Anda di halaman 1dari 10

DESIGN FISIK DAN INTERIOR RUMAH SAKIT

AHMAD TAUFIK SIREGAR 1706011196

CLARA ELNISA WORO HANADI 1706010804

INTAN PERTIWI 1706015300

LEMSI NOVITA NATALIA B. 1706013390

NABILA SHAYNA AZZAHRA 1706075382

UTARI KUSUMAWATI 1706014525

PERUMAHSAKITAN 1
PROGAM VOKASI UNIVERSITAS INDONESIA

DEPOK
2017

i
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat
kesehatan yang diberikan, sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas pembuatan
makalah yang berjudul “Desain Fisik dan Interior Rumah Sakit”

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Dasar
Kerumahsakitan. Dalam pembuatan makalah ini, tentunya kami berterimakasih kepada
semua pihak yang telah ikut serta dalam pembuatan makalah ini dengan memberikan
sumbangan baik dalam materi ataupun pemikiran.

Dengan segala kerendahan hati, kritik dan saran yang konstruktif sangat kami
harapkan dari para pembaca guna untuk meningkatkan dan memperbaiki pembuatan
makalah pada tugas yang lain dan pada waktu yang mendatang.

Demikian, yang dapat kami sampaikan. Penyusun berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca.

Depok, 15 November 2017

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul …………………………………………………………………..... i

Kata Pengantar ……………………………………………………….................... ii

Daftar Isi …………………………………………………………………………. iii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………...…………………... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ……………………………………………. 1

1.2 Tujuan dan Manfaat ……………………………………………….... 1

BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………… 2

2.1 Metodologi Desain……………………………………………………2

2.2 Konsep Desain………………………………………………………..2

2.3 Hasil Desain……………………………………………………….…3

BAB III

KESIMPULAN………………………………………………………………… 5

Daftar Pustaka ………………………………………………………..…………6

iii
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Rumah Sakit mempunyai tugas yaitu melaksanakan upaya kesehatan secara
berdaya guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan pemeliharaan yang
dilaksanakan terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta
melaksanakan rujukan. Dalam penyembuhan pasien, tidak hanya factor medis saja
yang berperan, namun ada factor pendukung yang dominan adalah factor psikologis.
Faktor psikologis dapat membantu pemulihan kesehatan penderita yang sedang
dalam masa perawatan di rumah sakit. Faktor tersebut dapat dibentuk melalui
suasana ruang pada fisik bangunan rumah sakit yang bersangkutan. Untuk
mendukung kondisi psikologis pasien perlu diciptakan lingkungan yang nyaman,
dalam arti secara psikologis lingkungan memberikan dukungan positif bagi proses
penyembuhan. Dalam konteks tersebut kontribusi faktor lingkungan mempunyai
pengaruh yang besar (40%) dalam proses penyembuhan, faktor medis 10%, faktor
genetis 20% dan faktor lain 30% (Kaplan dkk, 1993).
Ditinjau dari pernyataan tersebut, diperlukan adanya perancangan interior
gedung Rumah Sakit sehingga mampu menciptakan kondisi yang memberi rasa
nyaman kepada pasien yang dapat mempercepat kesembuhan pasien dan mendorong
kinerja karyawan.

I.2 Tujuan dan Manfaat


1. Untuk mendukung proses penyembuhan pasien.
2. Mendesain suatu ruangan dengan mempertimbangkan faktor kesehatan,
keamanan dan kenyamanan.
3. Mendesain ruang interior dengan warna tertentu sebagai unsur pendukung
proses penyembuhan pasien secara psikologis.

1
II. PEMBAHASAN

2.1 Metodologi Desain


Metodologi desain adalah cara–cara yang digunakan dalam menguraikan
hasil akhir desain, sehingga cenderung bersifat umum bagi suatu desain yang
sejenis. Metode penelitian mencakup keseluruhan aktivitas mendesain mulai awal
sampai akhir.
a) Bagan Prosedur Desain
Teknik Pengumpulan Data: menggunakan metode deskriptif. Pengumpulan data ini
berfungsi dan bertujuan untuk memiliki nilai kepastian. Dari data- data yang sudah
di dapat lalu diambil kesimpulan untuk merancang konsep yang sesuai dengan
perancangan rumah sakit ini. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan kuesioner,
observasi, dan interview.
b) Analisa Data
Terdapat beberapa tahap untuk melakukan teknik analisa data yaitu:
-Tahap Analisis: melakukan pengumpulan data dan identifikasi masalah-masalah
yang ada di rumahsakit agar mencapai tujuan guna mendapatkan manfaat dari
desain interior Rumah Sakit
-Tahap Sintesis: mengolah data sekunder dan primer yang berhubungan dengan
redesain Rumah Sakit
-Tahap Kesimpulan: mengungkap konsep desain yang tepat untuk digunakan pada
interior Rumah Sakit.
c) Tahapan Desain
Setelah mengidentifikasi masalah, mempelajari standar desain rumah sakit, serta
mengetahui keinginan staf dan pasien, kemudian menentukan konsep desain yang
sesuai dengan hal- hal yang disebut diatas dapat diketahui data-data yang diperlukan
pada perancangan Rumah Sakit.

2.2 Konsep Desain


Konsep desain merupakan hasil dari hubungan antara rumusan masalah,
tujuan perancangan, dan hasil analisa data. Ide rancangan yang akan disimpulkan
kembali menjadi konsep rancangan berupa gambaran aktivitas dan gambaran tema
yang sesuai dengan perancangan.

a) Dinding
Pada umumnya Rumah Sakit memiliki dinding berwarna putih dengan motif
cross wave dengan warna yang berbeda-beda. Warna-warna tersebut ada: Oranye
untuk area non-medis, hijau untuk area medis, dan biru untuk area sirkulasi.
Sedangkan di beberapa area non medis, dinding menggunakan finishing wallpaper.
Untuk mencegah tumbuhnya bakteri, dinding yang sesuai dengan standar rumah
sakit harus keras, tidak berpori, tidak menyebabkan silau, tahan api, kedap air, tahan

2
karat, tidak punya sambungan, mudah dibersihkan dan dinding menggunakan cat
anti bakteri dan anti bau.

b) Lantai
Menurut standar rumah sakit, untuk lantai di area medis disarankan
menggunakan epoxy yang bertujuan supaya tidak ada rongga yang menjadi tempat
berkembangbiaknya bakteri. Lantai Rumah Sakit juga harus berbahan kuat, kedap
air, permukaan rata, tidak licin, warna terang, dan mudah dibersihkan. Lantai untuk
pertemuan menggunakan cove. Sedangkan untuk area non medis, lantai yang
digunakan bermaterial granit dan vynil bermotif kayu.

c) Plafon
Untuk memberikan kesan dinamis, konsep desain plafon yang digunakan
adalah unsur healing. Sehingga plafon dapat menjadi benang merah yang
menyatukan konsep healing pada area indoor dan outdoor. Plafon menggunakan
material gypsum board dengan rangka hollow. Plafon yang sesuai standar Rumah
Sakit adalah plafon yang harus kuat, berwarna terang, dan mudah dibersihkan, serta
cat finishing unuk mencegah baud an bakteri.

d) Furnitur
Furniture menggunakan bentuk yang sederhana dikombinasikan dengan
warna healing. Menggunakan bentukan tumpul dan tidak bersudut pada klinik anak,
guna meningkatkan keamanan dan menstimulasi anak untuk lebih rileks.

e) Taman
Tujuan penciptaan taman di Rumah Sakit sangat berguna bagi pasien untuk
berinteraksi dengan alam, selain itu dapat membantu pasien cepat sembuh, karena
sensory garden interaktif berperan dalam penurunan stress dan meningkatkan
energy positif.

2.3 Hasil Desain

a) Lobby
Lobby merupakan objek yang terletak di depan dan pertama kali dilihat, oleh
karena itu desain lobby Rumah Sakit yang baik akan berpengaruh pula terhadap
psikologis positif pasien.Pada area lobby menggunakan dinding bata dengan
finishing cat putih dan oranye pada dinding pusat informasi. Di bagian backdrop
area registrasi menggunakan panel kaca untuk memberikan kesan modern.

b) Poliklinik
Fungsi dari Poliklinik untuk tempat pemeriksaan serta tindakan medis oleh
dokter. Area tunggu dapat mengurangi kejenuhan pasien, karena letaknya yang
berhadapan dengan taman. Dinding pada area tunggu didominasi dengan warna
putih dan motif cross wave berwarna hijau. Motif hijau ini menjadi wayfinding
menuju area medis (poliklinik) yang ditunjukkan oleh signage berwarna hijau.

3
Lantai untuk ruangan ini bermaterial epoxy tidak berongga supaya mudah
dibersihkan. Untuk furniture yang digunakan, kursi tunggu poliklinik yang didesain
senyaman mungkin.

c) IGD
Keleluasaan sirkulasi dbutuhkan di IGD. Sehingga IGD didesain dengan
banyak peletakan furniture secara linear guna menciptakan sirkulasi yang cukup
luas. Pada area medis, lantai menggunakan perbedaan warna yakni biru dan abu-
abu untuk memberikan kesan meruang serta memudahkan dalam melihat berbedaan
area untuk setiap bed. Drop Ceiling digunakan plafon untuk mencapai kesan
meruang pada tiap area. Pada area registrasi menggunakan desain furniture yang
sederhana untuk menciptakan kesan minimalis. Kesan minimalis diperlukan agar
tidak membingungkan pasien yang panik di dalam IGD. Meja Registrasi yang bisa
juga digunakan untuk tempat konsultasi dokter menggunakan finishing HPL
berwarna coklat muda dan putih untuk menyatukan dengan warna dinding yang
didominasi warna putih.

Beberapa interior rumah sakit yang tidak membosankan

 Anda perlu menentukan interior desain rumah sakit yang unik dan menarik.
Contohnya dengan menetapkan desain modern atau minimalis untuk rumah sakit.
 Dengan memilih desain minimalis, anda bisa memilih berbagai furniture minimalis,
anda juga bisa meletakkan beberapa dekorasi minimalis, seperti meja kecil di sudut
ruangan dengan lampu meja yang unik, serta pemilihan tirai yang lebih dekoratis.
 Anda bisa memilih tempat tidur yang terbuat dari alumunium dengan dekorasi unik
pada bagian ranjang. Pilih pula sebuah rak yang beraplikasi pada dinding agar
membuat kamar inap rumah sakit menjadi lebih menarik.
 Anda harus menentukan warna yang indah dan menarik untuk dinding rumah sakit.
Biasanya, rumah sakit anak memiliki warna yang lebih banyak. Bahkan, anda juga
perlu menerapkan lukisan pada dinding kamar pasien atau di lobi.
 Terdapat banyak jenis mural art yang cocok dengan desain rumah sakit. Anda juga
bisa menerapkan gambar floral atau desain grafis pada dinding.
 Pilih warna abu-abu dan putih atau putih dan coklat, atau perpaduan putih dengan
hijau untuk menciptakan kenyamanan di dalam rumah sakit.
 Jangan lupa untuk menaruh vas bunga di kamar pasien, lobi dan juga di tempat
penerimaan tamu, karena ini akan menambah ketertarikan pada rumah sakit.
 Anda perlu memajang beberapa lukisan di dinding, dan satu lukisan besar di lobi
atau ruang tunggu.

4
III. KESIMPULAN

Rancangan lingkungan fisik rumah sakit dapat mempengaruhi pilihan, harapan, kepuasan,
serta perilaku konsumen kesehatan, karena lingkungan fisik rumah sakit menjadi tempat
berinteraksi antara konsumen dan penyedia jasa pelayanan kesehatan.

Perancangan interior gedung Rumah Sakit yang baik mampu menciptakan kondisi yang
memberi rasa nyaman kepada pasien yang dapat mempercepat kesembuhan pasien dan
mendorong kinerja karyawan.

Desain fisik dan interior rumah sakit dirancang dengan mempertimbangkan pola sirkulasi
dan sistem pelayanan medis. Mendesain ruang interior dengan warna tertentu sebagai unsur
pendukung proses penyembuhan pasien secara psikologis. Karena rumah sakit dirancang
dengan desain fisik dan interior yang mampu mewadahi segala aktivitas rumah sakit dan
tetap bernilai estetis sehingga diharapkan bisa menjadi alternatif pilihan masyarakat sebagai
konsumen.

Untuk menciptakan bangunan rumah sakit yang sesuai dengan standar dan kita harus
melakukan beberapa metode-metode yang sudah dijelaskan diatas agar dapat mewujudkan
bangunan rumahsakit yang sesuai dengan standar dan kriteria.

5
DAFTAR PUSTAKA

 https://media.neliti.com/media/publications/134185-ID-redesain-interior-rumah-sakit-
negeri-kel.pdf

 file:///D:/Download/16241-16239-1-PB%20(2).pdf

 https://media.neliti.com/media/publications/140241-ID-desain-interior-rumah-sakit-jiwa-
drradji.pdf

 file:///D:/Download/S2-2013-309233-chapter1%20(1).pdf

 http://download.portalgaruda.org/article.php?article=312187&val=7392&title=Relasi
%20Penerapan%20Elemen%20Interior%20Healing%20Environment%20Pada%20Ruang
%20Rawat%20Inap%20dalam%20Mereduksi%20Stress%20%20Psikis%20Pasien
%20(Studi%20Kasus:%20RSUD.%20Kanjuruhan,%20Kabupaten%20Malang)

Anda mungkin juga menyukai