Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Tentang
”Masjid dan Peradaban Islam”

Dosen Pengampu:
Parluhutan Siregar, S.Ud., M.Hum.

Disusun Oleh Kelompok 6:


Cindi Marcela
Mayanti Sari
Meilani Dwi Lestari

PRODI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI HALAMAN


KATA PENGANTAR........................................................................................................ ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang............................................................................................................ 1
1.2. Tujuan.......................................................................................................................... 1
1.3. Rumusan Masalah........................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 2
2.1. Pengertian Sepak Bola................................................................................................. 2
2.2. Peraturan Sepak Bola................................................................................................... 2
2.3. Sarana dan prasarana Sepak Bola................................................................................ 2
2.4. Teknik Sepak Bola....................................................................................................... 3
BAB III PENUTUP............................................................................................................ 6
3.1. Kesimpulan................................................................................................................... 6
3.2. Saran............................................................................................................................. 6
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................... 7
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,puji syukur panjatkan
kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat,Hidayah, dan Inayah-Nya sehingga dapat
merampungkan penyusunan makalah pendidikan agama islam ini dengan judul “Masjid dan
Peradaban Islam.”
Penyusunan makalah semaksimal mungkin diupayakan dan didukung bantuanberbagai pihak,
sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya. Untuk itutidak lupa mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantudalam merampungkan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, adanya kesadaran bahwa masih terdapatkekurangan baik dari
segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karenaitu, dengan lapang dada penyusun
menerima kritik dan saran bagi para pembacauntuk memperbaiki makalah ini.
Penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini dapatdiambil manfaatnya
dan besar keinginan penulis dapat menginspirasi parapembaca untuk mengangkat permasalahan
lain yang relevan pada makalah-makalah selanjutnya.

Februari, 2024

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Masjid adalah salah satu lambang Islam. Ia adalah barometer atau ukuran dari suasana dan
keadaan masyarakat muslim yang ada di sekitarnya. Maka pembangunan masjid bermakna
pembangunan Islam dalam suatu masyarakat. Keruntuhan masjid bermakna keruntuhan Islam
dalam masyarakat.

Memahami masjid secara universal berarti juga memahaminya sebagai sebuah instrumen sosial
masyarakat Islam yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat Islam itu sendiri. Keberadaan
masjid pada umumnya merupakan salah satu perwujudan aspirasi umat Islam sebagai tempat
ibadah yang menduduki fungsi sentral. Mengingat fungsinya yang strategis, maka perlu dibina
sebaik- baiknya, baik segi fisik bangunan maupun segi kegiatan pemakmurannya.

Pada masa Nabi saw. ataupun di masa sesudahnya, masjid menjadi pusat atau sentral kegiatan
kaum muslimin. Kegiatan di bidang pemerintahan pun mencakup, ideologi, politik, ekonomi,
sosial, peradilan dan kemiliteran dibahas dan dipecahkan di lembaga masjid. Masjid berfungsi
pula sebagai pusat pengembangan kebudayaan Islam, terutama saat gedung-gedung khusus untuk
itu belum didirikan. Masjid juga merupakan ajang halaqah atau diskusi, tempat mengaji, dan
memperdalam ilmu-ilmu pengetahuan agama ataupun umum.

Masjid di samping sebagai tempat ibadah umat Islam dalam arti khusus. (mahdhah) juga
merupakan tempat beribadah secara luas, selama dilakukan dalam batas-batas syari'ah. Masjid
yang besar, indah dan bersih adalah dambaan umat Islam, namun itu semua belum cukup apabila
tidak diisi dengan kegiatan-kegiatan memakmurkan masjid yang semarak. Adalah shalat
berjamaah yang merupakan. parameter adanya kemakmuran masjid dan juga merupakan
indikator kereligiusan umat Islam di sekitarnya. Selain itu kegiatan-kegiatan sosial, dakwah,
pendidikan dan lain sebagainya juga akan menambah kesemarakan dalam memakmurkan masjid.
Pada dasarnya di dalam Alquran terdapat banyak ayat yang membahas tentang masjid, seperti
dalam ayat berikut:

‫ِإَّنَم ا َيْع ُم ُر َم سِج َد ِهَّللا َم ْن َء اَم َن ِباِهَّلل َو اْلَيْو ِم اآلخر وأقام الصلوة وعانى الزكاَة َو َلْم َيْخ َش ِإاَّل ُهَّللا َفَعَس ٰى َأْو َلِئَك‬

‫* َأن َيُك وُنوا ِم َن اْلُم ْهَتِد يَن‬

Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada
Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut
(kepada siapa pun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk
golongan orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. At-Taubah: 18).

Bila dilihat dengan seksama, ayat tersebut memberi penekanan bahwa pembangunan masjid
merupakan manifestasi keimanan dan hanya orang yang berimanlah yang sanggup
memakmurkan masjid. Jadi, masjid yang tidak makmur dan sepi merefleksikan keimanan umat
di lingkungannya. Peran dan fungsi masjid tidak hanya sebagai tempat ibadah dan ritual
keagamaan saja, tetapi juga dalam pembinaan keagamaan dan pemberdayaan umat.

1.2. Tujuan
Makalah ini bertujuan:
• Dapat mengetahui pengertian Masjid
• Dapat mengetahui masjid- masjid kampus dan perannya dalam membangun Peradaban Islam
• Dapat mengetahui tentang peradaban islam

1.3. Rumusan Masalah


• Apa itu Masjid?
• Apa saja peran masjid-masjid kampus dalam membangun Peradaban Islam?
• Apa saja yang dibahas di dalam peradaban islam?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Masjid


Perkataan masjid berasal dari bahasa arab, kata pokonya sujudan, fiil madinya sajada (ia sudah
sujud). Fiil sajada di beri awalan ma, sehingga terjadilah isim makan. Islam maka ini
menyebabkan perubahan bentuk sajada menjadi masjidu, masjid. Jadi ejaan aslinya adalah
masjid (dengan a). Pengambilan alih kata masjid oleh Bahasa Indonesia umumnya membawa
proses perubahan bunyi a menjadi e, sehingga menjadi terjadi bunyi masjid. Perubahan dari
bunyi ma menjadi me, di sebabkan tanggapan awalan me dalam Bahasa Indonesia.

Berdasarkan akar kata sujud mengandung arti tunduk dan. patuh, maka hakikat dari masjid
adalah tempat melakukan segala aktivitas berkaitan dengan kepatuhan kepada Allah SWT. Oleh
karena itu, masjid dapat diartikan lebih jauh, bukan hanya sekedar tempat bersujud, pensucian
tempat shalat dan bertayamum, Namun juga sebagai tempat melaksanakan segala aktivitas kaum
muslimin berkaitan dengan kepatuhan kepada Allah SWT dan bangunan tempat shalat kaum
muslimin. Tetapi karena akar katanya mengandung makna tunduk dan patuh, hakikat masjid
adalah tempat melakukan aktivitas yang mengandung kepatuhan kepada Allah SWT,
sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran Surat Jin ayat 18 yang berbunyi:

‫َو َأَّن اْلَم ْس ِج َد ِهَّلِل َفاَل َتْد ُعوا َم َع ِهَّللا َأَح ًدا‬

Artinya: "Dan Sesungguhnya mesjid-mesjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu
menyembah seseorangpun di dalamnya di samping (menyembah) Allah. "( Qs. Al-Jin: 18)
Ayat tersebut diatas melarang manusia untuk menyembah selain Allah SWT didalam masjid.
Kenyataan ini merupakan sindiran atas perbuatan kaum musyrikin, di mana mereka menyembah
selain Allah SWT yang merekalakukan didalam Masjidil Haram. Bahwa masjid tetap berada
dalam keagungan dan kesuciannya yang layak untuk dijadikan sebagai tempat untuk melaksan
akan shalat yang penuh.
dengan kekhusyuan dan ketundukan kepada Allah SWT, karena masjid digunakan untuk
mengingat nama Allah SWT. Masjid dalam ajaran Islam sebagai tempat sujud tidak hanya berarti
sebuah bangunan atau tempat ibadah tertentu, karena di dalam ajaran Islam, Allah SWT telah
menjadikan seluruh jagat ini sebagai masjid tempat sujud. Dalam hadits Nabi Muhammad S.A.W
yang diriwayatkan oleh Syafi'i dan Ahmad Nabi berkata di antaranya:
“Seluruh lahan adalah Masjid, kecuali kuburan dan tempat pemandian”
Maksudnya adalah bahwa sujud kepada Tuhan tidak terikat pada tempat. Ini berarti bahwa setiap
jengkal permukaan bumi ini dapat dikatakan masjid jika dipakai sebagai tempat shalat atau
bersujud. Dalam menunaikan kewajiban menyembah Allah SWT, muslim tidak terikat oleh ruang
dirumah, dikantor, digunung, dan diudara,
Sementara itu perintah untuk mendirikan masjid terdapat dalam hadits yang diriwayatkan oleh
Abu Daud dan Tarmidzi. Hadits ini mengingatkan manusia untuk mendirikan masjid sebagai
tempat ibadah umat muslim dan masjid di pelihara keharuman dan keindahannya, berikut
haditsnya: “Rosulullah S.a.w menyuruh kita membangun masjid-masjid di daerah-daerah dan
agar masjid-masjid itu di pelihara kebersihan dan keharumannya”(Hr. Abu Daud dan
Attarmidzi).

Dalam perkembangannya, kata masjid mempunyai pengertian tertentu, yaitu suatu bangunan atau
gedung lingkungan dan tembok untuk digunakan sebagai tempat shalat, baik shalat lima waktu
maupun shalat jum'at atau shalat hari raya. Pengertian masjid sebagai bangunan atau konsep
bangunan merupakan wujud dari aspek fisik dari kebudayaan Islam.

masjid tidak hanya sebagai tempat ibadah dan ritual keagamaan saja, tetapi juga dalam
pembinaan keagamaan dan pemberdayaan umat. Masjid memiliki fungsi edukasi diantaranya
adalah berfungsi untuk pengembangan nilai-nilai humanis dan kesejahteraan umum. Fungsi
tersebut bisa disebut sebagai fungsi edukasi. Fungsi edukasi ini seringkali terlewatkan dari
perhatian umat meski tetap disadari bahwa fungsi tersebut penting untuk dikembangkan.
Mengembangkan fungsi edukasi masjid dimulai dari pemahaman tentang konsep pendidikan
Islam secara benar dan tidak dimaknai secara sempit. Pendidikan Islam merupakan pendidikan
yang secara komprehensif-integratif mengembangkan potensi manusia baik fisik-material, emosi,
dan juga spiritualnya."

Masjid pada zaman Rasulullah sangat sederhana, tetapi dengan. kesederhanaannya itu, masjid
memiliki banyak fungsi dan peran yang dapat dimainkan. Sebagian besar kehidupan Rasulullah
berada dalam lingkungan. masjid, disamping bertempat tinggal di dalam lingkungan masjid,
beliau juga sering berada di dalam ruangan masjid jika tidak ada kegiatan penting yang
membuatnya keluar, dan menjadikan masjid sebagai pusat dakwah, pusat ibadah (mahdhah
maupun ghairu mahdhah), pusat kegiatan umat, pusat pendidikan dan pembinaan umat, pusat
pemerintahan, pusat komando militer, pusat informasi, pusat konsultasi, pusat rehabilitasi
mental, pusat zikir, dan masih banyak lagi yang
lain. Di masjid yang sederhana ini Rasulullah mulai menggalang kekuatan. Mengkonsolidasi
umat Islam dengan gerakan Muakhat (pemersatu, muhajirin dan anshar). Bermodalkan bangunan
masjid kecil inilah, Rasulullah mulai membangun dunia, sehingga kota kecil yang menjadi
tempat beliau membangun dunia benar-benar menjadi Madinah, yang arti harfiyahnya adalah
"pusat peradaban", atau paling tidak, dari tempat tersebut lahirlah benih peradaban baru umat
manusia.

Sebagai Kepala Pemerintah dan Kepala Negara Muhammad SAW tidak mempunyai istana
seperti halnya para pejabat di era modern, beliau menjalankan roda pemerintahan dan mengatur
umat Islam di Masjid. Bahkan permasalahan- permasalahan umat, hingga mengatur strategi
peperangan, beliau selesaikan bersama-sama dengan para sahabat di Masjid. Pada masa sahabat,
fungsi dan peran masjid yang dijalankan oleh nabi Muhammad SAW masih dijalankan oleh para
sahabat namun, ada sedikit. perubahan yang terjadi pada fisik masjid, dikarenakan bertambah
banyaknya umat Islam pada masa itu. Pada masa Umar bin Khatab terjadi pemisahan antara
pendidikan dengan keagamaan, pada masa Umar, pendidikan telah disediakan. ruangan khusus.
Selebihnya, fungsi dan peran masjid relatif tidak mengalami perubahan dan pergeseran, masih
berjalan sama seperti masjid di zaman Rasulullah.

Lain halnya pada masa Bani Umayyah dan Abbasiyah, pada masa ini terjadinya penurunan
fungsi dan peran masjid. Masjid sudah tidak lagi dijadikan sebagai sentral kegiatan umat Islam.
Hal ini disebabkan telah dibangunnya istana yang menjadi pusat pemerintahan, sehingga masjid
hanya dijadikan sebagai tempat keagamaan saja. Mulai dari masa ini sampai masa sekarang,
terjadi perubahan dan pergeseran fungsi dan peran masjid, masjid dibangun sangat megah
namun, peran dan fungsinya tidak berjalan secara maksimal sebagaimana di zaman Rasulullah
dan sahabat.

Perubahan fungsi dan peran masjid ini terjadi karena adanya perubahan pada unsur teknologi dan
budaya nonmatterial. Pada era modem teknologi berkembang sangat pesat sehingga dengan
adanya perubahan teknologi seringkali menghasilkan kejutan budaya yang pada gilirannya akan
memunculkan pola-pola perilaku yang baru. Maka dampaknya terhadap kehidupan sosial dan
budaya kurang signifikan.
Kondisi di atas mengakibatkan serciptanya jurang yang sangat dalam dan curam akan perbedaan
ibadah dan muamalah yang semestinya berjalan beriringan dan harmonis. Karena keduanya
merupakan mata rantai yang tidak dapat dipisahkan. Kegiatan umat tidak bisa lepas dari
ekonomimuamalah, yang berarti setiap aktivitas umat selalu berhubungan dengan
ekonomi/muamalah. Dengan menjadikan masjid sebagai pusat kegiatan umat, maka semua
kegiatan umat yang bersifat duniawi ditundukkan pada kepentingan-kepentingan ukhrawi.

Peradaban adalah merupakan tahapan tertentu dari kebudayaan masyarakat tertentu pula, yang
elah mencapai kemajuan tertentu yang dicirikan oleh tingkat ilmu pengetahuan, teknologi dan
seni yang telah maju.

2.2. Masjid-masjid kampus dan perannya dalam membangun Peradaban Islam

Masjid kampus telah menjadi pusat keagamaan Islam baik diuniversitas, instititut, sekolah tinggi
dan bentuk perguruan tingga lainnya diIndonesia. Peran sangat strategis karena tidak terbatas
pada pelaksanaanibadah shalat berjamaah semata, namun juga menjadi ajang bagipeningkatan
bagi sivitas akademika dan mahasiswa muslim. Masjid menjadialternatif bagi diskusi dan
perdebatan mendalam dalam penguasaanakademik selain pendalaman iman dan Islam.Masjid
kampus juga bagian dari kampus. Ragam persoalan yangdihadapi oleh masjid kampus, paling
tidak meliputi keragaman latarbelakang masyarakat kampus, ke-Tridarma-an perguruan tinggi
dan etoskerja sivitas akademika. Masjid kampus menjadi pondasi bangunankekuatan mental dan
moral, pemersatu perbedaan, melahirkan intelektual yang bertanggung jawab, sekurang-
kurangnya masjid kampus ini dapatmewadahi sivitas akademika yang berlatar belakang religius
dan memilikikeinginan kuat untuk tegaknya syiar agama di kampus. Jikapun tidakmungkin
kembali kepada peran dan fungsi masjid di masa awal sejarahIslam, paling tidak peran dan
fungsi masjid sebanding dengan kebutuhanketahanan kepribadian, sosial masyarakat dan institusi
dalam menghadapikeragaman dan kompleksitas persoalan internalnya.

Anda mungkin juga menyukai