Anda di halaman 1dari 6

Mata Kuliah:

Sejarah Peradaban Islam


Dosen:
Asep Andi Rahman, M.Ag.

Peran Masjid Raya Bandung dalam Kontribusinya Sebagai Sarana


Penyebaran Islam

Nabila Nur Afifah


1C, Pendidikan Matematika, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Email: afhnabila06@gmail.com

Abstrak: Masjid Raya Bandung merupakan masjid tertua yang terletak di pusat kota Bandung.
Sebagaimana umumnya, Masjid Raya Bandung juga memiliki kontribusi dalam penyebaran ajaran
Islam. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana peran Masjid Raya Bandung dalam
menyebarkan ajaran Islam serta memberi pemahaman kepada umat Islam mengenai fungsi lain dari
masjid selain sebagai tempat untuk beribadah. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif
yang bersifat studi literatur dengan pendekatan induktif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peran
Masjid Raya Bandung dalam menyebarkan ajaran Islam sangatlah besar. Tak hanya melewati ceramah
saja tetapi juga melewati nilai-nilai Islam yang diterapkan pada pelayanan dan pengelolaan masjid.
Masjid Raya Bandung juga memanfaatkan teknologi sebagai sarana yang dapat memudahkan untuk
menyebarkan syiar Islam.
Kata Kunci:
dakwah; Masjid Raya Bandung; penyebaran Islam; peradaban.

PENDAHULUAN
Islam merupakan agama samawi terakhir yang telah disempurnakan oleh
Allah SWT dengan ajaran yang lebih menekankan kepada ketentraman,
kesejahteraan serta kedamaian umatnya. Islam juga merupakan agama
penyelamat, penengah, serta agama yang mulia karena pada dasarnya Islam
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai agama penyempurna dari
ajaran-ajaran agama sebelumnya(Ahlan, 2022).
Menurut Gazalba dalam (Ahlan, 2022), masjid memiliki fungsi sebagai
tempat peribadatan kepada Allah SWT. Bahkan, di dalam Islam juga dijelaskan
bahwa tempat ini sangatlah mulia dibanding tempat-tempat lainnya. Seorang
muslim bisa ditandai sebagai muslim yang taat apabila ia dan hatinya tertaut
dengan masjid. Masjid menjadi tempat paling nyaman untuk beribadah dan
menuntut ilmu, serta orang yang sering menjadikan masjid sebagai tempat
tujuannya maka dia akan mendapatkan kemuliaan di sisi Allah.
Selain sebagai pusat ibadah, masjid merupakan ikon kebesaran syiar
dakwah Islam sekaligus sebagai parameter keadaan masyarakat di sekitarnya.
Maka dari itu, pembangunan masjid sama saja dengan pembangunan
peradaban Islam begitupula sebaliknya. Pada zaman Rasulullah, masjid
dijadikan sebagai pusat kegiatan umat seperti kegiatan pemerintahan yang
mencakup ideologi, politik, ekonomi, sosial, peradilan, dan kemiliteran. Masjid
juga dijadikan sebagai pusat edukasi untuk memperdalam ilmu pengetahuan
umum maupun ilmu agama (Masjid Sebagai Pusat Peradaban Islam Dan
Pemberdayaan Umat, 2022).

1
Peran Masjid Raya Bandung dalam Kontribusinya Sebagai Sarana Penyebaran Islam

Salah satu masjid yang mempunyai pengaruh besar dalam penyebaran


agama Islam di kota Bandung adalah Masjid Raya Bandung. Artikel ini akan
mencoba mengulas kembali peran dan fungsi Masjid Raya Bandung, serta
bagaimana seharusnya umat Islam menjadikan masjid bukan hanya sebagai
tempat ibadah, tapi juga sebagai tempat untuk mendakwahkan ajaran Islam.
Dengan demikian, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimana peran Masjid Raya Bandung dalam menyebarkan ajaran Islam serta
memberi pemahaman kepada umat Islam mengenai fungsi lain dari masjid
selain sebagai tempat untuk beribadah.
Penelitian-penelitian yang berkaitan dengan peran dan fungsi masjid
sudah cukup banyak di antaranya adalah peranan masjid dalam dakwah dan
budaya (Mardotillah et al., 2020), peran masjid dalam membentuk karakter
akhlak mahasiswa muslim (Masjid & Siswanto, 2019), dan peran masjid dalam
pendidikan anak (Ikhwan, 2013). Namun terkait dengan peran masjid sebagai
sarana penyebaran Islam belum ada yang meneliti terkhusus pada objek Masjid
Raya Bandung. Oleh karena itu, peneliti berupaya untuk menganalisis
seberapa besar peran Masjid Raya Bandung dalam penyebaran Islam di
wilayah kota Bandung.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang bersifat
studi literatur dengan pendekatan induktif. Penelitian kualitatif merupakan
jenis penelitian yang tidak menggunakan prosedur statistik di dalamnya.
Metode ini lebih mengarah kepada analisis atau pendeskripsian secara rinci
dan mendalam mengenai masalah yang diteliti. Menurut Creswell dalam
(Nugrahani & Hum, 2014) penelitian kualitatif menggunakan cara pandang
induktif, berfokus pada makna individual serta menerjemahkan pada
kompleksitas suatu permasalahan. Penelitian ini bersifat studi literatur dengan
menggunakan data sekunder yang dikumpulkan, dikaji, dan ditinjau dari hasil
yang telah ada sebelumnya (Mus et al., 2021). Kemudian, penelitian ini juga
menggunakan pendekatan induktif yaitu menerapkan penalaran dari
permasalahan-permasalahan khusus menjadi sebuah kesimpulan atau teori
secara umum (Wahyu Setiawan & Ariani, 2022).
Objek penelitian ini adalah Masjid Raya Bandung yang terletak di Jl. Asia
Afrika, Balonggede, Kota Bandung. Peneliti melakukan observasi ke Masjid
Raya Bandung pada hari Minggu, 20 November 2022. Karena tidak bisa
bertemu dengan objek yang dapat diwawancara, peneliti memutuskan untuk
mengumpulkan data dari jurnal-jurnal yang telah ada sebelumnya. Sumber
data diambil dari Google Scholar dan dokumentasi pada saat observasi. Peneliti
menggunakan handphone untuk mengambil dokumentasi saat observasi dan
laptop untuk mencari jurnal-jurnal yang berkaitan dengan peran masjid dalam
penyebaran Islam. Kemudian data-data tersebut dikaji dan dianalisis untuk
menemukan permasalahan-permasalahan khusus yang kemudian akan
disimpulkan menjadi sebuah teori atau pernyataan yang bersifat umum.

2 Sejarah Peradaban Islam (Semester Ganjil 2022-2023)


Nabila Nur Afifah

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Pada awal abad ke-19, tepatnya pada tahun 1811-1812, berdiri sebuah
masjid yang kini dikenal sebagai salah satu masjid tertua yang ada di kota
Bandung. Masjid tersebut adalah Masjid Agung Bandung. Pada saat itu juga,
terjadi pemindahan ibukota Bandung dari Krapyak ke Cikapundung. Masjid ini
letaknya sangat strategis yaitu di pusat kota Bandung, bersebelahan dengan
alun-alun Bandung, lebih tepatnya di Jl. Asia Afrika, Balonggede, Kota
Bandung. Masjid Agung Bandung sekarang lebih sering disebut sebagai Masjid
Raya Bandung Provinsi Jawa Barat. Sebagai salah satu pusat kota, masjid ini
tentu memiliki peran yang sangat besar dalam penyebaran agama Islam
(Nugraheni, 2017).
Dilihat dari letaknya yang sangat strategis, tentu ini menjadi daya tarik
tersendiri bagi masyarakat kota Bandung. Bahkan masyarakat dari luar kota
Bandung pun turut berbondong-bondong untuk mengunjungi masjid ini.
Bangunannya yang megah dan luas mampu untuk menampung hingga ribuan
jamaah. Masjid ini juga memiliki dua menara kembar yang menjulang sangat
tinggi. Pengunjung dapat menikmati pemandangan kota Bandung dari atas
menara ini. Alun-alun Bandung yang berada tepat di depan masjid ini menjadi
salah satu objek yang menarik bagi pengunjung apalagi dari kalangan anak-
anak. Lapangan rumput sintetis yang luas dapat menjadi tempat bermain yang
menyenangkan bagi anak-anak.

Gambar.2 Bagian dalam yang


luas mampu untuk menampung
ribuan jamaah

Gambar.1 Pintu masuk Masjid Raya Bandung

Sejarah Peradaban Islam (Semester Ganjil 2022-2023) 3


Peran Masjid Raya Bandung dalam Kontribusinya Sebagai Sarana Penyebaran Islam

Gambar.3 Menara Masjid Raya Bandung

Selain memiliki daya tarik yang telah disebutkan di atas, Masjid Raya
Bandung tentunya juga memiliki peran yang sangat besar dalam penyebaran
ajaran Islam. Hal ini dapat kita lihat dari program-program rutin yang telah
terlaksana dengan sangat baik, manajemen masjid yang sudah mulai tertata,
serta penggunaan website yang dapat membantu untuk menyebarkan dakwah
Islam dengan mudah ke seluruh penjuru Indonesia, khususnya kepada
masyarakat kota Bandung.

Gambar.4 Website Masjid Raya Bandung

Program rutin Masjid Raya Bandung yaitu ada ibadah sholat lima waktu
dengan imam dan muadzin yang telah terjadwal, kemudian terdapat juga
jadwal majelis taklim rutin. Dari program rutin ini dapat kita lihat bahwa
Masjid Raya Bandung berperan sebagai sarana penyebaran agama Islam dalam

4 Sejarah Peradaban Islam (Semester Ganjil 2022-2023)


Nabila Nur Afifah

pelaksanaan ibadah wajib serta penyelenggaraan majelis-majelis ilmu untuk


memperdalam pemahaman masyarakat terhadap ajaran Islam.
Masjid Raya Bandung memiliki manajemen pengelolaan masjid yang
sangat baik, terutama yang terlihat adalah pada fasilitas yang tersedia. Tempat
wudhu yang luas, toilet yang bersih, ada tempat peminjaman mukena untuk
perempuan, dan yang paling menarik menurut peneliti adalah Masjid Raya
Bandung menyediakan loker untuk menyimpan alas kaki yang dilengkapi
dengan kunci pada setiap lokernya. Pada setiap sudut masjid juga sudah
dilengkapi dengan kamera pengawas. Petugas yang melayani peminjaman
mukena dan petugas yang menjaga loker penyimpanan melayani para jamaah
dan pengunjung dengan sangat ramah. Tanpa kita sadari, bentuk pengelolaan
dan pelayanan masjid yang sangat baik ini dapat dikatakan sebagai bentuk
penyebaran agama Islam karena di dalam pelaksanaannya mengandung nilai-
nilai agama Islam yang diterapkan dengan baik.
Seiring dengan perkembangan zaman serta kemajuan teknologi, banyak
terjadi perubahan yang asalnya masih menggunakan cara konvensional kini
perlahan-lahan sudah mulai mengalami proses digitalisasi. Masjid Raya
Bandung memanfaatkan kondisi ini dengan membuat website yang bernama
masjidraya.com untuk menyebarkan dakwah Islam serta melaporkan kegiatan
yang telah terlaksana sebelumnya. Sudah sangat jelas bahwa dengan
menggunggah konten-konten dakwah di website ini maka Islam akan semakin
mudah untuk tersebar ke seluruh penjuru Indonesia bahkan dunia. Website ini
dapat diakses dimana saja dan kapan saja, tidak terbatas oleh ruang dan waktu
sehingga bisa dijadikan sebagai sarana untuk menyebarkan Islam dengan
mudah.

SIMPULAN
Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Masjid Raya
Bandung ini memiliki peran yang sangat besar dalam penyebaran ajaran Islam.
Tak hanya melewati ceramah saja tetapi juga melewati nilai-nilai Islam yang
diterapkan pada pelayanan dan pengelolaan masjid. Masjid Raya Bandung juga
memanfaatkan teknologi sebagai sarana yang dapat memudahkan untuk
menyebarkan syiar Islam. Selain itu, fungsi dari masjid itu sendiri tidaklah
hanya sebagai tempat ibadah saja. Namun, umat Islam dapat menggunakannya
sebagai tempat menuntut ilmu, tempat untuk mengadakan perkumpulan yang
membahas tentang suatu permasalahan dalam agama, serta kegiatan lainnya
yang memiliki nilai keagamaan.

REFERENSI
Ahlan. (2022). PERAN MASJID SEBAGAI BASIS PERADABAN ISLAM. In Jurnal
Kajian Islam Interdisipliner (Vol. 2, Issue 2).
http://riset.unisma.ac.id/index.php/natiq/article/view/16066DOI:http://
dx.doi.org/an-natiq.v2i2.16066
Ikhwan, A. (2013). OPTIMALISASI PERAN MASJID DALAM PENDIDIKAN
ANAK: PERSPEKTIF MAKRO DAN MIKRO. Edukasi, 01, 001–016.

Sejarah Peradaban Islam (Semester Ganjil 2022-2023) 5


Peran Masjid Raya Bandung dalam Kontribusinya Sebagai Sarana Penyebaran Islam

Mardotillah, M., Hendro, A., Soemarwoto, R., & Raksanagara, A. (2020). Peran
Masjid Lautze 2 Bandung dalam Dakwah dan Budaya. Khazanah Theologia, 2(1),
9–22. https://doi.org/10.15575/kt.v2i1.8188
Masjid, P., & Siswanto, B. (2019). PERANAN MASJID DALAM
MEMBENTUKKARAKTER AKHLAK MUSLIM MAHASISWA STSN: Vol. V
(Issue 1).
Masjid Sebagai Pusat Peradaban Islam dan Pemberdayaan Umat. (2022). Adv.Kompas.Id.
https://adv.kompas.id/baca/masjid-sebagai-pusat-peradaban-islam-dan-
pemberdayaan-umat/
Mus, R., Thaslifa, T., Abbas, M., & Sunaidi, Y. (2021). Studi Literatur: Tinjauan
Pemeriksaan  Laboratorium pada Pasien COVID-19. Jurnal Kesehatan Vokasional,
5(4), 242. https://doi.org/10.22146/jkesvo.58741
Nugrahani, F., & Hum, M. (2014). Metode penelitian kualitatif.
Nugraheni, A. A. (2017). Sejarah Pembangunan dan Renovasi pada Masjid Agung
Bandung. Seminar Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia, A251–A258.
https://doi.org/10.32315/sem.1.a251
Wahyu Setiawan, A., & Ariani, M. B. N. (2022). Determinasi Faktor Yang
Mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
– 2019. Jurnal Indonesia Sosial Sains, 3(1), 1–9.
https://doi.org/10.36418/jiss.v3i1.505
 

6 Sejarah Peradaban Islam (Semester Ganjil 2022-2023)

Anda mungkin juga menyukai