,
tempat di mana khutbah salat Jumat disampaikan, dulunya adalah
karakteristik masjid pusat kota, tetapi sejak itu menjadi umum di masjid-
masjid kecil. Masjid biasanya memiliki ruang terpisah untuk pria dan
wanita. Pola dasar organisasi ini mengambil bentuk yang berbeda
tergantung pada wilayah, periode, dan mazhab.

Masjid umumnya berfungsi sebagai lokasi untuk salat, buka puasa


Ramadan, salat Jenazah, pelaksanaan pernikahan dan bisnis, pengumpulan
dan distribusi sedekah, serta tempat penampungan tunawisma. Secara
historis, masjid telah berfungsi sebagai pusat komunitas, pengadilan, dan
sekolah agama. Di zaman modern, mereka juga mempertahankan perannya
sebagai tempat pengajaran dan debat agama. Kepentingan khusus
diberikan kepada Masjidilharam.

2. Fungsi masjid

Fungsi utama masjid adalah tempat sujud kepada Allah SWT sebagai
tempat shalat dan beribadah kepada-Nya. Lima kali sehari semalam umat
Islam dianjurkan untuk mengunjungi masjid guna melaksanakan shalat
berjamaah. Dalam masjid inilah mereka menundukkan diri kehadapan Nya

7
Kartum Setiawan.Mesjid Mesjid Bersejarah Di Jakarta.(Penerbit Erlangga.2007).h.5

11
dengan melepas segala atribut sosial maupun kepentingan dunia.8

Semua muslim yang telah baligh atau dewasa diperintahkan untuk


menunaikan salat wajib lima kali sehari secara berjamaah di masjid kecuali
ada halangan. Pada hari Jumat, semua muslim laki-laki yang telah dewasa
diwajibkan pergi ke masjid untuk menunaikan salat Jumat selama tidak ada
halangan, berdasarkan Surah Al-Jumu’ah ayat 9:

Telah dijelaskan di atas, pada masa Rasulullah Saw masjid tidak hanya
sebatas tempat shalat saja, atau tempat berkumpulnya kelompok masyarakat
(kabilah) tertentu, melainkan masjid menjadi sentra utama seluruh aktivitas
keumatan, yaitu9 sentra pendidikan, politik, ekonomi, sosial dan budaya.
Suyudi menjelaskan bawa fungsi masjid pada masa Rasulullah Saw, adalah
sebagai tempat berkumpulnya umat Islam, yang tidak terbatas pada waktu
shalat (jamaah) saja, melainkan juga digunakan untuk menunggu informasi
turunnya wahyu. Di samping itu, masjid juga berfungsi sebagai tempat
musyawarah untuk menyelesaikan masalah sosial.

Beberapa fungsi masjid pada masa Rasulullah Saw, di antaranya:


pertama, tempat ibadah umat Islam, seperti shalat, dzikir, dan
sebagainya. Masjid pada masa Rasulullah Saw, berfungsi untuk
melaksanakan shalat fardhu lima waktu, shalat Jumat, berdzikir, dan macam
macam ibadah yang lain. Pada masa Rasulullah, masjid benar benar menjadi
sentra umat Islam untuk beribadah, kedua, tempat menuntut ilmu umat
Islam, yaitu ilmu agama dan ilmu umum. Masjid pada masa Rasulullah Saw,
menjadi sentra kajian agama dan ilmu ilmu umum umat Islam. Masjid
menjadi tempat umat Islam dalam mendiskusikan ilmu agama dan ilmu
umum. Syamsul Kurniawan dan Erwin Mahrus memasukkan masjid sebagai
salah satu di antara fasilitas belajar-mengajar pada masa Rasulullah Saw.
Sebagai tempat menuntut ilmu, Rasulullah Saw memang benar-benar

8
Ali Iskandar.Ikhtiar Memakmurkan Rumah Allah Panduan Operasional Mesjid.(Bojong
genteng:CV Jejak.2019).h.13
9
Syamsul Kurniawan.Isu-Isu Kontemporer Tentang Islam dan Pendidikan Islam.(Kubu Raya:
Ayunindya.2020).h.42-46

12
mengoptimalkan. fungsi masjid. Didalam masjid ini, Rasulullah
mengajar dan memberi khutbah.

Ketika Nabi memilih membangun masjid sebagai langkah pertama


membangun masyarakat madani, konsep masjid bukan hanya sebagai
tempat shalat, atau tempat berkumpulnya kelompok masyarakat (kabilah)
tertentu, tetapi masjid sebagai majlis untuk memotifisir atau beberapa peran
masjid dalam kehidupan kita adalah 10:

1. Peran Ruhaniyah Masjid

2. Masjid sebagai Pusat Kebudayaan


3. Peran Masjid dalam Bidang Sosial

4. Peran Masjid dalam Bidang Politik

B. Mesjid yang diteliti

1. Sejarah berdirinya masjid raya kubang putih


Menurut yang kami wawancari Ibu Zaimarni salah satu pegajar
pengajian di Masjid tersebut sebagai saksi sejarah yang berusia 78 tahun.
Masjid Raya Kubang Putih merupakan satu- satunya peninggalan di Nagari
Kubang Putih yang berdiri sekitar tahun 1901 M. Eksistensi masjid ini telah
melewati masa satu abad. Itu menjadikannya sebagai masjid tertua yang
masih berdiri di Kecamatan Banuhampu, Kabupaten Agam, Sumatra Barat
(Sumbar). “Dalam adat Minangkabau, berdirinya nagari belum sah jika
tidak ada masjid. Masjid salahsatu syarat nagari bisa berdiri”.

Bangunan masjid mulai didirikan pada tahun 1800-an secara


gotong royong oleh masyarakat Nagari Kubang Putih dan diperkirakan
selesai pada tahun 1901 yang awalnya terdiri dari empat koto atau
permukiman. Empat koto itu adalah Lareh Lurah, Lareh Gurun Aua, Lareh
Nan Panjang, dan Lareh Kuruak.“Empat koto itu disimbolkan pada jumlah

10
Nashar,Moh.Mashur Abadi.WAJAH WAJAH MASJID DI MADURA.(Bangkes Kadur:Duta Media
Publishing.2018).h.

13
tiang besar di ruang utama dan jumlah atap limas,” terang beliau yang juga
merupakan imam lama Masjid Raya Kubang Putih.

Koto merupakan tingkatan permukiman sebelum nagari. Di


Minangkabau, unit permukiman dimulai dari taratak, dusun, koto, dan
nagari. Beliau mengatakan, ada banyak keunikan Masjid Raya Kubang
Putih, baik dari segi arsitektur maupun konstruksinya.

2.Fungsi Mesjid Raya


1. Yang paling utama adalah sebagai tempat beribadah sesuai dengan
perkembangan zaman bahwa banyak perubahan fungsi dari zaman
rasulullah saw dengan zaman sekarang ini. Dan bundo kandung sering
melakukan wirid atau pengajian setiap hari minggu dimulai dari jam 9 pagi
sampai jam 11 siang dan dilanjutkan pada malam kamis yang dimulai dari
magrib sampai menjelang isya.

2. Dan para niniak mamak alim ulama cadiak pandai sering


melalukan musyawarah dimesjid raya dan kalau tidak memungkinkan
dilanjutkan di aula kantor wali nagari. Yang di musyawarah kan tentang
orang yang kurang yang dimaksud disini ialah orang yang melenceng dari
agama maka niniak mamak ulama cadiak pandai akan bermusyawarah
untuk melakukan atau memecahkan permasalahan itu. Dan di kenagarian
kubang putih terdapat berbagai aliran islam seperti salah satunya ialah
Muhammadiyah dan NU.

3. Mengisi malam-malam Ramadhan dan memperingati hari-hari


besar islam, tahun baru islam, maulid nabi dan zikir bersama.

4. Sebagai tempat anak-anak belajar membaca al-Quran yang dimulai


dari iqra’ karena itu dasar untuk mempelajari al-Quran. Selain terdapat
para tahfiz al- Quran yang di ajarkan dari masjid raya seperti masjid
menjadi tempat pendidikan.

14
5.Dan ada juga tempat orang melakukan akad nikah di masjid karena
masjidmerupakan salah satu tempat yang dijaga kesuciannya. Selain itu pada
bulan suci ramadhan masjid akan banyak berdatangan untuk melakukan
solat tarawih Karena fungsi masjid digunakan sebagai tempat ibadah semua
umat muslim.

6.Sebagai silahturahmi umat islam karena di masjid akan bertemu dengan


saudara seiman. Seperti akan hal selesai melakukan solat , semua muslim
dengan muslim akan berjabat tangan dan muslimah juga berjabat tangan
selesai solat oleh karena bisa membuat silahturahmi antar saudara seiman
menjadi dekat.

7.Mendirikan solat jum’at secara berjemaah.

8.Tempat kegiatan-kegiatan perlombaan seperti kasidah rabanah dan


didikansubuh untuk anak-anak.

9.Tempat makan dan minum bersama yang dilaksanakan secara


bersama-Sama.

4.Manfaat Mesjid Raya

Semua yang telah dijelaskan dari fungsi masjid tersebut banyak


manfaat yang dapat diambil seperti melakukan ibadah dengan tenang
dimesjid. Dan hal yang paling spesial dari masjid raya kubang putih ini kita
dapat melakukan zikir bersama dan doa bersama sehabis solat subuh,
magrib, isya.

Dan kita bisa tahlil setiap subuh di masjid raya ini. Bundo kanduang
sering tadarus secara berjamaah dimesjid ini sehabis solat subuh.Dan tidak
lupa bila ada seseorang kurang atau berlawanan dengan agama maka bisa
diselesaikan didalam masjid ini.

15
Walaupun ada berbagai aliran islam seperti Muhammidiyah dan NU
para jamaah tetap rukun melakukan ibadah karena jarang terjadi
perselisihan yang melakukan ibadah dimesjid ini.

Dan manfaat nya mengarah kepada anak yatim piatu atau panti
jumpo, pihak masjid, wali nagari, serta para pemuda akan mencari dan atau
memberi bantuan kepada anak yatim piatu atau juga bisa kepada orang yang
membutuhkan.

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Melihat eksistensi dan keberfungsian masjid baik pada era


Rasulullah dan era millennial tentunya kita menemukan fakta yang berbeda.
Sejarah memperlihatkan bahwa di era Rasulullah, masjid bukan hanya
sebagai tempat shalat saja, akan tetapi juga menjadi tempat berbagai
keperluan seperti tempat belajar agama, silaturahmi antar umat, tawanan
perang, mengatur strategi perang, tempat peristirahatan musafir dan lainnya.
Menariknya, di era millennial sekarang ini, masjid lebih terfokus pada
kegiatan keagamaan yang bersifat murni, seperti kajian keagamaan,
mamperingati hari besar Islam dan para muslim millennial menjadi sebuah
warna baru bagi masjid, tak jarang pengurus masjid beserta perangkat
lainnya menghadirkan para ustaz-ustaz kondang untuk mengisi kegiatan
keagamaan di berbagai masjid. Hal ini tentunya adalah sebuah pembaharuan
yang ada di era millennial sekarang ini, dengan upaya ini menghadirkan
umat yang mavbekerja sama demi memakmurkan rumah Allah.

Pada masa sekarang Masjid semakin perlu untuk difungsikan,


diperluas jangkauan aktivitas dan pelayanannya serta ditangani dengan
organisasi dan manajemen yang baik. Tegasnya, perlu tindakan
mengaktualkan fungsi dan peran Masjid. Meskipun fungsi dan peran
utamanya sebagai tempat menegakan shalat (mikro), namun Masjid
bukanlah hanya tempat untuk melaksanakan shalat saja.

Sebenarnya, inti dari peran Masjid adalah menegakkan shalat


berjama’ah, yang merupakan salah satu syi’ar Islam terbesar. Shalat
berjama’ah merupakan indikator utama keberhasilan Masjid itu sendiri. Jadi
keberhasilan dan kekurang peran dan fungsi Masjid dapat diukur dengan
seberapa jauh antusias umat dalam menegakkan shalat berjama’ah. Secara
mikro peran Masjid dalam kehidupan umat Islam, sebagai tempat beribadah.

17
Sesuai dengan namanya Masjid adalah tempat sujud, berzikir, beri’tikaf
dan ibadah sunnat lainnya maka fungsi utamanya adalah sebagai tempat
ibadah shalat dan beribadah baik khusus maupun umum sesuai dengan
ajaran Islam.

B.Saran

Kepada Pemuda atau Kaum Millenial, hendaknya Pemuda atau Kaum


Millenial sebagai jamaah masjid turut serta aktif membantu semua
program- program masjid,baik pembangunan, ibadah, dakwah, pendidikan,
sosial dan program nya.

18
DAFTAR PUSTAKA

p2k.stekom.ac.id, “Kubang Putiah, Banuhampu, Agam”,23 Mei 2014,


https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Kubang_Putiah,_Banuhampu,_Agam[11
November 2023]
Abadi Mashur Moh. Nashar WAJAH WAJAH MASJID DI MADURA, (Bangkes Kadur:Duta
Media Publishing.2018).
Dahlan Aziz Abdul,op.cit.
Shihab Quraish, Wawasan Al-Quran.(Bandung:Mizan.2005)
Nizar Samsul .2009..Sejarah Pendidikan Islam.Menelusuri Jejak Sejarah Pendidikan Era
Rasulullah Sampai Sampai Indonesia.(Jakarta:Kencana)
Setiawan Kartum.2007.Mesjid Mesjid Bersejarah Di Jakarta.(Penerbit Erlangga)
Iskandar Ali.2019Ikhtiar Memakmurkan Rumah Allah Panduan Operasional
Mesjid.(Bojong genteng:CV Jejak)
Kurniawan Syamsul. 2020.Isu-Isu Kontemporer Tentang Islam dan Pendidikan
Islam.(Kubu Raya: Ayunindya)

19

Anda mungkin juga menyukai