Disusun oleh :
Moh.Haikal Majid
Nim: PO7103122021
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
kemampuan hidup sehat, bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
kesehatan masyarakat, untuk hal ini Hendrik L. Blum merumuskan tentang empat
digolongkan menjadi tiga kategori, yaitu yang berhubungan dengan aspek fisik
dan sosial. Lingkungan yang berhubungan dengan aspek fisik contohnya sampah,
air, udara, tanah, ilkim, perumahan, dan sebagainya. Sedangkan lingkungan sosial
yang disebut rumah. Rumah berfungsi sebagai tempat untuk melepaskan lelah,
tempat bergaul dan membina rasa kekeluargaan diantara anggota keluarga, tempat
berlindung dan menyimpan barang berharga, dan rumah juga merupakan status .
Status lambang sosial. Perumahan merupakan kebutuhan dasar dan merupakan
merupakan isu penting dari kesehatan masyarakat. Perumahan yang layak untuk
sehat. Perumahan yang sehat tidak lepas dari ketersediaan prasarana dan sarana
dimana lingkungan dari struktur tersebut termasuk juga semua fasilitas dan
rohani dan keadaan sosial yang baik untuk keluarga dan individu.5
No.829/Menkes/SK/VII/1999 seperti lantai dan dinding yang kuat, kedap air dan
mudah dibersihkan, pencahayaan yang cukup, baik cahaya alam maupun buatan.
Pencahayaan yang memenuhi syarat minimal 60 lux. Luas jendela yang baik
minimal 10%-20% dari luas lantai. Dan juga Perhawaan (ventilasi) yang cukup
untuk proses pergantian udara dalam ruangan. Kualitas udara dalam rumah yang
kelembaban udara sebesar 40%-70%, luas kamar tidur minimal 3 meter persegi,
tidak ada vektor penyakit yang bersarang di rumah, tersedianya sarana penyediaan
air bersih dengan kualitas air yang memenuhi persyaratan, limbah cair yang tidak
mencemari sumber tanah, tidak berbau dan tidak mencemari permukaan tanah dan
Kondisi Rumah dan Sarana Sanitasi Dasar dengan Kejadian Penyakit Infeksi
kondisi rumah yang baik selama periode waktu sedangkan Kecamatan Citamiang
dan Warudoyong memiliki kondisi rumah yang buruk. Fluktuasi kondisi rumah
sarana air bersih yang baik sedangkan Kecamatan Lembur Situ memiliki kondisi
Baros, Cikole, Gunung Puyuh dan Lembur Situ memiliki kondisi jamban yang
bahwa di Baros, Citamiang, Gungung Puyuh Elmbur Situ dan Warudoyong baik
A. Rumusan Masalah
kondisi fisik dan sanitasi dasar rumah dalam upaya penyehatan rumah di
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
C. Manfaat Penelitian
suhu serta kelembaban dan sanitasi dasar rumah yaitu sarana air bersih,
2015.
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
A. Rumah Sehat
a. Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian
tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan sarana dan
prasarana lingkungan.
mestinya.
budaya.
Menurut Azrul Azwar, rumah bagi manusia mempunyai arti:
c. Sebagai tempat untuk melindungi diri dari bahaya yang datang mengancam.
keadaan yang sempurna baik fisik, mental maupun sosial budaya, bukan hanya
keadaan yang bebas dari penyakit dan kelemahan (kecacatan). Berdasarkan pada
Menurut Ditjen Cipta Karya komponen yang harus dimiliki rumah sehat
adalah:
b. Lantai kedap air dan tidak lembab, tinggi minimum 10 cm dari perkarangan
dan 25 cm dari badan jalan, bahan kedap air, untuk rumah panggung dapat
d. Dinding rumah kedap air yang berfungsi sebagai ventilasi rumah kedap air
yang berfungsi untuk mendukung atau menyangga atap, menahan angin dan
air hujan, melindungi dari panas dan debu dari luar serta menjaga
kerahasiaan penghuninya.
kesehatan yang wajib dipenuhi dalam rangka melindungi penghuni dalam rangka
1. Ventilasi
untuk menjaga agar aliran udara di dalam rumah tersebut tetap segar. Hal ini
berarti keseimbangan O2 yang diperlukan oleh penghuni rumah tersebut tetap
yang berarti kadar CO2 yang bersifat racun bagi penghuninya menjadi
cairan dari kulit dan penyerapan. Kelembaban ini akan merupakan media yang
dari bakteri-bakteri, terutama bakteri patogen, karena disitu selalu terjadi aliran
udara yang terus menerus. Bakteri yang terbawa oleh udara akan selalu
dari 176 rumah yang diteliti ventilasi yang memenuhi syarat adanya 70
rumah (39,8%) dan yang tidak memenuhi syarat adalah 106 rumah
(60,2%). 13
2. Pencahayaan
maupun tembok pagar yang tinggi. Cahaya matahari ini berguna selain untuk
itu sulit terlihat. Jendela yang diletakkan tinggi lebih baik daripada yang
minimal 60
infeksi saluran pernafasan atas (ispa) pada balita di Desa Cepogo Kecamatan
3. Kepadatan Hunian
dalam m2/orang. Luas minimum per orang sangat relative tergantung dari
minimum 10m2/orang, jadi untuk satu keluarga yang terdiri 5 orang minimum
50m2.
untuk mencegah penularan penyakit pernafasan jarak antara tepi tempat tidur
yang satu dengan yang lain minimum 90 cm. sebaiknya jangan digunakan
tempat tidur bertingkat, karena tempat tidur semacam ini juga mempermudah
Kamar tidur sebaiknya tidak dihuni lebih dari 2 orang, kecuali untuk
suami isteri dan anak dibawah 2 tahun yang biasanya masih sangat
sebaiknya tidak tidur sekamar dengan anggota keluarga yang lain. Untuk
4. Suhu
diatur sedemikian rupa sehingga suhu badan dapat dipertahankan. Jadi suhu
dalam ruangan harus dapat diciptakan sedemikian rupa sehingga tubuh tidak
kepanasan. 10
syarat.16
5. Kelembaban
mikroorganisme.
yang tidak baik seperti atap yang bocor, lantai, dan dinding rumah yang tidak
hendaknya mengatur agar pertukaran udara selalu lancar serta sinar matahari
dapat masuk yaitu dengan perbaikan ventilasi karena ventilasi berkaitan erat
dengan kelembaban.9
Bila kelembaban udara kurang dari 40%, maka dapat dilakukan upaya
jendela rumah, dan memodifikasi fisik bangunan. Dan jika kelembaban udara
lebih dari 60%, maka dapat dilakukan upaya penyehatan seperti memasang
infeksi saluran pernafasan atas (ispa) pada balita di Desa Cepogo Kecamatan
syarat.15
1. Air Bersih
Air sangat penting bagi kehidupan manusia. Manusia akan lebih cepat
tubuh manusia itu sendiri sebagian besar terdiri dari air. Tubuh orang dewasa,
sekitar 55 – 60 % berat badan terdiri dari air, untuk anak-anak sekitar 65% dan
kebutuhan untuk minum. Oleh karena itu, untuk keperluan minum (termasuk
untuk masak) air harus mempunyai persyaratan khusus agar air tersebut tidak
syarat.17
2. Limbah
Air limbah atau air buangan adalah air yang tersisa dari kegiatan
manusia, baik kegiatan rumah tangga maupun kegiatan lain seperti industri.
Meskipun merupakan air sisa, namun volumenya besar, karena lebih kurang
tersebut dibuang lagi dalam bentuk yang sudah kotor. Selanjutnya air limbah
ini akhirnya akan mengalir ke sungai dan digunakan lagi oleh manusia yang
menggunakan air sungai tersebut. Oleh sebab itu, air buangan harus dikelola
water), yaitu air limbah yang berasal dari pemukiman penduduk. Pada
umumnya air limbah ini terdiri dari tinja dan air seni, air bekas cucian, dapur
tentang pengaruh limbah rumah tangga terhadap kualitas air di Menteng Kecil
sebagainya, juga air, tanah, serangga dan bagian-bagian tubuh kita dapat
a) Pembuangan di atas tanah, pada cara ini tinja dibuang begitu saja di atas
b) Kakus lubang gali, cara ini merupakan salah satu yang paling mendekati
c) Kakus air, cara ini hampir mirip dengan kaskus lubang galai, hanya lubang
kaskus dibuat dari tangki yang kedap air yang berisi air, terletak langsung
di
bawah tempat jongkok. Cara kerjanya merupakan peralihan antara lubang
serangga lainnya. Bentuk bulat, bujur sangkar atau empat persegi panang
diantara pembuangan tinja dari buangan rumah tangga. Terdiri dari tangki
sedimentasi yang kedap air dimana tinja dan air ruangan masuk dan
tahun 2011 menggambarkan bahwa dari 180 sampel di dapatkan 115 rumah
4. Pengelolaan Sampah
dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang berasal dari kegiatan
dari benda atau hal-hal yang dipandang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak
mengganggu kelangsungan hidup. Dari segi ini dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan sampah ialah sebagian dari sesuatu yang tidak dipakai,
disenangi atau sesuatu yang harus dibuang, yang umumnya berasal dari
kegiatan
yang dilakukan oleh manusia, tetapi yang bukan biologis dan umumnya
bersifat padat.
Ventilasi
Pencahayaan
Kepadatan hunian
Suhu
Kelembaban Upaya Penyehatan
Rumah
Kondisi Sanitasi Dasar
Air Bersih
Limbah
Tinja
4. Sampah
E. Definisi Operational
N Variabel Sub- Definisi Alat Cara Hasil Ukur Skala
o Variabel Operational Ukur Ukur
1 Kondisi Ventilasi Hasil pengukuran Meteran Pengukuran a. MS= Luas Ordinal
Fisik luas lubang angin ventilasi
dan luas jendela >10% luas
terhadap rasio lantai
luas ventilasi b. TMS=
dengan luas lantai Luas
diukur pada ventilasi
<10% luas
rumah
lantai
Pencahayaan Hasil pengukuran Luxmeter Pengukuran a.MS= >60 Ordinal
menggunakan alat Lux
Lux Meter b. TMS= <60
terhadap Lux
intensitas cahaya
pada rumah
Kepadatan Hasil perhitungan Meteran Pengukuran a.MS= >8m2/ Ordinal
Hunian terhadap rasio orang
luas ruangan b.TMS=
dalam rumah <8m2/ orang
dengan jumlah
penghuni diukur
pada rumah
Suhu Hasil pengukuran Thermo Pengukuran a.MS= 180C- Interval
terhadap panas higro 300C
atau dinginnya meter b.TMS=
udara dalam <180C dan
rumah >300C
fisik dan sanitasi dasar rumah dalam upaya penyehatan rumah di Kelurahan
Selatan, waktu penelitian dimulai pada bulan November 2014 sampai bulan
Juni 2015.
1. Populasi
2. Sampel
8,5624𝑛 = 531,196
𝑛 = 62,03 ≈ 62
Keterangan:
n: Jumlah sampel
N: Jumlah Populasi
fisik rumah dan formulir checklist untuk observasi fasilitas sanitasi rumah
.
Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari data Kelurahan
Selatan.
2. Instrument Pengumpulan Data
E. Teknik Pengolahan
1. Editing
Melakukan pemeriksaan data tentang kondisi fisik dan sanitasi
2. Coding
Melakukan penyederhanaan data tentang kondisi fisik dan sanitasi
3. Processing
Memasukkan kode ke dalam master tabel (manual) dan program
computer tentang kondisi fisik dan sanitasi dasar rumah dalam upaya
4. Cleaning
Mencek kembali apakah data tentang kondisi fisik dan sanitasi
Data tentang kondisi fisik dan sanitasi dasar rumah dalam upaya
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
berada di lereng bukit. Kelurahan Batang Arau ini terdiri dari atas 4 RW dan 19
RT dengan jumlah penduduk yang ada di Kelurahan Batang Arau sebanyak 4.590
penduduk.
Pemancungan. Kelurahan Batang Arau ini memiliki luas wilayah ±60.52 Ha.
Penduduk di wilayah Kelurahan Batang Arau 70% menempati rumah yang berada
di lereng bukit. Di kelurahan ini memiliki komposisi penduduk yang terdiri dari
beberapa etnis seperti China, Nias, Jawa, India dan suku minangkabau sendiri.
B. Hasil Penelitian
a. Kondisi Ventilasi
adalah 80,6%.
b. Intensitas Pencahayaan
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Kondisi Intensitas Pencahayaan
Rumah di Kelurahan Batang Arau Kecamatan Padang Selatan
Tahun 2015
adalah 80,6%.
c. Kepadatan Hunian
adalah 77,4%.
d. Suhu
adalah 66,1%.
e. Kelembaban
Tabel 5
Distribusi Frekuensi Kelembaban Rumah di Kelurahan Batang
Arau Kecamatan Padang Selatan Tahun 2015
Tabel 6
Distribusi Frekuensi Penyediaan Air Bersih Rumah di Kelurahan
Batang Arau Kecamatan Padang Selatan Tahun 2015
adalah 80,6%.
Tabel 7
Distribusi Frekuensi Pengelolaan Air Limbah Kelurahan Batang
Arau Kecamatan Padang Selatan Tahun 2015
c. Pembuangan Tinja
Tabel 8 Distribusi Frekuensi Pembuangan Tinja pada Rumah di
Kelurahan Batang Arau Kecamatan Padang Selatan Tahun 2015
adalah 95,2%.
d. Pengelolaan Sampah
Tabel 10
Distribusi Frekuensi Upaya Perbaikan Luas Ventilasi Rumah di
Kelurahan Batang Arau Kecamatan Padang Selatan Tahun
2015
Total 62 100,0
Dari tabel 10 diketahui bahwa responden tidak ada upaya perbaikan
58,1%.
59,7%.
Total 62 100,0
Dari tabel 14 diketahui bahwa responden yang ada upaya untuk
75,8%.
dan Tertutup
Tabel 18
Distribusi Frekuensi Upaya Pembuangan Sampah Menggunakan
Bahan yang Kedap dan Tertutup pada Rumah di
Kelurahan Batang Arau Kecamatan Padang Selatan
Tahun 2015
sebanyak 64,5%.
Tabel 19
Distribusi Frekuensi Upaya Penyehatan Rumah di Kelurahan Batang
Arau Kecamatan Padang Selatan Tahun 2015
C. Pembahasan
a. Kondisi Ventilasi
Arau dapat dilihat bahawa dari 62 rumah kondisi ventilasi yang memenuhi
syarat adalah 50 rumah (80,6%) dan yang tidak memenuhi syarat adalah
12 rumah (19,4%).
Puskesmas Kajai
Kabupaten Pasaman Barat tahun 2011 menggambarkan bahwa dari 176
70 rumah (39,8%) dan yang tidak memenuhi syarat adalah 106 rumah
(60,2%).
untuk menjaga agar aliran udara di dalam rumah tersebut tetap segar. Hal
dalam rumah yang berarti kadar CO2 yang bersifat racun bagi penghuninya
proses penguapan cairan dari kulit dan penyerapan. Kelembaban ini akan
patogen.
Fungsi kedua dari ventilasi adalah untuk membebaskan udara
terjadi aliran udara yang terus menerus. Bakteri yang terbawa oleh udara
udara mekanis adalah kipas angin (ventilating, fan atau exhauster), atau air
conditioning.
ventilasi di tambah hingga lebih dari 10% dari luas lantai. Ventilasi dapat
rumah.
b. Pencahayaan
antara sanitasi fisik rumah dengan kejadian infeksi saluran pernafasan atas
suatu alat perantara, dengan mana benda-benda dapat terlihat oleh mata.
ruang,
mengusir nyamuk, membunuh kuman-kuman penyebab penyakit tertentu
1) Pencahayaan alami
2) Pencahayaan Buatan
dari pancaran sinar matahari dari jendela. Untuk rumah yang berada di
puskesmas dapat bekerja sama dengan kader yang ada diwilayah kerja
Arau dapat dilihat bahawa dari 62 rumah dengan kepadatan hunian yang
penghuninya sehingga terasa bebas dari resiko benturan dengan yang ada
ditemukan lebih dari 50% rumah memiliki kepadatan yang tinggi yaitu
melebihi 8m2/orang.
rumah harus sesuai yaitu minimal 8m2/orang, jadi jika kurang dari
8m2/orang alangkah baiknya rumah diperlebar hingga jumlah penghuni dan
d. Suhu
dengan suhu yang memenuhi syarat adalah 41 rumah (66,1%) dan yang
syarat.
tubuh tidak terlalu banyak kehilangan panas atau sebaliknya tubuh tidak
sampai kepanasan.
stroke.
Perubahan suhu udara dalam ruangan rumah dipengaruhi oleh
kesehatan.
e. Kelembaban
antara sanitasi fisik rumah dengan kejadian infeksi saluran pernafasan atas
pertumbuhan mikroorganisme.
Faktor yang mempengaruhi kelembababn adalah konstruksi rumah
yang tidak baik seperti atap yang bocor, lantai, dan dinding rumah yang
tidak kedap air, serta kurangnya pencahayaan baik buatan maupun alami.
selalu lancar serta sinar matahari dapat masuk yaitu dengan perbaikan
menurunkan kelembaban.
lebih dari 50% rumah memiliki kelembaban yang tinggi. Kelembaban juga
rumah setiap hari akan membuat kelembaban pada rumah jadi optimal.
Arau dapat dilihat bahawa dari 62 rumah dengan penyediaan air bersih yang
memenuhi syarat adalah 50 rumah (80,6%) dan yang tidak memenuhi syarat
syarat.
telah dimasak.
Sarana air bersih adalah semua sarana yang dipakai sebagai sumber
adalah kebutuhan untuk minum. Oleh karena itu, untuk keperluan minum
(termasuk untuk masak) air harus mempunyai persyaratan khusus agar air
air bersih dari perlindungan mata air yang di alirkan kerumah-rumah, dan
ada juga yang menggunakan sumur gali. Pada musim kemarau daerah ini
akan kekurangan air bersih baik yang memperoleh air dari perlindungan
60 liter per orang. Untuk yang memperoleh air dari perlindungan mata air
air tercukupi.
rumah (77,4%).
bahwa dari 157 rumah didapatkan kondisi saluran pembuangan air limbah
memenuhi syarat
Air limbah atau air kotor atau air bekas adalah air yang tidak bersih
hidup.
Kecamatan Padang Selatan ini, saluran pembuangan air limbah ada yang
c. Kondisi Jamban
Arau dapat dilihat bahawa dari 62 rumah dengan kondisi jamban yang
tidak dipakai lagi oleh tubuh dan harus dikeluarkan dari dalam tubuh.
Halhal yang harus dikeluarkan dari tubuh ini terbentuk tinja (fecces), air
seni (urine) dan CO2 sebagai hasil dari proses pernapasan. Untuk
sebagainya, juga air, tanah, serangga dan bagian-bagian tubuh kita dapat
a) Pembuangan di atas tanah, pada cara ini tinja dibuang begitu saja di
sebagainya.
b) Kakus lubang gali, cara ini merupakan salah satu yang paling
lubang kaskus dibuat dari tangki yang kedap air yang berisi air,
tangki sedimentasi yang kedap air dimana tinja dan air ruangan masuk
leher angsa dengan septiktank, dan jika tidak mampu membuat jamban per
rumah, bisa di buat kakus umum yang mana bisa berkerja sama pihak
(64,5%).
Alex Alfiandri (2011) dalam penelitiannya tentang gambaran
memenuhi syarat.
Sampah adalah suatu bahan atau bahan yang sudah tidak dipakai
lagi oleh manusia, atau benda padat yang sudah tidak digunakan lagi
mudah bocor, memiliki tutup dan mudah dibuka tanpa mengotori tangan,
dengan tempat pembuangan sampah yang masih terbuka, dan ada juga
rumah (62,9%) upaya penyehatan rumah baik dan ada 23 rumah (37,1%)
mencapai terwujudnya penyehatan kondisi fisik rumah yang sehat dan kondisi
dilakukan untuk penyehatan kondisi fisik rumah dan sarana sanitasi dasar
rumah.
memperbaiki luas ventilasi agar ukuran ventilasi lebih dari 10% dari luas
lantai, luas ventilasi sangat penting untuk rumah yang sehat, karena dengan
adanya ventilasi akan menjaga suhu dan kelembaban udara dalam rumah
menjadi optimum dan juga pencahayaan yang baik. Untuk pencahayaan juga
bisa menambahkan atap dari bahan kaca agar cahaya alami dapat memasuki
untuk suhu dan kelembaban bisa menggunakan kipas angin agar suhu
optimum dan membuka jendela rumah setiap hari agar kelembaban optimum.
orang. Saluran pembuangan air limbah yang kedap dan tertutup lebih di
anjurkan agar
tidak mencemari lingkungan sekitar. Upaya yang dapat dilakukan untuk
jamban adalah dengan membuat jamban jenis leher angsa dengan septiktank.
rumah sehat dan pentingnya upaya penyehatan rumah agar masyarakat peduli
Setelah dilakukan penelitian tentang kondisi fisik dan sanitasi dasar rumah
1. Dari hasil penelitian (80,6%) luas ventilasi rumah yang memenuhi syarat
6. Dari hasil penelitian (83,9%) penyediaan air bersih yang memenuhi syarat
7. Dari hasil penelitian (22,6%) pengolahan air limbah yang memenuhi syarat
10. Dari hasil penelitian (62,9%) upaya penyehatan rumah dikategorikan baik
sirkulasi udara jika suhu tidak optimal, membuka jendela jika kelembaban
tidak optimal dan sarana sanitasi dasar rumah seperti sarana air bersih
dan mengganti tempat sampah dengan bahan yang kedap dan tertutup agar
sehat.
penyehatan rumah.
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sari, Afrina. Strategi dan Inovasi Pencapaian MDGs 2015 Di Indonesia.
(Jurnal Universitas Islam ‘45’ Bekasi), Bekasi.
10. Permenkes No. 1077 Tentang Pedoman Penyehatan Udara Dalam Ruangan
Rumah Tahun 2011.
13. Syandi, Melinda. Hubungan Kondisi Rumah dengan Kejadian ISPA pada
Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kajai Kabupaten Pasaman Barat.
Padang:2011.
15. Oktaviani, Vita Ayu. Hubungan Antara Sanitasi Fisik Rumah dengan
Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) pada Balita di Desa
Cepogo Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali. Surabaya:2009.