Anda di halaman 1dari 21

Achmad Noe’man: Arsitek Masjid Salman ITB, Tonggak Arsitektur Masjid

Kontemporer di Indonesia

Ulviani Eka Rahmawati1, Ratu Husmiati2, Nur’aeni Martha3


Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta
Jalan Rawamangun Muka Raya, No. 11, Kec. Pulo Gadung, Jakarta Timur
Email: ulvianie19@gmail.com

Abstrak
Indonesia adalah salah satu negara dengan jumlah populasi umat Muslim terbanyak di
dunia, maka tentu saja akan dapat dengan ditemukan bangunan peribadahan, yaitu sebuah
masjid. Dalam perkembangannya, arsiektur masjid yang awalnya berbentuk sederhana
semakin bertransformasi, dari bentuk tradisional ke bentuk modern. Achmad Noe’man,
seorang maestro dalam bidang arsitektur, terutama arsitektur masjid. Lulus dari Institut
Teknologi Bandung (ITB) pada tahun 1958, Achmad Noe’man memulai karir besarnya dari
Masjid Salman ITB yang berhasil dirancang pada tahun 1964, kemudian selesai dan berhasil
diresmikan pada tahun 1972. Ayahnya merupakan pendiri Muhamadiyah Garut. Lahir dan
tumbuh di lingkungan keluarga Muhammadiyah membuatnya menjadi seorang muslim
moderat. Pemikirannya tehadap arsitektur masjid dituangkan dalam mahakaryanya, Masjid
Salman ITB. Tidak hanya menjadi tonggak dari arsitektur masjid kontemporer, Masjid
Salman juga menjadi titik awal karir arsiteknya hingga dijuluki sebagai “Arsitek Seribu
Masjid”.

Kata Kunci: Arsitektur, Masjid, Achmad Noe’man

Abstract
Indonesia is one of the countries with the largest muslim population in the world, so of course it will
be able to find a building of worship, namely a mosque. In its development, the architecture of the
mosque that was originally simple is increasingly transformed, from the traditional form to the
modern form. Achmad Noe'man, a maestro in the field of architecture, especially the architecture of
the mosque. Graduated from Bandung Institute of Technology (ITB) in 1958, Achmad Noe'man
started his major career from Salman Mosque ITB which was successfully designed in 1964, then
completed and successfully inaugurated in 1972. His father was the founder of Muhamadiyah Garut.
Born and raised in the Muhammadiyah family environment made him a moderate Muslim. His
thoughts on the architecture of the mosque are expressed in his masterpiece, Salman Mosque ITB. Not
only a milestone of contemporary mosque architecture, Salman Mosque is also the starting point of his
architect's career until dubbed as the "Arsitek Seribu Masjid”.

Keywords: Architecture, Mosque, Achmad Noe'man

Pendahuluan bertambah, maka berkembang pulalah


Perkembangan nilai-nilai sosial,
fungsi untuk memenuhi kebutuhan
politik, serta nilai-nilai kepercayaan
tersebut. Bangunan dapat menjadi
senantiasa menjadi latar belakang yang
semakin besar, bertambahnya. ruangan-
mendorong penciptaan karya arsitektur
ruangan yang memiliki kegunaan tertentu,
yang semakin berkembang. Adanya
atau muncul bangunan-bangunan baru
tuntutan kebutuhan yang semakin
yang
Ulviani Eka Rahmawati
Achmad Noe’man: Arsitek Masjid Salman ITB, Tonggak Arsitektur Masjid Kontemporer di
Indonesia
memiliki kekhususan dalam kegunaannya. Noe’man sebagai seorang arsitek dan
Contohnya akan ditemu dituangkannya dalam arsitektur Masjid
kan gedung sekolah, gedung Salman ITB karyanya.
pemerintahan, gedung rekreasi, dan lain
Kajian ini menggunakan metode
sebagainya. Orientasi kehidupan manusia
deskriptif yang bertujuan untuk
yang juga mengarah kepada keagamaan,
mengungkapkan tentang tokoh Achmad
maka muncul pula bangunan keagamaan
Noe’man sebagai seorang arsitek masjid
sebagai perwujudan dari kepentingan
dengan mahakaryanya berupa Masjid
masyarakat untuk melaksanakan kegiatan
Salman ITB. Dalam mendapatkan data
sesuai dengan ajaran agamanya. Sebagai
yang dibutuhkan, penulis melakukan
perwujudan dari fungsi bangunan untuk
pengumpulan data melalui studi literatur
tempat pelaksanaan kegiatan keagamaan
dan wawancara tentang tokoh tersebut.
atau beibadah umat Muslim, maka
didirikanlah sebuah masjid. Masjid Pembahasan
merupakan bangunan keagamaan yang Konsep Arsitektur Masjid Modern
merupakan perpaduan dari fungsi Masjid merupakan tempat beribadah
bangunan sebagai unsur bangunan bagi umat Muslim. Kata “masjid”
arsitektur, yang berpedoman pada disebutkan dalam Al-Qur’an sebanyak
ketentuan yang diperintahkan oleh Allah dua puluh delapan kali yang berasal dari
subahanahu wa ta’ala sebagai tempat kata sajada-sujud yang berarti patuh, taat,
pelaksanaan ajaran Islam dengan serta tunduk penuh hormat dan takzim.
bangunan sebagai perwujudan tertinggi Bentuk arti nyata dari kata Sujud dalam
dari nilai-nilai kehidupan manusia yang syariat berarti berlutut, meletakkan dahi,
juga melaksanakan ajaran syariat Islam. Di kedua tangan ke tanah. Oleh karena itu
Indonesia, di mana masyarakatnya bangunan yang dibuat khusus untuk
mayoritas beragama Islam, maka dapat kegiatan salat disebut masjid yang artinya
dengan mudah ditemukan masjid-masjid, tempat untuk sujud. Masjid dapat
baik dari yang kecil maupun besar, diartikan lebih jauh tidak hanya sekadar
tersebar di kota-kota sampai ke pelosok tempat bersujud (salat), namun juga
negeri. sebagai tempat melaksanakan segala
Peran seorang arsitek dalam aktivitas kaum Muslim berkaitan dengan
merancang masjid pun tidak dapat kepatuhan kepada Allah subhanahu wa
dipisahkan. Arsitektur masjid hadir ta’ala.1
dengan berbagai bentuk, gaya, corak dan Menurut sejarah, Masjid pertama
penampilannya dari setiap kurun waktu yang dibangun oleh Rasulullah shallalahu
ke waktu, setiap daerah, latar belakang ‘alaihi wasallam adalah Masjid Quba.
manusia yang menciptakannya dan Dibangun dengan bentuk sederhana,
sebagainya. Tujuan penulisan artikel ini denah masjid berebentuk segiempat,
adalah untuk mengetahui tentang dengan dinding-dinding sebagai pembatas
bagaimana kesesuaian antara konsep dari batang pohon kurma. Material yang
arsitektur moden dan arsitektur modern digunakan adalah batu-batu alam atau
yang bertemu dalam pandangan Achmad batu-batu gunung, pohon, dahan, dan
daun pohon kurma. Di sini terlihat kaitan
5
Tsaqofah & Tarikh Vol. 7 No. 1 Bulan Juni Tahun

alamiah yang wajar dengan alam


dilengkapi dengan minaret atau menara
lingkungannya, di mana bahan-bahan
yang berfungsi agar panggilan suara azan
bangunan dipergunakan sesuai dengan
dapat terjangkau lebih luas kepada
sifat-sifat alamiahnya. Di sepanjang
masyarakat sekitar. Dalam
dinding tersebut dibuat semacam serambi
perkembangannya, minaret menjadi
yang terhubung langsung dengan
bagian yang tidak terpisahkan dari sebuah
lapangan terbuka pada bagian tengah
masjid, meskipun tetap ada masjid yang
masjid. Selain itu, Masjid Nabawi yang
tidak mempunyai minaret. Di luar dari
didirikan oleh Rasulullah shallalahu ‘alaihi
elemen yang telah disebutkan tadi, asepek
wasallam memiliki peranan dan fungsi
dekorasi dan seperti kaligrafi dan kubah
selain sebagai tempat melaksanakan
juga sangat bervariasi, berkembang sesuai
ibadah (salat dan zikir), antara lain
dengan budaya suatu masyarakat, tempat
konsultasi dan komunikasi berbagai
dan zaman tertentu pula. Perkembangan
masalah termasuk ekonomi, sosial,
yang berlangsung secara evolutif maka
budaya, pendidikan, santunan sosial,
dalam setiap periode perkembangannya
latihan militer dan persiapan
terjadi peningkatan-peningkatan yang
peralatannya, pengobatan korban perang,
sifatnya penyempurnaan fungsi dan
perdamaian, pengadilan sengketa,
penampilan fisiknya. Pertumbuhan masjid
menawan tahanan dan pusat penerangan
ini senantiasa mengikuti sifat
atau pembelaan agama (Sumalyo 2000).
perkembangan Islam yang memasuki
Sebagai bangunan untuk bersembahyang
berbagai kehidupan yang beragam
termasuk di dalamnya salat Jumat
sifatnya di setiap daerah
berjamaah, selain memiliki ruang untuk
perkembangannya. Oleh karena itu,
salat bersama, masjid juga dilengkapi
masjid juga memberikan kesan yang akrab
mimbar (tempat duduk memberikan
dengan segi-segi kehidupan sosial sebagai
ceramah) agar lebih mudah dilihat dan
konsekuensi dari kehidupan yang sudah
didengar jamaah ketika salat maupun
berdasarkan Islam tersebut.2 Masjid pun
khatib (orang memberikan khotbah ketika
menjadi ukuran dari setiap periode
salat Jumat) berbicara. Sejalan dengan
perkembangan Islam, dan menjadi
kegiatan salat yang harus menghadap ke
dominan dalam sejarah arsitektur dalam
arah kiblat atau Ka’bah di Mekkah,
Islam. Sehingga di mana terjadi gerakan
dinding tengah masjid yang terletak di
dakwah Islam, maka sudah dipastikan
arah tersebut pun biasanya diberikan
masjid dijadikan sebagai sarana
mihrab, sebuah tempat khusus untuk
keagamaan.
berdiri imam saat salat jamaah, dan
Arsitektur adalah hasil dari proses
biasanya mimbar letaknya berdampingan
perancangan dan pembangunan oleh
dengan mihrab. Fasilitas untuk berwudu
seorang atau sekelompok orang dalam
juga menjadi bagian tidak terlepaskan dari
memenuhi kebutuhan ruang untuk
bagian aktivitas untuk salat sehingga
melaksanakan kegiatan tertentu.
dibuat tempat khusus guna mensucikan
Membahas arsitektur dalam Islam, maka
diri sebelum melaksanakan salat.
tidak lepas dari kajian mengenai arsitektur
Selain unsur-unsur tersebut, sejak masjid. Sebab masjid merupakan
abad ke-8 banyak masjid yang telah bangunan keagamaan yang terus

5
Ulviani Eka Rahmawati
Achmad Noe’man: Arsitek Masjid Salman ITB, Tonggak Arsitektur Masjid Kontemporer di
Indonesia
dibangun

5
Tsaqofah & Tarikh Vol. 7 No. 1 Bulan Juni Tahun

umat Islam, sejak zaman Rasulullah Biasanya karya ini adalah hasil dari
sampai sekarang, pembangunan masjid
terus dilakukan dan menjadi pusat
gerakan Islamiyah. Menurut Hasan-Udin
Khan dalam The Architecture of the Mosque
an Overview and Design Directions,
disebutkan bahwa secara arsitektural
bangunan masjid yang dibangun selama
berpuluh tahun lalu, terbagi menjadi
empat kategori pokok sebagai berikut:
a. Vernakular, di mana bangunan
masjid diterjemahkan dengan
bahasa arsitektur tradisional dan
cara ini masih digunakan sampai
sekarang.
b. Historis, beberapa model
bangunannya menunjukkan
kembali ke gaya-gaya historis yang
spesifik sebagai sumber di dalam
mendesain masjid. Di mana
beberapa masjid menggunakan
lebih dari satu gaya dan hadir
dengan suatu gaya campuran.
c. Klasik kontemporer, dalam istilah
Barat disebtu sebagai post-modern
seperti yang ditulis oleh William
Curtis. Pendekatan ini
menggunakan referensi gaya
historis yang secara umum
dinggap sebagai ‘klasik’ dalam
Islam, namun menghadirkan
kesadaran untuk mencari
interpretasi kembali kembali dari
model-model tersebut. Dalam hal
ini, beberapa kasus hal ini menuju
sebuah eklektisisme (memilih dari
berbagai sumber mengambil yang
terkkbaik).
d. Modern, di mana desain, image, dan
teknologi menunjukan suatu
keterputusan hubungan dengan
masa lalu, untuk memperlihatkan
identitas Muslim yang modern.

5
Ulviani Eka Rahmawati
Achmad Noe’man: Arsitek Masjid Salman ITB, Tonggak Arsitektur Masjid Kontemporer di
Indonesia
arsitek-arsitek yang dididik secara
formal (menurut pengertian Barat)
serta pemberi tugas yang
berpendidikan.
Arsitektur tidaklah lepas dari
bentuk ataupun simbol. Bentuk
merupakan suatu media atau alat
komunikasi untuk menyampaikan arti
yang dikandung oleh bentuk itu sendiri,
atau menyampaikan pesan tertentu dari
arsitek, dengan kata lain bentuk adalah
bahasa dalam arsitektur untuk
menghubungi menyampaikan pesan
yang terkandung dalam di dalam sebuah
bangunan kepada masyarakat. Simbol
berperan mengungkapkan makna- makna
yang terkandung dalam bangunan,
melalui simbol-simbol inilah bangunan
dapat menjadi lebih bermakna, mampu
menyampaikan atau berkomunikasi
dengan pengamat. dalam berkehidupan
masyarakat, manusia membutuhkan
identitas baik bagi dirinya maupun benda
di sekelilingnya. Identitas tersebut
merupakan kebutuhan manusia akan
aktualisasi diri. Menurut Suwondo B.
Sutedjo, terdapat beberapa cara
mengungkapkan simbol dalam bentuk
bangunan, antara lain dengan simbol
sebagai metafora, simbol sebagai
tersamar yang menyatakan peran dari
suatu bentuk, dan simbol
sebagai unsur pengenal.
(Fajriyanto 1993).
1) Simbol sebagai metafora
Masyarakat cenderung untuk
melihat sebuah bangunan dengan
membandingkan antara angunan yang
diamati dengan bangunan lain. cara ini
ditangkap dalam persepsi untuk
memahami simbol dan bentuk bangunan
modern yang semakin kompleks.
Sebagai contoh adalah bangunan
Sydney Opera House di Australia.
5
Tsaqofah & Tarikh Vol. 7 No. 1 Bulan Juni Tahun

bangunannya memiliki atap dengan


Di sisi lain, Islam adalah agama yang
bentuk 'Shells' tersebut dapat memiliki sifat toleransi cukup besar,
dipersepsikan sebagai tiga kura-kura yang selama hal itu tidak bertentangan dengan
sedang bergendongan, di sisi lain adapula hukum-hukum Allah (syariat). Sehingga
yang memberikan persepsi sebagai perahu Islam tidak lepas dari unsur kebudayaan
yang sedang membentangkan layarnya. lama daerah yang asli dan terjadi asimilasi
2) Simbol sebagai tersamar yang dari kebudayaan-kebudayaan lain.
menyatakan peran dari suatu bentuk Sebelum Islam masuk, pada arsitektur
Dalam hal ini fungsi merupakan dapat ditemukan ornamen yang bersifat
suatu yang dominan dalam visualisasi makhluk hidup, sedangkan
mengungkapkan bentuk bangunan. dalam Islam tidak diperbolehkan adanya
Sehingga simbol yang tersirat dalam ornamen atau gambar yang menyerupai
bentuk merupakan fungsi atau kebutuhan bentuk makhluk hidup untuk
kegiatan di dalamnya. menghindari kemusyrikan
3) Simbol sebagai unsur pengenal (menyekutukan Allah). Lalu setelah Islam
Dalam hal ini, simbol berfungsi datang dan berkembang termasuk pada
sebagai tanda pengenal kepada bidang arsitektur, ornamen makhluk
masyarakat, baik secara fungsional hidup mulai bergeser menjadi ornamen
maupun lambangnya. Cara ini diambil sifatnya lebih mendekatkan diri kepada
dengan menggunakan bentuk-bentuk Allah subhanallahu wa ta’ala, seperti
yang telah dikenal umum oleh masyarakat kaligrafi.
sebagai tanda ataupun ciri suatu
Dalam buku Arsitektur Mesjid dan
bangunan. Contohnya dapat dilihat pada
Monumen Sejarah Nasional karya Yulianto
pemakaian atap kubah pada masjid
Sumalyo, disebutkan bahwa dalam Islam
sehingga masyarakat dapat mengenali
ditegaskan mengenai larangan patung
sebuah masjid dari bentuknya yang
karena telah sangat tegas memberantas
menggunakan kubah.
segala kemusyrikan orang-orang Arab dan
Arsitektur Islam adalah gagasan lain-lain pada waktu itu. sebagian berhala
arsitektur yang sesuai dengan kaidah- adalah berbentuk patung-patung. Atas
kaidah Islam tentang arsitektur dan tidak dasar inilah hendaknya dipahami hadis-
jarang diidentikkan dengan arsitektur hadis yang menggambar atau melukis
masjid. Di dalamnya terdapat esensi dan makhluk hidup. Kenyataan dalam Islam
nilai-nilai Islam yang dapat diterapkan, bahwa sesungguhnya Allah mencintai
seperti nilai penghambaan terhadap Allah keindahan dan bahwa seni adalah
subhanahu wa ta’ala melalui desain keindahan yang didukung oleh Sunnah
bangunan. Konsep arsitektur Islam Nabi Muhammad shalallahu alaihi
merujuk pada ayat-ayat Qur’aniyah wasallam, mendorong adanya hiasan
(berasal dari Al-Qur’an) dan Kauniyah dalam masjid
(hukum alam), di mana bangunan
Berperan sebagai perancang sebuah
mestinya memiliki sifat yang tidak
bangunan termasuk masjid, seorang
merusak alam dan harus sesuai dengan
arsitek dituntut untuk selalu berpikir
apa yang dibutuhkan.3
kreatif dalam proses perancangannya,
kreativitas dilakukan untuk menghasilkan

5
Ulviani Eka Rahmawati
Achmad Noe’man: Arsitek Masjid Salman ITB, Tonggak Arsitektur Masjid Kontemporer di
Indonesia
alternatif solusi pemecahan perancangan

5
Tsaqofah & Tarikh Vol. 7 No. 1 Bulan Juni Tahun

yang membawa sang arsitek pada desain dengan tetap memperhatikan batasan-
yang dihasilkan. Dalam berpikir seorang
batasan yang dilarang dalam agama Islam.
Muslim tidak dibolehkan untuk bertaqlid.
2) Desain Sederhana, kesederhanaan
Taqlid berarti menerima sesuatu secara
dimulai dari bentuk masjid, pemilihan
dogmatis tanpa dimengerti terlebih
warna cat masjid, ornamen masjid dan
dahulu, karena sudah menjadi tradisi
seterusnya. Dengan deain yang sederhana
secara turun menurun. Seseorang harus
maka dapat memberikan kemudahn
mampu berpikir ke depan dan tidak
dalam perawatan.
terjebak di dalam hal-hal yang mentradisi.
3) Fasilitas yang lengkap dan Ornamen
Hal ini pun dapat menjadi dorongan
sederhana, ornamen yang terdapat pada
seseorang untuk terus menggali sesuatu
eksterior dan interior masjid bersifat
yang baru. Berkaitan dengan proses
sederhana namun tetap memberikan
pencarian gagasan arsitektur, Islam
makna tentang Islam. Misalnya adalah
membuka pintu ijtihad. Ijtihad merupakan
ornamen kaligrafi pada umunya masjid,
usaha sungguh-sungguh seorang mujtahid
namun pada masjid modern, kaligrafi
(orang yang melakukan ijtihad) untuk
cukup sederhana dan mampu
mencapai suatu keputusan tentang hal-hal
memberikan makna cukup dalam.4
yang belum ada ketentuannya di Al-
Masjid dengan arsitektur modern
Qur’an dan Sunnah. Antara arsitek dan
dapat dijumpai di banyak negara,
ijtihad merupakan dua hal yang tidak
terutama yang bependuduk mayoritas
terpisahkan, melalui ijtihad seorang arsitek
Muslim seperti di Indonesia. contohnya,
memiliki kebebasan dalam menghasilkan
adalah Masjid Salman ITB, Masjid Al-
produk yang excellent, inovatif, dan
Irsyad Bandung, Masjid Al-Azhar
kreatif. Khazanah arsitektur masjid di
Summarecon Bekasi dan masih banyak
Indonesia semakin berkembang, di mana
lagi. Dalam hal ini, Masjid Salman ITB
masjid tidak lagi merupakan produk
yang dirancang oleh arsitek masjid
arsitektur produk arsitektur yang dibuat
kenamaan Indonesia, Ir. Achmad
secara otodidak oleh masyarakat, tetapi
Noe’man yang kemudian akan dibahas
sudah ada sentuhan tangan para arsitek
lebih lanjut dalam kajian ini.
dan kaum akademisi (Utami 2014).
Mengutip dari laman Konsep Arsitektur Masjid Tradisional
kontraktorkubahmasjid.com dijelaskan dan Arsitektur Masjid Kontemporer
bahwa ciri-ciri arsitektur masjid moden Dalam aspek bentuk dasar
yang populer adalah 1) Masjid tanpa atap arsitektur, tradisionalitas arsitektur masid
kubah. Pendapat umum arsitek tentang umumnya ditunjukkkian dengan bentuk-
meracang masjid tanpa kubah adala bentuk denah persegi atau bujungsangkar
karena kubah bukan fokus utama pada dengan serambi di mukanya. Ruang
sebuah bangunan masjid, selma desain utama berbentuk bujursangkar dalam
masjid tersebut tidak bertentangan dengan yang biasanya memiliki empat kolom
hukum syar’i, maka arsitek memiliki (tiang) untuk mendukung atap. Bentuk
kebebasan dalam merancang bentuk atap biasanya mengguanakan bentuk atap
sebuah bangunan termasuk masjid, tajug dengan memolo di puncak atap atau
meru karena pengaruh Hindu, dan bentuk
5
Ulviani Eka Rahmawati
Achmad Noe’man: Arsitek Masjid Salman ITB, Tonggak Arsitektur Masjid Kontemporer di
Indonesia
atap atap kubah kaena pengaruh Timur
Tengah

5
Tsaqofah & Tarikh Vol. 7 No. 1 Bulan Juni Tahun

yang dibawa para Kyai ataupun Ulama


penampilan masjid dalam karya arsitektur
masa lampau setelah pulang berhaji. Dan
tampak lebih mengarah kepada bentuk-
seiring perkembangannya, bentuk atap
bentuk yang bebas sebagai hasil dari karya
kubah kemudian kemudian menjadi
para arsitek. Hal ini dapat kita saksikan
simbol utama bahkan “merk” atas
pada bentuk-bentuk masjid yang lahir di
tradisionalitas masjid. Kubah digunakan
zaman terakhir ini.
tidak selalu karena alasan fungsional
Berbeda dengan arsitektur masjid
tetapi sebagai penanda masjid dan
tradisional, gaya dan bentuk masjid
menggantikan memolo. Tajug dan kubah
semakin berkembang. Menurut L.
merupakan langgam pengaruh dari Hindu
Hilberseimer dalam Contemporary Architecs
(meru atau candi) serta Islam (kubah atau
(1964), arsitektur kontemporer adalah
bentuk bentuk lengkungan pada elemen
suatu style alran arsitektur pada eranya
arsitektur). Di mana ini merupakan
yang mencerminkan kebebasan berkarya
tipologi masjid tradisional yang kemudian
sehingga menamapilkan sesuatu yang
secara turun menurun diikuti masyarakat
berbeda, dan merupakan suatu aliran baru
Islam tradisionalis tanpa adanya usaha
atau penggabungan dari beberapa gaya
pembaharuan.5
arsitektur lainnya. Konnemann dalam
Awalnya, gerakan penyebaran
World of Contemporary Architecture,
agama Islam yang dipelopori oleh bangsa
arsitektur kontemporer adalah gaya
Turki menghasilkan perkembangan
arsitektur yang bertujuan untuk
masjid di kawasan Asia Kecil dengan
memberikan contoh suatu kualitas
penampilan khas, akibat dari terjadinya
tertentu terutama dari segi kemajuan
pembaruan adat kebiasaan asli Turki,
teknologi dan juga kebebasan dalam
maka dengan sendirinya terjadi pula
mengekspresikan suatu gaya arsitektur.
penambahan bentuk-bentuk masjid,
Arsitektur ini berkembang akibat
seperti penggunaan kubah sebagai atap
perkembangan zaman yang menuntut
dan pemakaian bentuk lengkung pada
terjadinya perubahan, termasuk dalam
pintu yang penggunaan tersebut
bentuk karya arsitektur. Dalam hal ini,
senantiasa dihubungkan dengan ciri
masjid sebagai bagian dari arsitektur Islam
simbolis khas masjid.
tidak luput dari pengaruh perkembangan.
Sesuai dengan perjalanan sejarah
Masjid dapat dikatakan sebagai
perkembangannya, masuk pula pengaruh-
masjid kontemporer merujuk pada
pengaruh lainnya, demikian pula halnya
rancangan bangunan masjid yang
dengan unsur-unsur masukan yang
berupaya membebaskan diri dari tradisi,
berasal dari Barat, seperti pola-pola
atau paling tidak mereintepretasi atas
gemetri pada bagian bangunan. Sesuai
bahasa atau ungkapan arsitektur yang
dengan kemajuan dalam bidang teknoogi
telah berkembang sebelumnya, seperti
dan industri, terasa juga pengaruhnya
atap tajug atau tumpang pada masjid-
dalam perkembangan selanjutnya dari
masjid tradisional, dan kubah yang
arsitektur pada umumnya. Di mana mulai
seringkali dianggap sebagai idiom
banyak unsur-unsu tradisp ional yang
univesal dari masjid. Pemikiran dari yang
mulai ditinggalkan dalam pembangunan
paling mendasari perwujudan bangunan
masjid. Sehingga dengan demikian
adalah

6
Ulviani Eka Rahmawati
Achmad Noe’man: Arsitek Masjid Salman ITB, Tonggak Arsitektur Masjid Kontemporer di
Indonesia
penentangan terhadap sikap imitasi
(dalam Islam dikenal dengan taqlid).
Bicara hal perancangan masjid, pada
Al-Qur’an dan Hadits tidak ditemukan
tentang bagaimana sebuah bentuk dan
ukuran sebuah masjid harus berdiri.
Meski begitu, tetap harus memperhatikan
ketentuan pelaksanaan agama Islam
seperti tempat tersebut harus bersih dan
Gambar 1.Integrasi Konsep Islami dan Konsep
harus menghadap kiblat. Sejalan dengan
Arsitektur Modern pada Perancangan
itu, arsitektur modern memiliki spirit yang
Arsitektur Masjid
menawarkan kesederhanaan, kejujuran,
Sumber: Utami
fungsional serta bersifat rasional.
Arsitektur modern menolak tradisi,
Dalam jurnal Islam, Indonesianity, and
budaya, dan unsur-unsur masa lalu yang
Modernity in Architecture of Achmad
senantiasa ditiru secara turun menurun.
Noe’man karya Ekomadyo S. Budiharjo,
Pandangan tersebut membawa moralitas
disebutkan bahwa arsitektur Islam
dalam arsitektur antara lain anti-tradisi,
menurut Achmad Noe’man sendiri ialah
anti-ornamen serta lebih mementingkan
arsitektur yang tidak memiliki kontradiksi
kejujuran (kejujuran material, struktur dan
dengan Al- Qur’an dan Sunnah.6 Noe’man
fungsi). Visualisasi bangunan memiliki
menjadikan pentingnya ijtihad pada
olahan yang sederhana, bersih dan jelas
pengerjaan arsitektural yang
melalui slogan, yaitu “Ornamnt is crime”,
dicontohkannya dalam desain Masjid
“Form Follow Function”
Salman ITB.
, atau “Less is more”. Konsep yang
ditawarkan dalam arsitektur modern
Achmad Noe’man dan Pembangunan
tersebut kuat pengaruhnya tehadap
Masjid Salman ITB
arsitektur masjid, sebab mencerminkan
Masjid Salman ITB adalah sebuah
cara pandang yang Islami, tentang tidak masjid yang terletak di Jalan Ganesha
berlebih-lebihan dan tidak mubazir dalam No.7, Bandung, Jawa Barat sekaligus
suatu hal termasuk dalam hal arsitektural. berseberangan dengan kompleks Institut
Teknologi Bandung di sebelah selatan.
Dikenal sebagai masjid kampus pertama
di Indonesia juga menjadi tonggak
arsitektur masjid kontemporer, masjid ini
menjadi kebanggaan warga Muslim di
lingkungan kampus ITB. Berbagai
aktivitas di lakukan di sana, tidak hanya
menjadi tempat beribadah, namun juga
berfungsi sebagai sarana yang bersifat
sosial dan akademik seperti belajar
maupun berdiskusi bagi warga muslim di
ITB, masyarakat Kota Bandung bahkan
6
Tsaqofah & Tarikh Vol. 7 No. 1 Bulan Juni Tahun

juga pengunjung dari

6
Ulviani Eka Rahmawati
Achmad Noe’man: Arsitek Masjid Salman ITB, Tonggak Arsitektur Masjid Kontemporer di
Indonesia
luar Bandung. Masjid Salman ITB
Noe’man, dan beberapa orang lainnya.
merupakan karya besar dalam arsitektur Achmad Noe’man pun ditunjuk sebagai
masjid bagi arsiteknya, yang tidak lain arsitek. Mereka akhirnya mengirimkan
adalah Ir. Achmad Noe’man. surat kepada Rektor yang berisi
Achmad Noe’man merupakan permintaan izin untuk mendirikan sebuah
seorang maestro arsitektur masjid yang masjid di sebidang tanah yang terletak sisi
lahir di Garut, 10 Oktober 1926.7 Ayahnya, selatan ITB, namun ditolak oleh sang
H. Muhammad Djamhari adalah pendiri Rektor karena daerah tersebut sudah
Muhammadiyah di Garut. Lahir dan dipersiapkan untuk pembangunan kantor
tumbuh dari lingkungan keluarga Lembaga Afiliasi Pembangunan Industri
Muhammadiyah membuatnya menjadi atau LAPI. Selain itu, Rektor juga khawatir
seorang Muslim yang moderat. akan ada kecemburuan bagi mahasiswa
Pengalaman di masa kecil ketika sang agama lain.
ayah sering mengajak Noe’man dalam “Kalau orang Islam meminta masjid,
membangun sekolah, asrama ataupun nanti orang Komunis pun minta Lapangan
masjid pun akhirnya menumbuhkan Merah di ITB”.
minatnya menjadi seorang arsitek. Mereka pun ditawarkan untuk
Kekagumannya pada bangunan masjid, membangun masjid di sisi utara kompleks
membuat Noe’man memiliki tekad yang ITB, namun disangkal oleh Soelaiman
kuat untuk mempelajari arsitektur, hingga bahwa nanti akan sedikit jumlah jamaah
akhirnya di tahun 1958 ia pun berhasil yang salat di sana sebab lokasinya terlalu
lulus dari Institut Teknologi Bandung jauh dari pusat kegiatan di ITB. Belum
pada jurusan arsitektur. Masjid Salman menemukan hasil seperti yang diinginkan,
ITB kemudian yang menjadi titik awal Noe’man dan kawan-kawannya belum
karir besarnya sebagai seorang arsitek, kehilangan ide. Soelaiman mengusulkan
dengan terobosan arsitektur masjid yang di mana mereka harus meminta dukungan
berbeda dengan bentuk masjid-masjid kepada Presiden Soekarno, orang tertinggi
yang telah ada sebelumnya waktu itu, di Indonesia. Dengan bantuan dari Adjat
Achmad Noe’man semakin Sudrajat, salah satu mahasiswa arsitek ITB
mengembangkan sayapnya di bidang yang merupakan kemenakan dari Jenderal
arsitektur masjid hingga ia dikenal dengan Sabur. Jenderal Sabur adalah ajudan dari
julukan “Arsitek Seribu Masjid”. Presiden Soekarno.
Achmad Noe’man selesai Pada 28 Mei 1964, Achmad Noe’man
merancang Masjid Salman pada tahun bersama ketiga rekannya yakni Achmad
1964. Dalam rencana pembangunannya Sadali, T.M. Soelaiman, dan Adjat
tidaklah mudah, Noe’man dan kawan- Sudrajat, datang ke Istana pada pagi hari.
kawannya harus menghadapi tembok Setelah mengalami keraguan, akhirnya
besar berupa penolakan dari Rektor ITB mereka dipersilakan untuk masuk menuju
saat itu, Prof. Ir. Otong Kosasih. Pada 19 beranda Istana dan duduk bersama
April 1960, dibentuk sebuah panitia menghadap Soekarno. Mereka
pembangunan masjid yang beranggotakan menyampaikan maksud kedatangan
Prof. T.M. Soelaiman, Achmad Sadali, dan mereka untuk meminta persetujuan atas
Achmad rencana pembangunan

6
Tsaqofah & Tarikh Vol. 7 No. 1 Bulan Juni Tahun

masjid di kampus ITB, dan mengajukan rancangan masjid yang telah diparaf oleh
permohonan pada Soekarno untuk
memberikan nama bagi cikal bakal masjid
tersebut. Mereka menyerahkan tiga buah
salinan gambar desain masjid yang telah
dirancang oleh Achmad Noe’man kepada
Soekarno. Setelah berdiskusi Soekarno
akhirnya menyetujui rencana tersebut.
Soekarno bertanya pada Saifuddin Zuhri
yang ketika itu menjabat sebagai Menteri
Agama tentang nama seorang sahabat
Nabi Muhammad shallalahu ‘alaihi
wasallam yang menjadi arsitek perang
Khandaq, Saifuddin menjawab “Salman
Al-Farisi”. Pada akhirnya Soekarno
memberikan nama untuk masjid itu
sebagai Masjid Salman ITB dan
membubuhkan tanda tangan di atas
gambar rancangan masjid Achmad
Noe’man.8

Gambar 2. Prasasti Pernyataan Dukungan


Soekarno terhadap Pembangunan Masjid
Salman ITB di Kompleks Masjid Salman ITB
Sumber: Dokumentasi pribadi

Noe'man mengatakan bahwa jika


ingin mendirikan sebuah bangunan pada
masa itu dan telah mendapat persetujuan
langsung oleh Presiden Soekarno, maka
tidak ada lagi yang dapat mengubah
keputusan tersebut. dengan bekal

6
Ulviani Eka Rahmawati
Achmad Noe’man: Arsitek Masjid Salman ITB, Tonggak Arsitektur Masjid Kontemporer di
Indonesia
Soekarno, mereka kembali ke Bandung
dan memulai pembangunan Masjid
Salman. Langkah pertama yang diambil
adalah dengan membangun sebuah
Musala kecil di samping lokasi
pembangunan masjid yang mana
kegiatan salat Jumat akan dipindahkan ke
sana. Bangunan yang berhasil berdiri
adalah sebuah minaret atau menara yang
diresmikan di tanggal 22 Juni 1965.
Menara ini berfungsi untuk memperluas
jangkauan suara azan sekaligus menjadi
penanda keberadaan sebuah masjid
nantinya. Noe’man merancang menara
tersebut dengan menggunakan material
beton kerawang, desainnya minimalis
tanpa ornamen.

Gambar 3. Menara Masjid Salman ITB


Sumber: Dokumentasi pribadi

Pada masa itu, kehadiran sebuah


masjid di area kampus merupakan
sesuatu yang tidak lazim dan belum bisa
diterima luas. Prof. Dr. Zuhal Abdul
Qadir, mantan Menteri Riset dan Teknogi
di Kabinet Presiden B.J. Habibie yang
kala itu masih menjadi mahasiswa ITB
membantu untuk menggerakkan kegiatan
pengumpulan dana untuk pembangunan
masjid. Melansir dari surat kabar Pikiran
Rakyat

6
Tsaqofah & Tarikh Vol. 7 No. 1 Bulan Juni Tahun

edisi 17 Oktober 1964 diberitakan bahwa


Wakil PM III, Chaerul Saleh pada saat itu
memberikan sumbangan berupa semen
dan menyanggupi sumbangan berbentuk
uang pula di tahun 1964. Selain itu di
tahun 1965, Pangdam VI Mayjen I, Adjie
turut memberikan sumbangan guna
pembangunan Masjid Salman sebesar Rp.
6.000.000,- kepada Rektor ITB saat itu, Ir.
Kunto Adji. Masjid Salman akhirnya Gambar 4. Masjid Salman ITB
selesai dibangun dan diresmikan pada Sumber: Dokumentasi pribadi
tanggal 5 Mei 1972, oleh Prof. Dr. Doddy
Trisna Amidjaja. Salat Jumat pertama juga Masjid ini memiliki ketinggian dua
dilakukan di sana. lantai dengan mezanin yang berada di
Dalam merancang Masjid Salman, lantai dua dan diperuntukkan untuk
Achmad Noe'man berpandangan bahwa tempat salat bagi wanita agar tidak terlihat
bentuk masjid harus sederhana karena oleh jamaah pria. Bentuk dasarnya persegi
yang lebih penting adalah semangat Islam panjang dan beratap datar mengikuti
(beribadah), serta tentang bagaimana bentuk utamanya, diciptakan untuk
sebuah masjid dapat menjadi fasilitas bagi mendapatkan ruangan yang luas dan
seorang muslim untuk kembali pada Allah menampung banyak jamaah. Menurut
subhanahu wa ta'ala. Masjid Salman Noe'man semua manusia memiliki
memiliki bentuk yang berbeda dari kedudukan yang sama dan tidak
masjid- masjid sebelumnya, di mana pada bergantung pada jabatan maupun status
umumnya, masjid-masjid di Indonesia sosial, sehingga siapapun berhak
bergaya tradisional maka Noe'man mendapatkan shaf pertama jika berhasil
menunjukkan konsep semangat Islam datang lebih dahulu tanpa adanya
melalui kesederhanaan dan kejujuran kesenjangan satu sama lain. Penggunaan
material di Masjid Salman ITB. bentuk ini juga mengajarkan bahwa
Terinspirasi oleh konsep-konsep dari: persepsi masyarakat terhadap kubah
Mies van der Rohe, Le Corbusier, Walter masjid hanyalah sebuah dogmatis semata
Gropieyer dan arsitek modern lainnya, dan tidak ada ketentuannya dalam Al-
Noe’man juga merupakan seorang Qur'an.
pengagum Bauhaus dengan mengadopsi Ideologi arsitektur modern bertemu
konsep: “keindahan lahir dari dengan paradigma keislaman di benak
kesederhanaan.” Achmad Noe’man muda. Ia menfasirkan
laragan taqlid mengutip dari Al-Qur’an
Surat Al-Baqarah ayat 170 bahwa Allah
melarang mengikuti tradisi leluhur tanpa
mempertimbangkannya lebih lanjut.
“Dan apabila dikatakan kepada mereka,
“Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah”.
Mereka menjawab, “(Tidak!) Kami mengikuti

6
Ulviani Eka Rahmawati
Achmad Noe’man: Arsitek Masjid Salman ITB, Tonggak Arsitektur Masjid Kontemporer di
Indonesia
apa yang kami dapati pada nenek moyang kami
dunia, berhasil beradaptasi dengan iklim
(melakukannya)”. Padahal, nenek moyang
tropis, mencerminkan pemahaman
mereka itu tidak mengetahui apapun, dan tidak
Achmad Noe'man terhadap arsitektur
mendapat petunjuk”. (QS. Al-Baqarah: 170).
modern yang menunjukkan kesesuaian
Selain itu, dalam membangun masjid
dengan konsep Islam.
Achmad Noe’man berpegang teguh pada
Menurut Noe'man, masjid harus
ayat Al-Quran berikut:
mengedepankan fungsi sebagai tempat
“Sesungguhnya orang-orang yang
ibadah kepada Allah subhanahu wa ta'ala,
pemboros itu saudara setan dan setan itu
meskipun tidak serta merta melupakan
sangat ingkar kepada Tuhannya”. (QS. Al-
keindahan.
Isra’: 27).
Berdasarkan wawancara dengan
Dari ayat tersebut, Achmad
Fauzan Noe'man (anak ketiga dari
Noe’man mengambil nilai untuk menjauhi
Achmad Noe'man) mengatakan bahwa
pemborosan dalam karya-karyanya,
Noe'man pernah mendapatkan
termasuk Masjid Salman ITB.
kesempatan untuk melanjutkan studi
Menurutnya, dalam kadar tertentu, kubah
magister (S2) di Kentucky, Amerika
dan tiang- tiang penyangga di dalam
Serikat. akan tetapi kesempatan tersebut
masjid termasuk pemborosan. Beliau juga
ditolaknya sebab Noe'man memiliki
berpendapat bahwa “kubah adalah bentuk
keinginan untuk berbakti pada negeri
struktur, bukan identitas sebuah masjid,
melalui kapasitas yang ia miliki sebagai
hal itu yang belum dipahami masyarakat”.
arsitek. Noe'man selain menjadi seorang
Masjid Salman tidak mengambil
arsitek, ia juga menjadi seorang dosen di
karakter masjid tradisional termasuk
jurusan arsitektur.
masjid dengan bentuk atap kubah yang
Selepas merancang Masjid Salman
selama ini diidentikkan dengan arsitektur
ITB, banyak masjid-masjid yang telah ia
masjid dalam Islam, namun merujuk pada
rancang, antara lain: Masjid At-Tin di
konsep-konsep arsitektur modern yang
TMII Jakarta Timur, Masjid Jakarta Islamic
sedang tren ketika itu. Menurutya, Masjid
Centre di Jakarta Utara, Masjid Agung
Salman didirikan di kampus teknologi
Pati, Masjid Al-Furqan UPI (Universitas
sehingga harus menerminkan kemajuan
Pendidikan Indonesia) Bandung, Masjid
tenknologi yang modern pula. Ia berani
Al-Ghifari IPB (Institut Pertanian Bogor)
menentang bentuk masjid tradisional
dan lain sebagainya. Tidak hanya di
sebelumnya dengan tanpa kubah, tanpa
dalam negeri, Noe'man pun turut
ornamen namun kuat dengan ekspresi
menelurkan karya desainnya pada Masjid
“International Style”. Penerapan arsitektur
Syekh Yusuf di Cape Town, Masjid
modern yang tampak pada Masjid Salman
Soeharto/Masjid Istiqlal di Bosnia, hingga
belum pernah ada di masjid-masjid
berkesempatan merancang mimbar Masjid
sebelumnya bahkan dipandang tidak
Al-Aqsa di Palestina pada tahun 1993-
lazim pada masa itu. Seperti yang
1994.
dicantumkan dalam buku “The Most
Dedikasi ilmu dan waktu dalam
Contemporary Mosque in the World”,
hidupnya dalam mendesain masjid-masjid
Masjid Salman pun dikenal sebagai masjid
di Indonesia setelah berhasil mendesain
kontemporer di
masjid Salman ITB dan mancanegara telah
6
Tsaqofah & Tarikh Vol. 7 No. 1 Bulan Juni Tahun

dirasakan umat Muslim. Bahkan tidak


pun dikenal sebagai tonggak arsitektur
dipungkiri bahwa Achmad Noe'man telah
masjid kontemporer di Indonesia.9
mempelopori adanya bangunan masjid
tanpa kubah (dalam hal ini Masjid
Catatan Akhir
Salman). berbagai pencapaian yang
1. Sumalyo, Arsitektur Masjid, 1.
ditorehkan oleh Achmad Noe'man adalah
2. Rochym, Mesjid dalam Karya
inspirasi yang sudah sepatutnya menjadi
Arsitektur Nasional.
teladan, berkontribusi melalui kapasitas
3. Utami, “Integrasi Konsep”, 2-3.
pribadi dengan dedikasi tinggi bagi
4. Fajriyanto, “Simbol Arsitektur
Indonesia dan dunia
Masjid, 88-89.
5. Barliana, “Transformasi Bentuk
Kesimpulan
dan Ruang”, 10-11.
Masjid sebagai bagian dari
6. Ekomadyo, “Islam Modernity”, 1.
arsitektur Islam tentu mendapat perhatian
7. Rosidi, Apa Siapa Orang Sunda, 20.
dari segi syariat Islam, seperti tempat
8. Soelaiman, Berkawan Matahari,
yang harus bersih dan menghadap kiblat.
154.
Meski begitu, tidak ada ketentuan khusus
9. Haq, “Masjid Salman ITB”
tentang bagaimana bentuk sebuah masjid
harus berdiri di dalam Al-Qur’an dan
Referensi
Sunnah sebagai rujukan tertinggi dalam
hukum
Barliana, M Syaom. 2008. “Perkembangan
,Islam. Maka Islam membuka pintu ijtihad
Arsitektur Masjid: Suatu
guna membantum usaha arsitek dalam
Transformasi Bentuk Dan Ruang.”
mencari referensi arsitektur masjid, selama
Historia: Jurnal Pendidikan Sejarah 9,
tidak bertentangan ajaran Islam.
no. 2: 45–60.
Achmad Noe’man, seorang arsitek
https://doi.org/10.17509/historia.v9
Muslim asal Garut, ia melakukan ijtihad
i2.12171.
dalam merancang masjid karyanya. Lahir
dan tumbuh di lingkungan Ekomadyo, Agus S. 2003. “Islam,
Muhammadiyah di Garut mempengaruhi Indonesianity, and Modernity in
kehidupannya, termasuk dalam bidang Architecture of Achmad Noe’man.”
arsitektur. Ketika masjid-masjid pada Interntational Symposium of Modern
umumnya bercorak tradisional, maka Asian Architecture Network III. Petra
Achmad Noe’man dengan karyanya University Surabaya.
Masjid Salman ITB hadir sebagai masjid
dengan arsitektur modern. Mendobrak Fajriyanto. 1993. “Simbol Dalam
tradisi lama di mana masjid biasanya Arsitektur Masjid.” Unisia 13, no. 20:
beratap kubah dan memiliki tiang 86–94.
penyangga, Masjid Salman memiliki atap https://doi.org/10.20885/unisia.vol1
datar dengan tanpa kolom (tiang 3.iss20.art11.
penyangga), desainnya sederhana namun
tetap terlihat indah. Masjid Salman ITB Haq, Fathia Uqimul. 2020. “Masjid Salman
ITB: Tonggak Arsitektur Masjid

6
Ulviani Eka Rahmawati
Achmad Noe’man: Arsitek Masjid Salman ITB, Tonggak Arsitektur Masjid Kontemporer di
Indonesia
Kontemporer Di Indonesia.”
Yayasan

6
Tsaqofah & Tarikh Vol. 7 No. 1 Bulan Juni Tahun

Pembina Masjid Salman ITB. 2020.


http://salmanitb.com/2020/05/04/
masjid-salamn-itb-tonggak-
arsitektur-masjid-kontemporer-di-
indonesia/.

Masjid. 2021. “5 Ciri-Ciri Masjid Modern.”


25 Januari. 2021. Accessed July 8, 2021
http://kontraktorkubahmasjid.com/
5-ciri-ciri-masjid-modern/.

Rochym, Abdul. 1983. Mesjid Dalam


Karya Arsitekur Nasional Indonesia.
Cetakan Ke I. Bandung: Penerbit
Angkasa.

Rosidi, Ajip. 2003. Apa Siapa Orang Sunda.


Bandung: Kiblat Buku Utama.

Soelaiman, TM. 2003. Berkawan Matahari.


Edited by Sigit Haryoto. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya Bandung.

Sumalyo, Yulianto. 2000. Arsitektur


Mesjid Dan Monumen Sejarah
Muslim. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.

Utami. 2014. “Integrasi Konsep Islami Dan


Konsep Arsitektur Modern Pada
Perancangan Arsitektur Masjid (Studi
Kasus Pada Karya Arsitektur Masjid
Achmad Noe’Man).” Radial 2, no. 1:
38–46. https://stitek-binataruna.e-
journal.id/radial/article/view/45.

Wawancara dengan Fauzan Noe’man,


anak ketiga Achmad Noe’man pada
Jum’at, 11 Juni 2021.

Anda mungkin juga menyukai