Abstrak
Rumah tinggal profesi merupakan hunian yang memiliki ruang yang berfungsi sebagai penunjang profesi
penggunanya. Pada kasus ini, yang dikaji merupakan kantor rumah. Kantor rumah memiliki ruang-ruang seperti
rumah tinggal pada umumnya dengan tambahan ruang kerja. Kenyamanan visual dari pencahayaan alami sangat
dibutuhkan. Apalagi pada kantor rumahyang beroperasi pada pagi hingga sore hari. Metode yang digunakan dalam
makalah ini adalah pendekatan kuantitatid deskriptif. Makalah ini membahas simulasi pencahayaan alami siang hari
pada kantor rumah dengan menggunakan perangkat lunak DIALux. DIALux merupakan program desain pencahayaan,
baik pencahayaan alami maupun buatan. Variabel yang digunakan untuk simulasi pencahayaan alami siang hari
diantaranya denah rumah profesi, data lokasi, asumsi pencahayaan siang hari, dan informasi interior lainnya. Setelah
eksisting dianalisis menggunakan perangkat lunak DIALux, kemudian diberikan solusi kepada ruang-ruang yang
belum memenuhi standar nasional Indonesia dan disimulasikan kembali. Hasilnya, untuk mencapai pencahayaan
alami yang baik ruangan memerlukan bukaan-bukaan yang sesuai standar pula. Perangkat lunak DIALux ini sangat
baik digunakan sebagai alternatif analisis pencahayaan alami pada suatu bangunan.
Keywords: Pencahayaan alami siang hari, Kantor rumah, Perangkat lunak DIALux
Rumah tinggal sebagai kebutuhan pokok memiliki beragam fungsi. Utamanya, rumah tinggal
merupakan tempat untuk menjamin kepentingan keluarga untuk tumbuh, hidup bersosialisasi dengan
tetangga, memberi ketenangan, kesenangan, kebahagiaan, dan kenyamanan hidup [1]. Ruang-ruang dalam
rumah tinggal tentunya harus menunjang kebutuhan penghuninya. Disamping kebutuhan pokok, penghuni
memiliki kebutuhan-kebutuhan lain. Sebagai contohnya, anggota keluarga yang memiliki profesi khusus
perlu dibuat ruang khusus di dalam rumahnya. Rumah dengan kebutuhan ruang profesi ini bisa disebut
sebagai rumah kantor. Kantor rumah yang dijadikan studi kasus adalah kantor rumah seorang notaris.
Kantor rumah yang dianalisis adalah kantor rumah notaris di Kota Bandung.
Selain kebutuhan ruang-ruang pokok, pada kantor rumah diperlukan ruang kerja atau ruang profesi itu
sendiri. Pada kasus rumah tinggal profesi ini, ruang kerja yang diperlukan tidak hanya satu, melainkan
empat ruang kerja sesuai dengan kebutuhan dari analisis aktivitas dan pemintakatan. Disamping itu, ada
hal-hal penunjang lain yang sangat penting untuk diperhatikan dalam berlangsungnya kegiatan di dalam
ruang kerja kantor rumah. Salah satunya yang akan dibahas lebih lanjut, yaitu kenyamanan visual melalui
pencahayaan di siang hari. Hal ini dikarenakan jam kerja adalah dari pagi hingga siang menjelang sore
sekitar pukul 7 pagi hingga pukul 4 sore. Maka dari itu, pencahayaan alami siang hari harus dimanfaatkan
sebaik-baiknya untuk mencapai kenyamanan visual di ruang kerja tersebut. Menurut Thojib [2],
kenyamanan visual akan tercapai apabila memperhatikan aspek standar dan teori yang desesuaikan pula
dengan persepsi penggunanya.
Masuknya pencahayaan alami dalam suatu ruang dipengaruhi oleh bukaan. Bukaan memiliki standar
yang perlu dipertimbangkan aspek visual dan kesehatannya [5]. Di Indonesia, standar mengenai bukaan
untuk pencahayaan alami tercantum dalam SNI- 03-2396-2001 mengenai Tata Cara Perancangan Sistem
Pencahayaan Alami pada bangunan Gedung- Badan Standarisasi Nasional Indonesia [5].
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui intensitas cahaya alami yang masuk ke dalam ruangan
melalui bukaan yang sudah ada di bangunan. Kemudian disimulasikan solusi sesuai dengan SNI- 03-
2396-2001 mengenai Tata Cara Perancangan Sistem Pencahayaan Alami pada bangunan Gedung- Badan
Standarisasi Nasional Indonesia untuk pencahayaan alami dalam ruangan yang optimal. Dari penelitian
ini, diharapkan kita dapat peka terhadap kondisi kenyamanan visual melalui pencahayaan alami dengan
melakukan simulasi mandiri terhadap pencahayaan alami ruangan, rumah, atau kantor yang kita gunakan
sehari- hari yang mengacu pada standar-standar yang berlaku.
2. Metode
Kantor rumah yang menjadi objek penelitian adalah kantor rumah dari profesi notaris yang berada di
Kota Bandung, Indonesia. Pada perangkat lunak DIALux ini, data yang diperlukan untuk simulasi yang
akurat diantaranya denah rumah lengkap dengan furnitur, data lokasi, material interior dan eksterior
(termasuk warna dari setiap komponen), arah utara, dan asusmsi pencahayaan siang hari (lihat gambar 1).
Tolak ukur dari simulasi ini adalah Standar Nasional Indonesia SNI 03-6197-2000 tentang konservasi
energi pada sistem pencahayaan (lihat gambar 2) [3].
Menurut SNI SNI- 03-2396-2001 tentang Tata Cara Perancangan Sistem Pencahayaan Alami pada
bangunan Gedung- Badan Standarisasi Nasional Indonesia, kualitas pencahayaan ditentukan oleh
penggunaan ruangan dan aktivitas di dalam ruang tersebut serta lamanya aktivitas yang berpengaruh pada
kenyamanan visual [6]. Kualitas tersebut dapat dicapai dengan orientasi dan ukuran bukaan untuk
memaksimalkan cahaya alami yang masuk ke dalam ruangan [6]. Dalam perancangan, cahaya alami di
lokasi perlu dipertahankan [7].
Dari hasil simulasi bukaan existing, dilakukan percobaan untuk menemukan solusi agar seluruh
ruangan agar mendapat pencahayaan alami sesuai Standar Nasional Indonesia. Berikut adalah solusi yang
disimulasikan pada perangkat lunak DIALux.
a. Ruang Kerja 1
Di antara ruang kerja 1 dan ruang kerja 2 pembatas dinding diganti menjadi sekat partisi dengan tujuan
cahaya dari ruang kerja 2 bisa masuk ke ruang kerja 1. Cahaya alami pada ruang kerja 2 sudah memenuhi
standar sedangkan pada ruang kerja 1 belum memenuhi standar. Dengan keterbatasan luasan bidang
dinding pada ruang kerja 1, maka penggunaan partisi bercelah yang memisahkan antara ruang kerja 1 dan
ruang kerja 2 menjadi solusi untuk memasukkan cahaya alami dari ruang kerja 2 ke dalam Ruang Kerja 1.
b. Toilet Luar
Pada toilet luar, kondisi asli bangunan yang sudah disimulasikan menunjukkan belum tercapainya
standar pencahayaan alami. Hal ini dikarenakan pada toilet luar, belum diberikan ventilasi untuk sirkulasi
cahaya dan udara. Maka dari itu, pemberian ventilasi di atas bukaan pintu menjadi solusi yang tepat agar
toilet luar ini mendapatkan cahaya alami dan mencapai standar. Ukuran dari ventilasi yang disimulasikan
untuk mencapai standar ini adalah 10% dari luas lantai [8].
Luas lantai toilet luar = 1,8 m x 2 m = 3,6 m2
Luas ventilasi = 3,6 m2 x 10% = 0,36 m2
Dari perhitungan di atas, maka ukuran ventilasi yang disimulasikan adalah 0,9 m x 0,4 m.
c. Toilet Dalam
Sama seperti toilet luar, toilet dalam diberi ventilasi di atas pintu sebagai sumber cahaya juga sebagai
akses sirkulasi udara dan kemudian disimulasikan. Pemberian ventilasi ini juga menjadi solusi yang tepat
dilihat dari hasil simulasi yang dilakukan. Perhitungan ukuran ventilasi sama dengan ventilasi toilet luar
berhubungan dengan kesamaan luasan lantai.
e. Ruang Keluarga
Penggunaan dinding untuk pemisah antara ruang tamu dan ruang keluarga diganti dengan partisi
bercelah agar cahaya dari bukaan di ruang tamu yang besar dapat masuk pula ke ruang keluarga.
Pemberian solusi ini baik dalam upaya penghadiran cahaya alami, terlihat dari hasil simulasi (lihat tabel 1
dan gambar 3).
Setelah dimasukkan ke dalam simulasi, solusi-solusi bukaan yang diberikan sesuai standar dan
modifikasi desain terbukti menghasilkan ruangan yang mendapatkan cahaya alami optimal dan sesuai
dengan standar (lihat tabel 1).
Nama Ruang Sebelum Setelah Diberikan Target sesuai Standar
Diberikan Solusi Solusi
Ruang Kerja 1 7,64 Lux 225 Lux 350 Lux
Toilet Luar 11,9 Lux 210 Lux 120-250 Lux
Toilet Dalam 8,94 Lux 125 Lux 120-250 Lux
Dapur dan Ruang Makan 11,5 Lux 250 Lux 120-250 Lux
Ruang Keluarga 124 Lux 232 Lux 120-250 Lux
Ruang Tidur 1 13,4 Lux 300 Lux 120-250 Lux
Gambar 3. Hasil simulasi pencahayaan alami DIALux setelah diberi solusi sesuai standar
3. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa seluruh ruang kerja pada kantor rumah sudah memenuhi standar. Hal ini
berarti baik, dikarenakan ruang kerja perlu mendapat pencahayaan alami yang baik berkaitan dengan
kenyamanan visual. Penambahan bukaan sesuai standar merupakan salah satu hal yang sangat
berpengaruh terhadap masuknya cahaya alami ke dalam ruangan. Dimensi dan arah bukaan pada
bangunan sangat mempengaruhi masuknya cahaya alami. Maka dari itu, peletakan bukaan dan desain
bukaan sesuai standar adalah hal yang penting untuk diperhatikan dalam perancangan bangunan.
Perangkat lunak DIALux sangat baik dalam mensimulasikan pencahayaan, baik pencahayaan alami
maupun pencahayaan buatan. Perangkat lunak DIALux ini dapat dijadikan salah satu alternatif untuk
simulasi perencanaan atau perancangan pencahayaan pada suatu ruang atau bangunan.
Acknowlegement
This article was supported by the Ministry of Education, Culture, Research, and Technology of Republic
Indonesia. Grant numbers 317/UN40.LP/PT.01.03/2021 under LPPM-Universitas Pendidikan Indonesia
Referensi
[1] Rully, R. (2014). Merencanakan dan Merancang Rumah Tinggal yang Optimal. Jurnal Teknik Sipil Dan Arsitektur, vol
15No.19.
[2] Thojib, J., Satya, M. (2013). Kenyamanan Visual melalui Pencahayaan Alami pada Kantor, Jurnal Ruas, vol. 11 No. 2.
[3] Satwiko, P. (2011). Pemakaian Perangkat Lunak DIALux sebagai Alat Bantu Proses Belajar Tata Cahaya, Jurnal Arsitektur
Komposisi, vol. 9 No. 2.
[4] SNI 03-6197-2000. (2000) .Konservasi Energi pada Sistem Pencahayaan.
[5] Hidayat, A., Putra. W. B. (2021). Bukaan Jendela untuk Pencahayaan Alami pada Rutilahu di Ciwidey-Kabupaten Bandung
Kasus Studi: Rumah Bp. Amat, Ibu Nurhayati, Bp. Ade Sukmana, Jurnal Arsitektur TERRACOTTA, vol. 2 No. 2.
[6] SNI- 03-2396-2001. (2001). Tata Cara Perancangan Sistem Pencahayaan Alami pada bangunan Gedung- Badan Standarisasi
Nasional Indonesia.
[7] Paramita, B. Daylight Consideration for Urban Renewal : Building Form and Massing.
[8] Pandiangan, K. C., Huda, L. N., & Rambe, A. J. M. (2013). Analisis Perancangan Sistem Ventilasi Dalam Meningkatkan
Kenyamanan Termal pekerja di Ruangan Formulasi PT XYZ. Jurnal Teknik Industri USU, 1(1), 219148.