Asisten :
Afif Rifkirahman 2414100062
i
PROPOSAL FINAL PROJECT
PRAKTIKUM FISIKA BANGUNAN
Disusun Oleh : Kelompok 2
Asisten :
Afif Rifkirahman 2414100062
ii
I. Judul
Analisa Pencahayaan Alami dan Buatan Masjid Al Manar
dengan Metode Grid serta Simulasi DIALux
IV. Tujuan
Adapun tujuan dari final project tentang tingkat
pencahayaan alami dan buatan pada masjid kali ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui tingkat pencahayaan di Masjid Al Manar
apakah sudah memenuhi SNI 03-6575-2001.
2. Dapat merancang pencahayaan alami dan buatan
menggunakan DIALux 4.12 agar sesuai dengan SNI 03-
6575-2001.
V. Batasan Masalah
Untuk memfokuskan penyelesaian masalah pada penelitian
final project ini diperlukan beberapa batasan masalah
diantaranya sebagai berikut:
4
1. Pengambilan data dilakukan di Masjid Al Manar
2. Pengambilan data dilakukan dengan kondisi lampu semua
dihidupkan dan dimatikan
3. Simulasi menggunakan software DIALux 4.12
4. Lampu yang digunakan adalah LED Philips
Pencahayaan Alami
6
Pencahayaan alami adalah sumber pencahayaan yang berasal
dari sinar matahari. Sinar alami mempunyai banyak keuntungan,
selain menghemat energi listrik juga dapat membunuh kuman.
Untuk mendapatkan pencahayaan alami pada suatu ruang
diperlukan jendela-jendela yang besar ataupun dinding kaca
sekurang-kurangnya 1/6 daripada luas lantai. Sumber
pencahayaan alami kadang dirasa kurang efektif dibanding
dengan penggunaan pencahayaan buatan, selain karena
intensitas cahaya yang tidak tetap, sumber alami menghasilkan
panas terutama saat siang hari. Faktor-faktor yang perlu
diperhatikan agar penggunaan sinar alami mendapat
keuntungan, yaitu:
a) Variasi intensitas cahaya matahari
b) Distribusi dari terangnya cahaya
c) Efek dari lokasi, pemantulan cahaya, jarak antar
bangunan
d) Letak geografis dan kegunaan bangunan gedung[3]
7
masuk ke dalam ruangan akibat refleksi benda-benda di luar
ruangan maupun dad cahaya langit (lihat gambar 1).
8
setidaknya area dibagi menjadi 25 kotak, dan untuk area yang
lebih luas setidaknya area dibagi menjadi 36 kotak. [3]
9
diperoleh berdasarkan perbandingan dengan efek warna
sumber cahaya referensi pada kondisi yang sama. [4]
Tingkat Pencahayaan
Tingkat pencahayaan (iluminansi) pada suatu ruangan umumnya
didefinisikan sebagai tingkat pencahayaan rata-rata pada bidang
kerja, maksud dari bidang kerja disini adalah bidang horisontal
imajiner yang terletak 0,75 meter di atas lantai pada seluruh
ruangan. Tingkat pencahayaan rata-rata (Erata-rata) dapat
diketahui melalui persamaan:
dimana,
Erata-rata = Tingkat pencahayaan rata-rata (lux).
Ftotal = Fluks cahaya total dari semua lampu yang
menerangi bidang kerja (lumen).
kp = Koefisien penggunaan.
kd = Koefisien depresiasi.
A = Luas bidang kerja (m2).
Besarnya nilai kp untuk sebuah armatur diberikan dalam bentuk
tabel yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat armatur yang
berdasarkan hasil pengujian dari instansi terkait. Sedangkan
besarnya nilai kd biasanya ditentukan berdasarkan estimasi.
Untuk ruangan dan armatur dengan pemeliharaan yang baik
pada umumnya koefisien depresiasi diambil sebesar 0,8.
dimana,
10
Narmatur = Jumlah armatur pada suatu ruangan.
F1 = Fluks cahaya satu buah lampu.
n = Jumlah lampu dalam satu armatur.[5]
DIALux
DIALux adalah program tata cahaya alami dan buatan
gratis yang berkembang pesat dan memenuhi kebutuhan
informasi teknologi lampu terkini, serta mampu membuat
laporan teknis otomatis dan kemampuan visual rendering yang
terus ditingkatkan.
Pada awalnya DIALux tidak dirancang untuk
mensimulasikan cahaya alami. Namun dalam perkembanganna
kemampian simulasi cahaya alami ditambahkan. DIALux
dikembangkan agar dapat digunakan untuk pencahayaan alami
secara lebih baik dengan kombinasi pencahayaan buatan
terudama pada tahap awal desain. DIALux dapat juga
digunakan untuk mensimulasikan pencahayaan bangunan
pusaka, proyek umum dan edukasi. [6]
11
Gambar 1. Diagram alir tahapan penelitian
12
1. Studi Literatur
Studi literature meliputi pemahaman konsep tentang kegiatan
final project yang akan dikerjakan mulai dari reviem jurnal
pendukung sampai pengumpulan data yang dibutuhkan untuk
menunjang pengerjaan final project ini.
2. Pengambilan Data
Setelah didapatkan teori-teori yang dibutuhkan, dilanjutkan
dengan pengambilan data seperti denah ruangan gedung, dimensi
ruangan, kuat pencahayaan tiap titik dalam ruang yang sudah
ditentukan, serta jumlah lampu. Pada tahap ini dilakukan survey
pada lokasi bangunan dua lantai yang akan diukur dan
dievaluasi. Aspek pencahayaan yang diukur adalah pencahayaan
alami dan pencahayaan buatan. Dalam aspek pencahayaan alami
dilakukan prosedur sebagai berikut:
a) Ukur tingkat pencahayaan di luar ruangan. Cari tempat yang
langitnya tidak terhalang oleh apapun, misalnya lapangan.
b) Posisikan lux meter 0.75 m di atas tanah. Cahaya yang masuk
lux meter tidak boleh terhalang oleh apapun.
c) Catat data yang didapat.
d) Buka semua tirai jendela, kondisikan sebanyak mungkin
cahaya matahari bisa masuk.
e) Ukur panjang, lebar, dan tinggi ruangan.
f) Ukur dimensi semua jendela ruangan.
g) Ukur intensitas cahaya pada Titik Ukur Utama (TUU) yaitu
sejauh 1/3 D di depan jendela tepat di tengah ruangan. D
merupakan panjang ruangan searah muka jendela.
h) Ukur intensitas cahaya pada Titik Ukur Samping (TUS) yaitu
sejauh sejauh 1/3 D di depan jendela dan 0.5 m dari kedua
tembok samping ruangan.
i) Ukur tingkat pencahayaan pada TUU dan TUS pada setiap
tembok yang memiliki jendela.
j) Catat data yang didapatkan.
13
k) Hitung nilai fl dari dimensi jendela yang ada dengan
menggunakan persamaan matematis dan metode analitis.
l) Hitung nilai fl dari dimensi jendela yang ada dengan
menggunakan persamaan matematis dan metode analitis.
m) Hitung luas ruangan dan bagi ruangan sesuai dengan meode
grid.
n) Ukur tingkat pencahayaan pada setiap kotak, hitung nilai rata-
ratanya dan bandingkan dengan nilai Lux ruangan dari SNI.
Selain itu dalam aspek pencahayaan buatan dilakukan
prosedur sebagai berikut:
a) Dimensi ruangan diukur yang meliputi panjang, lebar, dan
tinggi.
b) Grid dibuat sesuai dengan standar Lighting Assesment in the
Workplace. (Untuk ruangan dengan luas permukaan kurang
dari 50 m2 dibuat grid sebanyak 16 petak, kurang dari 100 m2
dibuat grid sebanyak 25 petak, sedangkan jika lebih dari 100
m2 dibuat grid sebanyak 36 petak).
c) Lux meter dinyalakan, lalu dikalibrasi terlebih dahulu dengan
menutup sensor hingga display menunjukkan nilai 0.
d) Lux meter dibawa ke tempat titik pengukuran yang telah
ditentukan.
e) Sensor pada lux meter diarahkan ke sumber cahaya (lampu)
dengan jarak 0,75 meter dari tanah.
f) Nilai yang ditampilkan pada display ditunggu beberapa saat
sehingga didapat angka yang stabil.
g) Hasil pengukuran dicatat pada lembar hasil pencatatan untuk
tiap-tiap petak.
h) Setelah semua petak diukur, luxmeter dimatikan.
3. Pengolahan Data dan Simulasi
Setelah data hasil pengukuran dan simulasi menggunakan
DIALux 4.12 didapat, maka langkah selanjutnya yakni
14
melakukan pengolahan data untuk mengetahui tingkat
pencahayaan rata-rata di dalam ruangan.
4. Analisa Data
Setelah semua data yang didapatkan lengkap, maka pada tahap
ini dilakukan perhitungan tingkat pencahayaan meliputi
perhitungan tingkat pencahayaan, kebutuhan daya, dan nilai
factor langit dengan metode analitis, metode grid dan persamaan
matematis. Selain itu juga dilakukan perhitungan menggunakan
simulasi software DIALux. Analisis ini dapat digunakan untuk
memberikan perencanaan dalam evaluasi.
5. Penyusunan Laporan
X. Jadwal Pelaksanaan
Adapun pengerjaan final project ini akan dilaksanakan
pada tanggal 10-28 April 2017.
15
XI. Daftar Pustaka
[1] Ardianto, Herdian. 2013. Perancangan Sistem
Pencahayaan untuk Penghematan Energi Listrik di Kelas
P105 Tekknik Fisika, ITS.
[2] Standar Nasional Indonesia. 2001. Tata Cara Perancangan
Sistem Pencahayaan Alami pada Bangunan Gedung. Badan
Standarisasi Indonesia.
[3] Vibrastic, Laboratory. 2017. Modul P1- Pencahayaan
Alami.
[4] Standar Nasional Indonesia. 2001. Tata Cara Perancangan
Sistem Pencahayaan Buatan pada Bangunan Gedung.
Badan Standarisasi Indonesia.
[5] Vibrastic, Laboratory. 2017. Modul P2- Pencahayaan
Buatan.
[6] Satwiko, Prasasto. Pemakaian Perangkat Lunak DIALux
sebgai Alat Bantu Proses Belajar Tata Cahaya. Universitas
Atmajaya Yogjakarta.
16