I. Tujuan Umum
Melakukan pencegahan terhadap penyakit cacingan.
2. Inti
2.1 Ceramah Bahaya cacingan
Pencegahan cacingan
Ceramah
Manfaat obat cacing
IV. Metode
Ceramah
Umpan Balik
Tanya Jawab
V. Materi
Penyakit Cacingan pada Balita
a. Pengertian
Cacingan merupakan salah satu jenis penyakit yang rentan menyerang balita, karena
masa ini mereka sudah mengenal lingkungan dan senang bermain di luar rumah serta belum
mengetahui dengan benar menjaga kebersihan mereka.
Penyakit cacingan sering kali terjadi pada anak, hal ini disebabkan karena masa balita
merupakan masa bermain dimana pada usia ini anak lebih senang bermain dengan
lingkungannya seperti bermain dengan tanah, pasir atau hal-hal yang dianggapnya baru dalam
kehidupan mereka. Selain itu,kurangnya pengetahuan dari orang tua atau orang dewasa
mengenai manfaat keberhasihan baik terhadap diri sendiri maupun lingkungan yang menjadi
salah satu penyebab timbulnya cacingan pada anak khususnya balita. Dengan kurangnya
pengetahuan ini, mereka tidak bisa mengajarkan hal-hal penting yang berkaitan dengan
kebersihan kepada anak mereka sehingga anak-anak terutama balita mudah terkena penyakit
cacingan.
c. Cara Penularan
Cacing masuk ke dalam tubuh manusia lewat makanan atau minuman yang tercemar
telur-telur cacing. Umumnya, cacing perut tinggal di usus halus yang banyak berisi makanan.
Penularan penyakit cacingan ini dapat melalui berbagai cara dan telur cacing bisa masuk dan
tinggal dalam tubuh manusia. Ia bisa masuk lewat makanan atau minuman yang dimasak
menggunakan air yang tercemar. Jika air yang telah tercemar itu dipakai untuk menyirami
tanaman, telur-telur itu naik ke darat. Begitu air mengering, mereka menempel pada butiran
debu. Telur yang menumpang pada debu itu bisa menempel pada makanan dan minuman yang
dijajakan di pinggir jalan atau terbang ke tempat-tempat yang sering dipegang manusia dan pada
akhirnya akan menginfeksi manusia. Mereka juga bisa berpindah dari satu tangan ke tangan lain.
Setelah masuk ke dalam usus manusia, cacing akan berkembang biak, membentuk koloni
dan menyerap habis sari-sari makanan. Cacing mencuri zat gizi, termasuk protein untuk
membangun otak. Pada anak khususnya balita, cacingan menyebar dengan mudah dari satu anak
ke anak yang lainnya dengan perpindahan telur. Cacing dewasa, yang tinggal dalam anus,
meletakkan telur-telurnya pada kulit sekitar anus dan bokong. Tangan anak yang cacingan akan
terkontaminasi telur kecil-kecil saat dia menggaruk atau membersihkan daerah anus setelah
buang air besar, atau telur-telur tersebut akan tertinggal di tempat duduk toilet, dan menempel
pada orang berikutnya yang menggunakan toilet tersebut. Jika anak tidak mencuci tangannya
yang mengandung telur, dia akan memindahkannya ke mulut atau ke benda lain yang
disentuhnya, termasuk tangan atau mulut orang lain. Setelah telur tertelan, telur tetap berada
dalam usus halus sampai menetas, dan cacing kecil tersebut akan berjalan ke ujung usus halus, di
sana cacing menjadi dewasa dan berkembang biak. Cacing yang betina kemudian mengeluarkan
telurnya di sekitar anus dan siklus hidup tiga puluh lima hari siap untuk diulangi.
Selain itu, anak yang senang bermain di tanah, tidak menggunakan alas kaki saat bermain
dan tidak mencuci tangan sebelum makan akan terinfeksi oleh cacing karena telur cacing akan
menempel pada tangan, kaki serta bagian tubuh dari anak tersebut. Siklus telur cacing yang
masuk ke dalam tubuh sama dengan yang terjadi bila anak menggaruk anusnya.
Gejala penyakit cacingan akan sulit dideteksi jika jumlah cacing yang bersarang dalam
tubuh masih sedikit. Pada kasus infeksi cacing ringan, biasanya infeksi ditemui dalam keadaan
tanpa gejala atau kadang tidak menimbulkan gejala yang nyata. Gejala yang harus dikenali
adalah :
1. Lesu dan lemas akibat kurang darah (anemia)
Disebabkan oleh cacing tambang, membuat tubuh menjadi lemas kekurangan darah karena
dihisap cacing.
4. Nyeri di perut
7. Sering mengantuk