Anda di halaman 1dari 9

TUGAS PENDIDIKAN DAN PROMOSI KESEHATAN

SAP

SATUAN ACARAH PENYULUHAN


DI SUSUN OLEH :

Nama : Chenerali G Tatambihe

Nim : 20061067

Semester :2

Fakultas : Keperawatan
A. Judul SAP : Pencegahan penyaki helminthiasis pada balita

B. Pokok Bahasan : Penyakit helminthiasis

C. Sub pokok bahasan : Dasar teori pencegahan helminthiasis pada balita

D. Sasaran Penyuluhan : orang tua yang memiliki anak balita

E. Waktu : 30 menit

F.Tempat : ruangan rawat inap anak Rsu Bethesda Tomohon

G. Diaknosa keperawatan yang terkait dengan topik atau pokok bahasan :

H. Analisa situasi yang mendukung masalah keperawatan yang dibuat untuk sasaran :

Tujuan instruksional

a.umum

setelah melaksanakan penyuluhan ,sasaran mengetahui dan memahami pentingnya pencegahan


cacingan untuk anak-anak meraka.

b.khusus

1.sasaran mengetahui gambaran umum mengenai cacingan

2.sasaran mengetahui gejala yang muncul jika anak mereka mengalami cacingan dan mengetahui
cara pencegahannya.

Pokok materi ini

1. gambaran umum mengenai cacingan.

2. Klasifikasi cacing parasit yang hidup pada tubuh manusia yang dapat membuat anak cacingan

3. gejalah yang muncul pada anak yang cacingan dan cara pencegahannya.

Metode yang di gunakan

Ceramah dan Tanya jawab

Mahasiwa menjelaskan mengenai pencegahan cacingan pada balita,setelah itu sasaran bisa
mengajukan pertanyaan penyuluhan yang baru di sampaikan.

Media

1. Leaftlet
Rencana kegiatan saat penyuluhan

no Tahap waktu Kegiatan Kegiatan media


Penyuluhan Sasaran
1. pembukaan 5 menit a. mengucapkan salam
b.menyampaikan maksud dan
tujuan penyuluhan dan topic
yang akan di sampaikan

2. Penyampaian 20 a.menjelaskan gambaran umum


topik menit mengenai cacingan
b.menjelaskan gejalah yang di
timbulkan pada anak yang
cacingan dan cara
pencegahannya.
c.memberikan kesempatan
kepada ibu untuk bertanya
d.mahasiswa menjawab
pertanyaan yang telah di
berikan
3. penutup 5 menit a.menanyakan apakah sasaran
dapat mengerti dengan materi
yang telah di berikan
b.Menayakan kesanggupan
sasaran untuk mencegah
penyakit
helminthiasis/cacingan pada
anak balita
b.menyampaikan ucapan
terimah kasih

Rencana evaluasi

1.evaluasi struktur

a. Meminta izin kepada kepala ruangan atau petugas kesehatan yang ada di ruangan dan kepada
peserta mengani penyuluhan sebelum di lakukan

b. persiapan penyulahn di lakukan oleh mahasiswa

c.kegiatan dapat berlangsung sesuai waktu yang di tentukan

d. penyuluh dapat menyediakan media atau alat-alat yang di perlukan

2.evaluasi proses

a.sasaran adalah para orang tua yang memiliki anak balita

b.media yang di gunakan adalah leaflet


c.waktu penykuhan ±30 menit

d.peserta penyuluhan antusias dan memperhatikan materi yang di berikan

e. peserta penyuluhan mengacukan pertayaan sesuai dengan materi yang di berikan

f.penyuluh dapat menyampaikan materi dengan jelas

g. selama kegiatan berlangsung tidak ada penyimpangan dari tujuan yang telah di tetapkan

3. evaluasi hasil

a. peserta penyuluhan dapat mengetahui dan memahami mengenai pengertian,penyebab,cara


penularan tanda dan gejalah,dampak dan cara pencegahan penyakit helminthiasis atau cacingan
khususnya pada balita

lampiran-lampiran

1. materi

2.leaftlet
DASAR TEORIPENCEGAHAN CACINGAN PADA BALITA

1. Gambaran Umum Mengenai Cacingan

Cacingan, salah satu penyakit tergolong tinggi kejadiannya di Indonesia. Penyebabnya hewan


parasit berukuran mikro yang mengambil makanan dari usus yang berisi banyak sari makanan.
Cacing masuk ke tubuh dalam fase larva merupakan penyakit endemis dan kronis yang bisa
meningkat tajam pada waktu musim hujan dan banjir. Larva cacing biasanya menyebar ke berbagai
tempat untuk menginvasi tubuh manusia. Kedengarannya memang menyeramkan, tapi sebenarnya
kecacingan tidak mematikan.

Gangguan yang ditimbulkan lebih kepada penurunan kesehatan tubuh. Anak yang menderita
cacingan kondisi gizinya akan menurun, sehingga kondisi kesehatannya tidak sebaik anak normal.
Bila masih dalam taraf ringan, biasanya gejala kecacingan tidak tampak. Yang terlihat hanya
keterhambatan pertumbuhan fisik karena gizi yang masuk selalu diisap lebih dulu oleh parasitnya.
Bila kondisi ini didiamkan, sangat mungkin cacing akan berkembang biak dengan cepat. Cacing
biasanya berkembang lebih cepat pada daerah-daerah dimana kebersihan masih diabaikan.
Terutama bila seseorang buang air besar sembarangan tidak pada jamban. Sehingga telur cacing
pada kotoran manusia masuk ke dalam mulut orang lain.

Cacing memasuki tubuh melalui dua jalan yakni, pertama lewat mulut, yaitu ketika anak makan
makanan yang tidak higienis, seperti tidak dicuci bersih atau dimasak dan banyak dihinggapi lalat
yang membawa larva cacing. Larva tersebut selanjutnya akan masuk ke saluran pencernaan. Di
sana, larva pecah dan berkembang biak. Biasanya, sasaran cacing adalah tempat yang banyak
menyimpan sari-sari makanan, seperti usus. Kedua, cacing masuk lewat pori-pori. Bila anak tidak
memakai alas kaki saat berjalan di tanah dan bersentuhan dengan larva cacing, sangat mungkin
larva itu masuk ke dalam tubuhnya lewat pori-pori. Selanjutnya, larva akan masuk ke pembuluh
darah dan sampai di tempat yang memungkinkannya berkembang biak: bisa di usus, paru-paru,
hati, atau di bagian tubuh lain.

2. Klasifikasi Cacing Parasit yang Hidup pada Tubuh Manusia

Setiap jenis cacing memiliki ciri khas. Ada yang senang di dalam usus besar, di usus halus,
maupun di usus buntu. Bentuknya pun ada yang besar dan kecil.Klasifikasi cacing yang biasa
menggerogoti tubuh manusia ini menjadi 4 jenis:

a)   Cacing Gelang  (Ascarislumbricoides)

     Warna      :  Merah muda atau putih


     Besarnya  :  20 - 30 cm

     Hidup di  :  Usus kecil

     Cara Penularannya:

               - Telur cacing masuk melalui mulut

               - Menetas di usus kecil menjadi larva

               - Larva dibawa oleh aliran darah ke paru-paru melalui ha

               - Bila larva ini sampai ke tenggorokan dan tertelan, mereka masuk  ke   dalam usus kecil dan
menjadi dewasa di sana. Cacing gelang dapat mengisap 0,14 gr karbohidrat setiap hari.

b)  Cacing Cambuk (TricurisTrichiura)

     Warna     :  Merah muda atau abu-abu

     Besarnya :  3 - 5 cm

     Hidup di :  Usus besar

     Cara Penularannya:

               - Telur cacing tertelan bersama dengan air atau makanan

               - Menetas di usus kecil dan tinggal di usus besar

               - Telur cacing keluar melalui kotoran dan jika telur ini tertelan, terulanglah siklus ini.

c)  Cacing Tambang (Ancylostomiasis)

     Warna     :  Merah

     Besarnya :  8 - 13 mm

     Hidup di :  Usus kecil

     Cara Penularannya:

               - Larva menembus kulit kaki

               - Melalui saluran darah larva dibawa ke paru-paru yang   menyebabkan batuk

               -  Larva yang ditelan menjadi dewasa pada usus kecil dimana mereka
                   menancapkan dirinya untuk mengisap darah.

               Cacing tambang merupakan infeksi cacing yang paling merugikan kesehatan anak-anak. Infeksi
cacing tambang dapat menyebabkan anemia (kurang darah). Cacing tambang dapat mengisap
darah 10 - 12 mililiter setiap hari.

d) Cacing Kremi (EnterobiusVermicularis)

     Warna      :  Putih

     Besarnya  :  1 cm

     Hidup di  :  Usus besar

     Cara Penularannya:

               -  Cacing betina bertelur pada malam hari di anus

               - Anus menjadi gatal, garukan pada anus membawa telur cacing ini menyebar. Melalui kontak dengan
tempat tidur, bantal, sprei, pakaian, telur cacing keremi dibawa ke tempat lain.

               -  Jika telur-telur ini termakan, terunglah siklus ini.

                  Cacing keremi mudah sekali menular dan jika seorang terkena, seluruh keluarga perlu    diobati. Pada
saat pengobatan, sprei, sarung bantal dan pakaian yang

 dipakai perlu dicuci.

3.  Gejala Cacingan

               Parasit adalah tumbuhan atau binatang yang hidup pada tubuh, dimana mereka merampas
makanan yang kita perlukan. Ayng tentunya dapat menghambat pertumbuhan bagi anak-anak.
Parasit yang sering dijumpai ialah: cacing gelang, cacing cambuk, cacing tambang dan cacing
keremi. Penelitian DepartemenKesehatan RI menunjukkan lebih dari 80% penduduk Indonesia
cacingan.

 Gejala-gejala cacingan antara lain:

1.   Perut buncit

2.   Badan kurus

3.   Rambut seperti rambut jagung

4.   Lemas dan cepat lelah


5.   Muka pucat

6.   Sakit perut

7.   Diare berulang dan kembung

            Anak yang cacingan biasanya kondisi gizi mulai menurun sehingga kesehatan mereka terganggu.


Bila dibiarkan terlihat kulit anak pucat, tubuh makin kurus serta perut membuncit karena
kekurangan protein. Pada kondisi sangat berat, cacingan bisa menimbulkan peradangan pada paru
yang ditandai dengan batuk dan sesak, sumbatan di usus, gangguan hati, kaki gajah dan perforasi
usus. Pada keadaan ini obat cacing tak lagi membantu secara optimal. Seorang anak yang terkena
cacingan akan mengalami kurang gizi, anemia, terjadi gangguan di saluran pencernaan, mengalami
penurunan daya tahan tubuh, penurunan kemampuan belajar pada anak, dan penurunan nafsu
makan.

4. Langkah Pencegahan

Tak sulit mencegah kecacingan pada anak. Inilah langkah - langkah yang dapat
diterapkan Pada balita :

a.         Mandikan anak setiap hari. Gunakan air bersih yang bebas dari larva cacing. Kalau perlu, gunakan
sabun yang bisa membasmi larva cacing.

b.        Jangan biarkan kuku anak memanjang. Guntinglah kuku anak secara teratur. Kuku bisa menjadi
tempat mengendap kotoran yang mengandung telur atau larva cacing.

c.         Biasakan anak untuk cuci tangan dengan sabun. Lakukan setiap kali setelah anak memegang
benda-benda kotor atau sebelum makan.

d.        Biasakan anak untuk selalu menggunakan sandal atau sepatu bila keluar rumah, terutama bila
berjalan di tanah. Tanah, terutama yang lembab, merupakan tempat favorit cacing untuk
berkembang biak.

e.         Bila ingin makan sayuran mentah (lalapan) atau buah-buahan, cucilah dengan air bersih yang
mengalir. Bila perlu gunakan sabun yang bisa digunakan untuk mencuci sayuran dan buah-buahan
agar bersih dari hama.

f.         Gunakan air yang sudah dimasak untuk minum dan menyikat gigi.

g.        Beri anak pengertian agar tidak memasukkan jarinya ke dalam mulut. Terangkan kepadanya
akibat yang bisa terjadi.
h.        Lakukan toilet training pada waktunya dan ajarkan cara menjaga kebersihan saat BAB dan BAK.

i.          Pelihara kebersihan lingkungan, baik di dalam maupun halaman rumah.

j.          Pengobatan 6 bulan sekali sangat dianjurkan apalagi bagi anak-anak atau paling sedikit setahun
sekali. Dokter Anda akan memberikan obat yang cocok untuk kebutuhan balitaAnda. Selain
itu teratur menjalani test feses di lab. Hasil lab. membantu dokter memberi obat cacing yang tepat
sesuai jenis cacingnya, jadi anak tidak hanya 'bebas' cacing 'temporary', tapi bisa kebal dengan
cacing (plus jaga kebersihan diri dan lingkungan).

Anda mungkin juga menyukai