Anda di halaman 1dari 5

Laporan Pelayanan di Posyandu Balita Melur Jl. BZ Hamid Gg.

Keluarga dirumah lurah


Kelurahan Titi Kuning, Kecamatan Medan Johor
Rabu, 10 April 2019

Topik : Penyuluhan Cacingan


Tempat : Posyandu Balita Melur
Sasaran : Pengunjung Posyandu
Waktu : 10.00 WIB s/d 12.00 WIB
Penyuluh : Yentinawati Simanjuntak

I. Tujuan Umum
Melakukan pencegahan terhadap penyakit cacingan.

II. Tujuan Khusus


Pada akhir penyuluhan, diharapkan sasaran dapat :
 Mengulang kembali perawatan pada balita mengenai penyakit cacingan
 Menjelaskan penyebab penyakit cacingan pada balita.
 Mengulang kembali cara penularan penyakit cacingan pada balita.
 Menyebutkan minimal empat gejala penyakit cacingan pada balita dari
sembilan gejala yang ada.
 Menyebutkan minimal empat dampak yang ditimbulkan jika balita terkena
penyakit cacingan
 Menyebutkan minimal enam cara pencegahan penyakit cacingan pada anak.
III. Kegiatan Pelayanan Kesehatan

No Tahap Kegiatan Penyuluhan Metode

1. Pembukaan  Mengucapkan Salam


 Memperkenalkan Diri Ceramah
 Menjelaskan tujuan umum
dan khusus

2. Inti
2.1 Ceramah  Bahaya cacingan
 Pencegahan cacingan
Ceramah
 Manfaat obat cacing

2.2 Tanya Jawab Tanya Jawab


Memberikan kesempatan kepada
peserta
2.3 Kesimpulan Menyimpulkan bahan Ceramah
penyuluhan yang telah diberikan

3. Penutup Salam Penutup Ceramah

IV. Metode
 Ceramah
 Umpan Balik
 Tanya Jawab
V. Materi
Penyakit Cacingan pada Balita
a. Pengertian

Cacingan merupakan salah satu jenis penyakit yang rentan menyerang balita, karena
masa ini mereka sudah mengenal lingkungan dan senang bermain di luar rumah serta belum
mengetahui dengan benar menjaga kebersihan mereka.

b. Penyebab Penyakit Cacingan pada Balita

Penyakit cacingan sering kali terjadi pada anak, hal ini disebabkan karena masa balita
merupakan masa bermain dimana pada usia ini anak lebih senang bermain dengan
lingkungannya seperti bermain dengan tanah, pasir atau hal-hal yang dianggapnya baru dalam
kehidupan mereka. Selain itu,kurangnya pengetahuan dari orang tua atau orang dewasa
mengenai manfaat keberhasihan baik terhadap diri sendiri maupun lingkungan yang menjadi
salah satu penyebab timbulnya cacingan pada anak khususnya balita. Dengan kurangnya
pengetahuan ini, mereka tidak bisa mengajarkan hal-hal penting yang berkaitan dengan
kebersihan kepada anak mereka sehingga anak-anak terutama balita mudah terkena penyakit
cacingan.

c. Cara Penularan

Cacing masuk ke dalam tubuh manusia lewat makanan atau minuman yang tercemar
telur-telur cacing. Umumnya, cacing perut tinggal di usus halus yang banyak berisi makanan.
Penularan penyakit cacingan ini dapat melalui berbagai cara dan telur cacing bisa masuk dan
tinggal dalam tubuh manusia. Ia bisa masuk lewat makanan atau minuman yang dimasak
menggunakan air yang tercemar. Jika air yang telah tercemar itu dipakai untuk menyirami
tanaman, telur-telur itu naik ke darat. Begitu air mengering, mereka menempel pada butiran
debu. Telur yang menumpang pada debu itu bisa menempel pada makanan dan minuman yang
dijajakan di pinggir jalan atau terbang ke tempat-tempat yang sering dipegang manusia dan pada
akhirnya akan menginfeksi manusia. Mereka juga bisa berpindah dari satu tangan ke tangan lain.
Setelah masuk ke dalam usus manusia, cacing akan berkembang biak, membentuk koloni
dan menyerap habis sari-sari makanan. Cacing mencuri zat gizi, termasuk protein untuk
membangun otak. Pada anak khususnya balita, cacingan menyebar dengan mudah dari satu anak
ke anak yang lainnya dengan perpindahan telur. Cacing dewasa, yang tinggal dalam anus,
meletakkan telur-telurnya pada kulit sekitar anus dan bokong. Tangan anak yang cacingan akan
terkontaminasi telur kecil-kecil saat dia menggaruk atau membersihkan daerah anus setelah
buang air besar, atau telur-telur tersebut akan tertinggal di tempat duduk toilet, dan menempel
pada orang berikutnya yang menggunakan toilet tersebut. Jika anak tidak mencuci tangannya
yang mengandung telur, dia akan memindahkannya ke mulut atau ke benda lain yang
disentuhnya, termasuk tangan atau mulut orang lain. Setelah telur tertelan, telur tetap berada
dalam usus halus sampai menetas, dan cacing kecil tersebut akan berjalan ke ujung usus halus, di
sana cacing menjadi dewasa dan berkembang biak. Cacing yang betina kemudian mengeluarkan
telurnya di sekitar anus dan siklus hidup tiga puluh lima hari siap untuk diulangi.
Selain itu, anak yang senang bermain di tanah, tidak menggunakan alas kaki saat bermain
dan tidak mencuci tangan sebelum makan akan terinfeksi oleh cacing karena telur cacing akan
menempel pada tangan, kaki serta bagian tubuh dari anak tersebut. Siklus telur cacing yang
masuk ke dalam tubuh sama dengan yang terjadi bila anak menggaruk anusnya.

d. . Gejala Penyakit Cacingan

Gejala penyakit cacingan akan sulit dideteksi jika jumlah cacing yang bersarang dalam
tubuh masih sedikit. Pada kasus infeksi cacing ringan, biasanya infeksi ditemui dalam keadaan
tanpa gejala atau kadang tidak menimbulkan gejala yang nyata. Gejala yang harus dikenali
adalah :
1. Lesu dan lemas akibat kurang darah (anemia)
Disebabkan oleh cacing tambang, membuat tubuh menjadi lemas kekurangan darah karena
dihisap cacing.

2. Berat badan rendah karena kekurangan gizi


Nutrisi yang seharusnya diserap oleh tubuh juga menjadi makanan cacing.

3. Batuk tak sembuh-sembuh


Cacing yang dapat hidup di paru-paru sehingga menyebabkan batuk yang tak sembuh-sembuh.

4. Nyeri di perut

5. Mengeluh gatal pada duburnya

6. Wajah anak tampak pucat

7. Sering mengantuk

8. Badan kurus meski porsi makan melimpah

9. Ditemukan ada cacing pada feses balita.

e. Dampak yang Ditimbulkan


Gangguan yang ditimbulkan mulai dari yang ringan tanpa gejala hingga sampai yang
berat bahkan sampai mengancam jiwa. Adapaun dampak yang dapat
ditimbulkan oleh cacing ini pada balita diantara lainnya adalah:
1. Anemia pada balita yang bisa menyebabkan suplai oksigen ke otak terganggu
Kondisi ini bisa mempengaruhi tingkat kecerdasan balita. Anemia juga bisa mengganggu daya
tahan tubuh balita, sehingga berisiko terserang penyakit lain.
2.Menurunnya berat badan sampai dengan gangguan gizi yang berat karena kehilangan protein
akibat cacing sehingga pertumbuhan balita jadi terhambat akibat kurang gizi.
3. Pneumonia yang ditimbulkan akibat larva cacing memasuki paru-paru
4. Penyumbatan saluran pencernaan akibat kumpulan cacing
5. Gangguan kecerdasan pada anak balita.
6. Cacing dapat bermigrasi ke organ lain yang menyebabkan peritonitis, akibat perforasi usus
dan ileus obstruksi akibat bolus yang dapat berakhir dengan kematian.
7. Daya tahan tubuh menurun, sehingga memudahkan terjadinya infeksi penyakit lain.

f.Pencegahan Penyakit Cacingan pada Balita


Untuk dapat mengatasi infeksi cacing secara tuntas, maka upaya pencegahan dan terapi
merupakan usaha yang sangat bijaksana dalam memutus siklus penyebaran infeksinya. Berikut
merupakan cara-cara pencegahan penyakit cacingan pada anak:
1.Mencuci tangan sebelum makan.
Budayakan kebiasaan dan perilaku pada diri sendiri, anak dan keluarga untuk mencuci tangan
sebelum makan. Kebiasaan akan terpupuk dengan baik apabila orangtua yang memberikan
pendidikan kepada mereka. Dengan mencuci tangan sebelum makan akan meminimalisasi
masuknya telur cacing ke mulut sebagai jalan masuk pertama ke tempat berkembang biak cacing
di perut anak.
2. Mengajarkan anak untuk memakai alas kaki jika menginjak tanah.
Cacing terdiri atas berbagai macam, salah satunya adalah cacing tambang (Necator americanus
ataupun Ankylostoma duodenale). Kedua jenis cacing ini masuk melalui larva cacing yang
menembus kulit di kaki, yang kemudian sampai ke usus melalui saluran getah bening. Kejadian
ini sering disebut sebagai Cutaneus Larva Migran. Setelah larva cacing sampai ke usus, larva ini
tumbuh dewasa dan terus berkembang biak dan menghisap darah manusia. Oleh sebab itu anak
akan menderita anemia.
3. Gunting dan bersihkan kuku anak secara teratur.
Telur cacing yang terselip di antara kuku anak akan masuk ke usus anak dan setelah dewasa akan
semakin banyak berkembang biak.
4. Mengajarkan anak untuk tidak membuang air besar sembarangan dan cuci tangan
saat membasuh. Setiap kotoran baiknya dikelola dengan baik, termasuk kotoran manusia. Di
negara kita masih banyak warga yang memanfaatkan sungai untuk buang hajat. Dengan perilaku
ini akan mencemari lingkungan. Jika lingkungan sudah tercemar, penularan akan terjadi kepada
siapapun termasuk anak balita karena masa ini

Anda mungkin juga menyukai