Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

PENYEHATAN PEMUKIMAN
“Peraturan Mengenai Rumah Sehat”

Disusun oleh :

Fuji Dwi Putri 211110009


Mezi Haraini 211110014
Saria Pebriani 211110033
Yoga Afrianda 211110039

Dosen Pembimbing :
Dr.Wijayantono, S.KM.,M.Kes

PROGRAM STUDI D3 SANITASI


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
POLITEKNIK KESEHATAN PADANG
Tahun 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapakan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas
mata kuliah Penyehatan Pemukiman yang berjudul “Peraturan Mengenai Rumah
Sehat”.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita, Kami menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang
kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna
tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi pembaca. Sekiranya
makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun
demi perbaikan di masa depan.

Padang, 9 Agustus 2023

Kelompok 9
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4

A. Latar Belakang..............................................................................................4

B. Rumusan Masalah.......................................................................................10

C. Tujuan.........................................................................................................10

BAB II ISI.............................................................................................................11

A. Definisi Rumah Sehat.................................................................................11

B. Peraturan mengenai Rumah Sehat..............................................................13

BAB III PENUTUP..............................................................................................21

A. Kesimpulan.................................................................................................21

B. Saran............................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................22
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu dari tiga kebutuhan pokok manusia adalah rumah
sebagai tempat tinggal. Tanpa rumah kita tidak dapat hidup dengan
normal, karena hampir separuh dari seluruh kegiatan kita, dilakukan di
rumah. Ramah adalah tempat kita berlindung dari segala cuaca, tempat
kita beristirahat setelah melakukan kegiatan, tempat kita menjalin kasih
sayang dengan keluarga, dan bahkan tempat kita beribadah. Begitu
banyaknya fungsi dari rumah, sehingga sudah seharusnya kita memiliki
rumah yang ideal dan sesuai dengan kondisi keluarga kita.
Ketika kita membangun sebuah rumah, hendaknya kita
memikirkan berbagai aspek pendukung rumah tersebut di samping aspek-
aspek yang memang harus ada dalam sebuah rumah. Aspek pendukung
dari rumah seperti septic tank, tempat pembuangan sampah, dan saluran
air tidak boleh diabaikan atau bahkan tidak dibuat sama sekali. Bila kita
mengabaikan aspek-aspek pendukung tersebut maka kita tidak bisa
mengatakan bahwa rumah yang kita bangun adalah sebuah rumah yang
sehat. Apabila rumah yang kita tinggali adalah sebuah rumah yang tidak
sehat, bagaimana kita yang hidup dan tinggal di dalamnya? Apakah kita
bisa menjadi keluarga dan pribadi yang sehat dalam rumah dengan
keadaan seperti itu? Tentu saja tidak. Oleh karena itu, dalam membangun
sebuah rumah kita harus memperhatikan segala aspek yang membuat
rumah kita nantinya akan menjadi rumah yang sehat dan ideal untuk kita
tinggal.
Rumah yang tidak sehat memiliki berbagai dampak negatif, baik
bagi manusia yang tinggal di dalamnya, maupun bagi lingkungan
sekitarnya. Tak jarang, orang yang tinggal di rumah yang tidak sehat
mengalami sakit yang terus-menerus atau berulang Penyakit yang
mungkin timbul antara lain adalah sesak napas, TBC. Rumah tidak sehat
juga berdampak negatif terhadap perkembangan anak-anak yang tinggal di
dalamnya. Sementara bagi lingkungan, rumah yang tidak sehat karena
tidak adanya saluran air atau tempat pembuangan sampah yang memadai
dapat mencemari udara dan air di sekitarnya. Akhirnya juga dapat
berdampak buruk bagi masyarakat yang ada di sekitarnya. Melihat
berbagai efek negatif yang ditimbulkan dan banyaknya masyarakat yang
masih tinggal di rumah yang tidak sehat, maka pengetahuan mengenai
rumah sehat menjadi suatu hal yang penting. Oleh karena itulah kami
menyusun makalah ini.
Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang
memiliki peran penting dalam kesehatan, kenyamanan, dan kesejahteraan
penghuninya. Kualitas hunian sangat mempengaruhi kondisi kesehatan
fisik dan mental penghuninya serta lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu,
peraturan mengenai rumah sehat menjadi suatu hal yang sangat penting.
Makalah ini akan membahas latar belakang, tujuan, manfaat, dan aspek
penting peraturan mengenai rumah sehat.
Pentingnya peraturan mengenai rumah sehat didasarkan pada
kebutuhan akan tempat tinggal yang layak huni dan berkontribusi positif
terhadap kesehatan dan kesejahteraan manusia. Kondisi rumah yang buruk
dapat menjadi faktor risiko terhadap penyakit, infeksi, dan masalah
kesehatan lainnya. Selain itu, pembangunan dan pengelolaan rumah yang
tidak sesuai standar juga dapat merusak lingkungan dan mengganggu
keseimbangan ekosistem.
Tujuan utama dari peraturan mengenai rumah sehat adalah
melindungi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, serta memastikan
pembangunan perumahan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Peraturan ini dirancang untuk :
1. Mencegah Penyebaran Penyakit
Rumah sehat dapat mencegah penyebaran penyakit melalui kondisi
hunian yang bersih, sirkulasi udara yang baik, dan penyediaan sanitasi
yang memadai.
2. Meningkatkan Kualitas Udara
Peraturan mengenai ventilasi dan penggunaan bahan bangunan
yang ramah lingkungan dapat meningkatkan kualitas udara dalam
rumah, mencegah masalah pernapasan, dan mengurangi risiko paparan
zat berbahaya.
3. Mengurangi Risiko Bencana
Bangunan yang dibangun sesuai dengan standar kesehatan dan
keamanan dapat mengurangi risiko kerusakan akibat bencana alam
seperti gempa bumi, banjir, dan badai.
4. Mendukung Kesejahteraan Mental
Hunian yang nyaman dan aman berkontribusi pada kesejahteraan
mental penghuninya. Desain interior yang baik dan pencahayaan yang
memadai dapat meningkatkan suasana hati dan produktivitas.
5. Mengurangi Dampak Lingkungan Negatif
Peraturan mengenai bahan bangunan dan pengelolaan limbah dapat
membantu mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, seperti
pencemaran tanah dan air.

Peraturan mengenai rumah sehat memiliki manfaat yang luas,


antara lain:
1. Kesehatan Masyarakat
Rumah sehat mampu melindungi kesehatan penghuninya,
mengurangi risiko penyakit, dan meningkatkan kualitas hidup.
2. Lingkungan yang Berkelanjutan
Peraturan ini dapat membantu melindungi lingkungan dengan
mempromosikan penggunaan bahan bangunan yang ramah lingkungan
dan pengelolaan limbah yang tepat.
3. Peningkatan Produktivitas
Kondisi rumah yang baik dapat meningkatkan produktivitas
penghuninya, yang pada gilirannya berdampak positif pada
perkembangan ekonomi dan sosial.
4. Keberlanjutan Sosial
Rumah sehat dapat memfasilitasi pembentukan komunitas yang
kuat dan berkelanjutan, meningkatkan interaksi sosial antara penghuni.
Rumah sehat adalah konsep perumahan yang bertujuan untuk
menciptakan lingkungan hunian yang mendukung kesehatan dan
kesejahteraan penghuninya. Konsep ini muncul sebagai tanggapan
terhadap perubahan gaya hidup, urbanisasi yang cepat, dan
peningkatan masalah kesehatan terkait lingkungan di berbagai belahan
dunia. Rumah sehat tidak hanya berkaitan dengan aspek fisik, tetapi
juga melibatkan elemen psikologis dan sosial yang saling terhubung.
Latar belakang konsep rumah sehat meliputi beberapa faktor
penting:
1. Kualitas Udara Dalam Ruangan (Indoor Air Quality)
Udara dalam ruangan bisa tercemar oleh berbagai polutan, seperti
partikel debu, asap, formaldehida, dan senyawa kimia berbahaya
lainnya. Polusi udara dalam ruangan dapat menyebabkan masalah
pernapasan, alergi, dan penyakit pernapasan kronis. Rumah sehat
memperhatikan sirkulasi udara yang baik, penggunaan material non-
toksik, dan penghapusan sumber polusi dalam ruangan.
2. Desain Arsitektur yang Ergonomis
Rumah sehat melibatkan desain arsitektur yang
mempertimbangkan kenyamanan fisik dan psikologis penghuni.
Desain ergonomis meliputi pengaturan pencahayaan alami yang baik,
sirkulasi udara yang lancar, dan ruang yang berfungsi optimal untuk
kegiatan sehari-hari.
3. Kualitas Air dan Air Minum
Air bersih dan aman untuk diminum sangat penting bagi kesehatan.
Rumah sehat memastikan pasokan air bersih yang memenuhi standar
kualitas, serta sistem pengolahan air yang efektif untuk menghilangkan
kontaminan.
4. Material Bangunan Ramah Lingkungan
Bahan-bahan bangunan yang digunakan dalam konstruksi rumah
sehat haruslah ramah lingkungan dan tidak mengandung bahan
berbahaya, seperti asbes atau bahan kimia beracun.
5. Sanitasi dan Kebersihan
Kebersihan lingkungan hunian adalah faktor kunci dalam menjaga
kesehatan. Rumah sehat memastikan tersedianya fasilitas sanitasi yang
memadai, termasuk sistem pembuangan limbah yang efisien.
6. Lingkungan Hijau dan Akses ke Alam Terbuka
Adanya area hijau dan akses mudah ke alam terbuka dapat
meningkatkan kesehatan mental dan fisik penghuni. Rumah sehat
mempertimbangkan ruang luar yang menyenangkan dan ramah
lingkungan.
7. Efisiensi Energi dan Hemat Air
Rumah sehat juga berkaitan dengan penggunaan sumber daya yang
cerdas, seperti desain yang mendukung efisiensi energi dan
penggunaan air yang hemat.
8. Pertumbuhan Populasi dan Urbanisasi
Peningkatan populasi dan urbanisasi telah menyebabkan
bertambahnya masalah terkait kesehatan dan lingkungan. Rumah sehat
menjadi solusi dalam mengatasi dampak negatif dari pertumbuhan kota
yang tidak terkendali.

Dalam upaya mewujudkan rumah sehat, berbagai lembaga, organisasi,


dan pemerintah di seluruh dunia telah bekerja untuk mengembangkan
pedoman, standar, dan sertifikasi untuk rumah sehat. Dengan menciptakan
rumah yang mendukung kesehatan dan kesejahteraan penghuninya,
diharapkan akan tercipta masyarakat yang lebih sehat, bahagia, dan
berkelanjutan.
Peraturan mengenai rumah sehat didasarkan pada kepentingan
kesejahteraan masyarakat dan perlindungan terhadap kesehatan dan
lingkungan. Peraturan-peraturan ini bertujuan untuk memastikan bahwa
tempat tinggal manusia memenuhi standar tertentu agar dapat mendukung
kesehatan, kenyamanan, dan keamanan penghuninya.
Peraturan mengenai rumah sehat tersebut meliputi beberapa faktor
penting:
1. Kesehatan Masyarakat
Rumah yang tidak memenuhi standar kesehatan dapat menjadi
sumber berbagai masalah kesehatan bagi penghuninya. Kondisi hunian
yang buruk dapat menyebabkan penyebaran penyakit, masalah
pernapasan, infeksi, dan gangguan kesehatan lainnya. Oleh karena itu,
adanya peraturan mengenai rumah sehat bertujuan untuk mencegah
risiko kesehatan ini.
2. Lingkungan yang Sehat
Hunian yang tidak sehat dapat memiliki dampak negatif pada
lingkungan sekitarnya. Misalnya, penggunaan bahan-bahan berbahaya
dalam konstruksi rumah atau pengelolaan limbah yang tidak tepat
dapat mencemari tanah dan air. Peraturan mengenai rumah sehat
membantu mencegah kerusakan lingkungan dan menjaga
keseimbangan ekosistem.
3. Kenyamanan dan Produktivitas
Kondisi rumah yang baik mempengaruhi kenyamanan dan
produktivitas penghuninya. Lingkungan yang nyaman dan aman dapat
meningkatkan kualitas hidup dan produktivitas individu, yang pada
gilirannya berdampak positif pada perkembangan sosial dan ekonomi.
4. Perkembangan Perumahan yang Berkelanjutan
Dengan meningkatnya populasi dan urbanisasi, perlunya peraturan
mengenai rumah sehat semakin mendesak. Peraturan-peraturan ini
membantu memastikan bahwa pembangunan perumahan dilakukan
secara berkelanjutan, dengan mempertimbangkan efisiensi energi,
pengelolaan limbah, dan aspek lingkungan lainnya.
5. Pencegahan Bencana
Rumah yang dibangun sesuai dengan standar kesehatan dan
keamanan dapat menjadi faktor penting dalam pencegahan dan
mitigasi bencana alam. Bangunan yang kokoh dan aman dapat
mengurangi risiko kerusakan akibat gempa bumi, banjir, atau cuaca
ekstrem lainnya.
6. Keberlanjutan Sosial
Kualitas hunian juga memiliki dampak pada keberlanjutan sosial.
Rumah yang sehat dan layak huni dapat mendukung pembentukan
komunitas yang kuat dan berkelanjutan, dengan tingkat interaksi sosial
yang positif.

Peraturan mengenai rumah sehat diimplementasikan oleh pemerintah


atau lembaga terkait dengan tujuan untuk melindungi kesehatan
masyarakat, menjaga lingkungan, dan memastikan pembangunan
perumahan yang berkelanjutan dan aman bagi semua.

B. Rumusan Masalah
Dikarenakan ruang lingkup permasalahan yang ada maka di dalam
makalah ini kami hanya akan membahas masalah-masalah utama yang
menjadi inti dari keseluruhan pembahasan tentang rumah sehat, yaitu
definisi rumah sehat, kriteria rumah sehat, dan peraturan mengenai rumah
sehat.

C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui definisi rumah sehat
2. Mengetahui kriteria-kriteria rumah sehat
3. Mengetahui peraturan mengenai rumah sehat
BAB II
ISI

A. Definisi Rumah Sehat


 Rumah adalah tempat untuk tinggal yang dibutuhkan oleh setiap
manusia dimanapun dia berada.
 Rumah adalah struktur fisik terdiri dari ruangan, halaman dan area
sekitarnya yang dipakai sebagai tempat tinggal dan sarana
pembinaan keluarga (UU RI No. 4 Tahun 1992).
 Menurut WHO rumah adalah struktur fisik atau bangunan untuk
tempat berlindung, dimana lingkungan berguna untuk kesehatan
jasmani dan rohani serta keadaan sosialnya baik untuk kesehatan
keluarga dan individu (Komisi WHO Mengenai Kesehatan dan
Lingkungan, 2001).

Perumahan yang Layak


Untuk tempat tinggal harus memenuhi syarat kesehatan sehingga
penghuninya tetap sehat. Perumahan yang sehat tidak lepas dari
ketersediaan prasarana dan sarana yang terkait, seperti:
1. Penyediaan air bersih,
2. sanitasi pembuangan sampah,
3. transportasi,
4. tersedianya pelayanan social, (Krieger and Higgins, 2002)

Fungsi Rumah
 Sebagai tempat untuk melepaskan lelah
 Tempat bergaul
 Membina rasa kekeluargaan diantara anggota keluarga
 Tempat berlindung dan menyimpan barang berharga
 Merupakan status lambang social
Menurut Depkes, rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi
syarat kesehatan, yaitu rumah yang memiliki jamban yang sehat, sarana air bersih,
tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang
baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah yang tidak terbuat
dari tanah.
Sedangkan menurut Deane G. Carter & Keith 11, dalam bukunya yang
berjudul Family Housing, rumah sehat dapat didefinisikan sebagai rumah yang
dapat memberikan perlindungan kepada setiap elemen dan penghuni rumah
tersebut. Perlindungan yang dimaksud di sini berarti luas, tidak hanya berarti
perlindungan keamanan tapi juga perlindungan kesehatan, keawetan, dan
sebagainya bagi penghuni rumah tersebut.
Rumah sehat tidak harus mahal tetapi yang terpenting adalah rumah tersebut
menjadi tempat terapi fisik dan mental sehingga penghuni rumah tersebut ikut
menjadi sehat. Selain itu, dengan segala keterbatasan dana, rumah yang akan
dijadikan tempat tinggal seharusnya didesain menjadi rumah yang produktif dan
ramah lingkungan.
WHO (World Health Organization) mendefinisikan sehat sebagai suatu
keadaan kesehatan jasmani, rohani dan sosial yang baik dan lengkap, tidak hanya
terhindarnya dari penyakit atau kelemahan (Health is a state of complete physical,
mental and social well being, not merely the absence of duease or infirmity).
Untuk menetapkan kondisi perumahan yang sesuai dengan kriteria sehat tersebut.
The American Publ Health Association telah meneliti dan merumuskan empat
fungsi pokok dari rumah, sebagai tempat tinggal yang sehat bagi setiap manusia
dengan keluarganya selama masa hidupnya. Keempat fungsi tersebut, yaitu:
 Mampu memenuhi kebutuhan fisiologi dasar penghuni.
 Mampu memenuhi kebutuhan psikologi dasar penghuni.
 Mampu melindungi penghuni dari kemungkinan terjangkitnya penyakit
menular
 Mampu melindungi penghuni terhadap kemungkinan timbulnya bahaya
kecelakaan

Rumah sehat merupakan keinginan semua orang dan tentunya mereka


menginginkan rumah yang sehat sebagai rumah tempat tinggal mereka. Seperti
yang telah diketahui, rumah bukan hanya sekedar sebagai tempat melepas
kepenatan atau beristirahat. Rumah sudah menjadi sarana dan juga media bagi
manusia untuk melakukan berbagai aktifitas. Kebutuhan manusia yang sudah
meningkat menjadi kebutuhan primer ini yang mendorong manusia untuk
membangun bangunan sebagai tempat tinggal. Bangunan yang dimaksud
hendaknya termasuk dalam kriteria rumah sehat.

B. Peraturan mengenai Rumah Sehat


Persyaratan Rumah Tinggal Menurut Kepmenkes No.
829/Menkes/SK/VII/1999 adalah :
1. Bahan bangunan
 Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan bahan yang
dapat membahayakan kesehatan, antara lain: debu total kurang
dari 150 ug/m2, asbestos kurang dari 0,5 serat/m3 per 24 jam,
plumbum (Pb) kurang dari 300 mg/kg
 Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan
bekembangnya mikroorganisme pathogen
2. Komponen dan Penataan Ruang
 Lantai kedap air dan mudah dibersihkan
 Dinding rumah memiliki ventilasi, dikamar mandi dan kamar
cuci kedap air dan mudah dibersihkan
 Langit2 rumah mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan
 Ada penangkal petir
 Ruang ditata sesuai dengan fungsi dan peruntukannya
 Dapur harus memiliki sarana pembuangan asap
3. Pencahayaan
 Pencahayaan alam dan/ atau buatan langsung maupun tidak
langsung dapat menerangi seluruh ruangan dengan intensitas
penerangan 60 lux dan tidak menyilaukan mata.
4. Kualitas udara
 Suhu udara nyamannya 18-30 derajat celcius
 Kelembaban udara 40-70 %
 Gas SO2 kurang dari 0,10 ppm/24 jam
 Pertukaran udara 5 kaki 3/menit/penghuni
 Gas CO kurang dari 100 ppm/8 jam
 Gas formaldehid kurang dari 120mg/m3
5. Ventilasi : Luas lubang ventilasi alamiah yang permanen minimal
10% luas lantai.
6. Vektor penyakit : Tidak ada lalat, nyamuk ataupun tikus yang
bersarang di dalam rumah.
7. Penyediaan air
a. Tersedia sarana penyediaan air bersih dengan kapasitas
minimal 60 liter/ orang/hari
b. Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih
dan/atau air minum
8. Pembuangan Limbah
a. Limbah cair yang berasal rumah tangga tidak mencemari
sumber air, tidak menimbulkan bau, dan tidak mencemari
permukaan tanah
b. Limbah padat harus dikelola dengan baik agar tidak
menimbulkan bau, tidak mencemari permukaan tanah dan air
tanah.
9. Sarana Penyimpanan Makanan
Tersedia sarana penyimpanan makanan yang aman.
10. Kepadatan hunian
Luas kamar tidur minimal 8 m2 dan dianjurkan tidak untuk
lebih dari 2 orang tidur.

Penilaian Rumah Sehat


Menurut Munir Arifin (2009) didasarkan pada pedoman teknis
penilaian rumah sehat Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan Depkes RI tahun 2007. Pedoman teknis ini
disusun berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor :
829/Menkes/SK/VII/1999 tentang persyaratan Kesehatan Perumahan.
Pembobotan terhadap kelompok komponen rumah, kelompok
sarana sanitasi, dan kelompok perilaku didasarkan pada teori Blum, yang
diinterpetasikan terhadap:
1. Bobot komponen rumah (31%),
2. Bobot sarana sanitasi (25%),
3. Bobot Perilaku (44%)
Penentuan kriteria rumah berdasarkan pada hasil penilaian rumah yang
merupakan hasil perkalian antara nilai dengan bobot, dengan criteria
sebagai berikut :
1. Memenuhi syarat : 80 -100 % dari total skor.
2. Tidak memenuhi syarat : < 80 % dari total skor.

Kelompok Komponen Rumah yang dijadikan dasar penilaian rumah


sehat menggunakan indikator komponen sebagai berikut :
– Langit-langit
– Dinding
– Lantai
– Jendela kamar tidur
– Jendela ruang keluarga
– Ventilasi
– Lubang asap dapur
– Pencahayaan
– Kandang
– Pemanfaatan Pekarangan
– Kepadatan penghuni

Indikator sarana sanitasi yang dijadikan dasar penilaian rumah sehat


menggunakan Indikator sarana sebagai berikut :
1. Sarana air bersih
2. Jamban
3. Sarana pembuangan air limbah
4. Sarana pembuangan sampah.

Indikator penilaian perilaku penghuni rumah meliputi bebrapa


parameter sebagai berikut :
1. kebiasaan mencuci tangan.
2. keberadaan tikus.
3. keberadaan jentik.

7 kriteria rumah sehat :


1. Kering
Rumah dikondisikan dengan membangun sistem bangunan
yang dikonstruksi dengan lingkungan dalam ruangan yang
terkontrol. Bisa dilakukan dengan menjaga agar sistem saluran air,
saluran pembuangan terjaga dengan baik.Begitu pun masalah
perembesan dan kebocoran rumah, hendaknya diatur agar tidak
terjadi.
2. Bersih
Sistem bangunan yang dimiliki memungkinkan agar rumah
bebas kotoran, debu, asap serta kontaminan lainnya. Rumah yang
berada di dekat jalan raya jelas berbeda penangannya dengan
rumah yang ada di kompleks persawahan.
3. Aman
Rumah hendaknya dibangun dengan bentuk, fungsi, dan
peralatan yang aman bagi penghuni. Konsep ergonomis di setiap
piranti hendaknya juga dipikirkan dengan matang. Sisi keamanan
adalah faktor yang penting, demi menghindari terjadinya
kecelakaan di dalam maupun di sekitar rumah.
4. Bebas Kontaminasi
Gunakan cat rumah dan produk-produk bangunan yang
aman dan tidak mengganggu kesehatan. Jauhi penggunaan
formaldehida untuk meminimalisir kontaminasi anggota keluarga.
5. Memiliki Ventilasi
Ventilasi berfungsi untuk memperlancar pertukaran udara
segar. Standardnya harus ada di setiap ruangan.
6. Bebas dari hewan pengganggu
Penghuni hendaknya menjaga agar setiap sudut rumah bebas dari
hewan pengganggu seperti tikus, kecoa, cicak, dll. Hewanhewan
ini selalu berusaha untuk mencari makanan dan sarang di dalam
rumah sehingga anda harus benar-benar ekstra bekerja keras untuk
mengenyahkannya.
7. Terawat
Rumah yang sehat adalah rumah yang setiap elemennya terawat
dan terpelihara dengan baik. Para penghuni rumah hendaknya
mengatur jadwal khusus untuk saling berbagi tugas melakukan
tugas ini demi kepentingan bersama.

1. Aturannya tertera dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 16 Tahun


2021 yang menyebutkan empat prinsip keandalan bangunan gedung
khususnya faktor keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan
kemudahan.
2. Kriteria rumah sehat juga tercantum dalam SNI 03-65722001 yang
salah satunya menyediakan bukaan jendela dan pintu minimal 5 persen
dari luas lantai rumah. Panduan lainnya yaitu kualitas udara yang
masuk tidak berasal dari uap dapur maupun kamar mandi. Harus
dipastikan juga udara yang keluar dari dapur dan kamar mandi
menggunakan filter udara untuk mengurangi paparan virus.

Kriteria Rumah Sehat


Kami mendapatkan banyak sekali data-data yang berhubungan
dengan kriteria rumah sehat. Namun, dalam makalah ini kami hanya akan
membahas kriteria rumah sehat menurut beberapa pihak yang menurut
kami penting untuk diketahui.
1. Menurut Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah
Berikut ini merupakan kriteria rumah sehat berdasarkan ketentuan-
ketentuan yang telah dibuat oleh Departemen Pemukiman dan Prasarana
Wilayah :
a. Memenuhi kebutuhan minimal massa dan ruang
Setiap orang memiliki aktivitas yang berbeda-beda. Namun,
banyak dari segala aktivitas manusia memiliki persamaan karena
kebutuhan yang tidak terlalu berbeda, misalnya aktivitas tidur, duduk,
masak, cuci, kakus, serta berbagai aktivitas lainnya. Setelah melakukan
penelitian dan beberapa survey. Setiap orang memiliki kebutuhan ruang
sebesar 9 m per unit dengan perhitungan ketinggian rata-rata langit-langit
adalah 2,5 m. Kemungkinan untuk dapat hidup dalam keadaan yang sehat
serta mengerjakan aktivitas sehari-hari secara layak dapat terjadi apabila
seseorang tinggal di dalam rumah sehat. Oleh karena itu, rumah harus
memenuhi kebutuhan minimal ruang berdasarkan ketentuan-ketentuan
berikut ini :
 Kebutuhan luas per jiwa
 Kebutuhan luas per Kepala Keluarga (KK)
 Kebutuhan luas bangunan per Kepala Keluarga (KK)
 Kebutuhan luas lahan per unit bangunan

b. Memenuhi kebutuhan kesehatan dan kenyamanan


Sebuah rumah yang dijadikan sebagai tempat tinggal dapat
dikatakan memenuhi syarat kesehatan dan kenyamanan karena
dipengaruhi oleh tiga aspek (pencahayaan. penghawaan, serta suhu udara
dan kelembaban) yang merupakan dasar atau kaidah perencanaan rumah.
1. Pencahayaan
Matahari merupakan sumber energi terbesar yang dapat
digunakan sebagai pencahayaan alami pada siang hari. Pencahayaan
yang dimaksud adalah pencahayaan yang memenuhi ketentuan sebagai
berikut :
 Cuaca dalam keadaan cerah dan tidak berawan
 Ruang kegiatan mendapatkan cukup cahaya
 Ruang kegiatan mendapatkan distribusi cahaya secara merata

Kualitas pencahayaan alami pada siang hari yang musuk ke dalam


ruangan ditentukan oleh :
 Kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)
 Lamanya waktu kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan
(mata)
 Tingkat atau gradasi kelasaran dan kehalusan jenis
 Lubang cabaya minimum sepersepuluh dari luas lantai ruangan
 Sinar matahari dapat masuk secara langsung ke ruangan minimum
1 (satu) jam setiap hari
 Cahaya efektif dapat diperoleh dari jam 08.00 sampai dengan
16.00

2. Penghawaan
Manasia sangat membutuhkan udara untuk bemapas. Tanpa udara,
manusia tidak akan bisa hidup. Oleh karena itu, udara sangat
berpengaruh dalam menentukan kenyamanan pada bangunan ramah.
Kenyamanan akan memberikan kesegaran terhadap penghuni dan
terciptanya rumah yang sehat. Apabila terjadi pengaliran atau
pergantian udara secara kontinu melalui ruangan-ruangan, serta
lubang-lubang pada bidang pembatas dinding atau partisi sebagai
ventilasi Untuk memperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan
cara penghawaan alami, maka dapat dilakukan dengan memberikan
atau mengadakan peranginan silang (ventilasi silang) dengan ketentuan
sebagai berikut :
 Lubang penghawaan minimal 5% dari luas lantai ruangan
 Volume udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara
yang mengalir keluar ruangan
 Udara yang masuk tidak berasal dari asap dapur atau bau kamar
mandi/WC

Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandi


WC yang memerlukan peralatan buntu elektrikal-mekanikal seperti
blower atau exhaust fit, harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
 Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan
bangunan di sekitarnya

2. Standar Pembuatan Rumah Sehat


Di bawah ini akan dijabarkan beberapa standar yang ditetapkan
sebagai dasar minimal dari pembuatan rumah sehat, khususnya di
Indonesia,
a. Standar dalam pendirian bangunan
Beberapa standar yang perlu diperhatikan dalam pembangunan
suatu rumah sehat, antara lain :
 Koefisien Dasar Bangunan (KDB) merupakan angka presentase
berdasarkan perbandingan jumlah luas lantai dasar bangunan terhadap
luas tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai sesuai tata
ruang kota.
 Koefisien Lantai Bangunan (KLB) adalah besaran ruang yang dihitung
dari angka perbandingan jumlah seluruh lantai bangunan terhadap luas
tanah perpetakan daerah yang dikuasai sesuai rencana tata ruang kota.
 Garis Sempadan Bangunan (GSB) adalah garis di atas permukaan
tanah yang pada pendirian bangunan ke arah yang berbatasan tidak
boleh dilampau.

Ada beberapa garis sempadan menurut buku Peraturan Bangunan


Nasional yang dikeluarkan oleh Departemen Pekerjaan Umum, antara lain.
 Garis sempadan muka bangunan, yaitu garis, yang pada pendirian
bangunan ke arah jalan yang berbatasan, di atas permukaan tanah tidak
boleh dilampaui, kecuali mengenai pagar-pagar pekarangan.
 Garis sempadan belakang, yaitu garis di belakang terhitung dari jalan
berbatasan, tidak diperkenankan mendirikan suatu bangunan.
 Garis sempadan belakang bangunan, yaitu garis di belakang terhitung
dari jalan yang berbatasan, tidak diperkenankan didirikan sesuatu
induk bangunan
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria
sebagai berikut :
1. Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan, penghawan
dan ruang gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang
mengganggu.
2. Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privacy yang cukup,
komunikasi yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah.
3. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni
rumah dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah
rumah tangga, bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang
tidak berlebihan, cukup sinar matahari pagi, terlindungnya makanan
dan minuman dari pencemaran, disamping pencahayan dan
penghawaan yang cukup.
4. Memenuhi persayaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang
timbul karena keadaan luar maupun dalam rumah antara lain, posisi
garis sempadan jalan, kontruksi yang tidak mudah roboh, tidak mudah
terbakar dan tidak cenderung membuat penghuninya jatuh tergelincir.

Persyaratan Rumah Tinggal Menurut Kepmenkes No.


829/Menkes/SK/VII/1999 adalah :
1. Bahan bangunan
2. Komponen dan penataan ruang
3. Pencahayaan
4. Kualitas udara
5. Ventilasi
6. Vektor penyakit
7. Penyediaan air
8. Pembuangan limbah
9. Sarana penyimpanan makanan
10. Kepadatan hunian

B. Saran
Melakukan penyuluhan untukmemotivasi masyarakat dalam
pengadaan rumah sehat.
DAFTAR PUSTAKA

UU RI No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Pemukiman


Kepmenkes RI No.829/Menkes/SK/VII/1999 tentang Persyaratan
Kesehatan Perumahan
Depkes RI – Ditjen PPM dan PL tahun (2007). Pedoman Pedoman Teknis
Penilaian Rumah Sehat
Kepmenkes RI. no 829/MenKes/SK/VII/1989
PP No. 16 Tahun 2021
SNI 03-65722001
Komisi WHO. 2001 Mengenai Kesehatan dan Lingkungan
Krieger and Higgins. 2002

Anda mungkin juga menyukai