Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PENYAKIT CACINGAN

Oleh :
Kelompok 7
Program Profesi PSIK Reguler A
Prilly Priskylia

115070200111004

Youshian Elmy

115070200111032

Defi Destyaweny

115070200111042

Fenti Diah Hariyanti

115070201111002

Erwina Rusmawati

115070201111018

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015

SATUAN ACARA PENYULUHAN


Pokok Bahasan

: Penyakit Cacingan

Sasaran

: Pengunjung POSYANDU

Tempat

: POSYANDU

Hari/Tanggal

: Kamis, 20 Agustus 2015

Waktu

: 30 menit

Pengajar

: Mahasiswa Program Profesi Departemen Pediatrik

A Tujuan Instruksional
1

Tujun Umum
Pada akhir penyuluhan diharapkan sasaran mampu mengetahui dan
memahami

pengertian,

penyebab,

cara

penularan,

dampak,

serta

cara

pencegahan penyakit cacingan pada anak balita.


2

Tujuan Khusus
Pada akhir penyuluhan, diharapkan sasaran dapat :
a.

Mengulang kembali perawatan pada balita mengenai penyakit cacingan

b.

Menjelaskan penyebab penyakit cacingan pada balita.

c.

Mengulang kembali cara penularan penyakit cacingan pada balita.

d.

Menyebutkan minimal empat gejala penyakit cacingan pada balita dari


sembilan gejala yang ada.

e.

Menyebutkan minimal empat dampak yang ditimbulkan jika balita terkena


penyakit cacingan

f.

Menyebutkan minimal enam cara pencegahan penyakit cacingan pada


anak.

B Materi
1. Pengertian penyakit cacingan pada anak balita
2. Penyebab penyakit cacingan pada balita
3. Cara penularan penyakit cacingan pada balita
4. Gejala penyakit cacingan pada balita
5. Dampak penyakit cacingan pada balita
6. Cara pencegahan penyakit cacingan khususnya pada balita.
C Sasaran
Sasaran penyuluhan adalah kader dan pengunjung POSYANDU..
D Metode
1

Ceramah

Tanya jawab

Diskusi

E Media
Media yang digunakan adalah leaflet.
.
F

Kegiatan Penyuluhan
Tahap
Pembukaan

Waktu

Kegiatan

Kegiatan Peserta

Penyuluhan

1. Memberi salam dan


menit
memperkenalkan

diri

2. Menggali
7

pengetahuan
sasaran mengenai

Menjawab salam
Mendengarkan
Memperhatikan
Menjawab

Metode

media

Ceramah

Tanya

jawab

pertanyaan pre
test

penyakit cacingan.
3. Menyampaikan
tujuan penyuluhan
4. Menyepakati
metode dan waktu
penyuluhan
5. Merangsang
sasaran untuk
memulai belajar
dengan
menyatakan
pentingnya
mengetahui
penyakit cacingan
Penyajian

15
menit

pada balita
1. Memberikan
ceramah dan tanya
jawab mengenai:
a. Pengertian
penyakit cacingan
pada anak balita
b. Penyebab
penyakit cacingan
pada balita

Mendengarkan

Ceramah,
Tanya

dan
memperhatikan
Memberikan
tanggapan dan
pertanyaan
mengenai
yang

hal

kurang

dimengerti

jawab

Leaflet

c. Cara penularan
penyakit cacingan
pada balita
d. Gejala penyakit
cacingan pada
balita
e. Dampak penyakit
cacingan pada
f.
Penutup

menit

balita
Cara pencegahan
penyakit cacingan
Merangkum materi Menjawab

Ceramah,

yang sudah

Tanya

pertanyaan

diberikan dalam
2

penyuluhan
Melakukan

tanggapan balik

evaluasi secara
lisan dengan
mengajukan
3

pertanyaan
Menanggapi
jawaban sasaran
dan memberi
pujian untuk
jawaban yang
bagus dan jawaban
yang kurang

dilengkapi
Menanyakan
kesanggupan
sasaran untuk
mencegah penyakit
cacingan pada
anak balita serta
menyarankan
sasaran untuk
membaca leaflet

Menyampaikan
ucapan

post test
Memberikan

terima

jawab

kasih

dan

salam

penutup
G Kriteria Evaluasi
1

Evaluasi Struktur
a

Melakukan

perizinan

kepada

Kepala

Puskesmas,

petugas

kesehatan

Puskesmas (bidan), dan peserta mengenai kegiatan penyuluhan sebelum


acara dilakukan.

Persiapan penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa

Kegiatan berlangsung sesuai waktu yang ditentukan.

Penyuluh dapat menyediakan media atau alat alat sesuai yang diperlukan.

Evaluasi Proses
a
b
c
d

Jumlah peserta penyuluhan minimal 10 peserta.


Media yang digunakan adalah leaflet.
Waktu penyuluhan adalah 30 menit.
Peserta penyuluhan antusias terhadap materi dan memperhatikan saat

pemberian materi.
Peserta penyuluhan mengajukan pertanyaan sesuai dengan materi yang

f
g

disampaikan penyuluh.
Penyuluh menjelaskan atau menyampaikan materi dengan jelas.
Selama kegiatan berlangsung tidak ada penyimpangan dari tujuan yang telah
ditetapkan.

Evaluasi Hasil
a Peserta penyuluhan dapat mengetahui dan menjelaskan kembali pengertian,
penyebab, cara penularan, tanda dan gejala, dampak dan cara pencegahan
penyakit cacingan khususnya pada balita.
b Peserta penyuluhan dapat menjawab

pertanyaan tentang

pengertian,

penyebab, cara penularan, tanda dan gejala, dampak dan cara pencegahan
penyakit cacingan khususnya pada balita.Pengertian penyakit cacingan pada
anak balita
H Lampiran-lampiran
Lampiran I

: Materi Penyuluhan

Lampiran 2

: Soal pre-post test

Lampiran 1

Materi Penyuluhan
Penyakit Cacingan pada Balita
A. Pengertian
Cacingan merupakan salah satu jenis penyakit yang rentan menyerang balita,
karena masa ini mereka sudah mengenal lingkungan dan senang bermain di luar
rumah serta belum mengetahui dengan benar menjaga kebersihan mereka. Penyakit
ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara tropis, termasuk
Indonesia.
Helminth(cacing) adalah metazoan, organisme besar yang umumnya dapat
dilihat dengan mata telanjang pada bentuk dewasanya. Multiseluler, mengadakan
reproduksi seksual, umumnya dalam tubuh hospes, tetapi mempunyai stadium
pradewasa(telur,larva) yang dapat hidup internal(di dalam tubuh hospes) atau
eksternal(di luar hospes) yaitu di dalam tanah. Cacing dapat menginfeksi bagian tubuh
manapun yang ditempatinya seperti pada kulit, otot, paru-paru, ataupun usus atau
saluran pencernaan.
Kecacingan, atau cacingan dalam istilah sehari-hari, adalah kumpulan gejala
gangguan kesehatan akibat adanya cacing parasit di dalam tubuh. Infeksi cacing atau
biasa disebut dengan penyakit cacingan termasuk dalam infeksi yang di sebabkan
oleh parasit. Parasit adalah mahluk kecil yang menyerang tubuh inangnya dengan
cara menempelkan diri baik di luar atau di dalam tubuh dan mengambil nutrisi dari
tubuh inangnya. Pada kasus cacingan, maka cacing tersebut bahkan dapat
melemahkan tubuh inangnya dan menyebabkan gangguan kesehatan. Jadi, dapat
disimpilkan, penyakit cacingan pada balita merupakan suatu gangguan kesehatan
akibat adanya cacing di dalam tubuh balita tersebut sehingga menimbulkan dampakdampak yang dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan balita.
B. Penyebab Penyakit Cacingan pada Balita
Penyakit cacingan sering kali terjadi pada anak, hal ini disebabkan karena
masa balita merupakan masa bermain dimana pada usia ini anak lebih senang
bermain dengan lingkungannya seperti bermain dengan tanah, pasir atau hal-hal yang
dianggapnya baru dalam kehidupan mereka. Selain itu,kurangnya pengetahuan dari
orang tua atau orang dewasa mengenai manfaat keberhasihan baik terhadap diri
sendiri maupun lingkungan yang menjadi salah satu penyebab timbulnya cacingan
pada anak khususnya balita. Dengan kurangnya pengetahuan ini, mereka tidak bisa

mengajarkan hal-hal penting yang berkaitan dengan kebersihan kepada anak mereka
sehingga anak-anak terutama balita mudah terkena penyakit cacingan.
C. Cara Penularan
Cacing masuk ke dalam tubuh manusia lewat makanan atau minuman yang
tercemar telur-telur cacing. Umumnya, cacing perut tinggal di usus halus yang banyak
berisi makanan. Penularan penyakit cacingan ini dapat melalui berbagai cara dan telur
cacing bisa masuk dan tinggal dalam tubuh manusia. Ia bisa masuk lewat makanan
atau minuman yang dimasak menggunakan air yang tercemar. Jika air yang telah
tercemar itu dipakai untuk menyirami tanaman, telur-telur itu naik ke darat. Begitu air
mengering, mereka menempel pada butiran debu. Telur yang menumpang pada debu
itu bisa menempel pada makanan dan minuman yang dijajakan di pinggir jalan atau
terbang ke tempat-tempat yang sering dipegang manusia dan pada akhirnya akan
menginfeksi manusia. Mereka juga bisa berpindah dari satu tangan ke tangan lain.
Setelah masuk ke dalam usus manusia, cacing akan berkembang biak, membentuk
koloni dan menyerap habis sari-sari makanan. Cacing mencuri zat gizi, termasuk
protein untuk membangun otak.
Pada anak khususnya balita, cacingan menyebar dengan mudah dari satu
anak ke anak yang lainnya dengan perpindahan telur. Cacing dewasa, yang tinggal
dalam anus, meletakkan telur-telurnya pada kulit sekitar anus dan bokong. Tangan
anak yang cacingan akan terkontaminasi telur kecil-kecil saat dia menggaruk atau
membersihkan daerah anus setelah buang air besar, atau telur-telur tersebut akan
tertinggal di tempat duduk toilet, dan menempel pada orang berikutnya yang
menggunakan toilet tersebut. Jika anak tidak mencuci tangannya yang mengandung
telur, dia akan memindahkannya ke mulut atau ke benda lain yang disentuhnya,
termasuk tangan atau mulut orang lain. Setelah telur tertelan, telur tetap berada dalam
usus halus sampai menetas, dan cacing kecil tersebut akan berjalan ke ujung usus
halus, di sana cacing menjadi dewasa dan berkembang biak. Cacing yang betina
kemudian mengeluarkan telurnya di sekitar anus dan siklus hidup tiga puluh lima hari
siap untuk diulangi.
Selain itu, anak yang senang bermain di tanah, tidak menggunakan alas kaki
saat bermain dan tidak mencuci tangan sebelum makan akan terinfeksi oleh cacing
karena telur cacing akan menempel pada tangan, kaki serta bagian tubuh dari anak
tersebut. Siklus telur cacing yang masuk ke dalam tubuh sama dengan yang terjadi
bila anak menggaruk anusnya.

D. Gejala Penyakit Cacingan


Gejala penyakit cacingan akan sulit dideteksi jika jumlah cacing yang
bersarang dalam tubuh masih sedikit. Pada kasus infeksi cacing ringan, biasanya
infeksi ditemui dalam keadaan tanpa gejala atau kadang tidak menimbulkan gejala
yang nyata. Gejala yang harus dikenali adalah
1. Lesu dan lemas akibat kurang darah (anemia)
Disebabkan oleh cacing tambang, membuat tubuh menjadi lemas kekurangan
darah karena dihisap cacing.
2. Berat badan rendah karena kekurangan gizi
Nutrisi yang seharusnya diserap oleh tubuh juga menjadi makanan cacing.
3. Batuk tak sembuh-sembuh
Cacing yang dapat hidup di paru-paru sehingga menyebabkan batuk yang tak
sembuh-sembuh.
4. Nyeri di perut
5. Mengeluh gatal pada duburnya
6. Wajah anak tampak pucat
7. Sering mengantuk
8. Badan kurus meski porsi makan melimpah
9. Ditemukan ada cacing pada feses balita.

E. Dampak yang Ditimbulkan


Gangguan yang ditimbulkan mulai dari yang ringan tanpa gejala hingga
sampai yang berat bahkan sampai mengancam jiwa. Adapaun dampak yang dapat
ditimbulkan oleh cacing ini pada balita diantara lainnya adalah:
1. Anemia pada balita yang bisa menyebabkan suplai oksigen ke otak terganggu.
Kondisi ini bisa mempengaruhi tingkat kecerdasan balita. Anemia juga bisa
mengganggu daya tahan tubuh balita, sehingga berisiko terserang penyakit lain.

2. Menurunnya berat badan sampai dengan gangguan gizi yang berat karena
kehilangan protein akibat cacing sehingga pertumbuhan balita jadi terhambat
3.
4.
5.
6.

akibat kurang gizi.


Pneumonia yang ditimbulkan akibat larva cacing memasuki paru-paru
Penyumbatan saluran pencernaan akibat kumpulan cacing
Gangguan kecerdasan pada anak balita.
Cacing dapat bermigrasi ke organ lain yang menyebabkan peritonitis, akibat
perforasi usus dan ileus obstruksi akibat bolus yang dapat berakhir dengan

kematian.
7. Daya tahan tubuh menurun, sehingga memudahkan terjadinya infeksi penyakit
lain.
F. Pencegahan Penyakit Cacingan pada Balita
Untuk dapat mengatasi infeksi cacing secara tuntas, maka upaya pencegahan
dan terapi merupakan usaha yang sangat bijaksana dalam memutus siklus
penyebaran infeksinya. Berikut merupakan cara-cara pencegahan penyakit cacingan
pada anak:
1. Mencuci tangan sebelum makan.
Budayakan kebiasaan dan perilaku pada diri sendiri, anak dan keluarga untuk
mencuci tangan sebelum makan. Kebiasaan akan terpupuk dengan baik apabila
orangtua yang memberikan pendidikan kepada mereka. Dengan mencuci tangan
sebelum makan akan meminimalisasi masuknya telur cacing ke mulut sebagai
jalan masuk pertama ke tempat berkembang biak cacing di perut anak.
2. Mengajarkan anak untuk memakai alas kaki jika menginjak tanah.
Cacing terdiri atas berbagai macam, salah satunya adalah cacing tambang
(Necator americanus ataupun Ankylostoma duodenale). Kedua jenis cacing ini
masuk melalui larva cacing yang menembus kulit di kaki, yang kemudian sampai
ke usus melalui saluran getah bening. Kejadian ini sering disebut sebagai
Cutaneus Larva Migran. Setelah larva cacing sampai ke usus, larva ini tumbuh
dewasa dan terus berkembang biak dan menghisap darah manusia. Oleh sebab
itu anak akan menderita anemia.
3. Gunting dan bersihkan kuku anak secara teratur.
Telur cacing yang terselip di antara kuku anak akan masuk ke usus anak dan
setelah dewasa akan semakin banyak berkembang biak.
4. Mengajarkan anak untuk tidak membuang air besar sembarangan dan cuci tangan
saat membasuh.
Setiap kotoran baiknya dikelola dengan baik, termasuk kotoran manusia. Di
negara kita masih banyak warga yang memanfaatkan sungai untuk buang hajat.
Dengan perilaku ini akan mencemari lingkungan. Jika lingkungan sudah tercemar,
penularan akan terjadi kepada siapapun termasuk anak balita karena masa ini

mereka sudah mengenal lingkungan sebagai tempat bermainnya dan anak pada
masa ini mulai senang bermain di pasir atau tanah.
5. Mengajarkan anak bertanam atau berkebun dengan baik.
Ambillah air yang masih baik untuk menyiram tanaman. Agar air ini senantiasa
baik, maka usahakan lingkungan juga harus terjaga dengan baik. Hal ini
merupakan suatu contoh yang baik yang nantinya bisa ditiru oleh anak khusunya
balita yang senag bermain di tanah sambil mengajarkannya untuk berkebun yang
baik Selain itu, agar tidak ada telur cacing yang menempel pada hasil tanaman
yang didapatkan dari berkebun. Menjaga alam ini termasuk bagian dalam merawat
kesehatan.
6. Peduli dengan lingkungan,
Peduli dengan lingkungan bisa dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya
tidak menggunakan air yang tidak terkontaminasi dengan tinja manusia, karena
jika menggunakan air yang sudah tercemar, telur cacing akan bertahan pada air
tersebut dan pada kelopak-kelopak tanaman yang ditanam dan terbawa ke dalam
tubuh manusia jika tanaman tersebut diolah dan dikonsumsi. Selain itu, agar air
yang digunakan untuk keperluan hidup masyarakat sehari-hari juga terbebas dari
ancaman penyakit terutama cacingan.
7. Tidak memberikan anak balita untuk memakan makanan mentah atau setengah
matang, karena bisa mengandung terlur dan larva cacing.
8. Membuang kotoran hewan pada tempat pembuangan khusus agar anak terhindar
dari penyakit cacingan karena bisa saja dipakai sebagai ajang permainan karena
tidak tahu.
9. Pencegahan dengan rutin memeriksakan tinja anak ke laboratorium setiap 6 bulan
sekali.
Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah penyakit cacingan menyerang anak
dan jika sudah terkena diharapkan akan diberikan pengobatan yang tepat oleh
dokter sehingga tubuh anak tidak terserang cacingan lagi.
10. Ajari anak untuk tidak terbiasa memasukkan tangan ke dalam mulutnya
11. Cuci bahan makanan dengan air bersih yang mengalir dan tutup makanan di atas
meja agar tak dihinggapi lalat karena lalat juga bisa membawa telur-telur cacing.
12. Tidak jajan atau membeli makanan di tempat sembarangan karena tidak terjamin
kebersihan dan higienisnya makanan atau minuman yang dijajakan, dan apakah
peralatan yang dipakai dicuci dengan bersih.
13. Menjaga kebersihan sanitasi lingkungan, misalnya dengan rajin membersihkan
kakus atau septictank

DAFTAR PUSTAKA
P Shelov,Steven. 2005. Perawatan untuk Bayi dan Balita. Jakarta: Arcan.
Dokter

Sehat.

2012.

Bahaya

cacingan.

[Internet]

12

Januari, Available

from:

http://doktersehat.com/bahaya-cacingan-untuk-anak-dan-dewasa. Diakses pada


tanggal 18 Agustus 2015.
Regina,Mytha.

2012.

Penyuluhan

Balita.

[Internet]

Juli,

Available

from:

http://www.scribd.com/doc/88707066/2/Lampiran-2-Satuan-Penyuluhan-tentangBalita-Sehat. Diakses pada tanggal 18 Agustus 2015.


Rhomianty,Enny.

2011.

Balita

Cacingan.

[Internet]

27

Mei,

Available

from:

http://kesehatan.kompasiana.com/ibu-dan-anak/2011/09/21/15-kilogram-cacingbersarang-diperut-seorang-balita. Diakses pada tanggal 18 Agustus 2015.


Ayah

Bunda.

2012.

Kesehatan

Balita.

[Internet]

Januari,

Available

from:

http://www.ayahbunda.co.id/Balita Gizi dan Kesehatan Balita. Diakses pada


tanggal 18 Agustus 2015.

Lampiran 2
Daftar Pertanyaan Pre-Post test
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Apa yang dimaksud dengan penyakit cacingan khususnya pada anak balita?
Apakah yang menyebabkan penyakit cacingan lebih sering terjadi pada balita?
Jelaskan cara penularan penyakit cacingan pada balita!
Sebutkan gejala penyakit cacingan pada balita!
Sebutkan dampak penyakit cacingan pada balita!
Bagaimana cara mencegahan penyakit cacingan?

Anda mungkin juga menyukai