Anda di halaman 1dari 9

PSIKOLOGI RUANG PADA ANALISIS SENSASI DAN PERSEPSI

DARI CAFÉ GEFALLTLICH COFFEE

Oleh

Fardian Syaban (1603174150)

M. Pradavi S.W (160317)

Mira (160317)

Panggih Heri Kustanto (160317)

R. Muhammad Yusuf Nugroho (1603174205)

Rizky Aditya Hermansyah (1603174142)

Program Studi Desain Interior,Universitas Telkom

FAKULTAS INDUSTRI KREATIF

UNIVERSITAS TELKOM

BANDUNG

2019
PSIKOLOGI RUANG PADA CAFE

Fardian Syaban1, M. Pradavi S. W2, Mira3, Panggih Heri Kustanto4,

R. Muhammad Yusuf Nugroho5, Rizky Aditya Hermansyah6

Alamat pos-el :

syabanfardian@gmail.com1, dhanakusuma9@gmail.com2, aqilahulhaq@gmail.com3,


nandanars99@gmail.com4, radenspeed68@gmail.com5, rizz.adty@gmail.com6

Abstrak

Kafe dari (bahasa Prancis: café) secara harfiah adalah (minuman) kopi, tetapi kemudian menjadi
tempat untuk minum-minum yang bukan hanya kopi, tetapi juga minuman lainnya termasuk minuman
yang beralkhohol rendah.
Di Indonesia, kafe berarti semacam tempat sederhana, tetapi cukup menarik untuk makan makanan
ringan. Kafe memiliki definisi yang berbeda dengan warung.

Pada era yang sudah modern sekarang ini, sudah banyak café-café di tempat-tempat mall maupun
di area perbelanjaan dan di jalanan, dengan desain-desain yang juga sangat terpikirkan dan terdesain
dengan baik, dari segi psikologi, desain dari café-café tersebut memiliki pengaruh yang sangat besar
terhadap kesan maupun sensasi dan persepsi pada pengunjung yang datang.

Dalam ruang café juga dibutuhkan kenyamanan psikologis para pengunjung saat menikmati kopi
maupun makanan di café tersebut, hal ini dapat diraih dengan menggunakan desain yang baik yang
nantinya akan membuat sensasi dan persepsi pengunjung menjadi kesan yang bagus dan baik.

Ada juga permasalahan lainnya yang dapat memengaruhi ketidaknyaman pada ruangan yang
memengaruhi ke-5 indera manusia yaitu, penglihatan, pendengaran, pengecap, peraba, dan penciuman.
Kenyamanan ruangan yang memengaruhi ke-5 indera inilah yang menjadi kunci penting dalam
kenyamanan ruangan dan kenyamanan psikologis pengunjung yang datang.

Keywords - café, Kenyamanan, Psikologi, sensasi, persepsi, desain


1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pengertian Kafe (Cafe) adalah tempat untuk bersantai dan berbincang-bincang dimana
pengunjung dapat memesan minuman dan makanan. Kafe termasuk tipe restoran namun lebih
mengutamakan suasana rileks, hiburan dan kenyamanan pengunjung sehingga menyediakan tempat
duduk yang nyaman dan alunan musik.

Pengertian Kafe menurut Dictionary of English Language and Culture, Longman adalah restoran
kecil yang melayani atau menjual makanan ringan dan minuman, kafe biasanya digunakan orang untuk
rileks. Sedangkan menurut The New Dictionary and Theosaurus, Kafe merupakan restoran murah yang
menyediakan makanan yang mudah diolah atau dihidangkan kembali.

Pada umumnya café biasanya dikunjungi oleh mahasiswa-mahasiswa maupun pekerja untuk
mengerjakan tugas kuliah maupun melepas Lelah dengan meminum kopi maupun makan makanan
ringan, oleh karena itu untuk mendapatkan tingkat kenyamanan yang baik harus di dapatkan demi
kelangsungan kenikmatan pengunjung.

Café ini terletak di daerah kampus Telkom University, oleh karena itu mayoritas pengunjungnya
adalah mahasiswa dan mahasiswi yang datang untuk berdiskusi dan mengerjakan tugas ataupun hanya
untuk sekedar bermain dan bersantai.

Peran kita sebagai Desainer adalah dengan menggunakan pengetahuan kita untuk memberikan
dan membuat rasa nyaman ketika manusia berada di dalam café yang nantinya akan memenuhi
kebutuhan kenyamanan psikologis dari manusia tersebut.

1.2 Batasan Masalah

1. Tidak samanya jumlah kursi di tiap-tiap area


2. Air Flow pada area khusus smoking untuk asap rokok
3. Mengkaji kenyamanan thermal dan psikologis selama berada di dalam cafe

1.3 Rumusan Masalah


1. Bagaimana membuat orang-orang nyaman di dalam café area smoking perihal indera
penciuman dari asap rokok?
2. Apa yang harus diperhatikan dalam membuat kenyaman ruang di dalam café ?
3. Apa yang harus diperhatikan dalam membuat kenyamanan ruang di area lantai 2 perihal
kenyamanan pendengaran?

1.4 Tujuan
1. Untuk memaparkan cara membuat orang orang nyaman di dalam café.
2. Untuk mendeskripsikan yang harus diperhatikan dalam membuat kenyaman ruang di café
3. Untuk menjelaskan alasan kita harus memperhatikan kenyamanan ruang di dalam café.

1.5 Manfaat Jurnal


1.5.1 Untuk Mahasiswa
Memberikan masukan dan wawasan khususnya mahasiswa desain interior dalam membuat
perancangan café atau public space perihal kenyamanan psikologis.
1.5.2 Untuk Lembaga
Memberikan panduan dalam merancang café atapun tempat public lainnya.

1.6 Metode Penyusunan


1.6.1 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif guna mendapatkan hasil
riset bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis.

1. Studi Literatur

PENGERTIAN CAFÉ
Pengertian Kafe menurut Dictionary of English Language and Culture, Longman adalah restoran
kecil yang melayani atau menjual makanan ringan dan minuman, kafe biasanya digunakan orang untuk
rileks. Sedangkan menurut The New Dictionary and Theosaurus, Kafe merupakan restoran murah yang
menyediakan makanan yang mudah diolah atau dihidangkan kembali.

PENGERTIAN RUANG PUBLIK


Ruang publik adalah Areal atau tempat dimana suatu masyarakat atau komunitas dapat
berkumpul untuk meraih tujuan yang sama, sharing permasalah baik permasalah pribadi maupun
kelompok. Areal ini dapat berupa ruang dalam dunia nyata (Real Space) ataupun dunia maya (Virtual
Space). Real space dapat berupa taman-taman, sekolah, gedung-gedung bersama, Gym dll.
Sedangkan virtual space dapat berupa grup-grup Facebook, WhatsApp, LINE dll. Jika diambil contoh
dalam sebuah grup Bahasa Inggris di Facebook, semua orang yang berada didalam grup itu bisa
dikatakan memiliki satu tujuan sama, yaitu belajar bahasa inggris (tanpa menghitung beberapa orang
yang bertujuan untuk berjualan atau tujuan lain yang tidak diungkapkan). Di dalam grup ini nantinya
akan dibahas materi-materi yang dipelajari. Selain itu, admin (ataupun pengurus) grup biasanya akan
bertanya tentang hal apa yang menjadi permasalahan anggota grup, seperti pada bagian mana seorang
anggota grup masih sangat kurang dalam memahami materi. Selanjutnya pengurus grup bisa
memberikan solusi. Jika pengurus tidak mampu, maka pengurus tersebut bisa melemparnya ke semua
member untuk didiskusikan bersama. Contoh lain, pada taman-taman kota ataupun tempat wisata.
areal taman ini tentu saja fungsi utamanya adalah sebagai tempat untuk refreshing, sebagai tempat
mendapatkan relaxation setelah melewati pekerjaan yang cukup membebani pikiran, atau juga sebagai
tempat untuk berkumpul bersama keluarga. Jadi, dapat dikatakan bahwa ruang publik mempunyai
‘tugas’ untuk menampung dan memberi tempat pada semua kepentingan publik.[1]

SIRKULASI RUANG GERAK (JARAK BERSIH)


Dalam desain interior, sirkulasi merupakan bagian yang sangat penting yang harus diperhatikan
dan direncanakan. Prinsip utama dalam penataan sirkulasi adalah memahami pola aktivitas
pengguna yang ada dalam ruangan. Menurut Logi Tofani (2011) dalam laporan tugas akhirnya,
menyebutkan pada dasarnya sirkulasi dapat dibagi menjadi 3 berdasarkan fungsinya yaitu
sirkulasi kendaraan, sirkulasi barang dan yang akan dibahas pada penelitian ini, sirkulasi
manusia. Ciri-ciri dari sirkulasi manusia yaitu kelonggaran dan fleksibel dalam bergerak,
berkecepatan rendah dan sesuai dengan skala manusia (Tofani, 2011). Skala manusia yang sering
digunakan adalah skala yang ada di buku Data Arsitek dan Human Dimension. Menurut Fruin,
zona personal yang nyaman didasarkan atas zona perlindungan tubuh yang diperluas sampai
diameter 42 inci atau 106,7 cm, pada posisi ini seseorang dapat melewati jarak antara dua orang
yang berdiri bersampingan dengan posisi menyamping. Sedangkan zona sirkulasi, Fruin
memperluas zona perlindungan tubuh sampai dengan diameter 48 inci atau 121,9 cm. Fruin
menyatakan bahwa pada zona perlindungan tubuh yang terbentuk seluas 0,93 – 1,21 m² per
orang, memungkinkan terjadinya suatu sirkulasi tanpa mengganggu orang lain.

PLACE ATTCHMENT

Dalam dunia desain interior, beberapa teori sangat diperhatikan dalam mendesain
atau membangun ulang sebuah bangungan. Place attachment merupakan salah satu teori
yang sangat di perhartikan dan penting karena merujuk kepada fungsional dan arti dalam
suatu ruang. Manusia sangat peka terhadap faktor – faktor penentu dari place attachment
itu sendiri seperti halnya, lingkungan yang mendukung baik secara mental maupun fisik,
ingatan terhadap tempat tersebut, dan emosi yang dirasakan.
Place attachment sendiri biasanya didefinisikan sebagai ikatan yang dimiliki individu
atau kelompok secara social dan fisik terhadap lingkungan. Ada tiga hal yang sangat
penting dalam pembuatan place attachment yaitu emosi dan perasaan individual atau
kelompok, pengalaman baik maupun buruk, kepuasaan. Dalam pengertian emosi dan
perasaan suatu individu atau kelompok sendiri sangat berperan penting, attachment yang
dimaksud juga “bukan hanya suatu pengalaman langsung kepada tempat itu akan tetapi
bisa dengan psikologi investasi dengan tempat suatu tempat yang dapat berkembang
seiring berjalannya waktu” (William & Vaske, 2003, p. 831). Seperti contohnya beberapa
aspek di lingkungan sekitar dapat mengingatkan kembali kepada memori dan perasaan
yang berikutnya dapat menjadi suatu fondasi elemen dalam pembentukan place
attachment. Pengalaman suatu individu atau kelompok sangat berkontribusi dalam
pembentukan attachment, segala aspek pengalaman yang ada dilingkungan tersebut baik
dari pengalaman baik maupun buruk sangat penting karena sewaktu – sewaktu ikatan
antar tempat tersebut dapat menghilang atau bahkan semakin kuat, hal ini digaris bawahi
oleh Kopec (2006) “bagaimana cara kita mehubungkan pengalaman dengan persepsi kita
akan suatu tempat yang nantinya akan mengimbas kepada tingkatan ikatan itu.” . suatu
kepuasaan individu merupakan elemen yang juga berkontribusi dalam pembentukan
ikatan akan suatu tempat, makna dari kepuasaan sendiri dapat di artikan “value to meet
certain basic needs” (Stedman, 2002, p. 564). Jika suatu tempat tersebut memiliki suatu
arti dan mendekati kebutuhan utama suatu individu maka tingkatan kepuasaan tersebut
akan meningkat. Elemen kepuasaan sendiri dapat dilihat dari perilaku individu atau
kelompok tersebut, apakah mereka melakukan suatu reaksi positif atau negative.
 Kunci lainnya dalam pembentukan place attachment adalah place identity dan sense of
place. Place identity sendiri dapat di definisikan sebagai, “bagaimana manusia dapat
menggabungkan suatu tempat menuju konsep yang lebih luas yaitu identitas diri mereka
sendiri.” (Kopec, 2006, p.62). place identity sendiri memberi peluang untuk menciptakan
suatu ikatan kepada tempat yang sesuai dengan identitas mereka.
 Sense of place adalah “perubahan tingakatan atas rasa nyaman dan perasaan aman yang
terikat kepada tempaat” (Kopec, 2006, p 62). Yang dapat disebut dengan sense of place
sendiri, dalam suatu individu atau kelompok harus memeliki suatu rasa yaitu perasaan
memiliki yang terhubung dengan tempat dan pengalaman apapun bentuknya

2. Metode Penelitian
a. Metode Kualitatif Observasi
i. Observasi Partisipatif
Observasi yang dilakukan peneliti dengan mengamati dan mengobservasi
langsung dan menjadi pelanggan di dalam Café GEFALLTLICH COFFEE yang berada
di jl. Ciganitri, kec. Bojongsoang 1 hari penuh, dimulai dari kegiatan memesan
kopi, diskusi, hingga pembayaran.
ii. Literatur
Data literatur yang digunakan pada penelitian ini diambil dari buku, jurnal, tugas
akhir dan internet tentang sirkulasi ruang gerak manusia khususnya di ruang
publik.

3. Analisa

ANALISA KENYAMANAN AREA DEPAN.

Area porch atau depan café, area ini sifatnya outdoor sehingga suasana dan sensasi area ini berbeda
dengan suasana di area area lainnya, adapun faktor luar area luar ini berhubung di area komplek yang
sepi sehingga suasananya dan sensasinya yaitu santai dan sunyi dengan bau bau alami seperti bau hujan
dan lain lain sehingga menimbulkan persepsi ketenangan.

 KENYAMANAN THERMAL
Pada area porch atau area depan ini dikarenakan sifatnya yang outdoor maka
menjadikan area depan ini sebagai area yang kenyamanan thermalnya sangat terjamin
dikarenakan air flow yang ada di ruang ini adalah udara alami atau udara segar

 KENYAMAN PSIKOLOGI

Kenyamanan psikologis pada area inipun sudah cukup bagus, karena café ini berada di
area komplek yang sangat sepi, maka kenyamanan pendengaran sangat terjamin karena
jauh dari kebisingan jalanan maupun kebisingan suara obrolan pengunjung lainnya yang
di dalam, hanya saja untuk kenyamanan penciuman tergantung pada keadaan atau
kondisi outdoor di café tersebut, misalkan ketika hujan yang akan tercium adalah bau
tanah dan bau hujan yang tercampur, untuk sebagian orang bau ini menjadikan sensasi
kenyamanan namun untuk orang lain bau ini dapat menjadi bau yang tidak disukai.

ANALISA KENYAMANAN AREA UTAMA.

Area utama, area ini merupakan area yang menyatu dengan kasir dan tempat pembuatan kopi,
sehingga dapat tercium wangi wangi kopi dan susu yang sedang dibuat. Kuantitas area utama ini cukup
sedikit dibandingkan dengan 2 area selanjutnya sehingga area ini tidak terlalu berisik atau bising dengan
perbincangan dari pelanggan lain, suara yang dirasakan didapat dari proses pembuatan dari kopi di café
dengan wangi wangian kopi dan susu, sehingga menimbulkan persepsi kepada orang orang bahwa
suasana ini adalah suasana café yang otentik. Material yang digunakan untuk lantai menggunakan
keramik, untuk dinding batu bata acian di cat warna putih, plafon menggunakan gypsum.

 KENYAMANAN THERMAL
Pada area utama ini

 KENYAMAN PSIKOLOGI

Kenyamanan psikologis pada area ini


ANALISA KENYAMANAN AREA BELAKANG.

Area ketiga yaitu area belakang, area ini adalah satu satunya area yang diperbolehkan untuk
merokok (smoking area), sehingga sensasi yang dirasakan dari indra penciuman di area ini yaitu wangi
wangian kopi yang sudah terproses dan bau asap rokok, area ini juga semi-outdoor dengan sedikit
bukaan dibagian belakang sehingga didapatkan sedikit sensasi angin outdoor.
Area ini juga merupakan satu satunya area yang memiliki musik yang menghibur pengunjung melalui
speaker sehingga dapat memanjakan indra pendengaran pengunjung agar tidak bosan dan
mendapatkan sensasi santai dengan persepsi area yang sangat “hidup”. Untuk material dinding
menggunakan batu bata + acian dicat warna putih, lantai menggunakan material paping blok, untuk
plafon menggunakan canopy yang bisa dibuka dan ditutup. Untuk area duduknya menggunakan beton
dan tambahan aksen kayu.

 KENYAMANAN THERMAL
Pada area ini

 KENYAMAN PSIKOLOGI

Kenyamanan psikologis pada area ini

ANALISA KENYAMANAN AREA LANTAI 2.

Area terakhir yaitu area di lantai 2, area ini adalah satu satunya area lesehan dan tanpa kursi,
sensasi yang didapat dari area ini kurang lebih sama dengan sensasi dari area utama hanya saja jumlah
meja di area ini lebih banyak dari semua area sehingga mendapat sensasi yang ramai ataupun crowded
sehingga dapat mengganggu indra pendengaran dari percakapan para pengunjung, sensasi dari indra
penciuman pun di area ini sangat minim karna jauh dari tempat pembuatan kopi dan tidak ada asap
rokok, menjadikan persepsi area ini sebagai area café yang pada umumnya. Untuk material lantai
menggunakan keramik dan dinding menggunakan batu bata + acian dicat warna putih dan plafon
menggunakan gypsum. Untuk area duduk menggunakan kayu dan duduk lesehan.

 KENYAMANAN THERMAL
Pada area ini

 KENYAMAN PSIKOLOGI

Kenyamanan psikologis pada area ini

ANALISA PLACE ATTACHMENT.

 Manusia
o Hubungan antar manusia cukup terjaga dengan sirkulasi yang cukup besar untuk
area utaman karena sedikit meja dan kursi.
o Interaksi di area belakang sangat baik dikarenakan tempat duduk berbentuk
tribun sehingga interaksi antar manusia cukup baik.
 Setting Tempat
o Penataan tempat sangat baik, adanya 3 area yang berbeda-beda membuat
pengunjung bias memilih area yang mana saja tergantung dengan keperluan
mereka dating ke café tersebut sehingga ada nya variasi dan tepat guna nya
pengaturan tempat yang ada
4. Hasil dan Kesimpulan

Solusi :

5. Daftar Pustaka

[1]Neufert, Ernst. 2002. Data Arsitek, Jilid 1 Edisi Kedua. Jakarta : Erlangga.
[2]Panero, Julius & Zelnik, Martin. 2003. Human Dimension & Interior Space. Jakarta : Erlangga.
[3]Rohidi, Tjetjep Rohendi. 2011. Metodologi Penelitian Seni. Semarang : Cipta Prima Nusantara.
[4] https://id.wikipedia.org/wiki/Ruang_publik
[5] https://www.kanalinfo.web.id/pengertian-kafe-cafe

Anda mungkin juga menyukai