Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

Belum Adanya Peran Takmir (Marbot) Di Masjid Al-Barokah


Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Pendidikan Agama

DOSEN :
M. Harun, S.S.,M.Hum.

DISUSUN OLEH :
Dwi Angga Saputra (062040212131)

2 PPM
TEKNIK MESIN PRODUKSI DAN PERAWATAN
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
PALEMBANG
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur hanya tercurah kepada Allah Subhanahu Wata’ala Dzat
yang Maha Agung yang kekuasaannya meliputi langit dan bumi serta isinya yang
membukakan jalan yang terang pada penulis sehingga dapat merampungkan makalah
ini. Penulis sepenuhnya menyadari bahwa keberhasilan penulis dalam membuat sebuah karya
berbentuk makalah sederhana ini merupakan bentuk campur tangan dari Allah SWT berupa
Rahmat, Taufik, dan Hidayah nya. Untaian puspita salam semoga selalu tercurah kepada
Nabiullah Muhammad Shallallahu Alayhi Wasallam Nabi yang telah mengantarkan ilmu dan
pengetahuan bagi kita manusia sehingga dapat mengantarkan manusia menuju jenjang
kehidupan yang lebih mulia. Shalawat juga disampaikan kepada para keluarga, para sahabat
dan orang-orang yang tetap istiqomah dijalannya.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini,
khususnya kepada Dosen kami Bapak M.Harun, S.S.,Hum. yang telah memberikan tugas dan
petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Dengan penuh pengharapan, semoga penulisan makalah ini bisa memberikan manfaat
bagi penulis khususnya, semua pembaca pada umumnya, Penulis ucapkan banyak terima
kasih dan semoga diberikan balasan berupa kebaikan dari Allah Subhanahuwata’ala.
Jazakillah khairan.

Palembang, 5 Juli 2021

Dwi Angga Saputra


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................................i
KATA PENGATAR............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................2

BAB 2 PEMBAHASAN
A. Pengertian Takmir Masjid..............................................................................................3
B. Apa Saja Tugas dan Kewajiban Takmir Masjid.............................................................3
C. Syarat Menjadi Seorang Marbot Masjid.........................................................................4
D. Langkah Masyarakat Selama Belum Ada Takmir Masjid..............................................4

BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan.....................................................................................................................5

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................6
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keadaan masjid mencerminkan keadaan umat Islam. Makmur dan Masjid


adalah perangkat masyarakat pertama yang didirikan oleh Rasul SAW ketika beliau
sampai di Madinah setelah menempuh perjalanan Hijrah yang melelahkan. Bangunan
masjid tersebut sangat sederhana, jauh dari cukup apalagi nampak mewah. Suatu
lokasi yang ada di sudut kota yang hanya ditandai batas-batasnya, beratapkan ranting
dan dahan kering, hanya di sudutnya terdapat sebongkah pokok pohon kurma sebagai
tempat imam dan khotib berdiri. Di tempat yang demikian sederhananya, Rasul
banyak menerima ayat Al-Quran yang kemudian dicatat, dihafal, dipahami dan
diamalkan oleh para sahabat di bawah bimbingan beliau. Di tempat itu pula Rasul
SAW bertemu dengan para sahabat untuk merundingkan langkahlangkah pembinaan
umat, mulai dari masalah pribadi, keluarga sampai kemasyarakatan. Dari soal agama
hingga soal kesejahteraan hidup masyarakat. Dari sana dimulai gerakan pendidikan
dan penerangan. Di sana juga digelar dan ditegakkan peradilan. Bahkan di sana pula
dibicarakan perjanjian dengan tetangga non muslim.
Sepinya masjid bergantung mereka. Apabila mereka rajin beribadah ke masjid,
maka makmurlah tempat ibadah itu. Tetapi apa bila mereka enggan atau malas ke
masjid maka sepi pulalah masjid tersebut. Memang logis apabila keadaan umat islam
diukur dengan keadaan masjid yang ada didaerahnya. Masjid yang makmur
menunjukkan kemajuan umat disekitarnya, sedangkan masjid yang sepi menunjukkan
kualitas iman dan rasa tanggung jawab umat di sekitarnya sudah menipis. Dengan
adanya umat Islam disekitarnya, masjid perlu mengaktualisasikan perannya dalam
mengkoordinir mereka, baik untuk shalat jamaah, maupun aktivitas lainnya, dalam
rangka menyatukan potensi dan kepemimpinan umat.Selanjutnya, umat yang
terkoordinir secara rapi oleh pengurus masjid (dalam hal ini takmir masjid) dibina
keimanan, ketakwaan, ukhuwah dan dakwah Islamiyah sehingga masjid menjadi basis
umat Islam yang kokoh. Fungsi masjid sebagai tempat pendidikan tampaknya salah
satu fungsi yang sulit ditolak. Bagaimana tidak? Masjid telah digunakan sebagai
tempat pendidikan sejak berabad-abad awal perkembangan dakwah Islam. Hingga
kini budaya ta‟lim yang dilakukan di masjid masih mudah. Pada dasarnya keberadaan
masjid tidak bisa dilepaskan dari perkembangan pendidikan Islam, karena awal mula
pendidikan Islam ini, berawal dan berkembang dari masjid. Dan pendidikan yang
berawal dari masjid sebenarnya sudah dipraktikkan langsung serta dicontohkan oleh
baginda Rasulullah SAW, di mana beliau tidak hanya berperan sebagai seorang Nabi
saja yang menyampaikan wahyu-wahyu dari Allah SWT. Namun beliau juga mampu
memposisikan diri atau berperan sebagai seorang pendidik yang handal dan mampu
menggunakan sarana masjid secara maksimal sebagai tempat untuk pendidikan Islam
bagi para sahabatnya.
Realitas masjid yang ada di Indonesia sekarang yang masih jauh dari yang
diharapkan oleh syariah. Pada umumnya masih seperti mushola atau hanya untuk
tempat shalat saja. Itupun dengan waktu salat yang tidak lengkap. Ada beberapa
masjid yang dicangkokkan pendidikan sekuler di sekelilingnya, tetapi belum menyatu
dengan peranan masjid seperti yang ada pada pondok pesantren. Masjid pada pondok
pesantren merupakan bangunan yang tidak terpisahkan dari sistem pendidikannya
yang sangat efektif. Permasalahan inilah yang sebenarnya terjadi terhadap keberadaan
masjid yang berada di tengah-tengah masyarakat Indonesia. Masih banyak masjid
yang ada di lingkungan masyarakat kita yang hanya difungsikan sebagai tempat ritual
saja, namun belum dimaksimalkan sebagai sarana pendidikan Islam. Padahal
pengenalan pendidikan yang dilakukan di masjid merupakan cara yang efektif untuk
menanamkan rasa cinta dan memiliki terhadap masjid kepada jiwa kaum muslimin.
Sehingga apa yang didapat oleh seorang muslim tentang pengalamannya dan
pemahamannya terhadap masjid dapat terbiasakan dan diaplikasikan di tempat mereka
tinggal masyarakat. Masjid merupakan salah satu sarana yang paling tepat bagi proses
pendidikan kaum muslimin. Karena dalam sejarahnya masjid telah lama digunakan
sebagai tempat pendidikan sejak abad permulaan dakwah Islam, bahkan budaya ta’lim
yang dilakukan di masjid masih banyak kita temukan. Oleh karena itu apabila masjid
dijadikan saran pendidikan bagi kaum muslimin, niscaya umat Islam akan merasakan
betul keberadaan masjid tersebut. Dengan demikian akan bertambah banyak masjid
yang digunakan sebagai sarana pendidikan, sehingga kualitas umat Islam akan
semakin bertambah pula seiring dengan pertambahan kuantitasnya.
Namun apa yang terjadi apabila di lihat di masyarakat. Mungkin akan
tercengang dengan kurangnya kontribusi remaja sebagai jamaah atau pengurus
masjid. Biasanya hanya akan di temukan jamaah-jamaah yang sudah lansia (lanjut
usia). Maka dengan keadaan ini, keberadaan masjid sebagai salah satu sarana
pendidikan Islam di masyarakat setidaknya mampu memberikan warna tersendiri bagi
perkembangan pendidikan Islam di masyarakat. Memfungsikan masjid sebagai sarana
pendidikan masyarakat telah dilakukan oleh takmir masjid karangkajen, yaitu
memfungsikan masjid sebagai sarana pendidikan. Adapun peran takmir masjid “Al-
Kautsar” dalam pendidikan masyarakat diantaranya yaitu dengan mengadakan majlis
– majlis taklim setiap harinya sehabis shalat subuh, pendidikan bahasa arab, taman
pendidikan al-Quran (TPA), dan pengajian bulanan. Pendidikan Islam yang
dilaksanakan di masjid “Al-Kautsar” di Perumahan Mutiara Indah 1 Indralaya ini
telah berjalan dengan selayaknya, peserta semakin bertambah banyak dan jamaah
shalat juga semakin bertambah.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka permasalahan


yang menjadi bahan kajian dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian Takmir Masjid?
2. Apa saja Tugas dan Kewajiban Takmir Masjid?
3. Bagaimana Syarat Menjadi seorang Marbot Masjid?
4. Bagaimana langkah masyarakat selama belum ada peran Takmir Masjid?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Takmir Masjid

Takmir masjid adalah organisasi yang mengurus seluruh kegiatan yang ada
kaitannya dengan masjid, baik dalam membangun, merawat maupun
memakmurkannya, termasuk usaha-usaha pembinaanremaja muslim di sekitar
masjid. Pengurus takmir masjid harus berupaya untuk membentuk remaja masjid
sebagai wadah aktivitas bagi remaja muslim. Dengan adanya remaja masjid tugas
pembinaan remaja muslim akan menjadi lebih ringan. Pengurus takmir masjid,
melalui bidang pembinaan remaja masjid, tinggal memberi kesempatan dan
arahan kepada remaja masjid untuk tumbuh dan berkembang, serta mampu
beraktivitas sesuai dengan nilai-nilai Islam.

B. Apa Saja Tugas dan Kewajiban Takmir Masjid

Tugas Dan Kewajiban Takmir Masjid, yaitu :


1. Merealisasikan dan menjalankan hasil-hasil Musyawarah Jama’ah dan
masyarakat.
2. Melakukan sosialisasi hasil-hasil Musyawarah Jama’ah dan kebijakan
organisasi kepada lembaga-lembaga struktural yang ada di bawahnya dan
jama’ah masjid serta masyarakat.
3. Menyelengarakan Musyawarah Kerja Tahunan yang dihadiri seluruh Pengurus
Takmir Masjid dan Dewan Penasehat , untuk menjabarkan Program Kerja
yang telah ditetapkan serta menyusun Rencana Kegiatan tahun berikutnya.
4. Membuat suasana nyaman,bersih,tertata rapi baik didalam maupun
dilingkungan Masjid dan menjaga kekayaan/asset yang dimilikI Masjid Jami
Zaadul Ma’ad.
5. Memberikan laporan kepada jama’ah Masjid ,tentang keuangan,kegiatan
ataupun lainnya secara rutin/periodik maupun insidentil.
6. Menjaga hubungan tali silaturahmi dan ukhuwah dengan jama’ah,tokoh
masyarakat, ulama, dan umara serta diantara pengurus itu sendiri,guna
mendukung kelangsungan dan kelancaran kegiatan Memakmurkan Masjid.
7. Menyelenggarakan musyawarah kepengurusan sesuai dengan kebutuhan
organisasi.
8. Menyelenggarakan dan menyiapkan seluruh materi Musyawarah Jama’ah di
akhir masa kepengurusannya.
9. Menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban Pengurus Takmir Masjid
kepada jama’ah dalam forum Musyawarah Jama’ah, berdasarkan
laporan/progress report (perencanaan dan pelaksanaan kegiatan) dari Kasie
dan staff Pengurus Takmir Masjid Jami Zaadul Ma’ad.
C. Syarat Menjadi Seorang Marbot Masjid

 Memiliki keahlian memimpin (leadership)


 Memahami seluruh tugas permasalahan di bidangnya (kepengurusan
masjid)
 Memiliki perencanaan yang efisien dan efektif.
 bertempat tinggal di sekitar masjid tempatnya menjadi pengurus

D. Langkah Masyarakat Selama belum ada Takmir Masjid

Bersama-sama bermusyawarah untuk mendiskusikan pembentukan Takmir


masjid, Karena seperti yang kita ketahui peran dari takmir masjid itu sendiri
sangat banyak dan membantu peningkatan kualitas masjid disuatu daerah.
Keanggotan Takmir Masjid dapat diambil dari remaja remaja yang ada di
Lingkungan sekitar masjid.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Masjid merupakan salah satu dari sekian banyak unsur penting dalam
pendidikan. Masjid adalah tempat beribadah, juga tempat berlangsungnya proses
pendidikan. Sampai sekarang, masjid masih menjalankan fungsi khususnya dalam
memberikan pendidikan keislaman kepada anak-anak di seluruh lapisan masyarakat
Islam. Semua itu masih mengakar erat dalam kehidupan kaum muslimin, karena
sejarah pendidikan Islam bagi generasigenerasi terdahulu sangat erat kaitannya
dengan masjid. Di dalamnya dilaksanakan berbagai pertemuan pengajian dan proses
mengajar agama. Aktifitas tersebut terus berlangsung sepanjang masa, sehingga
lambat laun masjid berperan sebagai pusat kebudayaan bagi kaum dewasa dan anak-
anak muslim.
keberadaan masjid sebagai salah satu sarana pendidikan Islam di masyarakat
setidaknya mampu memberikan warna tersendiri bagi perkembangan pendidikan
Islam di masyarakat. Memfungsikan masjid sebagai sarana pendidikan masyarakat
telah dilakukan oleh takmir masjid karangkajen, yaitu memfungsikan masjid sebagai
sarana pendidikan.
Takmir Masjid mempunyai peranan penting dalam memakmurkan masjid.
Suatu masjid dapat dikatakan makmur jika masjid berhasil tumbuh menjadi sentral
dinaika bagi umat. Jika didalam masjid terebut tidak mempunyai kegiatan maka
takmir masjid tidak bisa menjalankan tugas dan perannya selaku pemimpin.
DAFTAR PUSTAKA

Hanif, Mumtaz. 2021. Syarat Takmir Masjid Pengurus DKM menurut Kemenag.
https://pontren.com/2020/12/08/syarat-takmir-masjid/

Pertiwi, Andriana. 2013. Peran Takmir Masjid dalam meningkatkan pendidikan di


Masjid Al-Baro’ah gumpang kartasura sukoharjo.
http://eprints.ums.ac.id/25824/19/02._NASKAH_PUBLIKASI.pdf

Syapi’I, Muhammad. 2017. Uraian Tugas Kepengurusan (Job Description) Takmir


Masjid Al-Baro’ah.
https://masjidzaadulmaad.wordpress.com/2017/07/18/kepengurusan-dan-job-
description-takmir-masjid-jami-zaadul-maad/

Anda mungkin juga menyukai