Oleh:
Dewi Farida Vivtyasari
Rismaya Novitasari
Edwina Narulita Sari Agustin J.
Youshian Elmy
Fenti Diah Hariyanti
Sasaran
Tempat Kegiatan
: Ruang 8 RSSA
Hari/ Tanggal
Alokasi Waktu
Pertemuan ke
: 1 (satu)
Pemateri
A. Latar Belakang
Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta, serta
selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti sebelum
hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu. Masa nifas (puerperium), berasal dari
bahasa latin, yaitu puer yang artinya bayi dan partus yang artinya melahirkan atau
berarti masa sesudah melahirkan. Periode masa nifas (puerperium) adalah periode
waktu selama 6-8 minggu setelah persalinan. Proses ini dimulai setelah selesainya
persalinan dan berakhir setelah alat-alat reproduksi kembali seperti keadaan sebelum
hamil/tidak hamil sebagai akibat dari adanya perubahan fisiologi dan psikologi karena
proses persalinan (Wulandari, 2009).
Masa ini merupakan masa yang cukup penting bagi tenaga kesehatan untuk
selalu melakukan pemantauan karena pelaksanaan yang kurang maksimal dapat
menyebabkan ibu mengalami berbagai masalah, bahkan dapat berlanjut pada
komplikasi masa nifas, seperti sepsis puerperalis. Umumnya permasalahan selama
masa nifas dapat terjadi akibat masuknya kuman kedalam alat kandungan seperti
eksogen (kuman datang dari luar), autogen (kuman masuk dari tempat lain dalam
tubuh) dan endogen (dari jalan lahir sendiri) (Prawihardjo, 2011).
Selain itu, diperlukannya pemahaman kepada ibu atau wanita yang sedang
hamil atau pada masa nifas untuk mengetahui pentingnya perawatan selama masa
nifas, sehingga mereka dapat terhindar dari berbagai masalah yang dapat terjadi
selama masa nifas. Para ibu atau wanita yang sedang hamil atau pada masa nifas
juga perlu mengetahui tentang berbagai masalah yang dapat terjadi selama masa
nifas dan tanda-tanda bahaya-nya. Dengan mengetahui hal tersebut, mereka dapat
segera
mencari
pertolongan,
sehingga
mereka
dapat
segera
mendapatkan
penanganan dan perhatian lebih dari tenaga kesehatan. Karena dengan adanya
permasalahan pada ibu akan berimbas juga kepada kesejahtaraan bayi yang
dilahirkan karena bayi tersebut tidak akan mendapatkan perawatan maksimal dari
ibunya. Dengan demikian, angka morbiditas dan mortalitas bayi pun akan semakin
meningkat.
Oleh karena itu, sangat penting bagi ibu atau wanita yang sedang hamil atau
pada masa nifas untuk mengetahui bagaimana konsep masalah selama masa nifas.
B. Tujuan instruksional
1. Tujuan Umum
Tahap
Pendahuluan
Waktu
5 menit
Kegiatan
Pengajar
1. Mengucapkan
salam.
2. Perkenalan
diri.
Kegiatan Peserta
1. Menjawab
Metode
Media
Ceramah
salam.
2. Mendengarkan
Ceramah
dan
memperhatikan
3. Menjelaskan
tujuan kegiatan
penyuluhan.
dengan
seksama.
3. Mendengarkan
Ceramah
dan
4. Menjelaskan
kontrak waktu.
memperhatikan
dengan
seksama.
5. Mengkaji
pemahaman
klien.
4. Menyetujui
kontrak
Ceramah
waktu
yang disepakati.
5. Memperhatikan
Ceramah
dengan seksama
dan
menjawab
pertanyaan.
Penyajian
30
menit
1. Menjelaskan
1. Mendengarkan
Ceramah
leaflet,
materi:
dan
powerpoint
Pengertian
memperhatikan
dan LCD
tentang masa
dengan
nifas
seksama
Jenis-jenis
penjelasan tiap
masalah
subtopik materi.
masa nifas
Tanda-tanda
bahaya masa
nifas
Perawatan
selama masa
nifas
Penanganan
2. Peserta
mengklarifikasi
masalah
materi yang
masa nifas
telah diberikan
Ceramah
2. Mengkaji
dan
pemahaman
Penutup
10
menit
peserta.
1. Memberikan
kesempatan
Diskusi
Tanya
1. Peserta
bertanya.
jawab
bertanya
kepada
peserta.
2. Memberikan
2. Menjawab
pertanyaan dan
pertanyaan
membenarkan
kepada peserta
jawaban
dan
yang benar.
Tanya
jawab
klien
memberikan
apresiasi
kepada peserta
didik.
3. Menyimpulkan
materi.
3. Memperhatiak
dengan
seksama.
4. Menjawab
Ceramah
salam
4. Mengucapkan
salam
penutup.
dan
Ceramah
E. Evaluasi
1. Evaluasi Terstruktur
penyuluhan.
Koordinasi dengan sesama anggota kelompok terkait persiapan kegiatan.
Kesiapan penyuluh termasuk kesiapan media yaitu materi yang akan
disampaikan.
Kesiapan peserta meliputi kesiapan menerima materi dan tenang saat pemberian
materi.
2. Evaluasi Proses
Peserta penyuluhan antusias terhadap materi dan memperhatikan saat pemberian
materi.
Peserta penyuluhan tidak meninggalkan tempat saat pemberian materi.
Peserta penyuluhan mengajukan pertanyaan sesuai dengan materi yang
disampaikan penyuluh.
Peserta penyuluhan dapat menjelaskan kembali topik pembahasan.
Penyuluh menjelaskan atau menyampaikan materi dengan jelas.
3. Evaluasi Hasil
Presentasi kehadiran peserta adalah 80% dari total jumlah yang ditargetkan.
Peserta penyuluhan dapat menjelaskan kembali tentang materi yang telah
diberikan.
Peserta penyuluhan dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh pemateri
tentang materi yang telah diberikan
DAFTAR PUSTAKA
Wulandari, Diah. 2009. Asuhan Kebidanan (Nifas). Jogjakarta: Mitra Cendekia Press.
Prawihardjo, Sarwono. 2011. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka.