RESUME JURNAL ARSITEKTUR

SHELTER MITIGASI BENCANA DENGAN PENEKANAN ARSITEKTUR DI SYIAH

KUALA BANDA ACEH

Nama : Syifa Nabila Azhar

Nim : 1704104010091
Judul Shelter Mitigasi Bencana Dengan Penekanan Arsitektur di Syiah
Kuala Banda Aceh
Jurnal UII
Volume & Halaman -
Tahun 2017
Penulis Yadzan Sipta
Reviewer Syifa Nabila Azhar
Tanggal Review 27 Juni 2022

Latar Belakang Shelter mitigasi bencana adalah sebuah bangunan yang dibangun dalam
upaya mitigasi struktural untuk merespon bencana. Bangunan ini
merupakan fasilitas umum yang digunakan ketika terjadi bencana
sebagai tempat evakuasi masyarakat setempat. Lebih dari sepuluh tahun
berlalu pasca bencana tsunami, upaya mitigasi sendiri masih sangat
minim di kawasan Syiah Kuala Banda Aceh. Kawasan Banda Aceh
sendiri sudah memiliki beberapa shelter mitigasi bencana. Namun
karena letaknya berada di pusat kota, hal tersebut menyulitkan
masyarakat yang tinggal di kawasan pesisir pantai menjangkaunya.
Terlebih lagi bangunan shelter tersebut hanya memiliki fungsi sebagai
tempat evakuasi sehingga bangunan tersebut terbengkalai dan tidak
terurus karena hanya digunakan ketika datangnya bencana

Tujuan Penelitian Tujuan rancangan shelter mitigasi bencana ini yaitu merancang
bangunan mitigasi yang memiliki fleksibilitas ruang di kawasan pesisir
pantai, akan membuat penduduk yang berdomisili di sekitar memiliki
tujuan berlindung ketika terjadinya bencana. fleksibilitas ruang tersebut
juga dapat dimanfaatkan untuk kegiatan-kegiatan lain sehingga
bangunan tersebut tetap ramai dikunjungi.

Metodologi Metode yang digunakan dengan melakukan observasi baik data primer
Penelitian maupun data sekunder, analisis data terkait dengan objek perancangan,
pendekatan konsep perancangan, hingga proses pengujian rancangan.

Hasil Penelitian 1. Pembagian zonasi pada site dibagi 4 yaitu area shelter dan masjid,
area taman, area parkir, dan area fasilitas pendukung.
2. Bangunan shelter dan masjid ini terdiri dari 5 lantai. Lantai 1 (Hall
semi terbuka). Pada lantai 2 terdapat ruangan ibadah pria, dan pada
 lantai 3 terdapat ruang ibadah wanita (mezzanine). Lantai 4
digunakan untuk ruang pengobatan, ruang istirahat, serta ruang
untuk tempat evakuasi setelah bencana. Dan pada lantai 5 terdapat
helipad dan ruang evakuasi terbuka yang digunakan ketika sedang
terjadi bencana.
3. Konsep denah bangunan shelter dan masjid menggunakan konsep
dari arsitektur islam dengan menggunakan bentuk geometris islam
(octagon) untuk menciptakan sudut yang dapat memecah arus
tsunami.
4. Fasad bangunan dirancang untuk merespon bangunan sebagai
sarana mitigasi tsunami, meningkatkan rasa aman kepada
masyarakat.
5. Konsep interior yang diterapkan sesuai dengan fungsi setiap ruang
itu sendiri.
6. Konsep struktur dengan menerapkan system grid yang tidak
beraturan yaitu 7.5, 6.5, 5, dan 4.5 meter mengukuti bentukan dari
denah utama.
7. Menerapkan perbandingan antara tinggi dengan lebar bangunan
yang dimaksud agar bangunan aman terhadap gaya lateral dan
proporsional.
8. Pondasi yang digunakan adalah sistem pondasi tiang pancang.
9. Konsep detail pada pola lantai dan dinding ruang dalam dengan
menggunakan pola geometris Islami yang dikombinasikan dengan
pola pintu aceh untuk mendekatkan diri kepada Allah saat terjadi
bencana serta tetap mempertahankan budaya aceh sebagai identitas
kota banda aceh.
10. Konsep secondary skin yang menggunakan material metal sheet
dengan motif geometris islam.

Kesimpulan Shelter mitigasi bencana merupakan salah satu bangunan yang harus
dipertimbangkan dalam pembangunan.

Kelebihan Penerapan konsep mitigasi bencana sangat baik dengan

mempertimbangkan fungsi bangunan dan kenyamanan pengguna yang
diharapkan dapat memberikan fleksibilitas terhadap pengguna
bangunan.

Kekurangan  Penerapan konsep arsitektur Islam yang minim dalam perancangan,

sehingga konsep yang sudah diterapkan hanya menjadi nilai
estetika pada bangunan saja.
 Konsep perancangan Arsitektur Islam berlandaskan kepada sifat-
sifat Islam itu sendiri. Bukan hanya melalui bentukan ornamen-
ornamen Islam yang bisa dieksplorasi.