PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Infeksi telur cacing Soil Transmitted Helminth adalah salah satu infeksi Yang
paling umum ditemukan di seluruh dunia. Spesies utama yang banyak Menginfeksi
masyarakat adalah cacing gelang (Ascaris lumbricoides), cacing Cambuk (Trichuris
trichiura), cacing kait (Necator americanus dan Ancylostoma duodenale). Telur Soil
Transmitted Helminth membutuhkan Waktu selama 3 minggu untuk matang di tanah
sebelum menjadi infektif(WHO, 2017).Kejadian kecacingan masih menjadi masalah
kesehatan masyarakat. Data dari World Health Organization (WHO) pada tahun 2015
menyebutkan Bahwa lebih dari 1,5 miliar orang atau 24% dari populasi dunia
terinfeksi oleh Soil Transmitted Helminth (STH). Angka kejadian terbesar terdapat di
Sub-Sahara Afrika, Amerika, Cina dan Asia Timur(Chadijah, 2014).DiIndonesia, pada
tahun 2012 prevalensi kecacingan dibeberapa Kabupaten dan kota menunjukkan
angka diatas 20% dengan prevalensi Tertinggi mencapai 76,67%. Infeksi kecacingan
ini mengalami penurunan Dimana pada tahun 2011 dilakukan survei di berbagai
provinsi dan didapatkan Hasil prevalensi kecacingan di Sumatera mencapai 78%,
Kalimantan 79%, Sulawesi 88%, Nusa Tenggara Barat 92% dan Jawa barat 90%
(Supali & Sri, 2008).
B. Rumusan masalah
Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah apakah terdapat Telur
cacing Soil Transmited Helmint pada 4 titik sampel tanah yang diambil
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui ada tidaknya telur cacing Soil Transmited Helmint Pada 4
sampel tanah yang diambil
2. Tujuan khusus