Proposal Skripsi
Oleh :
NIAR ARISTIAWATI
NIM : 40200120084
2023
2
BAB I
PENDAHULUAN
sebatas pada bidang mental, spritual saja, tetapi juga dalam bentuk pola fikir dan
kreatifitas yang dilakukan oleh masyarakat. Salah satu contoh bentuk pengaruh ini
perdagangan. Agama Islam di Indonesia diterima secara damai dan penuh rasa
yaitu Agama Islam diterima terlebih dahulu oleh masyarakat lapisan bawah,
Indonesia melalui berbagai jalur, sehingga dengan mudah dan cepat diterima oleh
masyarakat Indonesia yang pada saat itu masih mempercayai kepercayaan nenek
Dinamisme.
ibadah secara rutin dan dilakukan secara ikhlas sesuai dengan tuntutan yang
diajarkan Rasulullah saw. agar ibadah yang dilakukan terasa lebih baik. Salah satu
ibadah yang wajib dilakukan oleh umat Islam setiap harinya ialah shalat fardu,
diawal kurun Madinah, yang bermakna diujung penurunan Agama dan awal
mengandung arti penting sekali, bahkan vital bagi eksistensi Islam selanjutnya
Islam, dimulai dengan pendirian masjid tersebut, Rasullullah pada saat itu
arkeologi. Fungsinya juga sangat penting bagi umat muslim, bahkan masjid selalu
3
Feri Rahmawan, “Fungsi Sosial Masjid Terhadap Masyarakat (Studi Kasus di Masjid
Al-hidayah Purwosari, Sinduadi, Mlati, Sleman), “Skripsi” (Yogyakarta, Fak. Dakwah dan
Komunikasi UIN Sunan Kalijaga, 2013), h.3
4
Wahyudin, Sejarah dan Fungsi Masjid (Tinjauan Tentang Masjid Jami’ 1604 Palopo) ,
( Perpustakaan UIN Alauddin Makassar ),h. 78-79
4
Islam telah diterima secara resmi sebagai Agama Kerajaan. Rasulullah saw.,
sendiri telah mempraktikan hal ini ketika beliau menyebarkan Islam di suatu
daerah.
dikarenakan fungsinya selain sebagai tempat ibadah masjid juga pada saat itu
digunakan sebagai tempat segala kegiatan umat muslim, masjid pada masa
Rasullullah juga dijadikan sebagai tempat untuk menyelesaikan suatu perkara dan
mudah dijumpai dan bangunannya pun biasanya lebih tinggi dibandingkan dengan
bangunan lainnya. Hal ini dalam konteks arkeologi ruang dimaknai sebagai pusat
orientasi masyarakat Islam dalam pencarian Sang Khalik ( Sang Pencipta ).5
tempat sujud. Masjid juga dapat diartikan sebagai tempat umum muslim untuk
melakukan shalat. Menurut umat muslim masjid merupakan tempat yang besar
maknanya baik makna fisik maupun spritual. Dalam arti luas masjid merupakan
didirikan umat muslim selain untuk melaksanakan shalat berjamaah, masjid juga
muslim. Dan di masjid inilah dimulainya syiar keIslaman baik aspek spritual
Terjemahannya :
masjid hanya untuk beribadah kepada Allah semata, maka sebaiknya kita tidak
beribadah atau menyembah selain kepada Allah. Segala aktivitas yang ada di
dalam masjid hanya untuk Allah, karena masjid tidak dibangun kecuali untuk
Islam masuk di Kerajaan Gantarang tidak bisa lepas dari peran Sultan I
Panggali Patta Raja sebagai Raja Kerajaan Gantarang. Menurut sumber sejarah
Selayar, bahwa Raja tersebut adalah orang yang adil dan lagi bijaksana terhadap
mengakui dengan tulus kebenaran Islam itu, sebagai manifestasi dan sistem yang
berlaku dalam tradisi di Gantarang Selayar waktu itu, pada tahun 1605 Karaeng
Sultan Pangali menerima Islam dan menjadikan Islam sebagai Agama resmi
kerajaan.8 Ketika Islam telah tersebar luaskan di suatu daerah hal utama yang
dilakukan ialah mendirikan Masjid yang dimana kita ketahui bahwa Masjid
7
Kementrian Agama RI, Alquran dan Terjemahannya, h,.573.
8
Wawan Hermawan, Gantarang Lalang Bata Sebagai Pusat Kegiatan Islamisasi di Pulau
Selayar Abad XII “Skripsi “ ( UIN Alauddin Makassar : 2015 ),h.42- 43
6
masyarakat muslim pada suatau ruang dan waktu tertentu. Keadaan masjid adalah
pernyataan dari keadaan masyarakat muslim yang ada disekitarnya. Oleh karena
pendukungnya dan penganut ajaran Islam, karena masjid adalah hasil budaya dari
ajaran Islam bagi masyarakat pendukungnya atau sebagai simbol bahwa suatu
kerajaan tertentu telah menyatakan diri menerima Islam sebagai agama, seperti
Selayar. Dengan melihat masjid ini dapat memberikan petunjuk tentang adanya
diharapkan agar semua pihak yang terkait bekerja sama menjaga dan memelihara
hasil peninggalan purbakala ini sebagai warisan budaya nasional yang perlu
dilestarikan.sumber
tepatnya di Dusun Gantarang Lalang Bata terdapat Masjid tua yakni Masjid tua
Gantarang Lalang Bata atau biasa dikenal dengan sebutan Masjid Awaluddin,
7
merupakan masjid yang dibangun pada abad ke-XVII M lebih tepatnya sekitar
tahun 1605 oleh Datuk Ribandang bersama Sultan I Pangngalik Patta Raja (Raja
Masjid tua Gantarang sendiri berada diatas lahan seluas 25 meter, dikelilingi oleh
pagar yang terbuat dari batu karang yang direkatkan semen. Masjid inilah yang
Selayar, meski sudah dilakukan beberapa kali renovasi namun Masjid ini masih
Bata ini berbeda dengan masjid-masjid lainnya di Selayar dimana masjid ini
didirikan di atas sebuah sumur yang ditutupi oleh dulang (baki), yang dimana
B. Rumusan Masalah
9
Andi Abdul Rahman, Jelajah Pulau Selayar (Pemerintah Kabupaten Selayar) 1995,h.28
8
Kepulauan Selayar ?
1. Fokus penelitian
2. Deskripsi Fokus
Masjid Tua Gantarang ini dibangun diatas lahan seluas 25 meter yang
dibangun diatas sebuah sungai yang ditutupi oleh dulang (baki) yang berada di
Adapun tiang penyokong dari masjid ini dibagian tengah masjid itu terbuat dari
pohon cabe. Masjid Tua Gantarang dipercayai sebagai masjid yang pernah
Konon cerita yang ada, telapak kaki kiri nabi Muhammad ada di Gantarang, dan
Sampai sekarang Masjid ini masih digunakan para warga untuk beribadah.
Masjid Tua Gantarang merupakan simbol Islamisasi yang kuat, pada dasarnya
Masjid di daerah Gantarang ini tidak hanya berfungsi sebagai pusat keagamaan
tetapi juga memiliki fungsi sosial, pendidikan dan sebagai pusat administrasi
masyarakat setempat seperti kegiatan Shalat Jumat, Idul Fitri dan Idul Adha
naska khutbah dalam bentuk bahasa Arab. Selain berfungsi sebagai pusat
Berhaji di Gantarang.
sebagai salah satu bentuk peninggalan Arkeologi yang ada di Kepulauan Selayar.
1. Tujuan Penelitian
Kepulauan Selayar
2. Kegunaan Penelitian
a. Kegunaan Ilmiah
b. Kegunaan Praktis
E. Tinjauan Pustaka
11
karya ilmiah.
Arkeologis.
arkeologis.
Selayar.
12
Katangka dan Unsur Budaya yang ada pada Arsitektur Masjid Tua
Pangali-Ali.
Peneliti mengambil naskah ini sebagai literatur bahan acuan karena dalam
BAB II
KAJIAN TEORETIS
13
A.Pengertian Masjid
besembahayang, tempat itulah masjid ”. Kata masjid disebut dua puluh delapan
kali di dalam Al-quran, berasal dari kata sajadah-sujud ,yang berarti patuh,taat,
serta tunduk penuh hormat dan takhzim 32 sujud dalam syariat yaitu berlutut,
meletakkah dahi, kedua tangan adalah bentuk nyata dari arti kata tersebut diatas.
Oleh karena itu bangunan dibuat khusus untuk sholat disebut masjid yang artinya :
yang muslim. Allah bahkan menjadikan sholat sebagai rukun Islam yang kedua.
Rasulullah saw bersabda “ dari Abdullah Bin Umar semoga allah meridoinya- ia
sholat yang disebut dengan masjid. Masjid merupakan salah satu pilar utama
muslimin. Orang kaya bersanding dengan orang fakir dan orang lemah
berdampingan dengan yang kuat. Masjid juga merupakan obor atau suluh yang
dalam kitab tafsirnya bahwa defenisi masjid adalah rumah yang dibangun khusus
10
Wahyudin, Sejarah dan Fungsi Mesjid, ( 2013), h.55
14
untuk sholat dan beribadah di dalamnya kepada Allah. Menurut Al- Qhadi Iyadh
mendefenisikan bahwa Masjid adalah semua tempat dimuka bumi ini yang
ࣖ ٰي َبِنْٓي ٰا َد َم ُخ ُذ ْو ا ِز ْيَنَتُك ْم ِع ْنَد ُك ِّل َم ْس ِج ٍد َّو ُك ُلْو ا َو اْش َر ُبْو ا َو اَل ُتْس ِرُفْو ۚا ِاَّنٗه اَل ُيِح ُّب اْلُم ْس ِرِفْيَن
Terjemahannya :
“ Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang bagus pada
setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan.
Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan “12
berbunyi :
اَل َتُقْم ِفْيِه َاَبًد ۗا َلَم ْس ِج ٌد ُاِّس َس َع َلى الَّتْقٰو ى ِم ْن َاَّو ِل َيْو ٍم َاَح قُّ َاْن َتُقْو َم ِفْيِۗه ِفْيِه ِر َج اٌل
Terjemahannya :
“Janganlah engkau melaksanakan shalat di masjid itu selama-
lamanya. Sungguh, masjid yang didirikan di atas dasar takwa, sejak hari pertama
lebih pantas anda melaksanakan salat di dalamnya. Di dalamnya ada orang-orang
yang ingin membersihkan diri. Allah menyukai orang-orang yang bersih.”13
11
Wahyudin, Sejarah dan Fungsi Mesjid, ( 2013), h.55
12
Departemen Agama Ri, Al-Quran dan Terjemahannya ( Jakarta : Syamil Quran, 2008 )
h. 154
13
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya ( Jakarta: Syamil Quran,2008 )
h.573
15
1. Menurut Sidi Gazalba, dilihat dari segi harfiah, masjid memanglah tempat
diberi ejaan ma, sehingga terjadilah isim makan. Isim makan ini
ejaan aslinya adalah masjid (dengan a). Pengambilan ahli kata masjid oleh
Indonesia. Bahwa hal ini salah, kesalahan umum seperti ini dalam
Indonesialisasi kata asing sudah biasa. Dalam ilmu bahasa sudah menjadi
sesuai dengan pendirian, bahwa Allah swt dimana saja, tidak terikat
14
Sidi Gazalba, Masjid Pusat dan Ibadah Kebudayaan Islam ( Cet.IV ; Jakarta : Pustaka
Al-Husna, 1989 ) h.118
16
Jadi, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan Masjid ialah suatu
bangunan atau tempat yang didirikan atas dasar taqwa untuk tempat beribadah
kepada Allah swt, sebagai tempat mengajar dan membina umat Islam, sebagai
tempat pelayanan kaum muslimin dalam urusan keagamaan dan kehidupan sosial
yang erat kaitannya dengan ibadah dan juga sebagai markas kekuatan umat Islam.
Masjid memiliki makna yang sangat besar dalam kehidupan umat Islam baik
sholat semata, tetapi juga merupakan sekolah tinggi umat Islam. Masjid
pertemuan dan tempat untuk mempersatukan berbagai unsur kekabilahan dan sisa-
sisa perselisihan semasa jahiliyah, sebagai tempat untuk mengatur segala urusan
pemerintahan. 16
paling awal, yaitu penggunaan masjid padaa masa Rasullullah saw, Al- Khulafa
Al-Rasyidun, dan seterusnya. Pada masa-masa itu masjid paling tidak mempunyai
15
Elmi Angraeni , Masjid Tua Langngara’ di Desa Tokkonan Kecamatan Enrekang
Kabupaten Enrekang ( UIN Alauddin Makassar : 2020 ) h. 12
16
Suhairi Umar, Pendidikan Masyarakat Berbasis Masjid, ( Yogyakarta ; Cv Budi
Utama,2019 ) h.27
17
dua fungsi, yaitu fungsi keagamaan dan fungsi sosial. Fungsi masjid bukan hanya
tempat sholat, tetapi juga lembaga untuk mempererat hubungan dan ikatan jemaah
Islam yang baru tumbuh. Nabi Muhammad saw menggunakan masjid sebagai
keseimbangan jiwa dan raga serta keutuhan kepribadian. Fungsi Masjid sebagai
tempat ibadah yaitu merupakan tempat sujud dan bermunajab kepada Allah swt.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
17
Wahyudin, Sejarah dan Fungsi Masjid, h.132
18
Sudaryono, Metodologi Penelitian ( Cet.11; Depok : Raja Wali Pers ) h.60
18
1. Jenis Penelitian
Jika dilihat dari segi pengelolaan data maka peneliti menggunakan jenis
menggambarkan secara umum suatu objek penelitian. Tetapi, apabila dilihat dari
data secara mendalam,yang dilakukan secara sistematis, sesuai dengan fakta serta
2. Lokasi Penelitian
masjid ini memiliki keunikan tersendiri, sebab letaknya yang berada diatas sebuah
19
M.Burhan Bungin,Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Prenada Media Grub,2015),h.23.
19
Kemudian belum pernah ada peneliti yang mencoba untuk menjadikannya sebagai
objek penelitian.
Dalam melakukan penelitian langkah awal yang harus kita lakukan adalah
menentukan lokasi penelitian karena tanpa ada lokasi penelitian apa lagi bagi
adalah unsur terpenting dalam melakukan penelitian karena tanpa adanya lokasi
penelitian maka penelitian tidak akan terlaksana. Olehnya itu dalam penelitian ini
penelitian.
B. Pendekatan Penelitian
salah satu indikator penting dalam melakukan penelitian, untuk memahami hal
terkait mengenai eksistensi Masjid Tua Gantarang sebagai salah satu jejak Islam
1. Pendekatan Agama
Islam itu sendiri, kemudian mencari usaha pemantapan dan peningkatan metode
20
2. Pendekatan Arkeologi
benda yang berasal dari masa lalu, baik itu berupa bangunan, peralatan masa
3. Pendekatan Antropologi
nilai dan konsep yang ada dalam kehidupan suatu masyarakat,yang mereka
C. Sumber Data
1. Sumber Primer
Data primer ialah data asli yang langsung diterima dari pelaku sejarah
yang belum ada campur tangan dari luar. Dalam hal ini peneliti akan
20
Supiana,Metodologi Studi Islam, (Bandung : Pt Remaja Rosdakarya,2017), h.94.
21
Samsul Munir Amin, Sejarah Peredaban Islam (Cet, V; Jakarta: Amzah,2015) h.11
21
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang didapat dari pihak yang tidak ikut
serta secara langsung dalam suatu peristiwa sejarah atau sumber data yang
diperoleh bukan dari sumber asli. Data ini bisa berupa catatan, majalah, jurnal,
a. Heuristik
Adapun metode yang digunakan peneliti dalam penelitian karya lmiah ini
sebagai beriku :
1. Observasi
baru maupun fenomena yang ingin diteliti yang berkaitan dengan fokus atau
2. Wawancara
22
Supiana,Metodologi Studi Islam, ( Bandung : Pt Remaja Rosdakarya,2017),h.94.
22
3. Dokumentasi
b. Kritik
Pada tahap ini peneliti dituntut untuk memilih data mana yang lebih akurat
mencari kebenaran agar hasil penelitian menjadi sumber pengetahuan yang telah
teruji kebenarannya.
Dalam tahap ini peneliti dapat menggunakan dua aspek untuk menguji
data yaitu, aspek eksternal dan internal. Aspek eksternal adalah proses pengujian
yang dilakukan oleh peneliti atau sejarawan itu sendiri, sedangkan faktor internal
adalah proses pengujian yang dilakukan dengan cara menganalisis isi suatu
dokumen atau lainnya yang menjadi sumber. Setelah langkah ini kita lakukan
maka kita masuk ke kritik terhadap sumber lisan yaitu membandingkan kesaksian-
23
Widodo, Metodologi Penelitian Populer dan Praktis, (Depok: Rajawali Pers,2019),
h.74-75
24
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Umum Bahasa Indonesia, h.268.
23
kebenarannya.25
c. Interprestasi
antara fakta yang satu dengan fakta yang lainnya. Tentunya dalam tahap ini
d. Historiografi
dari sebuah penelitian adalah penceritaan kembali dengan cara menuliskan hasil
penelitian agar objek yang diteliti dapat diketahui oleh berbagai pihak dan
menjadi bahan bacaan yang menuntun orang untuk melakukan penelitian kembali
agar objek menjadi bahan penelitian yang terus mengalami perubahan sehingga
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan oleh peneliti dalam
25
A. Muri Yusuf, Metode Penelitiian : Kualitatif, Kuantiitatif dan Penelitian Gabungan
(Jakarta : PT Fajar Interpratama Mandiri, 2004) h.371
24
merekam ketika melakukan wawancara, dan yang terakhir adalah buku catatan
1. Pengolahan Data
khusus ke umum.
khusus.
2. Analisis Data
Analisis data dapat diartikan sebagai upaya data yang sudah tersedia
kemudian diolah dengan statistik dan dapat digunakan untuk menjawab rumusan
masalah dalam penelitian. Dengan demikian, tehnik analisis data dapat diartikan
sebagai cara melaksanakan analisis terhadap data, dengan tujuan mengolah data
kualitatif dapat diartikan sejak awal penelitian Penelitian tidak boleh menunggu
data lengkap dan terkumpul kemudian menganalisa tetapi, peneliti sejak awal
membaca dan menganalisa data yang diperoleh baik itu intervew, catatan
26
Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian (Cet.1 ; Yogyakarta : Pustaka Baru
Press,2014) h.103
25
a. Reduksi Data
b. Penyajian Data
pengambilan tindakan.
c. Penarikan Kesimpulan
27
A. Murni Yusuf, Metode Penelitian : Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian Gabungan,
h,400
26
DAFTAR PUSTAKA
28
Ahmad Rijali, Analisis Data Kualitatif, Alhadharah 17, No.33 ( 2018 ): h.91-94.
27
BAB 1
JUDUL
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Fokus Penelitian dan Deskripsi fokus
1. Fokus penelitian
2. Deskripsi fokus
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
29
2. Kegunaan Penelitian
E. Tinjauan Pustaka
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian Masjid
B. Fungsih dan Peran Masjid
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV
30
HASIL PENELITIAN