Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENYEHATAN PEMUKIMAN

DOSEN PENGAMPUH:

SUPRIADI, S.P.d., M.sc

NIP: 196405101988031006

DISUSUN OLEH:

GEA INGGRID NINGTYAS

NIM: PO71330210070

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

PRODI DIII SANITASI

TAHUN AJARAN 2023/2024


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karna atas limpahan
rahmat dan karunianya, saya dapat menyelesaikan laporan dengan judul “Penilaian rumah
sehat ” dengan tepat waktu.

Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Penyehatan Pemukiman.
Disamping itu, saya juga berharap laporan ini mampu memberikan kontribusi dalam
menunjang pengetahuan para mahasiswa khususnya dan pihak lain pada umumnya.
Dengan terselesikannya laporan ini, saya mengucapkan Terima kasih khususnya kepada
dosen pengampu bapak Supriadi S.Pd, M.Sc dan pihak lain yg telah membantu dan terlibat.

Saya menyadari laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang bersifat membangun dari para pembaca sangat saya harapkan demi
kesempurnaan makalah ataupun tugas-tugas berikutnya.

Jambi, 016 November 2023

Gea Inggrid Ningtyas


LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertanda tangan dibawah ini, dosen pengampu Mata Kuliah Penyehatan
Pemukiman.Menerima dan menyetujui laporan yang disusun oleh :

Judul Laporan : Penilaian Rumah Sehat

Nama Penyusun : Gea Inggrid Ningtyas

Prodi : D3 Sanitasi

Jurusan : Kesehatan Lingkungan

Jambi, 16 November 2023

Mengetahui

Supriadi, S.Pd, M.Sc

Nip : 196405101988031006
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGENTAR ............................................................................................................i


LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.

1.1 Latar Belakang................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................................2


1.3 Tujuan ..........................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Rumah Sehat.................................................................................................3

2.2 Kriteria Rumah Sehat......................................................................................................4

BAB III METODE PRAKTIKUM

3.1 Tempat dan Waktu...........................................................................................................5

3.2 Alat dan Bahan .............................................................................................................5


3.3 Metode Pengumpulan Data ...........................................................................................5
3.4 Prosedur Kerja ................................................................................................................5

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Pengertian Rumah Sehat.................................................................................................6

4.2 Syarat Rumah Sehat........................................................................................................6

4.2 Hasil ...............................................................................................................................6

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan...................................................................................................................8
5.2 Saran.............................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................9
LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan lingkungan merupakan faktor penting dalam kehidupan sosial
kemasyarakatan, bahkan merupakan salah satu unsur penentu atau determinan dalam
kesejahteraan penduduk. Dimana lingkungan yang sehat sangat dibutuhkan bukan
hanya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, tetapi juga kenyamanan
hidup dan meningkatkan efisiensi kerja dan belajar.
Perumahana merupakan kebutuhan primer bagi manusia. Rumah atau tempat
tinggal, dari zaman ke zaman mengalami perkembangan. Pada zaman purba manusia
bertempat tinggal di gua-gua, kemudian berkembang dengan mendirikan rumah
dihutan-hutan dan dibawah pohon. Sampai pada abad moderen ini manusia sudah
membangun rumah bertingkat dan dilengkapi dengan peralatan yang serba modern.
Perumahan dan pemukiman merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, yang
juga mempunyai peran sangat strategis sebagai pusat pendidikan keluarga, persemaian
budaya dan peningkatkan kualitas generasi mendatang. Permasalahan perumahan dan
pemukiman tidak dapat dipandang sebagai permasalahan fungsional dan fisik semata,
tetapi lebih kompleks lagi sebagai permasalahan yang berkaitan dengan dimensi
kehidupan bermasyarakat yang meliputi aspek sosial, budaya,
ekonomi,teknologi,ekologi maupun politik.
Rumah yang sehat merupakan salah satu sarana untuk mencapai derajat kesehatan
yang optimal. Untuk memperoleh rumah yang sehat ditentukan oleh tersedianya sarana
sanitasi perumahan. Rumah juga merupakan salah satu bangunan tempat tinggal yang
harus memenuhi kriteria kenyamanan, keamanan, dan kesehatan guna mendukung
penghuniannya agar dapat bekerja dengan produktif.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu rumah sehat?
2. Apa syarat rumah sehat

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui rumah sehat
2. Untuk dapat mengetahui syarat rumah sehat
BAB 11
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Rumah Sehat

Dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman,


perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal
atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan. Rumah
adalah sebuah tempat tujuan akhir dari manusia. Rumah menjadi tempat berlindung dari
cuaca dan kondisi lingkungan sekitar, menyatukan sebuah keluarga, meningkatkan
tumbuh kembang kehidupan setiap manusia dan menjadi bagian dari gaya hidup manusia
Sedangkan pengertian Sehat menurut WHO adalah suatu keadaan yang sempurna baik
fisik, mental maupun sosial budaya, bukan hanya keadaan yang bebas penyakit dan
kelemahan (kecacatan). Rumah harus dapat mewadahi kegiatan penghuninya dan cukup
luas bagi seluruh pemakainya, sehingga kebutuhan ruang dan aktivitas setiap
penghuninya dapat berjalan dengan baik. Lingkungan rumah juga sebaiknya terhindar
dari 7nergy- 7nergy yang dapat merugikan kesehatan (Hindarto, 2007).
Rumah sehat dapat diartikan sebagai tempat berlindung, bernaung, dan tempat untuk
beristirahat, sehingga menumbuhkan kehidupan yang sempurna baik fisik, rohani,
maupun sosial (Sanropie dkk., 1991). Sedangkan menurut Hermawan (2010) yang dikutip
dari Azwar, rumah sehat adalah tempat berlindung atau bernaung dan tempat untuk
beristrahat sehingga menimbulkan kehidupan yang sempurna baik fisik,rohani maupun
sosial. Rumah yang tidak sehat merupakan penyebab dari rendahnya taraf kesehatan
jasmani dan rohani yang memudahkan terjangkitnya penyakit dan mengurangi daya kerja
atau daya produktif seseorang. Rumah tidak sehat ini dapat menjadi reservoir penyakit
bagi seluruh lingkungan, jika kondisi tidak sehat bukan hanya pada satu rumah tetapi
pada kumpulan rumah (lingkungan pemukiman). Timbulnya permasalahan kesehatan di
lingkungan pemukiman pada dasarnya disebabkan karena tingkat kemampuan ekonomi
masyarakat yang rendah, karena rumah dibangun berdasarkan kemampuan keuangan
penghuninya (Notoatmodjo, 2003).

2.2 Kriteria Rumah Sehat


Hal ini sejalan dengan kriteria rumah sehat menurutAmerican Public Health Asociation
(APHA), yaitu :
A. Memenuhi kebutuhan dasar fisik. Sebuah rumah harus dapat memenuhi kebutuhan
dasar fisik, seperti :
1. Rumah tersebut harus dibangun sedemikian rupa sehingga dapat dipelihara atau
dipertahankan temperatur lingkungan yang penting untuk mencegah
bertambahnya panas atau kehilangan panas secara berlebihan. Sebaiknya
temperatur udara dalam ruangan harus lebih rendah paling sedikit 4°C dari
temperatur udara luar untuk daerah tropis. Umumnya temperatur kamar 22°C -
30°C sudah cukup segar.
2. Rumah tersebut harus terjamin pencahayaannya yang dibedakan atas cahaya
matahari (penerangan alamiah) serta penerangan dari nyala api lainnya (penerangan
buatan). Semua penerangan ini harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak terlalu
gelap atau tidak menimbulkan rasa silau.
3. Rumah tersebut harus mempunyai ventilasi yang sempurna sehingga aliran udara
segar dapat terpelihara. Luas lubang ventilasi tetap, minimum 5% dari luas lantai
ruangan, sedangkan luas lubang ventilasi insidentil (dapat dibuka dan ditutup)
minimum 5% luas lantai sehingga jumlah keduanya menjadi 10% dari luas lantai
ruangan. Ini diatur sedemikian rupa agar udara yang masuk tidak terlalu deras dan
tidak terlalu sedikit.
4. Rumah tersebut harus dapat melindungi penghuni dari gangguan bising yang
berlebihan karena dapat menyebabkan gangguan kesehatan baik langsung maupun
dalam jangka waktu yang relatif lama. Gangguan yang dapat muncul antara lain
gangguan fisik seperti kerusakan alat pendengaran dan gangguan mental seperti
mudah marah dan apatis.
5. Rumah tersebut harus memiliki luas yang cukup untuk aktivitas dan untuk anak-
anak dapat bermain. Hal ini penting agar anak mempunyai kesempatan bergerak,
bermain dengan leluasa di rumah agar pertumbuhan badannya akan lebih baik, juga
agar anak tidak bermain di rumah tetangganya, di jalan atau tempat lain yang
membahayakan.
B. Memenuhi kebutuhan dasar psikologis Rumah harus dibangun sedemikian rupa
sehingga dapat terpenuhi kebutuhan dasar psikologis penghuninya, seperti :
1. Cukup aman dan nyaman bagi masing-masing penghuni
Adanya ruangan khusus untuk istirahat bagi masing-masing penghuni, seperti kamar
tidur untuk ayah dan ibu. Anak-anak berumur di bawah 2 tahun masih diperbolehkan
satu kamar tidur dengan ayah dan ibu. Anak-anak di atas 10 tahun laki-laki dan
perempuan tidak boleh dalam satu kamar tidur. Anak-anak di atas 17 tahun
mempunyai kamar tidur sendiri.
2. Ruang duduk dapat dipakai sekaligus sebagai ruang makan keluarga, dimana anak-
anak sambil makan dapat berdialog langsung dengan orang tuanya.
3. Dalam memilih letak tempat tinggal, sebaiknya di sekitar tetangga yang memiliki
tingkat ekonomi yang relatif sama, sebab bila bertetangga dengan orang yang lebih
kaya atau lebih miskin akan menimbulkan tekanan batin.
4. Dalam meletakkan kursi dan meja di ruangan jangan sampai menghalangi lalu lintas
dalam ruangan.
5. WC (Water Closet) dan kamar mandi harus ada dalam suatu rumah dan terpelihara
kebersihannya. Biasanya orang tidak senang atau gelisah bila terasa ingin buang air
besar tapi tidak mempunyai WC sendiri karena harus antri di WC orang lain atau
harus buang air besar di tempat terbuka seperti sungai atau kebun.
6. Untuk memperindah pemandangan, perlu ditanami tanaman hias, tanaman bunga
yang kesemuanya diatur, ditata, dan dipelihara secara rapi dan bersih, sehingga
menyenangkan bila dipandang.
7.
C. Melindungi dari penyakit
Rumah tersebut harus dibangun sedemikian rupa sehingga dapat melindungi penghuninya
dari kemungkinan penularan penyakit atau zat-zat yang membahayakan kesehatan. Dari
segi ini, maka rumah yang sehat adalah rumah yang di dalamnya tersedia air bersih yang
cukup dengan sistem perpipaan seperti sambungan atau pipa dijaga jangan sampai sampai
bocor sehingga tidak tercemar oleh air dari tempat lain. Rumah juga harus terbebas dari
kehidupan serangga dan tikus, memiliki tempat pembuangan sampah, pembuangan air
limbah serta pembuangan tinja yang memenuhi syarat kesehatan.

D. Melindungi dari kemungkinan kecelakaan


Rumah harus dibangun sedemikian rupa sehingga dapat melindungi penghuni dari
kemungkinan terjadinya bahaya atau kecelakaan. Termasuk dalam persyaratan ini antara
lain bangunan yang kokoh, tangga yang tidak terlalu curam dan licin, terhindar dari bahaya
kebakaran, alat-alat listrik yang terlindung, tidak menyebabkan keracunan gas bagi
penghuni, terlindung dari kecelakaan lalu lintas, dan lain sebagainya (Azwar, 1990; CDC,
2006; Sanropie, 1989).
E. Komponen Penilaian Rumah Sehat
Berdasarkan Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2002), lingkup penilaian rumah
sehat dilakukan terhadap kelompok komponen rumah, sarana sanitasi dan perilaku
penghuni.
1. Kelompok komponen rumah, meliputi langit-langit, dinding, lantai, jendela kamar
tidur, jendela ruang keluarga dan ruang tamu, ventilasi, sarana pembuangan asap dapur
dan pencahayaan.
2. Kelompok sarana sanitasi, meliputi sarana air bersih, sarana pembuangan kotoran,
saluran pembuangan air limbah, sarana tempat pembuangan sampah.
3. Kelompok perilaku penghuni, meliputi membuka jendela kamar tidur, membuka
jendela ruang keluarga, membersihkan rumah dan halaman, membuang tinja bayi dan
balita ke jamban, membuang sampah pada tempat sampah.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Waktu Pelaksanaan


Hari/Tanggal : Minggu, 05 November 2003
Jam : 16:00 – Selesai
Lokasi : Jl. Lawet Raya RT.12 Handil Jaya

3.2 Alat dan Bahan


1. Formulir Penilaian
2. izin ke ketua Rt
3. Alat tulis 4. kamera

3.3 Metode Pengumpulan Data


Pengumpulan data yang digunakan dalam penilaian adalah melalui cara berikut:
1. Lembar observasi Penilaian dilakukan menggunakan bantuan lembar formulir penilaian
sebagai instrument inspeksi. Formulir penilaian disusun dengan berdasarkan beberapa
peraturan sebagai referensi dengan bobot yang telah ditentukan.
2. Wawancara Dilakukan untuk mendapatkan beberapa informasi tertentu terkait
penilaian. Wawancara dilakukan oleh mahasiswa yang turun ke lapangan untuk
mengajukan pertanyaan kepada pemilik rumah.

3.3 Prosedur Penilaian


1. Meminta izin kepada ketua rt untuk mengadakan penilaian rumah sehat, dan meminta
ttd pada surat izin
2. Melakukan survey ke 10 rumah yang akan dilakukan penilaian rumah sehat
3. Meminta izin pada pemilik rumah untuk mengadakan penilaian rumah sehat
4. Jika sudah di beri izin, tulis nama pemilik rumah
5. Mengisi instrument penilaian sesuai keadaan rumah, dan sesekali wawancara pada
pemilik rumah
6. Melakukan dokumentasi kegiatan
7. Lakukan hingga pada rumah ke 10
8. Hitung rata rata penilaian yang ada di instrument
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengertian Rumah Sehat


Rumah sehat adalah bangunan tempat berlindung dan beristirahat serta sebagai sarana
pembinaan keluarga yang menumbuhkan kehidupan sehat secara fisik, mental dan sosial,
sehingga seluruh anggota keluarga dapat bekerja secara produktif. Fungsi Rumah Secara
garis besar, rumah memiliki fungsi yaitu :
1. Rumah harus memenuhi kebutuhan pokok jasmani manusia.
2. Rumah harus memenuhi kebutuhan pokok rohani manusia.
3. Rumah harus melindungi manusia dari penularan penyakit.
4. Rumah harus melindungi manusia dari gangguan luar.
5. Rumah menunjukkan tempat tinggal.

4.2 Syarat Rumah Sehat


1. Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan, penghawaan dan ruang gerak
yang cukup terhindar dari kebisingan serta aman.
2. Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privacy / keleluasaan pribadi yang cukup,
nyaman, komunikasi yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah.
3. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah dengan
penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas 10nergy
penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar matahari pagi,
terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan dan
penghawaan yang cukup, bebas dari hama kering dan bebas dari debu / kotoran.
4. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul karena
keadaan luar maupun dalam rumah antara lain persyaratan garis sempadan jalan,
konstruksi yang tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar dan tidak cenderung
membuat penghuninya jatuh tergelincir serta efisien dan hemat 10nergy

4.3 Hasil
NO NAMA KK NILAI MEMENUHI TIDAK
SYARAT MEMENUHI
SYARAT
1. HENDRA SAPUTRA 761

2. HERU SAPUTRA 735


3. AGUS 720

4. SUJONO 985

5. SUTRISNO 831

6. UUS 756

7. FITRI YANTI 989


8. CLARA 930

9. JAM’AH 986

10. AGUSTIAN 805



BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Rumah adalah tempat kita tinggal sehari hari. Sedangkan Permukiman adalah bagian
dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai
prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di
kawasan perkotaan atau kawasan perdesaan. Dengan kata lain permukiman adalah
kumpulan rumah. Sanitasi permukiman sangat perlu diperhatikan dikarenakan kita lebih
banyak menghabiskan waktu kita di dalam rumah di bandingkan di luar rumah. Jadi, dari
10 rumah yang di lakukan penilaian tidak ada yang memenuhi syarat. Dikarenakan rumah
– rumah tersebut berada di permukiman, yang mana di sebut rumah bedeng. Rumah satu
dengan yang lainnya berdempetan walaupun bentuk rumah berbeda beda. Banyak rumah
yang kekurangan jendela dikarenakan keadaan rumah yang berdempetan.
Namun walaupun begitu rumah yang ada tetap bersih dan nyaman, dikarenakan rumah
tersebut walaupun kurang jebdela tapi pintu selalu terbuka untuk udara masuk dan keluar,
dan rumah selalu di bersihkan.

5.2 Saran
Hendaknya warga yang memiliki jenedela dan bisa dibuka lebih sering membuka jendela
agar pertukaran udara lebih lancer.
DAFTAR PUSTAKA

https://disperkim.kaurkab.go.id/berita/detail/pengertian-perumahan-dan-kawasan-
permukiman-yang-harus-kamu-ketahui

https://www.scribd.com/doc/216609562/Laporan-Penilaian-Rumah-Sehat

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2574/rumah-sehat-lingkungan-bersih
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai