Anda di halaman 1dari 3

STUDI POLA REAKSI DAN KECEPATAN REAKSI

KEPITING BAKAU (SCYLLA SP) SAAT MENDAPAT ANCAMAN

Keterangan:

Siswa

(peneliti)

yang

sedang

memasang wilayah buatan yang akan dimasuki


kepiting.

Keterangan: Siswa (peneliti) yang sedang


merekam setiap gerakan kepiting dengan
handycam

Cara Kerja:
Penelitian di dilakukan di Hutan Mangrove Suwung di Denpasar pada tanggal 20 Juni
sampai dengan tanggal 26 Oktober 2010. Penelitian ini menggunakan metode observasi dan
eksprimen. Observasi dilakukan dengan mengamati langsung ke hutan bakau suwung (taman
hutan raya I Gusti Ngurah Rai). Sedangkan eksprimen dilakukan dengan memberikan perlakuan
ancaman terhadap kepiting dan meneliti reaksi atau perilaku kepiting dalam melindungi dirinya
terhadap mangsa atau bahaya. Perlakuan ancaman yang diberikan adalah dengan lemparan batu
kearah kerumunan kepiting dalam transek penelitian. Pelemparan dilakukan secara berulang
setiap 10 menit sekali dalam waktu pengamatan 30 menit disetiap titik/lokasi penelitian. Lokasi
penelitian dipilih pada dua kategori:
1. Hutan bakau suwung yang lokasinya berdekatan dengan jalan raya yang tidak terlalu ramai
(diambil dua titik perlakuan)
2. Hutan bakau yang lokasinya di jalan setapak di dalam hutan.
Adapun tahapan penelitiannya adalah:
1. Penentuan Lokasi
Lokasi dilakukannya eksperimen berada di seputaran kawasan hutan bakau Suwung.
Penentuan lokasi eksperimen dilakukan dengan cara acak. Dipilih dua lokasi yaitu:
a. Hutan bakau suwung yang lokasinya berdekatan dengan jalan raya yang tidak terlalu
ramai (diambil dua titik perlakuan)
b. Hutan bakau yang lokasinya di jalan setapak di dalam hutan.
2. Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara:
a. Memasang wilayah buatan yang akan dimasuki kepiting
b. Merekam setiap gerakan kepiting dengan handycam
c. Menunggu beberapa menit sampai ada kepiting yang memasuki wilayah buatan tersebut
d. Setelah kepiting memasuki wilayah buatan, tiap 10 menit peneliti melemparkan batu ke
arah kepiting sampai 4 kali lemparan, untuk melihat reaksi dari kepiting tersebut.
e. Pengamatan dilakukan dengan mengamati rekaman film yang telah dibuat.
f. Reaksi dan perilaku yang ditunjukkan oleh kepiting tersebut lalu dicatat. Parameter yang
diamati adalah beberapa reaksi dan perilaku kepiting. Dengan klasifikasi sebagai berikut:
1.
2.
3.

Kecepatan reaksi kepiting saat ancaman datang


Pola reaksi yang ditunjukkan oleh kepiting saat ancaman datang
Jarak Yang ditempuh kepiting dalam penyelamatan diri saat ancaman datang

3. Mentabulasi hasil pengamatan


4. Menganalisis hasil pengamatan
5. Menyimpulkan hasil pengamatan
6. Menyusun laporan hasil penelitian

Hasil:
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh data bahwa pola reaksi kepiting
yang berhabitat di Hutan Bakau tepi Jalan Raya (transek 1 dan transek 2) ketika ada ancaman
hanya terkejut dan kembali dengan aktivitas awalnya. Sedangkan pola reaksi kepiting yang
berhabitan di bagian tengah Hutan Bakau adalah langsung terdiam dalam waktu yang lama yaitu
rata-rata selama 29 detik. Untuk rata-rata kecepatan reaksi yang dihasilkan pada kepiting yang
tinggal di Hutan Bakau tepi Jalan Raya (transek 1 dan transek 2) adalah tiga detik atau hanya
terdiam. Sedangkan rata-rata kecepatan reaksi yang dihasilkan kepiting pada lokasi II (bagian
tengah Hutan Bakau) adalah 23 detik. Kecepatan reaksi perpindahan yang dihasilkan pada
kepiting yang tinggal di Hutan Bakau tepi Jalan Raya (transek 1 dan transek 2) rata-rata adalah
sebesar 10,6825 cm/detik. Sedangkan rata-rata kecepatan reaksi yang dihasilkan pada kepiting di
lokasi II (bagian tengah Hutan Bakau) adalah sebesar 4,23 cm/detik. Perbedaan pola,
kecepatan reaksi dan kecepatan reaksi perpindahan yang dihasilkan kepiting pada tiga lokasi
pengamatan disebabkan karena habitat kepiting yang berbeda. Perbedaan habitat ini
mempengaruhi prilaku kepiting termasuk cara perlindungan dirinya atau yang disebut dengan
istilah habituasi.

Anda mungkin juga menyukai