KONSTRUKSI BANGUNAN
LAPORAN
PERENCANAAN ULANG (REDESIGN)
RUMAH TIDAK SEHAT
disusun oleh :
Amrina Rosyada
1306368034
Alfandi Kurnianto
1306368040
Eki Noerfitriyani
1306368053
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan karunia-Nya, Laporan Tugas Besar Mata Kuliah Konstruksi Bangunan
Perencanaan Ulang (Redesign) Rumah Tidak Sehat ini dapat diselesaikan dengan baik.
Laporan ini disusun berdasarkan survei yang dilakukan oleh penulis untuk
memenuhi tugas besar mata kuliah Konstruksi Bangunan pada semester 3.
Dalam penyusunan laporan tugas besar ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai
pihak. Untuk itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah S.W.T
2. Ibu Ayomi Dita S.T. M.T. selaku dosen mata kuliah konstruksi bangunan.
3. Kak Tyas Putri Sativa selaku asisten Dosen yang dengan sabar membimbing kami
hingga laporan ini terselesaikan
4. Ibu Tatik selaku pemilik rumah.
5. Serta semua pihak yang telah membantu secara langsung maupun tidak langsung
dalam survei dan penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih sangat jauh dari kesempurnaan dalam
penyusunannya. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik membangun dari
seluruh pihak yang paham dan lebih mengerti tentang laporan ini sehingga pada
kesempatan berikutnya penyusun dapat membuat laporan yang lebih baik.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................i
KATA PENGANTAR..........................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................iii
DAFTAR TABEL................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Batasan Masalah
E. Manfaat Penulisan Tugas
F. Sistematika Penulisan
BAB II RUMAH SEHAT
A. Definisi Rumah Sehat
B. Syarat- syarat dan Kriteria Rumah Sehat
C. Standar dan Peraturan
1. Koefisien Dasar Bangunan (KDB)
2. Koefisien Luar Bangunan (KLB)
3. Garis Semapadan Bangunan (GSB)
4. Garis Semapadan Jalan (GSJ)
5. Garis Jarak Bebas Samping (GJBS)
6. Garis Jarak Bebas Belakang (GJBB)
7. Perbandingan Luas Bangunan Dengan Penghuni
8. Gambar tentang GSB, GSJ, GJBS, GJBB
D. Bangunan Tahan Gempa Untuk Rumah Tinggal
BAB III HASIL PENGAMATAN
A. Kondisi Rumah Hasil Survey
1. Lokasi Rumah Survey
2. Luas Tanah
3. Luas Bangunan
4. Jumlah Ruangan
5. Jumlah Penghuni
6. Denah Lokasi
7. Denah Rumah Eksisting
8. Tampak Depan dan Tampak Samping Rumah Eksisting
B. Perbandingan dengan Rumah Sehat
BAB IV ANALISIS DAN PERBAIKAN
A. Analisis Rumah Hasil Survey
1. Aspek Eksternal
2. Aspek Internal dan Fisik
3. Aspek Teknik
4. Aspek Ruang atau Hubungan Fungsi Kegiatan
B. Usulan Perbaikan Rumah
1. Aspek Eksternal
2. Aspek Internal dan Fisik
3. Aspek Teknik
4. Aspek Ruang atau Hubungan Fungsi Kegiatan
5. Denah Usulan atau Perbaikan
6. Tampak Usulan
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Luasan dan penggunaan rumah
Tabel 3.2. Perbandingan rumah survey dan rumah sehat
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Ilustrasi gambar tentang GSB, GSJ, GJBS, GJBB
Gambar 3.1. Lokasi rumah survey
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang penting,
hamper separuh hidup manusia akan berada di rumah, sehingga kualitas rumah
akan berdampak terhadap kondisi kesehatannya, karena itu lingkungan rumah
sebaiknya terhindar dari faktor yang merugikan kesehatan (Hindarto, 2007).
Kondisi rumah dan lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan
merupakan faktor resiko penularan berbagai penyakit, khususnya penyakit berbasis
lingkungan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kondisi rumah yang tidak
sehat mempunyai hubungan terhadap kejadian penyakit.
Pada dasarnya, kesehatan merupakan bagian yang sangat penting bagi
kehidupan manusia. Kesehatan memiliki peran yang sangat penting dalam
menunjang segala aktifitas yang dilakukan oleh manusia. Kesehatan terdapat
diberbagai hal, salah satunya adalah lingkungan, baik lingkungan dalam rumah
maupun lingkungan luar rumah. Rumah yang tidak sehat menyebabkan berbagai
dampak negatif,baik bagi orang yang tinggal didalamnya, maupun bagi lingkungan
sekitar. Beberapa jenis penyakit yang sering timbul akibat orang yang tinggal
dirumah dan dlingkungan yang tidak sehat adalah TBC, sesak napas, diare, dan
gatal-gatal pada kulit. Kebanyakan orang hanya mengetahui kriteria kesehatan di
luar lingkungan rumah tetapi tidak mengetahui kriteria kesehatan di dalam
lingkungan rumah.
Upaya pengendalian faktor resiko yang mempengaruhi timbulnya ancaman
kesehatan telah diatur dalam Kepmenkes RI No. 829/MenKes/SK/VII/1999 tentang
persyaratan kesehatan perumahan. Dalam penilaian rumah sehat menurut
Kepmenkes terdapat parameter rumah yang dinilai, meliputi 3 (tiga) kelompok
Di dalam bab ini akan dibahas rumah hasil survey yang meliputi kondisi
rumah, dan perbandingan dengan rumah sehat.
BAB IV ANALISIS DAN PERBAIKAN
Bab ini berisi analisis rumah hasil survey dan usulan perbaikan rumah yang
meliputi aspek aspek eksternal, internal dan fisik, teknik, ruang atau
hubungan fungsi kegiatan, serta denah usulan atau perbaikan dari rumah
hasil survey.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang merupakan jawaban terhadap
pertanyaan yang terdapat dalam latar belakang masalah, yang diperoleh
berdasarkan kajian teori dan analisis.
tersedianya
bahan-bahan
bangunan
yang
dapat
4.
dalam
Keputusan
Menteri
Kesehatan
Nomor
3.
Adapun aspek komponen rumah yang memenuhi syarat rumah sehat adalah:
1. Langit-langit
Adapun persayaratan untuk langit-langit yang baik adalah dapat
menahan debu dan kotoran lain yang jatuh dari atap, harus menutup rata
kerangka atap serta mudah dibersihkan.
2. Dinding
Dinding harus tegak lurus agar dapat memikul berat dinding sendiri,
beban tekanan angin dan bila sebagai dinding pemikul harus dapat
memikul beban diatasnya, dinding harus terpisah dari pondasi oleh 13
lapisan kedap air agar air tanah tidak meresap naik sehingga dinding
terhindar dari basah, lembab dan tampak bersih tidak berlumut.
3. Lantai
Lantai harus kuat untuk menahan beban diatasnya, tidak licin, stabil
waktu dipijak, permukaan lantai mudah dibersihkan. Menurut Sanropie
(1989), lantai tanah sebaiknya tidak digunakan lagi, sebab bila musim
hujan akan lembab sehingga dapat menimbulkan gangguan/penyakit
terhadap penghuninya. Karena itu perlu dilapisi dengan lapisan yang
kedap air seperti disemen, dipasang tegel, keramik. Untuk mencegah
masuknya air ke dalam rumah, sebaiknya lantai ditinggikan 20 cm
dari permukaan tanah.
4. Pembagian ruangan / tata ruang
Setiap rumah harus mempunyai bagian ruangan yang sesuai dengan
fungsinya. Adapun syarat pembagian ruangan yang baik adalah:
a. Ruang untuk istirahat/tidur
Adanya pemisah yang baik antara ruangan kamar tidur orang
tua dengan kamar tidur anak, terutama anak usia dewasa.
Tersedianya jumlah kamar yang cukup dengan luas ruangan
sekurangnya 8 m2 dan dianjurkan tidak untuk lebih dari 2 orang
c.
sederhana
menilai baik
adalah: baik, bila jelas membaca dengan huruf kecil, cukup; bila
samar-samar bila membaca huruf kecil, kurang; bila hanya huruf
besar yang terbaca, buruk; bila sukar membaca huruf besar.
b. Pencahayaan buatan
Penerangan dengan menggunakan sumber cahaya buatan,
seperti lampu minyak tanah, listrik dan sebagainya. (Azwar,
1996).
7. Luas Bangunan Rumah
Luas bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di
dalamnya, artinya luas bangunan harus disesuaikan dengan jumlah
penghuninya. Luas bangunan yang tidak sebanding dengan jumlah
penghuninya
16
akan
menyebabkan
kepadatan
penghuni
pembuangan
yang
dan dapur.
Limbah perusahaan, misalnya dari hotel, restoran,
kolam renang.
Limbah industri.
Sampah
Sampah adalah semua produk sisa dalam bentuk
padat, sebagai akibat aktifitas manusia, yang dianggap
sudah tidak bermanfaat. Entjang (2000) berpendapat
agar sampah tidak membahayakan kesehatan manusia,
maka perlu pengaturan pembuangannya, seperti
tempat sampah yaitu tempat penyimpanan sementara
sebelum sampah tersebut dikumpulkan untuk dibuang
(dimusnahkan).
Syarat tempat sampah adalah:
a) Terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan, kuat
sehingga tidak mudah bocor, kedap air.
b) Harus ditutup rapat sehinga tidak menarik
serangga atau binatangbinatang lainnya seperti
tikus, kucing dan sebagainya.
berbatasan,
tidak
diperkenankan
mendirikan
suatu
bangunan.
c. Garis sempadan belakang bangunan, yaitu garis di belakang
terhitung dari jalan yang berbatasan, tidak diperkenankan
didirikan sesuatu induk-bangunan.
d. Garis sempadan pagar, yaitu garis, di atas mana harus dipasang
bagian luar dari pinggir pagar persil atau pagar-pagar
pekarangan.
Garis sempadan bangunan (GSB) merupakan batas dinding
bangunan terdepan pada suatu persil tanah. Panjang jarak antara GSB
dengan GSJ ditentukan oleh persyaratan yang berlaku untuk masing-masing
jenis bangunan dan letak persil tanah setempat, serta mengacu pada rencana
tata ruang kota setempat. Adapun tujuan dari garis sempadan bangunan,
antara lain:
bangunan.
5. Garis Jarak Bebas Samping (GJBS)
Pada bangunan berbentuk tunggal/lepas dan renggang, induk
bangunan harus memiliki jarak bebas terhadap batas pekarangan yang
terletak di samping (sisi). Pada bangunan turutan/anak/tambahan boleh
dibangun rapat dengan batas pekarangan samping dimana dinding terdepan
berada pada jarak minimal 2 kali jarak antara GSB dan GSJ sesuai dengan
persyaratan yang berlaku.
Sedangkan lebar jarak garis bebas samping antara bangunan dengan
batas pekarangan ditentukan berdasarkan jenis bangunan dan persil tanah
setempat. Luas areal bebas samping adalah lebar jarak bebas samping x
panjang jarak antara GSB dan GSJ yang ditentukan.
Tujuan garis jarak bebas samping ini dimaksudkan untuk memenuhi
persyaratan kesehatan, kenyamanan, dan keindahan mengingat faktor iklim
tropis lembab di Indonesia dengan ciri-ciri temperature udara cukup tinggi,
curah hujan besar, sudut datang sinar matahari yang besar dan lain-lain.
Maka dengan adanya jarak bebas samping memungkinkan:
a. Sirkulasi udara yang baik ke dalam ruangan untuk mengurangi
panas dan lembab.
b. Sinar matahari langsung ke dalam rumah (pada pagi hari) untuk
kesehatan.
c. Lebar teritis atap yang cukup untuk melindungi bangunan dari
panas matahari dan tempias air hujan.
6. Garis Jarak Bebas Belakang (GJBB)
Garis jarak bebas belakang adalah garis batas bangunan yang boleh
didirikan pada bagian belakang terhadap batas pekarangan bagian belakang.
Panjang garis bebas belakang ditentukan sesuai dengan jenis bangunan dan
lingkungan persil tanah setempat.
Pada halaman belakang suatu persil tanah boleh didirikan bangunan
turutan/tambahan, asal tidak memenuhi seluruh pekarangan belakang.
Halaman kosong di belakang rumah minimal mempunyai lebar sama
dengan panjang garis bebas belakang yang ditentukan. Tujuan adanya garis
jarak bebas belakang adalah:
a. Memungkinkan sirkulasi udara dan pencahayaan alami ke dalam
ruangan.
b. Memungkinkan adanya taman belakang rumah untuk kesejukan
dan menambah volume oksigen bagi penghuni rumah.
c. Menghindari atau mencegah bahaya kebakaran.
d. Sebagai area service seperti tempat cuci, jemuran, yang tidak
merusak tampilan rumah bagian depan.
e. Sebagai tempat rekreasi mini/bercengkerama bagi penghuni
rumah.
7. Perbandingan Luas Bangunan Dengan Penghuni
Setiap 9 m2 tanah maksimal didiami oleh satu orang penghuni
dengan ketinggian bangunan dari tanah minimal 2.8 m 2 (Departemen
Pemukiman dan Prasarana Wilayah).
8. Gambar tentang GSB, GSJ, GJBS, GJBB
Daerah sempadan jalan merupakan ruang sepanjang jalan yang
dibatasi oleh lebar dan tinggi tertentu yang dikuasai oleh pembina jalan
dengan suatu hak tertentu sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku dan diperuntukkan bagi daerah manfaat jalan dan pelebaran
jalan maupun penambahan jalur lalu lintas dikemudian hari serta kebutuhan
ruang untuk pengamanan jalan. Bangunan adalah batas terluar dari sebuah
bangunan dan biasanya setengah dari lebar jalan yang ada di depan rumah
atau suatu bangunan yang akan dibangun.
Gambar 2.1. Ilustrasi gambar tentang GSB, GSJ, GJBS, GJBB
Sumber: bphn.go.id
tinggi.
Untuk
membuat
struktur
beton
bertulang
Luasan
Rumah survey dihuni oleh 4 orang, yaitu ibu dan tiga orang anak, 1
perempuan, 2 laki-laki.
6. Denah Lokasi
Gambar 3.1. Lokasi rumah survey
Sumber: Google Maps
Lokasi rumah survey berada di kawasan pemukiman warga. Daerah
pemukiman tersebut merupakan kawasan lahan yang jelas status
kepemilikannya, dan memenuhi persyaratan administratif, teknis dan
ekologis. Lokasi rumah survey berada tidak jauh dari jalan utama
sehingga akses menuju rumah survey cukup mudah karena dilalui
kendaraan-kendaraan umum. Lokasi rumah ini tergolong strategis
terutama dari segi pencapaian akses dan juga keterjangkauan terhadap
fasilitas-fasilitas umum seperti sekolah, instansi pemerintahan, dan
masjid. Batasan-batasan rumah survey yaitu sebelah kanan dan kiri
berbatasan dengan rumah tetangga, sebelah depan merupakan jalan kecil
yang hanya bisa dilalui sepeda motor dan pejalan kaki, dan sebelah
belakang rumah merupakan tembok lapangan sepak bola.
7. Denah Rumah Eksisting
8. Tampak Depan dan Tampak Samping Rumah Eksisting
B. Perbandingan dengan Rumah Sehat
Tabel 3.2. Perbandingan rumah survey dan rumah sehat
N
o
1
Faktor
Rumah Sehat
Pembanding
Konstruksi
dan a
perencanaan
Atap
rumah
terbuat Atap
yang
baik
terbuat
dari
mempunyai
sudut
Penataan
rumah
kurang perhitungan
penting
dalam
diperhatikan,
contoh pembuatan
rumah
sehat.
utama
adalah
dan
tetap
memperhatikan
pakaian
c
Kamar
mandi
berkeramik.
laju
air
semakin
itu
dapat
mengurangi
Pencahayaan
Hanya
jendela
Sumber
dalam
rumah
berasal
dari
penggunaan
Penghawaan
atap transparan
dengan
bangunan.
jendela
luas hendaknya
yang
disesuaikan
ada
dengan
dan
keluar.
Dengan
Tidak
terdapat
Sanitasi
Jarak septic tank dan Jarak septic tank dan sumur air
sumur air kurang dari idealnya adalah 10 meter untuk
10 meter.
menghindari
sumber
terkotaminasinya
air
bersih
dari
mikroorganisme patogen
b
Tidak
resapan.
ada
digunakan
sumber air.
Sumber: Dokumentasi survey
lagi
sebagai
terbuka hijau di bagian belakang rumah untuk memenuhi krietria sehat harus
ada perbandingan yang proposional antara luas bangunan dengan luas ruang
terbuka. Taman yang diisi tanaman akan dapat menghasilkan oksigen dan
menyerap karbondioksida, dan berfungsi menyerap polusi udara. Selain itu,
RTH ini berfungsi sebagai daerah resapan air dan ruang untuk menjemur
pakaian. RTH ini menggunakan batu koral sikat sehingga dapat terjaga
kebersihannya dan tetap meresap air hujan.
2. Aspek Internal dan Fisik
Untuk mengakomodasi ruang gerak maka dilakukan pengelompokan
penempatan barang antar
fungsi setiap ruang. Ruang hunian dipisahkan dengan dapur yang berbahaya,
serta kamar mansi dan kakus yang terletak di daerah basah dan bersifat mudah
lembab dan mudah kotor. Untuk mencegah penyebaran mikroorganisme
patogen dari septic tank yang letaknya kurang dari 10 meter dengan sumur air,
maka dibuat sumur resapan agar limbah blak water dari septic tank dapat diolah
terlebih dahulu sebelum kembali menyerap ke dalam tanah. Limbah grey water
dari wastafel dan lubang air di kamar mand dan ruang cuci pakaian dialirkan ke
sumur resapan dan melalui bak kontrol untuk menghindari banyaknya belokan
yang dapat menyebabkan aliran mampet karena endapan. Air hujan dialirkan
dari atap menggunakan pipa penampung dan dialirkan ke daerah resapan di
RTH.
3. Aspek Teknik
Penutup atap
yang
semula
menggunakan
asbes
diganti
dengan
menggunakan genting. Dengan demikian rumah menjadi sehat dan aman bagi
penghuninya. Menggunakan keramik pada lantai kamar mandi agar laju air
lebih mudah masuk ke lubang air dan menghindari permbesan langsung ke
tanah.
4. Aspek Ruang atau Hubungan Fungsi Kegiatan
Dibuat rencana ventilasi silang agar terjadi pertukaran udara bersih dalam
ruang, pertukaran udara dapat melalui bukaan pintu utama dengan pintu
belakang rumah menuju RTH. Untuk menambah kesehatn ruangan setidaknya
sinar matahari harus dapat masuk ke dalam ruangan minimum 1 jam sehari.
Maka dari itu dibuat tambahan jendela kaca di sampig pintu utama dan kamar
tidur dan RTH di sisi belakang rumah yang dihubungkan melalui pintu dapur
sehingga memungkinkan cahaya masuk ke ruangan melalui bukaan tersebut.
Untuk mengefisienkan dan meminimumkan ruang sirkulasi maka dari pintu
utama dihubungkan langsung ke ruang tamu dan ruang keluarga dan
memudahkan penghuni untuk ke ruang huni lainnya seperti kamar tidur.
5. Denah Usulan atau Perbaikan
6. Tampak Usulan
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Rumah atau tempat tinggal merupakan kebutuhan utama bagi setiap individu.
Hal itu dikarenakan rumah merupakan tempat untuk berteduh dan beristirahat
bersama keluarga. Oleh sebab itulah rumah harus memenuhi syarat-syarat rumah
sehat untuk menjaga kesehatan dari penghuninya. Syarat-syarat itu meliputi aspek
internal dan eksternal. Aspek-aspek itu dijabarkann kembali kedalam konstruksi pada
bangunan rumah, penghawaan, pencahayaan, dan sanitasi. Dengan memperhatikan
aspek-aspek itu, penghuni rumah pun akan terlindungi kesehatannya baik jiwa
maupun raga. Sehingga pada akhirnya dapat terciptanya suatu kesinambungan antara
bangunan rumah dengan penghuni rumah itu sendiri.
B. Saran
Dalam proses pembangunan dan renovasi rumah atau tempat tinggal harus
memenuhi syarat-syarat rumah sehat yang meliputi
konstruksi, penghawaan,
peraturan
Daftar Pustaka
Badan Standarisasi Nasional. 1991. Tata Cara Perancangan Penerangan Alami Siang
Hari Untuk Rumah dan Gedung Tim Penyusun Dewan Standarisasi Nasional SNI 03
2396 1991. Jakarta:
http://www.pu.go.id/uploads/services/infopublik20120329160156.pdf(diakses
tanggal 28 November 2014)
http://www.ideaonline.co.id/iDEA2013/Tips-Trik/Mencegah-Aliran-Air-KotorLambat-Pampat-2 (diakses tanggal 28 November 2014)
http://www.desainrumahkita.com/?Forum_Rumah_Kita:Sekelumit_Aspek__Aspek_Yang_Harus_Diperhatikan_Dalam_Perencanaan_Rumah
(diakses
tanggal
28
November 2014)
Kepmen PU Nomor 20/KPTS/1986, pedoman teknik pembangunan perumahan
sederhana tidak bersusun.
Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah, Pedoman Umum Rumah Sederhana
Sehat (Jakarta: 2002)
www.bphn.go.id/data/documents/91pddki007.pdf (diakses tanggal 28 November
2014)
LAMPIRAN
Tampak Depan
Ruang Tamu
Kamar Tidur 1
Kamar Tidur 3
Kamar Tidur 2
Dapur
Kamar Mandi
Ruang Tamu