OLEH :
JURUSAN S1-ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………...…… i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………….…… ii
BAB 1 PENDAHULUAN …………………………………………………………….…… 1
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………………..…… 1
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………………………… 1
1.3 Tujuan……… ……………………………………………………………………..…… 2
BAB 2 PEMBAHASAN ……………………………………………………………….…… 2
2.1 Pencahayaan Buatan ……………………………………………………………..……… 3
2.1.2 Jenis Pencahayaan Buatan…………………………………………….…………………….… 3
2.2 Sistem Penghawaan Buatan..…… ……………………………………………….…… 4
2.2.1 Pengertian Sistem Penghawaan Buatan ………………………………………..…… 5
2.2.2 Sistem Penghawaan Buatan yang baik ……………………………………........…… 5
2.2.3 Jenis-Jenis Penghawaan Buatan ……..………………………………………..…… 6
BAB 3 PENUTUP ……………………………………………………………………..……11
3.1 Kesimpulan ………………………………………………………………………..…… 11
3.2 Saran …………………………………………………………………………………… 11
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.3 Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dipaparkan diatas, maka
dapat diuraikan tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Dapat mengetahui Pencahayaan dan Penghawaan Buatan
2. Dapat mengetahui bagaimana system penghawaan dan penghawaan buatan yang baik
3. Dapat mengetahui jenis pencahayaan dan penghawaan buatan
4. Dapat mengetahui kekurangan sistem pencahayaan dan penghawaan buatan
5. Dapat mengetahui kelebihan sistem pencahayaan dan penghawaan buatan
1.4 Manfaat
1. Mahasiswa arsitektur dan arsitek, yaitu dapat mempelajari dan memahami prinsip-
prinsip dasar mengenai pencahayaan dan penghawaan buatan serta dapat
menerapkannya pada desainnya.
2. Masyarakat umum/ klien, yaitu dapat memberikan pengetahuan tambahan tentang
penggunaan pengkondisian penghawaan alami dan penghawaaan buatan juga
diharapkan adanya komunikasi yang baik antara arsitek dengan klien (masyarakat
umum) sehingga penyampaian informasi tentang bangunan yang akan dibangun tidak
merugikan salah satu pihak.
BAB II
PEMBAHASAN
Pencahayaan (iluminasi) adalah salah satu elemen perancangan ruang dalam maupun
ruang luar yang penting, baik secara arsitektural maupun interior. Bentuk dan ukuran
ruangan, material dan detail dalam ruangan sangat dipengaruhi oleh kemunculan cahaya
alami. Cahaya tidak selalu diterapkan kepada inovasi struktural, yang lebih sering terjadi
adalah struktur itu sendiri yang dikembangkan untuk menciptakan kemungkinan pencahaaan
yang diinginkan dan untuk efek keruangan (spatial effect) (Lam1977).
Pencahayaan buatan adalah pencahayaan yang berasal dari sumber cahaya buatan
manusia yang dikenal dengan lampu atau luminer. Pada cuaca yang kurang baik dan malam
hari, pencahayaan buatan sangat dibutuhkan. Perkembangan teknologi sumber cahaya buatan
memberikan kualitas pencahayaan buatan yang memenuhi kebutuhan manusia (Lechner,
2001, p.472). Pencahayaan buatan membutuhkan energi untuk diubah menjadi terang cahaya.
Segi efisiensi menjadi pertimbangan yang sangat penting selain menjadikan pencahayaan
buatan sesuai dengan kebutuhan manusia. Pencahayaan buatan yang efisien mempunyai
fokus kepada pemenuhan pencahayaan pada bidang kerja. Satwiko (2004, p.78) menyatakan
pentingnya mengarahkan cahaya ke titik yang membutuhkan pencahayaan sebagai prioritas.
3
4
1) Pencahayaan cove Pencahayaan tidak langsung dari fixture yang terpasang menerus
pada dinding.
2) Pencahayaan coffer Jenis pencahayaan pada kantung (coffer) plafon lampu diletakkan
pada kantung kecil berbentuk persegi.
3) Pencahayaan luminous – ceiling Sumber cahaya seragam dengan memakai elemen
penyebar yang digantung dibawah ruang lampu secara seragam.
4) Pencahayaan valance ( bracket ) Jenis pencahayaan pada bidang atas dan bawah
pelindung dinding.
5) Pencahayaan cornice ( soffit ) Dinding yang kena cahaya hanya dari atas & plafon
yang tidak terkena cahaya akan terlihat gelap.
Ruangan yang dirancang harus dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas yang memadai, sistem
penghawaan misalnya. Jika ruangan tersebut kurang akan ventilasi, maka fasilitas tambahan
seperti AC dan kipas angin sangat dibutuhkan untuk menyejukkan ruangan.
yang harus memenuhi persyaratan tertentu sesuai dengan yang kita inginkan, tanpa
adanya ketergantungan dengan lingkungan luar, maka digunakan penghawaan buatan (air
conditioning).Penghawaan buatan di sini memiliki pengertian bahwa udara dalam ruang
dikondisikan berdasarkan beban kalor yang terjadi pada ruangan tersebut.Agar didapatkan
suatu sistim serta kapasitas pendingin yang tepat, maka perlu diketahui besarnya beban kalor
pada ruang/bangunan (karena fungsi AC adalah untuk menghapus beban kalor tersebut)
sehingga suhu dan kelembaban udara tetap nyaman.
Besar beban kalor yang terjadi ditentukan oleh: hantaran panas radiasi matahari, hantaran
panas secara transmisi,hantaran panas ventilasi atau infiltrasi, beban panas intern (manusia
dan peralatan elektronik ataumesin).Dengan memperhatikan hal di atas, maka didalam desain
ruang atau bangunan yangmenggunakan penghawaan buatan, harus menyertakan
pertimbangan-pertimbangan berikut:
Agar memberi kondisi yang nyaman secara terus-menerus dalam suatu bangunan, sistem-
sistem penghawaan harus mempertahankan keseimbangan antara kondisi-kondisi termal dan
atmosfer dalam dan kondisi-kondisi iklim yang terus-menerus berubah di luar ruangan dan
didalam ruangan itu sendiri. Jika suasana panas, sistem harus memberi cukup udara sejuk
untukmengatasi panas yang diperoleh dari luar. Dalam keadaan dingin, ia harus memberi
cukup panasuntuk menggantikan panas yang hilang
a. AC Split
Di lihat dari segi bentuknya AC Split ini memiliki dua bagian yaitu indoor dan uotdoor,
compressor pada AC Split in terletak pada bagian outdoornya dan memiliki kipas sebagai alat
untuk mengurangi panas yang ada pada pipa kondensornya.
Sedangkan pada bagian indoornya terdapat pipa evaporator dan motor listrik yang berfungsi
memutar blower dan kemudian di keluarkan pada ruangan yang telah di tentukan sehingga
ruangan tersebut menjadi dingin
7
Prinsip kerja pada AC Split adalah dimulai dari kompresor. Kompresor memompa
gas yang bertekanan tinggi dan bersuhu tinggi melalui pipa tekan (Discharge) ke kondensor.
Di dalam kondensor suhu gas yang tinggi dibuang oleh Fan yang terletak pada Outdoor unit,
sehingga suhu gas refrigerant menjadi dingin. Setelah melalui Condensor gas refrigerant
masuk ke Filter Dryer untuk disaring, agar gas yang mengalir tidak terdapat kotoran. Setelah
disaring gas (Freon) masuk ke pipa kapiler yang lubangnya begitu kecil, di dalam pipa ini
freon saling bertubrukan dan berdesak-desakan disini freon telah berubah wujud menjadi cair
yang sebelumnya berupa gas. Setelah melewati pipa kapiler freon akan menguap dan
mengambil panas didalam Evaporator yang hampa udara. Sehingga pipa-pipa di evaporator
menjadi dingin dan dihembuskan oleh fan motor yang ada dalam Indoor unit.
Setelah melakukan proses pendinginan freon di dalam evaporator, freon kembali
disedot masuk kembali melalui pipa hisap (suction) ke dalam Kompresor. Begitulah cara
kerja AC, singkatnya freon dipompa oleh kompresor keluar melalui pipa tekan lalu masuk ke
condensor lalu ke filter dryer kemudian masuk melalui pipa kapiler menuju evaporator dan
kembali ke kompresor melalui pipa hisap (Suction). Proses ini terus berulang ketika AC
digunakan.
-Kelebihan : bisa dipasang pada ruangan yang tidak berhubungan dengan udara luar dan
suara di dalam ruangan tidak berisik.
b. AC Window
Pada AC Window ini memiliki bentuk yang berbeda dengan bentuk lainnya, yaitu antara
indoor dan outdoornya memiliki tempat yang sama (menyatu), sehingga tidak memerlukan
tambahan pipa antara indoor dan outdoor AC tersebut.
Didalam pemasangan AC Window ini, kita harus melubangi tembok ruangan yang
akan di pasang tersebut. Letak indoornya berada di dalam ruangan dan letak outdoornya
berada di luar ruangan, tembok pembatas ini sangat di perlukan agar udara panas yang berada
di luar ruangan tidak masuk ke dalam ruangan yang bersuhu rendah, yang dapat
mengakibatkan kerusakan pada compressor AC Window tersebut.
-Kekurangan: karena komponen AC terpasang pada base plate yang posisinya dekat dengan
ruangan yang didinginkan, cenderung berisik terutama dari kompresor, tidak semua ruangan
dapat dipasang AC ini karena dipasang dengan bagian kondenser menghadap ke tempat
terbuka supaya udara panas dapat dibuang ke alam bebas.
c. AC Floor Standing
9
AC Floor standing ini memiliki bentuk yang besar baik pada indoornya maupun pada
outdoornya, peletakan AC Floor standing ini yaitu pada bagian indoornya di letakkan pada
dasar lantai ruangan yang di lengkapi dengan dudukannya, daerah pada bagian depan
indoornya harus lapang hal ini di sebabkan agar sirkulasi udara pada AC Floor standing
AC Floor standing ini mampu mencapai temperatur terendah hingga kurang lebih
10 derajat celcius sedangkan pemasangan pada bagian indoornya disebelah atas dibuat suatu
corong/dakting udara, yang dapat di tempatkan hingga ketinggian 3,5 meter. AC Floor
standing ini sangat banyak di gunakan pada setiap industri, karena memiliki kapasitas
ruangan yang cukup besar dibandingkan dengan AC lainnya dan AC ini biasanya di letakkan
dalam suatu ruangan produksi.
-Kelebihan: pemasangan pertama/pembongkaran serta pemeliharaan mudah dilaksanakan
dan harganya murah.
-Kekurangan: karena komponen AC terpasang pada base plate yang posisinya dekat dengan
ruangan yang didinginkan, cenderung berisik terutama dari kompresor, tidak semua ruangan
dapat dipasang AC ini karena dipasang dengan bagian kondenser menghadap ke tempat
terbuka supaya udara panas dapat dibuang ke alam bebas.
d. AC Sentral
Ukuran pada AC ini hampir sama dengan AC Floor standing yang memiliki
bentuk dan ukuran cukup besar. Perbedaannya ialah ukurannya dan tempatnya peletakkan
pada bagian indoornya. AC Central ini di pasang (di letakkan) pada bagian atas dekat ceilings
(plafon), dan AC ini lebih banyak di pasang dalam keadan tergantung.
10
AC Central ini memiliki dua buah blower yang di gunakan untuk menghisap suhu
dingin pada bagian evaporatornya dan mengeluarkannya keruangan yang telah di tentukan.
AC ini biasanya diberi corong udara/dakting pada depan blowernya, sebagai tempat penyalur
udara dari blower menuju ruangan. AC ini memiliki filter, yang dipasang pada bagian
belakang blower.
3.2 Saran
Salah satu bagian dari utilitas bangunan yang tidak bisa dipisahkan dalam suatu
rancangan adalah sistem penghawaan dan pencahayaan. Sebagai seorang arsitek seharusnya
mengetauhi dan memahami bagaimana sistem pencahayaan dan penghawaan yang baik
dalam suatu bangunan. Hal ini disebabkan karena pencahayaan dan penghawaan tidak hanya
berpengaruh terhadap kualitas bangunan tetapi juga terhadap civitas di dalam bangunan.
11
12
DAFTAR PUSTAKA
http://indonagano.com/index.php/2016/07/14/pengertian-ac-central-dan-sistem-kerjanya/
http://engineeringbuilding.blogspot.co.id/2011/02/jenis-sistem-pengkondisian-udara.html