Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Peninggalan sejarah Islam diAcehsalah satunya kesenian. Kesenian


merupakan sesuatu yang diciptakan oleh manusia yang mengandung unsur
keindahan yang dapat didengar atau dilihat. Salah satu contoh kesenian yang
dapat dilihat sebagai peninggalan sejarah Islam yaitu ukiran atau ornamen yang
terdapat di masjid.

Masjid yang berasal dari kata sajada-sujud, yang berarti patuh, taat, serta
tunduk penuh hormat dan takzim.Sujud dalam syari’at yaitu berlutut, meletakkan
dahi dan kedua tangan ke tanah. Oleh karena itu, bangunan dibuat khusus untuk
shalat disebut masjid yang artinya: tempat untuk sujud. Jika dilihat dari makna di
atasmasjid dapat diartikan lebih jauh, bukan hanya tempat bersujud, pensucian,
tempat shalat dan bertayamum, namun juga sebagai tempat melaksanakan segala
aktivitas kaum muslim berkaitan dengan kepatuhan kepada Allah (Sumalyo,
2006:1).

Fungsi masjid selain tempat shalat, juga seringkali digunakan sebagai


tempat pengajian (ceramah keagamaan), peringatan-peringatan hari besar agama
Islam dan shalat berjamaah seperti : shalat jumat, shalat Idul Fitri dan shalat Idul
Adha (Anom, 1992:9).
Masjid banyak tersebar di seluruh wilayah Indonesia, beberapa diantaranya
telah berumur ratusan tahun, bernilai sejarah bahkan memiliki ciri-ciri kuno yang
merupakan kesinambungan dengan masa-masa sebelum pengaruh Islam masuk ke
Indonesia. Dalam perjalanan sejarahnya, bentuk-bentuk masjid di Indonesia
beraneka ragam, ada yang bercirikan pengaruh lokal setempat dan ada pula
pengaruh asing. Yang jelas, dari bentuk bangunan masjid tidak bertolak belakang
dengan tujuan dan fungsinya.
Di Pulau Sumatera terdapat 8 masjid yang bernilai sejarah yaitu :
1. Masjid Agung, Palembang
2. Masjid Lubuk Bauk, Sumatera Barat

Universitas Sumatera Utara


3. Masjid Rao-rao, Batu Sangkar, Sumatera Barat
4. Masjid Jami Teluk, Bukit Tinggi, Sumatera Barat
5. Masjid Penyengat, Tanjung Pinang, Riau
6. Masjid Al Osmani, Medan Labuhan-Kota Medan
7. Masjid Al Mashun, Medan
8. Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh(Anom, 1992:1).

Dalam penelitian ini peneliti akan meneliti Masjid Raya Baiturrahman


Banda Aceh karena peneliti berasal dari kota tersebut. Peneliti tertarik untuk
meneliti ornamen Masjid Raya Baiturrahmankarena ingin menambahkan
pengetahuan masyarakat Aceh khususnya dan masyarakat Indonesia umumnya
tentang bentuk ornamen yang ada pada masjid tersebut yang belum banyak
diketahui oleh masyarakat ditinjau dari segi maknanya.

Masjid Raya Baiturrahman merupakan salah satu lambang kebanggaan


masyarakat Aceh.Selain sebagai tempat ibadah, di masjid inilah syiar Islam
bergema.Kota Banda Aceh secara sepintas juga dapat dilihat dari menara
masjid.Masjid yang berada di jantung kota Aceh, tepatnya di Desa Kampung
Baru, Kecamatan Baiturrahman, Kota madya Banda Aceh, Provinsi Aceh.

Masjid Raya Baiturrahman merupakan peninggalan sejarah Islam yang


terdapat kaligrafi Arab yang dikelilingi ornamen di sekitarnya.Dalam penelitian
ini peneliti hanya memfokuskan kepada ornamen saja, karena kaligrafi telah
diteliti oleh Devi Fitriani dalam skripsinya yang berjudul Analisis Kaligrafi Pada
Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh.

Dalam Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh terdapat ornamentasi.Seperti


pada dinding terdapat hiasan dengan pola geometris, bunga dan sulur, jendela dan
pintu terdapat hiasan empat persegi, belah ketupat, sulur dan bunga.Tiang-tiang di
dalam ruang utama dihiasi dengan hiasan lengkungan, dedaunan, bunga, dan
sulur-sulur.

Grottanelli dalam Al-Faruqi (2003:412) menggambarkan ornamentasi


sebagai komponen produk seni yang ditambahkan, atau dikerjakan pada produk
seni itu, dengan tujuan menghiasnya. … [Ia] merujuk pada motif dan tema yang

Universitas Sumatera Utara


digunakan pada produk seni, gedung atau permukaan tanpa menjadi esensial bagi
stuktur dan kegunaannya. … Seluruh ungkapan ini dipakai untuk tujuan
ornamental.

Gustami (1980) dalam”Gorga” jurnal Ilmiah Seni dan Budaya menjelaskan


bahwa : “Ornamen adalah komponen produk seni yang ditambahkan atau sengaja
dibuat untuk tujuan sebagai hiasan. Disamping tugasnya menghiasi yang implisit
menyangkut segi-segi keindahan.Misalnya untuk menambah indahnya sesuatu
barang sehingga lebih bagus dan menarik, akibatnya mempengaruhi pula dalam
segi penghargaannya, baik dari segi spiritual maupun segi material/ finasial”.

Ornamen pada bangunan masjid biasanya berupa karya ukiran maupun


tempelan yang dibuat untuk tujuan sebagai hiasan.Suatu karya biasanya selalu
terkait dengan fungsi tertentu, demikian pula halnya dengan ornamen yang
merupakan karya seni yang penciptaannya selalu terkait dengan fungsi atau
kegunaan tertentu pula. Dua fungsi ornamen diuraikan sebagai berikut:

1. Sebagai ragam hias murni, maksudnya bentuk-bentuk ornamen yang


dibuat hanya untuk menghias saja demi keindahan suatu bentuk (benda)
atau bangunan.
2. Sebagai ragam hias simbolis, maksudnya ornamen yang dibuat selain
mempunyai fungsi sebagai penghias suatu benda juga memiliki nilai
simbolis tertentu didalamnya, menurut norma-norma tertentu (adat, agama,
sistem sosial lainnya).
(http://yogaparta.wordpress.com/2009/06/18/mengenal-ornamen/ di akses
19 Juni 2015)

Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa ornamen adalah sebuah karya
seni yang sering kali digunakan untuk tujuan sebagai hiasan serta untuk
menyampaikan pesan simbolis dan juga sebagai bukti kultur sebuah masyarakat.
Berdasarkan pengamatan peneliti, didapati kurang-lebih 26 jenis ornamen pada
Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh. Ornamen pada masjid Raya
Baiturrahman Banda Aceh mengandung keindahan dan juga sejarah.

Universitas Sumatera Utara


Ornamen Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh yang akan dibahas dalam
penelitian ini juga mempunyai beragam makna simbolis yang terkandung di
dalamnya. Bahasan mengenai ornamen pada Masjid Raya Baiturrahman Banda
Aceh ini selanjutnya akan dikaji dengan ilmu semiotika, ilmu ini merupakan
sebuah ilmu yang mengkaji tentang tanda.

Ilmu semiotika dapat mengkaji tentang ornamen dikarenakan ornamen


khususnya yang mengandung unsur kebudayaanakan memiliki tanda-tanda
tertentu yang kemudian dapat dipahami memiliki makna tertentu pula. Oleh
karena itu, sesuai dengan objek kajian, maka ornamen dalam hal ini dikaji dengan
menggunakan ilmu semiotika.

Diketahui bahwa ilmu semiotika mengeksplorasi lebih dari analisis kata-kata


linguistik, semiotik juga menganalisis berbagai objek kultural (pakaian, program
televisi, makanan, kesenian dan sebagainya) sebagai tanda-tanda yang
menyembunyikan “mitos-mitos” kultural yang berada di belakangnya ( Barthes,
1968:7).
Seperti yang telah diketahui di atas bahwa ilmu semiotika dapat digunakan
dalam mengkaji berbagai objek, salah satunya adalah untuk mengkaji sebuah
karya seni. Ornamen yang merupakan salah satu bagian dari karya seni juga dapat
dibahas dengan ilmu ini.
Seperti yang dituliskan oleh Sachari (2005: 64) bahwa ilmu semiotika sudah
sejak lama digunakan dalam mengkaji sebuah karya seni, dalam hal ini seorang
strukturalis Algeria, Pierre Bourdieu (1971) adalah orang yang pertama kali
menganalisis desain secara semiotik atau berdasarkan ‘tanda-tanda’. Beliau
menganalisis tata letak interior rumah dengan pendekatan arti dan tanda.
Banda Aceh sebagai kota yang memiliki warisan budaya salah satunya
Masjid Raya Baiturrahman, yang memiliki nilai sejarah dan ornamen-ornamen di
dalamnya. Peneliti tertarik untuk meneliti ornamen di Masjid Raya Baiturrahman
karena ingin menambah pengetahuan masyarakat Aceh khususnya dan masyarakat
Indonesia pada umumnya tentang bentuk ornamen pada masjid tersebut, ditinjau
dari segi makna yang belum banyak diketahui oleh masyarakat.Di samping itu
hampir keseluruhan ornamen di Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh bercorak

Universitas Sumatera Utara


kesenian Islam seperti: ornamen geometris, ornamen floral, dan lengkungan-
lengkungan pada bangunan yang merupakan suatu bentuk keindahan karya seni
Islam, di mana kota Banda Aceh sangat terkenal dengan keislamannya yang
tinggi.
Penelitian ini menggunakan ilmu semiotika untuk mengkaji makna dari
ornamen Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh.Ilmu semiotika merupakan
bagian dari ilmu linguistik, yang mana ilmu ini merupakan salah satu
pembelajaran dalam Departemen Sastra Arab, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas
Sumatera Utara.Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah teori semiotika
denotasi dan konotasi yang dikemukakan oleh Roland Barthes.Teori ini dipilih
karena teori tersebut membahas arti sebuah benda melalui tanda, penanda dan
petanda, serta membahas makna sebuah tanda dalam aspek konotasi yaitu melihat
pemaknaan dari nilai-nilai kebudayaan.

1.2.Rumusan Masalah
Agar penelitian ini tetap pada pokok permasalahannya sehingga dapat
mencapai tujuannya, maka perlu adanya perumusan masalah, yang meliputi:
1. Bagaimana bentuk ornamen yang terdapat pada Masjid Raya Baiturrahman
BandaAceh?
2. Jenis ornamen apa saja yang terdapat pada Masjid Raya Baiturrahman Banda
Aceh?
3. Apa makna yang terkandung pada ornamen Masjid Raya Baiturrahman
Banda Aceh dalam ilmusemiotika?

1.3.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui bentuk ornamen yang terdapat pada Masjid Raya Baiturrahman
Banda Aceh.
2. Mengetahui jenis ornamen yang terdapat pada Masjid Raya Baiturrahman
Banda Aceh.

3. Mendeskripsikan tanda yang terkandung pada ornamen Masjid Raya


Baiturrahman Banda Aceh, ditinjau dari ilmusemiotika.

Universitas Sumatera Utara


1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
Menambah pengetahuan dan pemahaman keilmuan di bidang semiotik pada
ornamen MasjidRaya Baiturrahman Banda Aceh. Mengetahui jenis-jenis
ornamen yang terdapat pada Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh beserta
makna-maknanya.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan beberapa
manfaatdalamprakteknya, antara lain:
− Untuk masyarakat: dengan adanya penelitian ini,menambah pengetahuan
masyarakat Aceh khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya,
tentang bentuk dan jenis ornamen pada masjid tersebut ditinjau dari segi
makna.
− Untuk mahasiswa: penelitian ini dapat menambah pembendaharaan karya
ilmiah di Fakultas Ilmu Budaya pada umumnya dan program studi Sastra
Arab pada khususnya, serta bermanfaat untuk menjadi bahan rujukan
(refrence) bagi mahasiswa ataupun masyarakat yang memerlukannya.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai