DOSEN PENGAMPU :
H. KAMSUL, SST., M.Kes
Disusun Oleh:
Kelompok 11
1. Vessy (PO.71.33.1.20.077)
2. Risma Wahyuni (PO.71.33.1.20.080)
Assalamu’alaikum wr.wb
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Mata Kuliah Penyehatan
Pemukiman yang berjudul “Penilaian Rumah Sehat”
Terima kasih kami ucapkan kepada Bapak H. Kamsul., SST., M.Kes yang telah
membantu kami baik secara moral maupun materi. Terima kasih juga kami ucapkan
kepada teman-teman yang telah mendukung sehingga kami bisa menyelesaikan tugas
ini tepat waktu.
Kami menyadari, bahwa laporan yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna
menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang. Semoga
laporan ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk
perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
Wassalamualaikum wr.wb
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER..................................................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................................................................ ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................4
A. Latar Belakang................................................................................................................................................. 4
B. Tujuan ..................................................................................................................................................................5
C. Manfaat............................................................................................................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................................ 6
A. Pengertian Rumah.......................................................................................................................................... 6
B. Pengertian Rumah Sehat.............................................................................................................................. 6
C. Aspek Penilaian Rumah Sehat................................................................................................................... 8
BAB III METODE PEMERIKSAAN................................................................................................... 9
A. Jenis Pemeriksan............................................................................................................................................. 9
B. Waktu dan Tempat......................................................................................................................................... 9
C. Teknik Pengumpulan Data.......................................................................................................................... 9
D. Alat Pengumpul Data..................................................................................................................................... 9
E. Teknik Pengolahan Data........................................................................................................................... 10
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................................................. 11
A. Hasil ................................................................................................................................................................1
1
B. Pembahasan................................................................................................................................................... 11
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................................................................ 17
A. Kesimpulan..................................................................................................................................................... 17
B. Saran ................................................................................................................................................................1
7
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................... 18
LAMPIRAN......................................................................................................................................... 19
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria yaitu:
(1) memenuhi kebutuhan fisiologis meliputi pencahayaan, penghawaan, ruang
gerak yang cukup, dan terhindar dari kebisingan yang mengganggu; (2) memenuhi
kebutuhan psikologis meliputi privacy yang cukup, komunikasi yang sehat antar
anggota keluarga dan penghuni rumah; (3) memenuhi persyaratan pencegahan
penularan penyakit antar penghuni rumah meliputi penyediaan air bersih,
pengelolaan tinja, limbah rumah tangga, bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan
hunian yang tidak berlebihan, dan cukup sinar matahari pagi; (4) memenuhi
persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul karena keadaan
luar maupun dalam rumah, antara lain fisik yang tidak mudah roboh, tidak mudah
terbakar dan tidak cenderung membuat penghuninya jatuh tergelincir.
4
(Notoatmodjo, 2003).
Rumah sehat adalah proporsi rumah yang memenuhi kriteria sehat minimum
komponen rumah dan sarana sanitasi tiga komponen (rumah, sarana sanitasi dan
perilaku) di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Rumah yang tidak sehat
merupakan penyebab dari rendahnya taraf kesehatan jasmani dan rohani yang
memudahkan terjangkitnya penyakit dan mengurangi daya kerja atau daya
produktif seseorang. Rumah tidak sehat ini dapat menjadi reservoir penyakit bagi
seluruh lingkungan, jika kondisi tidak sehat bukan hanya pada satu rumah tetapi
pada kumpulan rumah (lingkungan pemukiman). Timbulnya permasalahan
kesehatan di lingkungan pemukiman pada dasarnya disebabkan karena tingkat
kemampuan ekonomi masyarakat yang rendah, karena rumah dibangun
berdasarkan kemampuan keuangan penghuninya (Notoatmodjo, 2003)
C. Manfaat
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Rumah
Rumah juga merupakan kebutuhan dasar bagi manusia, yang tercipta dari
hasil ulah tangan dan akal manusia, yang dirakit dan disusun dengan segenap
kesadaran dan keyakinan, bahwa di rumah ini (sebagian dari) hidup dan kehidupan
manusia penghuninya digantungkan. Rumah bukan hanya merupakan tempat untuk
berlindung atau fasilitas tempat tinggal semata, tetapi juga terdiri dari sejumlah
fasilitas lainnya, yaitu pelayanan dan utilitas yang menghubungkan antara individu
dengan keluarganya untuk berkumpul dan bermasyarakat disuatu daerah yang kian
tumbuh dan berkembang.
Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian
dan sarana pembinaan keluarga. Menurut Dinkes (2005), secara umum rumah dapat
dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria yaitu: (1) memenuhi kebutuhan
fisiologis meliputi pencahayaan, penghawaan, ruang gerak yang cukup, dan
terhindar dari kebisingan yang mengganggu; (2) memenuhi kebutuhan psikologis
meliputi privacy yang cukup, komunikasi yang sehat antar anggota keluarga dan
penghuni rumah; (3) memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar
6
penghuni rumah meliputi penyediaan air bersih, pengelolaan tinja, limbah rumah
tangga, bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan,
dan cukup sinar matahari pagi; (4)memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya
kecelakaan baik yang timbul karena keadaan luar maupun dalam rumah, antara lain
fisik rumah yang tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar dan tidak cenderung
membuat penghuninya jatuh tergelincir (Notoatmodjo, 2003).
Rumah sehat adalah proporsi rumah yang memenuhi kriteria sehat minimum
komponen rumah dan sarana sanitasi tiga komponen (rumah, sarana sanitasi dan
perilaku) di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Minimum yang
memenuhi kriteria sehat pada masing-masing parameter adalah sebagai berikut:
(1) minimum dari kelompok komponen rumah adalah langit-langit, dinding, lantai,
jendela kamar tidur, jendela ruang keluarga, ventilasi, sarana pembuangan asap
dapur, dan pencahayaan; (2) minimum dari kelompok sarana sanitasi adalah sarana
air bersih, jamban (sarana pembuangan kotoran), sarana pembuangan air limbah
(SPAL), dan sarana pembuangan sampah; (3) perilaku sanitasi rumah adalah usaha
kesehatan masyarakat yang menitikberatkan pada pengawasan terhadap struktur
fisik yang digunakan (Dinas Kesehatan, 2005).
Rumah sehat merupakan salah satu sarana untuk mencapai derajat kesehatan
yang optimum. Untuk memperoleh rumah yang sehat ditentukan oleh tersedianya
sarana sanitasi perumahan. Sanitasi rumah adalah usaha kesehatan masyarakat yang
menitikberatkan pada pengawasan terhadap struktur fisik dimana orang
menggunakannya untuk tempat tinggal berlindung yang mempengaruhi derajat
kesehatan manusia. Rumah juga merupakan salah satu bangunan tempat tinggal
yang harus memenuhi kriteria kenyamanan, keamanan dan kesehatan guna
mendukung penghuninya agar dapat bekerja dengan produktif.
Salah satu Instrumen Penilaian Rumah Sehat mengacu pada Pedoman Teknis
Penilaian Rumah Sehat Depkes RI Tahun 2007, dengan pembagian bobot
penilaian meliputi bobot komponen rumah, bobot sarana sanitasi, serta bobot pada
7
perilaku penghuni. Sesuai dengan pedoman ini, secara umum rumah dikatakan
sehat apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privacy yang cukup, komunikasi
yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah, adanya ruangan
khusus untuk istirahat (ruang tidur), bagi masing-masing penghuni;
2. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah
dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga,
bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan,
cukup sinar matahari pagi, terlindunginya makanan dan minuman dari
pencemaran, disamping pencahayaan dan penghawaan yang cukup;
3. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul
karena pengaruh luar dan dalam rumah, antara lain persyaratan garis
sempadan jalan, konstruksi bangunan rumah, bahaya kebakaran dan
kecelakaan di dalam rumah.
8
BAB III
METODE PEMERIKSAAN
A. Jenis Pemeriksan
Tempat : Rumah 1
Rumah 2
1. Wawancara
2. Checklist
Pengambilan data melalui ceklis atau formulir yang berisi tentang aspek dan
keteria penilaian rumah sehat.
3. Dokumentasi
9
Pengambilan data dokumen tertulis maupun elektronik,dokumen
menggunakan checklist atau formulir, hingga kamera untuk foto atau untuk
10
BAB IV
A. Hasil
Dari hasil yang di dapat ada beberapa aspek penilaian yang kurang dan belum
memenuhi kriteria rumah sehat misal pada rumah pertama yaitu tidak ada langit-
langit, lubang asap dapur untuk luasnya itu tidak mencapai > 10% dari luas lantai,
tempat sampah yang tidak tertutup, dan selokan yang terbuka. sedangkan untuk
rumah ke dua yaitu lubang asap dapur untuk luasnya tidak mencapai > 10% dari
luas lantai, tempat sampah yang tidak tertutup, selokan yang terbuka, dan kurang
sering membuka jendela ruang keluarga.
B. Pembahasan
11
rumah. Apabila keberadaan langit-langit tidak diperhatikan maka akan
menimbulkan berbagai masalah. Setelah dilakukan inspeksi pada 2 rumah,
didapat salah satu rumah yang belum memenuhi persyaratan yaitu tidak
memiliki langit-langit pada rumah ke 1. Tidak adanya langit-langit rumah akan
menyebabkan debu- debu yang berasal dari atap akan berjatuhan ke lantai,
makanan yang tidak tertutup, sehingga dapat menganggu kesehatan penghuni
rumah.
2. Dinding
Adapun syarat-syarat untuk dinding yaitu dinding harus tegak lurus agar
dapat memikul berat sendiri, beban tekanan angin dan bila sebagai dinding
pemikul harus pula dapat memikul beban diatasnya, dinding harus terpisah dari
pondasi oleh suatu lapisan air rapat sekurang-kurangnya 15 cm dibawah
permukaan tanah sampai 20 cm diatas lantai bangunan, lubang jendela dan
pintu pada dinding bila lebarnya kurang dari 1m dapat diberi susunan batu
tersusun tegak diatas batu, untuk memperkuat berdirinya tembok ½ bata
digunakan rangka pengkaku yang terdiri dari plester-plester atau balok beton
bertulang setiap luas 12 meter.
Setelah dilakukan inpeksi pada 2 rumah maka didapatkan hasil kedua
rumah tersebut untuk dinding memenuhi persyaratan yaitu dinding rumah
permanen dari tembok yang di pasang batu bata, diplester, dan kedap air.
3. Lantai
Hasil dari inspeksi pada 2 rumah yang telah dilakukan, maka di Dapat
bahwa lantai kedua rumah tersebut terbuat dari bahan yang kedap air dan
dikeramik. Jadi ke dua rumah tersebut untuk lantai memenuhi persyaratan.
Sesuai dengan syarat yaitu lantai terbuat dari semen, tidak berdebu dan tidak
becek.
4. Jendela ruang keluarga dan kamar tidur serta kebiasaan membuka jendela
Hasil dari inspeksi di 2 rumah yang telah dilakukan pada dua rumah
memenuhi persyaratan karena kedua terdapat jendela ruang keluarga dan
kamar tidur, pada rumah pertama untuk kebiasaan membuka jendela di ruang
12
keluarga dan kamar tidur yaitu setiap hari di buka. sedangkan untuk rumah
kedua untuk kamar tidur setiap hari selalu di buka sedangkan untuk ruang
keluarga jarang atau kadang-kadang di buka.
5. Ventilasi
Ventilasi adalah proses penyediaan udara segar ke dalam dan
pengeluaran udara kotor dari suatu ruangan tertutup secara alamiah maupun
mekanis. Tersedianya udara segar dalam rumah atau ruangan amat dibutuhkan
manusia, sehingga apabila suatu ruangan tidak mempunyai sistem ventilasi
yang baik dan over crowded maka akan menimbulkan keadaan yang dapat
merugikan kesehatan (Gunawan et al., 1982). Sesuai syarat vetilasi lubang
penghawaan 5% dari luas lantai ruangan, udara yang mengalir masuj sama
dengan volume udara yang mengalir keluar ruangan dan udara yang masuk
tidak berasal dari asap dapur atau bau kamar mandi wc
Hasil inspeksi di 2 rumah yang telah dilakukan semua rumah yaitu kedua
rumah memenuhi persyaratan karena terdapat ventilasi permanen lebih dari
10% dari luas lantai.
6. Lubang asap dapur
Pada persyaratan lubang asap dapur yaitu lubang penghawaan keluar
tidak menganggu kenyamanan banguanan disekitarnya dan lubang penghawaan
keluar tidak menganggu kenyamanan ruangan kegiatan dalam bangunan, dan
ventilasi harus 10% dari luas lantai. Hasil dari inpeksi pada 2 rumah memenuhi
persyaratan karena telah dilakukan terdapat lubang asap dapur dengan luas
ventilasi permanent kurang dari 10% dari luas lantai.
7. Pencahayaan
Penerangan ada dua macam, yaitu penerangan alami dan buatan.
Penerangan alami sangat penting dalam menerangi rumah untuk mengurangi
kelembaban. Penerangan alami diperoleh dengan masuknya sinar matahari ke
dalam ruangan melalui jendela, celah maupun bagian lain dari rumah yang
terbuka, selain berguna untuk penerangan sinar ini juga mengurangi
kelembaban ruangan, mengusir nyamuk atau serangga lainnya dan membunuh
kuman penyebab penyakit tertentu, misalnya untuk membunuh bakteri adalah
13
cahaya pada panjang gelombang 4000 A sinar ultraviolet (Azwar, 1990).
Cahaya matahari disamping berguna untuk menerangi ruangan,mengusir
serangga (nyamuk) dan tikus, juga dapat membunuh beberapa penyakit
menular misalnya TBC, cacar, influenza, penyakit kulit atau mata, terutama
matahari langsung. Selain itu sinar matahari yang mengandung sinar ultraviolet
baik untuk pertumbuhan tulang anak - anak (Suyono, 1985)
Hasil inspeksi pada dua rumah menunjukan bahwa kedua rumah
memenuhi persyaratan karena memiliki pencahayaan yang terang dan tidak
silau sehingga dapat dipergunakan untuk membaca dengan normal.
8. Sarana air bersih
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah
dimasak. Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan
dan dapat langsung diminum. Dari hasil pengamatan kepemilikan sarana air
bersih pada ke kedua rumah yang telah diinspeksi sebelumnya menunjukan
bahwa kedua rumah tersebut memiliki sarana air bersih sendiri dan memenuhi
syarat kesehatan.
9. Kepemilikan Jamban dan Kebiasaan Membuang Tinja
Kesakitan penyakit diare di Indonesia masih tinggi. Salah satu penyebab
tingginya angka kejadian diare adalah rendahnya cakupan penduduk yang
memanfaatkan sarana air bersih dan jamban serta PHBS yang belum memadai.
Menurut data dari 200.000 anak balita yang meninggal karena diare setiap
tahun di Asia, separuh diantaranya adalah di Indonesia.
Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan syarat
antara lain sebagai berikut :
a) Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi
b) Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin memasuki
mata air atau sumur
Dari inspeksi sanitasi pada dua rumah yang telah dilaksanakan memenuhi
persyaratan karena didapatkan hasil bahwa baik rumah 1 maupun rumah 2
telah memiliki jamban saniter yaitu jamban leher angsa yang dilengkapi
14
denganseptictank.
10. Sarana Pembuangan Air Limbah
Buruknya kualitas sanitasi juga tercermin dari rendahnya persentase
penduduk yang terkoneksi dengan sistem pembuangan limbah (sewerage
system). Air limbah rumah tangga hendaknya diolah dengan benar, jangan
dibuang sembarangan. Hal ini dapat menyebabkan sumber air disekitar dapat
tercemar akibat resapan air limbah. Selain itu air limbah yang tidak diolah
dapat menjadi alasan kedatangan lalat.
Dari hasil inspeksi pada ke 2 rumah belum sepenuhnya memenuhi
persyaratan karena terdapat SPAL namun disalurkan ke selokan terbuka dan
tidak tertutup.
11. Sarana Pembuangan Sampah (tempat sampah)
Pembuangan sampah yang tidak terkontrol dengan baik merupakan
tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi berbagai
binatang seperti lalat, nyamuk, tikus dan anjing yang dapat menimbulkan
penyakit. Potensi bahaya yang ditimbulkan, antara lain penyakit diare,kolera,
tifus yang dapat menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari
sampah dapat bercampur dengan air minum. Penyakit DBD dapat juga
meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang
memadai, demikian pula penyakit jamur (misalnya jamur kulit).
Dari inspeksi sanitasi yang telah dilakukan pada rumah 1 dan rumah 2
didapat hasil bahwa kedua rumah tersebut belum memenuhi persyaratan
karena memiliki tempat sampah yang kedap air, namun tidak berpenutup.
12. Membersihkan rumah dan halaman
Rumah dan halaman yang kotor dan tidak rapi tentu akan menjadi
habitat yang menyenangkan bagi binatang-binatang. Tikus, kecoa, lalat dan
nyamuk akan betah tinggal di tempat-tempat yang kotor lagi tidak terawat.
Keberadaan mereka tentu dapat mengganggu kesehatan penghuninya. Maka
sudah seharusnya penghuni rumah untuk selalu membersihkan rumah dan
halaman.
Dari hasil inspeksi ke 2 rumah yang telah dilakukan maka dari kedua
15
rumah memenuhi persyaratan karena perilaku penghuni setiap hari
membersihkan rumah dan halaman rumah.
13. Membuang sampah
Kebiasaan membuang sampah secara sembarangan akanmenyebabkan
lingkungan tercemar. Hal ini akan menyebabkan tanah tidaksubur serta dapat
mengundang kedatangan vector penyakit untuk berkembang biak disitu.
Hasil inspeksi di rumah 1 dan rumah 2 didapat bahwa memenuhi
persyaratan karema penghuni di kedua rumah tersebut setiap hari membuang
sampah di tempat sampah.
16
BAB V
A. Kesimpulan
Dari hasil penilaian rumah sehat di dapat total hasil penilaian pada rumah
pertama yaitu dengan total 1.112 yaitu termasuk katagori rumah SEHAT karena
jumlah total hasil penilaian tidak kurang dari 1.068. sedangkan dari hasil penilaian
rumah sehat di dapat total hasil penilaian pada rumah kedua yaitu dengan total 1.130
yaitu termasuk katagori rumah SEHAT karena jumlah total hasil penilaian tidak
kurang dari 1.068.
B. Saran
Dari kesimpulan diatas sebaiknya yang kurang dan belum memenuhi kriteria
rumah sehat misal pada rumah pertama yaitu tidak ada langit-langit untuk di
perbaikki, lubang asap dapur untuk luasnya untuk ditambah sehingga> 10% dari luas
lantai, tempat sampah yaitu harus tertutup dan selokan harus tertutup. sedangkan
untuk rumah ke dua yaitu lubang asap dapur untuk luasnya untuk ditambah sehingga
>10% dari luas lantai, tempat sampah yaitu harus tertutup, tempat sampah yaitu
harus tertutup, dan untuk sering setiap hari membuka jendela ruang keluarga agar
udara bertukar.
17
DAFTAR PUSTAKA
Notoatmodjo, S., 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta Mukono,
Chandra, Dr. Budiman. 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran.
Depkes RI, 2002. Formulir Prnilaian Rumah Sehat.Berdasarkan Pedoman Teknis
Penilaian Rumah Sehat.
18
LAMPIRAN
19
20
Rumah 2
21
22
LAMPIRAN
Langit-langit
.
R
Lantai
23
Jendela
Kamar
Tidur
Jendela
Ruang
Keluarga
24
Lubang
Asap Dapur
sarana air bersih yang telah diinspeksi sarana air bersih yang telah diinspeksi
sebelumnya menunjukan bahwa keduasebelumnya menunjukan bahwa kedua
rumah tersebut memiliki sarana airrumah tersebut memiliki sarana air
bersih sendiri dan memenuhi syaratbersih sendiri dan memenuhi syarat
kesehatan. kesehatan.
25
Jamban
26
Pada sarana pembuangan sampahPada sarana pembuangan sampah
tidak memenuhi syarat karena didapattidak memenuhi syarat karena didapat
hasil bahwa rumah tersebut memiliki hasil bahwa rumah tersebut memiliki
tempat sampah yang kedap air, namun tempat sampah yang kedap air, namun
tidak berpenutup. tidak berpenutup.
27