Kontemporer di Indonesia
Abstrak
Indonesia adalah salah satu negara dengan jumlah populasi umat Muslim terbanyak di
dunia, maka tentu saja akan dapat dengan ditemukan bangunan peribadahan, yaitu sebuah
masjid. Dalam perkembangannya, arsiektur masjid yang awalnya berbentuk sederhana
semakin bertransformasi, dari bentuk tradisional ke bentuk modern. Achmad Noe’man,
seorang maestro dalam bidang arsitektur, terutama arsitektur masjid. Lulus dari Institut
Teknologi Bandung (ITB) pada tahun 1958, Achmad Noe’man memulai karir besarnya dari
Masjid Salman ITB yang berhasil dirancang pada tahun 1964, kemudian selesai dan berhasil
diresmikan pada tahun 1972. Ayahnya merupakan pendiri Muhamadiyah Garut. Lahir dan
tumbuh di lingkungan keluarga Muhammadiyah membuatnya menjadi seorang muslim
moderat. Pemikirannya tehadap arsitektur masjid dituangkan dalam mahakaryanya, Masjid
Salman ITB. Tidak hanya menjadi tonggak dari arsitektur masjid kontemporer, Masjid
Salman juga menjadi titik awal karir arsiteknya hingga dijuluki sebagai “Arsitek Seribu
Masjid”.
Abstract
Indonesia is one of the countries with the largest muslim population in the world, so of course it will
be able to find a building of worship, namely a mosque. In its development, the architecture of the
mosque that was originally simple is increasingly transformed, from the traditional form to the
modern form. Achmad Noe'man, a maestro in the field of architecture, especially the architecture of
the mosque. Graduated from Bandung Institute of Technology (ITB) in 1958, Achmad Noe'man
started his major career from Salman Mosque ITB which was successfully designed in 1964, then
completed and successfully inaugurated in 1972. His father was the founder of Muhamadiyah Garut.
Born and raised in the Muhammadiyah family environment made him a moderate Muslim. His
thoughts on the architecture of the mosque are expressed in his masterpiece, Salman Mosque ITB. Not
only a milestone of contemporary mosque architecture, Salman Mosque is also the starting point of his
architect's career until dubbed as the "Arsitek Seribu Masjid”.
5
Ulviani Eka Rahmawati
Achmad Noe’man: Arsitek Masjid Salman ITB, Tonggak Arsitektur Masjid Kontemporer di
Indonesia
dibangun
5
Tsaqofah & Tarikh Vol. 7 No. 1 Bulan Juni Tahun
umat Islam, sejak zaman Rasulullah Biasanya karya ini adalah hasil dari
sampai sekarang, pembangunan masjid
terus dilakukan dan menjadi pusat
gerakan Islamiyah. Menurut Hasan-Udin
Khan dalam The Architecture of the Mosque
an Overview and Design Directions,
disebutkan bahwa secara arsitektural
bangunan masjid yang dibangun selama
berpuluh tahun lalu, terbagi menjadi
empat kategori pokok sebagai berikut:
a. Vernakular, di mana bangunan
masjid diterjemahkan dengan
bahasa arsitektur tradisional dan
cara ini masih digunakan sampai
sekarang.
b. Historis, beberapa model
bangunannya menunjukkan
kembali ke gaya-gaya historis yang
spesifik sebagai sumber di dalam
mendesain masjid. Di mana
beberapa masjid menggunakan
lebih dari satu gaya dan hadir
dengan suatu gaya campuran.
c. Klasik kontemporer, dalam istilah
Barat disebtu sebagai post-modern
seperti yang ditulis oleh William
Curtis. Pendekatan ini
menggunakan referensi gaya
historis yang secara umum
dinggap sebagai ‘klasik’ dalam
Islam, namun menghadirkan
kesadaran untuk mencari
interpretasi kembali kembali dari
model-model tersebut. Dalam hal
ini, beberapa kasus hal ini menuju
sebuah eklektisisme (memilih dari
berbagai sumber mengambil yang
terkkbaik).
d. Modern, di mana desain, image, dan
teknologi menunjukan suatu
keterputusan hubungan dengan
masa lalu, untuk memperlihatkan
identitas Muslim yang modern.
5
Ulviani Eka Rahmawati
Achmad Noe’man: Arsitek Masjid Salman ITB, Tonggak Arsitektur Masjid Kontemporer di
Indonesia
arsitek-arsitek yang dididik secara
formal (menurut pengertian Barat)
serta pemberi tugas yang
berpendidikan.
Arsitektur tidaklah lepas dari
bentuk ataupun simbol. Bentuk
merupakan suatu media atau alat
komunikasi untuk menyampaikan arti
yang dikandung oleh bentuk itu sendiri,
atau menyampaikan pesan tertentu dari
arsitek, dengan kata lain bentuk adalah
bahasa dalam arsitektur untuk
menghubungi menyampaikan pesan
yang terkandung dalam di dalam sebuah
bangunan kepada masyarakat. Simbol
berperan mengungkapkan makna- makna
yang terkandung dalam bangunan,
melalui simbol-simbol inilah bangunan
dapat menjadi lebih bermakna, mampu
menyampaikan atau berkomunikasi
dengan pengamat. dalam berkehidupan
masyarakat, manusia membutuhkan
identitas baik bagi dirinya maupun benda
di sekelilingnya. Identitas tersebut
merupakan kebutuhan manusia akan
aktualisasi diri. Menurut Suwondo B.
Sutedjo, terdapat beberapa cara
mengungkapkan simbol dalam bentuk
bangunan, antara lain dengan simbol
sebagai metafora, simbol sebagai
tersamar yang menyatakan peran dari
suatu bentuk, dan simbol
sebagai unsur pengenal.
(Fajriyanto 1993).
1) Simbol sebagai metafora
Masyarakat cenderung untuk
melihat sebuah bangunan dengan
membandingkan antara angunan yang
diamati dengan bangunan lain. cara ini
ditangkap dalam persepsi untuk
memahami simbol dan bentuk bangunan
modern yang semakin kompleks.
Sebagai contoh adalah bangunan
Sydney Opera House di Australia.
5
Tsaqofah & Tarikh Vol. 7 No. 1 Bulan Juni Tahun
5
Ulviani Eka Rahmawati
Achmad Noe’man: Arsitek Masjid Salman ITB, Tonggak Arsitektur Masjid Kontemporer di
Indonesia
alternatif solusi pemecahan perancangan
5
Tsaqofah & Tarikh Vol. 7 No. 1 Bulan Juni Tahun
yang membawa sang arsitek pada desain dengan tetap memperhatikan batasan-
yang dihasilkan. Dalam berpikir seorang
batasan yang dilarang dalam agama Islam.
Muslim tidak dibolehkan untuk bertaqlid.
2) Desain Sederhana, kesederhanaan
Taqlid berarti menerima sesuatu secara
dimulai dari bentuk masjid, pemilihan
dogmatis tanpa dimengerti terlebih
warna cat masjid, ornamen masjid dan
dahulu, karena sudah menjadi tradisi
seterusnya. Dengan deain yang sederhana
secara turun menurun. Seseorang harus
maka dapat memberikan kemudahn
mampu berpikir ke depan dan tidak
dalam perawatan.
terjebak di dalam hal-hal yang mentradisi.
3) Fasilitas yang lengkap dan Ornamen
Hal ini pun dapat menjadi dorongan
sederhana, ornamen yang terdapat pada
seseorang untuk terus menggali sesuatu
eksterior dan interior masjid bersifat
yang baru. Berkaitan dengan proses
sederhana namun tetap memberikan
pencarian gagasan arsitektur, Islam
makna tentang Islam. Misalnya adalah
membuka pintu ijtihad. Ijtihad merupakan
ornamen kaligrafi pada umunya masjid,
usaha sungguh-sungguh seorang mujtahid
namun pada masjid modern, kaligrafi
(orang yang melakukan ijtihad) untuk
cukup sederhana dan mampu
mencapai suatu keputusan tentang hal-hal
memberikan makna cukup dalam.4
yang belum ada ketentuannya di Al-
Masjid dengan arsitektur modern
Qur’an dan Sunnah. Antara arsitek dan
dapat dijumpai di banyak negara,
ijtihad merupakan dua hal yang tidak
terutama yang bependuduk mayoritas
terpisahkan, melalui ijtihad seorang arsitek
Muslim seperti di Indonesia. contohnya,
memiliki kebebasan dalam menghasilkan
adalah Masjid Salman ITB, Masjid Al-
produk yang excellent, inovatif, dan
Irsyad Bandung, Masjid Al-Azhar
kreatif. Khazanah arsitektur masjid di
Summarecon Bekasi dan masih banyak
Indonesia semakin berkembang, di mana
lagi. Dalam hal ini, Masjid Salman ITB
masjid tidak lagi merupakan produk
yang dirancang oleh arsitek masjid
arsitektur produk arsitektur yang dibuat
kenamaan Indonesia, Ir. Achmad
secara otodidak oleh masyarakat, tetapi
Noe’man yang kemudian akan dibahas
sudah ada sentuhan tangan para arsitek
lebih lanjut dalam kajian ini.
dan kaum akademisi (Utami 2014).
Mengutip dari laman Konsep Arsitektur Masjid Tradisional
kontraktorkubahmasjid.com dijelaskan dan Arsitektur Masjid Kontemporer
bahwa ciri-ciri arsitektur masjid moden Dalam aspek bentuk dasar
yang populer adalah 1) Masjid tanpa atap arsitektur, tradisionalitas arsitektur masid
kubah. Pendapat umum arsitek tentang umumnya ditunjukkkian dengan bentuk-
meracang masjid tanpa kubah adala bentuk denah persegi atau bujungsangkar
karena kubah bukan fokus utama pada dengan serambi di mukanya. Ruang
sebuah bangunan masjid, selma desain utama berbentuk bujursangkar dalam
masjid tersebut tidak bertentangan dengan yang biasanya memiliki empat kolom
hukum syar’i, maka arsitek memiliki (tiang) untuk mendukung atap. Bentuk
kebebasan dalam merancang bentuk atap biasanya mengguanakan bentuk atap
sebuah bangunan termasuk masjid, tajug dengan memolo di puncak atap atau
meru karena pengaruh Hindu, dan bentuk
5
Ulviani Eka Rahmawati
Achmad Noe’man: Arsitek Masjid Salman ITB, Tonggak Arsitektur Masjid Kontemporer di
Indonesia
atap atap kubah kaena pengaruh Timur
Tengah
5
Tsaqofah & Tarikh Vol. 7 No. 1 Bulan Juni Tahun
6
Ulviani Eka Rahmawati
Achmad Noe’man: Arsitek Masjid Salman ITB, Tonggak Arsitektur Masjid Kontemporer di
Indonesia
penentangan terhadap sikap imitasi
(dalam Islam dikenal dengan taqlid).
Bicara hal perancangan masjid, pada
Al-Qur’an dan Hadits tidak ditemukan
tentang bagaimana sebuah bentuk dan
ukuran sebuah masjid harus berdiri.
Meski begitu, tetap harus memperhatikan
ketentuan pelaksanaan agama Islam
seperti tempat tersebut harus bersih dan
Gambar 1.Integrasi Konsep Islami dan Konsep
harus menghadap kiblat. Sejalan dengan
Arsitektur Modern pada Perancangan
itu, arsitektur modern memiliki spirit yang
Arsitektur Masjid
menawarkan kesederhanaan, kejujuran,
Sumber: Utami
fungsional serta bersifat rasional.
Arsitektur modern menolak tradisi,
Dalam jurnal Islam, Indonesianity, and
budaya, dan unsur-unsur masa lalu yang
Modernity in Architecture of Achmad
senantiasa ditiru secara turun menurun.
Noe’man karya Ekomadyo S. Budiharjo,
Pandangan tersebut membawa moralitas
disebutkan bahwa arsitektur Islam
dalam arsitektur antara lain anti-tradisi,
menurut Achmad Noe’man sendiri ialah
anti-ornamen serta lebih mementingkan
arsitektur yang tidak memiliki kontradiksi
kejujuran (kejujuran material, struktur dan
dengan Al- Qur’an dan Sunnah.6 Noe’man
fungsi). Visualisasi bangunan memiliki
menjadikan pentingnya ijtihad pada
olahan yang sederhana, bersih dan jelas
pengerjaan arsitektural yang
melalui slogan, yaitu “Ornamnt is crime”,
dicontohkannya dalam desain Masjid
“Form Follow Function”
Salman ITB.
, atau “Less is more”. Konsep yang
ditawarkan dalam arsitektur modern
Achmad Noe’man dan Pembangunan
tersebut kuat pengaruhnya tehadap
Masjid Salman ITB
arsitektur masjid, sebab mencerminkan
Masjid Salman ITB adalah sebuah
cara pandang yang Islami, tentang tidak masjid yang terletak di Jalan Ganesha
berlebih-lebihan dan tidak mubazir dalam No.7, Bandung, Jawa Barat sekaligus
suatu hal termasuk dalam hal arsitektural. berseberangan dengan kompleks Institut
Teknologi Bandung di sebelah selatan.
Dikenal sebagai masjid kampus pertama
di Indonesia juga menjadi tonggak
arsitektur masjid kontemporer, masjid ini
menjadi kebanggaan warga Muslim di
lingkungan kampus ITB. Berbagai
aktivitas di lakukan di sana, tidak hanya
menjadi tempat beribadah, namun juga
berfungsi sebagai sarana yang bersifat
sosial dan akademik seperti belajar
maupun berdiskusi bagi warga muslim di
ITB, masyarakat Kota Bandung bahkan
6
Tsaqofah & Tarikh Vol. 7 No. 1 Bulan Juni Tahun
6
Ulviani Eka Rahmawati
Achmad Noe’man: Arsitek Masjid Salman ITB, Tonggak Arsitektur Masjid Kontemporer di
Indonesia
luar Bandung. Masjid Salman ITB
Noe’man, dan beberapa orang lainnya.
merupakan karya besar dalam arsitektur Achmad Noe’man pun ditunjuk sebagai
masjid bagi arsiteknya, yang tidak lain arsitek. Mereka akhirnya mengirimkan
adalah Ir. Achmad Noe’man. surat kepada Rektor yang berisi
Achmad Noe’man merupakan permintaan izin untuk mendirikan sebuah
seorang maestro arsitektur masjid yang masjid di sebidang tanah yang terletak sisi
lahir di Garut, 10 Oktober 1926.7 Ayahnya, selatan ITB, namun ditolak oleh sang
H. Muhammad Djamhari adalah pendiri Rektor karena daerah tersebut sudah
Muhammadiyah di Garut. Lahir dan dipersiapkan untuk pembangunan kantor
tumbuh dari lingkungan keluarga Lembaga Afiliasi Pembangunan Industri
Muhammadiyah membuatnya menjadi atau LAPI. Selain itu, Rektor juga khawatir
seorang Muslim yang moderat. akan ada kecemburuan bagi mahasiswa
Pengalaman di masa kecil ketika sang agama lain.
ayah sering mengajak Noe’man dalam “Kalau orang Islam meminta masjid,
membangun sekolah, asrama ataupun nanti orang Komunis pun minta Lapangan
masjid pun akhirnya menumbuhkan Merah di ITB”.
minatnya menjadi seorang arsitek. Mereka pun ditawarkan untuk
Kekagumannya pada bangunan masjid, membangun masjid di sisi utara kompleks
membuat Noe’man memiliki tekad yang ITB, namun disangkal oleh Soelaiman
kuat untuk mempelajari arsitektur, hingga bahwa nanti akan sedikit jumlah jamaah
akhirnya di tahun 1958 ia pun berhasil yang salat di sana sebab lokasinya terlalu
lulus dari Institut Teknologi Bandung jauh dari pusat kegiatan di ITB. Belum
pada jurusan arsitektur. Masjid Salman menemukan hasil seperti yang diinginkan,
ITB kemudian yang menjadi titik awal Noe’man dan kawan-kawannya belum
karir besarnya sebagai seorang arsitek, kehilangan ide. Soelaiman mengusulkan
dengan terobosan arsitektur masjid yang di mana mereka harus meminta dukungan
berbeda dengan bentuk masjid-masjid kepada Presiden Soekarno, orang tertinggi
yang telah ada sebelumnya waktu itu, di Indonesia. Dengan bantuan dari Adjat
Achmad Noe’man semakin Sudrajat, salah satu mahasiswa arsitek ITB
mengembangkan sayapnya di bidang yang merupakan kemenakan dari Jenderal
arsitektur masjid hingga ia dikenal dengan Sabur. Jenderal Sabur adalah ajudan dari
julukan “Arsitek Seribu Masjid”. Presiden Soekarno.
Achmad Noe’man selesai Pada 28 Mei 1964, Achmad Noe’man
merancang Masjid Salman pada tahun bersama ketiga rekannya yakni Achmad
1964. Dalam rencana pembangunannya Sadali, T.M. Soelaiman, dan Adjat
tidaklah mudah, Noe’man dan kawan- Sudrajat, datang ke Istana pada pagi hari.
kawannya harus menghadapi tembok Setelah mengalami keraguan, akhirnya
besar berupa penolakan dari Rektor ITB mereka dipersilakan untuk masuk menuju
saat itu, Prof. Ir. Otong Kosasih. Pada 19 beranda Istana dan duduk bersama
April 1960, dibentuk sebuah panitia menghadap Soekarno. Mereka
pembangunan masjid yang beranggotakan menyampaikan maksud kedatangan
Prof. T.M. Soelaiman, Achmad Sadali, dan mereka untuk meminta persetujuan atas
Achmad rencana pembangunan
6
Tsaqofah & Tarikh Vol. 7 No. 1 Bulan Juni Tahun
masjid di kampus ITB, dan mengajukan rancangan masjid yang telah diparaf oleh
permohonan pada Soekarno untuk
memberikan nama bagi cikal bakal masjid
tersebut. Mereka menyerahkan tiga buah
salinan gambar desain masjid yang telah
dirancang oleh Achmad Noe’man kepada
Soekarno. Setelah berdiskusi Soekarno
akhirnya menyetujui rencana tersebut.
Soekarno bertanya pada Saifuddin Zuhri
yang ketika itu menjabat sebagai Menteri
Agama tentang nama seorang sahabat
Nabi Muhammad shallalahu ‘alaihi
wasallam yang menjadi arsitek perang
Khandaq, Saifuddin menjawab “Salman
Al-Farisi”. Pada akhirnya Soekarno
memberikan nama untuk masjid itu
sebagai Masjid Salman ITB dan
membubuhkan tanda tangan di atas
gambar rancangan masjid Achmad
Noe’man.8
6
Ulviani Eka Rahmawati
Achmad Noe’man: Arsitek Masjid Salman ITB, Tonggak Arsitektur Masjid Kontemporer di
Indonesia
Soekarno, mereka kembali ke Bandung
dan memulai pembangunan Masjid
Salman. Langkah pertama yang diambil
adalah dengan membangun sebuah
Musala kecil di samping lokasi
pembangunan masjid yang mana
kegiatan salat Jumat akan dipindahkan ke
sana. Bangunan yang berhasil berdiri
adalah sebuah minaret atau menara yang
diresmikan di tanggal 22 Juni 1965.
Menara ini berfungsi untuk memperluas
jangkauan suara azan sekaligus menjadi
penanda keberadaan sebuah masjid
nantinya. Noe’man merancang menara
tersebut dengan menggunakan material
beton kerawang, desainnya minimalis
tanpa ornamen.
6
Tsaqofah & Tarikh Vol. 7 No. 1 Bulan Juni Tahun
6
Ulviani Eka Rahmawati
Achmad Noe’man: Arsitek Masjid Salman ITB, Tonggak Arsitektur Masjid Kontemporer di
Indonesia
apa yang kami dapati pada nenek moyang kami
dunia, berhasil beradaptasi dengan iklim
(melakukannya)”. Padahal, nenek moyang
tropis, mencerminkan pemahaman
mereka itu tidak mengetahui apapun, dan tidak
Achmad Noe'man terhadap arsitektur
mendapat petunjuk”. (QS. Al-Baqarah: 170).
modern yang menunjukkan kesesuaian
Selain itu, dalam membangun masjid
dengan konsep Islam.
Achmad Noe’man berpegang teguh pada
Menurut Noe'man, masjid harus
ayat Al-Quran berikut:
mengedepankan fungsi sebagai tempat
“Sesungguhnya orang-orang yang
ibadah kepada Allah subhanahu wa ta'ala,
pemboros itu saudara setan dan setan itu
meskipun tidak serta merta melupakan
sangat ingkar kepada Tuhannya”. (QS. Al-
keindahan.
Isra’: 27).
Berdasarkan wawancara dengan
Dari ayat tersebut, Achmad
Fauzan Noe'man (anak ketiga dari
Noe’man mengambil nilai untuk menjauhi
Achmad Noe'man) mengatakan bahwa
pemborosan dalam karya-karyanya,
Noe'man pernah mendapatkan
termasuk Masjid Salman ITB.
kesempatan untuk melanjutkan studi
Menurutnya, dalam kadar tertentu, kubah
magister (S2) di Kentucky, Amerika
dan tiang- tiang penyangga di dalam
Serikat. akan tetapi kesempatan tersebut
masjid termasuk pemborosan. Beliau juga
ditolaknya sebab Noe'man memiliki
berpendapat bahwa “kubah adalah bentuk
keinginan untuk berbakti pada negeri
struktur, bukan identitas sebuah masjid,
melalui kapasitas yang ia miliki sebagai
hal itu yang belum dipahami masyarakat”.
arsitek. Noe'man selain menjadi seorang
Masjid Salman tidak mengambil
arsitek, ia juga menjadi seorang dosen di
karakter masjid tradisional termasuk
jurusan arsitektur.
masjid dengan bentuk atap kubah yang
Selepas merancang Masjid Salman
selama ini diidentikkan dengan arsitektur
ITB, banyak masjid-masjid yang telah ia
masjid dalam Islam, namun merujuk pada
rancang, antara lain: Masjid At-Tin di
konsep-konsep arsitektur modern yang
TMII Jakarta Timur, Masjid Jakarta Islamic
sedang tren ketika itu. Menurutya, Masjid
Centre di Jakarta Utara, Masjid Agung
Salman didirikan di kampus teknologi
Pati, Masjid Al-Furqan UPI (Universitas
sehingga harus menerminkan kemajuan
Pendidikan Indonesia) Bandung, Masjid
tenknologi yang modern pula. Ia berani
Al-Ghifari IPB (Institut Pertanian Bogor)
menentang bentuk masjid tradisional
dan lain sebagainya. Tidak hanya di
sebelumnya dengan tanpa kubah, tanpa
dalam negeri, Noe'man pun turut
ornamen namun kuat dengan ekspresi
menelurkan karya desainnya pada Masjid
“International Style”. Penerapan arsitektur
Syekh Yusuf di Cape Town, Masjid
modern yang tampak pada Masjid Salman
Soeharto/Masjid Istiqlal di Bosnia, hingga
belum pernah ada di masjid-masjid
berkesempatan merancang mimbar Masjid
sebelumnya bahkan dipandang tidak
Al-Aqsa di Palestina pada tahun 1993-
lazim pada masa itu. Seperti yang
1994.
dicantumkan dalam buku “The Most
Dedikasi ilmu dan waktu dalam
Contemporary Mosque in the World”,
hidupnya dalam mendesain masjid-masjid
Masjid Salman pun dikenal sebagai masjid
di Indonesia setelah berhasil mendesain
kontemporer di
masjid Salman ITB dan mancanegara telah
6
Tsaqofah & Tarikh Vol. 7 No. 1 Bulan Juni Tahun
6
Ulviani Eka Rahmawati
Achmad Noe’man: Arsitek Masjid Salman ITB, Tonggak Arsitektur Masjid Kontemporer di
Indonesia
Kontemporer Di Indonesia.”
Yayasan
6
Tsaqofah & Tarikh Vol. 7 No. 1 Bulan Juni Tahun