Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL FINAL PROJECT

PRAKTIKUM FISIKA BANGUNAN


Disusun Oleh : Kelompok 2

Grovando Yun Subagyo 2413100012


M. Emir Hanif R. 2413100023
Akhmad Firdaus Hilmi 2414100011
Sartika Arie K. 2414100024
Adista Dinastari 2414100037
Rika Puspita Dewi Ni Putu 2414100038
Iqball Dwi Candra P. 2414100053
Dimas Yusuf Permana 2414100072
M.Mujahid Abrori 2414100090
Faiz Rafandio 2414100106
Deden Mahendra Wijaya 2415100006
M. Andro Purnomo 2415100034
Nuha Faza 2415100105

Asisten :
Afif Rifkirahman 2414100062

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK FISIKA


DEPARTEMEN TEKNIK FISIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2017

i
PROPOSAL FINAL PROJECT
PRAKTIKUM FISIKA BANGUNAN
Disusun Oleh : Kelompok 2

Grovando Yun Subagyo 2413100012


M. Emir Hanif R. 2413100023
Akhmad Firdaus Hilmi 2414100011
Sartika Arie K. 2414100024
Adista Dinastari 2414100037
Rika Puspita Dewi Ni Putu 2414100038
Iqball Dwi Candra P. 2414100053
Dimas Yusuf Permana 2414100072
M.Mujahid Abrori 2414100090
Faiz Rafandio 2414100106
Deden Mahendra Wijaya 2415100006
M. Andro Purnomo 2415100034
Nuha Faza 2415100105

Asisten :
Afif Rifkirahman 2414100062

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK FISIKA


DEPARTEMEN TEKNIK FISIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2017

ii
I. Judul
Analisa Pencahayaan Alami dan Buatan Masjid Al Manar
dengan Metode Grid serta Simulasi DIALux

II. Latar Belakang


Cahaya merupakan kebutuhan utama bagi manusia dalam
kehidupan sehari hari, karena tanpa cahaya manusia tidak bisa
melihat benda benda disekitarnya. Kebutuhan pencahayaan
diperoleh dari pencahayaan alami (matahari) dan buatan
ataupun kombinasi dari keduanya. Pencahayaan buatan terdiri
dari lampu, lilin, dan lampu minyak. Pencahayaan dapat
memengaruhi kenyamanan dalam menjalankan aktifitas sehari
hari. Dalam suatu ruangan diperlukan kelayakan atau
kenyamanan penghuninya. Pencahayaan dapat didefinisikan
satu dari banyak factor yang dipergunakna sebagai parameter
suatu keadaan lingkungan ruangan yang layak. Pencahayaan
buatan dalam suatu ruangan sangat dibutuhkan apabila
pencahayaan alami tidak mampu memberikan tingkat
pencahayaan sesuai standar yang ada. Banyak kondisi yang
menyebabakan suatu ruangan tidak menerima pencahayaan
alami yang mencukupi, seperti sedikitnya jendela, ruangan
terletak diantara ruang lainnya, cuaca yang tidak mendukung,
dan lainnya.
Dari penjelasan di atas, maka penelitian tentang
perancangan pencahayaan buatan pada suatu ruangan sangat
dibutuhkan agar dapat memenuhi kelayakan sesuai standar yang
ada di Indonesia yaitu Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-
6575-2001. Pada penelitian kali ini menggunakan Masjid Al
Manar sebagai objek unutk mengetahui bagaimana sinar alami
dan buatan mempengaruhi bangunan tersebut. Pemilihan obyek
penelitian sebagai upaya untuk mendapatkan spesifikasi tingkat
pencahayaan yang sudah ada dan mendapatkan rancangan baru
3
sesuai dengan SNI jika tidak memenuhi standar. Penelitian
dilakukan untuk mengetahui sesuai atau tidaknya Masjid Al
Manar berdasarkan SNI 03-6575-2001 sebesar 200 lux. Unutk
menindaklanjuti apabia terjadi tidak kesesuaian dengan standar
yang ada, akan dilakukan perancangan pencahayaan buatan
menggunakan simulasi software DIALux 4.12. Simulasi
DIALux 4.12 dibutuhkan untuk mengetahui perancangan yang
tepat sehingga didapatkan tingkat pencahayaan yang sesuai.

III. Perumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang sesuai dengan latar
belakang di atas adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana cara mengetahui tingkat pencahayaan di Masjid
Al Manar sudah memenuhi SNI 03-6575-2001 atau belum?
2. Bagaimana cara merancang pencahayaan alami dan buatan
menggunakan DIALux 4.12 agar sesuai dengan SNI 03-
6575-2001?

IV. Tujuan
Adapun tujuan dari final project tentang tingkat
pencahayaan alami dan buatan pada masjid kali ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui tingkat pencahayaan di Masjid Al Manar
apakah sudah memenuhi SNI 03-6575-2001.
2. Dapat merancang pencahayaan alami dan buatan
menggunakan DIALux 4.12 agar sesuai dengan SNI 03-
6575-2001.

V. Batasan Masalah
Untuk memfokuskan penyelesaian masalah pada penelitian
final project ini diperlukan beberapa batasan masalah
diantaranya sebagai berikut:
4
1. Pengambilan data dilakukan di Masjid Al Manar
2. Pengambilan data dilakukan dengan kondisi lampu semua
dihidupkan dan dimatikan
3. Simulasi menggunakan software DIALux 4.12
4. Lampu yang digunakan adalah LED Philips

VI. Manfaat Penelitian


Manfaat dari penelitian final project ini adalah dapat
diketahuinya apakah tingkat pencahayaan di Masjid Al Manar
sudah sesuai apa belum dengan SNI 03-6575-2001 dan
mengetahui cara perancangan alami dan buatan sesuai SNI 03-
6575-2001.

VII. Tinjauan Pustaka


Dalam menunjang pelaksanaan final project praktikum
Fisika Bangunan terapat beberapa referensi diantaranya:
1. Aziz, Ashari. Kajian terhadap Kenyamanan Ruang Teori
di Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogjakarta ditinjau
dari Pencahayaan Alami dan Pencahayaan Campuran.
2. Ompo, Irnawati Idrus. 2014. Evaluating of Daylight
Conditions on Office Space in Makassar City Hall Tower.
3. Standar Nasional Indonesia 03-6575-2001
Standar ini menjelaskan tentang tata cara perancangan
sistem pencahayaan buatan pada sebuah gedung.

VIII. Teori Penunjang


(8. ..... berlaku yg lain) Istilah-istilah Pencahayaan
Istilah-istilah yang terdapat dalam sistem pencahayaan adalah
sebagai berikut :
Flux cahaya :
Energi chaya atau seluruh jumlah cahaya yang dipancarkan
dalam waktu satu detik, memiliki satuan lumen.
Intensitas Cahaya
5
Jumlah flux cahaya persatuan sudut cahaya yang
dipancarkan ke arah tertentu, memiliki satuan candela.
Luminansi
Jumlah flux cahaya persatuan permukaan, memiliki satuan
candela/m2.
Iluminansi
Iluminansi adalah ketika cahaya mengenai suatu permukaan
dan diukur dalam footcandles (fc) atau Lux. [1]

Istiah-istilah dalam Pencahayaan Alami


Istilah-istilah yang terdapat dalam sistem pencahayaan alami
adalah sebagai berikut :
Terang langit
sumber cahaya yang diambil sebagai dasar untuk penentuan
syarat-syarat pencahayaan alami siang hari.
Langit perancangan
langit dalam keadaan yang ditetapkan dan dijadikan dasar
untuk perhitungan.
Faktor langit ( fl )
angka karakteristik yang digunakan sebagai ukuran keadaan
pencahayaan alami siang hari diberbagai tempat dalam
suatu ruangan.
Titik ukur
titik di dalam ruangan yang keadaan pencahayaannya dipilih
sebagai indikator untuk
keadaan pencahayaan seluruh ruangan.
Bidang lubang cahaya efektif.
bidang vertikal sebelah dalam dari lubang cahaya, lubang
cahaya efektif untuk suatu titik ukur bagian dari bidang
lubang cahaya efektif lewat mana titik ukur itu melihat
langit. [2]

Pencahayaan Alami

6
Pencahayaan alami adalah sumber pencahayaan yang berasal
dari sinar matahari. Sinar alami mempunyai banyak keuntungan,
selain menghemat energi listrik juga dapat membunuh kuman.
Untuk mendapatkan pencahayaan alami pada suatu ruang
diperlukan jendela-jendela yang besar ataupun dinding kaca
sekurang-kurangnya 1/6 daripada luas lantai. Sumber
pencahayaan alami kadang dirasa kurang efektif dibanding
dengan penggunaan pencahayaan buatan, selain karena
intensitas cahaya yang tidak tetap, sumber alami menghasilkan
panas terutama saat siang hari. Faktor-faktor yang perlu
diperhatikan agar penggunaan sinar alami mendapat
keuntungan, yaitu:
a) Variasi intensitas cahaya matahari
b) Distribusi dari terangnya cahaya
c) Efek dari lokasi, pemantulan cahaya, jarak antar
bangunan
d) Letak geografis dan kegunaan bangunan gedung[3]

Faktor Pencahayaan Alami Siang Hari


Faktor pencahayaan alami siang hari adalah perbandingan
tingkat pencahayaan pada suatu titik dari suatu bidang tertentu
di dalam suatu ruangan terhadap tingkat pencahayaan bidang
datar di lapangan terbuka yang merupakan ukuran kinerja
lubang cahaya ruangan tersebut. Faktor pencahayaan alami
siang hari terdiri dari 3 komponen meliputi :
1) Komponen langit (faktor langit-fl) yakni komponen
pencahayaan langsung dari cahaya langit.
2) Komponen refleksi luar (faktor refleksi luar - frl) yakni
komponen pencahayaan yang berasal dari refleksi benda-
benda yang berada di sekitar bangunan yang bersangkutan.
3) Komponen refleksi dalam (faktor refleksi dalam frd) yakni
komponen pencahayaan yang berasal dad refleksi
permukaan-permukaan dalam ruangan, dad cahaya yang

7
masuk ke dalam ruangan akibat refleksi benda-benda di luar
ruangan maupun dad cahaya langit (lihat gambar 1).

Tingkat pencahayaan Ruangan menggunakan Metode Grid


Pada tempat kerja secara umum cahaya menyediakan
penerangan yang menyeluruh pada area kerja untuk memenuhhi
tingkat pencahayaan yang dibutuhkan untuk melakukan
aktivitas tertentu. Untuk menentukan kecukupan tingkat
pencahayaan maka perlu dilakukan pengukuran tingkat
pencahayaan di ruangan tersebut. Untuk meningkatkan akurasi
dari pengukuran maka ruangan harus dibagi bagi menjadi
sejumlah area lebih kecil yang sama luas (persegi). Pada
ruangan dengan tinggi 2.5 m pada umumnya untuk luas area
kurang dari 50m2 maka area setidaknya dibagi menjadi 16
kotak. Untuk area dengan luas mencapai 100m2 maka

8
setidaknya area dibagi menjadi 25 kotak, dan untuk area yang
lebih luas setidaknya area dibagi menjadi 36 kotak. [3]

Istitlah-istilah dalam Pencahayaan Buatan


Berikut adalah beberapa istilah yang sering muncul ketika
membahas mengenai pencahayaan buatan :
a. Armatur, yaitu rumah lampu yang digunakan untuk
mengendalikan dan mendistribusikan cahaya yang
dipancarkan oleh lampu yang dipasang didalamnya,
dilengkapi dengan peralatan untuk melindungi lampu dan
peralatan pengendali listrik.
b. Balast, ialah alat yang dipasang pada lampu TL dan lampu
pelepasan gas untuk membatasi arus listrik dalam
pengoperasian lampu-lampu tersebut. Sedangkan rugi-rugi
balast bisa diartikan sebagai rendemen atau kehilangan
daya listrik (dalam watt) akibat pemasangan balast.
c. Koefisien depresiasi (kd) atau koefisien rugi-rugi cahaya,
merupakan perbandingan antara tingkat pencahayaan
setelah jangka waktu tertentu dari instalasi pencahayaan
digunakan terhadap tingkat pencahayaan pada waktu
instalasi baru. Besarnya koefisien depresiasi dipengaruhi
oleh beberapa faktor seperti misalnya kebersihan dari
lampu dan armatur, kebersihan dari permukaan-permukaan
ruangan, dan lain sebagainya.
d. Koefisien penggunaan (kp), merupakan perbandingan
antara fluks cahaya yang sampai di bidang kerja terhadap
fluks cahaya yang dipancarkan oleh semua lampu.
Besarnya koefisien penggunaan dipengaruhi oleh beberapa
faktor diantaranya distribusi intensitas cahaya dari armatur,
dimensi ruangan, dan lain sebagainya.
e. Renderasi warna, adalah efek psikofisik suatu sumber
cahaya atau lampu terhadap warna obyek-obyek yang
diterangi, dinyatakan dalam suatu angka indeks yang

9
diperoleh berdasarkan perbandingan dengan efek warna
sumber cahaya referensi pada kondisi yang sama. [4]

Tingkat Pencahayaan
Tingkat pencahayaan (iluminansi) pada suatu ruangan umumnya
didefinisikan sebagai tingkat pencahayaan rata-rata pada bidang
kerja, maksud dari bidang kerja disini adalah bidang horisontal
imajiner yang terletak 0,75 meter di atas lantai pada seluruh
ruangan. Tingkat pencahayaan rata-rata (Erata-rata) dapat
diketahui melalui persamaan:

dimana,
Erata-rata = Tingkat pencahayaan rata-rata (lux).
Ftotal = Fluks cahaya total dari semua lampu yang
menerangi bidang kerja (lumen).
kp = Koefisien penggunaan.
kd = Koefisien depresiasi.
A = Luas bidang kerja (m2).
Besarnya nilai kp untuk sebuah armatur diberikan dalam bentuk
tabel yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat armatur yang
berdasarkan hasil pengujian dari instansi terkait. Sedangkan
besarnya nilai kd biasanya ditentukan berdasarkan estimasi.
Untuk ruangan dan armatur dengan pemeliharaan yang baik
pada umumnya koefisien depresiasi diambil sebesar 0,8.

dimana,
10
Narmatur = Jumlah armatur pada suatu ruangan.
F1 = Fluks cahaya satu buah lampu.
n = Jumlah lampu dalam satu armatur.[5]

DIALux
DIALux adalah program tata cahaya alami dan buatan
gratis yang berkembang pesat dan memenuhi kebutuhan
informasi teknologi lampu terkini, serta mampu membuat
laporan teknis otomatis dan kemampuan visual rendering yang
terus ditingkatkan.
Pada awalnya DIALux tidak dirancang untuk
mensimulasikan cahaya alami. Namun dalam perkembanganna
kemampian simulasi cahaya alami ditambahkan. DIALux
dikembangkan agar dapat digunakan untuk pencahayaan alami
secara lebih baik dengan kombinasi pencahayaan buatan
terudama pada tahap awal desain. DIALux dapat juga
digunakan untuk mensimulasikan pencahayaan bangunan
pusaka, proyek umum dan edukasi. [6]

IX. Metodologi Penelitian


Adapun pelaksanaan penelitian ini secara garis besar
digambarkan kedalam diagram alir berikut: (pas alur
loopingnya bukan ke pengambilan data, tapi ke pengolahan
data dan simulasi)

11
Gambar 1. Diagram alir tahapan penelitian

12
1. Studi Literatur
Studi literature meliputi pemahaman konsep tentang kegiatan
final project yang akan dikerjakan mulai dari reviem jurnal
pendukung sampai pengumpulan data yang dibutuhkan untuk
menunjang pengerjaan final project ini.
2. Pengambilan Data
Setelah didapatkan teori-teori yang dibutuhkan, dilanjutkan
dengan pengambilan data seperti denah ruangan gedung, dimensi
ruangan, kuat pencahayaan tiap titik dalam ruang yang sudah
ditentukan, serta jumlah lampu. Pada tahap ini dilakukan survey
pada lokasi bangunan dua lantai yang akan diukur dan
dievaluasi. Aspek pencahayaan yang diukur adalah pencahayaan
alami dan pencahayaan buatan. Dalam aspek pencahayaan alami
dilakukan prosedur sebagai berikut:
a) Ukur tingkat pencahayaan di luar ruangan. Cari tempat yang
langitnya tidak terhalang oleh apapun, misalnya lapangan.
b) Posisikan lux meter 0.75 m di atas tanah. Cahaya yang masuk
lux meter tidak boleh terhalang oleh apapun.
c) Catat data yang didapat.
d) Buka semua tirai jendela, kondisikan sebanyak mungkin
cahaya matahari bisa masuk.
e) Ukur panjang, lebar, dan tinggi ruangan.
f) Ukur dimensi semua jendela ruangan.
g) Ukur intensitas cahaya pada Titik Ukur Utama (TUU) yaitu
sejauh 1/3 D di depan jendela tepat di tengah ruangan. D
merupakan panjang ruangan searah muka jendela.
h) Ukur intensitas cahaya pada Titik Ukur Samping (TUS) yaitu
sejauh sejauh 1/3 D di depan jendela dan 0.5 m dari kedua
tembok samping ruangan.
i) Ukur tingkat pencahayaan pada TUU dan TUS pada setiap
tembok yang memiliki jendela.
j) Catat data yang didapatkan.
13
k) Hitung nilai fl dari dimensi jendela yang ada dengan
menggunakan persamaan matematis dan metode analitis.
l) Hitung nilai fl dari dimensi jendela yang ada dengan
menggunakan persamaan matematis dan metode analitis.
m) Hitung luas ruangan dan bagi ruangan sesuai dengan meode
grid.
n) Ukur tingkat pencahayaan pada setiap kotak, hitung nilai rata-
ratanya dan bandingkan dengan nilai Lux ruangan dari SNI.
Selain itu dalam aspek pencahayaan buatan dilakukan
prosedur sebagai berikut:
a) Dimensi ruangan diukur yang meliputi panjang, lebar, dan
tinggi.
b) Grid dibuat sesuai dengan standar Lighting Assesment in the
Workplace. (Untuk ruangan dengan luas permukaan kurang
dari 50 m2 dibuat grid sebanyak 16 petak, kurang dari 100 m2
dibuat grid sebanyak 25 petak, sedangkan jika lebih dari 100
m2 dibuat grid sebanyak 36 petak).
c) Lux meter dinyalakan, lalu dikalibrasi terlebih dahulu dengan
menutup sensor hingga display menunjukkan nilai 0.
d) Lux meter dibawa ke tempat titik pengukuran yang telah
ditentukan.
e) Sensor pada lux meter diarahkan ke sumber cahaya (lampu)
dengan jarak 0,75 meter dari tanah.
f) Nilai yang ditampilkan pada display ditunggu beberapa saat
sehingga didapat angka yang stabil.
g) Hasil pengukuran dicatat pada lembar hasil pencatatan untuk
tiap-tiap petak.
h) Setelah semua petak diukur, luxmeter dimatikan.
3. Pengolahan Data dan Simulasi
Setelah data hasil pengukuran dan simulasi menggunakan
DIALux 4.12 didapat, maka langkah selanjutnya yakni

14
melakukan pengolahan data untuk mengetahui tingkat
pencahayaan rata-rata di dalam ruangan.
4. Analisa Data
Setelah semua data yang didapatkan lengkap, maka pada tahap
ini dilakukan perhitungan tingkat pencahayaan meliputi
perhitungan tingkat pencahayaan, kebutuhan daya, dan nilai
factor langit dengan metode analitis, metode grid dan persamaan
matematis. Selain itu juga dilakukan perhitungan menggunakan
simulasi software DIALux. Analisis ini dapat digunakan untuk
memberikan perencanaan dalam evaluasi.
5. Penyusunan Laporan

X. Jadwal Pelaksanaan
Adapun pengerjaan final project ini akan dilaksanakan
pada tanggal 10-28 April 2017.

Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Final Project


Bulan April
No Kegiatan Minggu Minggu Minggu
2 3 4
1. Studi Literatur
2. Pengambilan Data
3. Pengolahan Data dan
Simulasi Software
DIALux
4. Analisis Data
5. Penyusunan Laporan

15
XI. Daftar Pustaka
[1] Ardianto, Herdian. 2013. Perancangan Sistem
Pencahayaan untuk Penghematan Energi Listrik di Kelas
P105 Tekknik Fisika, ITS.
[2] Standar Nasional Indonesia. 2001. Tata Cara Perancangan
Sistem Pencahayaan Alami pada Bangunan Gedung. Badan
Standarisasi Indonesia.
[3] Vibrastic, Laboratory. 2017. Modul P1- Pencahayaan
Alami.
[4] Standar Nasional Indonesia. 2001. Tata Cara Perancangan
Sistem Pencahayaan Buatan pada Bangunan Gedung.
Badan Standarisasi Indonesia.
[5] Vibrastic, Laboratory. 2017. Modul P2- Pencahayaan
Buatan.
[6] Satwiko, Prasasto. Pemakaian Perangkat Lunak DIALux
sebgai Alat Bantu Proses Belajar Tata Cahaya. Universitas
Atmajaya Yogjakarta.

16

Anda mungkin juga menyukai