Anda di halaman 1dari 3

RESUME JURNAL ARSITEKTUR

PERANCANGAN PUSAT RABITHAH ALAWIYAH DI ACEH DENGAN


PENDEKATAN ARSITEKTUR ISLAM

Nama : Syifa Nabila Azhar


Nim : 1704104010091
Judul Perancangan Pusat Rabithah Alawiyah di Aceh Dengan Pendekatan
Arsitektur Islam
Jurnal UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
Volume & Halaman -
Tahun 2020
Penulis Sayidi Malikuddhahir Ar Ramny
Reviewer Syifa Nabila Azhar
Tanggal Review 27 Juni 2022

Latar Belakang Alawiyyin atau yang dikenal sebagai keturunan nabi Muhammad
shallallahu ‘alaihi wasallam telah menyebar keseluruh dunia untuk
menyebarkan dakwah islam salah satunya di Indonesia, termasuk di
aceh, di aceh sendiri banyak terdapat alawiyyin namun sangat minim
pendataan. Alawiyyin si Indonesia dinaungi oleh sebuah organisasi
besar yang Bernama rabithah alawiyah, organisasi ini mendata nasab
keturunan dan mengurus semua hal yang berkaitan dengan alawiyyin di
Indonesia. Pusat rabithah alawiyah aceh ini merupakan tanggapan
terhadap minimnya pendataan alawiyyin yang berada di aceh.

Tujuan Penelitian Tujuan perancangan ini adalah untuk mendata alawiyyin, mewadahi,
dan memfasilitasi kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh rabithah
alawiyah serta untuk mempererat silaturrahmi antara sesame alawiyyin
yang berada di aceh khususnya.

Metodologi Metode yang digunakan dengan menggunakan studi literatur dari objek
Penelitian perancangan, analisis data terkait dengan objek perancangan, dan
pendekatan tema perancangan.

Hasil Penelitian 1. Penerapan konsep “reminding” (mengingatkan) dengan tujuan


untuk mengingatkan Kembali para alawiyyin tentang asal
keturunan mereka yaitu nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi
wasallam agar menjaga nasab keturunan dari beliau. Penerapan
konsep reminding ini mengambil 3 poin dasar yang diterpkan pada
bangunan, yaitu:
 Pengingatan kepada allah dan rasulnya
 Pengingat kepada kehiduapn
 Pengingatan kepada sesame
2. Konsep pada kawasan yang mengutamakan jalur sirkulasi pejalan
kaki dan merespon dari keadaan sekitar lokasi perancangan.
3. Konsep tapak dengan mempertimbangkan orientasi bangunan
menghadap masjid raya yang merupakan pengingat kepada allah
dan rasulnya dengan view yang luas, penerapan ornamentasi
arabesque pada batasan tapak yang merupakan pengingat terhadap
kehidupan, penerapan area taman pada bagian dalam bangunan dan
luar bangunan, akses dan sirkulasi utama serta akses alternatif
dimana terdapat dua akses masuk untuk mempermudah pengguna
yang beraktifitas, akses ke dalam bangunan berupa tangga dan lift
dari basement, dan sirkulasi pada tapak yang mengelilingi taman.
4. Pembagian zoning pada tapak yaitu area bangunan, area komunal
space dan acara, dan area parkir dan sirkulasi.
5. Memanfaatkan pengolahan air hujan, kondisi matahari dan angin
terhadap bangunan.
6. Konsep ruang bangunan dengan menggunakan material dominan
kayu terutama pada shading, interior, dan ornamentasi untuk
mengurangi tingkat kerusakan alam, konsep interior dengan
menggunakan bentukan geometri islami pada penutup kolom,
perabotan dan juga menggunakan vegetasi, penerapan komunal
space didalam dan diluar bangunan dengan menggunakan
pembayangan baik dari bangunan maupun vegetasi, dan konsep
interior bangunan kearah elemen islami (ornamentasi, masjid raya,
kiblat) serta penggunaan ornamentasi kaligrafi yang bertuliskan
Muhammad.
7. Konsep bentuk pada fasad dengan tampilan menggunakan
ornamentasi yang berfungsi sebagai shading device yang
mengambil bentuk dari terompah nabi dan kaligrafi bertuliskan
Muhammad, penerapan warna yang dominasi menggunakan warna
putih (kesucian dan warna pakaian yang disunnahkan), serta warna
coklat yang berasal dari material kayu yang ramah lingkungan.
8. Konsep struktur bangunan menggunakan struktur rigid frame
dengan bentang paling besar antar jarak kolom 6 m, struktur
kantilever pada penopang corridor pada lantai 2 dan 3, dan struktur
pondasi tapak.

Kesimpulan Penerapan prinsip pendekatan Arsitektur Islam diterapkan melalui


prinsip Al-Faruqi yang memilah menjadi enam prinsip yaitu; abstrak
yang diterapkan pada bentukan-bentukan ornamentasi yang bersifat
arabesque baik pada bangunan maupun pada tapak, Struktur Modular
yang diterapkan melalui penggabungan bentuk-bantuk modul yang
dijadikan satu kesatuan dalam bangunan, kombinasi suksesif yang
diterapkan melalui kontinuitas dari setiap ornamentasi-ornamentasi
yang diterapkan sehingga menghasilkan sifat infinitive, Repitisi yang
diterapkan pada ornamentasi yang diulang-ulang, dinamisme yang
diterapkan melalui pembayangan yang ditimbulkan baik melalui
ornamentasi, peneduh maupun badan bangunan sehingga membawa
suasana yang berbeda seiring berjalannya hari, dan kerumitan yang
diterapkan melalui pola arabesque pada ornamentasi bangunan.
Pemilihan konsep diambil dari perumusan tagline Da’wah Environment
yang mana da’wah memiliki arti mengajak, meningatkan, ataupun
memanggil, dari kata ini maka diterapkan konsep dengan tema
pengingatan, dalam konsep pengingatan ini dibagi menjadi 3 bagian,
yaitu konsep pengingatan kepada Allah dan Rasuknya, Konsep
pengingatan kepada kehidupan, dan Konsep pengingatan kepda sesame
ciptaan. Konsep-konsep tersebut kemudian dibungkus dalam penerapan
Arsitektur Islam, seperti penggunaan ornamentasi yang diambil dari
kaligrafi bertuliskan Muhammad, pengarahan ornamentasi, serta
pengolahan pembayangan pada tapak serta ruangan yang memunculkan
nilai-nilai dari ketiga konsep tersebut.

Kelebihan  Penerapan konsep Da’wah Environment sangat matang, sangat


jelas dan tegas, semua konsep terjelaskan secara detail tanpa keluar
dari Batasan pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan
Arsitektur Islam.
Kekurangan  Penerapan konsep arsitektur Islam harus lebih memperhatikan
konteks lingkungan setempat.
 Perlunya pertimbangan fasilitas yang disediakan dengan kapasitas
pengguna yang ditampung.

Anda mungkin juga menyukai