MASJID SALMAN
I. ABSTRAK
diterapkan prinsip fungsi menjadi hal yang lebih diutamakan daripada bentuk,
juga berpengaruh kepada arsitektur dari masjid itu sendiri. Sehingga sangat
bentuk yang sama sekali berbeda dengan preseden masjid tradisional karena
yang ditandai dengan adanya elemen arsitektural yang esensial seperti kubah,
menara, dan mihrab. Elemen-elemen yang berasal dari tradisi ini lambat laun
berbeda dengan apa yang ada di masjid pada umumnya, seperti bentuk atap,
umat islam bekerja dengan baik. Walaupun demikian, fenomena yang terjadi
III. PENDAHULUAN
elemen dalam tempat ibadah suatu kepercayaan merupakan hal yang penting
agar seseorang bisa mengetahui fungsi suatu bentuk terbangun. Oleh karena
itu simbolisasi pada tempat ibadah yang berupa elemen arsitektural tertentu
tempat ibadah akan hilang, sebagaimana prinsip arsitektur modern yang lebih
mengutamakan fungsi, dan bentuk dari bangunan itu sendiri akan mengikuti
V. PEMBAHASAN
Masjid ini dibangun oleh arsitek asal Garut, Jawa Barat, yakni Ir. H.
karena peran beliau yang telah merancang dan mewujudkan berbagai masjid
pendidikan di jurusan Teknik Sipil Universitas Indonesia yang saat itu berlokasi
di Bandung. Keadaan pada saat itu sempat membuat beliau harus berhenti
dan Noeman pun meminta izin kepada pengawasnya di korps militer untuk
tahun 1952. Noeman pun berkesempatan untuk pergi ke Amerika Serikat dan
mendapat ilmu dari dosen asal Kentucky, yang kemudian membuat beliau
seperti Mies van der Rohe dan Le Corbusier. Setelah kembali ke Indonesia,
pengajar di ITB.
membangun masjid pada area kampus ITB, yang berlatar belakang dari
bagaimana jarak antara kampus dengan masjid terdekatnya 2.5 kilometer. Ide
beliau sempat ditolak oleh rektor perguruan tinggi tersebut di saat itu, dengan
kampus yang beragama selain Islam. Namun, setelah berdiskusi dengan Bung
dikembangkannya dalam kurun waktu dua tahun, Bung Karno pun setuju
untuk membangun masjid tersebut. Jika dilihat dari bagaimana Bung Karno
memang sejalan dengan pemikirannya. Maka Masjid Salman ini pun dimulai
dibangun pada tahun 1964, hingga resmi dibuka dan dapat digunakan pada
1972.
karya yang baru dan inovatif dan memberikan banyak dampak baik untuk
yang ditujunya. Bagi Achmad Noeman sendiri, tidak ada gaya arsitektur yang
dengan keagamaan dalam islam, dalam kitab Al-Qur’an maupun hadits pun
tidak terdapat aturan mengenai bagaimana bentuk masjid yang benar. Maka
pada kultur dan tradisi bentuk masjid yang kerap kali dikaitkan dengan gaya
arsitektur islam.
Pada saat itu, arsitek muda Indonesia seperti Achmad Noeman salah
satunya merupakan kaum yang mengikuti aliran arsitektur modern. Hal itulah
memiliki manifestasi yang konkrit, hal yang menjadi penting dalam arsitektur
Islam atau tidak. Di dalam al-Qur’an atau Hadits pun tidak dikatakan mengenai
dalam Islam maka bagi Noeman tidak ada salahnya jika prinsip tersebut
Gambar 1: Fasad depan Masjid Salman ITB. Sumber : N, Farras. 2021. Fasad depan Masjid
a. Geometri
ini dapat dilihat dari fasadnya yang berbentuk persegi panjang secara
fasad timur. Geometri segiempat berlanjut pada bidang vertikal yang diapit
Keberadaan kolom dan balok pada ujung dari fasad membuat masjid salman
terlihat solid sekaligus memberi penekanan pada volume massa yang dapat
akan terlihat seperti kotak yang melayang di atas massa masjid jika dilihat dari
halaman depan. Memberi kesan bahwa atapnya terbuat dari bahan yang
b. Skala
menampung ratusan orang dalam satu atau lebih rangkaian kegiatan. Oleh
karena itu masjid ini dibangun dalam skala monumental di mana seseorang
aula salat. Di halaman depan terdapat menara yang menjulang sekitar dua kali
untuk memperluas jangkauan suara adzan. Kemudian pada aula salat tidak
ditemukan kolom kecuali pada bagian batas antara aula dengan selasar serta
bangunan utama terdapat aula salat dengan luas 25m✕25m yang terbebas
dari kolom berkat konstruksi atap datar beton yang merentang sepanjang
35m di atas bangunan utama. Kemudian di bagian luar area salat ada selasar
sama dengan luas bangunan utama yaitu 35m✕35m, membuat ruang bagi
pengunjung untuk melihat Masjid Salman secara keseluruhan mulai dari Jalan
d. Ritme
Repetisi pola dapat ditemukan pada bagian eksterior dan interior. Fasad
utama tersusun dari garis-garis vertikal berwarna gradasi dari putih sampai ke
coklat muda. Selain itu terdapat pula pengulangan warna putih pada menara,
kolom, serta balok. Kedua ujung fasad utama dihiasi dengan bata karawang
yang menerus sampai ke bagian utara dan selatan alih-alih dinding masif
seperti pada fasad timur dan barat Masjid Salman. Penggunaan batu
kayu mendominasi interior masjid ini. Mulai dari langit-langit, penutup bukaan,
sampai ke lantai. Pada lantai, perbedaan ukuran papan kayu berfungsi sebagai
Jika berjalan menuju masjid, hal pertama yang akan pengunjung lihat
dari kejauhan adalah menaranya, lalu saat sudah masuk ke area halaman
pengunjung akan disambut oleh tulisan besar penanda nama masjid dan
dapat melihat massa bangunan utama yang panjang memenuhi horizon dari
f. Materialitas
https://kumparan.com/temali/5-rekomendasi-masjid-untuk-itikaf-di-bandung-1rA
ornamen yang minim dan menampakkan material secara apa adanya, serta
menerapkan prinsip ‘form follows function’ sehingga menjadi hal yang utama
dalam bangunan ini, menandakan pengaruh dari arsitektur modern itu sendiri.
Dengan menggunakan prinsip open plan, dan penggunaan struktur kolom dan
balok dengan bentang yang lebar, sehingga tercipta ruang gerak yang luas
bagi pengguna masjid dan shaf pada saat melakukan kegiatan sholat
satu arah pada jembatan. Atap dari Masjid Salman pun juga menggunakan
Masjid Salman, juga memiliki kegunaan sebagai talang untuk aliran air hujan.
pembangunan Masjid Salman ini adalah beton, beton prestressed, dan kaca
beton brut putih, dan untuk mengimplementasikan prinsip open end pada
terhubung pada ruang luar dan menciptakan kesan ruangan yang lapang.
g. Organisasi Spasial
Gambar 7 (kiri): Atap Masjid Dian Al Mahri. Sumber: Taman Masjid Kubah Emas.
https://rislah.com/yuk-wisata-ke-masjid-kubah-emas-dan-rasakan-sensasi-kemegaha
nnya/ pada 4 Juli 2021. Gambar 8 (kanan) : Aksonometri atap Masjid Salman. Sumber
: Arlene. 2017. Tampak Masjid Salman. Jurnal RISA Volume 01, Nomor 04, edisi
2021.
Menurut Wahid dan Karsono (2009:5), “Semenjak memasuki abad
masjid di Jawa. Seperti pada Banda Aceh, penerimaan kubah sebagai simbol
ornamentasi saja. Salah satu contoh masjid dengan konstruksi struktur atap
Depok. Kubah utama pada masjid ini memiliki tinggi 25m dengan diameter
20m. Kubah pada masjid ini memperbolehkan bentang struktur yang lebar
Pada masjid modern dan kontemporer hal ini tidak berlaku karena
pemenuhan kebutuhan untuk menjaga agar shaf salat tidak terputus oleh
keberadaan kolom pada bentang ruang yang lebar. Sehingga dapat tercipta
masjid. Contohnya, kompleks ruko yang bergaya timur tengah berikut yang
memiliki kubah serta menara tinggi dengan warna mencolok. Orang yang
melihat dari kejauhan tanpa mengetahui fungsi aslinya akan mengira
bangunan ini masjid berkat adanya simbolisasi kubah dan menara tersebut.
Juli 2021.
penanda lain yang identik dengan simbolisasi masjid seperti tulisan serta
menara.
b. Minaret
Gambar 10 (kiri) : Minaret Masjid At-Tin. Sumber : Minaret Masjid At-Tin (Jakarta).
11 (kanan) : Menara Masjid Salman. Sumber : Haq, F. 2020. Masjid Salman ITB,
https://salmanitb.com/2020/05/04/masjid-salman-itb-tonggak-arsitektur-masjid-ko
pengeras suara.
Jika dilihat dari bentuknya, menara pada masjid At-Tin cenderung lebih
dapat berjalan dengan baik, tidak ada yang salah dengan bentuk ini, menara
c. Mihrab
Ahmad, Y., Din, N., & Othman, R. dalam (2013:45) berpendapat bahwa
“ Mihrab saat ini dikenal sebagai ruang fungsional bagi imam dan
dinding kiblat memiliki fungsi ganda sebagai penunjuk arah kiblat dan
Gambar 9 (kiri) : Mihrab pada aula salat Masjid Salman. Sumber : Budi Yanto. 2015. Tempo.co.
https://nasional.tempo.co/read/663115/salman-itb-gembleng-siswa-miskin-di-markas-tentara
/full&view=ok pada 4 Juli 2021. Gambar 10 (kanan) : Mihrab pada aula salat Masjid Ukhuwah
Islamiyah. Sumber : Dr.dr. Ari Fahrial Syam, Sp.PD-KGEH, MMB,FINASIM, FACP. 2015. Interior
dengan area lainnya. Pada Masjid Salman, mihrab merupakan ruang yang
dilengkapi dengan mimbar dan kursi untuk imam. Di bagian atasnya ada
kain hitam yang digunakan untuk memberi penekanan visual pada area
mihrab. Kebalikannya, pada mimbar Masjid Ukhuwah Islamiyah, mihrab
langit-langit serta penekanan visual yang kuat juga terjadi berkat adanya
sesuai dengan prinsip form follows function sedangkan mimbar pada Masjid
mencapai tujuan yang sama yaitu memberi penekanan visual pada mihrab.
VI. Kesimpulan
struktural pun kehadirannya bukan menjadi hal yang krusial. Fenomena ini
identitas masjid.
VII. Referensi
1. Ahmad, Y., Din, N., & Othman, R. 2013. Mihrab Design and it’s Acoustical
2. Arlene, R., & Fauzy, B. 2017. Analysis of Geometric Elements in Salman Mosque,
https://journal.unpar.ac.id/index.php/risa/article/download/2757/2372 pada
4 Juli 2021.
3. Dewiyanti, D., & Budi, B. The Salman Mosque, the Pioneer of Mosque Design
Idea, the Driving Force behind the Coinage of the Term ‘Campus Mosque’ in
https://media.neliti.com/media/publications/71383-EN-the-salman-mosque-t
2021.
/275333286_Contemporary_architectural_trends_and_their_impact_on_the_s
2021.
7. Karsono, B., & Wahid, J. 2009. Alternative to Dome as a Symbol of Masjid and It’s
https://repository.unimal.ac.id/694/1/dome%20roof%20as%20symbol.pdf
/2016/1/114526/mengenal-achmad-noeman-sang-arsitek-seribu-masjid pada
4 Juli 2021.
https://salmanitb.com/2020/05/04/masjid-salman-itb-tonggak-arsitektur-mas
11.Taman Masjid Kubah Emas. (n.d.). Rislah Media Official Website. Diakses
melalui https://rislah.com/yuk-wisata-ke-masjid-kubah-emas-dan-rasakan-