SKRIPSI
Diajukan
Untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana
Humaniora (S.Hum) dalam bidang Sejarah Peradaban Islam
Oleh:
RESIANA
NIM. 1830402063
PALEMBANG
2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini Palembang merupakan salah satu wilayah yang ada di provinsi
Sejarah adalah ilmu yang berkaitan dengan Arkeologi, Arkeologi adalah ilmu
yang mempelajari sisa-sisa warisan budaya masa lalu untuk menemukan kehidupan
Salah satu peninggalan sejarah atau arkeologi yang paling terkenal selain makam
adalah masjid. Masjid ini merupakan bukti masa lalu Kerajaan Islam dilihat dari
sejarah Islam di Indonesia. Dalam kegiatan ini, arkeologi dapat dipahami sebagai
lampau dilihat dari sisa-sisa kehidupan yang terawetkan secara sistematis atau dalam
1
Retno, dkk“Peta Budaya Indonesia”,( Jakarta: PT. Balai Pustaka, 2013), hlm.73
1
keadaan baik sehingga apa yang ditemukan di bawah permukaan ditemukan dari
dalam bumi.2
ialah Masjid. Masjid serapan dari bahsa Arab masjid, secara harfiah (tempat sujud),
yang berarti tempat shalat bagi umat islam.3 Pada tahap pertama arsitektur islam, 650-
750 masjid terdiri dari ruang terbuka dan tertutup yang dikelilingi oleh dinding,
seringkali dengan menara yang berfungsi sebagai tempat adzan dikeluarkan. Bagunan
masjid biasanya berisi mihrab yang dipasang dekat dinding yang menunjukkan arah
kiblat ke Mekkah, dan fasilitas wudu. Masjid memiliki peranan penting dalam
bagi umat muslim, serta dimanfaatkan untuk penyelenggaraan ajaran agama islam.
Masjid merupakan salah satu wadah atau sarana untuk menyebarkan Dakwah
Islamiyah. Masjid juga merupakan sarana pokok yang mutlak diperlukan bagi
mengajarkan anak-anak tentang dasar ilmu agama Islam, kajian agama islam serta
2
Sarwini, “Nilai Penting Masjid Kuno Nurul Huda Bagi Masyarakat Pulo Kambing Aceh
Selatan, Skripsi, (Banda Aceh: Fakultas Adab UIN Ar-Raniry,2013). hlm.1
3
John L. Esposito, ed.(2014).”Mosque”. The Oxford Dictionary Of Islam. Oxford University
Press.
2
Agama islam merupakan salah satu agama yang paling benar ketetapannya,
tidak heran bahwasanya banyak sekali peninggalan bersejarah yang ditinggalkan. Hal
kebudayaan. Upaya yang harus dilakukan yaitu memerlukan ilmu sejarah, agar dapat
menjelaskan bentuk kebudayaan dalam penelitian ini. Hasil peninggalan sejarah yang
bercorak Islam, salah satunya adalah masjid, masjid secara etimologi menjadi objek
arsitektur dilihat dari bentuk dan arsitekturnya yang bervariasi serta memiliki
kekhasan tersendiri.
dari abad ke-16 dan abad ke-17 masehi, mengambil bentuk bangunan masa Pra-Islam
yang disebut meru. Masjid-masjid kuno banyak yang dibuat dari pintu rendah, yang
bila orang memasukinya harus hati-hati agar tidak terantuk kepalanya. Karena
Masjid Agung Palembang, Masjid suro, Masjid Lawang Kidul dan masih banyak lagi
Masjid lainnya. Adapun peneliti tertarik untuk mengkaji Masjid Besar Nurul Huda di
Toman karena memiliki ciri khas yang khusus, yang terlihat pada bentuk bangunan,
bahan bangunan yang digunakan berdasarkan bahan kayu, dan memiliki tumpang
tingkat tiga, dilihat juga disisi lainya, seperti mimbar, jendela pintu, dan komponen-
3
Masjid kuno adalah bangunan yang dibangun berdasarkan tradisi seni
bangunan lama, baik tradisi bangunan kayu maupun bahan lainya. Konstruksi
bagian, di tutupi alasnya dengan bahan bata, bahan ini merupakan pondasi mendasar
Bentuk peninggalan masjid bersejarah yang ingin peneliti kaji yang terletak
Masjid tersebut dikenal dengan sebutan Masjid Besar Nurul Huda Toman. Masjid ini
merupakan satu satunya bangunan monumental kebudayaan islam yang dimiliki oleh
masyarakat setempat. Masjid Besar Nurul Huda didirikan pada tahun 1932 M.
Bangunan masjid ini masih sangat tradisional dibandingkan masjid lainnya, karena
hampir seluruh bangunan menggunakan kayu, kecuali atap dan lantai. Masjid Nurul
Huda terbilang unik untuk masjid yang berfungsi sebagai tempat beribadah.
Masjid Besar Nurul Huda telah banyak memberikan nilai lebih bagi
ibadah shalat, dan aktivitas dosial keagamaan lainya. Kegiatan tersebut rutin
dilakukan oleh masyarakat sehari lima kali, sebagai tempat shalat berjamaah di
dari segi ilmu pengetahuan dibidang sejarah, masjid ini memiliki cerita sejarah
dibidang tersebut terkait dengan asal mula didirikanya masjid. Berupa nilai sejarah
4
yang terkandung didalamnya, terkait informasi mengenai sejarah dibangunnya
bangunan, untuk mengetahui pola arsitektur dan fungsi dari masjid ini, mungkin
hampir sama dengan masjid pada umumnya, untuk lebih meyakinkan maka dari itu
budaya yang ada di masjid di kecamatan babat Toman ini. Masjid Nurul Huda yang
ragam hias arsitektur masjid masih mengarah pada ciri-ciri ragam hias pada masa
kesultanan Palembang. Masjid Besar Nurul Huda memiliki tata ruang utama dan
ruang mihrab, pada bagian belakang dekat serambi masjid terdapat juga tempat
mengalih lebih dalam tentang sejarah Masjid Besar Nurul Huda Toman, dan pola
4
Wawancara dengan Bapak H.Muslim Nordin, Imam Masjid Nurul Huda Toman Kecamatan
Babat Kabupaten Musi Banyuasin, 16 Oktober 2022
5
arsitektur masjid tersebut serta aktivitas keagamaan masyarakat yang terjalin
didalamnya. Hal tersebut dapat peneliti kaji melihat keadaan masyarakat Babat
Toman dalam menggunakan masjid sebagai sarana ibadah maupun dalam kehidupan
sosial keagamaan.
Penelitian ini difokuskan pada sejarah masjid dan fungsi Masjid Besar Nurul
Masjid Besar Nurul Huda dilihat dari arsitektur bangunan masjid, hal tersebut
belakang diatas maka, pokok permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Bagaimana Sejarah Masjid dan Fungsi Masjid Besar Nurul Huda Desa Toman
Dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai Masjid Nurul Huda
Desa Toman ini, terdapat dua tujuan penelitian yang diharapkan penulis, yaitu:
6
1. Untuk mengetahui sejarah masjid dan fungsi Masjid Nurul Huda Desa Toman
Adapun manfaat penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu manfaat teoritis dan
manfaat praktis. Manfaat teoritis yaitu lebih menekankan pada aspek-aspek budaya
yang lebih abstrak, sedangkan manfaat praktis lebih keguna dan fungsinya:
1. Manfaat Teoritis
tentang sejarah masjid Nurul Huda Toman, dan arsitektur masjid ini. Selain
dilihat dari fungsi masjid Nurul Huda Toman. Kemudian dapat membantu
7
2. Manfaat Praktis
serta bisa melihat pandangan arkeologis baik dari segi bentuk dan
D. Tinjauan Pustaka
teori yang ditemukan dari sumber-sumber bacaan yang terkait dengan objek
penelitian yaitu tentang Masjid Besar Nurul Huda Toman. Penyusunan kajian
metode, atau pendekatan yang pernah berkembang dan telah didokumentasikan dalam
5
Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif ,(Yogyakarta : Diva Press,
2012), P.81
8
Dasar pertimbangan perlu disusunnya kajian pustaka dalam satu rancangan
gejala multidimensi sehingga dapat dianalisis lebih dari satu kali secara berbeda-beda,
baik oleh orang yang sama ataupun berbeda. Berdasarkan pengertian dan pendapat
ahli diatas dapat disimpulkan bahwa kajian pustaka adalah bahan-bahan bacaan yang
berkaitan dengan objek penelitian yang dibuat dan didokumentasikan yang digunakan
Mengenai obyek penelitian yaitu Masjid Besar Nurul Huda Toman, peneliti
sampai saat ini belum dapat menemukan buku-buku yang berhubungan langsung
dengan Masjid Nurul Huda baik dalam kajian sejarah maupun arsitektur, karena
belum ada yang meneliti sebelumnya. Namun, mengenai masjid kuno arab Indonesia
kuno biasanya hanya Merujuk pada Masjid populer seperti Mesjid Agung Demak,
Mesjid Sunan Ampel, dan di Palembang sendiri ialah masjid Agung Palembang, serta
Pustaka yang sedikit merujuk dan terkait pada objek penelitian yang peneliti kaji.
Dalam buku berjudul “Masjid & makam bersejarah di Sumatera” tahun 2008,
Buku ini menggunakan metode sejarah, sehingga membahas secara kritis pencatatan
6
Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia. “Masjid dan Makam
Bersejarah di Sumatera”. 2008
9
peristiwa sejarah masa lampau. Penelitiannya berfokus pada sejarah Mesjid
arsitektur yang memiliki kesamaan bentuk bangunan dengan gaya eropa, arab dan
etnis cina. Beragam seni dekoratif seperti tema lokal seperti kaligrafi, tanaman,
bunga. Selain itu, Mesjid bersejarah ini memiliki sisi fungsional, selain sebagai
Hamran dengan Nomor Induk Mahasiswa 0042003 tahun 2015, Jurusan Sejarah dan
Kebudayaan Islam Fakultas Adab dan Humaniora Institute Agama Islam Negeri
Raden Fatah Palembang. Skripsi ini berisi empat bab, yang menggunakan pendekatan
arkeologi dan sosiologis. Pada bab II skripsi ini membahas mengenai sejarah masjid
Kota Palembang,” ditulis oleh Joni Apero dengan Nomor Induk Mahasiswa
13420034 tahun 2018, Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam Fakultas Adab dan
Humaniora Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang.skripsi ini berisi lima
7
Masjid Jami’ Sungai Lumpur termasuk salah satu masjid tua yang ada di kota Palembang
didirikan pada tahun 1289 Hijriah atau 1873 Masehi. Dodi Herman, “Masjid Jami’ Sungai Lumpur di
kelurahan 11 ulu Kecamatan Seberang Ulu II Palembang (Tinjauan Arkeologis),” Skripsi,
(Palembang: Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang, 2015),
hlm. 19 & Husni Rahim, Sistem Otoritas & Administrasi Islam-Studi Tentang Pejabat Agama Masa
Kesultanan dan Kolonial di Palembang, (Ciputat: Logos, 1998), hlm. 217
10
bab,8 metode penelitian yang digunakan adalah penelitian sosiologis yang bersifat
kancah kebudayaan dunia. Pada bab III skripsi ini membahas mengenai deskripsi
transformasi atap masjid di kota Palembang, ditinjau dari perubahan kebudayaan, dan
faktor yang menjadi perubahan kebudayaan seperti faktor immaterial, ideologi dan
Perbedaan dari ketiga kajian penelitian tersebut, yang diteliti oleh penulis
adalah peneliti ini melihat Masjid manajemen Masjid arsitektur Masjid dan keunikan
sejarah Masjid di Palembang. Dalam penelitian ini, penulis membahas tentang sejarah
dan fungsi Masjid baik dari perspektif arkeologi yang terlihat pada arsitektur Masjid
maupun nilai-nilai penting Masjid Besar Nurul Huda Toman. Dalam penelitian
Nurul Huda Toman. Fokus penelitian adalah bahwa Masjid Besar Nurul Huda Toman
8
Di Palembang terdapat tiga jenis bangunan tradisional tempat tinggal masyarakat yaitu,
rumah limas, rumah gadang dan rumah rakit. Dalam konstruksi atap rumah limas dan rumah gudang
berbentuk bidang miring yang melebar di bagian sisinya kemudian bidang lainya menjepit sehingga
berbentuk segi tiga atau segi empat. Digunakan sebagai tempat ibadah. Skripsi Joni Apero, “Kajian
Sosiologi Pada Transformasi Atap Masjid Di Kota Palembang” Skripsi Palembang: Fakultas Adab
dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang, 2018),hlm. 62 & Jhony Siregar dan
Rifai Abu (ed), Arsitektur Tradisional Daerah Sumatera Selatan,hlm. 15
11
memiliki peninggalan sejarah dan arkeologi. Sebagaimana arsitektur Masjid ini
tradisional, yaitu menggunakan bahan baku dari alam sekitar berupa kayu unglen.
E. Kerangka Teori
sejarah yang melaporkan peristiwa masa lampau. Penelitian ini dilakukan di Masjid
Besar Nurul Huda desa Toman sebagai tempat penelitian. Adapun penelitian ini juga
mengacu pada hasil budaya berupa material dari masa lalu, berupa bangunan suci
seperti tempat ibadah. Oleh karena itu, ketika penjelasannya tidak terlepas dari ruang
Adapun teori yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah teori
a. Teori Fungsionalisme
Teori adalah alur logika atau penalaran, yang mempunyai seperangkat konsep,
definisi dan proposisi yang tersusun secara sistematis. Secara umum teori mempunyai
12
pengendalian (control) suatu gejala.9 Penelitian mengenai Sejarah masjid Besar Nurul
Huda Toman, yang akan penulis analisis menggunakan teori fungsionalisme dari
bermanfaat bagi masyarakat dimana unsur itu terdapat. Dengan kata lain pandangan
yang sudah menjadi kebiasaan, setiap kepercayaan dan sikap yang merupakan bagian
yang aktual, peneliti harus terjun langsung ke lapangan ke masyarakat yang menjadi
objek penelitian. Dengan cara yang demikian akan terlihat suatu yang sungguh-
sungguh nyata, aktual, dan dapat mengorek hal-hal yang kadang-kadang hal yang
tidak tampak oleh penglihatan peneliti. Aliran atau faham yang menentang cara kerja
9
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta. hlm. 8
10
T.O, Ihroni. (1987). Sejarah dan Pertumbuhan Teori Antropologi Budaya I dan II, Jakarta:
P.T. Gramedia. hlm. 59
13
Antropologi belakang meja ini kemudian dikenal dengan aliran atau faham
Brown, dan secara kebetulan aliran ini muncul dan berkembang di Inggris atau
British Antropology. Antropologi Inggris ini sangat menaruh minat pada masalah-
tersebut lebih dikenal sebagai pencetus dan pengajur teori fungsionalisme. Secara
Teori fungsi dalam ilmu antropologi kurang lebih adalah sebagai berikut :
1) Suatu kesatuan sosial dan budaya adalah salah satu sistem tersendiri yang
2) Setiap unsur atau bagian tidak berdiri sendiri, tetapi saling bergantung;
4) Keadaan saling bergantung atau berkait itu bukan terjadi secara kebetulan,
5) Perubahan pada suatu unsur atau bagian dapat berakibat perubahan atau
berpengaruh
tersebut, mereka berusaha mengenali ciri-ciri sistematik suatu kesatuan sosial budaya
yang menjadi perhatiannya. Kecuali itu dengan asumsiasumsi dasar tersebut peneliti
11
Harsojo. (1996). Pengantar Antropologi, Djakarta: Binatjipta.hlm. 72
14
fungsional juga berusaha untuk mengungkapkan bagaimana Suatu sistem bekerja dan
hidup. Dengan demikian sesungguhnya masalah yang akan diungkap bukan hanya
tentang “apa”, tetapi yang lebih ditekankan adalah “mengapa” dan “bagaimana” serta
untuk “apa”. Mengapa unsur-unsur atau intuisi-intuisi itu saling berhubungan, dan
bagaimana bentuk keberhubungan itu. Kecuali itu peneliti juga dituntu untuk mencari
tahu “untuk apa” semua unsur itu ada dalam kaitannya dengan sistem yang
bersangkutan.
Kesenian sebagai contoh dari salah satu unsur kebudayaan misalnya, terjadi karena
Sebagai contoh, jika seseorang peneliti ingin mengungkapkan kesenian yang terdapat
tersebut, juga harus dapat mengemukakan alasan mengapa kesenian tersebut diadakan
atau diciptakan. Dengan kata lain mempertanyakan fungsi. Fungsi tersebut akan
transparan dalam kaitanya dengan unsur-unsur budaya atau intuisi dalam masyarakat
yang bersangkutan. Diantara berbagai unsur atau aspek kehidupan yang saling
berkaitan dengan kesenian tadi, harus diketahui pula dengan unsur apa saja secara
kuat terkait, sehingga pada akhirnya jawaban apa fungsi suatu kesenian itu diciptakan
12
Koentjaraningrat, (1958). Metode 2 Antropologi Dalam Penyelidikan2 Masyarakat
Kebudayaan di Indonesia, Djakarta: Universitas Indonesia. Hlm 171
15
oleh masyarakat yang bersangkutan. Dalam rangka memahami tentang “mengapa”
atau “untuk apa” atau makna suatu kesenian dalam masyarakat, Bronislow K.
antara lain:
dikuasai;
3) Peneliti harus melakukan partisipasi, tetati tetap berlaku sebagai peneliti dan
unsur budaya atau intuisi yang ada di dalam masyarakat tersebut saling
berkaitan;
hal-hal yang ada dibalik yang tak nyata. Dalam hal ini peneliti diharapkan
16
terhadap budaya menegaskan bahwa setiap perilaku yang telah menjadi kebiasaan,
keyakinan dan sikap merupakan bagian dari itu, kebiasaan adalah budaya dalam
masyarakat untuk melakukan beberapa fungsi dasar dalam budaya itu. Cara
bertahan dan mempertahankan budaya yang sudah menjadi tradisi dan rutin dipupuk
sekaligus memenuhi perannya sebagai warga negara dan sebagai individu yang lebih
Masjid ini didirikan oleh K.H Delamat, Menurut penjelasan bapak H. Muslim
Nurdin14 sebagai ketua masjid Besar Nurul Huda, kondisi masjid sekarang dilihat dari
masjid tradisional, dilihat dari segi atap Masjid yang memiliki bentuk tumpeng
tingkat tiga, semakin keatas maka semakin kecil. Selanjutnya, pada dinding masjid
dan tiang masjid secara keseluruhan menggunakan bahan dasar kayu, yang terdapat di
bagian badan masjid. Berdasarkan hal tersebut dapat dilihat bahwa masjid ini
merupakan masjid tradisional nusantara yang memiliki karakter sempurna dan bisa
dibilang hampir sama dengan masjid kuno lainnya. Misalnnya, masjid Agung
Palembang, masjid Lawang Kidul, dan masjid ki Marogan, serta masjid Mahmudiyah
(Suro). Masjid suro ini juga merupakan masjid yang dibuat oleh K.H Abdurrahman
Delamat.
14
Wawancara Bersama Bapak H. Muslim Nurdin pada 25 Oktober 2023
17
F. Metode Penelitian
Dalam skripsi ini penulis mengunakan dua metode yaitu, pertama metode
a. Analisis morfologi
Untuk mengamati struktur bangunan yang terbagi menjadi, kaki, tubuh, dan
atap.15 Variable ukuran, denah, arah hadap dan ragam hias merupakan satuan
b. Analisis teknologi
ragam hias, serta dekorasi yang sudah terdapat pengaruh budaya asing yaitu,
Cina-Melayu.
15
Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional, Metode Penelitian Arkeologi,
(Jakarta Selatan, 2008), hlm. 95-97
18
Sedangkan untuk mendeskripsikan sejarah berdirinya masjid maka peneliti
menganalisis secara kritis rekaman dan peninggalan masa lalu berdasarkan data yang
dikumpulkan.16 Metode sejarah ini meliputi empat tahap untuk mendapatkan hasil
1. Heuristik
Tahap pertama yaitu mengumpulkan data terkait objek penelitian pada Masjid
Besar Nurul Huda Desa Toman. Pada tahapan heuristik, peneliti mengumpulkan
data yang berhubungan dengan Masjid Besar Nurul Huda yakni berupa tahapan
a. Observasi
Masjid Besar Nurul Huda Desa Toman. Penulis kunjungan sebanyak enam
januari 2023-17 januari 2023. Data yang diperoleh melalui observasi adalah
foto fisik dari objek penelitian yang dideskripsikan dan dianalisis dalam
skripsi ini.
16
Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah,Terj. Nugroho Notosusanto (Jakarta; UI Press, 1980),
hlm.32
17
A. Daliman, Metode Penelitian Sejarah (Yogyakarta; Ombak, 2012), hlm. 51
19
b. Wawancara
berkaitan dengan masjid. Informan yang dipilih oleh penulis yaitu tokoh
yang paham akan masjid serta pengurus masjid dan ahli imam masjid.
c. Dokumentasi
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data, penulis menggunakan data yang
jurnal, arsip, skripsi dan internet. Data tersebut diperoleh dari perpustakaan
kemudian diteliti penulis. Tahap ini juga dilakukan dengan cara melihat,
2. Verifikasi
diperoleh. Data yang diperoleh dari berbagai sumber tersebut, kemudian dievaluasi
melalui kritik eksteren dan interen untuk mencari kebenaran data. Kritik ekstern
18
Dudung Abdurrahman, Metode Penelitian Sejarah, (Jakarta: Pt. Logos Wacana Ilmu, 1999),
hlm 58.
20
seperti ejaan, gaya, tulisan kalimat dan penampilan fisik lainya.19 Kritik internal
kemungkinan adanya mitos dalam teks di buku maupun keterangan yang diperoleh
3. Interpretasi
penafsiran data sebagai bentuk upaya mencari dan menyusun secara sistematis dari
hasil observasi, wawancara dan lainya. Setelah melakukan analisis data yang
permasalahannya.
4. Historiografi
setelah melalui pengumpulan data, kritik sumber, dan interpretasi dalam historiografi.
sejarah yang telah dilakukan. Layaknya laporan penelitian ilmiah, penulisan hasil
penelitian sejarah itu hendaknya dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai
19
Hasan Usman, “Metode Penelitian Sejarah”1986. Jakarta; Departemen Agama, hlm.96-
103
20
Ibid, hlm.122-126
21
G. Sistematika Penulisan
penelaahan penelitian. Dalam skripsi ini penulis membagi kedalam empat sub bab
pembahasan. Bab-bab tersebut disusun secara kronologis dan saling berkaitan antara
bab satu dengan yang lainya. Sistematika pembahasan yang digunakan dalam
BAB I PENDAHULUAN
sistematika pembahasan.
TOMAN
22
BAB III SEJARAH ARSITEKTUR MASJID BESAR NURUL HUDA
Dalam bab ini membahas tentang Sejarah Masjid Besar Nurul Huda
BAB VI PENUTUP
23
BAB II
GAMBARAN UMUM
Babat Toman itu sendiri diambil dari dua suku kata, yaitu dusun Babat dan Toman.
Babat merupakan nama yang diambil dari tanaman tumbuhan, sedangkan Toman
diambil dari nama hewan yaitu Ikan Toman. Dalam penamaan desa toman sendiri
diberi oleh seseorang tokoh masyarakat yang dikenal dengan sebutan Ginde Sugih
atau Semidang Sari. Semidang Sari merupakan nama asli dari Ginde Sugih, ketika
menjadi Ginde Sugih diperoleh karena beliau berhasil membangun wilayah Desa
Toman. Kala itu awal mulanya Desa Toman ini dikenal sebagai daerah yang tidak
berpenghuni, semenjak usaha dari Ginde Sugih yang mengelolah Desa Toman, beliau
gambir, kemudian setelah itu beliau terkenal karena menjual hasil tanaman
gambirnya. Daun Gambir dikelolah dan dibuat menjadi getah gambir, hal ini
bertujuan agar dapat dengan mudah menggunakan getah gambir. Getah Gambir pada
21
Badan Pusat Statistik Kecamatan Babat Toman, Tahun 2020
24
umumnya memiliki sejuta manfaat, seperti untuk pengobatan sakit maag dan flu, dan
berbagai macam penyakit lainya. Sudah sejak zaman dahulu getah gambir dijadikan
sebagai bahan untuk menyirih. Sehingga pada akhirnya berkat jasa Ginde Sugih
sekarang Desa Toman sudah menjadi daerah yang terkenal dengan hasil buminya,
yaitu gambir.22 Nama Ginde Sugih sebenarnya pemberian warga Desa Toman, Ginde
artinya “pemimpin wilayah” yang sekarang dikenal dengan istilah kepala desa dan
Sugih artinya “kaya.” Jadi, Ginde Sugih diartikan sebagai kepala desa yang kaya.
Adapun visi yang dimiliki oleh kecamatan Babat Toman, yang berisi tentang
terdepan, maju bersama. Dari visi yang ada di Kecamatan Babat Toman juga disertai
dan demokratis.23
22
Wawancara dengan Bapak Herman Selaku Kades Desa Toman pada, 2 November 2022
23
Dokumen Kelurahan Babat Toman Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2022
25
B. Letak Geografis Kecamatan Babat Toman
Luas wilayah Kabupaten Musi Banyuasin dengan luas wilayah 14.265,96 km²
atau sekitar 15 persen dari luas Provinsi Sumatera Selatan, terbagi atas 14 wilayah
memiliki luas terbesar yaitu 4.925 Km², sedangkan Kecamatan Lawang Wetan
merupakan kecamatan yang terkecil dengan luas 232 Km². Secara geografis
Kabupaten Musi Banyuasin terletak pada posisi antara 1,3° sampai dengan 4° Lintang
menyatakan bahwa secara geografis Kecamatan Babat Toman dengan ibu kota
persegi. Bila dilihat Kecamatan Babat Toman sangat strategis dari kecamatan lainnya,
24
Badan Pusat Statistik Kabupaten Musi Banyuasin, 2016. Diakses pada 16 Oktober 2022
26
Wilayah administratif pemerintahan kecamatan Babat Toman terdiri dari 2
kelurahan dan 14 desa. Dua wilayah kelurahan yang terletak di pusat dusun tersebut
ialah kelurahan Babat Toman dan Kelurahan Mangun Jaya. Kecamatan Babat Toman
Jaya, Muara Punjung, Beruge, Sugihwaras, Sugiraya, Sereka, Sri Mulyo, Sungai
Pada umumnya, jika dilihat dari segi tata ruang pemukiman penduduk
masyarakat babat toman tergolong tidak terlalu padat, dan terlihat teratur susunannya
dengan pola berbentuk dengan banyak segi, masing-masing rumah terbilang rapi
menghadap ke jalan lintas, rumah penduduk pada umumnya terbagi atas dua tipe
yaitu pertama ada rumah penduduk yang berada di tepi sungai musi dan menghadap
ke sungai musi, kemudian tipe kedua yaitu rumah penduduk yang menghadap ke
jalan raya. Bentuk asli rumah penduduk masyarakat Toman yaitu berbentuk
27
panggung dengan tiang penyangga yang lebih tinggi diatas permukaan tanah, dan
berbahan dasar kayu, secara keseluruhan bangunan rumah biasanya berukuran kurang
Table 1.1
Luas Daerah dan Persentase Luas Kecamatan Babat Toman
Menurut Desa/Kelurahan Tahun 2020
No Desa Luas Km2 Jumlah Persentase
Dusun/RT terhadap
Luas Kecamatan
1 Kasmaran 20,00 8 1,55
28
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa Desa Sungai Angit dan Sereka adalah
area terbesar di Babat Toman setiap orang memiliki area 10,15 % dan 9,68 %,
Namun, untuk kemajuan yang maksimal dalam pengelolaan desa juga, wilayah
tersebut dibagi menjadi 14 desa, yang terdiri dari beberapa desa dari kecamatan Babat
Desa Toman sebagai salah satu desa yang terletak di Kecamatan Babat Toman
desa ini merupakan desa yang memiliki berbagai kebudayaan terutama pada segi nilai
religiusnya. Luas wilayah desa ini secara keseluruhan lebih kurangnya sekitar 10.450
hektar. Sedangkan Desa Toman merupakan salah satu desa dari 12 (dua belas) desa
Sumatera Selatan. Desa Toman mempunyai luas wilayah secara keseluruhan lebih
kurang 77 Km2. Desa Toman dilintasi oleh 4 (empat) sungai, yang terdiri dari sungai
induk dan 3 (tiga) anak sungai. Sungai Musi adalah induk sungai yang melintasi desa
ini dan tiga anak sungai adalah Sungai Toman, Sungai Kertapati, dan Sungai Tampui.
2. Orbitasi
Jarak Desa Toman dari pusat pemerintahan desa adalah 0 km, karena
1,5 Km, jarak dari pusat pemerintahan ke Kabupaten 37 Km, sedangkan jarak dari
pusat pemerintah ke provinsi 160 Km. Batasan wilayah Desa Toman adalah sebagai
berikut:
29
a. Sebelah Utara : Desa Lubuk Buah dan Desa Bangun Sari,
3. Iklim
Musi dan sebagian lagi berada di tepi jalan lintas. Kelurahan Babat memiliki iklim
penduduk yang berprofesi sebagai petani karet, petani gambir, minyak bumi dan
sawah. Babat Toman merupakan dataran rendah yang dilintasi oleh sungai Musi
sehingga sangat cocok untuk lahan pertanian dan perkebunan di daerah pinggiran
sungai Musi.
25
Data Morfologi Kelurahan Babat Kecamatan Babat Toman Tahun 2022
30
C. Demografi
penduduknya cukup banyak, yaitu mencapai 6541 jiwa, sedangkan kategori tersebut
terbagi atas dua golongan yang terdiri dari penduduk laki-laki 2645 jiwa dan
perempuan 2515 jiwa, penduduk datangan 50 jiwa, pinda 18 jiwa, kelahiran 104 jiwa
Tabel 1.2
Jumlah Penduduk Desa Babat Toman
No. Kriteria penduduk Jumlah
Jika dilihat dari tabel diatas terlihat bahwa jumlah penduduk berdasarkan jenis
kelamin terbanyak yaitu pada kaum laki-laki sebanyak 2645 jiwa dan kaum
perempuan 2515 jiwa. Dan jumlah penduduk yang paling sedikit yaitu pada
31
D. Kehidupan Sosial dan Budaya
1. Bahasa
hari yang dikenal dengan Bahasa musi yang merupakan Bahasa yang dituturkan oleh
orang-orang musi, disebut bahasa musi karena mayoritas masyarakat mediami daerah
bahasa Musi merupakan sebuah rumpun bahasa bagian dari rumpun Melayu-
berarti Bahasa kepulauan selatan) adalah sebuah rumpun bahasa yang sangat luas
penyebarannya di dunia. Bahasa yang merupakan rumpun bahasa induk dari rumpun
Secara historis, rumpun bahasa Musi memiliki asal-usul yang berasal dari
daerah dekat Sungai Musi. Sungai Musi, dikenal pula sebagai Sungi
Musi dalam bahasa Melayu Palembang atau Bioa Musêi (Bioa Musai) dalam bahasa
Rejang.26 Dalam penyebutan katanya biasanya berakhir dengan huruf “e”. Adapun
Contohnya yaitu : kata apa di dalam kamu besar bahasa Indonesia biasanya disebut
apa dengan jelas, kemudian dalam bahasa Musi diakhiri dengan (e) menjadi ape atau
ngape. yang mana bahasa ini sudah menjadi logat khas daerah setempat yang selalu
26
"Bahasa Musi". Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.
32
digunakan dalam kehidupan sehari-hari.27 Sejak zaman Kerajaan Sriwijaya hingga
sekarang, sungai musi ini terkenal sebagai sarana transportasi utama bagi masyarakat.
Dengan demikian Bahasa suku musi hingga sekarang merupakan bagian dari provinsi
dalam musi, dengan perincian 21 konsonan dan 6 nada vocal. Dialek umum
menjadi “ao”.
2. Sistem Pengetahuan
merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam menentukan kemajuan ekonomi
pada masyarakat di suatu desa. Dengan pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat,
mereka dapat memanfaatkan apa saja yang ada di sekitar lingkungan untuk dijadikan
sumber mata pencaharian. Pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang itu bermacam-
macam salah satunya pengetahuan tentang pertanian, bagaimana cara bercocok tanam
yang baik, pengetahuan tersebut biasanya telah diturunkan dari generasi ke generasi
kegiatan berdasarkan kebutuhan dan keinginan hidup. Orang harus menjadi akrab
27
Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin,ed.(2019). "Bahasa Musi".
Ahli Glottologi 4.1. Jena, Jerman: Institut Max Planck untuk Ilmu Sejarah Manusia.
28
Dunggio, P.D. (1983). Struktur bahasa Musi. Jakarta: Pusat Pembinaan Bahasa,
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
33
dengan kegiatan ini dalam proses pembelajaran. Kebudayaan dapat dihasilkan dari
hasil kebiasaan manusia sedangkan kebudayaan terdiri dari tujuh unsur yaitu bahasa,
Dengan demikian sejatinya manusia itu sudah ada bekal kemampuan yang
mendasar, karena biasanya sudah memiliki ide dan kemampuan tertentu yang sudah
dimiliki sejak lahir. Yang dikenal dengan “IQ” kepanjangan dari Intelligence
perencanaan sesuatu.
Pendidikan merupakan salah satu usaha yang dimiliki oleh seseorang untuk
serta juga menuntut segala bentuk kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar
34
Kecamatan Babat Toman diantaranya di bidang Pendidikan terdapat yaitu: 1 PAUD,
Tabel 1.3
Fasilitas Pendidikan di Kecamatan Babat Toman
No. Instansi Pendidikan Siswa/i Jumlah Sekolah
1. PAUD 110 2
2. TK 330 3
3. SD 2850 4
4. SMP 1380 1
5. SMA 1135 1
Berdasarkan Tabel diatas dapat dilihat jumlah siswa/i terbanyak yaitu pada
instansi pendidikan pada jenjang SD, Kemudian dilanjutkan dengan SMP dan SMA.
Untuk persentase jenjang pendidikan paling sedikit terjadi pada intansi pendidikan
Toman khususnya pelajar hanya mengakhiri pendidikan mereka pada tamatan SMA
saja, kemudian untuk melanjutkan ke perguruan tinggi hanya 2-3 persen saja.
35
3. Sistem Organisasi Sosial
terjalin secara struktural dan mempunyai tujuan yang sama dengan tidak melanggar
berbagai macam organisasi, yang dibuat berguna untuk sarana yang bakal dibutuhkan
oleh masyarakat setempat. Kelurahan Babat Toman yang ditinjau dari segi tatanan
Organisasi Sosial Karang Taruna Babat Toman, Organisasi Pramuka, Pengajian Ibu-
ibu dan Majelis Masjid khusus Bapak-Bapak, Serta Ikatan Remaja Masjid (IRMA).
Organisasi inilah yang nantinya akan mengatur setiap kegiatan sosial dalam
masyarakat menciptakan aturan-aturan yang disebut dengan norma sosial. Fungsi dari
karang taruna adalah mengatur dan membatasi tindakan sosial yang dilakukan oleh
para remaja yang kemungkinan akan merugikan masyarakat. Karang taruna dapat
menumbuhkan kesadaran dan tanggung jawab generasi muda untuk berperan aktif
masyarakat terutama ketiga terjadi bencana alam, atau kebakaran, dari organisasi
tersebut dapat menjadi wadah untuk mengumpulkan simpati, atau aspirasi rakyat
36
untuk membentuk sikap disiplin, ilmu dan berani dalam menghadapi persoalan yang
terjadi, biasanya peran organisasi Pramuka dalam masyarakat yaitu untuk kemajuan
disiplin. Deklarasi untuk Ibu-ibu dalam mengadakan pengajian merupakan salah satu
ibu. Masjid juga dimanfaatkan sebagai wadah pengembangan akidah Islam. Seperti
Bapak-bapak dan IRMA, tujuan dari kegiatan organisasi sosial ini adalah agar dapat
lebih mendalami ilmu agama Islam yang berkaitan dengan Al-Quran dan Hadits serta
hidup merupakan alat yang dipergunakan untuk bercocok tanam, berburu, menangkap
ikan, serta alat-alat rumah tangga yang biasa dipergunakan dalam kehidupan sehari-
hari. Peralatan ini biasanya memiliki makna khusus sesuai dengan fungsi dan
kegunaan alat.
memanfaatkan tanah lahan yang dimiliki untuk dimanfaatkan sebagai lahan untuk
dimiliki oleh masyarakat Babat Toman sudah sejak zaman dahulu bersifat tradisional.
37
Masih memanfaatkan dan melestarikan cara tradisional seperti melestarikan bahasa
yang digunakan sehari-hari, kesenian, tenaga kerja, dan alat alat tradisional lainnya.
Contohnya dalam sektor tenaga kerja di bidang pertanian mayoritas masyarakat pada
zaman dahulu masih menggunakan alat tradisional untuk memanen padi yaitu disebut
dengan ani-ani berupa sabit untuk memotong buah padi. Dilakukan secara manual
dengan tangan secara satu persatu, Pengetahuan tradisional ini sudah menjadi bagian
dari kehidupan masyarakat Babat Toman khususnya bagi para petani di Desa-desa
sekitar. Juga dalam sektor pertanian gambir, petani gambir Babat Toman masih
menggunakan cara tradisional dalam proses pembuatan getah gambir, dimulai dari
yang dibuat oleh nenek moyang mereka dan diturunkan ke generasi sebelumnya.
memudahkan masyarakat dalam kegiatan pemanfaatan sumber daya alam yang ada di
Masyarakat Babat Toman, sekarang telah memiliki berbagai peralatan modern, yaitu
berupa mesin pembajak sawah, adanya pupuk tanaman yang dapat membantu
pertumbuhan tanaman di lahan warga, mesin untuk memanen hasil padi, mesin
Masyarakat Babat Toman pada zaman dahulu sebelum adanya jalan aspal,
akses jalan yang dilalui oleh masyarakat adalah jalan liat dengan ukuran jalan hanya
semester dan hanya dapat dilewati dengan berjalan kaki dan akses jalan lainya pada
38
sungai musi, untuk dapat berkunjung dari desa satu ke desa lainya. Namun seiring
perkembangan zaman dan kemajuan teknologi pemerintahan saat ini akses yang
dilalui oleh masyarakat Babat Toman sudah menjadi jalan aspal, dan akses ke rumah-
rumah penduduk sudah terdapat jalan setapak yang dibuat dari semen. Dikarenakan
sudah terdapat banyak kendaraan pribadi milik warga berupa motor dan mobil. Untuk
anak sekolah juga disediakan transportasi bus khusus anak sekolah yang rumahnya
jauh dari sekolah. Selain kendaraan pribadi dan bus sekolah, ada juga becak dan ojek
pangkalan untuk memudahkan masyarakat yang ingin pergi ke pasar jika tidak ada
kendaraan pribadi.
wilayahnya merupakan dataran rendah dan masyarakat Babat Toman pada umumnya
bermata pencaharian petani (meliputi petani, sawit, karet, Gambir, dan sawah) itu
Toman, yang lainnya yaitu, pedagang, pegawai, batu bara, dan minyak bumi.
milik sendiri, petani di kecamatan ini sangat bervariasi, ada yang petani
karet, petani sawah, petani gambir, dan petani sawit. Umumnya tujuan
39
b. Pedagang adalah orang yang menjual belikan barang dan jasa, yang mereka
punya dan kegiatan itu dilakukan untuk dapat memperoleh keuntungan dari
produk yang mereka jual, contohnya seperti bahan pokok dan sandang.
diartikan sebagai TNI, Polri, Guru, dan Staf kantoran lain yang ada di
yaitu Petani/Perkebun 57 jiwa, pedagang 1319 jiwa, nelayan 50 jiwa, pegawai negeri
sipil 270 jiwa, TNi/Polri 50 jiwa, Karyawan Swasta 210 Jiwa, pengangguran 1260
jiwa.
Tabel 1.4
Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
Kelurahan Babat Toman
No Jenis Pekerjaan Jumlah penduduk
3. Nelayan 50 jiwa
5. TNI 25 jiwa
6 Polri 25 jiwa
40
Dilihat dari jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian dapat kita
ketahui bahwa jumlah penduduk Kelurahan Babat Toman menurut mata pencaharian
sebagian besar adalah Petani/Pekebun 1157 jiwa dan pedagang 1319 jiwa.
Sedangkan jumlah penduduk yang paling sedikit pekerjaannya adalah Nelayan dan
6. Sistem Religi
berikutnya, serta diperkirakan hampir mencapai 4-5 abad (400-500 M). waktu
masuknya Islam Musi Banyuasin bersamaan dengan masuknya Islam di Aceh. Aliran
Namun tidak diketahui secara pasti kapan dan siapa yang pertama kali membawa dan
penyebaran Islam di wilayah ini merupakan ajaran turun-temurun antar generasi dari
nenek moyang terdahulu. Akan tetapi beberapa tahun setelah islam masuk di Musi
Banyuasin, ada terdapat cerita sejarah mengenai seorang tokoh yang berasa dari
Dusun Babat Toman yang menyebarkan agama islam, tokoh tersebut dikenal dengan
sebutan K.H Delamat atau memiliki nama asli yaitu Kyai Haji Abdurahman Delamat
ilmu agama islam tepatnya di Masjid Lawang Kidul. Hingga kemudian beliau
41
diangkat anak oleh saudagar disana dan menjadi salah satu murid dari Kyai Haji
Marogan, setelah beberapa tahun beliau pergi ke Mesir untuk mendalami ilmu agama
dan mendirikan Masjid Suro Palembang yang terletak di 30 ilir, setelah mendapat
persoalan dari Residen Belanda beliau diusir dan Kembali pulang di daerah
kelahirannya yaitu Dusun Babat Toman disini beliau juga mendirikan Masjid Besar
Nurul Huda Toman yang menjadi bukti sejarah penyebaran agama islam yang beliau
ajarkan. Dengan tingkat populasi penduduk Kecamatan Babat Toman yang tinggi
masyarakat di Kecamatan Babat Toman seperti Islam, Protestan, Hindu, dan Budha.
Hal ini dibuktikan dengan adanya kelenteng dan tempat ibadah umat Kristen yang
terletak di Dusun II Toman yang dikenal dengan “Kebon Cine”, akan tetapi mayoritas
yang tercermin dalam pelaksanaan sholat, puasa, kegiatan keagamaan lainnya, dll.
Meskipun pada umumnya orang memiliki kesadaran beragama yang cukup berbeda,
namun ada orang yang memahami kebenaran agama yang dianutnya. Lalu ada juga
yang hanya tahu dirinya muslim tapi lalai dalam urusan ibadah. Oleh karena itu,
Islam yang berkaitan dengan syariat agama Islam sehingga dapat melaksanakan
ketentuan-ketentuan agama.
42
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa masyarakat desa
Toman kecamatan Babat Toman mengerti akan ajaran agama yang mereka anut dan
melaksanakan ajara nya, salah satunya seperti melakukan shalat lima waktu, sholat
Jum’at bagi kaum laki-laki, zakat, puasa, dan masjid selalu memperingati hari-hari
besar agama Islam. Di Kelurahan Babat Toman terdapat 4 masjid dan 1 langgar atau
mushola. Selain itu juga terdapat TPA (Taman Pendidikan Al-Qur’an) yang biasa
Tabel 1.5
Tempat Ibadah di Kecamatan Babat Toman
No. Nama Tempat Ibadah Lokasi Kontruksi
7. Kesenian
Kebudayaan berada di suatu daerah sama dengan konsep yang dimiliki oleh
suku bangsa. Dalam Kenyataan masyarakat Babat Toman memiliki kekayaan budaya,
adat istiadat, dan berbagai aspek kehidupan manusia. Keragaman budaya dari suatu
43
daerah bergantung pada faktor geografis. Semakin besar wilayahnya maka semakin
memiliki peran penting untuk terjalinnya hubungan sosial. Yang mana manusia
terjalin secara begitu saja, karena setiap interaksi memiliki nilai kepentingan, yang
menghubungkan antar individu satu dan individu lainya. Dalam interaksi tersebut
Adat istiadat yang masyarakat Babat Toman gunakan ialah adat suku Musi,
salah satu bentuk pelestarian yaitu selalu menggunakan adat tersebut di setiap
kesempatan agar terus terjaga eksistensinya. Adat istiadat adalah tradisi atau
kebiasaan yang melekat pada masyarakat, kebanyakan adat istiadat itu dilakukan
terus-menerus dan berulang-ulang. Adat juga secara umum disebut sebagai aturan
yang berkaitan dengan berbagai aspek kehidupan manusia yang muncul dari tindakan
tradisi tersebut meliputi, acara adat perkawinan Desa Toman, Sedekah Bumi,
30
Ryan Prayogi dan Endang Danial, “Pergeseran Nilai-nilai Budaya Pada Suku Bonai
Sebagai Civic Culture di Kecamatan Bonai Darussalam Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau”,
Jurnal Humanika, Vol. 23, No. 1, 2016.
44
Yasinan, Ruwahan dan maulid nabi Muhammad SAW. Berdasarkan hal diatas
berkembang.Sekayu yang merupakan ibu kota dari kecamatan Babat Toman terdapat
kekayaan budaya dalam hal adat istiadat. Penduduk desa Toman sangat peduli dengan
adat istiadat yang berkembang di daerahnya. Karena masyarakat budaya yang ada
pada jaman dahulu harus dilestarikan, diterapkan, dikembangkan lebih lanjut dan juga
dilestarikan dari generasi ke generasi dan tidak dihilangkan. Oleh karena itu
Kesenian pada umumnya terbagi menjadi dua, yaitu kesenian yang dapat
dinikmati oleh indera penglihatan dan kesenian yang dapat dinikmati oleh indera
pendengaran.
terhadap keindahan dan nilai-nilai yang ditemukan dalam kehidupan.31 Isi jiwa
seniman yang terdiri dari perasaan pikiran dan gagasan memberikan kesatuan nilai-
nilai melalui bentuknya.32 Secara umum kesenian dapat dibedakan menjadi 3 yaitu
31
Prof. Widagdo. Desain Seni Rupa.2010 hal : 2 Universitas Teknologi Bandung
32
Sumardjo, dkk. 2004. Teori dan Praktik Kemitraan Agribisnis. Jakarta Penebar Swadaya.
88 hal.
45
seni rupa, seni musik, dan seni tari. Yang mana seni itu merupakan hasil karya
imajinasi yang disalurkan melalui indera serta mempunyai nilai keindahan tertentu.
mendasar/ dalam pola hidup dan perilaku masyarakat. Seni tari di kabupaten Musi
Banyuasin berkembang sangat pesat, salah satunya yaitu kecamatan Babat Toman
bahwasanya dari mata pencaharian masyarakat toman berupa petani karet, sawit,
minyak sawah, dan perkebunan lainnya, serta petani gambir. Akan tetapi yang lebih
produktif yaitu gambir, dengan demikian seiring berjalannya waktu terciptalah tarian
Begambo, yang mana sampai saat ini seniman Babat Toman Tidak Tahu siapa
penciptanya. Namun berkat usaha dari Bapak Nazar dan Ibu Siti Hawa selaku
seniman Babat Toman, sehingga tarian ini bisa dapat berkembang menjadi tarian
Adapun Tarian yang ada di Desa Babat Toman, pertama tari Begambo dan
1. Tari Begambo
sampai memanen hasil gambo tersebut. Tarian ini diciptakan oleh seorang seniman
asal kecamatan Babat Toman Dusun Toman. Biasanya tarian ini dilakukan oleh
46
lima sampai tujuh orang penari, dengan menggunakan seragam baju seperti petani
dengan warna senada dan membawa bakul. Gambo atau daun Gambir memiliki
banyak sekali manfaat selain untuk nginang (ngelem/makan sirih) bisa juga
digunakan sebagai obat untuk ibu dan bayi yang sedang terkena flu. Dan Baru -
baru ini, limbah dari getah gambo juga bisa dibuat untuk pewarna kain yang
disebut batik gambo dan saat ini sedang booming berkat ibu Thia Yufada yang
Mantang memiliki arti menyadap dan parah berarti karet, jadi tari ini
aktivitas perkebunan karet yang cukup luas di Kabupaten Musi Banyuasin. Tari
yang dibawakan oleh sepasang42 penari terdiri dari 4 gerakan inti, yaitu gerakan
mencangkul tanah, mengangkut tanah yang telah di cangkul, menanam bibit pohon
33
http://giwang.sumselprov.go.id/budaya/detail/186
34
https://muri.org/Website/rekor_detail/pagelarantarimantangparaolehpelajarterbanyak
47
BAB III
Masjid Besar Nurul Huda atau dikenal dengan Masjid Toman atau Tuman
didirikan pada tahun 1932 Masehi di Desa Toman. Pada awal berdirinya masjid ini
terletak di Dusun IV Toman, kemudian pada tahun 1942 masjid ini dipindahkan di
Dusun III Toman, dan sampai sekarang masjid ini masih berlokasi di Dusun III
toman. Masjid ini dibangun oleh ulama bernama K.H Abdurrahman atau K.H.
Delamat.35
Beliau adalah salah seorang ulama besar Sumatera Selatan. Bernama Kyai Haji
Abdurrahman bin Syarifuddin atau lebih dikenal dengan julukan Kiai Delamat.
Dilahirkan sekitar tahun 1820 Masehi di Dusun Babat Toman.36 Menurut sejarahnya
beliau mendalami ilmu agama di wilayah Palembang, Mekah, dan Madinah. Setelah
islam di Palembang, beliau mendirikan masjid Besar Al- Mahmudiyah atau yang
lebih dikenal dengan sebutan masjid suro. Semasa penyebaran agama islam di
35
Wawancara dengan bapak Herman selaku pengurus pada 15 oktober 2022
36
Kemas H. Andi Syarifuddin. S.Ag. & H. Hendra Zainuddin. M.Pd.I . “ 101 ULAMA
SUMSEL Riwayat Hidup dan Perjuangan.”2013. Ar-Ruzz Media Yogyakarta : Forum Pondok
Pesantren Sumatera Selatan, hlm, 133
48
palembang beliau selalu dilarang keras untuk memyebarkan dakwahnya oleh puan
residen Belanda, karena dianggap dapat mempengaruhi kekuasaan belanda kala itu,
Ketika permasalahan itu muncul Kiai Delamat dipanggil dengan keras oleh residen
dan diminta agar tidak menyebarkan agama islam di Palembang. Puan residen
meminta K.H. Delamat meningalkan kota Palembang, dari persoalan tersebut pada
akhirya beliau menerima permintaan puan Residen dan memutuskan pergi ke Desa
wilayah tersebut beliau kembali lagi membangun masjid yang terletak di Desa Toman
yang sampai sekarang dikenal dengan nama Masjid Nurul Huda Toman. Pada
umumnya tujuan beliau mendirikan masjid dimanfaatkan oleh K.H. Delamat untuk
menyebarkan siaran Dakwah islamiah, dan mengajarkan ilmu agama kepada orang
yang belum paham agama, serta kepada orang yang belum tahu soal agama.
karena beliau memiliki hati yang sangat mulia dan merupakan orang yang sangat
berjasa, terutama bagi masyarakat yang tinggal di sekitar Palembang dan masyarakat
desa Toman yang akan merasakan manfaat dari apa yang beliau lakukan selama
diperoleh dari sejarah dan dokumen tentang tokoh. K.H. Delamat terlahir dari
keluarga yang tidak mampu beliau juga seorang yatim piatu, sejak lahir beliau diasuh
49
oleh neneknya di Dusun Toman Marga Punjung Musi Ilir, tarbiyah awal diberikannya
oleh orang tuanya sendiri, menginjak umur 6 tahun K.H Abdurrahman Delamat sudah
belajar agama islam dan membaca Al-Quran dengan gurunya di desa Toman. Beliau
terkenal sebagai orang yang haus akan ilmu agama, dia belajar merakit perahu sendiri
yang nantinya digunakan untuk pergi ke wilayah perkotaan dan mendalami ilmu
agama. Setelah tiba di perkotaan beliau bertemu dengan perahu dagang yang
ditumpangi oleh suami istri yang berasal dari kampung Lawang Kidul Palembang.
Kemudian beliau dibantu, di daerah inilah proses mendalami ilmu agama terjadi,
karena beliau diangkat anak oleh saudagar disana. Setelah dewasa beliau berangkat
ke tanah suci Mekah dan belajar agama islam di sana sampai bertahun-tahun, setelah
itu beliau Kembali lagi ke Palembang dan menikah dengan seorang gadis yang
berasal dari tanah merah kertapati. Setelah beberapa tahun dipalembang beliau pergi
lagi ke tanah suci Bersama dengan K.H. Muara Ogan dan K.H. Sidik. Setelah
kepulangannya dari tanah arab K.H. Abdurrahman Delamat mulai menjadi juru
dakwah, menyiarkan islam sampai kepelosok daerah atau di setiap dusun sepanjang
sungai musi, sungai ogan, sungai lematang, dan beberapa tempat lainnya. Beliau
yang terletak di sebelah masjid kiai Marogan, dan masjid Al-Mahmudiyah di Suro
(30 ilir).37 Selanjutnya masjid yang dibangun Kiai Delamat yaitu Masjid Nurul Huda
Toman, Sejarah mencatat terdapat 28 masjid yang dibangun oleh K.H. Abdurrahman
37
Kemas H. Andi Syarifuddin. S.Ag. & H. Hendra Zainuddin. M.Pd.I . “101 ULAMA
SUMSEL Riwayat Hidup dan Perjuangan.”2013. Ar-Ruzz Media Yogyakarta: Forum Pondok
Pesantren Sumatera Selatan, hlm, 134
50
Delamet. Dalam penyebaran agama islam beliau menyebarkan ajaran dimulai dari
pinggir sungai musi sampai ke pelosok, dari satu desa ke desa lain, tujuan beliau
menyebarkan agama islam yaitu untuk mengislamkan orang yang benar-benar tidak
kegiatan penyebaran agama islam, dengan Marga Punjung Musi Ilir dan dikebumikan
didalam perkarangan masjid Dusun III Toman, yang mana masjid ini merupakan
masjid yang beliau bangun sendiri. Akan tetapi semasa hidup beliau ia menitipkan
wasit kepada anak-anaknya untuk dimakamkan didalam masjid Suro atau masjid
Mahmudiyah, yang mana masjid ini juga masjid yang beliau bangun sediri.
Kemudian setelah beberapa tahun jenazah beliau di pindahkan ke masjid suro yang
ada di Palembang.38
dimakamkan di dalam masjid suro membuat para residen belanda tidak setuju dan
terjadi penolakan agar makam beliau dibongkar dan dipindahkan ketempat lain,
kuburan beliau digali kembali. Mula-mula dua orang mencoba mengangkat peti
jenazah beliau yang masih utuh akan tetapi tidak terangkat, bergeming pun tidak.
Kemudian dibantu oleh empat orang, delapan orang, sampai sepuluh orang.
Jangankan untuk terangkat bergerak pun tidak, yang mana peristiwa tersebut
disaksikan sendiri oleh orang belanda sehingga mereka merasa kebingungan lalu
38
https://saikdq.blogspot.com/2020/11/sejarah-waliyullah-bumi-sriwijaya.html?m=1
51
diperintahkan untuk mengambil rantai besi dan mesin derek, sejurus kemudian,
setelah dikaitkan kepeti, mesin mencoba mengangkat nya, dan yang terjadi malah
orang untuk meminta bantuan kepada kiyai Marogan, setelah tibanya beliau, serta
bejuar “wahai kyai Delamat? betul masjid ini wafatmu, tapi orang tidak suka
makammu disini, turutlah kemuan orang banyak, dan ridhalah hatimu untuk
dipindahkan ketempat lain! Tidak lama permintaan guru dipenuhi oleh Kiyai
Delamat, subahanalah peti menjadi ringan dan berbau harum dan dapat
ini merupakan salah satu bukti, terdapat penyebaran agama islam yang terjadi di desa
Toman dan wilayah sekitarnya, yang dibawah langsung dan disebarkan oleh K.H.
Delamat, dibuktikan dengan didirikan Masjid oleh ulama bersejarah yaitu K.H.
Abdurrahman Delamat yang dikenal dengan nama Masjid Besar Nurul Huda Toman.
Pembuktian lebih jelasnya terdapat juga makom milik K.H. Abdurrahman Delamat di
dalam masjid ini yang terletak di dekat pintu utama bagian depan dekat serta dekat
halaman masjid. Selanjutnya menurut penjelasan diatas dapat juga penulis simpulkan
bahwa masjid ini dibangun oleh K.H Delamat yang memang benar berasal dari desa
39
Kemas H. Andi Syarifuddin. S.Ag. & H. Hendra Zainuddin. M.Pd. I . “101 ULAMA
SUMSEL Riwayat Hidup dan Perjuangan.”2013. Ar-Ruzz Media Yogyakarta: Forum Pondok
Pesantren Sumatera Selatan, hlm, 135
52
Selanjutnya dalam pembangunan masjid menggunakan konsep harta graha atau
segi delapan, untuk perkembangan bangunan masjid tidak terdapat banyak perubahan
sampai sekarang, hanya dilakukan perawatan dan dipoles apa yang rusak. Di masjid
ini terdapat tiga pintu utama, ketiga pintu tersebut memiliki simbol, yaitu merupakan
simbol Allah, Muhammad SAW, dan Nabi Adam. Makna dari ketiga simbol tersebut
yaitu berkaitan antara makhluk hidup dan zat sebagai suatu kesatuan utuh (Allah
dimaknai sebagai zat), dan adam sebagai yang (makhluk), serta Muhammad SAW
sebagai perwujudan makhluk dan zat). Bangunan panggung dalam masjid ini yang
digunakan ialah bangunan panggung tradisional yang bersifat sederhana, karena tiang
yang digunakan ialah menggunakan kayu unglen, bagian dinding bangunan masjid ini
menggunakan kayu unglen juga. Berdasarkan keterangan tersebut sumber dari bahan
bangunan ini secara keseluruhan didatangkan langsung dari desa sungai angit atas
inisiatif dari pasirah marga punjung kala itu atau yang dikenal dengan Pangeran Cek
Mad Jaya. Pada bagian atap masjid memiliki atap yang berbentuk limas bertingkat
tiga, serta pada bagian tengah tingkatan kedua tiang penyangga lebih tinggi dan
terlihat lebih condong ke arah dalam, dengan 12 tiang penyangga pada bagian dalam
masjid.
Menurut bapak herman selaku pengurus masjid dan kades setempat. Dari
kisah sejarah secara turun temurun, masjid ini didirikan pada tahun 1932 M, yang
didirikan oleh K.H. Abdurrahman Delamat. Jauh sebelum K.H Delamat datang lagi
ke desa toman, pada umumnya masyarakat setempat memeluk Islam, meskipun pada
53
saat itu di wilayah itu banyak yang tidak mengetahui apa itu Islam dan ada orang
yang beragama Islam tetapi tidak mengetahui ajaran Islam, serta ada yang belum
mengenal agama islam. Untuk itu peran K.H Delamat dalam penyebaran dakwah
ajaran agama islam sangat berpengaruh bagi masyarakat sekitar serta memiliki
melaksanakan ibadah sholat lima waktu dilakukan secara berjamaah. Karena pada
tempat untuk beribadah. Kegiatan beragama pada saat itu hanya dilakukan
masyarakat di balai-balai yang sederhana atau tempat yang alah kadarnya. Semenjak
kehadiran ulama K.H. Delamat masyarakat mulai mengenal ajaran islam bagi yang
belum tahu, dan bagi yang sudah tahu ia bisa mendalami ilmu agama melalui dakwah
yang beliau sampaikan. Hal tersebut merupakan salah satu tujuan beliau dalam
memiliki arti bagi masyarakat setempat tentunya dalam persoalan ibadah, berkat
lantunan ayat suci Al-Quran yang dikeluarkan dari masjid, sehingga bisa menciptakan
Delamat sangat berjasa dalam melakukan pembangunan masjid di Nurul Huda Desa
Toman.
40
Hasil wawancara dengan Bapak Herman, pengurus Masjid Nurul Huda Toman Kecamatan
Babat Kabupaten Musi Banyuasin, 15 Oktober 2022
54
Masjid Besar Nurul Huda Toman dibangun dengan perpaduan budaya Islam
pembangunan masjid ini pada dasarnya melihat dari arsitektur yang berkembang pada
masa itu, untuk gaya arsitektur sendiri ulama K.H. Delamat merujuk pada bentuk
bangunan masa kerajaan Sriwijaya yaitu dengan bentuk limas bertingkat. Gaya
arsitektur ini tidak asing bagi masyarakat setempat dibandingkan dengan masjid-
ada juga perbedaannya, seperti jumlah lantai di atap dan struktur dindingnya.
Umumnya masjid di Palembang pada masa itu dibangun dengan atap berlantai
dua atau tiga dan dindingnya dikelilingi tembok. Saat berada di dalam gedung masjid
Nurul Huda Toman beratap sama seperti masjid yang ada di Palembang yaitu
bertingkat tiga, akan tetapi masjid ini masih dikategorikan masjid tradisional karena
masjid secara dominan menggunakan berdinding kayu unglen, baik dinding masjid,
ventilasi masjid, jendela dan soko guru (tiang penyangga), serta atap yang bertingkat
tiga seperti ciri-ciri tipologi atap masjid mustaka, yang berbentuk limas bertingkat
tiga. Sekarang masjid ini sudah ada penambahan bangunan yaitu menara masjid
berjumlah satu, dan fasilitas lainya seperti tempat pengistirahatan, pagar masjid, serta
55
Adapun ulama penerus dalam kegiatan pengembangan kadar muslim di masjid Nurul
Huda ini diantaranya, bapak H. Muslim Nurdin sebagai ketua masjid, dan bapak H.
Muhammad Rozi. Mc, dan bapak Muzakir, S.Pd. ketika bapak tersebut merupakan
imam-imam masjid yang sering dilakukan secara bergiliran, meskipun masih banyak
imam lainya tapi yang paling seriang mengimami masjid ini adalah beliau. Baik
berupa kegiatan rutin setiap habis sholat magrib, yaitu tausiyah secara bersama-sama
dengan anggota jamaah masjid pada waktu itu. Selain itu juga digunakan untuk Ibu-
ibu mengadakan pengajian di hari jumat atau minggu, kegiatan ini merupakan
kegiatan rutin yang dilakukan oleh ibi-ibu setempat, baik dalam jangka waktu sebulan
sekali atau seminggu sekali. Kegiatan tersebut biasanya juga selalu diadakannya di
remaja masjid) Nurul Huda Toman. Dalam segi pendidikan anggota tersebut sering
mengadakan kegiatan belajar seperti mengaji, belajar menulis kaligrafi, serta melatih
setiap jenjang masa kepemimpinan bertujuan agar bisa terus memakmurkan masjid.
daripada itu dibangunlah madrasah di sekitar masjid yang mana usaha tersebut
dipelopori oleh bapak H.Endang Hilwan Yusuf Selaku pendiri madrasah pertama di
56
Kecamatan Babat Toman. Bapak endang merupakan seseorang yang mendalami ilmu
agama kala itu, dan ia memiliki sifat yang dermawan dan tegas. Setelah masa
Huda Kasmaran, dan Madrasah Aliyah (MA) banyak sekarang didirikan madrasah,
pendidikan tersebut berada di desa Kasmaran yang berlokasi di suatu lahan yang
sama. Sekarang madrasah ini dikembangkan oleh ibu Siti Uis selaku pemimpin
Masjid Besar Nurul Huda merupakan bangunan yang sangat penting bagi
masyarakat setempat. Adanya bangunan ini masyarakat dapat dengan mudah untuk
melaksanakan proses ibadah shalat dan mengerjakan ajaran agama Islam lainya.
Proses pengerjaan shalat dilakukam masyarakat dengan taat, sehingga masjid tersebut
merupakan tempat bagi individu untuk melakukan kegiatan spiritual kepada Allah.
Manfaat adanya masjid ini yaitu dapat dijadikan untuk kegiatan pengembangan ilmu
taklim, tempat diskusi musyawarah mufakat terkait persoalan agama, tak lupa juga
digunakan untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, Sholat Ied, dan
terakhir biasanya juga digunakan untuk orang yang ingin melangsungkan kegiatan
akad nikah. Masjid Nurul Huda juga berfungsi untuk mengurus kesejarahan umat,
57
B. Arsitektur Masjid Besar Nurul Huda Toman
dengan cara mengkaji secara sistematis material sisa. Studi sistematis melibatkan
(budaya, bahan seperti kapak batu, dan bangunan) dan ekofak (fitur lingkungan
seperti batuan, topografi, dan fosil) dan artefak. Fitur yang tidak bisa dipisahkan dari
website arkeologis.41
Salah satu tinggalan arkeologi adalah bangunan mirip masjid. Masjid ini
utama yaitu sebagai tempat beribadah bagi umat muslim. Pengembangannya Masjid
dijadikan menjadi salah satu konteks proses Islam di Indonesia, yang menjadi salah
di kota Palembang seperti masjid agung palembang, masjid suro, masjid Lawang
kidul dan masih banyak lagi. Masjid tersebut merupakan masjid bersejarah dalam
konteks populer yang ada di wilayah kota Palembang, dilihat dari peristiwa sejarah
tentang penyebaran agama Islam melalui jalur perdagangan yang terjadi di pelabuhan
Palembang. Penelitian akan mengangkat salah satu masjid bersejarah yang terdapat di
41
Bonson Manalu, Pusat Studi dan Penelitian Arkeologi Kalimantan Barat, Volume No 2,
Tahun 2013, 17.
58
daerah wilayah kota Palembang, jauh dari perkotaan dan terdapat di pelosok tepatnya
di Desa Toman. Masjid ini merupakan salah satu bukti bersejarah keberadaan ulama
terkenal di bumi sriwijaya kala itu yaitu, K.H. Delamat, beliau kembali ke wilayah
Masjid Besar Nurul Huda Toman di Kecamatan Babat Toman Kabupaten Musi
Banyuasin. Masjid ini merupakan masjid peninggalan bersejarah yang dimiliki oleh
Desa Toman, Karena masjid ini dibangun oleh Ulama setempat yang dikenal K.H.
Abdurrahman Delamat dengan marga Punjung musi ilir. Masjid ini berkonstruksi
berbahan dasar kayu unglen yang lebih dominan, dan berlantai semen dulunya dan
sekarang sudah dirubah menjadi lantai keramik, serta beratap limas dengan tiga
tingkatan.
Masjid Besar Nurul Huda Toman merupakan salah satu masjid tradisional
yang dimiliki desa Toman yang terus dipengaruhi oleh akumulasi budaya asing
namun tidak meninggalkan ciri khas budaya lokal nusantara. Perpaduan budaya asing
ini menjadi ciri khas arsitektur Masjid Besar Nurul Huda Toman selain itu juga
terdapat perpaduan budaya asing seperti Tionghoa, Melayu dan budaya lokal
telah berlangsung dalam waktu yang lama bahkan sebelum masa kerajaan
59
melalui hubungan perdagangan. Hubungan ini telah terjalin semenjak masa
Dinasti Han (206 SM- 220 M). Banyak faktor-faktor yang menjadi pendorong
berkurang.42 Salah satu pengaruh budaya cina dalam arsitektur masjid yaitu
terletak pada warna, yaitu berupa warna merah, kuning keemasan, seperti
masa kerajaan. Budaya cina ada pada masjid Besar Nurul Huda Toman yakni
terletak pada bagian bagian mimbar masjid yaitu terdapat ukiran sulur
tanaman berwarna keemasan dan juga terdapat ornamen lainnya seperti Bunga
melayu sangat kental terjadi, dilihat dari wujud akulturasi Islam dan budaya
melayu. Masjid kuno nurul huda toman mengadopsi budaya melayu yakni
dapat dilihat dari bagian atap masjid yang berbentuk tumpeng limasan dengan
kubah di bagian atas, selain itu juga bermahkota wuwungan, ciri khas masjid
ini mengunakan mahkota yang menciri khas pada masjid yang ada di timur
42
Nurani Soyomukti, Soekarno dan Cina: Nasionalisme Tionghoa Dalam Revolusi Indonesia,
Yogyakarta: Garasi, 2012, Hal. 164.
60
tingkatan, pada sisi atap tingkatan ketiga terdapat jendela kaca sebagai
hiasan structural yang terbuat dari tembikar kayu, logam, kedua struktur atap
bahan dasar alam seperti kayu unglen, keempat memiliki kuburan tokoh
masyarakat atau ulama, kelima memiliki tiang yang sejajar pada bagian
tengah masjid yang mana tiang pada masjid nurul huda ini terbuat dari kayu
terdapat pada atas di setiap jendela dan tiga pintu utama dan pada mimbar
masjid itu memiliki perpaduan budaya lokal, karena tulisan arab tersebut
tanaman merambat.
Kajian arkeologi penggunaan atap dengan tiga tingkatan pada masjid ini juga
merupakan hasil dari transformasi budaya yang berkembang kala itu. Hal ini dapat
menandakan adanya bukti sejarah bahwa wujud masjid Nurul Huda merupakan
43
Skripsi, Joni Apero. “Kajian Sosiologi Pada Transformasi Atap Masjid Di Kota Palembang
(Studi Atap Atap Tradisi dan Atap Kubah ).2018, Universitas Raden Fatah Palembang : Prodi Sejarah
Peradaban Islam, hlm.79-80
61
peleburan antara budaya lokal tradisional setempat dengan budaya cina-melayu.
lain, pengaruh ajaran Islam juga mengubah pandangan masyarakat tentang atap
disimbolkan dengan nilai-nilai dalam ajaran Islam yaitu bentuknya. pada dasarnya
yang dikenal lewat D'architecture ini menyatakan bahwa arsitektur adalah sebuah
(utilitas). Selain itu, arsitektur juga merupakan ilmu yang timbul dari ilmu-ilmu
lainnya serta dilengkapi dengan proses belajar. Salah satu cabang ilmu yang mesti
dekonstruktivisme. Semua hasil karya yang dihasilkan arsitektur adalah suatu karya
seni.
Menurut Banhart CL Dan Jess Stein mempunyai pendapat lain soal cabang
seni rupa ini. Menurut Stein, arsitektur merupakan seni dalam menegakkan bangunan,
dimana di dalam seni tersebut terdapat segi perencanaan, konstruksi, dan solusi
dekorasinya. Selain itu, sifat atau format bangunan, proses membangun, bangunan
dan kelompok lainnya adalah segi-segi lain yang juga ada di dalam arsitektur.
44
Tim penulis, Masjid Bersejarah di Nanggroe Aceh, (Banda Aceh: Bidang Kementrian
Kebudayaan Prov. Kantor Wilayah Aceh, 2006), hlm 16.
62
Berdasarkan penjelasan ahli diatas dapat disimpulkan bahwasanya arsitektur
itu merupakan bentuk karya seni yang dipadupadankan dengan kebudayaan yang
berkembang pada masa itu, untuk perwujudan arsitektur biasanya terjadi pada bentuk
bangunan, salah satu yaitu terjadi pada bentuk bangunan masjid, serta dalam bentuk
atau pola arsitektur dapat diperoleh melalui proses belajar. Seperti yang
dikemukakan oleh Marcus Pollio Vitruvius bahwa salah satu cabang ilmu yang
arsitektur masjid Besar Nurul Huda Toman penulis akan menjabarkan beberapa
terdapat tiga pintu utama. Bagian ruang utama masjid berikutnya memiliki tiang
(tiang) dan komponen lainnya, kemudian mihrab Masjid Nurul Huda memiliki bentuk
yang agak unik, berbeda dengan masjid pada umumnya yang mihrabnya dibentuk
segi lima yang menandakan shalat lima waktu, dan memiliki ukuran yang hampir
sama dengan ruangan utama. Mihrab masjid Nurul Huda Toman memiliki ruang
terpisah dari ruang utama, yang tampak unik dari pada masjid umumnya, bagian
ruangan di sebelah mihrab terdapat mimbar. Mimbar pada masjid ini tidak pernah
tempat imam berdiri untuk memimpin shalat berjamaah dan mimbar juga digunakan
sebagai tempat dakwah bagi khatib. Bagian depan masjid dekat pintu masuk utama
bedug yang berukuran 1,5 meter dengan bahan dasar kayu, dan berbentuk bulat
63
seperti beduk pada umumnya, akan tetapi yang membuat bedung ini menarik karena
dia menggunakan bahan dasar kulit sapi yang terletak pada bagian tengah beduk, kulit
sapi sejak dari zaman nenk moyang memang selalu dimanfaatkan untuk alas
berjamaah lima waktu dalam sehari semalam, dan juga shalat Jum’at dan sholat pada
hari besar Islam seperti Idul Fitri dan Idul Adha. Selain itu, masjid ini juga digunakan
sebagai tempat sholat oleh ibu-ibu setempat yang rutin diadakan pada hari Jumat dan
bulan tertentu masjid ini juga sering mengadakan kegiatan seperti Isra mi'raj maupun
usaha tani di sentral perkebunan biasanya sering mengadakan acara sedekah bumi.
Sedekah Bumi ini merupakan perwujudan rasa syukur masyarakat terhadap hasil
panen yang mereka dapatkan dari proses bercocok tanam. Kebanyakan masyarakat
setempat mengadakan acara tersebut setelah musim panen tiba dan selalu
dapat dibahas yaitu mengenai luas bangunan masjid, secara keseluruhan sekitar
64
115,28 m², yang mana bangunan masjid terdiri atas tiga unsur yakni alas, badan dan
atap. Konstruksi Masjid berbentuk persegi delapan, diberi atap merupakan konsep
dari harta graha dan ditunjang dengan empat Suko guru yang berukuran besar serta
ditambah dengan delapan anak tiang penyangga yang berukuran lebih kecil. Sebelah
timur laut terdapat bangunan yang mencolok keluar yang berbentuk segi lima yang
merupakan bangunan tempat imam sholat, dan di samping mihrab terdapat mimbar
Pada bagian depan masjid terdapat bedug yang berfungsi untuk memanggil
sholat untuk para kaum muslimin, alat yang digunakan masih menggunakan cara
yang tradisional, karena pada bagian pembentuk bedug terbuat dari kayu, serta alas
bedug menggunakan kulit sapi, serta secara keseluruhan bedug terbuat dari kayu.
Ketika hari besar Islam datang seperti pada bulan ramadhan dan pengunjung bulan
Selanjutnya untuk lebih jelas tentang gambaran umum masjid, dilihat dari
ukuran masjid dan ditinjau dari segi arkeologis, untuk melihat pola arsitektur Masjid
Besar Huda Toman, untuk itu penulis menjelaskan dari berbagai bagian bangunan,
seperti atap bangunan, badan bangunan, dan pondasi bangunan, serta komponen-
65
1. Atab Masjid
Masjid Besar Nurul Huda Toman memiliki atap tingkat tiga atau dalam kajian
nusantara ialah “punden berundak” yang merupakan bentuk asli dari Austronesia
(nusantara). Pundek merupakan tempat suci yang berkaitan dengan penggunaan orang
yang dianggap mulia, banyak jasa, berkuasa, atau dalam tindakan semasa hidupnya
memberi dampak yang berarti bagi masyarakat.45 Arsitektur atap masjid termasuk ke
pola tipologi atap mustaka dengan Limas bertingkat tiga, atau hiasan duri-duri,
berleher dengan penutup bidang miring mengikuti pola masjid Agung. Masjid
kedua adalah hakikat, dan ketiga marifat.46 Atap masjid biasanya berfungsi sebagai
tempat berteduh dari terik matahari dan hujan. Atap masjid Besar Nurul Huda terbuat
dari logam mamel, pada bagian puncak masjid mempunyai hiasan struktural yang
terbuat dari tembikar kayu unglen dan logam mamelo. Material bahan berdasar bahan
45
Mukhlis Paeni Sejarah Kebudayaan Indonesia; Arsitektur, hlm.22
46
Uka Tjandrasasmita (ed), Ziarah Masjid dan Makam, (T.tp: Departemen Kebudayaan dan
Pariwisata, t.tn), hlm. 1139
66
kayu yang diperoleh dari alam sekitar tepatnya dari desa sungai angit dan
Adapun denah atap Masjid Nurul Huda toman beratap Limasan bertumpang
tiga, tumpang tersebut merupakan ruang kecil yang berbentuk segi delapan dengan
Panjan : 7 meter
Lebar : 7 meter
67
Panjang sudut ke mustaka : 2 meter
Pada bagian badan bangunan masjid ini biasanya terdiri dari berbagai bagian
seperti pintu, dinding, jendela, kolom, ventilasi dan ruangan dengan imam dan bagian
informasi doa. Masjid ini dalam segi badan bangunan memiliki bentuk segi delapan
yang hampir sama dengan masjid pada umumnya yang membedakan hanyalah
a. Pintu
68
Pintu merupakan akses untuk keluar dan masuk masjid. Pintu masjid
memiliki tiga pintu utama yaitu terletak di bagian depan, bagian samping,
serta bagian belakang dekat tempat wudhu. Pintu terbuat dari bahan kayu
unglen. Jika dilihat dengan seksama pintu ini berbentuk seperti jendela yang
terbelah dua dan di bagian tengah terdapat ventilasi. Ketiga pintu tersebut
Muhammad SAW dan Nabi Adam. Pada dinding sebelah tenggara, sebelah
barat daya, dan barat laut pada badan masjid terdapat pintu masuk sebanyak
tiga Buah. Ketiga pintu tersebut pada bagian tengahnya terdapat ornamen
kaligrafi yaitu tulisan Arab yang dilas berbentuk lafaz Allah, Muhammad
Pada sisi pintu terdapat ventilasi yang secara keseluruhan terbuat dari kayu,
69
b. Dinding
yang berasal dari kayu unglen. Dinding memiliki fungsi untuk menutup
badan bangunan agar bersih dari kotoran dan debu. Dinding pada masjid ini
ventilasi sebagai penghubung antar sisi dinding yang satu dengan dinding
70
c. Jendela
terdapat dalam Masjid Nurul Huda Toman yaitu berjumlah empat 15 jendela,
jendela dekat sisi pintu utama bagian depan, dan sisi yang kedua terdapat
dua jendela arah kiri jika dilihat dari bagian depan luar masjid, dan di sisi
ketiga terdapat dua jendela yang mengapit pintu utama bagian samping, dan
di sisi keempat terdapat terdapat satu jendela, sisi kelima pada bagian pintu
utama bagian belakang terdapat dua jendela yang mengapit pintu, sisi
71
keenam terdapat dua jendela, sisi ketujuh terdapat satu jendela di ruangan
tempat imam sholat, dan sisi terakhir di samping mimbar terdapat dua
jendela. Adapun struktur bangunan jendela masjid Nurul Huda Toman sama
dasar kayu unglen, serta pada struktur jendelanya berbentuk seperti anak
yaitu:
d. Tiang
72
Tiang bangunan Masjid Besar Nurul Huda Toman memiliki empat
suko guru (tiang penyangga) yang berbentuk bulat pada bagian tengah
masjid yang berfungsi untuk menyangga atap bangunan masjid dan ditambah
persegi panjang. Tiang sukoguru diberi warna hijau dan coklat (coklat
sekarang pada bagian luar tiang sudah di lapisan dengan bahan semen, tetapi
Sedangkan tiang penyangga kecil terbuat dari kayu uglen juga, hanya
Ukuran Tiang Besar : Ukuran tinggi keseluruhan tiang dari lantai ke ruang
73
Lebar landasan bawah tiang : 0,5 meter
e. Ventilasi
setiap bangunan baik dinging ventilasi ia masih berbahan kayu unglen. Maka
mengimami sholat, ruangan ini berbentuk seperti segi lima yang memiliki
74
sudut tepi lima sisi, sehingga terciptalah ruangan ini, di beberapa bagian
ruangan ini terdapat Mihrab dan sebelahnya terdapat mimbar. Fungsi mihrab
itu sendiri tempat berdiri imam ketika ingin mengerjakan sholat lima waktu.
ruangan yang berfungsi sebagai tempat sembahyang atau shalat lima waktu,
3. Ornamen Masjid
Ornamen adalah hasil karya manusia yang berupa menenun, menulis di atas
kain nyanyian, mengukir dan mengukir di atas kayu, yang disebut ornamen. Hiasan
atau ornamen memiliki desain yang berbeda-beda tergantung dari pengalaman orang
yang membuatnya. Desain hias atau dekoratif yang sering digunakan pada bangunan
kehidupan manusia dari zaman prasejarah, Hindu-Buddha dan Islam dan akhirnya
mengalami berbagai perubahan hingga saat ini. Ragam hias yang diciptakan
75
masyarakat tidak hanya sebagai ekspresi estetika, tetapi juga terkait dengan variabel
sosial, budaya, dan agama. Pada dasarnya ornamen atau hiasan sudah begitu akrab
ekspresi emosional dalam bentuk visual dan dipengaruhi oleh budaya yang
berkembang di masyarakat sekitar. Selain itu, hadirnya ragam hias juga bertujuan
untuk melengkapi seni, yang memberikan nilai estetis pada setiap bangunan dan
mengandung makna tertentu yang diungkapkan melalui ragam hias, yang bertujuan
menghiasi sesuatu agar menjadi indah sehingga objek yang ditampilkan dapat
Hiasan yang digunakan pada Masjid Besar Nurul Huda Toman merupakan
yang diukir pada beberapa masjid dan katedral masjid untuk memperindah bangunan
masjid. Hiasan apa yang memberikan kesan ekspresi berupa keindahan alam yang
terlihat pada ruangan Masjid Nurul Huda Toman. Hal ini terlihat pada dekorasi yang
motif tumbuhan dalam seni hias dilakukan dengan berbagai metode perancangan
ragam hias dan biasanya berbentuk alas bunga yang disamarkan dengan bentuk lain,
misalnya alas bunga. Seperti bunga teratai, bunga matahari, bunga melati, tanaman
merambat, tanaman merambat, dll. Kemudian ada juga ornamen atau ornamen yang
47
Muhammad Khalid Anwari Dan Muhammad Abi Taufani, Kumpulan Kaligrafi Arab
Dengan Bacaaan Huruf Latin Dan Artinya, (Surabaya: Pustaka Agung Harapan, t. T.), hlm. 5.
76
ditampilkan dalam bentuk seni Islami. Dalam masyarakat Islam, simbolisme
keagamaan ini biasanya direpresentasikan dalam bentuk hiasan bulan, bintang, dan
kaligrafi. Kaligrafi atau biasa disebut khat merupakan ciri seni yang berkembang
pesat di dunia Islam. Dalam seni kaligrafi, menurut perkembangan Islam berabad-
abad yang lalu, kaligrafi Arab juga berkembang menurut tempat dan waktu. Ada
beberapa model kaligrafi Arab yang berkembang di dunia Islam. Adapun susunan
Arab terbagi atas beberapa bagian-bagian seperti khat Naskhi, Thuluth, Kufi, Rihani,
b. Kufic terbagi menjadi dua bagian yaitu Square Kufic dan Eastern Kufic.
oleh orang Irak pada abad ke-9. Kufi Timur lebih kompleks daripada
c. Thuluht adalah seni kaligrafi yang berkembang pada abad ke-8. Jenis
77
d. yaitu Naskhi merupakan seni kaligrafi yang relatif paling mudah untuk
ditulis dan dibaca, oleh karena itu sering digunakan untuk menulis ayat-
ayat Alquran.
kaligrafi Naskhi.
Naskhi.
mengembangkan seni kaligrafi ini pada abad ke-9. Salah satu variannya
adalah gaya kaligrafi Islam yang populer, huruf-hurufnya berupa garis-garis panjang
dan jarak dari satu kalimat ke kalimat berikutnya terlihat. Masjid Nurul Huda Toman
memiliki hiasan religi di setiap pintu dan jendela dengan kalimat yang berbunyi: La
Pada masjid Nurul Huda Toman terdapat pula pelafalan bahasa arab pada
pintu depan masjid yang terletak pada tiga pintu utama masjid ini. Kata tersebut
merujuk kepada ilmu ketahuitan dan umat Islam yaitu lafaz Allah, Nabi Muhammad
48
Yulianto Sumalyo, Arsitektur Masjid dan Monumen Sejarah Muslim,2000. Yogyakarta:
Gajah Mada Universitas Press,hlm. 19
78
SAW dan Nabi Adam. Dengan demikian, ungkapan bahasa Arab tersebut secara
implisit memiliki arti yang sangat sakral bagi masyarakat setempat bahkan bagi umat
Islam, dan turunnya ungkapan tersebut berarti bahwa masjid adalah rumah Allah di
muka bumi dan didirikan oleh para utusan Allah. Masjid sebagai tempat ibadah bagi
Allah SWT.Bagi masyarakat juga ketiga pintu utama yang ada di masjid Toman
memiliki makna dan simbol tersendiri yaitu Allah yang merupakan zat pencipta, Nabi
Adam sebagai makhluk, serta nabi Muhammad Saw sebagai perwujudan makhluk
dan zat. Maka dari itu di masjid ini d buat tiga pintu utama untuk umat Islam
mengakses keluar masuk masjid, dapat dilakukan dengan tiga sisi, akan tetapi
sekali bentuknya, selain bentuk flora ada juga kaligrafi, motif ukiran khas dari
budaya asing seperti cina, eropa,dan arab islami. Hal ini disebabkan karena dalam
agama Islam yang berkembang kala itu Diharamkan menggunakan wujud makhluk
hidup, larangan ini termaktub dalam hadis H.R Bukhari dan Muslim artinya dari Ibnu
Umar r.a bahwa Rasulullah SAW bersabda bahwa pembuat patung akan disiksa pada
hari kiamat dimana mereka berada . mengatakan hidup apa yang Anda lakukan.
bentuk makhluk hidup merupakan larangan yang tegas dengan sanksi yang berat
sebagaimana yang tertera dalam hadits tersebut. Berdasarkan hadits tersebut, dapat
79
larangan yang tegas dengan sanksi yang berat sebagaimana yang tertera dalam hadits
tersebut. Jadi ini adalah alasan utama bagi umat Islam untuk melakukan hal ini tidak
menggambar dan melukis objek yang sesama makhluk hidup yang bernyawa, baik
dalam bentuk apapun. Dengan adanya ketetapan tersebut bisa menjadi salah satu
faktor yang menghambat berkembangnya seni lukis Islami, seperti pada karya-karya
seniman Islam terdahulu, ukuran dengan subjek makhluk hidup sangat jarang
ditemukan.
masjid yang ada di Nurul Huda Toman perlu untuk diapresiasi. Karena ini menjadi
salah satu pusat perhatian dalam penelitian ini. Ornamen yang terdapat di masjid
Nurul Huda Toman memiliki keindahan tersendiri dari segi motifnya. Motif itu
merupakan bagian dari ornamen untuk terciptanya suatu keindahan. Demikian dari
dalam fungsi simbolis dan fungsi profan (estetis). Pembahasan tentang fungsi
Fungsi simbolis dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti pelambangan, menjadi
lebih ditekankan pada motif sebagai elemen estetik atau unsur hias pada suatu objek.
49
Guntur. Ornamen Sebuah Pengantar (Surakarta: P2AI bekerjasama dengan STSI Press,
2004), hlm.55
50
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Erlangga,2008), hlm.14
80
Motif sebagai unsur hias berfungsi sebagai pemikat atau sebagai penggugah perasaan
indah.51 Menurut Francis DK Ching (2008) warna juga sangat mempengaruhi bentuk
visual. Penataan warna dalam desain ornamen memiliki peran penting, karena dapat
untuk itu penerapan warna pada masjid Nurul Huda Toman didominasi dengan warna
Nurul Huda Toman, terdapat makna khusus yang terkandung didalamnya. Misalnya
dalam bentuk ornamen masjid yang dijadikan elemen pendukung untuk menunjang
keindahan yang tampak, baik dari segi motif, warna, dan bentuk. Hal tersebut
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, karena motif merupakan unsur
hias yang dapat memikat. Dengan kata lain ornamen memiliki nilai tersendiri.
Misalnya ornamen dengan bentuk flora, seperti tumbuhan, salur-salur tanaman bunga,
seperti bunga matahari, yang terdapat pada bagian mimbar, dinding di atas mihrab
tempat imam masjid, kemudian bagian lainnya yang mendukung keindahan masjid
Nurul Besar Huda Toman, untuk mengetahui makna simbol arsitektur masjid dilihat
dari desain interior dan eksterior dalam masjid Nurul Huda Toman, dapat dijelaskan
51
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka
,2002), hlm.1066
52
Francis DK, Ching, Arsitektur, Bentuk, Ruang dan Tatanan. (Jakarta: Erlangga,2008), hlm.14
81
1. Makna Simbol Pada Mimbar
menyampaikan dakwah.
pembuatannya sampai
sekarang. Mimbar in
nilai keberanian.
82
secara denotatif motif ini
merupakan gambaran
penambahan keindahan,
berhasil membangkitkan
Kuning
hidup yang ceria, kreatif,
dan semangat.
83
4 Warna Menandakan sebagai
menunjukan kelembutan
menunjukan ia terbuat
memberikan kesan
84
6 Kubah Simbol motif kubah
muslim.
85
2. Makna Simbol pada Mihrab
mengimami shalat, ia
lingkaran. Sebagian
ulama mengatakan
merupakan tempat
seseorang memerangi
Memiliki simbol
ketaatan.
melengkung, bagiannya
Biasanya berupa
86
merambat atau tanaman
beringin. Fungsinya
adalah memberikam
Tarik tersendiri.
berhasil membangkitkan
dan semangat.
baik manusia
87
3. Makna Simbol pada jendela
sebagaimana dilandaskan
menurut masyarakat
setempat merupakan
perwujudan seorang
88
2 Motif Merupakan motif ornamen
dan optimism.
106.
89
4. Makna simbol pada Suko Guru
berfungsi untuk
kekerabatan. Ruang
dibawahnya dipercaya
90
Quran, Hadist, Ijma dan
Qiyas.
sebagai penopang.
simbol ketahanan,
dengan besi.
91
Adapun faktor lainya yang memiliki makna sebagai wujud keindahan dari
masjid ini yaitu dilihat dari desain interior maupun eksteriornya. Sebagai faktor lain
yang mendukung keindahan Masjid Besar Nurul Huda Toman. Untuk itu penulis
ruangan pada bagian dalam bangunan masjid. Biasanya desain interior ini
a. Jam
masuknya waktu sholat wajib. Untuk itu ini merupakan furniture yang
92
b. Lampu Utama Masjid Besar Nurul Huda Toman
sangat besar dan terbuat dari kaca kristal dengan tingkatnya, lampu ini
depan pintu masuk, baik dari ketiga pintu langsung bisa melihat lampu
ini.
peneliti akan menyinggung sedikit mengenai desain eksterior masjid Nurul Huda
Toman, yang mana desain eksterior merupakan kebalikan dari interior yaitu bentuk
penataan yang terjadi di luar masjid Nurul Huda Toman, yaitu hanya terdapat serambi
tempat beristirahat bagi para pengunjung, dan adanya kursi dan tempat lesehan untuk
93
D. Fungsi Masjid Besar Nurul Huda Toman
pembangunan Masjid Besar Nurul Huda Toman sudah berperan penting di dalamnya.
Nilai yang terkandung di dalamnya adalah bahwa pengajaran sejarah memiliki nilai
budaya atau warisan masa lalu yang memiliki nilai dan makna informasional,
simbolik atau asosiatif dan ekonomis. Oleh karena itu, Masjid Besar Nurul Huda
Toman memiliki nilai informasi dan signifikansi karena merupakan cagar budaya
yang memiliki banyak informasi tentang kapan dibangun, bagaimana teknologi atau
sebagai makhluk berusaha menciptakan hubungan baiknya kepada Allah SWT selaku
dan kepatuhan terhadap Allah SWT, sehingga dapat melakukan tuntutan ibadah dan
memenuhi segala perintahnya. Hal itu untuk dapat mewujudkan hubungan yang baik
itu tentunya manusia harus mengikuti segala ketetapan yang telah di atur Allah SWT
didalam Al-Qur’an dan Hadist. Dalam Hal itu, maka sejalan dengan peringatan Allah
SWT sebainya secara tegas Islam telah menyuruh dan mengatur hubungan manusia
dengan Allah SWT (hablun minallah) dan hubungan manusia dengan manusia
94
(hablun minanas).53 Dengan demikian manusia bisa memgupayakan untuk kemudian
manusia yang hidup dalam masyarakat tentunya harus dapat memelihara hubungan
yang baik sesama manusia, dan konsisten dalam hubungan dengan Allah SWT. Salah
dengan memanfaatkan atau memakmurkan Masjid, baik sebagai pusat ibadah maupun
pencipta bumi dan alam semesta. Umumnya masjid merupakan wujud penampilan
dan isi masjid mencerminkan derajat hubungan manusia dengan Allah SWT, dan
hubungan antara manusia dengan manusia. Sejak 14 abad silam, Rasulullah SAW
telah menunjukkan tuntunannya dalam hal pemakmuran masjid, begitu pula di zaman
keemasan Islam sejak abad ke 6-13 M atau selama 7 abad, umat Islam berhasil
Allah SWT sebagai tempat (ibadah) dan hubungan manusia dengan manusia
53
https://muslim.or.id/60805-hubungan-seorang-hamba-dengan-allah.html
54
Sofyan Safri Harahap, " Menejemen Masjid, suatu pendekatan teoritis dan Organisatoris,"
(Yogyakarta: PT Dhana Bakti Wakaf, 1993), hlm. 28.
95
Adapun untuk lebih jelasnya mengenai fungsi Masjid Besar Nurul Huda
Dari segi bahasa, kata tersebut terambil dari akar kata “sajada-sujud”, yang artinya
patuh, taat, serta tunduk dengan penuh hormat dan ta’dhim. Meletakkan dahi, kedua
tangan, dan kedua kaki ke bumi yang kemudian dinamai sujud oleh syariat adalah
bentuk lahiriah yang paling nyata dari makna-makna di atas. Itulah sebabnya
mengapa bangunan bangunan yang dikhususkan untuk sholat dinamai masjid, yang
ayat Al-Quran pada surah Al- Baqarah ayat 125 menyebutkan “Dan ingatlah
55
Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an (Bandung: Mizan, 1996), hlm. 459
96
tempat yang aman bagi manusia. Dan jadikanlah maqam Ibrahim itu tempat
shalat. Dan telah kami perintahkan pada Ibrahim dan Ismail, “Bersihkanlah
rumah-ku untuk orang-orang yang tawaf, orang yang iktikaf, orang yang
menyebut nama Allah (tempat berdzikir), tempat beri'tikaf dan tempat shalat.
Pendapat lain juga ditegaskan dalam hadits riwayat Tirmidzi tentang Abi
Sa'id Al-Khudri yang berbunyi: bahwa setiap potongan tanah itu adalah
masjid. Kemudian dalam hadist yang lain Nabi Muhammad saw juga
Dimana Masjid yang berasal dari kata sajada/sujud memiliki maksud bahwa
akan seluruh keterkaitan yang ada di alam raya ini. Dalam perkembangannya
saat ini masjid sudah memiliki pengertian khusus dalam segi tata bahasanya,
baik shalat lima waktu, shalat jumat maupun shalat hari raya menurut “Sidi
ibadah. Jika dikaitkan dengan kata mesjid dalam bahasa Indonesia menjadi
istilah yang baku, sehingga orang awam sering mengira bahwa kata mesjid
97
b. Fungsi masjid sebagai tempat I’tikaf
I'tikaf hanya untuk beribadah kepada Allah SWT. Kegiatan tersebut meliputi
dilakukan kapan saja dan kapan saja, namun bisa dicadangkan untuk bulan
SAW).
Kegiatan seperti adanya Biro Amil Zakat yang dimaksud di sini adalah
lembaga pengelola dan penyaluran Zakat Infaq dan Shadaqah yang bertugas
menghimpun dan menyalurkan Zakat. Kantor amil zakat infaq dan shadaqah
zakat kemudian zakat yang dipungut masyarakat meliputi zakat fitrah, zakat
98
pengelolah dan pengurus selalu menginformasikan dimasjid atau melalui
sekitar.
Masjid sebagai tempat ibadah umat Islam dalam arti khusus (mahdhah) juga
syari‟ah. Masjid yang besar, indah dan bersih adalah dambaan umat Islam, namun itu
masjid yang semarak. Kegiatan ibadah shalat berjamaah yang merupakan salah satu
bentuk kemakmuran masjid dan juga merupakan indikator kereligiusan umat Islam di
Berdasarkan observasi lapangan Masjid Besar Nurul Huda Toman yang dikaji
oleh peneliti, masjid ini memiliki potensi terbesar untuk mengoptimalkan peran
56
Herman, Pengurus Masjid Besar Nurul Huda Toman, interview pada tanggal, 10 Februari
2023.
57
Siswanto, Panduan Praktis Organisasi Remaja Masjid, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar,
2005), hal. 33
99
masjid sebagai sarana dakwah umat, sehingga dapat dioptimalkan dengan
menaklukkan beberapa negeri adidaya saat itu. Umat Islam saat ini tidak
akan mampu kembali jaya seperti dahulu kecuali dengan cara kambali
umat islam memang sangat butuh ukhuwah, khususnya di zaman ini ketika
Madinah, dimulai dengan ukhuwah kaum Muhajir dan Anshar, setelah itu
58
https://wahdah.or.id/peran-masjid-dalam-membangun-ukhuwah/ (Diakses
pada 15 Februari 2023
100
perbuatan yang haram atau makruh. Kata lain Ukhuwah islamiyah
b. Fungsi mesjid sebagai nilai-nilai pendidikan agama Islam, hal ini tercermin
sebagai tempat ibadah, mesjid juga berfungsi sebagai tempat doa. Kegiatan
beribadah kepada Allah SWT. Masjid ini juga menjadi pusat kegiatan
adanya masjid komunitas ini dapat dimajukan ke arah yang lebih baik.
Keagamaan melalui peringatan hari besar Islam dan kegiatan rutin lainnya,
101
d. Sebagai perangkat lunak pengumpul informasi dan fasilitas perpustakaan.
Masjid Besar Nurul Huda Toman sebagai tempat belajar membaca, Masjid
Besar Nurul Huda Toman memiliki beberapa perpustakaan buku yang tidak
berbeda. Dalam perkembangan umat Islam saat ini, kita tahu bahwa banyak
sekali masjid yang digunakan oleh umat Islam untuk membahas berbagai
59
Sudriadi, Jama’ah Masjid, Interview pada tanggal 10 Februari 2023
102
3. Sebagai Pusat Kebudayaan
Di masa Nabi saw ataupun di masa sesudahnya, masjid menjadi pusat atau
ideologi, politik, ekonomi, sosial, peradilan, dan kemiliteran dibahas dan dipecahkan
Islam, terutama saat gedung-gedung untuk itu belum didirikan. Masjid juga sebagai
ajang halaqah atau diskusi, tempat mengaji, dan memperdalam ilmu-ilmu agama
ataupun umum. Pertumbuhan remaja masjid, dewasa ini juga termasuk upaya
tercantum dalam buku Islam Budaya Lokal (Pokja UIN Suka, 2005), diantaranya
yaitu:
yang meliputi tindakan, perbuatan, tingkah laku manusia, dan hasil karyanya yang
merupakan semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Kedua definisi inilah yang
suatu yang kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, moral, hukum ada-
60
Moh. E. Ayyub, dkk., Manajemen Masjid, cet. VII (Jakarta: Gema Insani Press, 2001), hlm.
1-2
103
istiadat, kesenian, dan kemampuan-kemampuan lain, serta kebiasaan yang didapat
sosial, oleh anggota suatu masyarakat, sehingga suatu kebudayaan bukan sekedar
akumulasi dari kebiasaan dan tingkah laku tetapi merupakan suatu sistem tingkah
laku yang terorganisir. Nilai-nilai yang terkandung dalam budaya menjadi acuan
sikap dan perilaku manusia sebagai makhluk individu yang tidak lepas dari
antara individu dengan nenek moyang atau alamnya adalah Sedekah Bumi. Sedekah
bumi merupakan salah satu bentuk kearifan lokal berupa upacara atau tradisi sebagai
bentuk komunikasi antara manusia dengan alam dan leluhurnya dan juga erat
61
Mundzirin Yusuf, dkk., Islam Budaya Lokal (Yogyakarta: Pokja Akademik UIN Sunan
Kalijaga, 2005), hlm.7-8.
104
kaitannya dengan kebesaran masyarakat terhadap ridho Allah SWT.62 Hal inilah
yang menjadi salah satu faktor mengapa Tradisi Sedekah Bumi memiliki ruang
bersama yang sangat bermanfaat di Desa Toman Kecamatan Babat Toman Kabupaten
Musi Banyuasin.
terutama masalah pokok dalam kehidupan manusia yaitu hakikat kehidupan, hakikat
pekerjaan, hakikat waktu, hakikat hubungan manusia dengan manusia dan hakikat
manusia. Hubungan dengan lingkungan.63 Dari sudut pandang ini dapat dilihat bahwa
tradisi sedekah di bumi merupakan salah satu yang tidak terpisahkan dalam ruang dan
Tradisi sedekah bumi mengandung lima hal utama dalam kehidupan manusia.
Pertama adalah inti dari makna, tradisi sedekah bumi mengajarkan kita untuk selalu
membantu, bekerja bahu membahu dan bekerja sama dalam hal apapun untuk
kebaikan bersama. Selain itu dalam tradisi ini mengajarkan bahwa setiap manusia
harus selalu mengingat Tuhan Yang Maha Esa untuk selalu diberikan keberkahan
hidup berupa mata air yang masih mengalir, hasil panen dan ternak. Dengan demikian
tradisi sedekah bumi yang masih rutin dilakukan setiap tahun memberikan anggapan
62
Wignjosoebroto, Soetandyo. (2007). Budaya Daerah dan Budaya Nasional. Jurnal:
Menggali Filsafat Dan Budaya Jawa. Jakarta: Prestasi Pustaka. hlm. 47
63
Yunus, R. (2013). “Transformasi Nilai-Nilai Budaya Lokal sebagai Upaya Pembangunan
Karakter Bangsa (Penelitian Studi Kasus Budaya Huyula di Kota Gorontalo)”hlm.105 Jurnal
Penelitian Pendidikan, 1(14), 65-77.)
105
bahwa masyarakat Toman merupakan wujud rasa syukur atas keberkahan yang
melimpah dengan kekuatan Tuhan Yang Maha Esa. Upacara Sedekah Bumi
merupakan salah satu tradisi yang menjadi bukti nyata bahwa negara Indonesia
warisan turun-temurun. Sehingga belum ada yang tahu pasti kapan pelaksanaan
pembagian tanah itu pasti akan dimulai. Orang hanya bisa mengartikan bahwa
memberi sedekah ke bumi berarti memberi ke bumi dengan cara yang aman atau
bersyukur.
tradisi Sedekah Bumi yang diadakan oleh masyarakat Toman, sebagai wujud rasa
syukur mereka terhadap hasil panen yang mereka dapatkan, maka dapat dijelaskan
Babat Toman pada saat sebelum berkembangnya wilayah ini. Orang Jawa
zaman dahulu percaya kalau Sedekah Bumi itu pedoman hidup bagi
106
Hijriah. Kemudian menurut Bapak wagino berpendapat, Sedekah Bumi
yang dikenal dengan Desa Talang Jawe yang terletak di kecamatan Babat
mengetahuinya. Hal tersebut tetapi sudah jelas bahwa Sedekah Bumi selalu
Seperti halnya upacara Sedekah Bumi, ada tiga ritual yaitu penyembelihan
sapi, pesta dan seni wayang. Suku Jawa memiliki budaya yang khas dimana
bertepatan dengan pergantian tahun baru Hijriyah atau tahun baru Islam di
bahwa Sedekah Bumi akan dilakukan untuk menyambut tahun baru, yang
diartikan bahwa kehidupan manusia dapat lebih baik di tahun berikutnya dan
107
a) Pada umumnya jemaah sering melakukan musyawarah mufakat yang
hasil panen dan hewan yang telah dilakukan, kegiatan ini biasanya
terima, dengan harapan bisa lebih baik dari tahun lalu. Dan selalu
108
ketaqwaan Islam, juga bertujuan untuk menghibur. Menurut Bapak
sangat menghargai budayanya, bahkan ada yang bolos kerja dan minta ijin
kerja kalau dia salah satu penyelenggara acara. Niatnya adalah agar dia bisa
orang-orang yang terlibat dalam tradisi ini semuanya campur aduk, komunitas
di Almozo Tero benar-benar aktif. Bahkan saat pertama kali digelar, hanya
Tradisi sedekah Bumi telah menjadi aset budaya masyarakat Jawa, dan
masyarakat Jawa percaya bahwa sedekah bumi mengandung nilai-nilai kearifan lokal.
109
ikut merawat, memelihara dan melestarikannya. Peran umat dalam pelestarian dapat
kepada pemuda generasi penerus. Maka peran orang tua sangat penting untuk
secara keseluruhan, baik sebagai pusat ibadah, sarana bersilaturahmi, maupun sebagai
pusat kebudayaan yang berpedoman pada Al-Qur’an dan Al-Sunnah. Al-Qur'an berisi
banyak ayat tentang ibadah, muamalah, masyarakat, ekonomi, hukum dan keadilan
dan hubungan antara si kaya dan si miskin, dll. Oleh karena itu, mengembalikan
peran masjid menjadi hal yang sangat penting. Pemahaman yang keliru terhadap
Dienul Islam serta bagaimana mengembalikan peranan masjid harus kita luruskan
sehingga masjid kembali berperan dalam mengembangkan nilai –nilai ukhrawi dan
duniawi yang Islami, dan pada gilirannya mampu pula berperan sebagai pengendali
Selain itu, ada beberapa bagian masjid yang memiliki fungsi penting terkait
makna simbolisnya, yaitu gendang. Bedug menjadi daya tarik tersendiri karena
memiliki arti penting. Pada zaman dahulu, gendang digunakan sebagai alat musik
masyarakat. Misalnya saat terjadi musibah, orang meninggal dan informasi lainnya,
64
Journal, Syaifuddin Mustaming, S.Ag. Fungsi Masjid Dan Peranannya Sebagai Pusat
Ibadah Dan Pembinaan Umat.
https://sultra.kemenag.go.id/files/sultra/file/file/Tulisan/zeam1328534716.pdf
110
hingga saat ini bedug masjid ini masih digunakan sesuai fungsinya, bedug masjid ini
juga terlihat sangat tradisional karena terbuat dari kayu, dan bentuk bedug serta
pemahat dan bagian-bagiannya Bagian bawah gendang yang ingin dipasang adalah
kulit sapi atau kerbau. Masjid sangat jarang menggunakan kulit ini sebagai bahan
Huda Toman,berupa usaha kegiatan dakwah yang bertujuan untuk memusnahkan hal-
hal yang berkaitan dengan kejahatan, begitu pula usaha tersebut untuk menutupi jalan
pertumbuhan, adapun bentuk usaha dakwah yang harus dilakukan dalam segala segi
dan sebagainya. Atas dasar itulah, maka usaha-usaha yang bermaksud memberantas
usaha dakwah, yang tidak saja harus dilakukan, tetapi wajib dilaksanakan oleh setiap
muslim. Hal-hal yang mungkar adalah semacam penyakit masyarakat, yang apabila
masyarakat itu. Oleh karena itulah, dimanapun dan kapanpun, umat Islam diwajibkan
65
A. Rosyad Sholeh, Manajemen Dakwah Islam, Suara Muhammadiyah, (Yogyakarta: Surya
Sarana Grafika, 2010), hlm. 18
111
Sebagai umat muslim tentunya menyadari bahwasanya pedoman dalam hidup
yaitu didasarkan pada Al Qur’an dan Hadist. Begitu pula dalam penerapan aktivitas
keagamaan, segala tindakan dan tingkah laku dan perbuatan hendaknya bersesuaian
dengan pedoman umat Islam yakni Al-Qur’an dan hadis. Dengan bersandarnya kita
kepada kedua pedoman tersebut, maka akan membawa kita pada jalan yang diridhoi
Allah SWT. Al-Qur’an merupakan landasan utama dan terutama, ajaran yang
hadits merupakan sumber kedua. Hadis disini sebagai pelaksana dari hubungan-
mencerminkan akhlak yang baik harus berdasarkan Al-Quran dan Hadist. Mengapa
demikian, karena seseorang yang memiliki pemahaman yang cukup tentang masalah
agama harus memahami hubungan dengan Allah SWT. Orang yang memahami
hubungannya dengan Allah yakin bahwa dalam hidupnya selalu memenuhi perintah-
Nya untuk shalat lima waktu sehari semalam, karena pemenuhan kegiatan tersebut
dimanfaatkan sebagai tempat ibadah dimana ritual sholat seperti waktu sholat, subuh,
66
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Proyek Penerjemah
/Penafsiran Al-Qur’an, 1990), hlm. 23.
112
zuhur, ashar, maghrib dan isya dilakukan lima kali sehari. Kemudian tidak hanya
sedikit yang difungsikan sebagai masjid dalam kegiatan sosial yang sangat luas,
misalnya dalam bidang ekonomi, pendidikan, sosial budaya dan lain-lain. Pada
TPQ komunitas anak-anak yang dilakukan rutin pada sore hari setelah pendidikan
formal. Selain itu, bapak-bapak juga memakainya pada musyawarah taqlim yang
sering diadakan setelah salat Isya. Selain digunakan untuk sholat, warga biasanya
menggunakan masjid untuk melakukan kegiatan zakat, infak, dan sedekah. Kegiatan
ini rutin diselenggarakan setiap ada acara keagamaan, misalnya di akhir bulan
Ramadhan. Di akhir bulan, masyarakat biasanya mengikuti norma agama Islam untuk
menyisihkan sebagian hartanya untuk disumbangkan. dan mensucikan diri, maka ada
kegiatan zakat yang dikenal dengan zakat fitrah, sedekah bagi orang yang telah
113
BAB IV
PENUTUP
A. SIMPULAN
peran manusia dalam kegiatan beragama masih tergolong rendah, maka dari pada itu
perlunya ilmu pengetahuan agama, agar dapat memiliki pedoman hidup dalam
mengenai sejarah masjid dan perkembangan arsitektur masjid dilihat juga dari
1. Masjid Besar Nurul Huda Toman merupakan masjid yang berperan penting
Masjid ini didirikan oleh Kyai Haji Abdurrahman Delamat bin Syarifuddin
pada tahun 1932 Masehi. Kyai Delamat dilahirkan pada tahun 1820 Masehi di
sampai sekarang masih utuh berdiri. Nama masjid sekarang dikenal dengan
sebutan masjid Toman atau Tuman. Fungsi masjid Besar Nurul Huda Toman
a. Sebagai tempat beribadah kepada Allah SWT, yaitu shalat wajib dan
sunah.
114
b. Sebagai sarana pembinaan umat ilsam, tempat pendidikan pengajaran
2. Masjid Besar Nurul Huda Toman menunjukan gaya arsitektur seni bangunan
lama atau bangunan tradisional nusantara dengan atap limasan bertingkat tiga
keseluruhan berdasar bahan kayu unglen yang diperoleh dari alam sekitar
tepatnya dikirim langsung dari desa Sungai Angit. Bentuk oranamen Masjid
Nurul Huda Toman terdiri dari dekorasi kaligrafi Arab dan tumbuh-tumbuhan.
Islamiyah, dilihat dari keadaan sekarang, masjid Besar Nurul Huda Toman
115
B. SARAN
yang berisi persoalan yang dapat dipertimbangkan untuk dapat ditinjau langsung guna
menjadikan Masjid Besar Nurul Huda Toman sebagai tempat beribadah yang ramai
1. Peneliti sangat berharap agar pihak terkait dapat terus menjaga dan
3. Peneliti juga berharap agar peneliti selanjutnya lebih kreatif lagi dalam
Palembang.
116
DAFTAR PUSTAKA
Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif ,(Yogyakarta : Diva
Press, 2012)
Bonson Manalu, Pusat Kajian dan Penelitian Arkeologi Kalimantan Barat, volume
Erlangga,2008).
117
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka ,2002).
Dudung Abdurrahman, Metode Penelitian Sejarah, (Jakarta: Pt. Logos Wacana Ilmu,
1999).
Francis DK, Ching, Arsitektur, Bentuk, Ruang dan Tatanan. (Jakarta: Erlangga,2008).
Press, 2004).
Kemas H. Andi Syarifuddin. S.Ag. & H. Hendra Zainuddin. M.Pd.I . “ 101 ULAMA
1980)
Muhammad Khalid Anwari Dan Muhammad Abi Taufani, Kumpulan Kaligrafi Arab
Harapan, t. T.).
118
Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional, Metode Penelitian
Sarwini, “Nilai Penting Masjid Kuno Nurul Huda Bagi Masyarakat Pulo Kambing
Sumardjo, dkk. 2004. Teori dan Praktik Kemitraan Agribisnis. Jakarta Penebar
Swadaya.
Tim penulis, Masjid Bersejarah di Nanggroe Aceh, (Banda Aceh: Bidang penamas
Uka Tjandrasasmita (ed), Ziarah Masjid dan Makam, (T.tp: Departemen Kebudayaan
Wawancara dengan Bapak H.Muslim Nordin, Imam Masjid Nurul Huda Toman
Wawancara dengan Bapak Herman Selaku Kades Desa Toman pada, 2 November
2022
Skripsi :
Skripsi Joni Apero, “Kajian Sosiologi Pada Transformasi Atap Masjid Di Kota
119
Islam Negeri Raden Fatah Palembang, 2018),hlm. 62 & Jhony Siregar dan Rifai
Skripsi, (Palembang: Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Raden
Fatah Palembang, 2015), & Husni Rahim, Sistem Otoritas & Administrasi
Skripsi, Joni Apero. “Kajian Sosiologi Pada Transformasi Atap Masjid Di Kota
Palembang (Studi Atap Atap Tradisi dan Atap Kubah ).2018, Universitas
Journal, Syaifuddin Mustaming, S.Ag. Fungsi Masjid Dan Peranannya Sebagai Pusat
Ryan Prayogi dan Endang Danial, “Pergeseran Nilai-nilai Budaya Pada Suku Bonai
http://giwang.sumselprov.go.id/budaya/detail/186
https//kebudayaan.kemdikbut.coid
https://muri.org/Website/rekor_detail/pagelarantarimantangparaolehpelajarterbanyak
https://saikdq.blogspot.com/2020/11/sejarah-waliyullah-bumi-sriwijaya.html?m=1
https://sultra.kemenag.go.id/files/sultra/file/file/Tulisan/zeam1328534716.pdf
https://muslim.or.id/60805-hubungan-seorang-hamba-dengan-allah.html
120
PEDOMAN WAWANCARA
Umur : 49 Tahun
pengetahuan masyarakat
4. Kontrusi bangunan Masjid Besar Nurul Huda Desa Toman dilihat dari
Umur : 64 Tahun
pelestarian Masjid
121
4. Keistimewaan peninggalan bersejarah Masjid Desa Toman yang tidak
Umur : 62 Tahun
Umur : 28 Tahun
anak-anak remaja.
122
Nama Narasumber : Juwita
Umur : 49 Tahun
masyarakat
3. Kegunaan masjid bagi masyarakat apakah memiliki peran dan fungsi yang
baik.
Umur : 10 Tahun
123
LAMPIRAN - LAMPIRAN
Gambar. 2 Papan Informasi Masjid Toman Gambar. 3 Sisi bagian utara bagian depan
124
Gambar. 3 Sebelah sisi bagian Barat daya Masjid Gambar. 4 Serambi Masjid bagian BL
Gambar. 5 Sebelah sisi bagian Utara Masjid Gambar. 6 Serambi Masjid Bagian Depan
Gambat. 7 Mihrab Imam Majid Nurul Huda Toman Gambar.8 Jendela Masjid Toman
125
Gambar. 9 Shaff Sholat Perempuan Gambar. 10 Dinding Masjid Toman
Gambar. 11 Mihrab Masjid Nurul HudaToman Gambar. 12 Pintu Masuk Masjid Toman
Gambar. 14 Tampak sisi belakang Masjid Gambar. 15 Kubah Masjid Tipe atap
Mustaka
126
Gambar. 13 Tempat Wudhu Masjid Toman Gambar. 14 Lesehan Tempat Istirahat
127