1. Bersifat tradisional/statis
2. Bersifat Progresif
Dengan adanya kebudayaan maritim. Kesenian Indonesia sering
dipengaruhi kebudayaan luar yang kemudian di padukan dan
dikembangkan sehingga menjadi milik bangsa Indonesia sendiri
3. Bersifat Kebinekaan
Indonesia terdiri dari beberapa daerah dengan keadaan lingkungan dan
alam yang berbeda, sehingga melahirkan bentuk ungkapan seni yang
beraneka ragam
a. Seni Bangunan
Manusia phaleolithikum belum meiliki tempat tinggal tetap, mereka hidup
mengembara (nomaden) dan berburu atau mengumpulkan makanan (food
gathering) tanda – tanda adanya karya seni rupa dimulai dari jaman
Mesolithikum. Mereka sudah memiliki tempat tinggal di goa – goa.Seperti
goa yang ditemukan di di Sulawesi Selatan dan Irian Jaya. Juga berupa
rumah – rumah panggung di tepi pantai, dengan bukti – bukti seperti yang
ditemukan di pantai Sumatera Timur berupa bukit – bukit kerang
(Klokkenmodinger) sebagai sisa – sisa sampah dapur para nelayan
Kemudian jaman Neolithikum, manusia sudah bisa bercocok tanah dan
berternak (food producting) serta bertempat tinggal tinggal di rumah –
rumah kayu / bambu
Pada jaman megalithikum banyak menghasilkan bangunan – bangunan
dari batu yang berukuran besar untuk keperluan upacara agama, seperti
punden, dolmen, sarkofaq, meja batu dll
b. Seni Patung
Seni patung berkembang pada jaman Neolithikum, berupa patung – patung
nenek moyang dan patung penolak bala, bergaya non realistis, terbuat dari
kayu atau batu. Kemudian jaman megalithikum banyak itemukan patung –
patung berukuran besar bergaya statis monumental dan dinamis piktural
c. Seni Lukis
Dari jaman Mesolithikum ditemukan lukisan – lukisan yang dibuat pada
dinding gua seperti lukisan goa di Sulawesi Selatan dan Pantai Selatan
Irian Jaya. Tujuan lukisan untuk keperluan magis dan ritual, seperti
adegang perburuan binatang lambang nenek moyang dan cap jari.
Kemudian pada jaman neolithikum dan megalithikum, lukisan diterapkan
pada bangunan – bangunan dan benda – benda kerajinan sebagai hiasan
ornamentik (motif geometris atau motif perlambang)
3) Bangunan Puri
Puri adalah bangunan yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan dan
pusat keagamaan. Bangunan – bangunan yang terdapat di komplek puri
antara lain: Tempat kepala keluarga (Semanggen), tempat upacara
meratakan gigi (Balain Munde) dsb
b. Seni patung Hindu Budha
Patung dalam agama Hindu merupakan hasil perwujudan dari Raja dengan
Dewa penitisnya. Orang Hindu percaya adanya Trimurti: Dewa Brahma
Wisnu dan Siwa. Untuk membedakan mereka setiap patung diberi atribut
keDewaan (laksana/ciri), misalnya patung Brahma laksananya berkepala
empat, bertangan empat dan kendaraanhya (wahana) hangsa). Sedangkan
pada patung wisnu laksananya adalah para mahkotanya terdapat bulan
sabit, dan tengkorak, kendaraannya lembu, (nadi) dsb
Dalam agama Budha bisaa dipatungkan adalah sang Budha, Dhyani
Budha, Dhyani Bodhidattwa dan Dewi Tara. Setiap patung Budha memiliki
tanda – tanda kesucian, yaitu:
- Rambut ikal dan berjenggot (ashnisha)
- Diantara keningnya terdapat titik (urna)
- Telinganya panjang (lamba-karnapasa)
- Terdapat juga kerutan di leher
- Memakai jubah sanghati
c. Seni hias Hindu Budha
Bentuk bangunan candi sebenarnya hasil tiruan dari gunung Mahameru
yang dianggap suci sebagai tempatnya para Dewa
Oleh sebab itu Candi selalu diberi hiasan sesuai dengan suasana alam
pegunungan, yaitu dengan motif flora dan fauna serta mahluk azaib.
Bentuk hiasan candi dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1) Hiasan Arsitektural ialah hiasan bersifat 3 dimensional yang membentuk
struktur bangunan candi, contohnya:
- Hiasan mahkota pada atap candi
- Hisana menara sudut pada setiap candi
- Hiasan motif kala (Banaspati) pada bagian atas pintu
- Hiasan makara, simbar filaster,dll
1) Hiasan bidang ialah hiasan bersifat dua dimensional yang terdapat pada
dinding / bidang candi, contohnya
- Hiasan dengan cerita, candi Hindu ialah Mahabarata dan Ramayana:
sedangkan pada candi Budha adalah Jataka, Lalitapistara
- Hiasan flora dan fauna
- Hiasan pola geometris
- Hiasan makhluk khayangan
3. Kebudayaan Islam
Pada abad ke 11, diperkirakan agama Islam telah masuk ke
Indonesia, khususnya daerah Jawa dan Sumatra. Hal ini ditandai dengan
ditemukannya makam dari seorang wanita islam di kota Gresik. Islam
sendiri masuk ke Indonesia melalui jalur perdagangan, di bawa oleh para
saudagar-saudagar yang berasal dari Timur Tengah. Karena Islam masuk
dengan damai tanpa adanya pemaksaan, Islam pun dengan cepat dapat
berkembang di Indonesia.
Bersamaan dengan makin surutnya kejayaan Majapahit di Nusantara
pada abad ke-15, muncullah kerajaan-kerajaan Islam di
Nusantara.Kerajaan-kerajaan yang dimaksud adalah kerajaan Malaka di
Semenanjung Malaka, kerajaan Aceh di Ujung Pulau Sumatera, kerajaan
Banten di Jawa Barat, kerajaan Demak dipesisir Utara pulau Jawa Tengah.
Persebaran Islam di Indonesia, khususnya di jawa sebagian besar
dilakukan oleh wali songo. "Walisongo" berarti sembilan orang wali.
Mereka adalah Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan
Bonang, Sunan Dradjad, Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan Muria, dan
Sunan Gunung Jati. Mereka tidak hidup pada saat yang persis bersamaan.
Namun satu sama lain mempunyai keterkaitan erat, bila tidak dalam ikatan
darah juga dalam hubungan guru-murid.
Mereka tinggal di pantai utara Jawa dari awal abad 15 hingga
pertengahan abad 16, di tiga wilayah penting. Yakni Surabaya-Gresik-
Lamongan di Jawa Timur, Demak-Kudus-Muria di Jawa Tengah, serta
Cirebon di Jawa Barat. Mereka adalah para intelektual yang menjadi
pembaharu masyarakat pada masanya. Mereka mengenalkan berbagai
bentuk peradaban baru: mulai dari kesehatan, bercocok tanam, niaga,
kebudayaan dan kesenian, kemasyarakatan hingga pemerintahan.
Era Walisongo adalah era berakhirnya dominasi Hindu-Budha dalam
budaya Nusantara untuk digantikan dengan kebudayaan Islam.Mereka
adalah simbol penyebaran Islam di Indonesia. Khususnya di Jawa. Tentu
banyak tokoh lain yang juga berperan. Namun peranan mereka yang
sangat besar dalam mendirikan Kerajaan Islam di Jawa, juga pengaruhnya
terhadap kebudayaan masyarakat secara luas serta dakwah secara
langsung, membuat "sembilan wali" ini lebih banyak disebut dibanding
yang lain.
Sekarang agama islam telah menjadi agama terbesar di Indonesia,
dengan persentase sekitar 90% warga Indonesia memeluk agama Islam.
Bahkan Indonesia sekarang adalah negara dengan jumlah pemeluk agama
Islam di dunia. Tak dapat dipungkiri lagi bahwa kebudayaan islam adalah
pemberi saham yang besar dalam perkembangan kebudayaan dan
kepribadian bangsa.
4. Kebudayaan Barat
Dimulai dengan kedatangan bangsa Portugis pada tahun 1512 di
Ternate, setelah itu disusul oleh Spanyol dan Belanda.Inilah awal dari
masuknya kebudayaan Barat di Indonesia.Portugis dan Belanda yang
akhirnya menjajah nusantara juga menyebarkan agama Nasrani di
Indonesia, terutama di wilayah-wilayah yang hampir belum tersentuh
agama Islam.
Selama sekitar 350 Indonesia dijajah oleh bangsa asing, selama itu
pula Indonesia mendapat masukan kebudayaan dari barat.Setelah
Indonesia dikuasai mereka, munculnya budaya-budaya barat, contohnya
bangunan-bangunan bergaya arsitektur barat, tradisi-tradisi dari barat
seperti acara pesta dansa, dan lain-lain.
5. Kebudayaan dan Kepribadian
Sudah menjadi watak dan kepribadian Timur pada umumnya, serta
masyarakat Jawa khususnya, bahwa dalam menerima setiap kebudayaan
yang datang dari luar, kebudayaan yang dimilikinya tidaklah diabaikan.Hal
ini harus kita pertahankan terus untuk memfilter kebudayaan asing yang
tidak sesuai dengan kebudayaan kita.Kita harus menjaga kebudayaan kita
dengan baik agar kebudayaan kita berkembang makin baik dan kita tidak
kehilangan jati diri kita sebagai bangsa Indonesia.
Budaya bangsa Indonesia pada zaman ini terbagai dalam beberapa poin
1. Zaman Batu
2. Zaman Logam
3. Zaman Megalithicum
Sementara keadaan masyarakat Indonesia pada masa ini terbagai dalam 4
poin yaitu :
1. Zaman Paleolithicum
2. Zaman Mesolithicum
3. Zaman Neolithicum, dan
4. Zaman Logam
Adanya interaksi atau hubungan, tentu saja ada perubahan yang terjadi di
antara kedua bangsa terutama Indonesia dan ini termasuk salah satu
faktor perubahan budaya atau kebudayaan.. Tapi, mengapa saya katakan
'terutama Indonesia'?.Jelas, meski bangsa kita sudah menjalin hubungan
dengan bangsa-bangsa Asia waktu itu, namun bisa dikatakan bahwa
perubahan Budaya hanya terjadi di satu pihak saja, yaitu pada masyarakat
Indonesia. Sebagai contoh, banyak kebudayaan yang berasal dari
Tiongkok atau India yang masuk atau mempengaruhi masyarakat kita
waktu, namun budaya bangsa Indonesia waktu itu tidak diketahui seberapa
besar pengaruhnya bagi kawasan Asia terutama yang sudah menjalin
interaksi.
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami
berhasil menyelesaikan makalah ini yang alhamdulillah tepat pada
waktunya yang berjudul “Sejara Seni Rupa Indonesia ”.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai
akhir.Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin ya
robbal `alamin
b. Seni Rupa
Seni rupa adalah suatu hasil cipta karya manusia yang bertujuan
untuk menghibur masyarakat. Di Indoneisa ada banyak seni yang
berkembang, diantaranya adalah seni rupa, seni tari, dan seni
teater. Tetapi seni yang dipengaruhi oleh kebudayaan Hindu-
Buddha adalah seni rupa Hindu-Buddha ditampilkan baik secara
antropomorfik(pengenaan ciri-ciri manusia pada binatang,
tumbuhan, atau benda mati) maupun non-antropomorfik. Motif yang
paling umum digunakan adalah “teratai” atau padma, yang banyak
dijumpai pada seni patung Hindu-Buddha.
c. Seni Patung
Pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha juga terlihat dari seni patung
yang terdapat di Indonesia. Peninggalan patung di Indonesia
mencerminkan ajaran dari Hindu-Buddha.Peninggalan patung
banyak dijumpai di Jawa Tengah dan Jawa Timur.Pada masa ini,
pembuatan patung dikaitkan dengan candi.Jadi, patung-patung
tersebut digunakan untuk melakukan pemujaan dan mengabdi pada
agama Hindu-Buddha.
d. Seni Sastra
Seni sastra adalah seni yang menjadi mendia hiburan bagi
masyarakat Indonesia pada masa Hindu-Buddha. Banyak pengaruh
ajaran Hindu-Buddha yang mempengaruhi karya sastra Indonesia.
Dalam seni rupa contoh wujud akulturasinya dapat dilihat dari relief
dinding candi (gambar timbul), gambar timbul pada candi tersebut banyak
menggambarkan suatu kisah/ceritayang berhubungan dengan ajaran
agama Hindu ataupun Budha.
relief dari candi Borobudur yang menggambarkan Budha sedang digoda
oleh Mara yang menari-nari diiringi gendang, hal ini menunjukkan bahwa
relief tersebut mengambil kisah dalam riwayat hidup Sang Budha seperti
yang terdapat dalam kitab Lalitawistara.
Demikian pula di candi-candi Hindu, relief yang juga mengambil kisah yang
terdapat dalam kepercayaan Hindu seperti kisah Ramayana.Yang
digambarkan melalui relief candi Prambanan ataupun candi Panataran
Kesenian klasik merupakan puncak perkembangan kesenian
tertentu, yang mana tidak dapat berkembang lagi (mandeg). Karya seni
yang dianggap klasik memiliki kriteria sebagai berikut : (1) Kesenian yang
telah mencapai puncak (tidak dapat berkembang lagi), (2) merupakan
standarisasi dari zaman sebelum dan sesudahnya, dan (3) telah berusia
lebih dari setengah abad. Selain dari ketentuan itu, suatu kesenian belum
bisa dikategorikan seni klasik. Karya-karya seni klasik dapat dijumpai pada
bangunan-bangunan kuno Nusantara pada zaman Hindu-Budha dan
bangunan-bangunan kuno di Yunani dan Romawi
Rembesan Seni Rupa Masa Hindu-Budha
Seni rupa pada masa Hindu-Budha berkembang pesat.Seni rupa
pada zaman ini mendapat pengaruh kuat dari India.Setidaknya ada
beberapa ciri dari seni rupa pada masa ini.Pertama adalah bersifat feodal,
yaitu kesenian ini hanya berpusat di istana sebagai media pengabdian raja
atau pengkultusan raja.Kedua, bersifat sakral yang artinya kesenian
sebagai alat untuk upacara agama.Ketiga, bersifat konvensional, yaitu
kesenian tersebut bertolak pada suatu pedoman pada sumber hukum dan
agama.
Seni rupa dari masa ini terdapat dalam bangunan-bangunan seperti candi,
patung-patung dewa atau raja, dan hiasan-hiasan, relief atau ornamen.Ciri
bangunannya adalah atapnya yang meninggi seperti kerucut.Terlihat dari
bangunan candi yang semakin ke atas bentuk bangunannya semakin
mengerucut.Pola ini mencirikan bahwa semakin ke atas, tingkatan tertentu
ditempati oleh sebagian kecil orang-orang suci.Konsep ini sesuai dengan
kepercayaan agama Hindu-Budha yang mengenal konsep Moksa, dan
Nirwana.