Anda di halaman 1dari 32

PASSIVE DESIGN - VISUAL COMFORT

TEAM 1:
SELVIA KHOEANLAU - 21180005
JENNIFER CLAUDIA - 21180011
ARLYN KEIZIA - 21180012
LOREN ANDRIAGO - 21180026
SHELLY ANTONI - 21180021
ERIKA CLARESTHA - 21180032

PROGRAM STUDI BUILDING PHYSIC 1


FAKULTAS TEKNIK ARSITEKTUR PODOMORO
UNIVERSITY
TAHUN AJARAN 2018/2019.
1
DAFTAR ISI
Cover ........................................................................................................................ 1
Daftar isi ................................................................................................................... 2
Bab I : Theory .......................................................................................................... 3
1.1 Pengertian passive design........................................................................ 3
1.2 Visual comfort ........................................................................................... 3
1.2.1 Faktor faktor yang mempengaruhi masuknya daylight ke dalam
bangunan................................................................................... 3
1.2.2 Faktor faktor yang mempengaruhi masuknya indirect daylight ke
dalam bangunan ........................................................................ 4
1.2.2.1 Faktor dari luar bangunan .............................................. 4
1.2.2.2 Pengaruh dariexterior bangunan ................................... 6
1.2.2.3 Pengaruh dari interior bangunan ................................... 11
1.2.3 Strategi daylight klasik ................................................................ 13
1.2.4 Strategi daylight dengan teknologi .............................................. 13
1.2.5 Sistem transportasi menggunakan heliostat ............................... 14
1.2.6 Teknik pencahayaan ................................................................... 15
1.2.7 Teori spektrum warna ................................................................. 16
1.2.8 Polusi cahaya.............................................................................. 16
1.2.9 Manfaat cahaya .......................................................................... 18
Bab II : Study Case .................................................................................................. 19
2.1 Church of light .......................................................................................... 19
2.1.1 Deskripsi Church Of Light ........................................................... 19
2.1.2 Analisa Church Of Light .............................................................. 21
2.2 Koshino house .......................................................................................... 23
2.2.1 Deskripsi Koshino House ............................................................ 23
2.2.2 Analisa Koshino House ............................................................... 24
2.3 Bell-lloc Winery ......................................................................................... 27
2.3.1 Deskripsi Bell-lloc Winery ........................................................... 27
2.3.2 Analisa Bell-lloc Winery .............................................................. 30
Daftar pustaka ......................................................................................................... 31

2
Bab I: Theory

1.1 Passive Design

pasif desain merupakan sebuah cara mendesain dengan mengurangi


penggunaan sistem mekanis dan energi sebesar 80% dan juga mengurangi
emisi CO2, yang secara otomatis lebih ramah lingkungan. pasif desain juga cara
desain yang peka terhadap konteks atau lingkungan sekitar untuk memenuhi
kebutuhan bangunan itu sendiri, Berikut merupakan basic spatial comfort yang
diterapkan pada bangunan pasif desain

• Kenyamanan visual
• Kenyamanan thermal
• Kenyamanan akustik

1.2 Visual Comfort

Untuk memenuhi visual comfort pada passive design dibutuhkannya


cahaya matahari didalam bangunan, pendistribusian cahaya matahari ke dalam
ruangan bisa melalui side lighting (bukaan samping), top lighting (bukaan di atas)
atau kombinasi dari keduanya. Strategi daylighting terbagi menjadi 2 yaitu:

• Strategi daylighting klasik


• Strategi daylighting dengan teknologi

1.2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi masuknya daylight ke dalam


bangunan

● Faktor langit : faktor pencahayaan lansung dari langit yang masuk


3
ke dalam ruangan
● Faktor Refleksi luar: pencahayaan yang berasal dari refleksi
benda-benda yang berada di sekitar bangnan yang bersangkutan.
● Faktor Refleksi dalam: pencahayaan yang berasal dari refleksi
permukaan-permukaan dalam ruangan. Dari cahaya yang masuk
ke dalam ruangan, akibat refleksi benda-benda di luar ruangan
luar maupun dari cahaya langit

1.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi masuknya indirect daylight


kedalam bangunan

Faktor-faktor yang mempengaruhi masuknya cahaya indirect


daylight ke dalam bangunan ada dari faktor luar bangunan seperti
banagunan lain dan vegetasi, ada dari faktor bangunan itu sendiri seperti
obstruction, penggunaan material, detail-detail pada bangunan, ketinggian
jendela dan sunscreen, dan ada juga faktor dari dalam bangunan atau
interior seperti gorden dan lightself

1.2.2.1 Faktor dari luar bangunan

• Jarak bangunan lain: jarak bangunan lain dan orientasi di


mana bangunan itu berada menjadi salah satu faktor
masuknya cahaya ke bangunan, dengan adanya bangunan
lain yang berdekatan atau di orientasi tertentu maka cahaya
yang masuk ke dalam bangunan merupakan indirect daylight
atau bayangan dari bangunan lain, hal tersebut harus
diperhatikan pada ruang-ruang tertentu, jika ruang tersebut
membutuhkan pencahayaan yang terang maka
menempatkannya ke bagian dari site yang dekat dengan
bangunan tinggi maka akan membuat pencahayaan di

4
dalam ruangan tersebut tidak optimal namun sebaliknya jika
diletakkan berdekatan dengan ruang yang tidak
membutuhkan cahaya matahari akan menjadi keuntungan
bagi ruangan tersebut
• Vegetasi: vegetasi yang ada di sekitar bangunan dapat
menjadi buffer cahaya direct ke dalam bangunan, dengan
menumbuhkan vegetasi di sekitar bangunan selain dapat
menjadi buffer direct light, vegetasi juga dapat menurunkan
suhu udara luar yang mempengaruhi perpindahan panas
dari luar ke dalam bangunan dan interior.

Vegetasi dapat digunakan untuk konservasi energi pada


bangunan dengan cara berikut:

• Adanya bayangan yang dihasilkan terhadap


bangunan
• roof gardens (atau atap hijau)
• Buffer terhadap angin dingin dan panas
• Mengubah arah angin

5
1.2.2.2 Pengaruh dari eksterior bangunan

• Orientasi jendela, penempatan atau orientasi jendela


diletakan sesuai dengan seberapa besar intensitas cahaya
dan kapan atau waktu cahaya tersebut diperlukan seperti
contohnya jika ruangan kamar maka dibutuhkan cahaya pagi
hari maka jendela memiliki orientasi timur agar memudahkan
cahaya pagi hari masuk ke dalam ruangan
• Ketinggian jendela, ketinggian jendela mempengaruhi sudut
masuknya cahaya ke dalam ruangan, jika jendela diletakkan
dengan posisi yang lebih tinggi maka cahaya yang masuk ke
dalam ruangan akan sepenuhnya menerangi ruangan
tersebut dan cahaya dominan masuk pada saat matahari
berada di posisi jam 10 pagi - 2 siang akan memiliki efek
berbeda pada jendela yang diletakkan pada bagian tengah
dari dinding yang hanya akan memasukan cahaya secara
langsung di waktu dan area yang lebih terbatas, sedangkan
jendela yang di posisi kan di bagian bawah dari dinding akan
memberikan kesan dramatis karena cahaya yang masuk
dipantulkan kembali oleh keramik
• Bentuk dan ukuran skylight dan jendela, besaran dan bentuk
dari jendela mempengaruhi cahaya yang masuk dan berapa
besar intensitas dari cahaya, karena besar kecilnya jendela
akan mempengaruhi seberapa besar cahaya yang masuk ke
dalam ruangan, dengan penggunaan jendela yang besar
maka cahaya akan lebih leluasa masuk ke dalam ruangan
• Denah dan luasan daerah, penempatan jendela dengan
jarak tertentu antara satu dan yang lainnya akan
menimbulkan bayangan di antaranya dimana bayangan
tersebut bisa dimanfaatkan untuk aktivitas tertentu atau
malah dihilangkan dengan cara mendekatkan jendela satu

6
dengan yang lainnya. Selain itu mendekatkan jarak antar
jendela juga dapat membuat intensitas cahaya yang masuk
ke dalam ruangan lebih intensif

Pergerakan cahaya matahari

Pantulan cahaya melalui light shelf

7
Perhitungan cahaya matahari masuk
terhadap penempatan letak jendela.

Perhitungan cahaya matahari yang


masuk melalui jendela

8
Perhitungan cahaya matahari yang masuk dengan light shelf

Perhitungan cahaya matahari yang masuk dengan light shelf

9
Perhitungan cahaya matahari yang masuk dengan horizontal blinds.

10
1.2.2.3 Pengaruh dari interior bangunan

• Penggunaan light self mempengaruhi indirect daylight karena


dengan penggunaan light self cahaya dapat di pantul kan ke
daerah tertentu dan membuat pengguna ruangan
mendapatkan pencahayaan yang nyaman untuk aktivitasnya,
kemiringan dari light shelf sendiri dapat diatur sesuai dengan
orientasi jendela, ketinggian dan musim
• Penggunaan glass shading, penutup jendela atau kaca
seperti penggunaan gorden jenis sheer yang terkesan tipis
dan transparan namun gorden jenis ini berfungsi sebagai
buffer dari matahari agar cahaya yang masuk tidak
berlebihan dan menimbulkan ketidaknyamanan, selain jenis
sheer ada juga gorden jenis Cascades yang ketinggiannya
bisa diatur sesuai dengan keinginan dan gorden jenis
valances yang digantung di bagian atas dari jendela yang
dapat menahan matahari di siang hari langsung masuk ke
dalam bangunan. Selain dari ketiga sebelumnya ada juga
gorden jenis Blinds yang dapat memblokade cahaya dari luar
jika dibutuhkannya ruangan yang gelap
• Penggunaan cat, warna keramik, furniture dan warna interior
pada bagian dalam bangunan, Semakin muda warna bidang-
bidang ruangan ataupun mendekati warna
putih, penerangan ruangan semakin baik dan ekonomis
karena jumlah cahaya yang masuk dipantulkan kembali oleh
bidang-bidang yang memiliki warna lebih cerah. Warna
keramik pada Lantai sebaiknya jangan terlalu putih bila
ruangan sudah memiliki penerangan yang cukup, karena
dengan menggunakan warna keramik yang terang pada
ruangan yang memiliki cahaya yang berlebihan akan

11
membuat mata mudah penat atau mudah lelah, disarankan
menggunakan warna keramik Lantai yang agak gelap untuk
menyejukkan mata dari cahaya yang masuk secara
berlebihan ke dalam bangunann. Warna muda ringan (warna
pastel) memberikan kesan menggairahkan dan
mengungkapkan rasa fajar muda sedangkan Warna putih
merupakan pemantul cahaya yang baik sekali tetap berkesan
dingin atau steril.
• Glass properties, Ketebalan dari kaca dan jenis kaca di
anjurkan untuk tidak terlalu banyak menggunakan jenis kaca
VT (visible transmittance) yang secara tidak langsung akan
meningkatkan (SHGC) solar heat gain coefficient yang harus
diperhatikan pada saat musim panas atau di negara 2
musim

Gorden jendela tipe Sheer Gorden Jendela tipe Cascades

Gorden Jendela tipe Valances Gorden jendela tipe Blinds

12
1.2.3 Strategi Daylighting Klasik

Strategi ini mengandalkan bidang vertikal pada fasad dan jendela


jendela bangunan untuk memasukan cahaya matahari kedalam bangunan
terutama kepada ruang-ruang tertentu yang membutuhkan intensitas
cahaya yang tinggi. Berikut adalah elemen-elemen strategi daylight klasik:

• Light Shelf dan Sunscreen


• Reflektor
• Vegetasi

1.2.4 Strategi Daylighting dengan Teknologi

Strategi daylighting dengan teknologi diterapkan pada bangunan


yang bertingkat atau bangunan yang memiliki basement/ Underground,
sistem daylighting ini menggunakan reflektor (heliostat) sebagai
pendistribusi cahaya matahari di dalam bangunan. Salah satu sistem
pengontrolan daylight dengan teknologi ke ruang-ruang interior bangunan
disebut sebagai “core daylighting system”

Diagram Heliostat Diagram persebaran cahaya


Pada bangunan bertingkat

13
Diagram persebaran cahaya pada bagian
underground bangunan

1.2.5 Sistem Transportasi “Core Daylight System” Menggunakan


Heliostat

● Open light well or atria: agar cahaya matahari dapat masuk,


reflektor ditempatkan pada bidang-bidang overstek dengan
kemiringan yang didesain khusus untuk memantulkan cahaya ke
ruang-ruang yang lebih dalam
● A hollow reflective light guide: pipa berbentuk segi empat yang
diletakan sejajar dengan hollow lalu di beri cermin pada ujung pipa
untuk memantulkan cahaya kembali
● Optical fibers guides: merupakan sebuah pipa fiber yang dapat
beradaptasi pada sistem struktur bangunan

Pipa yang digunakan pada sistem


“A hollow reflective light guide”

14
1.2.6 Teknik Pencahayaan

● Pencahayaan ke bawah ( Downlight ) adalah arah pencahayaan


datang dari atas dan menyinari objek di bawahnya. Ruangan-
ruangan di rumah memerlukan pencahayaan downlight yang
berfungsi sebagai pencahayaan secara merata.
● Pencahayaan ke atas ( Uplight ) adalah arah cahaya yang datang
dari bawah ke atas. Efek cahaya yang ditimbulkan yaitu kesan
megah, dan memunculkan dimensi. Jenis pencahayaan ini lebih
cenderung ke pencahayaan dekoratif.
● Pencahayaan dari belakang ( Backlight ) adalah cahaya yang
berasal dari belakang objek. Hal ini dilakukan untuk member
aksentuasi pada objek, misalnya untuk memunculkan siluet.
● Pencahayaan samping ( Side Light ) Side Light ini sama dengan
backlight, sidelight dimaksudkan untuk memberikan penekanan
pada elemen-elemen interior tertentu yang menjadi aksen. Dan
kebanyakan arah cahaya ini dipakai pada artwork, atau benda-
benda seni lainnya.
● Pencahayaan dari depan ( Front Light ) Cahayanya datang dari
depan objek, dan cahaya tersebut sebaiknya merata. Cahaya yang
tersebar rata membuat foto/lukisan tersebut terlihat apa adanya.
Kecuali jika kita menginginkan bagian tertentu terlihat lebih terang
atau lebih gelap.

15
1.2.8 Teori Spektrum Warna

Spektrum warna sebenarnya berasal dari pantulan sebuah cahaya


yang melewati dinding prisma dan memecah cahaya tersebut menjadi
beberapa cahaya baru. Warna primer menurut teori warna pigmen dari
Brewster adalah warna-warna dasar. Warna-warna lain dibentuk dari
kombinasi warna-warna primer. Pada dasarnya warna primer merupakan
konsep biologis, yang didasarkan pada respon fisiologis mata manusia
terhadap cahaya.

1.2.7 Polusi Cahaya

● Light Trespass (cahaya yang salah masuk): Light trespass


biasanya terjadi ketika cahaya yang tidak diinginkan masuk ke
sebuah properti, misalnya ketika cahaya yang kuat masuk melalui
salah satu jendela rumah dari luar rumah sehingga menyebabkan
gangguan
● Over-illumination (penerangan yang berlebih): Over-illumination

16
biasanya terjadi karena kesalahan pengguna yang mengakibatkan
penggunaan cahaya yang berlebihan.
● Skyglow (langit yang bercahaya): Skyglow yang merujuk pada
“sinar” efek yang dapat dilihat pada area yang padat penduduknya.
Skyglow merupakan kombinasi dari semua lampu yang dipantulkan
ke langit yang tersebar dan kembali ke tanah oleh atmosfer.
Hamburan ini sangat terkait dengan panjang gelombang cahaya
ketika udara sangat bersih (dengan jumlah aerosol yang sedikit).
● Light Clutter (kekacauan cahaya): Light clutter adalah berlebihnya
cahaya yang berkelompok. Cahaya yang berkelompok dapat
menimbulkan kebingungan, dan dapat menyebabkan kecelakaan.
Light Clutter biasanya terjadi di jalanan, karena desain yang buruk
dari lampu jalanan, atau iklan yang terang benderang mengelilingi
jalan.
● Glare (silau):
• Silau yang membutakan (blinding glare), dapat dideskripsikan
seperti efek setelah melihat matahari, membutakan dan
meninggalkan defisiensi penglihatan baik sementara maupun
permanen.
• Silau yang membuat tak mampu melihat (disability glare),
dapat dideskripsikan seperti efek setelah melihat lampu mobil
yang sedang melaju, mengurangi kontras, dengan
pengurangan yang signifikan dalam kemampuan melihat.
• Silau yang membuat tak nyaman melihat (discomfort glare),
tidak menyebabkan situasi yang bahaya, meskipun
mengganggu dan menjengkelkan. Dapat menyebabkan
kelelahan jika mengalami dalam waktu yang cukup lama.

17
1.2.9 Manfaat Cahaya
● Cahaya sebagai fungsional: Cahaya yang hanya berfungsi untuk
menerangi suatu ruangan. Peletakannya diletakan ditempat yang
dirasa butuh penerangan tanpa memikirkan keindahan cahaya yang
dihasilkan di tempat tersebut
● Cahaya sebagai estetika: Cahaya yang diatur peletakannya
sedemikian rupa sehingga dapat menciptakan keindahan cahaya
tersebut di dalam suatu ruangan. Cahaya ini tidak digunakan untuk
menerangi seluruh ruangan.

18
Bab II: Study Case

2.1 Church of Light

Karya : Tadao Ando

Tahun : 1989

Kategori : Gereja

Lokasi : Ibaraki, Osaka, Jepang

2.1.1 Deskripsi Church Of Light

Bangunan ini merupakan sebuah gereja yang dibangun pada tahun


1989. Terletak di Ibaraki, Osaka, Jepang. Bangunan ini merupakan sebuah
karya dari Tadao Ando, bangunan ini memiliki bentuk geometri dasar kotak
dengan beton sebagai material utamanya. Bangunan ini sendiri memiliki
konsep Minimalis dan Filsafat Zen. Minimalis yang dimaksud adalah
menghadirkan sesuatu yang murni, dingin, halus, dan segar, sehingga dapat
membuat perasaan menjadi rileks dan tenang. Sedangkan Zen bertujuan
untuk penciptaan kekosongan atau keterbukaan ruang dalam upaya untuk
menciptakan pengalaman sebenarnya akan penciptaan kualitas batin.

19
Gereja ini terdiri dari 3 bagian yaitu main chapel, sunday school, dan
ministry house. Gereja ini dinamakan church of the light karena bangunan ini
memiliki bukaan yang berbentuk salib, yang gunanya adalah untuk
menambah nilai estetika dan juga sebagai pencahayaan.

Bukaan pada bangunan salib Facade Church Of Light

Site Plan Church Of Light

20
2.2.2 Analisa Church of Light

Dinding yang memiliki bukaan salib ini menghadap ke arah timur,


menyebabkan cahaya yang masuk merupakan cahaya matahari pagi
sehingga tidak mengganggu orang yang berada didalamnya. Cahaya yang
masuk pada gereja ini berguna untuk memperkuat visual permukaan, hirarki
dan ruang. Dikarenakan Tadao Ando ingin memberikan kesan “kehadiran”
akan sesuatu yang lebih besar dan ketenangan batin untuk orang-orang
yang datang ke gereja tersebut. Pencahayaan yang terdapat di gereja ini
terdapat dari bukaan salib dan juga pintu masuknya yang berada di sebelah
barat. Cahaya matahari yang masuk dari arah pintu masuk merupakan
indirect light karena terdapat dinding beton dengan kemiringan 15° yang
membagi antara kapel dan area pintu masuk sehingga cahaya terhalang
oleh dinding tersebut.

Cahaya matahari yang menembus dinding menembus dinding


merupakan simbol diafan/turunnya rahmat Ilahi. Tanda garis bersilang vertikal
dan horizontal merupakan ikon salib yang berarti simbol dari agama
Kristen/Katolik. Deretan kursi berkapasitas sekitar 100 orang merupakan
indeks jumlah jemaat tiap pertemuan/tiap perayaan misa. Dinding polos yang
terekspos tekstur material yang didesain minimalis, sederhana, gaya modern.
Cahaya diafan merupakan simbol cahaya Ilahi yang menembus kegelapan.

Kursi dari bahan kayu papan penopang yang harganya murah


melambangkan kejujuran dan kesederhanaan. Pasangan 1 meja dan 1 kursi
di depan altar digunakan untuk tempat pemimpin misa/pertemuan. Misa atau
pertemuan dipimpin oleh 1 pemimpin yang biasa disebut romo atau pendeta.
Lantai yang menurun menuju altar merupakan simbol rendah yang berarti
mulia. Pengertian dari simbol diatas adalah gelap yang berarti buruk dan
terang yang berarti baik, modern yang berarti sederhana dan art nouveau
yang berarti elegan, polos yang berarti jujur, sederhana dan bidang

21
berornamen yang berarti eksklusif, manipulasi. Gereja, mempunyai simbol
kerohanian dan dunia yang terang. Gereja tersebut bergaya modern
minimalis sekaligus art nouveau (elegan). Relasi “gelap-terang” yaitu ketika
terang yang menembus kegelapan dianggap sebagai simbol rahmat Ilahi.
Relasi “polos-berornamen” yaitu ketika bentukan polos dianggap sebagai
simbol kejujuran dan kesederhanaan. Sedangkan relasi “modern-art
nouveau” yaitu ketika paduan gaya-gaya tersebut dianggap sebagai indeks
gaya postmodern.

Kode Teknik dapat dilihat dari adanya rekayasa arsitektur dengan


manipulasi spasial tersamar melalui bentukan bidang persegi yang saling
berpotongan dan struktur lantai yang bertahap menurun menuju altar,
melawan struktur umum bahwa altar biasanya berada di area yang
ditinggikan. Kode Sintagmatik dapat dilihat dari tipe ruang dengan sirkulasi
linier patah dan denah silang. Konvensi sintagmatik secara visual bahwa
ruang tersebut adalah ruang berkumpul terpimpin.

Kode Semantik dapat dilihat dari:

● Denotasi yang nampak adalah fungsi bukaan besar sebagai


jendela, selasar belakang adalah area masuk, kursi untuk duduk
jemaat saat beribadah
● Konotasi yang muncul dari visualisasi bentuk dan warna gambar
adalah paduan gaya modern, minimalis, dan art nouveau
● Konotasi ideologi yang dirumuskan adalah bahwa ruang tersebut
merupakan ruang ibadah liturgis
● Makna tipologi dari visualisasi gambar adalah ruang ibadah sebuah
gereja kecil yang sederhana.

22
2.2 Koshino House

Karya : Tadao Ando

Tahun : 1984

Kategori : Rumah

Lokasi : Ashiya-shi, Jepang

2.2.1 Deskripsi Koshino House

Koshino House merupakan sebuah bangunan yang dominan


menggunakan material beton dan kaca, Koshino House sendiri memiliki
konsep spatial organization yang memiliki 3 hirarki berdasarkan volume
yaitu double, single dan narrow volume. Massa bagian utara memiliki
double volume karena merupakan area yang banyak digunakan. Massa
bagian selatan memiliki single volume dengan organisasi ruangan linear
yang menggunakan koridor. Bagian belakang dari Koshino House terlihat
sama rata dengan lahan site karena ketinggian lahan dari bagian depan
dan belakang Koshino House berbeda

23
2.2.2 Analisa Koshino House

Untuk memenuhi kebutuhan cahaya di dalam ruangan Tadao Ando


mendesain Koshino House dengan orientasi selatan ke utara selain
dapat memasukan udara dan membuat sirkulasi udara di dalam ruangan
menjadi baik, dengan orientasi selatan ke utara Tadao Ando juga dapat
memasukan cahaya matahari sepanjang hari di mana di sisi kanan dari
koshino house diterangi oleh cahaya pagi hari dan dapat juga dilihat dari
desain bangunanya yang lebih menggunakan jendela- jendela atau
bukaan-bukaan besar di bagian kanan agar bangunan mendapat kan
cahaya matahari pagi, sedangkan pada bagian kiri Tadao Ando
cenderung memberi sedikit bukaan dan jika ada bukaan pun bentuknya
lebih kecil dan banyak ditumbuhi vegetasi yang menjadi buffer dari
matahari siang, fungsi vegetasi sendiri selain menahan panas untuk
mengontrol kenyamanan termal juga sebagai buffer agar cahaya yang
masuk ke dalam ruangan adalah indirect light atau cahaya yang tidak
langsung.

Karena konsep Koshino House yang lebih rendah dari lahannya


yang membuat lantai 2 dari Koshino House cenderung terlihat rata
dengan jalan, banyak penggunaan skylight di ruangan-ruangan tertentu
di mana cahaya sangat dibutuhkan di dalam ruangan tersebut seperti di
atelier, dan Tadao Ando memasukan cahaya ke semua ruangan karena
selain dari kebutuhan cahaya, memasukan cahaya matahari atau
daylight ke dalam ruangan juga dapat membuat ruangan tidak lembab
dan dapat membunuh bakteri-bakteri yang ada, seperti contoh
bagaimana Tadao Ando meletakan toilet di bagian kiri dari bangunan di
mana ruangan di dalam bangunan yang paling membutuhkan cahaya
panas adalah toilet agar dapat membunuh bakteri-bakteri yang ada di
dalam toilet.

Konsep Light and Shadow pada Koshino House dibuat dengan

24
mengandalkan atap dan dinding. Pada dinding koridor yang bagian
depannya adalah tangga utama dari Koshino House dibuatkan bukaan
berbentuk kotak dengan ukuran yang berbeda- beda lalu ditutup oleh
kaca, penggunaan kaca pada bagian tersebut membuat bukaan tidak
memiliki batas dan tidak tertutup. Pada dinding koridor dapat dirasakan
cahaya yang masuk dari sisi-sisi koridor seakan membuat bayangan-
bayangan yang abstrak dan seakan dapat bergerak dengan seiringnya
pergerakan matahari. Koridor pada koshino house menggunakan strategi
daylight klasik, tanpa bantuan dari teknologi. Teknik pencahayaan yang

digunakan pada koridor Koshino House merupakan pencahayaan

downlight atau dari atas ke bawah, dimana pada koridor tersebut Tadao

ando memberi ukuran jendela sesuai dengan step tangga yang berada di
samping ruangan sehingga membuat sebuah ritme menggunakan

bayangan. Pada area ruang keluarga terdapat bayangan tangga utama,


yang memberikan efek ketenangan, kenyamanan, serta membuat beton
terlihat seperti mengkilap yang menerangi interior ruang keluarga.
Dinding dari Koshino House dibuat melengkung agar memberikan siluet
yang berbeda-beda dari setiap arah dan memberikan pencahayaan di
setiap sudut ruangan.

Pencahayaan pada bagian belakang dari koshino house


menggunakan pencahayaan downlight yang memanfaatkan skylight dari
bagian atas bangunan untuk memasukan cahaya, shades yang
ditimbulkan sesuai dengan arah matahari dan jam tertentu, karena kiri
dan kanan koshino house merupakan timur dan barat pencahayaan di
dalam ruangan tetap terang seharian, penggunaan sliding door pada
bagian kanan dari koshino house membuat cahaya matahari timur
langsung masuk ke dalam atelier. Penggunaan desain berbentuk
setengah lingkaran di bagian atelier sendiri membuat bayangan yang
masuk ke dalam bangunan melalui skylight sendiri tidak dapat masuk

25
sepenuhnya, cahaya yang masuk mengikuti bentuk dari bentuk setengah
lingkaran tersebut dan dengan kelebaran skylight pada bagian atas
bangunan hanya sekitar 25 cm, cahaya yang masuk seolah di pantulkan
ke dinding yang membuat cahaya yang menyebar kedalam ruangan
adalah cahaya tidak langsung

26
2.3 Bell-lloc Winery

Karya : Rafael Aranda (RCR


Arquitectes)
Tahun : 2007
Kategori : pabrik anggur
Lokasi : Palamos, Girona, Spain.

2.3.1 Deskripsi Bell-lloc Winery

Bell-lloc Winery merupakan ruang bawah tanah untuk produksi dan


pengecap anggur pribadi, yang terletak di antara kebun-kebun anggur dan
hutan, Bangunan ini dirancang sedemikian rupa sehingga sebagian
bangunan berada di bawah tanah, sehingga menciptakan kesatuan antara
lanskap dan bangunan. Pada bangunan ini juga terdapat ruang ibadah dan
auditorium kecil.

Bangunan ini memakai susunan lembaran baja daur ulang selebar


380mm, yang dimiringkan 17’. Penyusunan tersebut memungkinkan untuk
kita melihat batu batuan sekitar dan sebagai sirkulasi cahaya.

Bangunan ini menggunakan atap concertina yang terbuat dari


lembaran baja. Atap ini jika dilihat dari atas maka akan terlihat seperti
lipatan origami yang berantakan. Sementara atap bergerigi ini membuat
pengunjung dapat melihat ke arah lanskap yang indah/Ruang antara
lembaran baja memungkinkan pengunjung dapat melihat bebatuan di luar
dan poros cahaya di area tertentu memungkinkan cahaya alami masuk ke
dalam bangunan secara fungsional dan estetika, dan dapat menciptakan

27
efek transformasi dramatis saat matahari terbenam. Pada ruang ibadah,
cahaya masuk dari celah baja pada atap.

Menurut RCR arquitectes, amphitheater bawah tanah mengundang refleksi


" in the deep grounds of the structure of shadows."

Bentuk atap Bell-lloc Winery

28
Pergitungan cahaya masuk ke dalam bangunan

29
2.3.2 Analisa Bell-lloc Winery

Peletakan orientasi bangunan Bell-lloc Winery ini mengikuti konsep


arah mata angin dan dikarenakan bangunan ini berada pada spanyol yang
beriklim subtropis sehingga peletakan untuk kegiatan utama berada di
tengah sedangkan untuk servis area di sebelah barat dan timur bangunan
untuk menghindari radiasi matahari berlebih.

Pada bangunan di bagian barat yang tidak dikelilingi oleh lembaran


baja, terdapat banyak vegetasi yang digunakan untuk mengurangi radiasi
matahari pada bangunan. Pada bangunan yang berada didalam tanah,
cahaya matahari masuk dari atas (strategi downlight) akibat adanya celah di
antara baja yang mencuat keluar tanah. Cahaya yang masuk kedalam
bangunan cukup fungsional untuk orang berjalan tanpa harus membuka
lampu dan terdapat kesan dramatis saat berjalan diantara cahaya tersebut.
Pada saat malam hari, menggunakan strategi uplight yang terdapat di
pinggir sepanjang jalan yang memunculkan dimensi dari lembaran baja
sehingga muncul kesan kehangatan yang ada pada malam hari.

Shades yang ditimbulkan pada bangunan ini sesuai dengan arah


matahari dan jam tertentu. Dan di karena dibagian kiri dan kanan bangunan
Bell-lloc Winery merupakan timur dan barat sehingga pencahayaan di
dalam ruangan tetap terang seharian karena cahaya matahari masuk
melalui celah antara lembaran baja di sekeliling bangunan.

30
DAFTAR PUSTAKA

Futagawa, Yukio. 1991. Tadao ando detail: A.D.A. Edita


Pare, Richard. 2018.Tadao Ando: the colours of light volume 1: Phaidon Press
Jodidio, Philip. 2004. Ando: complete work: Taschen
https://www.researchgate.net/publication/304479756_Passive_Design
http://www.esru.strath.ac.uk/EandE/Web_sites/09-
10/Hybrid_systems/passivedesign.pdf
https://www.academia.edu/26939612/KENYAMANAN_VISUAL_MELALUI_PENCAHAY
AAN_ALAMI_PADA_KANTOR_STUDI_KASUS_GEDUNG_DEKANAT_FAKULTAS_TE
KNIK_UNIVERSITAS_BRAWIJAYA_MALANG
https://faithandform.com/feature/andos-cross/
https://www.archute.com/church-of-the-light/
https://issuu.com/ridhopawenang/docs/church_of_the_light_tadao_ando_-_ri
http://www.arch.ttu.edu/visualization/arch_5344_virtual_reality/5344_Virtual_Reality_SP
04/Wu/Project_01_Indy_Project/Project-01-Indy_Project-page01.htm
https://i.pinimg.com/originals/c2/1f/5b/c21f5baef0d1b608a53c453126883811.jpg
PDF Strategi “daylighting” pada bangunan multi-lantai diatas dan dibawah permukaan
bawah tanah oleh Danny Santoso Mintorogo
https://www.archdaily.com/161522/ad-classics-koshino-house-tadao-
ando/5107fc41b3fc4b27200000bf-ad-classics-koshino-house-tadao-ando-photo
https://3dwarehouse.sketchup.com/model/c25c76c34104f413695f8d2dc45eeda1/koshin
o-house
http://architectboy.com/koshino-house-tadao-ando/
https://facades.lbl.gov/sites/all/files/daylight-in-buildings.pdf
Koshino House Analysis Esay by Alisha Nazali & Team (Taylor University)
https://www.dwell.com/article/la-bodega-winery-in-palamos-spain-383006e4
https://www.archdaily.com/536508/bell-lloc-winery-rcr-arquitectes?ad_medium=gallery
https://greenbuilding.jakarta.go.id/files/userguides/Vol-3-Lighting-UserGuide.pdf
https://nggatol.blogspot.com/2012/12/makalah-bunyi-dan-cahaya.html

31
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/25178/Chapter%20II.pdf;jsessio
nid=761E61D067A112F60DD44320F2C7FD15?sequence=4
https://yanatkj1smkmodel.blogspot.com/2013/03/spektrum-warna.html
https://devina2.blogspot.com/2015/01/teknik-pencahayaan.html
http://www.baghali.co/koshino-house-plan-dwg/koshino-house-ashiya-hyogo-japan-
1979-81-tatao-ando-of-koshino-house-plan-dwg/
https://www.cadblocksdownload.com/products/sketchup-3d-architecture-models-church-
of-light-tadao-ando
https://www.google.com/search?biw=1324&bih=644&tbm=isch&sa=1&ei=OFpmXcWxO
_O-
3LUP6by5wAg&q=koshino+house+coridor&oq=koshino+house+coridor&gs_l=img.3...5
6297.59010..59594...0.0..0.247.1130.0j7j1......0....1..gws-wiz-
img.......35i39j0i67j0j0i24.6Nr94HrOObc&ved=0ahUKEwjFrb-
xsKXkAhVzH7cAHWleDogQ4dUDCAY&uact=5#imgrc=yv8VQNLN0nTeBM:
http://www.cgarchitect.com/2013/12/church-of-the-light2
https://archello.com/project/church-of-light
https://www.google.com/search?q=church+of+the+light&rlz=1C1CHBF_enID860ID860&
source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwjC1M3TzaXkAhWj73MBHbiRD-
UQ_AUIESgB#imgrc=IQ6Kmh5mSAv8-M:
https://www.researchgate.net/publication/43330401_ANALISIS_TEKS_DAN_KODE_IN
TERIOR_GEREJA_KARYA_TADAO_ANDO_Church_of_The_Light_dan_Church_on_th
e_Water
https://www.dekoruma.com/artikel/60843/tipe-gorden-jendela
http://www.nzeb.in/knowledge-centre/passive-design/vegetation/
https://www.scribd.com/doc/155085962/Tugas-fisika-bangunan-pencahayaan-alami-
pada-rumah-tinggal
http://kisduarsitek.blogspot.com/2014/01/fisika-bangunan-pengaruh-cuaca-
terhadap.html?m=1

32

Anda mungkin juga menyukai