Anda di halaman 1dari 20

PENGHAWAAN ALAMI

MAKALAH
untuk memenuhi tugas matakuliah
Fisika Teknik
yang dibina oleh Drs. H. Tri Kuncoro, S.T, M.Pd

Oleh
Muhammad Adib Fanani
170521626081

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK SIPIL
S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
SEPTEMBER 2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pencahayaan atau penerangan merupakan salah satu komponen agar
pekerja dapat bekerja atau mengamati benda yang sedang dikerjakan secara
jelas, cepat, nyaman dan aman. Lebih dari itu penerangan yang memadai akan
memberikan kesan pemandangan yang baik dan keadaan lingkungan yang
menyegarkan. Sebuah benda akan terlihat bila benda tersebut memantulkan
cahaya, baik yang berasal dari benda itu sendiri maupun berupa pantulan yang
datang dari sumber cahaya lain, dengan demikian maksud dari pencahayaan
adalah agar benda terlihat jelas. Pencahayaan tersebut dapat diatur sedemikian
rupa yang disesuaikan dengan kecermatan atau jenis pekerjaan sehingga
memelihara kesehatan mata dan kegairahan kerja (Subaris dan Haryono,
2008).
Menurut Latifah (2015:204), silau (glare) pada penerangan alami
adalah kesulitan melihat karena adanya cahaya cemerlang,baik yang
merupakan cahaya langsung dari matahari(sunlight) dan cahaya langit
(skylight) ,maupun cahaya hasil pantulan.membatasi luas sumber silau adalah
membatasi sudut pandang pengguna bangunan kea rah sumber cahaya yang
berluminasi besar atau menyilaukan (contoh: matahari,langit,juga obyek
pemantul di luar ruang),sehingga penerimaan jumlah cahaya berlebihan oleh
mata dan luminasi buruk dari obyek di dalam ruang yang terlihat mata dapat
dibatasi.
Menurut Latifah (2015:205), Dalam pembangunan juga terdapat
penerangan alami yang bermanfaat untuk penerangan dalam ruangan atau
bangunan dengan bukaan cahaya yang maksimal dan fungsional.dengan
bukaan cahaya yang maksimal dan fungsional matahari dapat langsung masuk
ke dalam ruangan atau banguanan dan luminansi yang terjadi pada obyek
dalam ruang akan tinggi.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat diambil rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimanakah metode antisipasi silau?
2. Bagaimanakah teknik penerangan alami ?
3. Apakah wujud dari teknik pasif pada penerangan alami?
4. Apasaja kegunaan bentuk-bentuk teknik pasif pada penerangan alami?
5. Apakah wujud dari teknik aktif pada penerangan alami?
6. Apasaja kegunaan bentuk-bentuk teknik pasif pada penerangan alami ?

1.3 Tujuan
Adapun maksud dan tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk memahami bagaimana metode antisipasi silau
2. Untuk mengetahui teknik penerangan alami
3. Untuk memahami berbagai bentuk wujud teknik pasif pada penerangan
alami
4. Untuk mengetahui macam-macam kegunaan dari berbagai wujud teknik
pasif pada penerangan alami
5. Untuk memahami berbagai bentuk wujud teknik aktif pada penerangan
alami
6. Untuk mengetahui macam-macam kegunaan teknik aktif pada penerangan
alami
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 METODE ANTISIPASI SILAU

Silau (glare) pada penerangan alami adalah kesulitan melihat karena adanya
cahaya cemerlang,baik yang merupakan cahaya langsung dari matahari (sunlight) dan
cahay langit (skylight),maupun cahaya hasil pantulan .

Terdapat dua tipe silau yang dialami pengguna ruang/bangunan ,yaitu sebagai
berikut:
1. Discomfortglare
Pengurangan kenyamanan visual Karena adanya kontras cahaya berlebih.
2. Disability glare
Pengurangan keampuan melihat karena adanya kontras cahaya berlebih.
Menurut Latifah (2015:204)

2.1.1 pengaturan orientasi bukaan cahaya


Pertimbangan dalam pengaturan orientasi bukaan cahaya yaitu:
1. jumlah cahaya

Orientasi bukaan cahaya menentukan jumlah cahaya yang diterima masuk ke


dalam ruang dan akhirnya akan menentukan luminasi obyek yang terlihat.

2. lintasan matahari dan lokasi di bumi

Lintasan matahari di langit spesifik tergantung lokasi,apakah terletak di


khatulistiwa atau di belahan bumi utara atau selatan.orientasi terbaik di Indonesia
untuk menghindari silau dan penerimaan radiasi panas matahari adalah utara-selatan
2.1.2 membatasi luas sumber silau

Membatasi luas sumber silau adalah membatasi sudut pandang pengguna


bangunan kearah sumber cahaya yang berluminansi besar atau menyilaukan
misalnya,matahari,langit,juga obyek pemantu di luar ruangan,ehingga penerimaan
jumlah cahaya berlebih oleh mata dan berluminansi buruk bagi obyek di dala ruang
yang terlihat mata dapat di batasi.

Membatasi luas sumberr silau di lakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Memperkecil luas bukaan cahaya


2. Memberi pembayang (shader) dan memperbesar dimensi pembayang
tersebut.pembayang yang dapat di integrasikan dengan desai bukaan cahaya
yaitu shading devices berupa sirip penangkal sinar matahari (spsm),atap
balkon dan atap lebar.
3. Membei penyaring (filter) dan memperkecil dimensi lubang tersebut.
Dengan pengaturan dimensi bukaan cahaya, termasuk penerapan desain
pembayang atau penyaring sinar matahari yang tepat maka cahaya yang
masuk dalam ruang yang terlihat mata dapat dikontrol, Sehingga efek silau
pada mata dapat dihindari.
Berikut gambaran kemungkinan masuknya sinar matahari langsung (sunlight)
dan pada suatu bukaan cahaya yang di bayangi oleh sirip, dengan variasi dimensi
dari bukaan cahaya dan sirip tersebut. (Latifah,2015:205)

Dengan bukaan cahaya yang luas dan sirip pembayangan sinar matahari
langsung yang pendek maka jumlah cahaya yang masuk ke dalam
ruang/bangunan dan luminasi yang terjadi pada obyek dalam ruang akan tinggi.
(Latifah,2015:206)
Dengan bukaan cahaya yang sempit dan sirip pembayangan sinar
matahari langsung yang pendek maka jumlah cahaya yang masuk ke dalam
ruang/bangunan masih dapat dibatasi dan luminansi yang terjadi pada obyek
dalam ruang akan berkurang. (Latifah,2015:206)

Dengan bukaan cahaya yang sempit dan sirip pembayangan sinar matahari
langsung yang panjang maka jumlah cahaya yang masuk ke dalam
ruang/bangunan dapat dibatasin dan luminasi yang terjadi pada obyek dalam
ruang lebih rendah lagi. (Latifah,2015:206)

2.1.3 Menaikkan Faktor Refleksi Dalam

Menaikkan faktor refleksi dalam adalah menaikkan potensi pemantulan


cahaya oleh permukaan obyek dalam ruang/bangunan,sehingga tidak terjadi kontras
berlebih antara luminasi sumber silau yang masuk pada bukaan cahaya,dengan
luminasi obyek di dalam ruang tersebut.

Menaikkan faktor refleksi dalam dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1) Penggunaan warna muda pada interior, makin muda warna makin besar pantul
cahayanya.
Penggunaan material interior bertekstur halus dan licin,makin halus dan licin
makin besar pantulan cahayanya. (Latifah,2015:208)
Sumber: http://www.gullsten-inkinen.com

2.2 TEKNIK PEMANFAATAN PENERANGAN ALAMI

Berdasarkan teknik pemanfaatannya,penerangan alami dibagi menjadi dua:

1.Teknik pasif (passive technique)

Teknik memanfaatkan cahaya alami untuk penerangan alami ruang/bangunan


dengan bukaan cahaya pada kulit/selubung bangunan tersebut.

2. Teknik aktif (active technique)

Teknik memanfaatkan cahaya alami untuk penerangan dalam ruang/bangunan


dengan bantuan sistem penerangan yang terpasang pada bangunan tersebut.
(Latifah, 2015:208)

2.3 TEKNIK PASIF PENERANGAN ALAMI

Wujud bukaan cahaya pada teknik pasif penerangan alami meliputi:

1.Jendela (window) 4.Sloped glazing

2.Clesrestory window 5.Atap gergaji (sawtooth roof)

3.Skylight 6.Sumur cahaya (lightwell)

(Latifah, 2015:208)
2.3.1 Jendela

Jendela adalah bukaan cahaya vertikal pada fasad bangunan dengan posisi
dekat dengan bidang kerja,yang dapat di fungsikan sebagai bukaan udara. (Latifah,
2015:208)

Sumber:
http://cdn-

cms.pgimgs.com/news/2016/01/jendela

2.3.2 Clerestory window

Clerestory window adalah bukaan cahaya vertical pada fasad bangunan


dengan posisi jauh dari bidang kerja di atas jendela,yang di fungsikan untuk
membantu perolehan cahaya pada ruang. (Latifah,2015:209)
Sumber: https://www.google.com/search?q=clerestory+window&client=firefox-
b&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwjFv4XIksvWAhVEJJQKHU-
IDzYQ_AUICigB&biw=1366&bih=674#imgrc=Rz_eZFEy5jYvXM:

2.3.3 Skylight

Skylight adalah bukaan cahaya besar pada atap bangunan.Berdasarkan


bentuknya skylight yaitu skylight datar,segitiga,dan lengkung. (Latifah,2015:209)

Sumber: http://ghar360.com/blogs/architecture/skylight-windows-home-interiors

Sumber:https://www.google.com/search?
q=skylight+window&client=firefox-
b&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwj5sOSvl8vWAhUBW5QKHfkuBn
wQ_AUICigB&biw=1366&bih=674#imgrc=46gvx1cjfMbmiM:
Sumber: http://kontraktor-surabaya.blogspot.co.id/2011/04/skylight-ceiling.html

2.3.4 Sloped Glazing

Sloped glazing adalah bukaan cahaya miring pada fasad bangunan.Jenis kaca
yang harus di gunakan harus dipilih dengan tepat agar tidak menimbulkan
kenyamanan termal. (Latifah,2015:210)

Sumber:https://www.google.com/search?q=Sloped+Glazing&client=firefox-
b&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwi1p6L4mcvWAhVQNbwKHRxQ
C0AQ_AUICigB&biw=1366&bih=674#imgrc=Tm3RiwVI5CB_jM:

2.3.5 Atap gergaji (sawtooth roof)

Atap gergaji adalah bukaan cahaya miring pada atap yang bisa digunakan
pada tipologi bangunan industi agar dengan ketebalan bangunan yang besar cahaya
tetap dapat masuk ke tengah bangunan. (Latifah,2015:211)
Sumber: http://www.chermsidedistrict.org.au/01_cms/details.asp?ID=209

2.3.6 Sumur Cahaya (lightwell)

Sumur cahaya adalah bukaan cahaya sempit pada atap bangunan yang di lengkapi
shaft dan difungsuikan untuk memasukkan cahaya alami dari atap bangunan hingga
ke level lantai di bawahnya yang membutuhkan penerangan alami.(Latifah,2015:211)

Sumber:https://www.google.co
m/search?
client=firefoxb&biw=1366&bih=674&tbm=isch&sa=1&q=lightwell+pada+bangun
an&oq=lightwell+pada+bangunan&gs_l=psyab.3...35100.36322.0.36885.13.7.0.0.0
.0.333.1040.0j1j2j1.4.0.dummy_maps_web_fallback...0...1.1.64.psy-
ab..11.0.0....0.3YGRplYSReU#imgrc=KgMaG6HVxTZV-M:

2.4 TEKNIK AKTIV PADA PENERANGAN ALAMI

Wujud bukaan cahaya pada teknik aktif penerangan alami meliputi:


1. light shelf

2. Prismatic skylight

3. Fiber-optic

4. Reflector

5. Light tube/tubular daylighting device (TDD)

6. Heliostat

(Latifah, 2015:212)

2.4.1 Light shelf

Light shelf adalah sistem penerangan alami menggunakan bidang pemantul


(Reflektor) pada fasad bangunandengan posisi pemasangan tertentu,agar dengan
sudut pantul yang terjadi di peroleh cahaya matahari tak langsung (indirect sunlight)
yang tidak menyilaukan.Posisi light shelf dapat di dalam atau di luar bangunan.
(Latifah, 2015:212)

Sumber: http://architectaria.com/alternatif-pengganti-skylight.html

2.4.2 Primatic Skylight

Primatic Skylight adalah skylight yang dilengkapi rotating mirror,sehingga


dapat diperoleh cahaya hasil pantulan yang lebih terang dari sekedar skylight
(luminasi bertambah hingga 35%), tetapi tidak menimbulkan silau karena arah
cahayanya menyebar. (Latifah, 2015:2014)

Sumber:http://www.tectonicaonli
ne.com/products/2280/prismatic_lenses_micro_skylight_lightcube_sunoptics

2.4.3 Fiber-optic

Fiber-optic adalah sistem penerangan alami yang menggunakan serat optic


sebagai alat transmisi energy cahaya dari pengumpul (collector) cahaya matahari di
atap bangunan menuju lampu yang terpasang di dalam ruang/bangunan. (Latifah,
2015:216)

Sumber: https://klikhost.com/mengenal-teknologi-fiber-optik-serat-optik/

2.4.4 Reflector

Reflector adalah sistem penerangan alami menggunakan pemantul agar di


dalam ruang/bangunan dapat diperoleh cahaya terang hasil pemantulan tak
menyilaukan. (Latifah, 2015:218)
Sumber:http://3.bp.blogspot.com/_KxMguA_YtLo/TAdCzW5MORI/AAAAAAAAAok/
QOBed1wjG3s/s400/8_Tenerife.jpg

2.4.5 Light tube/tubular daylighting device (TDD)

Light tube adalah sistem penerangan alami yang menggunakan tabung atau
pipa (diameter sekitar 20 inci) sebagai alat transmisi energy cahaya matahari dari
dome di atap bangunan menuju diffuser yang terpasang di dalam ruang/bangunan.
(Latifah, 2015:220)

Sumber: http://www.aiaindustries.com/tubular-skylights.html
Sumber:https://www.google.com/search?
client=firefoxb&biw=1366&bih=674&tbm=isch&sa=1&q=light+tube
%2Ftubular+daylighting+device&oq=light+tube
%2Ftubular+daylighting+device&gs_l=psyab.3...52893.75468.0.75939.61.45.0.0.0.
0.390.7485.0j23j2j9.34.0.dummy_maps_web_fallback...0...1.1.64.psyab..28.8.2899...
0j0i67k1j0i30k1.0.hZsFsOmxKXM#imgrc=GsE7jBLE0lXg3M:

2.4.6 Heliostat

Heliostat adalah sistem penerangan alami yang menggunakan alat heliostat


(berupa rotating reflector) dan fixed reflector agar di dalam ruang/bangunan dapat di
peroleh cahaya terang hasil pemantulan yang tak menyilaukan.Heliostat dapat
bergerak menyesuaikan dengan lintasan matahari karena telah terpasang
microprocessor di alat control system. (Latifah, 2015:222)
Sumber: http://heliotower.com/heliostat.html

BAB III

PENUTUP

1.1 Kesimpulan :
Dari hasil pembahasan tentang Penerangan alami maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Suatu pencahayaan alami di dalam ruangan sangat di butuhkan bagi setiap
penghuninya.
2. Teknik sistem penerangan alami dibagi menjadi dua yaitu aktif dan pasif.
Teknik aktif merupakan sistem penerangan yang menggunakan bantuan
peralatan mekanis. Dan teknik pasif merupakan teknik yang terjadi secara
alami. Teknik aktif dilakukan jika teknik pasif tidak menghasilkan
kenyamanan termal.
3. Sistem penerangan alami memiliki beberapa tujuan yaitu untuk memperoleh
penerangan di dalam ruangan sesuai kebutuhan pengguna bangunan secara
alami, memperoleh penerangan yang tepat pada sebuah bangunan.
4. Penerangan alami berkaitan langsung dengan sinar matahari.
5. Bahwa penerangan alami cocok diterapkan di bangunan yang tidak memiliki
cukup pencahayaan pada ruangannya.
6. Bahwa ada berbagai jenis metode penerangan alami baik dari teknik pasif
maupun aktif.

1.2 Saran:
Untuk membangun suatu bangunan hendaknya harus di perhatikan lokasi,
iklim,keadaan lingkungan,serta arah cahaya matahari juga sangat penting ketika
membangun suatu bangunan juga harus di perhatikan,karena agar pembangunan
yang terjadi dapat tepat memiliki penerangan alami yang cukup, dan membuat si
penghuni merasa puas akan hasil yang di terima.

DAFTAR RUJUKAN

Latifah, Nur Laela. 2015.Fisika Bangunan 1.Jakarta.Griya kreasi,


(Subaris dan Haryono, 2008).
http://www.gullsten-inkinen.com,’
http://cdn-cms.pgimgs.com/news/2016/01/jendela
https://www.google.com/search?q=clerestory+window&client=firefox-
b&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwjFv4XIksvWAhVEJJQKH
U-IDzYQ_AUICigB&biw=1366&bih=674#imgrc=Rz_eZFEy5jYvXM:
http://ghar360.com/blogs/architecture/skylight-windows-home-interiors
https://www.google.com/search?q=skylight+window&client=firefox-
b&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwj5sOSvl8vWAhUBW5QK
HfkuBnwQ_AUICigB&biw=1366&bih=674#imgrc=46gvx1cjfMbmiM:
http://kontraktor-surabaya.blogspot.co.id/2011/04/skylight-ceiling.html
https://www.google.com/search?q=Sloped+Glazing&client=firefox-
b&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwi1p6L4mcvWAhVQNbwK
HRxQC0AQ_AUICigB&biw=1366&bih=674#imgrc=Tm3RiwVI5CB_jM:
http://www.chermsidedistrict.org.au/01_cms/details.asp?ID=209
https://www.google.com/search?
client=firefoxb&biw=1366&bih=674&tbm=isch&sa=1&q=lightwell+pada+
bangunan&oq=lightwell+pada+bangunan&gs_l=psyab.3...35100.36322.0.3
6885.13.7.0.0.0.0.333.1040.0j1j2j1.4.0.dummy_maps_web_fallback...0...1.1.6
4.psy-ab..11.0.0....0.3YGRplYSReU#imgrc=KgMaG6HVxTZV-M
http://architectaria.com/alternatif-pengganti-skylight.html
http://www.tectonicaonline.com/products/2280/prismatic_lenses_micro_skyli
ght_lightcube_sunoptics
https://klikhost.com/mengenal-teknologi-fiber-optik-serat-optik/
http://3.bp.blogspot.com/_KxMguA_YtLo/TAdCzW5MORI/AAAAAAAAAok/Q
OBed1wjG3s/s400/8_Tenerife.jpg
http://www.aiaindustries.com/tubular-skylights.html
https://www.google.com/search?
client=firefoxb&biw=1366&bih=674&tbm=isch&sa=1&q=light+tube
%2Ftubular+daylighting+device&oq=light+tube
%2Ftubular+daylighting+device&gs_l=psyab.3...52893.75468.0.75939.61.4
5.0.0.0.0.390.7485.0j23j2j9.34.0.dummy_maps_web_fallback...0...1.1.64.psya
b..28.8.2899...0j0i67k1j0i30k1.0.hZsFsOmxKXM#imgrc=GsE7jBLE0lXg3M:
http://heliotower.com/heliostat.html

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai