1. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Penelitian ini menggunakan sebuah objek salah satu café yang berada di tengah kota
Bandung yaitu café Jardin yang berada di Jalan Cimanuk No.1A, Citarum, Bandung Wetan, Kota
Bandung, Jawa Barat 40115. Café ini dipilih menjadi objek penelitian karena memiliki konsep dan
desain yang unik, dan membuat pengunjung tertarik untuk datang. Serta menggunakan Green
Design sebagai aspek tren desain yang sangat digemari anak muda.
Aspek Trend Design
Green Design sebagai aspek tren desain bukanlah tren arsitektur baru, seiring maraknya
isu lingkungan hidup dan juga pemanasan global, konsep arsitektur yang menyatu dengan alam
kembali menjadi perhatian dan diminati. Mulai dari pemanfaatan material yang ramah
lingkungan hingga sistem arsitektur yang memanfaatkan sumber daya alam yang terbarukan
semakin banyak diaplikasikan pada rumah-rumah.
Seringkali green design diartikan sebagai bangunan dengan segala sesuatu yang berbau
“hijau”. Namun sebenarnya, menurut arsitek, Riri Novriansyah, green building atau green design
erat kaitannya dengan energi, terutama yang berdampak bagi lingkungan, sosial, masyarakat,
serta ekonomi.
Pada café Jardin ini vegetasi alami sangat ditonjolkan di sebagian besar area. Vegetasi
yang digunakan pun menggunakan jenis vegetasi yang mudah perawatannya dan sering dijumpai
di Indonesia. Café Jardin ini juga menggunakan material kaca pada ceiling dan semen concrete
yang diterapan di semua elemen lantai dan dinding. Desain pada tempat ini juga sangat
memanfaatkan pencahayaan alami dan penghawaan alami di siang maupun malam hari dengan
, maka dari itu Café ini tidak menggunakan Air Conditioner. Banyak yang meyakini bahwa konsep
arsitektur back to nature bisa memberikan solusi terhadap berbagai masalah lingkungan hidup
2. HASIL SURVEY
a. Pelaksanaan observasi di Café Jardin, Bandung
- Nama Café : Jardin Cafe
- Alamat: Jl. Cimanuk No.1A, Citarum, Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat
40115
- Suasana Café: baik siang maupun malam ramai oleh pengunjung yang didominasi oleh
remaja, café dipenuhi dengan tumbuhan-tumbuhan hijau, terdapat 3 lantai bangunan
café.
- Material yang digunakan : material yang digunakan didominasi oleh kayu, kaca, dan
semen. Kayu digunakan untuk furnitur, kaca selain untuk bukaan juga untuk ceiling,
dan semen untuk material dinding dan lanyai.
b. Hasil wawancara
- Topik : Suasana Café Jardin Bandung
- Metode wawancara : Mengisi kuisioner (google form)
- Narasumber : Pria dan Wanita berumur 19-22 tahun yang pernah berkunjung ke Café
Jardin
- Daftar pertanyaan dan kesimpulan hasil wawancara :
1) Apa kesan pertama anda saat masuk ke Café Jardin dan apakah suasana di dalam
cafe dapat membangun mood Anda? 95% responden menjawab bahwa kesan
pertama saat mengunjungi Café Jardin tempatnya nyaman, tenang, dan aesthetic.
5% sisanya menjawab lumayan dikarenakan suasananya yang ramai dengan
pengunjung yang banyak.
2) Apakah penempatan vegetasi alami didalam interior Café terlalu berlebihan? 47.6%
responden menjawab berlebihan dan 52.4% menjawab cukup.
3) Apakah menurut Anda Jardin Café menerapkan konsep "Green Design"? Berikan
alasannya! 95% responden menjawab “Ya” dengan alasan banyak tumbuhan
hijaunya,penggunaan kaca untuk ceiling yang memaksimalkan cahaya matahari
untuk penerangan cafe pada siang hari, dan walau banyak perokok di café asap
tidak tercium karena racun dari rokok terserap tanaman. Dan 5% responden
menjawab “Tidak” karena penggunaan material kayu yang baru (bukan daur ulang)
untuk furniture.
3. PERMASALAHAN UMUM
a. Café yang terletak di tengah kota sehingga menimbulkan polusi udara karena banyak nya
asap kendaraan,
b. Café yang terletak di tengah kota dan konsep yang terbuka dapat menimbulkan
kebisingan dari polusi suara dari kendaraan yang berlalu lalang dapat mengganggu
pengunjung menikmati hidangan dan aktivitas di café,
c. Bangunan café yang memiliki 3 lantai akan terasa panas karena terik matahari pada siang
hari.
4. TUJUAN PENELITIAN
Meneliti aspek interior Café Jardin Bandung terkait dengan kaidah Indoor Air Health and Comfort.
5. SASARAN
Meneliti aspek interior Café Jardin Bandung terkait dengan kaidah Indoor Air Health and Comfort.
6. KAJIAN PUSTAKA
a. Green Building
Green Building adalah bangunan dimana sejak dimulai dalam tahap perencanaan,
pembangunan, pengoperasian hingga dalam operasional pemeliharaannya memperhatikan
aspek-aspek dalam melindungi, menghemat, mengurangi penggunaan sumber daya alam,
menjaga mutu dari kualitas udara di dalam ruangan, dan memperhatikan kesehatan
penghuninya yang semuanya berpegang kepada kaidah bersinambungan.
Istilah Green building merupakan upaya untuk menghasilkan bangunan dengan
menggunakan proses-proses yang ramah lingkungan, penggunaan sumber daya secara efisien
selama daur hidup bangunan sejak perencanaan, pembangunan, operasional, pemeliharaan,
renovasi bahkan hingga pembongkaran.
Bangunan hijau (green building) didesain untuk mereduksi dampak lingkungan terbangun
pada kesehatan manusia dan alam, melalui : efisiensi dalam penggunaan energi, air dan sumber
daya lain ; perlindungan kesehatan penghuni dan meningkatkan produktifitas pekerja ;
mereduksi limbah / buangan padat, cair dan gas, mengurangi polusi / pencemaran padat, cair
dan gas serta mereduksi kerusakan lingkungan.
Green Building Council Indonesia atau GBCI menyiapkan 6 aspek yang merupakan komponen
wajib untuk sertifikasi bangunan agar bangunan tersebut dapat dikatakan sebagai green
building:
1. Tepat Guna Lahan (Approtiate Site Development / ASD)
2. Efisiensi dan Konservasi Energi (Energy Efficiency & Conservation / EEC)
3. Konservasi Air (Water Conservation / WAC)
4. Sumber dan Siklus Material (Material Resource and Cycle / MRC)
5. Kualitas Udara & Kenyamanan Ruang (Indoor Air Health and Comfort / IHC)
6. Manajemen Lingkungan Bangunan (Building and Environment Management / BEM)
b. Kualitas Udara & Kenyamanan Ruang (Indoor Air Health and Comfort / IHC)
Green design di buat sebagai upaya untuk menghasilkan bangunan yang ramah lingkungan,
hemat energi dan memberikan perlindungan kesehatan bagi penghuninya. Indoor Air Health And
Comfort merupakan salah satu aspek yang diterapkan oleh Green Building Council Indonesia atau
GBCI untuk memastikan sirkulasi udara dan kenyamanan.
Sebagian besar aktivitas manusia dilakukan di dalam ruangan. Iklim yang panas dan lembab
di Indonesia mendukung berkembangnya tren bangunan yang dilkengkapi dengan
pengkondisian udara untuk menciptakan kenyamanan bagi pengguna ruang. Meski demikian,
terdapat juga bangunan yang menggunakan ventilasi alami. Agar pengondisian udara lebih
efektif dan tidak menjadi beban alat pendingin maka ruangan dirancang agar infiltrasi udara
terjadi seminimal mungkin dengan cara ruangan dibuat cenderung lebih kedap. Perlu diwaspadai
bahwa sumber polutan dapat berasal dari aktivitas pengguna, peralatan, serta material gedung.
Dengan tren bangunan saat ini disertai adanya sumber polutan tersebut, maka polutan akan
stagnan sehingga sirkulasi udara segar tidak efektif. Hal ini yang berpotensi menyebabkan sick
building syndrom (gejala bangunan sakit), dengan gejala pusing, iritasi mata, kegamangan, lelah
dan sesak napas.
Kategori ini bertujuan untuk mencegah masalah kualitas udara dalam ruang pada gedung
sehingga pengguna ruang dapat beraktivitas dengan sehat, nyaman dan lebih produktif.
Indoor Air Health and Comfort / IHC pada bangunan eksisting dibagi menjadi 9 kredit penilaian,
yaitu:
1. IHC P yaitu No Smoking Campaign atau Kampanye Bebas Asap Rokok
2. IHC 1 yaitu Outdoor Air Introduction atau Introduksi Udara Luar
3. IHC 2 yaitu Environmental Tobacco Smoke Control atau Kontrol Asap Rokok
4. IHC 3 yaitu CO2 and CO Monitoring atau Pemantauan CO2 dan CO
5. IHC 4 yaitu Physical, Chemical and Biological Pollutants atau Polutan Fisika, Kimia, dan
Biologi
6. IHC 5 yaitu Thermal Comfort atau Kenyamanan Suhu
7. IHC 6 yaitu Visual Comfort atau Kenyamanan Visual
8. IHC 7 yaitu Acoustic Level atau Tingkat Kebisingan
9. IHC 8 yaitu Building User Survey atau Survei Pengguna Gedung
7. PEMBAHASAN
a. Penerapan Green Design pada Café Jardin
1. Memiliki konsep Earth-Friendly
- Pada dinding bangunan menggunakan material concrete. Serta penggunaan kaca
pada beberapa bagian ceiling Café Jardin.
- Menerapkan banyak bukaan tanpa sekat seperti penghawaan alami yaitu angin,
sebagai penyejuk lingkungan.
- Bahan-bahan bangunan yang digunakan cenderung ramah pada lingkungan seperti
concrete dengan motif kasar pada lantai untuk mengurangi pantulan panas yang
dihasilkan dari luar bangunan.
- Tidak menggunakan Air Conditioner
Penggunaan kaca pada beberapa bagian Ceiling di Café
Jardin
Void, Vertical Garden, dan tanaman rambat yang diterapkan pada Café Jardin
KESIMPULAN
Green Building adalah bangunan dimana sejak dimulai dalam tahap perencanaan,
pembangunan, pengoperasian hingga dalam operasional pemeliharaannya memperhatikan
aspek-aspek dalam melindungi, menghemat, mengurangi penggunaan sumber daya alam,
menjaga mutu dari kualitas udara di dalam ruangan, dan memperhatikan kesehatan
penghuninya yang semuanya berpegang kepada kaidah bersinambungan. Indoor Air Health And
Comfort merupakan salah satu aspek yang diterapkan oleh Green Building Council Indonesia atau
GBCI sebagai persyaratan ‘Green Design’.
Café Jardin telah menerapkan beberapa aspek IHC tersebut, sehingga Café Jardin
dapat di katakan sebagai Green Design.
DAFTAR PUSTAKA
http://helmizulmar.blogspot.com/2012/06/definisi-greenbuilding-adalah-bangunan.html
https://bangunanhijau.com/gb/eb/ihc-eb/
Green Building Council Indonesia. (2010). Panduan Penerapan Perangkat Penilaian Bangunan
Hijau GREENSHIP Versi 1.0. Jakarta: Green Building Council Indonesia
http://www.greenartindonesia.co.id/content/blog/14_manfaat_menggunakan_taman_vertikal
https://udararuang.wordpress.com/
http://www.indonesian-publichealth.com/standar-penilaian-kualitas-udara-ruang/